• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

C. Saran

1. Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta

Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta dapat berpartisipasi dalam menjaga keberadaan ekstrakurikuler drama SMA

Se-Kotamadya dengan mengadakan kegiatan tahunan, seperti mengadakan festifal drama, workshop drama, dan lain sebagainya. Dengan mengadakan kegiatan tersebut, diharapkan mampu memotivasi keberadaan ekstrakurikuler drama untuk terus berkarya, sesuai dengan kompetensi-kompetensi kebahasaan yang telah diatur dalam KTSP. Selain itu, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta, dapat membantu merumuskan materi-materi dan format pengajaran bagi guru/pelatih ekstrakurikuler drama, sehingga materi yang diberikan dapat terarah dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung apresiasi drama dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran, sekolah-sekolah lain yang belum memiliki ekstrakurikuler drama akan termotivasi untuk mengadakan eksrtakurikuler drama di sekolahnya.

2. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya memberikan keleluasaan berekspresi bagi peserta ekstrakurikuler drama, dengan batasan norma-norma pendidikan yang ada. Keleluasaan berekspresi dapat diberikan dengan menyediakan pelatih/guru ekstrakurikuler drama yang paham mengenai psikologi pembelajaran, psikologi remaja dan kurikulum, sehingga materi-materi ekstrakurikuler drama dapat berlangsung sesuai dengan kegiatan belajar-mengajar yang ada di sekolah dan dapat menunjang prestasi belajar peserta ekstrakuruikuler drama.

Selain itu, Kepala Sekolah dapat memberikan bantuan operasional yang sesuai dengan kebutuhan produksi ekstrakurikuler drama, sehingga tidak menghambat proses pembelajaran drama maupun pementasan drama. Kepala Sekolah hendaknya juga terus melakukan

pemantauan terhadap kegiatan ekstrakurikuler drama, untuk

mengantisipasi kegiatan yang tidak sesuai dengan norma pendidikan (seperti, siswa terpaksa latihan hingga larut, ketika akan mengadakan pementasan, sehingga mengganggu proses studinya).

3. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA

Guru dapat melihat pentingnya ekstrakurikuler drama dalam menunjang pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA. Dalam hal ini, guru dapat menyarankan siswa untu mengikuti ekstrakurikuler drama, dengan mengungkapkan banyaknya manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ekstrakurikuler drama. Bahkan, SMA BOPKRI 2 menjadikan ekstrakurikuler drama sebagai ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh siswa yang masuk kelas bahasa. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya juga membantu kepala sekolah untuk terus melakukan pemantauan terhadap kegiatan ekstrakurikuler drama, untuk mengantisipasi kegiatan yang tidak sesuai dengan norma pendidikan.

4. Peneliti lain

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manfaat ekstrakurikuler drama terhadap pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menurut peserta ekstrakurikuler drama. Untuk pengembangan penelitian ini, ada baiknya apabila dilakukan penelitian mengenai pola-pola/rancangan pengajaran ekstrakurikuler drama bagi siswa SMA dan penelitian mengenai hubungan ekstrakurikuler drama dengan prestasi belajar Bahasa dan Sastra Indopnesia. Namun, untuk melakukan penelitian mengenai drama dibutuhkan kesabaran dan keuletan, mengingat buku-buku mengenai drama masih minim, sehingga peneliti harus berusaha mencari di lembaga-lembaga yang memiliki konsentrasi pada dunia drama, seperti Balai Bahasa, Institut Seni Indonesia (Jurusan Teater) maupun UNY (Fakultas Bahasa dan Seni)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

___________, 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Brahim, 1968. Drama dalam Pendidikan. Jakarta:Gunung Agung.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdiknas.

___________, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Hasjim, Nafron. 1983. Apresiasi Sastra di Lingkungan Sekolah.

Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Iswantara, Nur. 2005. Pembelajaran Drama di Sekolah. Makalah. Yogyakarta:Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad

Dahlan.

Moleong, J. Lexy. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Moody, HLB. 1988. Metode Pengajaran Sastra Terjemahan dalam Bahasa Indonesia oleh Rahmanto. Yogyakarta:Kanisius.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta:Gadjah Mada

University Press.

Piet, A. Sahertian. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra, (Saduran Bebas) dari Moody, H.L.B. 1979. The Teaching of Literature. Yogyakarta:Kanisius.

___________,. Berkenalan dengan Drama dan Apresiasinya. Yogyakarta:Balai

Bahasa.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung:Gunung Larang.

Soewandi, A.M., Slamet. 2006. “Kurikulum Berbasis KompetensiPendidikan Dasar dan Menengah.” Makalah. Yogyakarta:PBSID-USD.

______________ (dkk). 2000. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Yogyakarta:USD.

Sulanjani. 1996. Aspek-Aspek Kependidikan dalam Unsur Gerak dan Tema

Cerita Dramatari Langen Carita. Skripsi. Yogyakarta:Prodi Pendidikan

Seni Tari, Universitas Negeri Yogyakarta.

Sunarta, Wayan, 2007. Sinar Harapan. 2 April 2007. Hlm.4.

Suwondo, Tirto, dkk. 2003. Janji-Janji Ibu Menteri. Yogyakarta:Balai Bahasa. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1987. Teknik Pengajaran Ketrampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

__________, 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung:Angkasa.

Taylor, Loren. E. 1981. Drama Formal dan Teater Remaja. Yogyakarta:Hanindita.

Usman, Moh. Uzar. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung:Remaja Rosdakarya.

____________, dan Lilis Setiowati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Waluyo, Herman J, 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta:Hanindita.

Widharyanto, B. 2006. ”Pendekatan-pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” Makalah. Yogyakarta:USD.

___________, dkk. 2002. Buku Pedoman PRODI PBSID. Yogyakarta:USD. Widjayanto, Retno, 2007. Pikiran Rakyat. 31 Januari 2007. Hlm.5.

BIODATA

Natalia Dessy Wulaningrum, lahir di Yogyakarta, 7 Desember 1983. Anak ketiga dari pasangan FX. Wilopo (alm) dan CH. Nuryanti ini telah memiliki minat terhadap dunia sastra sejak duduk di bangku SMP. Beberapa penghargaan dalam dunia baca puisi dan penulisan cerpen diraihnya ketika duduk di bangku SMA, seperti Juara Pertama lomba baca puisi tingkat pelajar se-DIY-Jateng di AMPTA, Juara Pertama lomba penulisan essay tingkat SMA Se-DIY yang diselenggarakan oleh PKBI, dan Juara Kedua Lomba penulisan cerpen tingkat pelajar yang dilaksanakan oleh Seminari Tinggi Mertoyudan.

Ketika menjalani studinya di Universitas Sanata Dharma, Dessy juga sempat bekerja di UCommunication, yang merupakan pekerjaan di bidang event organizer dari UNISI Radio, Sleman Community News, sebagai salah satu wartawatinya, Ikreasi Advertising sebagai Public Relation, dan terakhir bekerja sebagai enumerator di PSKK-UGM (2007). Beberapa training yang diikutinya adalah sebagai penutur asing di REALIA dan Scrip Writer di JOGJA TV. Karya terbaiknya selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma, FKIP, PBSID adalah menyutradarai dramatisasi Rick dari Corona, karya WS. Rendra di Lembaga Indonesia Perancis dan Skripsinya yang berjudul Manfaat Ekstrakurikuler Drama terhadap Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Menurut Pendapat Peserta Ekstrakurikuler Drama SMA Swasta Se-Kotamadya Yogyakarta.

LAMPIRAN

Dok. Pementasan Teater SMA Stella Duce 2

Dok. Pementasan Teater SMA Muhammadiyah 2

Dok. Latihan Teater SMA Taman Madya IP

Dokumen terkait