• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Ibu Hamil

Untuk mengetahui lebih banyak dan lebih baik lagi pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi, maka ibu hamil diharapkan untuk lebih aktif lagi mencari informasi tentang kehamilan resiko tinggi baik itu dalam mengikuti penyuluhan-penyuluhan, melalui tenaga kesehatan, media cetak dan internet. Sehingga dapat mengantisipasi ibu hamil terhadap masalah yang berkaitan dengan kehamilan resiko tinggi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan metode penelitian yang berbeda dengan cara mengembangkan variable penelitian dan meningkatkan jumlah responden, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

3. Bagi Ilmu Pendidikan

Bagi ilmu pendidikan khususnya di ilmu kebidanan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai data tambahan mengenai kehamilan resiko tinggi dan dapat dijadikan sebagai sumber bacaan khususnya mengenai kehamilan resiko tinggi.

4. Bagi Puskesmas Teladan

Diharapkan dapat menjaga mutu kualitas pelayanan dan sebaiknya tenaga kesehatan dan kader Posyandu dapat memberikan penyuluhan dan kegiatan yang bermanfaat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilan resiko tinggi.

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1 Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo,2010).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan kepandaian.

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

5

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek. Penelitian-penelitian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang menyebabkan pengetahuan seseorang, yaitu:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

6

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakain banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

2. Pengetahuan

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakian luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berati mutlak pengetahuannya rendah pula. Peningkatan pengetahuan mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.

3. Media masa/informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media masa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberi landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

7

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukakan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melalukukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

5. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang ada didalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

6. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam mencegah masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberi pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 7. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakian bertambah usia akan semakian berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakian membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk

8

membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

2.2. Kehamilan 2.2.1.Pengertian

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh dirahim seorang wanita (Waryan, 2010)

Sedangkan menurut Rosalind Widdowson (2001), Kehamilan adalah salah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat ia mengalami perubahan hormonal yang penting. Perubahan pertama adalah menarche, kedua adalah masa kehamilan dan ketiga adalah masa menopause.

Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga periode: 1) Triwulan pertama: 0 sampai 12 minggu

2) Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu 3) Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu

2.2.2. Tanda-tanda kehamilan

Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut:

a. Amenorea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel

de graff dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir

(HPHT) dengan perhitungan rumus Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambahkan satu pada tahunnya.

b. Mual (Nause) dan muntah (Emesis)

9

morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.

Akibat mual dan muntah napsu makan berkurang c. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu. Keinginan tersebut disebut ngidam.

d. Sinkope atau pingsan

Terjadi gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan itu menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

e. Payudara Tegang

Pengaruah hormon estrogen dan progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposif lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.

f. Sering Miksi (BAK)

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih sempat terasa penuh dan sering buang air kecil. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.

g. Konstipasi dan Obstipasi

Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h. Pigmentasi Kulit

Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi. Pada dinding perut terdapat strie albican, strie livide nigra dan alba semakian menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmentasi pada bagian areola mammae, puting susu makin menonjol.

i. Epulis

Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi saat kehamilan. j. Varices

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

10

mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah dapat terlihat dibagian genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini bisa hilang setelah persalinan.

2.2.3. Tanda Mungkin Hamil 1. Perut membesar 2. Uterus membesar

3. Tanda Hegar (hipertropi isthmus menjadi panjang dan lunak)

4. Tanda Chadwicks (peningkatan pembuluh darah pada vagina dan vulva yang kebiruan)

5. Kontraksi Braxton Hicks (kontraksi pada rahim akibat rangsangan diuterus)

6. Teraba ballotement

7. Pemerikasaan test biologis kehamilan positif

2.2.4. Tanda Pasti Hamil

1. Gerakan janin dalam rahim

2. Terlihat dan teraba gerakan dan bagian-bagian janin 3. Denyut Jantung Janin

4. Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

2.2.5. Penyulit yang menyertai kehamilan Menurut Manuaba (2010), sebagai berikut: 1. Keluhaan ringan hamil muda

Keluhan ringan hamil muda adalah emesis gravidarum, kram pada kaki, varises hiperemesis gravidarum, dan hipersalivasi.

11

2. Anemia pada kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.

3. Kehamilan dengan resiko tinggi

Keadaan yang dapat mempengaruhi optimalitas ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi.

4. Perdarahan antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas usia 28 minggu atau lebih.

5. Pre-eklamisia dan eklamisa

Pre-eklamsia merupakan gambaran klinis mulai dari kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, peningkatan tekanan darah, dan terjadi proteinuria.

6. Kehamilan Kembar

Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan kembar dapat memberikan resiko lebih tinggi terhadap bayi dan ibu.

7. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan.

2.3. Kehamilan Resiko Tinggi 2.3.1. Pengertian

Kehamilan Resiko Tinggi adalah kehamilan dengan ibu atau perinatal berada atau akan berada dalam keadaan membahayakan (kematian atau komplikasi serius) selama gestasi atau dalam rentan waktu nifas atau neonatal. ( Benson dan Pernoll, 2008)

Sedangkan menurut Iis Sinsin (2008), Kehamilan Resiko Tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan/atau meninggal, sebelum persalianan berlangsung.

12

2.3.2. Klasifikasi Kehamilan Beresiko

Kehamilan beresiko adalah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal.

Kehamilan beresiko dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1. Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal.

2. Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung dapat menimbulkan kematian ibu antara lain:

a. TB < 145 cm

b. Pendidikan ibu/keluarga rendah c. Tingkat sosial ekonomi rendah d. Hb rendah < 8 g/dL

e. Hipertensi (tekanan darah 130/90 mmHg) f. Jarak antara kehamilan/kelahiran < 2 tahun g. Partus lebih dari 5 kali

h. Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun 3. Kehamilan beresiko tinggi dan menyebabkan:

a. Keguguran

b. Kematian Ibu dan Janin c. Persalinan prematur

d. Kelahiran dengan berat badan rendah e. Penyakit janin atau bayi neonatus

2.3.3. Ciri-ciri faktor resiko

Menurut Mochtar (2012), ciri-ciri faktor resiko tinggi adalah sebagai berikut: 1. Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan terjadinya

komplikasi tertentu pada persalian.

2. Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati selama kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.

13

4. Beberapa faktor pada ibu hamil dapat saling mempengaruhi untuk proses terjadinya komplikasi pada persalianan.

2.3.4. Faktor Resiko Tinggi Kehamilan

Menurut Mochtar (2012), yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan faktor resiko sebagai berikut:

1. Komplikasi Obstetri.

a. Umur kurang dari 19 tahun dan lebih dari 35 tahun.

b. Paritas, primigravida primer dan skunder dan grande multipara.

c. Riwayat persalinan: abortus lebih dari 2 kali, partus prematur 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca persalinan dengan tindakan operasi.

2. Komplikasi Medis

Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas, penyakit hepar, penyakit paru dan hamil disertai penyakit lainnya.

2.3.5. Komplikasi Kehamilan Resiko Tinggi

Tidak semua ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan yang berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atau risiko selama hamil dapat membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi.

Menurut Nugroho (2010) ada beberapa komplikasi kehamilan resiko tinggi, antaranya:

1. Hipertensi

Hipertensi pada kehamilan adalah peningkatan tekanan darah sistolik >30mmHg, peningkatan tekanan diastolik >15mmHg atau tekanan darah >140/90. (Benson dan Pernoll, 2008)

2. Anemia

Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai kadar Hb <11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, serta Hb <10,5 g/dl pada trimester kedua. (Tanto, et al, 2014)

14

3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah intoleransi kadar gula darah yang pertama kali diketahui saat kehamilan. (Tanto, et al, 2014)

4. Infeksi TORCH3

Infeksi TORCH3 meliputi komponen toksoplasma, sitomegalo virus, herpes simpleks dan rubela yang dapat menimbulkan kelainan kongenital dalam bentuk hampir sama yaitu mikrosefali, ketuliaan dan kebutaan, abortus, persalian prematur, dan pertumbuhan janin terhambat. (Ida Ayu dkk, 2010)

5. Obesitas

Wanita hamil dengan obesitas beresiko tinggi mengalami kompliasi kehamilan serta persalian yaitu melahirkan bayi meninggal dan menderita diabetes gestasional. (Marmi, 2011)

6. Pre Eklamis dan Eklamsia

Timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria dan edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

7. Kehamilan Ektopik

Kehamilan Ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar kavum uteri. Bentuk lain dari kehamilan ektopik yaitu kehamilan servikal, kehamilan ovarial, dan kehamilan abdominal. (Anwar, M; Baziad, A; dan Prabowo, R. P, 2011)

8. Plasentra Previa

Plasentra Previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada segmen bawah rahim (SBR), menutupi ataupun tidak menutupi ostium uteri internum (OUI). ( Achadiat, M. C. 2004)

9. Mola Hidatidosa

Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan jalan lahir dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik

15

mm. Sedangkan gambaran histopatologik mola hidatidosa ialah edema stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili/degenerasi hidropik dan proliferasi sel-sel trofoblas. (Saifudin, A.B, 2002)

10.Kelahiran Kurang Bulan (Prematur)

Secara definisi Prematur adalah Neonatus yang dilahirkan terlalu dini atau kurang bulan. Berdasarkan usia bayi yang dilahirkan mungkin kurang bulan. Berdasarkan ukuran bayi yang dilahirkan ukurannya kecil, yaitu kecil masa kehamilan. Istilah kecil masa kehamilan adalah bayi baru lahir dengan berat lahir kurang dari persentil ke-10. (Cunningham, et al , 2010) 11.Perdarahan Post-Partum

Perdarahan Post Partum (PPP) adalah perdarahan >500 cc dari traktus genitalia setelah bayi lahir. PPP bukalah suatu diagnosis, harus dicari penyebabnya, seperti atonia uteri, robeknya jalan lahir, sisa plasenta dan gangguan pembekuan darah. (Tanto, et al, 2014)

12.Kehamilan dengan penyakit Jantung

Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar akan bertambah. (Marmi, 2011)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Penyabab kehamilan resiko tinggi antara lain adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan produksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah ( Manuaba I.B.G dkk 2007)

Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalian dan segera setelah persalian. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab kematian tidak langsung adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%) (Manuaba, I.B.G dkk 2007)

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000 kelahiran hidup, angka ini masih terlalu tinggi bila di bandingkan dengan angka nasional. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) Merupakan suatu indikator untuk melihat derajat kesehatan wanita. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Resiko tinggi kehamilan meliputi: Hb kurang dari 8 g/dl, tekanan darah tinggi (systole >140mmHg dan diastole >90mmHg), Edema, Preeklamsi/eklamsi, perdarahan per vagina, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu, letak sungsang pada primigrafida, infeksi berat atau sepsis, persalinan prematur, kehamilan ganda, penyakit kronis pada ibu (jantung, paru, ginjal), riwayat obstetri buruk, riwayat seksio sesaria, dan komplikasi kehamilan (Syafrudin dan Hamidah,2009).

2

salah satu upaya penapisan awal dari faktor resiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin

1.2. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat rumusan masalah yaitu bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Teladan ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum.

Untuk mengetahui tingkat pegetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Teladan kecamatan Medan Kota.

1.3.2.Tujuan Khusus.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi berdasarkan umur, pendidikan, perkerjaan dan penghasilan keluarga.

2. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi berdasarkan kriteria baik, cukup, dan kurang.

1.4. Manfaat Penelitian.

Manfaat dari penelitain ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi serta untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.

3

2. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi.

3. Bagi Puskesmas Teladan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kebijakan dalam usaha promosi kesehatan khususnya pada ibu hamil.

4. Bagi Ilmu Pengeahuan

Memberi masukan yang bermanfaat bagi ilmu kedokteran khususnya ilmu Kebidanan dan Kandungan dengan memberi tambahan data tentang Kehamilan Resiko Tinggi.

ii

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab kematian ibu antara lain karena perdarahan, eklamsia dan infeksi. Sedangkan penyebab kematian tidak langsung adalah Kurang Energi Klonik (KEK) pada kehamilan dan anemia pada kehamilan.

Tujuan : Tujuan dari penelitain ini adalah Untuk mengetahui tingkat pegetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi berdasarkan kriteria baik, cukup dan kuranng.

Metode Penelitian : Penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan

cross sectional, lokasi penelitian di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota,

penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan November 2015, jumlah sampel sebanyak 55 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. data yang diperoleh selanjutnya akan di Analisis dengan menggunakan Analisis Univariate.

Hasil : Dari hasil analisis tentang karakteristik ibu hamil menunjukan responden paling banyak terdapat pada usia reproduktif yaitu umur 20-35 tahun 78,2% dengan latar belakang pendidikan SMA 41,8%, sedangkan dilihat dari pekerjaan tidak bekerja (ibu rumah tangga) 63,6%, dilihat dari penghasilan keluarga 67,3% dan tingkat pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi mayoritas baik 47,3% .

Kesimpulan : Dari hasil penelitian didapatkan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota sebagian berpengetahuan baik 47,3 %.

iii

ABSTRACT

Background : Based on the results of the population cencus in 2010, AKI in

Sumatera Utara as big as 328/100.000 of live births. The immediate cause of AKI as big as 90% occurs at delivery and immediately after delivery. The causes of direct death women among others because bleeding, eclampsia and infection. While the causes of the indirect death is Less Energy Clonic to pregnancy and anemia to pregnancy.

Purpose :The purpose of this study was to determine the level of knowledge of

pregnant women about the risk pregnancy based on the citerian of good, sufficient, and less.

Research Methods : This research is descriptive with cross sectional approach. The location of this research in the Teladan’s Clinic Districs of Medan city, This research was conducted in September until November 2015, the total of sample is 55 peoples. The sampling techniques done by consecutive sampling. The instrument which used was questionnaire. The data obtained will then be analyzed

Dokumen terkait