BAB V PENUTUP 5.2 Saran Beri tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun non teoritis. BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1 Deskripsi Teori Deskripsi teori adalah mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang peneliti kaji, kemudian disusun secara sistematis dan rapi yang digunakan untuk merumuskan fenomena permasalahan.Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji fenomena pelayanan yang terjadi di Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang tentang kualitas pelayanan Pendaftaran Tanah. Maka teori yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti antara lain: Konsep Pelayanan publik, Manajemen Pelayanan Publik, Pertanahan dan teori lainnya yang mendukung. 2.1.1 Pengertian Pelayanan Pengertian umum pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelayanan adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. (Zein,2009:226).Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.(Mahmoedin,2010:2) Jadi, pelayanan dapat diartikan tindakan yang diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan yang lebih bersifat langsung, untuk pemenuhan kebutuhannya. 2.1.2 Konsep Kualitas Pelayanan Tidak mudah mendefinisikan kualitas dengan tepat, tetapi umumnya kualitas dapat dirinci. Dalam perspektif Total Quality Managementkualitas dipandang secara lebih luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia.Hal ini tampak jelas Menurut Tjiptono secara spesifik tidak ada definisi kualitas yang bisa diterima namun secara universal dari definisi yang ada terdapat beberapa persamaan yaitu dalam elemen-elemen: kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, kualitas terhadap produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang). (Syarif,2008: 130). Berdasarkan penyataan di atas dapat dikemukakan bahwa kualitas menunjukan suatu pencapaian yang melebihi harapan yang mendapatkan layanan. Dalam hal ini bila dikaitkan dengan kualitas pelayanan yang ada di BPN Kota Tangerang dalam pelayananpengakuan hak, masyarakat menginginkan pelayanan yang sangat baik yang diberikan di BPN Kota Tangerang. Baik mengenai ketepatan waktu dalam penyelesaian proses pembuatan sertifikat, sumber daya manusia yang melayani, proses pelayanan yang tidak berbelit-belit dan kondisi lingkungan atau tempat pemberian pelayanan. Kualitas juga merupakan kondisi yang selalu berubah sesuai dengan harapan-harapan masyarakat dimana BPN Kota Tangerang harus tanggap akan masyarakat yang mengeluhkan tentang kualitas pelayanan yang sudah diterima agar dikemudian hari dapat diminimalisir kekurangan-kekurangan yang ada. 2.1.3Teori Pelayanan Publik Menurut Ivancevich Lorenzi, Skinner dan Crosby Pelayanan adalah produk-produk yang kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan. (Ratmino dan Atik Septi Winarsih, 2009: 2). Pelayanan yaitu suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui orang lain yang didahulukan secara langsung. Pengertian ini memberikan tekanan kepada adanya interaksi dalam suatu aktivitas manusia yang bersifat langsung sehingga orang yang memerlukan pelayanan merasakan hal yang dibutuhkan telah terpenuhi oleh orang lain yang memerlukan (Moenir, 2000:17). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa ciri pokok antara lain dapat dirasakan, melibatkan upaya petugas untuk melayani, peralatan atau sarana dan prasarana yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan BPN Kota Tangerang dan juga kemudahan-kemudahan yang diberikan yaitu oleh penyelenggara pelayanan BPN Kota Tangerang kepada masyarakat agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa pengertian dasar yang dituliskan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 adalah sebagai berikut : a. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Penyelenggara Pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah. c. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja / satuan organisasi Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. d. Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada Instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan publik. e. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. f. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum. g. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik yang besaran dan tata cara pembayaran ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. h. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah tingkat kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang diperoleh dari penyelenggara atau pemberi pelayanan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat. Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 menyatakan bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat Pelayanan yang diberikan BPN Kota Tangerang tergolong dalam jenis pelayanan publik. Pelayanan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah : a. Perihal atau cara melayani b. Servis, jasa c. Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa Berdasarkan KEPMENPAN Nomor 63 tahun 2003 Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan. (Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2009: 18). Untuk memahami jasa secara baik ada beberapa karakteristik dasar antara lain. (Ariani, 1999: 8): a. Jasa atau pelayanan merupakan barang yang tidak berbentuk (intangable output) b. Jasa atau pelayanan merupakan barang output variabel, tidak standar c. Jasa atau pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat d. Jasa atau pelayanan tidak dapat diproduksi secara masal, pelanggan berpartisipasi dalam pelayanan e. Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjekif f. Penetapan lebih rumit Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah, lembaga lain yang tidak termasuk badan usaha swasta, yang tidak berorientasi kepada laba dalam melayani masyarakat. Pemberian pelayanan oleh pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan merupakan perwujudan dari fungsi aparatur sebagai abdi negara disamping sebagai abdi masyarakat. Secara konseptual kualitas pelayanan kepada masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana masyarakat puas atas pelayanan yang diberikan pegawai pemerintah karena pelayanan yang efektif, efisien, produktif dan terbuka terhadap kritik- kritik yang diberikan. Fokus kualitas kepada kepentingan atau kepuasan masyarakat. Kepuasan masyarakat dapat dicapai apabila pegawai pemerintah yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan dapat mengerti untuk memberikan pelayanan yang diterima. Menurut Parasuraman, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa atau pelayanan, yaitu expected service dan perceived service.Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai pelayanan yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan masyarakat maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika pelayanan diterima lebih rendah yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik atau tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. 2.1.3.1 Asas Pelayanan Publik Dalam memberikan pelayanan publik, instansi penyedia pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik.Adapun asas pelayanan publik menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 (Ratminto dan Winarsih, 2009: 19). Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi penggunaan jasa, penyelenggeran pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut: a. Transparansi Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. b. Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pembeli dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi. d. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. e. Kesamaan Hak Tidak diskriminatif dalam arti membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status sosial. f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pelayanan yang baik adalah kemampuan seseorang dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan (Kasmir, 2005:31). 2.1.3.2 Kelompok Pelayanan Publik Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 membedakan jenis pelayanan menjadi beberapa kelompok ( Ratminto dan Winarsih, 2009: 20), antara lain: a. Kelompok pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetisi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. b. Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik. c. Kelompok pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik. 2.1.3.3 Prinsip Pelayanan Publik Didalam keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 (Ratminto dan Winarsih, 2009: 21-23), disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: a. Kesederhanaan Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. b. Kejelasan Kejelasan mencakup kejelasan dalam hal : a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelaynan dan penyelesaian keluhan/ persoalan sengketa dalam pelayanan publik c. Rincian biaya pelayanan publik dan cara pembayaran d. Kepuasan Waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan e. Akurasi Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah f. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum g. Tanggung Jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atau penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik h. Kelengkapan Saran dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja, pendukung kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika i. Kemudahan Akses Tempat dan lokasi serta pelayanan yang memadai, mudahdijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi j. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan Pemberi pelayanan harus bersifat disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan iklas k. Kenyamanan Lingkungan pelayanan yang harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain 2.1.3.4 Standar Pelayanan Publik Pelayanan publik harus diberikan berdasarkan standar tertentu, standar adalah sesuatu yang dilakukan sebagai suatu patokan dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian standar pelayanan publik adalah spesifikasi teknis pelayanan publik tersebut merupakan ukuran atau persyaratan baku yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan wajib ditaati oleh pemberi pelayanan (pemerintah). Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima layanan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 (Ratminto dan Winarsih, 2006: 23-24), standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi : a. Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan b. Waktu Penyesuaian Waktu pelayanan yang ditetapkan saat sedang pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan c. Biaya Pelayanan Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan d. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan e. Sarana dan Prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik f. Kompetisi Petugas dan Pemberi Pelayanan Kompetisi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan Menurut Valerie A. Zeithaml A. Parasuraman Leoran L. Berry (1990) memberikan indikator ukuran kepuasan pelanggan yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan atau disebut juga SERVQUAL ( SERVice QUALity ). (Arief, 2007 :125). a.Tangibles (berwujud) Meliputi fasilitas fisik seperti gedung, perlengkapan pegawai dan sarana kantor b.Reliability(kehandalan) Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan, terpercaya dan akurat konsisten serta kesesuaian antara pelayanan yang diberikan kepada orang yang dilayani dengan pelayanan yang dijanjikan c.Responsiveness(responsif) Yaitu kemampuan untuk pegawai dan organisasi atau instansi untuk membantu masyarakat dan memberikan pelayanan dengan tanggap d.Assurance(kepastian) Berupa kemampuan pegawai untuk menimbukan keyakinan dan kepastian terhadap janji yang telah dikemukakan kepada masyarakat e.Emphaty (empati) Yaitu kesediaan pegawai dan pimpinan organisasi atau instansi untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada masyarakat 2.1.4 Definisi Pendaftaran Tanah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rusun termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas Satuan Unit Rumah Susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. 2.1.4.1 Macam Pendaftaran Tanah a. Pendaftaran tanah untuk pertama kali Adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap objek pendaftaran tanah yang belum terdaftar berdasarkan PP 24 tahun 1997, dapat dilakukan baik secara sistematik maupun sporadik. b. Pemeliharaan data pendaftaran tanah Adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian. 2.1.4.2 Asas-asas Pendaftaran Tanah Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas-asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. a. Asas sederhana dimaksudkan agar dapat dipahami dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan. b. Asas aman dimaksudkan agar penyelenggaraannya dilaksanakan dengan teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat semaksimal mungkin sesuai dengan tujuannya menjamin kepastian hukum. c. Asas terjangkau dimaksudkan agar pelayanan dapat terjangkau semua pihak terutama pihak ekonomi lemah. d. Asas mutakhir dimaksudkan agar pelayanan dapat terjangkau semua pihak terutama pihak ekonomi lemah. e. Asas terbuka artinya informasi itu tersedia bagi siapapun yang memerlukan. Mengenai azas terbuka ini dapat dikemukakan bahwa tidak semua informasi dapat diberikan kepada pemohon. Yang tidak diperlukan secara baik, seharusnya tidak diberikan misalnya, siapa mempunyai tanah dimana. 2.1.5 Tingkat Kepuasan Masyarakat Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan.Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan tingkat kepuasan masyarakat, Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 mengamanatkan agar setiap penyelenggaraan pelayanan publik, dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut: a. Pengawasan Melekat, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Pengawasan Fungsional, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepuasan akan sangat tergantung pada tingkat intrinsik dan ekstrinsik serta bagaimana persepsi hasil kerja terhadapnya. Intrinsik disini menyangkut nilai (value) dari suatu hasil kerja.Value ini dapat meliputi aspek sosial, ekonomis, kultural, keamanan, serta prestis yang dapat diraih dari hasil pekerjaan tersebut dan terakses dalam satu hasil pekerjaan kepada mereka sehingga seseorang akan mendapatkan kepuasan. 2.2 Penelitian Terdahulu Kajian didalam penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari skripsi yang berjudulKinerja Kantor Pertanahan dalam Pelayanan Sertifikasi Tanah (Studi Deskriptif Atas Pelayanan Sertifikasi Peralihan Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta 2008-2009) dengan tujuan untuk mengetahui kinerja serta pelayanan yang diberikan Kantor Pertanahan Kota Surakarta dan mengetahui apakah kantor pertanahan Kota Surakarta sudah tepat waktu dan tepat mutu akan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang mengajukan pemohonan. Diketahui bahwa Kantor Pertanahan Kota Surakarta dalam melayani pendaftaran tanah cukup memenuhi target, karena 95% bidang tanah yang berada di wilayah Kota Surakarta telah terdaftar dan hanya 5% saja tanah yang belum terdaftar. Dipenelitian yang dilakukan peneliti tersebut menggunakan indikator produktivitas indikator responsivitas, dan indikator akuntanbilitas. Produktivitas Kantor Pertanahan Kota Surakarta dalam peralihan hak atas tanah juga sudah cukup baik karena sudah mencapai target dan sudah memenuhi SPOPP (standar prosedur operasi pengaturan dan pelayanan). Hal ini dapat kita lihat dari penyelesaian peralihan hak atas tanah setiap bulannya yang bisa dikatakan lebih dari sebagian bahkan hampir semua permohonan peralihan hak atas tanah dapat diselesaikan tepat waktu dan juga tepat mutu. Di Kota Surakarta sendiri tanah yang sudah terdaftar di Kantor Pertanahan sebanyak 95%, hal ini menunjukan Kantor Pertanahan Kota Surakarta sudah cukup mencapai target, hanya 5% yang belum terdaftar. Responsivitas Kantor Pertanahan Kota Surakarta sudah baik.Dilihat daritanggapan pegawai Kantor Pertanahan Kota Surakarta terhadap harapan-harapan, aspirasi dan juga keluhan-keluhan yang dialami pemohon sertifikasi tanah.Kantor Pertanahan Kota Surakarta mengacu pada SPOPP (standar prosedur operasi pengaturan dan pelayanan) dalam memberikan pelayanan guna memenuhi kebutuhan pengguna pemohon sertifikasi peralihan hak atas tanah.Meskipun masih banyak terkait keluhan, namun Kantor Pertanahan Kota Surakarta tetap menanggapi dengan sabar dan baik melalui loket pengaduan pelayanan. Keluhan yang dialami masyarakat pemohon seringkali dikarenakan kurang mengerti tentang syarat-syarat apa saja yang harus disiapkan dalam peralihan hak atas tanah, hal ini wajar terjadi karena dokumen yang harus diserahkan cukup banyak, dan pemohon seringkali kurang teliti sehingga dokumen yang diserahkan kurang lengkap. Jadi dapat dikatakan apabila proses sertifikasi peralihan hak atas tanah memerlukan waktu yang lama itu bukan dikarenakan pelayanannya yang kurang baik akan tetapi dari pihak pemohon sendiri yang kurang teliti dalam melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan sehingga Kantor Pertanahan Kota Surakarta belum bisa melayani pemohon tersebut. Akuntabilitas Kantor Pertanahan Kota Surakarta dalam peralihan hak atas tanah bisa dikatakan belum menampakkan hasil. Hal ini diketahui dari melihat pendapat yang diungkapkan masyarakat yang masih merasa kesulitan dalam balik nama sertifikat mereka, hal ini dikarenakan proses administrasi yang masih rumit sehingga memerlukan waktu yang lama dalam peralihan hak atas tanah. Akan tetapi Kantor Pertanahan Kota Surakarta telah berupaya untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam masalah yang terkait dengan sertifikat ganda dengan meneliti dari berkas atau dokumen yang ada dengan tujuan dapat mengetahui sertifikat yang asli.Dalam tiap konflik dan sengketa pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Surakarta sudah melaksanakan tanggung jawabnya dengan menjadi mediator yang baik dan dapat memberi solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang bersengketa. 2. 3 Kerangka Berfikir Dalam proses penelitian perlu dibuat suatu pola atau kerangka pemikiran yang benar dengan memperhatikan beberapa konsep teori yang dikemukakan oleh para ahli serta acuan-acuan lain yang dianggap relevan dengan judul penelitian ini. Kualitas layanan merupakan ukuran bagi jasa layanan yang telah diberikan kepada masyarakat.Layanan Pendaftaran Tanah (Pengakuan Hak) yang berkualitas adalah layanan yang sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh masyarakat. Dengan kata lain, layanan yang diberikan aparatur sudah memenuhi apa yang diingikan oleh masyarakat. Layanan Pendaftaran Tanah (Pengakuan Hak) yang menjadi fokus penelitian ini bertempat di Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang.Layanan Pendaftaran Tanah melayani pengakuan hak atas tanah penerbitan sertifikat tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas layanan di Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang.Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel mandiri (tunggal) yaitu kualitas pelayanan. Menurut Valerie A. Zeithaml A. Parasuraman Leoran L. Berry memberikan indikator ukuran kepuasan pelanggan yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan atau disebut juga SERVQUAL ( SERVice QUALity ). (Arief, 2007:125). a.Tangibles (berwujud) Meliputi fasilitas fisik seperti gedung, perlengkapan pegawai dan sarana kantor b.Reliability(kehandalan) Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan, terpercaya dan akurat konsisten serta kesesuaian antara pelayanan yang diberikan kepada orang yang dilayani dengan pelayanan yang dijanjikan c.Responsiveness(responsif) Yaitu kemampuan untuk pegawai dan organisasi atau instansi untuk membantu masyarakat dan memberikan pelayanan dengan tanggap d.Assurance(kepastian) Berupa kemampuan pegawai untuk menimbukan keyakinan dan kepastian terhadap janji yang telah dikemukakan kepada masyarakat e.Emphaty (empati) Yaitu kesediaan pegawai dan pimpinan organisasi atau instansi untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada masyarakat Namun peneliti menemukan beberapa kelemahan yang terdapat dalam pelayanan yang diberikan BPN Kota Tangerang antara lain waktu penyelesaian pelayanan di BPN Kota Tangerang baru selesai melebihi standar waktu yang telah ditetapkan, masyarakat yang belum memahami alur pelayanan dalam pendaftaran tanah, karena kurangnya informasi yang ada dan kurang keterbukaannya informasi mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan sertifikat tanah. Oleh karena itu, beberapa kelemahan tersebut jika dikaitkan dengan dimensi kualitas pelayanan, yaitutangibles, reliability, responsiveness, assurance, Dalam dokumen KUALITAS PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH (PENGAKUAN HAK) KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA TANGERANG - FISIP Untirta Repository (Halaman 34-174)