• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Desain

Menurut Asyraf Ahmaadi (2010), desain merupakan perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur. Kemudian, kata “desain” dapat digunakan sebagai kata benda maupun kata kerja. Dalam artian yang lebih luas, desain merupakan seni terapan dan rekayasa yang berintegrasi dengan teknologi. Desain dikenakan pada bentuk sebuah rencana, dalam hal ini dapat berupa proposal, gambar, model, maupun deskripsi. Jadi dapat dikatan, desain merupakan sebuah konsep tentang sesuatu. Desain lahir dari penerjemahan kepentingan, keperluan, data maupun jawaban atas sebuah masalah dengan metode-metode yang dianggap komprehensif, baik itu riset, brainstorming, pemikiran maupun memodifikasi desain yang sudah ada sebelumnya.

Mendesain suatu produk berbahan logam dapat menggunakan aplikasi bernama autoCAD. Terdapat ukuran tebal, tinggi, panjang, lebar dan lain-lain yang dapat dibuat untuk menghasilkan suatu produk.

Menurut Firman (2013), AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk tujuan tertentu dalam menggambar serta merancang dengan bantuan komputer dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih dikenali sebagai “Computer-aided drafting and design program” (CAD). Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama sekali dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan khusus seperti bidang Mekanikal Engineering, Sipil, Arsitektur, Desain Grafik, dan semua bidang yang berkaitan dengan penggunaan CAD.

2.2 Perencanaan Bahan

Perencanan bahan baku merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan bahan apa saja yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Untuk produksi pembuatan tralis, pagar, kanopi, tangga, dll secara umum adalah: plat baja, baja batangan, besi siku, hollow bar, stainless steel, besi beton, pipa, dll. Ada dua tipe atau spesifikasi material yang umumnya digunakan sebagai bahan baku di bengkel las; yaitu : baja konstruksi (baja karbon rendah), dan stainless steel (baja tahan karat) dengan berbagai bentuk. baja stainless steel agar dipilih yang komposisinya 18-8; artinya khrom-nya 18% dan nikel- nya 8%; kalau dalam spesifikasi teknik adalah : aisi 304, sus 304. Adapun bahan tambahan adalah material yang terkait dengan proses pengelasan namun bukan merupakan bahan baku; antara lain : kawat las, gas elpiji atau asetelin, dan oksigen. Semua bahan tersebut diatas harus disediakan stock minimal masing masing 1 dos Kawat Las, 1 Botol Oksigen, dan 1 Botol Asetelin atau LPG. Kawat Las yang disediakan umumnya 2 ukuran; yaitu besar dan keci atau 2,5 mm dan 3,2 mm, namun kawat las untuk pengelasan Stainless Steel beda lagi dengan kawat las untuk besi beton atau baja karbon/ baja konstruksi biasa.

2.3 Perencanaan Waktu

Perencanaan waktu adalah kegiatan merencanakan waktu setiap proses kegiatan, yang bertujuan dapat dievaluasi lebih lanjut untuk menghasilkan cara dan waktu yang lebih efektif. Rencana Induk (masterplan) adalah sebuah perencanaan yang menitik beratkan uraian-uraian korporasi kebijakan sebuah organisasi. Rencana tersebut memiliki tujuan-tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Rencana Strategis (strategic planning) adalah perencanaan yang berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan

yang lama. Model perencanaan ini sangat sulit untuk diubah. Perencanaan jika dilihat berdasarkan jangka waktu berlakunya rencana, adalah sebagai berikut:

a. Rencana Jangka Panjang (long term planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 10 s/d 25 tahunan.

b. Rencana Jangka Menengah (medium range planning) adalah perencanaan yang berlaku di antara 5 s/d 7 tahunan.

c. Rencana Jangka Pendek (short range planning) adalah perencanaan umumnya berlakunya hanya untuk sekitar 1 tahun.

2.4 Perencanaan Biaya

Perencanaan biaya adalah suatu kegiatan untuk merencanakan kebutuhan biaya untuk setiap bahan yang diganakan dalam proses produksi. Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan/instansi pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

2.5 Pengukuran

2.5.1 Pengertian dan Konsep Pengukuran

Metrologi adalah ilmu tentang pengukuran. Terdapat beberapa konsep pengukuran menurut standar internasional, berikut adalah tabel setiap satuannya:

Tabel 2.1 Pengukuran

Satuan Dasar Panjang Massa Waktu Arus Temperatur termodinamika Jumlah zat Intensitas cahaya meter kilogram sekon amper kelvin mole kandel a m kg s A K mol cd Satuan tambahan Sudut bidang Sudut

ruang radian steradian rad sr

Gambar 2.1 Roll Meter

Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter. Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm. Roll Meter ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau inch. Pita ukur atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.

2.5.3 Mistar

Gambar 2.2 Mistar

Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya.

2.5.4 Penggoresan

Penggoresan adalah alat yang digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores:

a. Penggores tangan sedukan.

b. Penggores dengan satu ujung bengkok. c. Penggores dengan satu ujung dirobah.

2.5.5 Penggaris Siku

Gambar 2.3 Penggaris Siku

Penggaris siku merupakan tolak ukur pertama terhadap hasil kerja tukang kayu dalam hubungannya dengan perakitan, kestabilan konstruksi dan ketepatan sudut pemotongan. Oleh karena itulah apabila anda sedang merencanakan untuk membeli alat bantu ini, sebaiknya sediakan anggaran biaya yang sedikit lebih besar untuk membeli penggaris siku yang berkualitas.

2.6 Kerja Bangku

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan

pekerjaandengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku. Bangku kerja adalah bangku atau meja tempat di mana benda kerja dikerjakan sekaligus merupakan wadah bagi peralatan kerja bangku. Pada kerja bangku kita menggunakan beberapa peralatan seperti, ragum, kikir, (kasar, halus), mistar ingsut, siku dan gergaji.

a. Ragum

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup,tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

Hal-hal yang perlu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:

1) Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.

2) Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.

3) Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk.

4) Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.

b. Gergaji

Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk memotong logam atau non logam. Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja. Mesin gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan proses lebih lanjut. Dapat dimaklumi bahwa mesin ini memiliki kepadatan operasi yang relatif tinggi pada bagian produksi. Gergaji tangan biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana dalam jumlah produksi yang rendah.

Gambar 2.4 Kikir dan Nama Bagiannya

Dengan semakin kompleknya bentuk benda kerja, maka peralatan untuk membuatnya juga semakin banyak di buat. Dalam bengkel kerja bangku, kita mengenal beberapa macam kikir, di mana masing kikir tersebut mempunyai kegunaan masing-masing.Macam-macam kikir adalah sebagai berikut:

1) Kikir Rata

Kikir rata berfungsi untuk meratakan benda kerja, dan umumnya bentuknya tebal dan agak lebar.

Gambar 2.5 Kikir Rata

2) Kikir Instrumen

Disebut kikir instrumen karena bentuk kikir ini sangat kecil di bandingkan dengan ukuran kikir pada umumnya dan karena pemakaiannya untuk pengikiran benda kerja yang kecil atau instrumen dari suatu peralatan.

Kikir instrumen ini tersedia dalam satu set yang berisi semua bentuk atau macam-macam kikir, yaitu : kikir datar, kikir segi tiga, kikir segi empat, kikir bulat, kikir setengah bulat

dan pisau. Gigi-gigi pemotongnya juga sama dengan kikir pada umumnya yaitu bergigi tunggal dan bergigi ganda.

2.7 Pemesinan

Proses permesinan (Machining process) merupakan proses pembentukan suatu produk dengan pemotongan dan menggunakan mesin perkakas. Umumnya, benda kerja yang di gunakan berasal dari proses sebelumnya, seperti proses penuangan (Casting) dan proses pembentukan (Metal Forging). Proses permesinan ini berdasarkan bentuk alat potong dapat di bagi menjadi 2 tipe, yaitu :

a. Bermata potong tunggal (single point cutting tools)

b. Bermata potong jamak (multiple points cuttings tools)

Secara umum, gerakan pahat pada proses permesinan terdapat 2 tipe yaitu : gerak makan (feeding movement) dan gerak potong (cutting movements). Sehingga berdasarkan proses gerak potong dan gerak makannya, proses permesinan dapat di bagi menjadi beberapa tipe, antara lain :

a. Proses Bubut (Turning)

b. Proses Sekrap (Planning, Shaping)

c. Proses Freis (Milling)

e. Proses Bor (Boring)

f. Proses Kikir (Filling)

g. Proses Gergaji atau parut (Sawing, Broaching)

2.8 Pengelasan

Gambar 2.6 Pengelasan

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.

2.9 Finishing

Finishing adalah proses terakhir dalam suatu proses produksi, terdapat beberapa proses finishing di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Penghalusan

Penghalusan adalah proses menghaluskan permukaan logam yang tidak rata. Adapun proses penghalusan dapat menggunakan peralatan sebagai berikut:

Gambar 2.7 Mesin Gerinda Tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

b. Pendempulan

Dempul adalah bahan yang digunakan untuk menutup lubang pada kayu maupun logam dengan menggunakan media cat air maupun

kapur.Pendempulan bertujuan untuk mendasari pengecatan, maeratakan dan menghaluskan bidang kerja serta menambal bidang kerja yang tergores atau penyok.

c. Pengecatan

Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau bubuk) di atas sebuah benda dan kemudian membuat lapisan cat ini mengeras dengan cara mengeringkannya.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Metodologi

Metodologi praktikum untuk pembuatan tralis adalah dengan menyiapkan alat dan bahannya terlebih dahulu. Bahan seperti plat besi dan besi padat kecil harus diukur sesuai ukuran pada desain yang telah dibuat. Kemudian dipotong menggunakan cara manual menggunakan gergaji besi atau menggunakan gerinda potong. Plat besi dan besi padat kecil yang telah dipotong tersebut disatukan dengan mesin las, membentuk desain tralis yang telah direncakan. Setelah besi-besi tersebut terpasang dan membentuk desain, maka tralis tersebut digerinda untuk menghaluskan permukaan yang telah dilas. Lalu, bagian sudut-sudut tralis yang dilas tersebut diberi dempul. Tunggu hingga dempul itu mengering. Kemudian lubangi tepi tralis menggunakan mesin bor. Amplas seluruh permukaan tralis agar halus. Lalu, bersihkan tralis menggunakan kuas bersih atau lap kering untuk memudahkan dalam melakukan finishing. Kemudian tralis diberi cat dasar dan cat luar.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan tralis adalah sebagai berikut: A. Alat 1. Mesin gerinda 2. Ragum 3. Alat pencekam 4. Meteran 5. Penggaris siku 6. Amplas 7. Mesin las

8. Mesin bor 9. Kuas cat 10. Wadah cat 11. Paku 12. Pensil 13. Gergaji besi 14. Kikir B. Bahan 1. Plat besi 2. Besi kecil 3. Dempul 4. Cat 5. Tinner 6. Meni 7. Elektroda 8. Kapur

3.3 Keterkaitan Antar Teori

Keterkaitan antar teori dengan praktikum pembuatan trails besi adalah sebagai berikut:

1.

Teori mengenai K3 dapat dilaksanakan pada praktikum proses produksi, dalam hal menggunakan alat pelindung mata, pelindung kepala, telinga, sepatu, sarung tangan dan sebagainya sehingga dapat menyelamatkan praktikan dari kecelakaan.

2.

Teori mengenai permesinan, khususnya mengenai mesin gerinda tangan, gerinda meja, gerinda duduk dan mesin las dapat dipraktekkan pada proses pembuatan trails besi, karena mesin-mesin tersebut sangat diperlukan untuk menghasilkan produk trails.

3.

Ilmu metrologi atau ilmu pengukuran dapat digunakan dalam mendukung proses produksi pembuatan trails. Alat ukur yang dipakai seperti roll meter, mistar siku, mistar panjang.

BAB IV

PEMBAHASAN & PENGUMPULAN DATA

4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Desain

Gambar 4.1 Desain Tralis

4.1.2 Perencanaan Bahan

Kebutuhan bahan baku untuk setiap kerangka besi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kebutuhan Bahan Produksi

Ukuran(cm) Jumlah (buah) Total Ukuran (cm) A. Besi Square 11 8 88 5,5 4 22 47 2 94 7 4 28 12,5 2 25 Jumlah 257 B. Plat Siku 79 2 156 41 2 80

Jumlah 240

Total 497

4.1.3 Perencanaan Waktu

Tabel 4.2 Perencanaan Waktu

Kegiatan Keterangan

Satuan Waktu

(detik)

Waktu (detik)

Pengukuran plat saku, plat sudut, &

besi square 28 buah 30 840

Pemotongan plat siku 4 buah 60 240

Pemotongan plat siku sudut 45o 4 buah 60 360

Pemotongan besi square 20 buah 40 800

Champer besi square (gerinda berdiri) 20 buah 50 1000

Pengeboran 16 lubang 30 480

Kegiatan Keterangan

Satuan Waktu

(detik)

Waktu (detik)

Mengelas figura tralis (sudut plat siku) 4 sudut 35 140

Mengelas setiap besi square

Seluruh kerangka disatukan

- 1200

Penggerindaan Tralis yang sudah jadi

(gerinda tangan) - - 2400

Hamplas - - 1800

Memberi menie/cat dasar - - 1800

Menjemur tralis agar cat dasar kering - - 7200

Menghamplas kembali agar meni

halus - - 2100

Membersihkan dengan kuas - - 600

Mengecat dengan cat berwarna hitam - - 1800

Menjemur - - 9000

Total detik 32720

Total jam 9 jam

4.1.4 Perencanaan Biaya

Rancangan biaya dalam pembuatan tralis adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Perencanaan Biaya

Nama

Barang Kebutuhan SatuanHarga Harga Total Plat Siku 2 meter Rp 7.000 Rp 14.000 Besi Square 5 meter Rp 10.000 Rp 50.000 Amplas 1 gulung Rp 10.000 Rp 10.000

Tabel 4.3 Lanjutan Nama

Barang Kebutuhan SatuanHarga Harga Total Tinner 1 kaleng Rp 20.000 Rp 20.000 Menie 1 kaleng Rp 28.500 Rp 28.500

Dempul 1 kaleng Rp 14.000 Rp 14.000 Listrik 10 jam Rp 5.000 Rp 50.000

Total Rp 236.500

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Pengukuran

Pengukuran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menentukan panjang, tinggi, lebar atau ketebalan suatu benda menggunakan suatu satuan ukuran berupa centimeter, meter dan sebagainya. Pada praktikum pembuatan tralis, pengukuran yang dilakukan menggunakan roll meter, mistar panjang dan mistar siku. Data yang diperoleh dari desain menggunakan ukuran sebagai berikut:

Tabel 4.4 Data Pengukuran

Nama Komponen Ukuran (cm) Jumlah Kompone n Jumlah Ukuran (cm) Waktu (detik) Plat Siku 40,5 2 81 70 Plat Siku 78,5 2 157 60 Besi Square 11 8 88 270 Besi Square 5 4 20 150

Besi Square 46,5 2 93 65

Besi Square 6,3 4 25,2 160

Besi Square 11,9 2 23,8 125

Jumlah - 20 488 cm 900 detik

4.2.2 Kerja Bangku

Kerja bangku merupakan pekerjaan yang dilakukan menggunakan tangan di atas bangku kerja, di antaranya menggunakan ragum sebagai alat cekam besi, gergaji besi untuk memotong besi dan kikir untuk menghaluskan besi. Pengolahan datanya disajikan pada data berikut:

Tabel 4.5 Tabel Waktu Untuk Kerja Bangku

Kegiatan Ukuran Jumlah Waktu (detik)

Gergaji Besi, ragum dan kikir

Pemotongan Plat Siku 40,5 2 768

Pemotongan Plat Siku 78,5 2 822

Pemotongan Besi Square 11 8 279

Pemotongan Besi Square 5 4 190

square menggunakan kikir

Total - 20 buah 2119 detik

4.2.3 Pemesinan

Pemesinan merupakan kegiatan yang menggunakan mesin secara otomatis, biasanya menggunakan listrik, rincian datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Waktu untuk Pemesinan

Kegiatan Ukuran Jumlah Waktu (detik)

A. Gerinda Duduk

Pemotongan Besi Square 46,5 2 23

Pemotongan Besi Square 6,3 4 57

Pemotongan Besi Square 11,9 2 23

Penggerindaan Besi Square - - 267

B. Mesin Gerinda Berdiri Menchamper setiap sudut

besi square - - 1200

Kegiatan Ukuran Jumlah Waktu (detik) C. Mesin Bor

\ Melubangi sisi plat siku - 16 lubang 425 D. Gerinda Tangan

Menggerinda tralis yang

sudah terbentuk - 1 tralis 2400

Total - - 4395 detik

4.2.4 Pengelasan

Pengelasan adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi. Pengelasan hanya terdapat dua bagian secara umum dalam pembuatan tralis ini, yaitu penyatuan logam untuk figura (plat siku) dan mengelas tiap kerangka besi square. Data waktu yang sesuai dengan praktikum adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Waktu untuk Proses Pengelasan

Kegiatan Ukuran Jumlah Waktu (detik)

Mengelas figura - 4 sisi 167

Mengelas kerangka besi

square - - 1540

4.2.5 Finishing

Tabel 4.8 Waktu untuk Proses Finishing

Kegiatan Waktu (detik)

Menghamplas tralis 2820

Memberi menie/cat dasar 1785 Menjemur tralis agar cat dasar kering 8400 Menghamplas kembali agar meni

halus 2000

Tabel 4.8 Lanjutan

Kegiatan Waktu (detik)

Membersihkan dengan kuas 180 Mengecat dengan cat berwarna hitam 1700

Menjemur 8100

Pemeriksaan seluruh kegiatan 960

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pembahasan Bahan Produksi

Berikut tabel perencanaan bahan produksi:

Tabel 4.9 Kebutuhan Bahan Produksi

Ukuran(cm) Jumlah (buah) Total Ukuran (cm) A. Besi Square 11 8 88 5,5 4 22 47 2 94 7 4 28 12,5 2 25 Jumlah 257 cm B. Plat Siku 79 2 156 41 2 80 Jumlah 240 cm

Sedangkan untuk hasil pelaksanaan pada praktikum pembuatan bahan tralis adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Data Pengukuran

Nama Komponen Ukuran (cm) Jumlah Kompone n Jumlah Ukuran (cm) Plat Siku 40,5 2 81 Plat Siku 78,5 2 157 Jumlah - 20 238 cm Besi Square 11 8 88 Besi Square 5 4 20 Besi Square 46,5 2 93 Besi Square 6,3 4 25,2

Besi Square 11,9 2 23,8

Jumlah - 20 250 cm

Berdasarkan kedua tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara perencenaan waktu dengan hasil di laboratorium, dengan hasil bahwa perencanaan membutuhkan panjang plat besi sebesar 240 cm, sedangkan pada kenyataannya dibutuhkan hanya 238 cm. Maka terdapat sisa produksi sekitar 2 cm. Untuk kebutuhan besi square pada perencanaan dianggarkan 257cm, sedangkan pada kenyataannya hanya membutuhkan 250 cm. Maka terdapat sisa 7 cm.

Dilihat dari perbedaan tersebut dapat disebabkan karena adanya perencanaan optimum mengenai maksimasi produksi dan minimasi, sehingga mencapai keadaan yang efektif. Perbedaan yang terjadi tidak memiliki selisih yang terlalu jauh, maka biaya produksi dapat dikatakan aman, karena tidak terlalu membuang banyak bahan.

4.3.2 Pembahasan Waktu Produksi

Tabel 4.2 Perencanaan Waktu Kegiatan Keterangan Satuan Waktu (detik) Waktu (detik)

Pengukuran plat saku, plat sudut, &

besi square 28 buah 30 840

Pemotongan plat siku 4 buah 60 240

Pemotongan plat siku sudut 45o 4 buah 60 360

Pemotongan besi square 20 buah 40 800

Champer besi square (gerinda berdiri) 20 buah 50 1000

Pengeboran 16 lubang 30 480

Mengelas figura tralis (sudut plat siku) 4 sudut 35 140

Mengelas setiap besi square

Seluruh kerangka disatukan

- 1200

Penggerindaan Tralis yang sudah jadi

(gerinda tangan) - - 2400

Memberi menie/cat dasar - - 1800 Menjemur tralis agar cat dasar kering - - 7200 Menghamplas kembali agar meni

halus - - 2100

Membersihkan dengan kuas - - 600

Mengecat dengan cat berwarna hitam - - 1800

Menjemur - - 9000

Pemeriksaan seluruh kegiatan - - 960

Total detik 32720 detik = 9 jam 5 menit 20 detik Sedangkan untuk hasil pelaksanaan pada praktikum pembuatan bahan tralis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Perencanaan Waktu

Kegiatan Waktu (detik)

Pengukuran 900

Kerja Bangku 2119

Pemesinan 4395

Finishing 25945

Total 35066 detik = 9 jam 44 menit 26 detik

Berdasarkan kedua tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara perencenaan waktu dengan hasil di laboratorium, dengan hasil bahwa perencanaan membutuhkan waktu keseluruhan proses produksi sebesar 32720 atau sekitar 9 jam 5 menit 20 detik, sedangkan pada kenyataannya dibutuhkan 35066 detik atau sekitar 9 jam 44 menit 26 detik. Maka terdapat selisih waktu produksi yaitu sebesar 39 menit 6 detik.

Dilihat dari perbedaan tersebut dapat disebabkan karena adanya perencanaan optimum mengenai maksimasi produksi dan minimasi, sehingga mencapai keadaan yang efektif. Dapat pula disebabkan karena banyaknya pekerja yang membuat satu produk sehingga ada pergantian tangan yang dapat menambah waktu produksi. Perbedaan yang terjadi memiliki selisih yang cukup jauh. Maka hasil perbedaan ini dapat dijadikan evaluasi untuk mengefektifkan waktu dan mengubah sistem kerja pada proses produksi.

4.3.3 Pembahasan Biaya Produksi

Berikut merupakan hasil biaya bahan baku yang dirancang dan hasil dalam praktikum:

Tabel 4.3 Perencanaan Biaya

Nama Barang

Kebutuhan Harga

Satuan Harga Total Plat Siku 2 meter Rp 7.000 Rp 14.000 Besi Square 5 meter Rp 10.000 Rp 50.000 Amplas 1 gulung Rp 10.000 Rp 10.000 Tinner 1 kaleng Rp 20.000 Rp 20.000 Menie 1 kaleng Rp 28.500 Rp 28.500 Cat 1 kaleng Rp 50.000 Rp 50.000 Dempul 1 kaleng Rp 14.000 Rp 14.000 Listrik 10 jam Rp 5.000 Rp 50.000

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN TRALIS Diaju (Halaman 17-55)

Dokumen terkait