BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
a. Perlu adanya peningkatan kegiatan binwasdal pada sarana farmasi, makanan, dan minuman dalam meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tenaga kesehatan dan pemilik sarana kesehatan untuk meningkatkan pengelolaan kesehatan dalam rangka pengembangan kesehatan masyarakat.
b. Perlu adanya sistem pengelolaan obat secara komputerisasi dan sistem penyimpanan obat yang lebih baik, agar mutu obat tetap terjamin dan mengurangi kesalahan pengambilan obat berdasarkan tanggal daluwarsa.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2003). Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI Nomor: HK 00.05.5.1639 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT).
Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2003). Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.05.5.1640 Tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2012). Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2009). Rencana Strategis Dinas
Kesahatan DKI Jakarta Tahun 2007-2012. Jakarta.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2008). Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta
Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 Tentang Tata Kerja Dinas Kesehatan.
Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
922/Menkes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1331/Menkes/SK X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 167/KAB/B.VIII/1972 Tentang Pedagang Eceran Obat. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Tenaga Teknis Kefarmasian. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 006
Presiden Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. (2009a). Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun
2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. (2009b). Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
Lampiran 1. Formulir Permohonan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA)
Lampiran 2. Formulir Permohonan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK)
Lampiran 5. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK)
Lampiran 13. Formulir Permohonan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT)
Formulir Permohonan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Formulir Permohonan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
PEMETAAN TENAGA KEFARMASIAN DI SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA BARAT TAHUN 2014
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Benny Ismayandi, S. Farm. 1306434124
ANGKATAN LXXVIII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER
DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GAMBAR ... iii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 2.1 Pekerjaan Kefarmasian ... 3 2.2 Apoteker ... 3 2.3 Tenaga Teknis Kefarmasian ... 4 2.4 Pemetaan Tenaga Kefarmasian ... 5
BAB 3 METODOLOGI TINJAUAN ... 6 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus ... 6 3.2 Metode Pengkajian ... 6
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 11 5.1 Kesimpulan ... 11 5.2 Saran ... 11
Gambar 4.1 Diagram Apoteker Berdasarkan Tempat Melakukan
Pekerjaan Kefarmasian ... 8 Gambar 4.2 Diagram Tenaga Teknis Kefarmasian Berdasarkan
Tempat Melakukan Pekerjaan Kefarmasian ... 9 Gambar 4.3 Pemetaan Apoteker di Kota Administrasi Jakarta Barat ... 10 Gambar 4.4 Pemetaan Tenaga Teknis Kefarmasian di Kota Administrasi Jakarta
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian dan Fasilitas Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi ... …. 7 Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kefarmasian Tiap Kecamatan Wilayah Jakarta Barat.. 9
Lampiran 1. Data Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat sampai dengan Maret 2014 ... 13 Lampiran 2. Data Tenaga Teknis Kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan pembangunan di Indonesia dalam berbagai bidang, khususnya bidang kesehatan sedang digalakkan agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-setingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (Presiden Republik Indonesia, 2009).
Pemerintah bertanggung jawab dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat (Presiden Republik Indonesia, 2009). Tugas tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dengan terus menerus berupaya agar pelayanan kesehatan semakin baik kualitasnya. Sebagian kewenangan dan tugas pemerintah pusat telah dilimpahkan ke pemerintah daerah dengan adanya otonomi daerah, termasuk urusan di bidang kesehatan. Badan berwenang yang dibentuk di tingkat provinsi adalah Dinas Kesehatan Provinsi, sedangkan di tingkat kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di provinsi non DKI Jakarta atau Suku Dinas Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta (Presiden Republik Indonesia, 2004).
Satu diantara tugas Suku Dinas Kesehatan adalah memberikan perizinan untuk sarana dan tenaga kesehatan yang telah memenuhi syarat. Kualitas sarana dan tenaga kesehatan yang telah mendapat izin dianggap telah terjamin sehingga memberikan kepercayaan bagi masyarakat. Selain itu, sarana dan tenaga
bertujuan untuk menjamin bahwa kualitas sarana dan tenaga kesehatan telah dan tetap memenuhi syarat (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009).
Pelayanan kesehatan dapat berjalan optimal dengan adanya sumber daya manusia yang kompeten, misalnya apoteker. Suku Dinas Kesehatan wajib melakukan pemetaan tenaga apoteker dan tenaga teknis kefarmasian, jumlah penduduk, kebutuhan pelayanan kesehatan, keterjangkauan pelayanan dan jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada. Selain itu Suku Dinas Kesehatan berkewajiban menyelenggarakan pendidikan kefarmasian setempat dan wakil organisasi profesi serta mengupayakan agar terdapat keseimbangan antara jumlah tenaga kefarmasian dengan kebutuhan pelayanan kesehatan (Menteri Kesehatan, 2011). Kewajiban Suku Dinas Kesehatan tersebut dilaksanakan oleh Seksi Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja dinas kesehatan.
1.2 Tujuan
a. Mengidentifikasi lokasi dan jumlah tenaga kefarmasian yang sudah terdaftar di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat yang terbagi dalam 8 kecamatan.
b. Mendeskripsikan ketersebaran tenaga kefarmasian yang sudah terdaftar di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat yang terbagi dalam 8 kecamatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pekerjaan Kefarmasian
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Tenaga kefarmasian merupakan tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (Presiden RI, 2009).
Tenaga kefarmasian melakukan pekerjaan kefarmasian pada (Presiden RI, 2009):
a. Fasilitas produksi sediaan farmasi berupa industri bahan obat, industri bahan baku obat, industri obat tradisional, pabrik kosmetika, dan pabrik lain yang memerlukan tenaga kefarmasian untuk menjalankan tugas dan fungsi produksi dan pengawasan mutu.
b. Fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan melalui Pedangan Besar Farmasi (PBF), Penyalur Alat Kesehatan (PAK), instalasi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
c. Fasilitas pelayanan kefarmasian melalui praktek di apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat atau praktek bersama.
2.2 Apoteker
Sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker merupakan definisi apoteker (Presiden RI, 2009). Setiap apoteker yang ingin melaksanakan pekerjaan kefarmasiandi Indonesia wajib memiliki surat izin sesuai tempat apotek bekerja. Surat izin bagi apoteker dibagi
dokter) dan SIKA (Surat Izin Kerja Apoteker) bagi apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi / penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan (industri farmasi dan kosmetika, PBF, dan PAK).
Surat izin praktek/kerja apoteker diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan sedangkan untuk wilayah Jakarta Barat diajukan ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Permohonan SIPA/SIKA harus melampirkan (Presiden RI, 2009): a. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN yang masih berlaku.
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan produksi atau distribusi/penyalur.
c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi sesuai tempat praktek.
d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm (3 lembar) dan 3 x 4 cm (2 lembar).
e. Surat izin dari pimpinan instansi/sarana pelayanan kesehatan dimana apoteker dimaksud bekerja (khusus bagi apoteker yang berpraktek/bekerja di sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk pemerintah).
f. Fotokopi KTP
g. Melampirkan SIPA yang lama bila ingin memperpanjang SIPA.
h. Melampirkan fotokopi izin sarana untuk berpraktek/bekerja di sarana (kecuali rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk pemerintah).
2.3 Tenaga Teknis Kefarmasian
Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker (Peraturan
Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian). Surat tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dimana pekerjaan kefarmasian dilakukan. Permohonan SIKTTK harus melampirkan:
a. Fotokopi STRTTK yang dilegalisir
b. Surat pernyataan apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan pekerjaan kefarmasian
c. Surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun tenaga teknis kefarmasian
d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm (3 lembar) dan 3 x 4 cm (2 lembar)
e. Fotokopi KTP
2.4 Pemetaan Tenaga Kefarmasian
Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat. Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan nasional tenaga kesehatan. Perencanaan tersebut disusun dengan memperhatikan faktor jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, sarana kesehatan serta jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan (Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, 1996).
Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004 mengatur tentang pedoman penyusunan perencanaan sumber daya kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, serta rumah sakit. Pelaksanaan penyusunan peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan berdasarkan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan, serta melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan di Kota Administrasi yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta merupakan tugas Seksi Sumber Daya Kesehatan Suku Dinas Kota Administrasi
BAB 3
METODOLOGI TINJAUAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus
Tugas khusus dilaksanakan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 3 Januari – 28 Maret 2014 di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Seksi Sumber Daya Kesehatan, Subseksi Tenaga Kesehatan.
3.2 Metode Pengkajian
Data tenaga kefarmasian dikumpulkan dari bulan Januari 2012 sampai dengan Maret 2014. Data tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan waktu pengurusan izin, tempat praktek/kerja dan daerah tempat praktek/kerja yang tersebar di delapan kecamatan Jakarta Barat dengan menggunakan Microsoft Office Excel. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk menggambarkan pemetaan tenaga kefarmasian di wilayah Jakarta Barat.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemetaan tenaga kefarmasian bertujuan untuk mengetahui jumlah dan distribusi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di wilayah Jakarta Barat. Analisis distribusi dan pemetaan tenaga kefarmasian di tiap kecamatan yang ada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat dilakukan dengan mengolah data SIPA/SIKA dan SIKTTK yang terdaftar di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat periode sampai dengan Maret 2014. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui ketersediaan tenaga kefarmasian di wilayah Jakarta Barat.
Berkas-berkas SIPA/SIKA dan SIKTTK yang telah dikumpulkan sampai dengan Maret 2014 kemudian diolah dan dimasukkan satu per satu untuk dibuat
database-nya dengan menggunakan Microsoft Office Excel. Data yang
dimasukkan antara lain nama apoteker, alamat, nama dan alamat sarana, nomor STRA, nomor SIPA/SIKA bagi apoteker, dan SIKTTK bagi tenaga teknis kefarmasian. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2.
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian dan Fasilitas Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi
Sarana Jumlah
Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian
Apotek 101 62 Rumah Sakit 35 120 PBF 38 3 PBBBF 7 - Industri 3 1 IKOT 3 - Puskesmas 11 1 PAK 1 1 Klinik 1 - Toko Obat - 10 PEO - 3 Jumlah 200 201
distribusi jumlah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di delapan kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Pemetaan tenaga kefarmasian yang dilakukan di Suku Dinas Keseha
telah terdaftar sampai dengan
untuk tenaga teknis kefarmasian yaitu sebanyak berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas farmasi.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa apotek merupakan fasilitas kefarmasian yang paling banyak dijadikan tempat praktek oleh apoteker di delapan kecamatan Jakarta Barat yaitu sebanyak
kefarmasian paling banyak berpraktek di rumah sakit yaitu atau 59,7 %.
Gambar 4.1 Diagram Apoteker Berdasarkan Tempat Melakukan Pekerjaan Kefarmasian
17% 19%
3%
1% 2% 1%
distribusi jumlah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di delapan kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Pemetaan tenaga kefarmasian yang dilakukan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat diperoleh jumlah apoteker yang telah terdaftar sampai dengan Maret 2014 yaitu sebanyak 200 apoteker, sedangkan untuk tenaga teknis kefarmasian yaitu sebanyak 201 orang yang tersebar di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas produksi dan distribusi sediaan
menunjukkan bahwa apotek merupakan fasilitas kefarmasian yang paling banyak dijadikan tempat praktek oleh apoteker di delapan kecamatan Jakarta Barat yaitu sebanyak 101 apoteker atau 50,5 %, sedangkan tenaga teknis
paling banyak berpraktek di rumah sakit yaitu sebanyak
Diagram Apoteker Berdasarkan Tempat Melakukan Pekerjaan Kefarmasian 50% 1% 6% Apotek Rumah Sakit PBF PBBBF IKOT Industri Klinik PAK Puskesmas
distribusi jumlah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di delapan kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Pemetaan tenaga kefarmasian yang tan Jakarta Barat diperoleh jumlah apoteker yang apoteker, sedangkan orang yang tersebar di produksi dan distribusi sediaan
menunjukkan bahwa apotek merupakan fasilitas kefarmasian yang paling banyak dijadikan tempat praktek oleh apoteker di delapan kecamatan , sedangkan tenaga teknis sebanyak 120 orang
Diagram Apoteker Berdasarkan Tempat Melakukan Pekerjaan Rumah Sakit
Gambar 4.2 Diagram Tenaga Teknis Kefarmasian Berdasarkan Tempat Melakukan Pekerjaan Kefarmasian
Penyebaran apoteker dan tenaga teknis kefarmasian berdasarkan tempat melakukan pekerjaan kefarmasian dapat dilihat pada diagram yang terlihat pada Gambar 4.1 dan Gambar
Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kefarmasian Kecamatan Cengkareng Grogol Petamburan Kalideres Kebon Jeruk Kembangan Palmerah Tamansari Tambora Jumlah 59.70% 1.49% 0.50% 0.50% 4.98%
Diagram Tenaga Teknis Kefarmasian Berdasarkan Tempat Melakukan Pekerjaan Kefarmasian
Penyebaran apoteker dan tenaga teknis kefarmasian berdasarkan tempat melakukan pekerjaan kefarmasian dapat dilihat pada diagram yang terlihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Tenaga Kefarmasian Tiap Kecamatan Wilayah Jakarta Barat Jumlah
Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian
Cengkareng 30 9 Grogol Petamburan 28 17 21 8 Kebon Jeruk 34 66 Kembangan 33 34 27 48 15 8 12 11 200 201 30.85% 0.50% 4.98% 1.49% Apotek Rumah Sakit PBF Industri Puskesmas PAK Toko Obat
Pedagang Eceran Obat
Diagram Tenaga Teknis Kefarmasian Berdasarkan Tempat
Penyebaran apoteker dan tenaga teknis kefarmasian berdasarkan tempat melakukan pekerjaan kefarmasian dapat dilihat pada diagram yang terlihat pada
Tiap Kecamatan Wilayah Jakarta Barat
Tenaga Teknis Kefarmasian Pedagang Eceran Obat
keseluruhan tenaga apoteker di Wilayah Jakarta Barat. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Pemetaan tenaga apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di wilayah Jakarta Barat dibuat berdasarkan database SIPA/SIKA dan SIKTTK yang telah dikategorikan berdasarkan wilayah Kecamatan (Gambar 4.3 dan Gambar 4.4).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemetaan tenaga kefarmasian yang meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang telah terdaftar di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat dilakukan dari database SIPA/SIKA dan SIKTTK sampai dengan Maret 2014 yang tersebar di delapan kecamatan Jakarta Barat. Jumlah Apoteker yang terdaftar pada periode 2013 yaitu sebanyak 200 orang, sedangkan jumlah tenga teknis kefarmasian adalah sebanyak 201 orang. Jumlah apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian terbanyak berada di wilayah Kebon Jeruk dengan jumlah masing-masing 34 orang atau 17% untuk apoteker dan 66 orang atau 33% untuk tenaga teknis kefarmasian.
5.2 Saran
Untuk mengetahui penyebaran tenaga kefarmasian yang up to date khususnya di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat perlu mengembangkan database tenaga kefarmasian yang terpadu dan diperbaharui secara berkala untuk dipakai bersama oleh setiap unit pengelola ketenagaan di pemerintah daerah.
DAFTAR ACUAN
Kementrian Kesehatan. (2011). Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan
Tahun 2011-2025. Kementrian Kesehatan: Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 81/Menkes/SK/I/2004. (2004). Keputusan
Menteri Kesehatan No. 81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumberdaya Kesehatan Di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, serta Rumah Sakit. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996. (1996). Peraturan Pemerintah No. 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Suku Dinas Kesehatan. (2009). Peraturan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Suku Dinas Kesehatan. Jakarta : Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009. (2009). Undang-Undang No. 36 Tahun
Lampiran 1. Data Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat sampai dengan Maret 2014
No. Nama Nama dan Alamat Sarana Kelurahan Kecamatan
1 Alef Festiawati, S.Farm., Apt. PBF PT. Supra Usadhatama, Jl. Raya Kemuning I No.1 Sumur Bor Pegadungan Kalideres
2 Linda Hermina Sari, S.Farm., Apt. Apotek Cendrawasih Pusat, Jl. Cendrawasih Raya No.219 A Cengkareng Barat Cengkareng
3 Dra. Sukiana, Apt. Apotek Aneka Farma, Jl. Satu Maret Rt. 001/004 No. 8M Pegadungan Kalideres
4 Sapta Irawan, S.Si., Apt. PBF PT. Great Mataram, Jl. Duri Kosambi Raya No.104/105 Cengkareng Barat Cengkareng
5 Antiokhia Risnawati, S.Si., Apt. PBF PT. Armoxindo Farma, Jl. Arjuna No.34 Tanjung Duren Grogol
Petamburan
6 Mely Jamilah, S.Farm., Apt. Apotek K-24 Meruya, Jl. Raya Meruya Selatan No.103-104
Rt.004/001 Joglo Kembangan
7 Dian Mardiana, S.Farm., Apt. Apotek Taman Kedoya, Komplek Taman Kedoya Indah RA 8C Kedoya Selatan Kebon Jeruk
8 Kaka, S.Si., Apt Apotek Kasih Ibu, Jl. Jl.Kalianyar No.12A Rt/Rw: 01/01
Kel.Kalianyar Kec.Tambora Jakarta Barat Kalianyar Tambora
9 Nira Tiarani Wisastra, S.Farm., Apt PBF PT.Global Persada Farma, Ruko Mutiara Taman Palem Blok B 09
No.8 Jl. Lingkar Luar Kamal Cengkareng Timur Cengkareng
10 Ayuningtyas Nirmala Putri, S.Farm., Apt PBF PT.Merapi Utama Pharma, Komp.Pergudangan Semanan Blok
A1-2 Jl.Daan Mogot KM.18 Semanan Kalideres
11 Drs. Suhartono M.Z. Ibrahim, Apt Apotek Sukses, Jl.TSS Raya No.42 Blok IF Rt/Rw: 03/06 Kel.Duri
Selatan Kec.Tambora Jakarta Barat Duri Selatan Tambora
12 Lina Ulfah, S.farm., Apt. PBF PT.Tempo cabang Cengkareng, Jl.Kemuning I No.1 Sumur Bor Sumur Bor Cengkareng
13 Drs. Gunawan Kartasasmita, Apt Apotek Mediswan, Ruko Permata Kebon Jeruk Blok A No.4 Kebon Jeruk Kebon Jeruk
14 Lussy Listyono,S.Si.,Apt RS. Royal Taruma Jl. Daan Mogot No.34 kel. Tanjung Duren Utara
kec. Grogol Petamburan Jakarta Barat Tanjung Duren
Grogol Petamburan
15 Dra. Rina Saleh,Apt Instalasi farmasi Rs Royal Taruma Daan Mogot No.34 kel. Tanjung
Duren Utara kec. Grogol Petamburan Jakarta Barat Tanjung Duren
Grogol Petamburan
Sambungan Lampiran 1.
16 I Nyoman Sukra Darsana, S.Si.,Apt Apotek Kimia Farma No.254 Jl. Raya Pos Ppengumben Blok I/II Kel.
Sukabumi Selatan Kec. Kebon Jeruk Jakarta Barat Sukabumi Selatan Kebon Jeruk 17 Drs. Limaran Sianturi, Apt Apotek Kimia Farma No.96 Jl. Let Jend S. Parman Kav.G-12A kel.
Kemanggisan Kec. Palmerah Jakarta Barat Kemanggisan Palmerah
18 Dra. Hartini, Apt. Apotek Griya Wisada Taman Meruya Ilir Blok E6 No8 Kel.Meruya
Utara Kec. Kembangan Jakarta Barat Meruya Utara Kembangan
19 Dra. Indriasari, Apt. Apotek Erha 21 Mangga Besar Jl. Mangga Besar VIII No.10B Taman
Sari Jakarta Barat Tamansari Tamansari
20 Andrea,S.Si., Apt Apotek Obatku Citra Garden Ruko Circle west Blok I.01 No.A-05
Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat Tegal Alur Kalideres
21 Noviana Supit,S.Si.,Apt Apotek Erha 21 Mangga Besar Jl. Mangga Besar VIII No.10B Taman
Sari Jakarta Barat Joglo Kembangan
22 Dian Saptaningrum, S.Si., Apt PBF PT. Dos Ni Roha Gedung Graha Eka Citta Jl. Budi Raya No. 9B
Kel. Kebon Jeruk Kec.Kebon Jeruk Jakarta Barat Kebon Jeruk Kebon Jeruk
23 Christina, S.Farm., Apt PBF PT. MMM Sejahtera Jl.Srengseng Raya No.40/80 Rt/Rw: 02/06
Kel. Srengseng Kec. Kembangan Jakarta Barat Srengseng Kembangan
24 Masnah, S.Si., Apt PBF PT. Rajawali Nusindo Jl. Srengseng Raya No.60 Rt/Rw: 09/03
Kel. Srengseng Kec. Kembangan Jakarta Barat Srengseng Kembangan
25 Riyani Dwijayanti, S.Farm., Apt Apotek K-24 Pesanggerahan Jl.Pesanggerahan Raya No.35B