• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Disarankan kepada PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat agar dapat mempertahankan cara berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

2. Dianjurkan kepada guru PAI untuk lebih aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan, diklat atau seminar yang berkaitan dengan pengembangan komunikasi secara tulis, agar penyampaian ilmu tidak monoton dengan menggunakan lisan, karena saat ini zaman sudah canggih, rata-rata semua sudah menggunakan elektronik, jadi lewat tulisan guru bisa menyampaikan ilmu yang dimilikinya.

3. Diharapkan kepada para guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat agar dapat mempertahankan cara berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bogor. 4. Mempertahankan komunikasi dengan masyarakat yang sudah terjalin cukup

baik kemudian memperbanyak lagi kegiatan-kegiatan kemasayrakatan, sehingga bisa menyampaikan tujuan dari sabda Nabi Muhammad SAW. Yang

artinya “sampaikanlah apa-apa dariku walaupun satu ayat”. Karena mengajar

79

Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, Cet. I, 2011.

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, Cet. II, 2005.

Arifin, Zaenal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011. B. Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2008.

Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Bahruddin, Kompetensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Guru Pendidikan

Agama Islam. diakses 29 Juni 2015, (www.disdikbud.sultengprov.go.id)

Bukhori, Imam. Shahih Bukhori. Jakarta: Wijaya, Cet XIII, 1992. Buku Profil Sekolah SMA Negeri 1 Ciampea, 2015.

Chatib, Munif. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa, Cet. XII, 2013.

Danim, Sudarwan. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. II, 2012.

---. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, Cet. III, 2013. Darajat, Zakiyah. dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi

Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Forum Pelayanan

al-Qur’an, Cet. I, 2013.

Fauziyah, Pengembangan Kompetensi Guru Sekolah Smart Ekselensia Indonesia

Parung Bogor. Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Hawi, Akmal. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Hidayat, Riyan. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Guru

Sosiologi dalam Menyampaikan Materi Pembelajaran di Kelas. diakses 17

Juni 2015, (www.compasiana.com).

http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(pdt.RubinAdiAbraham), diakses senin, 30 Maret 2015.

http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(Pdt.RubinAdiAbraham).

Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, Cet. III, 2007.

Kompetensi Sosial Guru dalam www.gamadidaktika.com

Kunandar. Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007.

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi & Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. VI, 2012.

Musaheri, ke-PGRI-an, Jogjakarta, DIVA Press, 2009.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. III, 2015.

Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Nata, Abuddin. Menuju Sukses Sertifikasi Guru & Dosen. Jakarta: Faza Media, Cet. I, 2009.

---. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

---, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner: Normatif parenalis, sejarah, filsafat, psikologi, sosiologi, manajemen, teknologi,

informasi, kebudayaan, politik, hokum, Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Nurdin, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, Cet. III, 2010.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta: Eko Jaya, 2005.

Pidarta, Made. Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak

Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007.

Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. IV, 2015. Rosyadi, Khoiron. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004.

Ruslan, Heri. (ed.). “Bersaing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”, Harian Umum

Republika. Jakarta, 25 November 2015.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Saroni, Muhammad. Personal Branding Guru. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, Cet. I,

2011.

Sarya. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Guru Agama Islam

di Sekolah Menengah Pertama Islamiyah Ciputat. Jakarta: Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah, 2014.

Sholeh, Asrorun Ni’am. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: elsas, 2006. Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. II, 2004.

Subijanto. “Sosok Guru Profesional Pasca Undang-Undang Guru dan Dosen”, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan. 2006.

Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, Cet. 8, 2009.

Suharto, Toto. Filsafat Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz, Cet. I, 2006.

Sukmadinata, Nana Syaudih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Suparlan, Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005.

Syukur, Imam Abdul. “Profesionalisme Guru dalam Mengimplementasikan

Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Nganjuk”, Jurnal

Pendidikan & Kebudayaan. Vol. 3, 1995.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. IX, 2010.

Tholkhah, Imam. Profil Ideal Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Titian Pena, Cet. I, 2008.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosyda karya, Cet. XVII, 2005.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Wahyuni, Sri. Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan Kontribusinya Terhadap

Pembentukan Akhlak Siswa di SMP Kharisma Bangsa Pondok Cabe. Jakarta:

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Wijaya, Cece dan, A. Rusyan. Thabrani. Kemampuan Dasar Guru dalam Prosses

Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. IV, 1994.

Yamin, Martinis. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Ciputat: Gaung Persada Press, Cet. II, 2007.

---. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Putra Grafika, Cet. II, 2007.

Yudo Husodo, Siswono. “Guru, “Sing Digugu lan Ditiru””, Harian Umum Kompas.

Ttl : Bogor, 21 Desember 1999 Jabatan : Siswa kelas X - MIPA 1

1. Apakah guru PAI pernah membuat karya tulis atau karya ilmiah ? Jawab: Pernah, seperti tugas membuat makalah.

2. Selain mengajar apakah guru PAI ikut serta dalam kegiatan lain seperti OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Ya, pak Zaenal Arifin sebagai pembina ROHIS dan pak Nur Salim sebagai pembina Pramuka.

3. Apakah guru PAI menggunakan proyektor saat mengajar ? Jawab: Ya, sering menggunakan proyektor saat mengajar.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Tidak, karena menurut saya guru PAI sangat baik dan sabar. 5. Menurut adik apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, karena sangat aktif dalam berorganisasi.

6. Apakah guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menyampaikan materi ?

Jawab: Ya, sangat mudah difahami.

7. Apakah cara guru PAI mengajar menyenangkan ?

Jawab: Ya, cukup menyenangkan, tapi saat mengajar terkadang monoton.

8. Apakah guru PAI selalu mengajak diskusi di setiap akhir pelajaran ? Jawab: Ya, dan itu sangat meyenangkan saat diskusi.

Jawab: Kadang mudah dipahami namun juga kadang sulit untuk memahami, karena mungkin itu mata pelajaran baru yang belum pernah saya ketahui maka butuh waktu untuk memahami.

10. Bagaimana sikap guru PAI saat bertemu dengan adik di luar sekolah ? Jawab: Sikapnya ramah, beliau tidak sombong karena sering menyapa.

Informan

2. Nama : Mediana

Ttl : Bogor, 16 Desember 1998 Jabatan : Siswa kelas XI - MIA 3

1. Apakah guru PAI pernah membuat karya tulis atau karya ilmiah ? Jawab: Setahu saya belum pernah membuat karya ilmiah.

2. Selain mengajar apakah guru PAI ikut serta dalam kegiatan lain seperti OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Tentu saja, dalam kegiatan perlombaan pihak OSIS meminta bantuan kepada guru untuk menjadi juri dalam perlombaan keagamaan, untuk ROHIS biasanya beliau menjadi penceramah atau memimpin saat shalat dalam kegiatan siraman rohani, bila di Pramuka, guru PAI saya yaitu bapak Nur Salim ia sebagai pembina Pramuka. 3. Apakah guru PAI menggunakan proyektor saat mengajar ?

Jawab: Ya, menggunakan proyektor.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Setahu saya tidak pernah, karena seorang guru harus memberi contoh baik, jika ada masalahpun mungkin di forum mereka tersendiri, tidak tersebar ke lingkungan sekolah khususnya pada siswa.

5. Menurut adik apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, beliau merupakan panutan siswa, bukan hanya beliau guru lainpun merupakan penutan bagi para siswa.

6. Apakah guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menyampaikan materi ?

Jawab: Tidak semua yang dijelaskan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Jawab: Ya, menyenangkan biasanya mengadakan kuis melalui materi yang disampaikan.

8. Apakah guru PAI selalu mengajak diskusi di setiap akhir pelajaran ? Jawab: Tidak hanya di akhir pelajaran, di awalpun sudah memulai diskusi. Dan selanjutnya setiap kelompok menjelaskan materinya kepada kelompok lain.

9. Apakah adik merasa paham/mengerti setelah diajarkan oleh guru PAI ? Jawab: Saya mengerti tetapi adakalanya saya tidak mengerti karena materinya sulit dipahami.

10. Bagaimana sikap guru PAI saat bertemu dengan adik di luar sekolah ? Jawab: Ramah, bertegur sapa.

Informan

3. Nama : Refina Cahyani Ttl : Bogor, 27 Juni 1998 Jabatan : Siswa kelas XII - MIA 3

1. Apakah guru PAI pernah membuat karya tulis atau karya ilmiah ? Jawab: Belum pernah

2. Selain mengajar apakah guru PAI ikut serta dalam kegiatan lain seperti OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Ya, guru PAI ikut serta dalam kegiatan Jumsiroh, maulid Nabi,

kegiatan Isra’ Mi’raj, dan lain-lain.

3. Apakah guru PAI menggunakan proyektor saat mengajar ?

Jawab: Ya, selain menggunakan silabus di buku paket guru PAI juga menggunakan proyektor untuk media sebagai sarana pembelajaran. 4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ? Jawab: Tidak pernah.

5. Menurut adik apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, karena guru PAI dapat menjadi panutan bagi kita karena sikap dan perilaku menginspirasi saya untuk menjadi lebih baik.

6. Apakah guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menyampaikan materi ?

Jawab: Ya, guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami karena tergantung sosialisasi guru tersebut kepada muridnya.

7. Apakah cara guru PAI mengajar menyenangkan ?

Jawab: Terkadang menyenangkan terkadang juga membosankan. 8. Apakah guru PAI selalu mengajak diskusi di setiap akhir pelajaran ?

Jawab: Ya, tetapi tidak setiap akhir pembelajaran.

Jawab: Ya, paham, karena setiap menyampaikan materi, beliau menyampaikan dengan jelas.

10. Bagaimana sikap guru PAI saat bertemu dengan adik di luar sekolah ? Jawab: Ramah dan murah senyum kepada saya.

Informan

4. Nama : Ibnu Tri Cahyono, S.Pd Ttl : Cilacap, 10 April 1965 Jabatan : Guru

1. Apakah yang bapak/ibu guru ketahui tentang guru PAI baik hubungan dengan guru-guru, kepala sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat ? Jawab: Guru PAI memiliki hubungan baik dengan sesama guru, kepala sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat dan bahkan sering menjalin komunikasi dengan berbagai acara atau kegiatan.

2. Menurut bapak/ibu bagaimana cara penyampaian materi guru PAI ? Jawab: Guru PAI dalam menyampaikan materi sangat baik dengan memanfaatkan berbagai media dan model pembelajaran sehingga peserta didik antusias dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Apakah guru PAI sudah baik dan bagus dalam penerapan metode belajar ?

Jawab: Guru PAI sudah baik dalam penggunaan metode belajar, tidak hanya ceramah namun juga sering menggunakan beberapa metode lain seperti diskusi, tanya jawab, permainan dll.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa, sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Guru PAI belum pernah terlibat dalam tindakan atau kasus kekerasan dengan peserta didik maupun dengan guru-guru atau karyawan sekolah.

5. Ketika terjadi permasalahan di sekolah baik tentang keluhan dari guru dalam mengajar, tugas karyawan, siswa yang kurang bersemangat dalam belajar dan hubungan dengan orang tua wali, apakah guru PAI selalu merespon dan berusaha mencari solusi bersama dengan guru-guru lain ?

Jawab: Guru PAI selalu aktif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di sekolah baik yang terjadi terhadap guru maupun peserta didik.

6. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Menurut pribadi saya guru PAI sudah bisa dijadikan contoh yang baik bagi siswa maupun guru-guru yang lain dalam bersikap dan berperilaku.

7. Apakah guru PAI sudah pernah membuat karya ilmiah ? Jawab: Belum pernah membuat

Informan

5. Nama : Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si Ttl : Bogor, 12 September 1967 Jabatan : Guru

1. Apakah yang bapak/ibu guru ketahui tentang guru PAI baik hubungan dengan guru-guru, kepala sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat ? Jawab: Baik, dapat mensosialisasikan ilmu agama baik dengan guru-guru, kepala sekolah, karyawan, siswa maupun masyarakat.

2. Menurut bapak/ibu bagaimana cara penyampaian materi guru PAI ? Jawab: Bagus, guru PAI mampu menyampaikan materi dengan baik. 3. Apakah guru PAI sudah baik dan bagus dalam penerapan metode

belajar ?

Jawab: Sudah bagus, yang saya ketahui guru PAI sudah mampu menerapkan metode pembelajaran dengan baik.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa, sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Selama saya mengajar di sini (SMA Negeri 1 Ciampea) belum pernah mendengar kasus kekerasan, apalagi itu terjadi sama guru PAI. 5. Ketika terjadi permasalahan di sekolah baik tentang keluhan dari guru

dalam mengajar, tugas karyawan, siswa yang kurang bersemangat dalam belajar dan hubungan dengan orang tua wali, apakah guru PAI selalu merespon dan berusaha mencari solusi bersama dengan guru-guru lain ?

Jawab: Ya, apalagi beliau mempunyai latar belakang Pendidikan Agama Islam, maka ketika ada permasalahan yang kaitannya dengan siswa beliau selalu tampil dengan memberikan motivasi kepada siswa. 6. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

Jawab: Ya, sudah barang tentu sebagai guru agama harus memiliki perilaku yang baik agar memberi contoh terhadap siswa maupun guru-guru yang lain, dan sifat itu sudah ada pada guru-guru PAI.

7. Apakah guru PAI sudah pernah membuat karya ilmiah ? Jawab: Belum pernah membuat

Informan

6. Nama : Drs. Maryana

Ttl : Kulon Progo, 01 Januari 1968 Jabatan : Guru / Wakasek Urs. Kurikulum

1. Apakah yang bapak/ibu guru ketahui tentang guru PAI baik hubungan dengan guru-guru, kepala sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat ? Jawab: Setiap guru dituntut untuk mempunyai kompetensi sosial yang baik. Di SMA Negeri 1 Ciampea. Semua guru saya nilai telah memenuhi kompetensi sosial yang baik, apalagi guru PAI yang erat kaitannya dengan kompetensi sosial, telah memenuhi syarat kompetensi tersebut.

2. Menurut bapak/ibu bagaimana cara penyampaian materi guru PAI ? Jawab: Materi PAI banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga selain menyampaikan materi di kelas, guru PAI juga harus memberi contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, apalagi SMA Negeri 1 Ciampea telah menggunakan kurikulum 2013, sehingga observasi di luar kelas juga harus dilaksanakan.

3. Apakah guru PAI sudah baik dan bagus dalam penerapan metode belajar ?

Jawab: Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea telah melaksanakan tugas dengan baik sesuai amanat kurikulum.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa, sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Belum pernah terjadi.

5. Semua guru selalu dilibatkan dalam penyelesaian masalah yang terjadi di sekolah ini, terlebih guru PAI yang ilmu agamanya lebih mumpuni dan tidak jarang beliau selalu menawarkan ide-ide/ solusi dalam pemecahan masalah tersebut.

6. Ketika terjadi permasalahan di sekolah baik tentang keluhan dari guru dalam mengajar, tugas karyawan, siswa yang kurang bersemangat dalam belajar dan hubungan dengan orang tua wali, apakah guru PAI selalu merespon dan berusaha mencari solusi bersama dengan guru-guru lain ?

Jawab: Semua guru harus menjadi panutan, tidak hanya guru PAI, sehingga guru PAI pasti telah berusaha untuk menjadi yang lebih baik. 7. Apakah guru PAI sudah pernah membuat karya ilmiah ?

Jawab: Belum pernah membuat

Informan

7. Nama : Ina Diana

Ttl : Bogor, 10 Maret 1977 Jabatan : Koordinator Tata Usaha

1. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan guru PAI ? Jawab: Alhamdulillah selama ini sangat baik.

2. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Tidak pernah.

3. Apakah guru PAI sering berbagi cerita bersama bapak/ibu ?

Jawab: Sering berbagi pengalaman, diantaranya bercerita seputar pengalaman sertifikasi karena guru PAI di sini sertifikasinya dari Depag.

4. Apakah bapak/ibu merasa nyaman ketika bergaul dengan guru PAI ? Jawab: Ya, sangat nyaman, saya sendiri sering bertanya masalah agama kepada beliau.

5. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, menurut saya harus karena guru PAI yang lebih mengetahui masalah agama yang berkaitan dengan budi pekerti, jadi harus lebih baik dari yang lain.

Informan

8. Nama : Iriyanto

Ttl : Jakarta, 28 Februari 1961 Jabatan : Satpam

1. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan guru PAI ?

Jawab: Sepengetahuan saya sangat baik, tidak pernah ada perselisihan. 2. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ? Jawab: Tidak pernah.

3. Apakah guru PAI sering berbagi cerita bersama bapak/ibu ? Jawab: Sesekali pernah.

4. Apakah bapak/ibu merasa nyaman ketika bergaul dengan guru PAI ? Jawab: Kita di sini seperti keluarga besar, jadi sistem kekeluargaannya sangat kental.

5. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru panutan/teladan di sekolah ?

Jawab:Ya, karena prilakunya bagus tidak pernah terlibat kasus dan yang paling saya kagumi adalah guru PAI tidak pernah berkata kasar, itu yang saya ketahui selama 19 tahun saya bekerja di sini.

Informan

9. Nama : Drs. Nur Salim

Ttl : Pemalang, 31 Oktober 1969 Jabatan : Guru PAI

1. Kegiatan apa yang menunjang kompetensi sosial ? Jawab:

Kepada siswa :

Kunjungan ke rumah (home visit) kepada siswa yang memiliki masalah, observasi siswa, perkenalan diri dengan sesama.

Kepada sesama guru/teman sejawat :

Arisan keluarga, family gathering, diskusi permasalahan siswa, dan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Apa faktor pendukung dan penghambat kompetensi sosial ?

Jawab: Waktu yang terbatas, banyaknya aktifitas dalam pengerjaan administrasi pembelajaran.

3. Apakah bapak/ibu pernah menulis opini/ buku/ LKS ?

Jawab: Pernah menulis LKS dan buku panduan pengajaran PAI.

4. Bagaimana hubungan bapak/ ibu dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah dan karyawan ?

Jawab: Hubungan dengan semua itu baik, kompak dan solid. Saling menghargai sesama teman sejawat. Menghormati atasan dan menyayangi kepada segenap siswa.

5. Adakah kendala dalam pelaksanaan kompetensi sosial ?

Jawab: Kendalanya antara lain kurang terbukanya beberapa siswa, beberapa guru yang memiliki sifat agak kurang baik (jaga image). 6. Apakah bapak/ibu menggunakan infokus saat mengajar ?

Jawab: Ya, selalu menggunakan proyektor jika mengajar.

7. Apakah bapak/ibu memanfaatkan teknologi internat dalam mengembangkan materi pendidikan agama islam ?

Jawab: Ya. Karena itu sangat membantu

8. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pelajaran PAI ? Jawab: Sangat antusias.

9. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah ?

Jawab: Baik, bersahabat.

10. Selain mengajar, apakah bapak/ibu ikut serta dalam kegiatan lain seperti OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Ya, saya mengikuti kegiatan kepramukaan, kebetulan juga menjabat sebagai pembina Pramuka.

11. Apakah bapak/ibu selalu mengikuti kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah ?

Jawab: Tidak, hanya kadang-kadang jika memang diperlukan dan ada waktu senggang yang tidak mengganggu aktifitas rutin.

12. Apakah bapak/ibu masuk dalam struktur organisasi sekolah ? Jawab: Ya, masuk.

13. Apakah peran bapak/ibu di masyarakat ? Jawab: Sebagai ketua RT.

14. Apakah bapak/ibu terlibat sebagai pengurus DKM ? Jawab: Ya, DKM di sekolah.

15. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan untuk meningkatkan kompetensi sosial ?

Jawab: Upayanya megenal diri sendiri terlebih dahulu, mencari permasalahan yang timbul di siswa atau mencari potensi yang dimiliki siswa dengan wanwancara atau observasi.

16. Bagaimana cara bapak/ibu menerapkan dan mengembangkan kompetensi sosial ?

Jawab: Dengan pendekatan pada siswa, mengenal beberapa kepribadian guru, kunjungan ke rumah siswa, guru dan keluarga besar SMA Negeri 1 Ciampea.

Informan

10. Nama : Drs. Zaenal Musthafa

Ttl : Sukabumi, 10 Desember 1966 Jabatan : Guru PAI

1. Kegiatan apa yang menunjang kompetensi sosial ?

Jawab: Pembinaan kesiswaan dan ROHIS, namun yang paling ditekankan adalah ROHIS, selain di bidang keagamaan pada setiap

hari jum’at seluruh siswa di wajibkan untuk mengikuti sholat Dhuha secara berjamaah dan mendengarkan ceramah

2. Apa faktor pendukung dan penghambat kompetensi sosial ?

Dokumen terkait