BAB IV PENUTUP
4.2 Saran
Terdapat beberapa saran yang diajukan terkait dengan pelaksanaan P2M
ini adalah sebagai berikut. (1) Para guru SD yang telah didampingi menulis
artikel diharapkan dapat melanjutkan publikasi artikel pada jurnal. (2) Para guru SD
yang telah memperoleh pendampingan intensif diharapkan dapat menularkan
kepada rekan guru lainnya khususnya dalam hal menulis artikel.
10
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
Sertifikasi Guru dalam Jabatan: Buku 3 Pedoman Penyusunan Portofolio.
Ibnu, Suhadi. 2010. Isi dan Format Jurnal Ilmiah: Anatomi Artikel Konseptual dan
Hasil Penelitian. Makalah disampaikan pada Lokarya Pengelolaan Jurnal
bagi Para Pengelola Jurnal Perguruan Tinggi di Indonesia, Malang, 11-14
November 2010.
Rivai, Mien A. 2010. Kiat Mengevaluasi Diri Naskah Ilmiah dan Siasat Memilih
Berkala Penerbitnya. Makalah disampaikan pada Pelatihan Penulisan
Artikel Ilmiah Nasional, Denpasar, 3-6 Juni 2010.
Santyasa, I Wayan. 2010. Penyusunan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Makalah
disampaikan pada Pelatihan Penyusunan Karya Ilmiah bagi Guru-guru di
Provinsi Bali, Denpasar, 21 Agustus 2010.
11
12
Lampiran 1. Surat-surat
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jl. Udayana Singaraja Telp 0362 31372
Nomor : 01/P2M/LPM-Undiksha/2016 Singaraja, 2 Mei 2016 Lampiran : Satu lembar
Perihal : Undangan Menghadiri Kegiatan P2M
Yth. Ketua Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan Sukasada
di
Sukasada
Dengan Hormat, sehubungan dengan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) dengan topik Pelatihan dan Pendampingan Penulisan Artikel Jurnal Hasil Penelitian bagi Guru SD di Kecamatan Sukasada yang dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu, 7 Mei 2016 Pukul : 08.30 Wita-selesai
Tempat : SD Negeri 1 Sambangan, Desa Sambangan.
Kami mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri kegiatan tersebut. Dalam kegiatan tersebut mohon perkenan Bapak/Ibu memberikan sambutan. Ada pun susunan acara kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat terlampir.
Demikian surat ini, atas perhatian, kehadiran, dan kerja samanya disampaikan terima kasih.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha
Drs. Ign. I Wayan Suwatra,M.Pd. NIP. 195604231983031002
13
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jl. Udayana Singaraja Telp 0362 31372
Nomor : 02/P2M/LPM-Undiksha/2016 Singaraja, 2 Mei 2016 Lampiran : Satu lembar
Perihal : Undangan Menghadiri Kegiatan P2M
Yth. Ketua LPM Undiksha di
Singaraja
Dengan Hormat, sehubungan dengan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) dengan topik Pelatihan dan Pendampingan Penulisan Artikel Jurnal Hasil Penelitian bagi Guru SD di Kecamatan Sukasada yang dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu, 7 Mei 2016 Pukul : 08.30 Wita-selesai
Tempat : SD Negeri 1 Sambangan, Desa Sambangan.
Kami mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan tersebut. Dalam kegiatan tersebut mohon perkenan Bapak memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Ada pun susunan acara kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat terlampir.
Demikian surat ini, atas perhatian, kehadiran, dan kerja samanya disampaikan terima kasih.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha
Drs. Ign. I Wayan Suwatra,M.Pd. NIP. 195604231983031002
14
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jl. Udayana Singaraja Telp 0362 31372
Nomor : 03/P2M/LPM-Undiksha/2016 Singaraja, 2 Mei 2016 Lampiran : Satu lembar
Perihal : Undangan Menghadiri Kegiatan P2M
Yth. Peserta Pelatihan di
tempat
Dengan Hormat, sehubungan dengan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) dengan topik Pelatihan dan Pendampingan Penulisan Artikel Jurnal Hasil Penelitian bagi Guru SD di Kecamatan Sukasada yang dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu, 7 Mei 2016 Pukul : 08.00 Wita-selesai
Tempat : SD Negeri 1 Sambangan, Desa Sambangan.
Kami mengundang Bapak/Ibu untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ada pun susunan acara kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat terlampir.
Demikian surat ini, atas perhatian, kehadiran, dan kerja samanya disampaikan terima kasih.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha
Drs. Ign. I Wayan Suwatra,M.Pd. NIP. 195604231983031002
15
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jl. Udayana Singaraja Telp 0362 31372
Nomor : 04/P2M/LPM-Undiksha/2016 Singaraja, 2 Mei 2016 Lampiran : Satu lembar
Perihal : Undangan Menghadiri Kegiatan P2M
Yth. Panitia P2M di
tempat
Dengan Hormat, sehubungan dengan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) dengan topik Pelatihan dan Pendampingan Penulisan Artikel Jurnal Hasil Penelitian bagi Guru SD di Kecamatan Sukasada yang dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu, 7 Mei 2016 Pukul : 08.00 Wita-selesai
Tempat : SD Negeri 1 Sambangan, Desa Sambangan.
Kami mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri kegiatan tersebut. Ada pun susunan acara kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat terlampir.
Demikian surat ini, atas perhatian, kehadiran, dan kerja samanya disampaikan terima kasih.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha
Drs. Ign. I Wayan Suwatra,M.Pd. NIP. 195604231983031002
16
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jl. Udayana Singaraja Telp 0362 31372
Nomor : 05/P2M/LPM-Undiksha/2016 Singaraja, 2 Mei 2016 Lampiran : Satu lembar
Perihal : Undangan Menghadiri Kegiatan P2M
Yth. Kepala SD Negeri 1 Sambangan di
tempat
Dengan Hormat, sehubungan dengan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) dengan topik Pelatihan dan Pendampingan Penulisan Artikel Jurnal Hasil Penelitian bagi Guru SD di Kecamatan Sukasada yang dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu, 7 Mei 2016 Pukul : 08.00 Wita-selesai
Tempat : SD Negeri 1 Sambangan, Desa Sambangan.
Kami mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan tersebut. Ada pun susunan acara kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat terlampir.
Demikian surat ini, atas perhatian, kehadiran, dan kerja samanya disampaikan terima kasih.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha
Drs. Ign. I Wayan Suwatra,M.Pd. NIP. 195604231983031002
17
Lampiran 2. Susunan Acara
SUSUNAN ACARA
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL HASILPENELITIAN BAGI GURU SD DI KECAMATAN SUKASADA
”
Tempat : SD Negeri 1 Sambangan
Hari/Tgl : Sabtu, 7 Mei 2016
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 08.00-08.30 Registrasi Peserta dan Undangan Panitia
2 08.30-09.15 Pembukaan:
a. Salam Pembuka
b. Doa
c. Laporan Ketua Pelaksana
P2M
d. Sambutan Kepala UPP
Kecamatan Sukasada
e. Sambutan Ketua Lembaga
Pengabdian kepada
Masyarakat (LPM)
UNDIKSHA sekaligus
membuka kegiatan P2M
Ketua Panitia
Ketua UPP Kec.
Sukasada
Ketua LPM Undiksha
3 09.15-09.30 Istirahat Snack
4 09.30-11.00 Penyajian Materi Tim P2M Undiksha
4 11.00-11.30 Diskusi dan Tanya Jawab Tim P2M Undiksha
5 11.30-12.30 Praktik menulis artikel jurnal hasil
penelitian
Tim P2M Undiksha
18
Lampiran 3. Foto-foto Kegiatan
Gambar 1. Peserta Pelatihan Penulisan Artikel
19
Gambar 3. Penyajian Materi Oleh Narasumber
20
Lampiran 5. Rubrik Penilaian Artikel Guru
No Kriteria Skor
1 2 4 5
1. Kejelasan judul artikel
2. Kelengkapan dan kejelasan abstrak
3. Kelengkapan dan kejelasan pendahuluan
4. Ketepatan penulisan rumusan tujuan
5. Kejelasan metode penelitian
6. Kejelasan pemaparan hasil penelitian
7. Ketajaman pembahasan
8. Kejelasan simpulan dan saran
Jumlah
21
Lampiran 6. Sertifikat Pelatihan
1
Lampiran 7. Artikel Guru
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD
Gusti Kadek Raini
SD N. 3 Padangbulia, Kecamatan Sukasada
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2014/2015 di SD N. 3 Padangbulia. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 di SD N. 3 Padangbulia yang berjumlah 17 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar Matematika. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes. Data dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase hasil belajar matematika sebesar 6,47% dari 73,53( kategori sedang) pada siklus I menjadi 80,00 (kategori tinggi) pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD N 3 Padangbulia tahun pelajaran 2014/2015.
Kata kunci: Model pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar, Matematika
Abstract
This studied aimed to improved learning outcomes Mathematics at fourth grade students in second semester of Elementary School N. 3 Padangbulia through the application of problem based learning model. This research was a class action research study. The subjects of this research were fourth grade students of Elementary School N. 3 Padangbulia totaling 17 people. This study consisted of two cycles, each cycle consist of planning, pelaksanaan, observing and reflecting. Data collection tool was used achievement test. The results showed the average mathematics student learning outcomes were increase in 6,47% from 73.53 (enough category) in the first cycle become 80,00( hight category) in the second cycle. Based on these results it can be concluded that the application of problem based learning can improve student learning outcomes math fourth grade students Elementary School N.3 Padangbulia in second semester in academic year 2014/2015.
Keywords : problem based learning, the results of learning, Mathematics
2 PENDAHULUAN
Mata pelajaran Matematika di sekolah dasar bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitik, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2006: 1). Pembelajaran matematika di SD juga bertujuan untuk melatih siswa memecahkan masalah. Melalui latihan pemecahan masalah, dapat melatih siswa untuk mampu menggunakan berbagai konsep, prinsip dan keterampilan matematika yang telah atau sedang dipelajarinya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari ( Aisyah, 2008: 8). Oleh karena itu, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang penting diberikan pada setiap jenjang pendidikan termasuk di sekolah dasar.
Di sekolah Dasar guru dituntut mampu menerapkan berbagai pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif. serta mampu melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan matematisasi horisontal dan vertikal untuk menyelesaikan masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata, dan mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Permendiknas RI No. 22 tahun 2006). Selain kemampuan tersebut di atas guru juga harus melaksanakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas RI No. 41 tahun 2007).
Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika di SD guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang mendidik secara kreatif menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah atau mengajukan masalah riil atau nyata, yaitu pembelajaran yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, kemudian siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika dengan melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah. Dalam pembelajaran matematika berbasis masalah ini, siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Sementara itu, guru SD sebagai agen pembaharuan, dituntut untuk memiliki kemampuan membelajarkan kemampuan memecahkan masalah pada para siswanya.
Pada kenyataannya matematika sering dianggap mata pelajaran yang susah dimengerti baik oleh siswa maupun guru itu sendiri karena matematika bersifat abstrak dan membutukan pemahaman konsep-konsepnya. Dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru, guru beranggapan bahwa matematika harus dijelaskan dengan metode ceramah dan pemberian contoh-contoh soal. Sangat jarang guru melaksanakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran siswa lebih sebagai pendengar dan pencatat. Siswa kurang berani bertanya maupun menjawab pertanyaan, berinterksi baik dengan guru maupun temannya. Pembelajaran menjadi monoton kurang menyenangkan, kurang menantang dan kurang memotivasi siswa untuk belajar. Guru kurang menyiapkan media pembelajaran. Siswa kurang memiliki prakarsa, kreativitas dan kemandirian untuk mempelajari suatu konsep. Siswa lebih senang bermain-main atau mengobrol saat pelajaran berlangsung. keadaan seperti ini membuat siswa malas belajar, malas mengerjakan tugas atau PR karena siswa tidak memahami konsep dengan baik sehingga prestasi belajar siswa pun rendah tidak sesuai harapan guru. Kondisi seperti ini juga dialami siswa di SD N. 3 Padangbulia.
Prestasi belajar yang rendah di SD N 3 Padangbulua dapat dilihat dari hasil tes ulangan harian pada siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2014/2015 hasil belajar matematika masih tergolong rendah. Ada 10 orang siswa yang mendapat nilai dibawah 70, sisanya mencapai nilai diatas 70. Dengan rata-rata hasil belajar sebesar 61,76 dan ketuntasan belajar baru mencapai 41,17%.
Berdasarkan data hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes ulangan harian yang dilakukan di kelas IV SD N. 3 Padangbulia diperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika belum mencapai hasil yang diharapkan. Sehingga perlu diupayakan suatu usaha untuk memperbaiki hasil belajar guna mencapai KKM 70,00 untuk setiap siswa dengan ketuntasan belajar ≥ 75%.
Melihat kenyataan masih rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 3 Padangbulia, maka peneliti menganggap perlu untuk mengatasi masalah yang muncul yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
3 berbasis masalah yang merupakan suatu
pembelajaran yang menuntut siswa menjadi pebelajar yang mandiri dan otonom serta menjadikan mereka dapat berpikir secara kritis dalam memecahkan suatu permasalahan pembelajaran.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV semester II SD N. 3 Padangbulia tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan berkontribusi positif terhadap a) siswa, siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna melalui keterlibatan siswa dalam memecahkan permasalahan, sehingga akan berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa, b) guru, meningkatkan kemampuan guru menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, c) sekolah, memperoleh informasi untuk mengambil kebijakan dalam lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Pembelajaran berbasis masalah akan menantang peserta didik untuk ”belajar bagaimana belajar”, bekerja secara kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata(BPSDMP, 2014), yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis masalah menuntut kemampuan siswa dalam mengidentifikasi, memberikan alasan/penalaran dan mengaplikasikan konsep dan prinsip secara tepat untuk mempersiapkan siswa berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran. Siswa juga mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya sekedar mengetahui atau menghafal (Dimyati dan Mudjiono,2006). Model pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada prinsip bahwa masalah dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan
knowledge baru (Sanjaya, 2006:214).
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge).
Menurut Bruner (dalam Aisyah, 2008: 6) belajar Matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur Matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep
dan struktur-struktur Matematika. Dengan demikian siswa dalam belajar, haruslah terlibat aktif mentalnya agar dapat mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Hasil belajar menurut Sardiman (2004) adalah: (a) hasil belajar adalah tingkah laku sebagai hasil pengalaman, (b) hasil belajar adalah dilakukan dengan mengamati, menirukan, mencoba, mendengarkan, mengikuti petunjuk dan pengarahan, dan (c) hasil belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil praktek. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:3) hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor akibat adanya tindakan belajar.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas dapat dirangkai kerangka pikir bahwa Pembelajaran yang selama ini diberikan oleh seorang guru masih berfokus pada kurikulum dan buku teks yang dimana materinya jarang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari ataupun lingkungan siswa. Siswa mengetahui dan hafal tentang konsep serta memecahkan soal-soal akademis yang tepat. Tetapi di dalam kehidupan nyata, mereka mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah sehari-hari. Pembelajaran menjadi membosankan dan matematika terasa sulit bagi siswa dan juga guru. Siswa cenderung bersifat pasif dan tidak termotivasi untuk belajar sehingga sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa yang rendah tidak sesuai harapan.
Untuk itu diperlukan perbaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model pemblajaran yang lebih efektif salah satunya dengan model pembelajaran berbasis masalah karena dengan model pembelajaran melatih siswa belajar secara bermakna dengan mengalami langsung memecahkan masalah sehari-hari berbekal pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memperoleh pengetahuan baru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD N. 3 Padangbulia, kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng selama 4 bulan dari bulan Pebruari 2015 sampai 30 Mei 2015 pada semester II tahun pelajaran 2014-2015. Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD N. 3 Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Semester II tahun pelajaran 2014/2015,
4 dengan jumlah siswa 17 orang terdiri dari 12
orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV Semester II SD N 3 Padangbulia tahun pelajaran 2014-2015 setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam siklus-siklus mengikuti model spiral Kemmis dan Taggart (1998). Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta tahap refleksi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan berdasarkan hasil refleksi awal terhadap permasalahan yang ingin ditanggulangi peneliti melakukan perencanaan tindakan yang meliputi pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta media pembelajaran dan pembuatan instrument penilaian berupa kisi-kisi soal, soal, LKS, lembar observasi, dan lembar permasalahan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan berupa pertemuan di kelas. Tindakan dilakukan sesuai dengan pemecahan masalah yang dipilih yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 tahap utama yaitu : Tahap mengorganisasikan siswa pada masalah yang dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan membentuk kelompok-kelompok siswa agar dapat bekerjasama dan sharing antar anggota, Tahap Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, yang mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen(mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan, Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan memamerkannya, dan tahap akhir yaitu analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dilakukan juga proses pemantauan. Pemantauan dilakukan dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengetahui kinerja siklus berupa hasil belajar matematika siswa, Kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajan pada setiap siklus untuk bahan rafleksi diri dan pengambian keputusan.
Tahap terakhir adalah refleksi. Refleksi adalah peninjauan terhadap kinerja pada setiap siklus, kekuatan dan kelemahan yang masih ada. Sebelum dilakukan refleksi diri peneliti terlebih dahulu melakukan analisis terhadap data yang
telah dikumpulkan. Hasil analisis data merupakan temuan siklus yang digunakan sebagai bahan melakukan refleksi. Hasil refleksi ini merupakan dasar untuk mengambil keputusan apakah permasalahan telah dapat ditanggulangi atau diperlukan siklus lanjutan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Sumber data adalah siswa kelas IV semester II SD N 3 Padangbulia tahun pelajaran 2014-2015.
Data hasil belajar matematika diperoleh pada akhir setiap siklus dengan menggunakan tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda. Masing-masing siklus terdiri dari 10 soal.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung,1999).
Kriteria keberhasilan adalah standar pencapaian yang ditetapkan peneliti sebagai patokan kapan penelitian dianggap berhasil. Berdasarkan standar ketuntasan belajar minimal, secara klasikal hasil belajar siswa dikatakan tuntas apabila mampu mencapai KKM 70,00 dengan ketuntasan belajar ≥ 75% dimana siswa dinyatakan berhasil dalam belajarnya untuk penelitian ini apabila ketuntasan belajar yang harus dicapai adalah 75%.
HASIL PENELITIAN
Pada tahap refleksi awal, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SD N.3 Padangbulia dan berdasarkan hasil pencatatan dokumen didapatkan data mengenai hasil belajar siswa kelas IV. Data hasil belajar matematika diperoleh dari nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas IV pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, yakni sebesar 61,76, dengan ketuntasan belajar sebesar 41,17% Sedangkan pada pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar disebutkan bahwa kelas dikatakan tuntas jika semua siswa memenuhi KKM yang telah ditetapkan yakni 70,00, dan ketuntasan belajar minimal 75%. Dengan melihat data tersebut hasil belajar matematika masih menjadi permasalah yang harus dipecahkan pada siklus I dan seterusnya.
Sesuai dengan permasalahan yang muncul pada refleksi awal, maka rencana yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilengkapi
5 Lembar masalah yang dirancang dengan
soal-soal pemecahan masalah yang langkah-langkah penyelesaiannya diarahkan pada implementasi model pembelajaran berbasis masalah untuk materi yang akan diajarkan. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 kali pertemuan