• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH (PENGAKUAN HAK) KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA TANGERANG - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH (PENGAKUAN HAK) KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA TANGERANG - FISIP Untirta Repository"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

Anisha Mahmud / 6661101949

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Motto

(6)

vi

ABSTRAK

Anisha Mahmud, NIM 6661101949. Kualitas Pelayanan Pendaftaran Tanah

(PengakuanHak) Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan

Pertanahan Nasional Kota Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi

Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Pembimbing I: Rina Yulianti, S.Ip.,M.Si. dan Pembimbing II: Riny

Handayani, S.Si.,M.Si

Penelitian ini dilatar belakangi kualitas pelayanan Badan Pertanahan Nasional

Kota Tangerang yang nilai kurang optimal, petugas loket kurang teliti dalam

menerima dan memeriksa berkas yang masuk saat di loket, kurangnya

pengawasan kepada petugas ukur, proses penyelesaian yang tidak sesuai dengan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan, kurangnya informasi tertulis

mengenai biaya yang harus dikeluarkan pemohon untuk biaya pembuatan

sertifikat tanah sampai dengan selesai proses pembuatan, nomor antrian manual

dan lahan parkir yang kurang memadai. Dengan rumusan masalah seberapa besar

Kualitas Pelayanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan

Nasional Kota Tangerang dalam Pendaftaran Tanah (pengakuan hak). Penelitian

ini menggunakan teori kualitas pelayanan Valerie A. Zeithaml A. Parasuraman

Leoran L. Berry (1990). Dengan lima dimensi kualitas pelayanan

tangibles

,

reliability

,

responsiveness

,

assurance, emphaty.

Dengan menggunakan metode

deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan pendaftaran

tanah yang diberikan Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang dikatakan baik

dengan perolehan hasil 87,39%. Hanya saja ketepatan waktu dalam proses

penyelesaian pengakuan hak lebih diperhatikan agar tidak melebihi batas waktu

yang telah ditetapkan. Standar operasional pelayanan yang telah ditetapkan, dapat

diterapkan dengan baik untuk pencapaian tujuan masyarakat dan pencapaian

kepuasan masyarakat itu sendiri karena permohonan pengajuan pembuatan

sertifikat tanah bisa selesai tanpa hambatan dan tepat waktu. Saran penelitian ini

yaitu (1) pelayanan yang lebih baik mengenai nomor antrian menggunakan mesin

(2) petugas loket lebih teliti dalam menerima dan memeriksa berkas yang akan

diterima dan diproses

(7)

vii

ABSTRACT

Anisha Mahmud, NIM 6661101949. Land Registry Service Quality

(Recognition of Rights) the Ministry of Agrarian and Spatial Planning or

Land Agency Kota Tangerang. Departemen of Public Administration.Social

and Political Science Faculty. Sultan Ageng Tirtayasa University.

Supervisor I: Rina Yulianti, S.Ip., M.Si. and Supervisor II: Riny Handayani,

S.Si.,M.Si

This research was motivated by the careful les of the counter officer in receiving

and examining the current files in counter, the lack of supervision towards

measuring officer, inappropriate completion process with standard operating

procedures which have been determined, lack of written information about the

payment of making certificate up to complete process, the manual queue number

and inadequate parking area. By the formulation of the problem, how good the

service quality of the Agricultural Ministry and Spatial Planning or the National

Land Agency Kota Tangerang in Land Registry (Recognition of Right). This

research used the theory of service quality Valerie A. Zeithaml A. Parasuraman

Leoran L. Berry. With five dimensions service quality

tangibles, reliability,

responsiveness, assurance, empathy

, by using descriptive quantitative method.

The results showed that land granted service of the National Land Agency Kota

Tangerang was good. However the timeliness in process of completion

recognition of right has to be more noticed so that not exceeds the limit specified

time. The standard operational that have been determined can be applied as good

for the society goals achievement and society satisfaction achievement itself

because the petition submission land certificate can be completed without any

obstacle and timely. Suggestion of this research are (1) using queue number

machine for better service (2) the counter officer have to be more careful in

receiving and examining the files that will be accepted and processed

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan kenikmatan dalam hidup ini. Shalawat serta salam semoga tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat dan umatnya. Syukur

Alhamdulillah dengan ijin Allah SWT didorong dengan keseriusan penulis dalam

penyusunan penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan

judul“

KUALITAS

PELAYANAN

PENDAFTARAN

TANAH

(PENGAKUAN

HAK

)

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG ATAU BADAN

PERTANAHAN NASIONAL KOTA TANGERANG. Dengan segala kekurangan

dan keterbatasan yang dimiliki penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan penelitian skripsi ini

begitu banyak bantuan dari pihak-pihak yang telahmembantu, maka dari itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak

yang telah membantu, yaitu:

1.

Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2.

Bapak. Dr. AgusSjafari, S.sos.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.

Ibu. Rahmawati, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Dosen Pembimbing

Akademik yang telah banyak membantu dari penulis semester satu sampai

lulus kuliah yang selalu memberikan arahan dalam alur perkuliahan.

4.

Bapak. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas

(9)

ix

5.

Bapak. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si selaku Wakil Dekan III

FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6.

Ibu. Listyaningsih, S.Sos., M.Si selakuKetua Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

7.

Bapak. Riswanda, P.hd, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8.

Ibu. Rina Yulianti, S.Ip.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan hasil penelitian skripsi

ini.

9.

Ibu. Riny Handayani, S.Sos.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

membantu dan mengkritik setiap kesalahan yang ada dalam penyusunan

hasil penelitian skripsi ini.

10.

Seluruh Dosen dan Staff Prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

11.

Kedua orang tua terima kasih atas semua kasih sayang dan dukungannya,

sesuatu yang tidak akan terbalaskan olehku. Serta motivasi sehingga hasil

penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dan mendapatkan gelar Sarjana

Strata I.

12.

Kepada kakak dan adikku tersayang, Riski Mahmud, Shauki Mahmud,

Zanida Amelia Mahmud yang telah memberikan semangat dan motivasi

serta kasih sayangnya.

13.

Para Aparatur di Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang yang telah

(10)

x

penelitian skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu sesuai yang diharapkan

penulis.

14.

Sahabat-sahabat seperjuangan selama perkuliahan Nelly Yusnita, Hesti

Risma Piani, Desyanita, Amalia Anjani, danEvi Amelia yang selalu bersedia

menjadi teman diskusi dan selalu memberikan pencerahan dalam

penyusunan hasil penelitian skripsi ini.

15.

Teman-teman sejawat kelas F dan G angkatan 2010 Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

16.

Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima

kasihatas segala bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini dan untuk

kebaikan penulis sendiri. Dan semoga amal baik yang telah diberikan mendapat

balasan yang setimpal dari Allah SWT. Atas perhatiannya terimakasih.

Serang, Juni 2017

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

LEMBAR PERSETUJUAN...

ii

LEMBAR PENGESAHAN ...

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...

iv

MOTTO...

v

ABSTRAK ...

vi

ABSTRACT ...

vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...

xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...

xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Identifikasi Masalah ...

11

1.3 Batasan Masalah...

12

1.4 Rumusan Masalah ...

12

1.5 Tujuan Penelitian ...

12

1.6 Manfaat Penelitian ...

13

(12)

xii

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1 DeskripsiTeori ...

18

2.1.1 Pengertian Pelayanan ...

18

2.1.2 Konsep Kualitas Pelayanan ...

19

2.1.3 Teori Pelayanan Publik ...

20

2.1.3.1 Asas Pelayanan Publik ...

24

2.1.3.2 Kelompok Pelayanan Publik ...

25

2.1.3.3 Prinsip Pelayanan Publik ...

25

2.1.3.4 Standar Pelayanan Publik ...

27

2.1.4 Definisi Pendaftaran Tanah ...

29

2.1.4.1 Macam Pendaftaran Tanah ...

30

2.1.4.2 Asas-asas Pendaftaran Tanah ...

30

2.1.5 Tingkat Kepuasan Masyarakat ...

31

2.2 PenelitianTerdahulu ...

32

2.3 Kerangka Berfikir...

34

2.4 Hipotesis ...

37

BAB III METEDOLOGI PENULISAN

3.1

Metode Penelitian ...

39

3.2

Instrumen Penelitian ...

41

3.3

Populasi dan Sampel ...

44

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...

46

3.5 Teknik Analisis Data ...

47

(13)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...

51

4.1.1 Profil Kota Tangerang ...

51

4.1.2 Badan Pertanahan Nasional ...

53

4.1.3 Struktur Organisasi ,Visi dan Misi Badan Pertanahan Kota Tangerang 55

4.1.4 Arti Lambang atau Logo ...

56

4.2 Deskripsi Data ...

58

4.2.1 Identitas Responden ...

58

4.2.2 Analisis Data...

61

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ...

87

4.3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen...

87

4.3.2 Uji Reliabilitas ...

89

4.4 Pengujian Hipotesis ...

90

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ...

92

4.6 Pembahasan ...

93

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 102

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pemohon Pendaftaran Tanah 2014 ...

8

Tabel 1.2 Data Pemohon Pendaftaran Tanah 2015 ...

9

Tabel 3.1 Skor / Nilai ...

42

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...

42

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ...

50

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ...

88

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ...

90

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Pengajuan Pendaftaran Tanah ...

4

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ...

37

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...

55

(16)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Grafik 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

58

Grafik 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia ...

59

Grafik 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Kecamatan ...

60

Grafik 4.4

Petugas Pelayanan Berpenampilan Rapi di BPN Kota

Tangerang ...

62

Grafik 4.5

Petugas Pelayanan Berpenampilan Sopan di BPN Kota

Tangerang ...

63

Grafik4.6

Jumlah Komputer di Tempat Pelayanan Cukup Memadai di

BPN Kota Tangerang ...

64

Grafik 4.7

Perlengkapan Penunjang Pelayanan Terjaga Dengan Baik ....

65

Grafik 4.8

Tempat Pelayanan di BPN Kota Tangerang Cukup Nyaman

Dengan Adanya AC dan Televisi ...

66

Grafik 4.9

Tempat Pelayanan di BPN Kota Tangerang Cukup

NyamanDari Kebisingan Lalu Lintas Jalan Raya ...

67

Grafik 4.10

Fasilitas Sarana Parkir di BPN Kota Tangerang Cukup

Aman ...

68

Grafik 4.11

Area Parkir di BPN Kota Tangerang Cukup Memadai ...

69

Grafik 4.12

Tempat

Pelayanan

di

BPN

Kota

Tangerang

KebersihannyaTerjaga Dengan Baik ...

70

Grafik 4.13

Kebersihan Kantor Secara Keseluruhan Sudah Cukup Baik ...

71

(17)

xvii

Grafik 4.15

Proses Pelayanan Pengakuan HakTepat Waktu ...

73

Grafik 4.16

Kedisiplinan di Loket Sudah Cukup Baik ...

74

Grafik 4.17

Sistem Antrian Loket Pelayanan Sudah Tertib ...

75

Grafik 4.18

Petugas Cepat Tanggap Dalam Memberi Pelayanan ...

76

Grafik 4.19

Petugas Memberi Respon Cukup Baik Untuk Membantu

Pelayanan Pengakuan Hak ...

77

Grafik 4.20

Petugas Pelayanan Dapat Memberi Informasi Yang Jelas

Perihal Pelayanan Pengakuan Hak ...

78

Grafik 4.21

Petugas Dapat Memberi Kepastian Terhadap Ketepatan

Waktu Pelayanan Pengakuan Hak ...

79

Grafik 4.22

Petugas BPN Kota Tangerang Tidak Melakukan Kesalahan

Dalam Proses Pelayanan Pengakuan Hak ...

80

Grafik 4.23

Petugas Pelayanan Cukup Ramah ...

81

Grafik 4.24

Petugas Pelayanan Bersikap Menghargai ...

82

Grafik4.25

Petugas Pelayanan Cukup Sabar Dalam Memberikan

Pelayanan ...

83

Grafik 4.26

Petugas Pelayanan Melayani Dengan Sopan dan Santun

Melalui Kata-kata dan Tindakan ...

84

Grafik 4.27

Petugas Pelayanan Tidak Memandang Status Sosial Dalam

Melayani ...

85

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Di Indonesia dalam suatu instansi pemerintahan peningkatan kualitas

layanan dalam bidang jasa semakin mendapat perhatian lebih dari masyarakat,

karena banyaknya keluhan dan pengaduan tentang belum efektif dan efisien serta

sumber daya yang belum memadai.Aparatur pemerintah yang mempunyai

kewajiban memberikan pelayanan secara maksimal yang tercantumkan dalam

tugas pokok masing-masing pegawai sesuai golongan sehingga kinerja yang

dikerjakan

tidak

keluar

dari

hak

dan

kewajiban

masing-masingpegawai.Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara

untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas

barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.Pelayanan publik merupakan tanggung jawab pemerintah dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat dan daerah.Pelayanan

publik berbentuk pelayanan barang publik maupun pelayanan jasa.

Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah

adalah pemenuhan kepuasan masyarakat yang berkaitan erat dengan pelayanan

yang diberikan. Seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pelayanan publik.

Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

(19)

instansi pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja / satuan

organisasi Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,

Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah

lainnya, baik Pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan

Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.

Kualitas pelayanan adalah salah satu isu yang sangat krusial dimana hal ini

terjadi karena disatu sisi tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dari

tahun ketahun semakin besar. Sementara itu praktek penyelenggara pelayanan

publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak

sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama

ini masih berbelit- belit, lambat, mahal, prosedur yang susah. Dalam administrasi

negara pelayanan salah satu tujuan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik

(

good governance

) (LAN :2005, 6).

Badan Pertanahan Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan

dipimpin oleh Kepala (Perpres No. 63 Tahun 2013).Ada macam-macam

pelayanan yang ada di Badan Pertanahan Nasional antara lain :

a.

Pelayanan pendaftaran tanah pertama kali

b.

Pelayanan pengukuran bidang tanah

c.

Pelayanan pemeliharaan data pendaftaran tanah

d.

Pelayanan pengaturan dan penataan pertanahan

e.

Pelayanan pencatatan dan informasi pertanahan

(20)

Pendaftaran tanah menjadi fokus penelitian agar bisa menjadi informasi dan

bisa dimanfaatkan untuk masyarakat umum agar mengetahui prosedur, biaya dan

waktu lamanya pelayanan.Dan masyarakat bisa menilai akan pelayanan yang

diberikan oleh aparatur di Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang.

Menurut pasal 1 ayat (1) PP 24/1997, yang dimaksud dengan Pendaftaran

Tanah adalah rangkuman kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara

terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,

pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam

bentuk peta dan daftar menjadi bidang-bidang tanah. Pelaksanaan pendaftaran

Tanah meliputi kegiatan untuk pertama kali (

initial regsitration

) dan pemeliharaan

data pendaftaran hak yang sudah dibukukan dan disajikan (

maintenance

). Dengan

adanya pendaftaran tanah, dalam menghadapi kasus-kasus konkret, para

pemegang hak atas tanah dengan alat bukti hak yang diperolehnya yaitu sertifikat

hak, akan dengan mudahdapat membuktikan bahwa dialah yang berhak atas tanah

yang dikuasainya dan akan mempermudah pihak-pihak yang berkepentingan

untuk memperoleh keterangan yang diperlukan mengenai tanah agar tidak terjadi

kesalahan seperti sengketa tanah atau pun penggandaan hak milik. Pendaftaran

tanah bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum

kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, dan hak-hak lain yang terdaftar

agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang

bersangkutan. Dalammenghadapi kasus-kasus konkret, para pemegang hak atas

tanah dengan alat bukti hak yang diperolehnya yaitu sertifikat hak akan dengan

(21)

dan akan mempermudah pihak-pihak yang berkepentingan seperti calon pembeli,

untuk memperoleh keterangan yang diperlukan mengenai tanah yang menjadi

obyek perbuatan dan untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data

yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang

tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar, untuk

terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Gambar 1.1

Alur Pengajuan Pendaftaran Tanah

( Sumber : BPN Kota Tangerang, 2014)

Banyaknya pemohon yang mengajukan pendaftaran tanah tidak semua

dapat diproses dengan cepat, selain waktu yang dibutuhkan cukup lama dengan

(22)

persayaratan memang sudah dilengkapi oleh pemohon. Adapun persyaratan yang

harus dilengkapi oleh pemohon antara lain :

a.

Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau

kuasanya diatas materai cukup

Terdiri dari :

a

Identitas diri

b

Luas, letak dan penggunaan tanah yang dimohon

c

Pernyataan tanah tidak sengketa

d

Pernyataan tanah dikuasai secara fisik

b.

Surat Kuasa apabila dikuasakan

c.

Fotocopy identitas (KTP, KK) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan, yang

telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

d.

Bukti pemilikan tanah/alas hak milik adat/bekas milik adat

e.

Fotocopy SPPT PBB Tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan aslinya

oleh petugas loket dan penyerahan bukti SSB (BPHTB)

f.

Melampirkan bukti SSP/PPh sesuai dengan ketentuan

Dari 615 pemohon hanya 317 pemohon yang pengajuannya terselesaikan

dalam pelayanan pendaftaran tanah.Ada beberapa masalah yang peneliti temukan

pada saat observasi.

Pertama

, ketika observasi di lapangan peneliti mengamati petugas loket

yang merupakan petugas honorer kurang teliti dalam menerima dan memeriksa

berkas yang masuk saat di loket.Dari pendaftaran awal diloket pelayanan mengisi

(23)

melengkapi syarat-syarat yang harus dilengkapi.Informasi mengenai persyaratan

bisa didapatkan pada saat meminta formulir di loket.Akan tetapi petugas loket

yang kurang teliti saat menerima berkas masuk membuat orang yang melakukan

pelayanan harus melengkapinya kembali ketika diinformasikan oleh petugas

melalui pesan singkat ataupun telpon. Dan ini akan memperlambat proses

permohonan pendaftaran tanah. Menurut bapak Fajar, petugas loket yang kurang

teliti akan terlihat nanti setelah proses pengukuran dan akan dilakukan

pengecekan oleh panitia B. (Wawancara, 17/Feb/2016)

Kedua

, kurangnya pengawasan kepadapetugas ukur.Setelah permohonan

pembuatan sertifikat diterima pihak loket pemohon harus menunggu kurang lebih

tiga hari untuk menunggu SPJ yang dikeluarkan oleh pihak BPN Kota Tangerang

yang diberikan kepada tugas ukur.Setelah keluar SPJ petugas ukur menghubungi

pemilik tanah ataupun nomor telpon yang dicantumkan pada saat diformulir.

Sesuai dengan PP No 24 Tahun 1997 pemilik wajib hadir dan tidak bisa

diwakilkan oleh seseorang yang diberikan kuasa pada saat pengukuran untuk

memberikan pengakuan mengenai batas tanah yang akan diukur.

Menurut bapak Faisal, pada pelaksanaannya ada saja pengukuran yang

tidak dihadiri oleh pemiliknya dan tetep dilakukan pengukuran oleh petugas.Dan

ini diakui oleh salah satu petugas yang diwawancara pada saat observasi.Hanya

ada oknum-oknum yang melakukan pengukuran tanpa menghadirkan

pemiliknya.Pemilik diwajibkan hadir dengan tujuan untuk memberikan informasi

batas tanah miliknya dengan bidang tanah yang ada disekelilingnya jika

(24)

disalahkan karena tidak sesuai dengan Standar OperasinalProsedur yang telah

tentukan berdasarkan PP No 24 Tahun 1997.Karena dari adanya proses

pengukuran selanjutnya akan diterbitkan Gambar Ukur yang akan ditanda tangani

oleh pemilik menyetujui akan bidang tanah yang sedang diurus sertifikatnya untuk

pengakuan hak atas sebidang tanah tersebut. (Wawancara pada tanggal

17/02/2016)

Pengumuman yang belum keluar mempengaruhi proses penerbitan

sertifikat, ditambah setelah pengumuman keluar harus ada penggambaran peta

bidang tanah disertifikat dibidang pengukuran dan ini menghabiskan waktu

minimal 1 bulan. Selanjutnya baru penulisan identitas didalam sertifikat bisa

dilanjutkan sehingga penerbitan sertifikat bisa dikeluarkan dan diserahkan kepada

pemohon.Untuk mengurangi terjadinya sikap acuh dari pemohon harus ada efek

jera yang diberikan oleh Petugas BPN Kota Tangerang dengan member sanksi

bagi pemohon yang tidak dating menghadiri acara pengukuran.

Ketiga

, mengenai proses penyelesaian yang tidak sesuai dengan standar

operasional prosedur yang telah ditetapkan. Sesuai PP No 24 Tahun 1997

mengenai waktu penyelesaian dalam pengakuan hak atas tanah atau pembuatan

sertifikat tanah kurang lebih selesai dalam waktu 90 hari dari diterbitkan gambar

ukur.Akan tetapi pada pelaksanaannya di lapangan masih ada sertifikat yang tidak

terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan hal ini dibenarkan

oleh pegawai BPN Kota Tangerang.

Ada beberapa proses yang memang membutuhkan waktu, pertama dari

(25)

pengukuran karena kesibukan pemilik ataupun banyaknya bidang tanah yang

harus diukur oleh petugas. Kedua setelah Gambar Ukur keluar dan ditanda tangan

oleh pemilik selanjutnya harus ada pemeriksaan yang dilakukan oleh panitia A,

panitia A yang terdiri dari dari 5 orang antara lain 4 pegawai / pejabat BPN dan 1

orang kepala Kelurahan. hanya ada 1 berkas tanpa ada salinan yang harus

diperiksa oleh beberapa orang. Tentu ini membutuhkan waktu yang cukup lama

melihat banyaknya berkas yang harus diperiksa dan kesibukan lain yang dimiliki

petugas. Dan masing-masing panitia memiliki tanggung jawab tersendiri terhadap

berkas-berkas yang akan diperiksa dan ada beberapa kekurangan data ataupun

berkas yang harus dilengkapi. Hal ini menyambung kepada permasalahan pertama

dari petugas loket yang kurang teliti membuat petugas harus menghubungi

pemohon untuk segera melengkapi kekurangan yang diminta oleh Panitia A.

Ketika dikonfirmasi pun tidak sedikit pemohon yang tidak langsung menyerahkan

data yang diminta ini pun menjadi kendala yang membuat penyelesaian lebih lama

dari waktu yang ditentukan.Ini pun yang menjadi alasan banyaknya pengajuan

pembuatan sertifikat banyak yang menggunakan jasa PPAT untuk mengurus

sertifikat tanah.Selain waktu yang lama pemohon harus sering bolak-balik ke

BPN Kota Tangerang mulai dari pengajuan permohonan sampai dengan

penerbitan sertifikat.Terdapat daftar pemohon pendaftaran tanah tahun 2014 dan

2015 pada tabel di bawah.

Tabel 1.1

Data Pemohon Pendaftaran Tanah Tahun 2014

Kecamatan

Pemohon

(26)

Kecamatan

Pemohon

Cibodas

23

Karang tengah

37

Larangan

134

Periuk

25

Jatiuwung

7

Pinang

57

Karawaci

48

Cipondoh

143

Ciledug

64

Tangerang

39

Neglasari

16

Batu ceper

8

Benda

14

Total

615

(Sumber BPN Kota Tangerang, 2014).

Tabel 1.2

Data Pemohon Pendaftaran Tanah Tahun 2015

Kecamatan

Pemohon

Benda

19

Cibodas

17

Karang Tengah

62

Larangan

110

Priuk

13

Jatiuwung

39

Pinang

86

Karawaci

36

Cipondoh

135

Ciledug

80

Tangerang

50

Neglasari

17

(27)

Total

678

(Sumber BPN Kota Tangerang, 2015)

Keempat

, kurangnya transparansi mengenai biaya yang harus dikeluarkan

pemohon untuk biaya pembuatan sertifikat tanah sampai dengan selesai proses

pembuatannya. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 jenis dan tarif atas

jenis PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).Kurangnya informasi dan

transparansi mengenai biaya ataupun rumus hitungan untuk mengurus pembuatan

sertifikat tanah yang bisa diperoleh oleh pemohon, karena biaya yang dikeluarkan

masing-masing pemohon berbeda sesuai dengan luas tanahnya.Mengenai

pembiayaan yang sudah tertuang dalam Peraturan Pemerintah no 13 Tahun 2010

tidak semua masyakarat yang melalukan pelayanan mengerti tentang isi yang ada

didalam Peraturan Pemerintah tersebut.

Menurut Bapak Faisal, mengenai biaya keseluruhan akan diberikan

informasi nanti di loket. Karena harus melihat terlebih dahulu luas tanah yang

memang sudah diukur oleh petugas, mengenai biaya memang kita tidak tuliskan

di brosur dan di brosur yang ada di depan hanya ada informasi mengenai biaya

pengukuran. Di formulir pendaftaran pengakuan hak pun tidak ada catatan yang

menjelaskan rincian rumus yang bisa dihitung oleh pemohon itu sendiri.Pemohon

mengetahui mengenai pembiayaan yang dikeluarkan ketika pihak loket

memberikan rincian biaya yang harus dibayar. Akan tetapi pembayaraan yang

dilakukan melalui bank ataupun transfer membuat proses pembiayaan lebih aman

dan disediakan juga mesin

debit card

untuk pemohon melakukan transaksi.

(28)

Kelima

, nomor antrian manual dan lahan parkir yang kurang

memadai.Mesin nomor antrian yang disediakan belum digunakan sebagai mana

mestinya.Mesin nomor antrian yang tidak digunakan, tidak menunjang pelayanan

yang diberikan oleh pihak BPN Kota Tangerang saat pelayanan awal agar lebih

tertib dan lebih memanfaatkan kemajuan teknologi.Nomor antrian yang

didapatkan di meja

customer service

saat meminta formulir secara manual.Dan

untuk lahan parkir hanya tersedia sedikit lahan parkir yang ada dikantor BPN

Kota Tangerang sehingga tidak bisa menampung semua kendaraan pegawai dan

siapa saja yang datang ke BPN Kota Tangerang.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka peneliti mengambil

judul

KUALITASPELAYANAN PENDAFTARAN TANAH (PENGAKUAN

HAK) di KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN

PERTANAHAN NASIONAL KOTA TANGERANG.

1.2

Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini ada

beberapa hal yang dapat diidentifikasi guna mengerucutkan masalah, yaitu :

a.

Kualitas pelayanan yang diberikan Badan Pertanahan Nasional Kota

Tangerang yang kurang optimal dalam memberikan pelayanan

b.

Petugas loket kurang teliti dalam menerima dan memeriksa berkas yang

masuk saat di loket

c.

Kurangnya pengawasan kepada petugas ukur, dan kurangnya sanksi

(29)

d.

Proses penyelesaian yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur

yang telah ditetapkan

e.

Kurangnya informasi tertulis mengenai biaya yang harus dikeluarkan

pemohon untuk biaya pembuatan sertifikat tanah sampai dengan selesai

proses pembuatan

f.

Nomor antrian manual dan lahan parkir yang kurang memadai

1.3

Batasan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang dan identifikasi masalah

peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan dan berfikir secara menyeluruh,

maka dengan itu peneliti membatasi penelitiannya yang ada dalam identifikasi

masalah. Maka peneliti akan membatasi ruang lingkup kajian. Penelitian ini

difokuskan di Badan Pertanahan Nasioanl Kota Tangerang dengan judul

Kualitas

Pelayanan Pendaftaran Tanah (Pengakuan Hak) di Kementerian Agraria

danTata Ruang / Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang.

1.4

Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian dibuat dengan tujuan untuk mempertanyakan

secara lebih spesifik mengenai masalah apa yang akan dipecahkan melalui

penelitian ini tentang Seberapa Besar Kualitas Pelayanan di Kementerian Agraria

dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang dalam

Pendaftaran Tanah (pengakuan hak)?

(30)

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelayanan yang

diberikan Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang kepada masyarakat umum.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengungkap informasi yang

berkaitan dengan:

a.

Kualitas pelayanan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan

Pertanahan Nasional Kota Tangerang dalam Proses Pendaftaran Tanah

(pengakuan hak).

Secara umum tujuan penelitian ini berkaitan dengan:

a.

Penelitian ini ada dalam salah satu mata kuliah wajib yang harus

ditempuh mahasiswa untuk melengkapi syarat mata kuliah yang harus

diambil.

b.

Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi peneliti untuk

lebih memahami tentang pelayanan publik yang sesuai dengan teori

yang sudah ada.

1.6

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah agar bisa mengetahui kualitas pelayanan yang

diberikan Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang serta kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan yang diberikan.Sehingga jika terdapat kekurangan dalam

pelayanan bisa mengoreksi kelebihan dan kekurangan pelayanan yang

diberikan.Dengan dari hasil penelitian peneliti berharap bisa sebagai pandangan

untuk pelayanan di Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang.

(31)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif dari ruang lingkup

yang umum hingga masalah yang paling spesifik, yang relevan dengan judul

penelitian skripsi ini. Materi dari uraian ini dapat bersumber pada hasil

penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil pengamatan, dan pengalaman

pribadi.Latar belakang berkaitan timbulnya masalah perlu diuraikan secara

jelas faktual dan logis.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi

masalah

adalah

mengidentifikasi

dikaitkan

dengan

tema/topik/judul dan fenomena yang akan diteliti. Pembatasan masalah

lebih difokuskan pada masalah-masalah yang akan diteliti. Pembatasan

masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah lebih difokuskan pada masalah-masalah yang akan

diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah

dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

1.4 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah memilih dan

menetapkan masalah yang paling penting yang akan berkaitan dengan judul

penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan masalah ini adalah

(32)

permasalahan yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

definisi operasional.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah

dirumuskan.Isi dan rumusan masalah penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Menjelaskan manfaat dan kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis

temuan penelitian.

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan

permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara

literatur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan hipotesis. Deskripsi

teori harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dengan menuju sumber aslinya.

2.2 Kerangka Berfikir

Menggambarkan alur berfikir dari peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi

teori yang telah dikemukakan dan memberikan penjelasan kepada pembaca

tentang tanggapan peneliti.

2.3 Hipotesis Penelitian

Merupakan jawaban sementara dari peneliti terhadap masalah yang diteliti,

yang akan diujikan kebenarannya.

(33)

3.1 Metode Penelitian

Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Instrumen penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data

yang digunakan, proses pengumpulan data serta teknis penentuan kualitas

instrumen (

validitas dan realibitas

).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

menjelaskan

wilayah

generalisasi

dari

proposal

penelitian.Sedangkan sampel bagian dari populasi yang diambil serta dapat

mewakili populasi (

representatif

).

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan tentang analisis dan disertai rasionalisasinya.Teknik analisis

data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti.

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Menjelaskan lokasi dan alasan memilih lokasi penelitian, terkait dengan

tempat dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi dimana

dilakukannya penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi dan

sampel yang telah ditentukan serta hal-hal lain yang berhubungan

didalamnya.

(34)

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data kualitatif

maupun data kuantitatif.

4.3 Pengujian Syarat Statistik

Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan

uji statistik tertentu.

4.4 Pengujian Hipotesis

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik

analisis statistik yang telah ditentukan semua, seperti korelasi atau regresi.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

4.6 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.Melakukan

pembahasan secara lengkap dan terperinci terhadap analisis data yang telah

ditentukan pada tahap sebelumnya.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan

mudah dipahami.Selain itu kesimpulan penelitian juga harus sejalan dengan

pembahasan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

Beri tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti

(35)

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori adalah mengkaji berbagai teori yang relevan dengan

permasalahan yang sedang peneliti kaji, kemudian disusun secara sistematis dan

rapi yang digunakan untuk merumuskan fenomena permasalahan.Dalam

penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji fenomena pelayanan yang terjadi di

Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang tentang kualitas pelayanan

Pendaftaran Tanah. Maka teori yang relevan dengan permasalahan yang akan

diteliti oleh peneliti antara lain: Konsep Pelayanan publik, Manajemen Pelayanan

Publik, Pertanahan dan teori lainnya yang mendukung.

2.1.1 Pengertian Pelayanan

Pengertian umum pelayanan publik menurut Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelayanan adalah sebuah kata yang bagi

penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik.

(Zein,2009:226).

P

elayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan

(36)

pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen

atau pelanggan.(Mahmoedin,2010:2)

Jadi, pelayanan dapat diartikan tindakan yang diberikan kepada siapa saja

yang membutuhkan yang lebih bersifat langsung, untuk pemenuhan

kebutuhannya.

2.1.2 Konsep Kualitas Pelayanan

Tidak mudah mendefinisikan kualitas dengan tepat, tetapi umumnya

kualitas dapat dirinci. Dalam perspektif

Total Quality Management

kualitas

dipandang secara lebih luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

melainkan juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia.Hal ini tampak jelas

Menurut Tjiptono secara spesifik tidak ada definisi kualitas yang bisa diterima

namun secara universal dari definisi yang ada terdapat beberapa persamaan yaitu

dalam elemen-elemen: kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan, kualitas terhadap produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan, dan

kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap

kurang berkualitas pada masa mendatang). (Syarif,2008: 130).

Berdasarkan penyataan di atas dapat dikemukakan bahwa kualitas

menunjukan suatu pencapaian yang melebihi harapan yang mendapatkan

layanan. Dalam hal ini bila dikaitkan dengan kualitas pelayanan yang ada di BPN

Kota Tangerang dalam pelayananpengakuan hak, masyarakat menginginkan

pelayanan yang sangat baik yang diberikan di BPN Kota Tangerang. Baik

mengenai ketepatan waktu dalam penyelesaian proses pembuatan sertifikat,

(37)

dan kondisi lingkungan atau tempat pemberian pelayanan. Kualitas juga

merupakan kondisi yang selalu berubah sesuai dengan harapan-harapan

masyarakat dimana BPN Kota Tangerang harus tanggap akan masyarakat yang

mengeluhkan tentang kualitas pelayanan yang sudah diterima agar dikemudian

hari dapat diminimalisir kekurangan-kekurangan yang ada.

2.1.3Teori Pelayanan Publik

Menurut Ivancevich Lorenzi, Skinner dan Crosby Pelayanan adalah

produk-produk yang kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha

manusia dan menggunakan peralatan. (Ratmino dan Atik Septi Winarsih, 2009:

2).

Pelayanan yaitu suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui orang lain yang

didahulukan secara langsung. Pengertian ini memberikan tekanan kepada adanya

interaksi dalam suatu aktivitas manusia yang bersifat langsung sehingga orang

yang memerlukan pelayanan merasakan hal yang dibutuhkan telah terpenuhi oleh

orang lain yang memerlukan (Moenir, 2000:17).

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa ciri pokok antara lain dapat

dirasakan, melibatkan upaya petugas untuk melayani, peralatan atau sarana dan

prasarana yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan BPN Kota Tangerang

dan juga kemudahan-kemudahan yang diberikan yaitu oleh penyelenggara

pelayanan BPN Kota Tangerang kepada masyarakat agar hasil yang diperoleh

sesuai dengan harapan masyarakat.

Beberapa pengertian dasar yang dituliskan dalam Keputusan Menteri

(38)

a.

Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

b.

Penyelenggara Pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah.

c.

Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja / satuan

organisasi

Kementerian,

Departemen,

Lembaga

Pemerintah

Non

Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan

Instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun daerah termasuk Badan

Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik

Daerah.

d.

Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada Instansi

Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima

pelayanan publik.

e.

Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

f.

Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah

dan badan hukum.

g.

Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan

apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik yang besaran

dan tata cara pembayaran ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai

(39)

h.

Indeks Kepuasan Masyarakat adalah tingkat kepuasan masyarakat dalam

memperoleh pelayanan yang diperoleh dari penyelenggara atau pemberi

pelayanan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat.

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 menyatakan bahwa hakikat

pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang

merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat

Pelayanan yang diberikan BPN Kota Tangerang tergolong dalam jenis

pelayanan publik. Pelayanan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah :

a.

Perihal atau cara melayani

b.

Servis, jasa

c.

Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa

Berdasarkan KEPMENPAN Nomor 63 tahun 2003 Pelayanan publik adalah

segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan

publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun

pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan. (Ratminto dan Atik Septi

Winarsih, 2009: 18).

Untuk memahami jasa secara baik ada beberapa karakteristik dasar antara

lain. (Ariani, 1999: 8):

a.

Jasa atau pelayanan merupakan barang yang tidak berbentuk (

intangable

output

)

b.

Jasa atau pelayanan merupakan barang output variabel, tidak standar

c.

Jasa atau pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat

(40)

d.

Jasa atau pelayanan tidak dapat diproduksi secara masal, pelanggan

berpartisipasi dalam pelayanan

e.

Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjekif

f.

Penetapan lebih rumit

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu aktivitas

atau kegiatan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah, lembaga lain yang tidak

termasuk badan usaha swasta, yang tidak berorientasi kepada laba dalam melayani

masyarakat. Pemberian pelayanan oleh pemerintah kepada masyarakat sebagai

pelanggan merupakan perwujudan dari fungsi aparatur sebagai abdi negara

disamping sebagai abdi masyarakat.

Secara konseptual kualitas pelayanan kepada masyarakat, dapat diartikan

sebagai suatu kondisi dimana masyarakat puas atas pelayanan yang diberikan

pegawai pemerintah karena pelayanan yang efektif, efisien, produktif dan terbuka

terhadap kritik- kritik yang diberikan. Fokus kualitas kepada kepentingan atau

kepuasan masyarakat. Kepuasan masyarakat dapat dicapai apabila pegawai

pemerintah yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan

dapat mengerti untuk memberikan pelayanan yang diterima.

Menurut Parasuraman, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas

jasa atau pelayanan, yaitu

expected service

dan

perceived service.

Apabila jasa

atau pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai pelayanan yang diharapkan

maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika pelayanan

yang diterima melampaui harapan masyarakat maka kualitas pelayanan

(41)

lebih rendah yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.

Dengan demikian, baik atau tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada

kemampuan penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan pelanggannya secara

konsisten.

2.1.3.1 Asas Pelayanan Publik

Dalam memberikan pelayanan publik, instansi penyedia pelayanan publik

harus memperhatikan asas pelayanan publik.Adapun asas pelayanan publik

menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 (Ratminto dan Winarsih,

2009: 19). Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi

penggunaan jasa, penyelenggeran pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan

sebagai berikut:

a.

Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b.

Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c.

Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pembeli dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi.

d.

Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pelayanan publik

(42)

e.

Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti membedakan suku, ras, agama, golongan,

gender dan status sosial.

f.

Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

masing-masing pihak.

Pelayanan yang baik adalah kemampuan seseorang dalam memberikan

kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan (Kasmir, 2005:31).

2.1.3.2 Kelompok Pelayanan Publik

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 membedakan jenis pelayanan

menjadi beberapa kelompok ( Ratminto dan Winarsih, 2009: 20), antara lain:

a.

Kelompok pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya

status kewarganegaraan, sertifikat kompetisi, kepemilikan atau penguasaan

terhadap suatu barang dan sebagainya.

b.

Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik.

c.

Kelompok pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik.

2.1.3.3 Prinsip Pelayanan Publik

Didalam keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 (Ratminto dan

Winarsih, 2009: 21-23), disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus

(43)

a.

Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan.

b.

Kejelasan

Kejelasan mencakup kejelasan dalam hal :

a.

Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b.

Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelaynan dan penyelesaian keluhan/ persoalan sengketa dalam

pelayanan publik

c.

Rincian biaya pelayanan publik dan cara pembayaran

d.

Kepuasan Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

ditentukan

e.

Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah

f.

Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum

g.

Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggungjawab atau penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

(44)

h.

Kelengkapan Saran dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja, pendukung kerja

dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana

teknologi telekomunikasi dan informatika

i.

Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta pelayanan yang memadai, mudahdijangkau oleh

masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi

j.

Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersifat disiplin, sopan dan santun, ramah serta

memberikan pelayanan dengan iklas

k.

Kenyamanan

Lingkungan pelayanan yang harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah

dan lain-lain

2.1.3.4 Standar Pelayanan Publik

Pelayanan publik harus diberikan berdasarkan standar tertentu, standar

adalah sesuatu yang dilakukan sebagai suatu patokan dalam melakukan kegiatan.

Dengan demikian standar pelayanan publik adalah spesifikasi teknis pelayanan

publik tersebut merupakan ukuran atau persyaratan baku yang harus dipenuhi

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan wajib ditaati oleh pemberi

pelayanan (pemerintah). Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus

(45)

bagi penerima layanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan

dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan

atau penerima layanan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003

(Ratminto dan Winarsih, 2006: 23-24), standar pelayanan sekurang-kurangnya

meliputi :

a.

Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

termasuk pengaduan

b.

Waktu Penyesuaian

Waktu pelayanan yang ditetapkan saat sedang pengajuan permohonan

sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan

c.

Biaya Pelayanan

Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam

proses pemberian pelayanan

d.

Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan

e.

Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik

f.

Kompetisi Petugas dan Pemberi Pelayanan

Kompetisi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang

(46)

Menurut Valerie A. Zeithaml A. Parasuraman Leoran L. Berry (1990)

memberikan indikator ukuran kepuasan pelanggan yang terletak pada lima

dimensi kualitas pelayanan atau disebut juga SERVQUAL ( SERVice QUALity ).

(Arief, 2007 :125).

a.

Tangibles

(berwujud)

Meliputi fasilitas fisik seperti gedung, perlengkapan pegawai dan sarana

kantor

b.

Reliability

(kehandalan)

Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan, terpercaya dan akurat

konsisten serta kesesuaian antara pelayanan yang diberikan kepada orang

yang dilayani dengan pelayanan yang dijanjikan

c.

Responsiveness

(responsif)

Yaitu kemampuan untuk pegawai dan organisasi atau instansi untuk

membantu masyarakat dan memberikan pelayanan dengan tanggap

d.

Assurance

(kepastian)

Berupa kemampuan pegawai untuk menimbukan keyakinan dan kepastian

terhadap janji yang telah dikemukakan kepada masyarakat

e.

Emphaty

(empati)

Yaitu kesediaan pegawai dan pimpinan organisasi atau instansi untuk lebih

peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada masyarakat

2.1.4 Definisi Pendaftaran Tanah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pendaftaran tanah

(47)

berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan

dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta

dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rusun termasuk

pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada

haknya dan hak milik atas Satuan Unit Rumah Susun serta hak-hak tertentu yang

membebaninya.

2.1.4.1 Macam Pendaftaran Tanah

a.

Pendaftaran tanah untuk pertama kali

Adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap objek

pendaftaran tanah yang belum terdaftar berdasarkan PP 24 tahun 1997, dapat

dilakukan baik secara sistematik maupun sporadik.

b.

Pemeliharaan data pendaftaran tanah

Adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data

yuridis dalam peta pendaftaran, daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan

sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.

2.1.4.2 Asas-asas Pendaftaran Tanah

Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas-asas sederhana, aman,

terjangkau, mutakhir dan terbuka.

a.

Asas sederhana dimaksudkan agar dapat dipahami dengan mudah oleh

pihak-pihak yang berkepentingan.

b.

Asas aman dimaksudkan agar penyelenggaraannya dilaksanakan dengan teliti

dan cermat sehingga hasilnya dapat semaksimal mungkin sesuai dengan

(48)

c.

Asas terjangkau dimaksudkan agar pelayanan dapat terjangkau semua pihak

terutama pihak ekonomi lemah.

d.

Asas mutakhir dimaksudkan agar pelayanan dapat terjangkau semua pihak

terutama pihak ekonomi lemah.

e.

Asas terbuka artinya informasi itu tersedia bagi siapapun yang memerlukan.

Mengenai azas terbuka ini dapat dikemukakan bahwa tidak semua informasi

dapat diberikan kepada pemohon. Yang tidak diperlukan secara baik,

seharusnya tidak diberikan misalnya, siapa mempunyai tanah dimana.

2.1.5 Tingkat Kepuasan Masyarakat

Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat

kepuasan penerima layanan.Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila

penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan

diharapkan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan tingkat kepuasan

masyarakat, Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 mengamanatkan agar

setiap penyelenggaraan pelayanan publik, dilakukan melalui beberapa cara

sebagai berikut:

a.

Pengawasan Melekat, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan

langsung, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b.

Pengawasan Fungsional, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat

pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kepuasan akan sangat tergantung pada tingkat intrinsik dan ekstrinsik serta

(49)

(

value

) dari suatu hasil kerja.

Value

ini dapat meliputi aspek sosial, ekonomis,

kultural, keamanan, serta prestis yang dapat diraih dari hasil pekerjaan tersebut

dan terakses dalam satu hasil pekerjaan kepada mereka sehingga seseorang akan

mendapatkan kepuasan.

2.2

Penelitian Terdahulu

Kajian didalam penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang diambil dari skripsi yang berjudulKinerja Kantor Pertanahan

dalam Pelayanan Sertifikasi Tanah (Studi Deskriptif Atas Pelayanan Sertifikasi

Peralihan Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta 2008-2009)

dengan tujuan untuk mengetahui kinerja serta pelayanan yang diberikan Kantor

Pertanahan Kota Surakarta dan mengetahui apakah kantor pertanahan Kota

Surakarta sudah tepat waktu dan tepat mutu akan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat yang mengajukan pemohonan. Diketahui bahwa Kantor

Pertanahan Kota Surakarta dalam melayani pendaftaran tanah cukup memenuhi

target, karena 95% bidang tanah yang berada di wilayah Kota Surakarta telah

terdaftar dan hanya 5% saja tanah yang belum terdaftar. Dipenelitian yang

dilakukan peneliti tersebut menggunakan indikator produktivitas indikator

responsivitas, dan indikator akuntanbilitas.

Produktivitas Kantor Pertanahan Kota Surakarta dalam peralihan hak atas

tanah juga sudah cukup baik karena sudah mencapai target dan sudah memenuhi

SPOPP (standar prosedur operasi pengaturan dan pelayanan). Hal ini dapat kita

(50)

dikatakan lebih dari sebagian bahkan hampir semua permohonan peralihan hak

atas tanah dapat diselesaikan tepat waktu dan juga tepat mutu. Di Kota Surakarta

sendiri tanah yang sudah terdaftar di Kantor Pertanahan sebanyak 95%, hal ini

menunjukan Kantor Pertanahan Kota Surakarta sudah cukup mencapai target,

hanya 5% yang belum terdaftar. Responsivitas Kantor Pertanahan Kota Surakarta

sudah baik.Dilihat daritanggapan pegawai Kantor Pertanahan Kota Surakarta

terhadap harapan-harapan, aspirasi dan juga keluhan-keluhan yang dialami

pemohon sertifikasi tanah.Kantor Pertanahan Kota Surakarta mengacu pada

SPOPP (standar prosedur operasi pengaturan dan pelayanan) dalam memberikan

pelayanan guna memenuhi kebutuhan pengguna pemohon sertifikasi peralihan

hak atas tanah.Meskipun masih banyak terkait keluhan, namun Kantor Pertanahan

Kota Surakarta tetap menanggapi dengan sabar dan baik melalui loket pengaduan

pelayanan. Keluhan yang dialami masyarakat pemohon seringkali dikarenakan

kurang mengerti tentang syarat-syarat apa saja yang harus disiapkan dalam

peralihan hak atas tanah, hal ini wajar terjadi karena dokumen yang harus

diserahkan cukup banyak, dan pemohon seringkali kurang teliti sehingga

dokumen yang diserahkan kurang lengkap. Jadi dapat dikatakan apabila proses

sertifikasi peralihan hak atas tanah memerlukan waktu yang lama itu bukan

dikarenakan pelayanannya yang kurang baik akan tetapi dari pihak pemohon

sendiri yang kurang teliti dalam melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan

sehingga Kantor Pertanahan Kota Surakarta belum bisa melayani pemohon

tersebut. Akuntabilitas Kantor Pertanahan Kota Surakarta dalam peralihan hak

(51)

Hal ini diketahui dari melihat pendapat yang diungkapkan masyarakat yang

masih merasa kesulitan dalam balik nama sertifikat mereka, hal ini dikarenakan

proses administrasi yang masih rumit sehingga memerlukan waktu yang lama

dalam peralihan hak atas tanah. Akan tetapi Kantor Pertanahan Kota Surakarta

telah berupaya untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam masalah yang

terkait dengan sertifikat ganda dengan meneliti dari berkas atau dokumen yang

ada dengan tujuan dapat mengetahui sertifikat yang asli.Dalam tiap konflik dan

sengketa pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Surakarta sudah melaksanakan

tanggung jawabnya dengan menjadi mediator yang baik dan dapat memberi solusi

yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang bersengketa.

2. 3 Kerangka Berfikir

Gambar

Gambar 1.1 Alur Pengajuan Pendaftaran Tanah
Tabel 1.2
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada cover album bagian dalam ini pada sisi kirinya menggunakan ilustrasi gambar butho ijo yang sedang memakan korbannya membuat tampilan sisi dalam cover terlihat kuat,

Hasil Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dalam rangka Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Formasi Tahun

Bahwa dalam rangka menjaring Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang potensial, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Banten memberi

Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan lebih dari 8 (delapan) jam. 1) Perjalanan dinas untuk kegiatan dalam kabupaten/kota yang memerlukan waktu tempuh melebihi 8 (delapan)

Berdasarkan sejumlah definisi yang dikemukakan oleh para ahli dan pakar komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa jurnalistik (pers) Islam adalah suatu proses meliput, mengolah,

Para dosen dan rekan-rekan penulis di Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus yang telah banyak memberikan bantuan

Metabisulfit (mg/kg) Keterangan 2 5 6 7 10 12 13 0 0 0 0 0 0 0 Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi

Pada masa revolusi, pemugaran bukan hanya terhenti, akan tetapi yang lebih parah adalah dokumen dan arsip-arsip penting lainnya sebagian musnah akibat perang.