• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan menggunakan desain penelitian Randomized Controlled Trial.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan tanpa variabel pengganggu seperti gaya hidup, pola makan, lingkungan dan obat. 3. Follow up yang dilakukan harus lebih baik.

59

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3rd ed.). Jakarta: Balai Pustaka. American Diabetes Association, (2014). Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitis. Diabetes Care Volume 37, pp. 581-590.

American Diabetes Association, (2015). Factors affecting blood glucose. Diakses 28 Maret 2016 dari http://www.diabetes.org/

Colberg. S, Sigal. R, Fernhall. B, Regensteiner. J, Blissmer. B, Rubin. R, Chasan-Taber. L, Albright. A, & Braun. B. (2010). Exercise and Type 2 Diabetes. Diabetes Care : e147-e167.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman pengendalian diabetes melitus dan penyakit metabolik. Diambil pada 23 Oktober 2012 dari http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/1359/1/ BK2008

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Diabetes Mellitus Penyebab Kematian Nomer 6 di Dunia : Kemenkes Tawarkan Solusi Cerdik. Jakarta. Fahmi, G.Z. (2013). Pengaruh Senam Ergonomis pada Penderita DM Tipe 2

terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Kadar Glukosa 2 Jam Postprandial. Karya tulis ilmiah strata satu. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Fakhruddin, H & Nisa, K. (2012). Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Lansia di Panti Sosial dan Lanjut Usia

Tresna Werdha‘ Natar Lampung Selatan. MAJORITY (Medical Journal of Lampung University), 76-84.

Fatimah, R.N, (2015). Diabetes Melitus tipe 2. MAJORITY (Medical Journal of Lampung University Lampung). 93-101.

Gardner, D.G. (2007). Greenspan's basic & clinical endocrinology. New York:The McGraw-Hill Companies.

Guelfi. K.J, Ratnam. N, Smythe. G.A, Jones. T.W, Fournier.P.A. (2007). Effect of Intermittent High-Intensity Compared with Continous Moderate Exercise on Glucose Production and Utilization in Individuals with Type I Diabetes. Am J Physiol Endocrinal Metabolism 292: E865-E870.

Gondosari, A. H. (2009). Karbohidrat Sederhana. Diakses pada 24 November 2016, http://www:5Elemen.com/

Harrison. (2012). Harrison's Principles of Internal Medicine (18th ed.). Jakarta: EGC.

60

Henrikson, J.E., & Nielsen, H. (2009). Blood glucose levels. Diakses pada 28 Maret 2016, dari http://www.netdoctor.co.uk/healthadvice/facts/ diabetesbloodsugar.htm

Indriyani, P. (2007). Pengaruh Latihan Fisik;Senam Aerobik terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga. diunduh pada 26 September 2015, dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/717/586 Interational Diabetes Federation. (2015). IDF Diabetes Atlas 7th Edition. Diakses

pada 14 Januari 2016, http://www.diabetesatlas.org/

Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007), Karya tulis ilmiah strata dua. Universitas Indonesia, Jakarta

Jelantik, I. G. (2014). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan Dan Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Mataran. Media Bina Ilmiah, Issue 39-44.

Juliani, L., & Suharyo. (2015). Pengaruh Senam Zumba Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Semarang Tahun 2015. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Dian Nuswantoro.

Kaku, K. (2010). Pathophysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy. JMAJ, 53(1), 41-46.

Karinda, R. A. (2013). Pengaruh Senam Sehat Diabetes Mellitus Terhadap Profil Lipid Klien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Karya tulis ilmiah strata satu, Universitas Jember, Jember

Kartika, U. (2015). Pengaruh Shalat Dalam Menurunkan Tingkat Ansietas Dan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Karya tulis ilmiah strata dua, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. (2010). Petunjuk

Pelaksanaan Senam Diabetes Melitus. Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Luettgen.M., Foster. C., Doberstein, S. (2012). Zumba is the ―fitness party‖.

Journal of sport and medicine. 357-382.

Mendes, R. S.-M.-B. (2015). Exercise prescription for patients with type 2 diabetes—a synthesis of international recommendations: narrative review. Br J Sports Med. 1-4.

61

Mikus, C.R., Oberlin, D.J., Libla, J., Boyle, L. J., Thyfault, J.P. (2012). Glycaemic control is improved by 7 days of aerobic exercise training in patient with type 2 diabetes. Diabetologia. p1417-1423.

Misnadiarly. (2006). Ulcer Gangren Infeksi Diabetes Mellitus Mengenali Gejala Menanggulangi Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer.

Myers,V.H., Mcvay, M. A., Brashear, M.M., Johannsen. N.M., Swift, D.L., Kramer, K. (2013). Exercise Training and Quality of Life Individuals With Type 2 Diabetes. Diabetes Care, Volume 36, p1884-1890.

Nabyl, R.A. (2009). Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus. Yogyakarta: Genius Printika.

Ndraha, S. (2014). Diabetes Melitus tipe 2 dan Tatalaksana Terkini. MEDICINUS. 9-16.

Nordqvist. (2014). What is blood sugar? What is blood glucose?. Diakses 28 Maret 2016 dari http://www.medicalnewstoday.com/articles/249413.php Notoadmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta

Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

NutriStrategy. (2015). Calories Burned Buring Exercise. Diakses 28 Maret 2016, dari http://www.nutristrategy.com/activitylist4.htm

Ozougwu, J. C. (2013). The pathogenesis and pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus. Academic Journals, 4(4), 46-57.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2006). Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2011). Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI.

Powers, A.C. (2008). Diabetes mellitus. In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrison’s Principles of Internal

Medicine. (17th ed.). United States: The McGraw-Hill Companies; hal2275-304.

62

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Gangguan Sistem Endokrin dan Metabolik. In Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, E/6, Vol.2 (p. 1260). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Priyanto, S. (2012). Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah Pada Aggregate Lansia Diabetes Melitus di Magelang. Karya Tulis Ilmiah strata dua. Universitas Indonesia.

Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 (p. 1880). Interna Publishing.

Purwanto. (2011). Dampak Senam Aerobik terhadap Daya Tahan Tubuh. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (1st ed.).

Rachmawati, Syam, A., Hidayanti, H. (2011). Pola Makan dan Aktivitas fisiik dengan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Karya tulis ilmiah strata satu. Universitas Hassanudin, Makassar

Rachmawati, O. (2010). Hubungan Latihan Jasmani Terhadap Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe-2. Karya Tulis Ilmiah strata satu. Universitas Sebelas Maret.

Ranabir, S., & Reetu, K. (2011). Stress and hormones. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. 15(1);18-22.

Ridha, A. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Senam Lantai Tehnik Dasar Gerak Meroda Melalui Bantuan Teman pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Babalan Tahun Ajaran 2011/2012. Medan: Universitas Negeri Medan.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Laporan Nasional., s.l.: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.

Risma, W., Prapti.N.K.G., Artawan, I.P. (2014). Pengaruh Kombinasi Pengaturan Pola Diit DM Dan Senam Diabetes Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Tipe II. Karya Tulis Ilmiah strata satu. Universitas Udayana, Bali.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Muna Medika.

Rondhianto. (2011). Pengaruh Diabetes Self Management Education Dalam Discharge Planning Terhadap Self Efficacy dan Self Care Behavior PasienDiabetes Mellitus Tipe 2. Karya Tulis Ilmiah strata dua. Universitas Airlangga, Surabaya.

Santoso, M. (2008). Senam Diabetes Indonesia Seri 4 Persatuan Diabetes Indonesia. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.

63

Sherwood, L. (2011). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. (6th ed.). Jakarta: EGC. Sinaga, J., & Hondro, E. (2012). Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap

Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan 2011.Jurnal Mutiara Ners.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2009). Textbook of medical surgical nursing. Vol.2. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2015). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Sopiyudin, D. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Sudoyo, A.W. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Interna Publishing.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono T. (2004). Naskah Lengkap PB Persadia. Simposium Diabetes Melitus untuk Dokter dan Diabetisi. Semarang: Universitas Diponegoro, pp 25-31. Sujaya, I. N. (2009). Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor

Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Tabanan. Jurnal Skala Husadar, 6(1), pp. 75-81.

Suryanto. (2009). Peran Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes Mellitus . Medikora Vol. V No. 2, 173-184.

Tandra. (2008). Segala Sesuiatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta: Gramedia.

Trisnawati, S.K., Setyorogo, S. (2013) Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah strata satu. STIKes MH Thamrin, Jakarta

Utomo, O.M., Azam, M., Anggraini, D.N.(2012). Pengaruh Senam Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes. Unnes Journal Of Public Health. 36-40.

Williams, L.S., & Hopper, P.D. (2007). Understanding medical surgical nursing. (3rd ed.). F.A. Philadelphia: Davis Company.

World Health Organization. (2002). Diakses pada 7 November 2016, http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/

World Health Organization. (2015). Diakses pada 26 September 2015, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/

64

World Health Organization. (2016). Media centre: Diabetes mellitus. Diakses pada 11 Januari. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/ Yunir, E. S. (2010). Terapi Non Farmakologis Pada Diabetes Melitus. In A. W.

Sudoyo (Ed.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 1891-1895). Jakarta: Interna Publishing.

65 Lampiran 1. Surat Kelayakan Etik Penelitian

66

67 Lampiran 3. Lembar Informed Consent

Informed Consent Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : L/P*coret yang tidak perlu Alamat: :

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian, jalannya penelitian, serta resiko- resiko yang mungkin dapat terjadi selama penelitian, saya menyatakan BERSEDIA untuk ikut dalam penelitian yang

berjudul ― Efektivitas Senam ADUHAI terhadap Kadar Glukosa Darah, HDL,

Kolesterol Total, dan Trigliserida pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1‖.

Demikian surat ini saya setujui tanpa adanya paksaan dari pihak manapun Yogyakarta, 2016

Peneliti Probandus

68 Lampiran 4. Lembar Formulir Data Diri

Form Data Diri

Nama :

Jenis Kelamin : L/P *coret yang tidak perlu

Status perkawinan : kawin/ belum kawin janda/duda Tempat, tanggal lahir :

Alamat :

No. HP/ telepon :

Pendidikan terakhir : Diagnosis DM sejak tahun : Riwayat penyakit dahulu :

Komplikasi :

Screening:

฀ Berusia 40-70 tahun ฀ Tidak Hamil

฀ Tidak Disabilitas Fisik ฀ Tidak Afasia

฀ Sadar penuh

฀ Tidak memiliki penyakit penyerta

฀ Tidak mengkonsumsi alkohol

Kadar glukosa screening :

BB/ TB :

Tekanan Darah :

Vena Pre :

Glukosa HDL Trigliserid Kolesterol Total

Vena Post :

69

Lampiran 5. Lembar follow up SENAM ADUHAI CHECKLIST SENAM ADUHAI

Nama :

70

Lampiran 6. Statistik deskriptif penderita DM tipe 2 menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 6 35.3 35.3 35.3

PEREMPUAN 11 64.7 64.7 100.0

Total 17 100.0 100.0

Lampiran 7. Statistik deskriptif penderita DM tipe 2 menurut Kategori Usia Kategori Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LANSIA 13 76.5 76.5 76.5

TIDAK LANSIA 4 23.5 23.5 100.0

71

Lampiran 8. Statistik deskriptif kategori kadar glukosa darah sebelum dan sesudah senam ADUHAI

Descriptives

Statistic Std. Error

GLUKOSA_PRE Mean 1.6671E2 14.68562

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.3557E2

Upper Bound 1.9784E2

5% Trimmed Mean 1.6390E2

Median 1.5100E2 Variance 3.666E3 Std. Deviation 6.05504E1 Minimum 87.00 Maximum 297.00 Range 210.00 Interquartile Range 98.50 Skewness .599 .550 Kurtosis -.395 1.063

GLUKOSA_POST Mean 1.5153E2 9.71926

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.3093E2

Upper Bound 1.7213E2

5% Trimmed Mean 1.5025E2

Median 1.3800E2 Variance 1.606E3 Std. Deviation 4.00736E1 Minimum 99.00 Maximum 227.00 Range 128.00 Interquartile Range 70.00 Skewness .708 .550 Kurtosis -.746 1.063

72 Lampiran 9. Uji normalitas data variabel

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GLUKOSA_PRE .132 17 .200* .950 17 .463

GLUKOSA_POST .212 17 .041 .905 17 .081

Lampiran 10. Uji Paired-sample T test

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 GLUKOSA_PRE - GLUKOSA_POST 1.5176 5E1 65.21909 15.81795 -18.35609 48.70903 .959 16 .352

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1

Dewi Citrawati1 , Suryanto2

1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2Bagian Patologi Klinik FK UMY ABSTRACT

Diabetes melitus (DM) especially DM type 2 is the 4th biggest cause of death. The metabolic condition in a person with diabetes is indicated with the high level of blood glucose. This condition can cause various complication, acute, and chronic complication. A comprehensive treatment on DM is needed to prevent acute and chronic complications. According to Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) in 2011, there are 4 main pillars in treating DM, they are education, medical nutrient therapy, exercise or physical activity, and pharmacology intervention. Senam ADUHAI is a head to leg exercise which includes simple and easy movements. This research is aimed at revealing the effectiveness of senam ADUHAI (Atasi Diabetes Untuk Hidup Sehat dan Ideal) on the decreasing of glucose levels in blood at Diabetes Melitus type 2.

This research is a pre-experimental research involving one group pre-test and post-test design. The sample of the research included 17 people with diabetes mellitus type 2 at Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) group RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Comparative test Paired-sample T Test was used to analyze the data.

The prevalence diabetes mellitus type 2 in woman was higher than men (65%:35%). Meanwhile, diabetes mellitus type 2 mostly occurs in 45-64 years old rather than in ≥65 years old (76%:24%). The Paired-sample T test analysis result show p=0,35 (not significant)

There is no decreasing of blood glucose level in a person with diabetes mellitus type 2 at Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) group RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 before and after senam ADUHAI. With that, senam ADUHAI can not be use as therapy to prevent the complication of Diabetes Mellitus type 2.

Keywords:Diabetes mellitus type 2, senam ADUHAI, blood glucose level

maupun kronik. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2011 terdapat empat pilar penatalakasanaan DM yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas fisik serta intervensi farmakologi. Senam ADUHAI memiliki gerakan-gerakan yang melibatkan bagian tubuh kepala hingga kaki namun tetap sederhana dan mudah dilakukan. Studi ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas dari senam ADUHAI (Atasi Diabetes Untuk Hidup Sehat dan Ideal) terhadap kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2.

Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan pendekatan one group pre-test and post-test design. Sampel penelitian adalah 17 orang penderita diabetes melitus tipe 2 di kelompok Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Analisis data penelitian ini menggunakan uji komparatif Paired sample T test.

Prevalensi penderita diabetes melitus tipe 2 pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki (65%:35%). Sedangkan diabetes melitus tipe 2 lebih banyak terjadi pada usia 45-64 tahun daripada usia ≥65 tahun (76%:24%). Pada hasil analisis dengan uji Paired-sample T Test diperoleh angka signifikansi p=0,35 (tidak signifikan).

Tidak terdapat penurunan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di kelompok Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 antara sebelum dan sesudah senam ADUHAI. Sehingga, senam ADUHAI belum dapat diterapkan dalam pelayanan tata laksana komprehensif untuk mencegah terjadinya komplikasi Diabetes Melitus tipe 2. Kata Kunci: Diabetes melitus tipe 2, senam ADUHAI, kadar glukosa darah

Pendahuluan

Diabetes Melitus (DM) telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes. Berarti ada satu orang per sepuluh detik atau enam orang per menit yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes1. Prevalensi DM meningkat secara global, dan menjadi perhatian di negara Asia. Lebih dari 80% kematian akibat diabetes terjadi di negara dengan penghasilan rendah hingga menengah2.

Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)

(2011)3 terdapat empat pilar penatalakasanaan DM yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas fisik serta intervensi farmakologi. Aktivitas fisik yang rutin bisa mencegah atau memperlambat diabetes dan komplikasinya namun

mayoritas penderita diabetes tipe 2 tidak bergerak aktif4. Senam ADUHAI (Atasi Diabetes Untuk Hidup Sehat dan Ideal) yang merupakan senam yang terdiri dari gerakan-gerakan modifikasi senam kaki diabetik dan mencakup 3 tahapan yakni pemanasan (warming up), inti (conditioning) dan pendinginan (cooling down). Senam ADUHAI memiliki gerakan-gerakan yang melibatkan bagian tubuh kepala hingga kaki namun tetap sederhana dan mudah dilakukan. Keistimewaan dari senam ADUHAI ini adalah semua gerakan dilakukan dalam posisi duduk. Bahan dan Cara

Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan pendekatan one group pre-test and post-test design untuk mengetahui efektivitas senam ADUHAI terhadap kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus tipe 2. Populasi yang digunakan dalam

penelitian adalah anggota kelompok Persatuan Diabetes Indonesia

(PERSADIA) di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Berdasarkan dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah Unit 1 Yogyakarta.

Sebagai kriteria inklusi adalah penderita diabetes Melitus tipe 2 yang bersedia ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent serta berusia 40 hingga 85 tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah penderita yang hami, terdapat disabilitas fisik, afasia, terjadi penurunan kesadaran, memiliki penyakit penyerta, konsumsi alkohol, dan memiliki kadar glukosa darah >250 mg/dL saat screening.

Variabel bebas adalah senam ADUHAI yang berdurasi 7 menit 54 detik dan dilaksanakan dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Sedangkan variabel terikat adalah kadar glukosa darah sebelum (pre-) dan sesudah (post-)

senam ADUHAI. Variabel

penggangunya adalah gaya hidup, pola makan, lingkungan, dan obat.

Alat dan bahan yang digunakan spuit, kapas steril, handscoen, masker, tourniquet, tabung penampung, antikoagulan, alat automatic analyzer, form data diri, dan informed consent untuk bukti kesediaan menjadi subyek. Penelitian telah dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 pada bulan Agustus hingga Oktober 2016. Pelaksanaan diawali dengan melakukan survei populasi dan sampel di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Lalu kandidat

responden dianamnesis dan diminta persetujuan informed consent guna menjadi subyek penelitian. Pengecekan kadar glukosa sewaktu dilakukan sebagai screening awal. Setelah terpilih 17 sampel lalu diukur kadar glukosa darah pada pertemuan pertama sebelum dilaksanakan senam ADUHAI. Selanjutnya subyek penelitian diminta untuk melakukan senam ADUHAI selama empat minggu. Terakhir dilakukan pengukuran ulang kadar glukosa darah pada pertemuan terakhir pelaksanaan senam ADUHAI.

Data diolah dan diproses menggunakan SPSS versi 16.0. Hasil yang didapatkan dari subjek penelitian selanjutnya akan diuji normalitas menggunakan Saphiro-Wilk. Dengan distribusi data normal maka pengambilan keputusan dilakukan dengan Paired-sample T test dengan

p<0,05 menunjukkan nilai signifikan secara statistik.

Hasil Penelitian

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 6 35% Perempuan 11 65% Jumlah 17 100%

Pada Tabel 1 terlihat bahwa subjek penderita DM tipe 2 pada penelitian dengan jenis kelamin perempuan merupakan proporsi sampel paling tinggi, yaitu sebanyak 65% dari seluruh sampel penelitian. Adapun proporsi sampel dengan jenis kelamin laki- laki adalah sebanyak 35%.

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Jenis Kelamin Jumlah Persentase Lansia (≥65 tahun) 4 24% Tidak Lansia (45-64 tahun) 13 76% Jumlah 17 100%

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa subjek pada penelitian yang termasuk tidak lansia merupakan proporsi sampel paling tinggi, yaitu sebanyak 76%

dibandingkan dengan kelompok lansia sebanyak 24%.

Tabel 3. Deskripsi hasil kadar glukosa darah sebelum dan sesudah senam

ADUHAI Indi- kator Sebelum (mg/dL) Sesudah (mg/dL) Mean 166.71 151.53 15.18 Maks 297 227 70 Min 87 99 -12

Tabel 4. Perbandingan hasil kadar glukosa darah sebelum dan sesudah

senam ADUHAI

Berdasarkan tabel 3 dan 4 dari 17 sampel diperoleh rata-rata penurunan kadar glukosa darah sebesar 15,18 mg/dL. Penurunan maksimal sebesar

70 mg/dL sedangkan kenaikan maksimal sebesar 12 mg/dL.

Diskusi

Tabel 1. Menunjukkan bahwa subjek penderita DM tipe 2 pada lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Data tersebut sesuai dengan penelitian Indriyani (2007)5 yang menyatakan bahwa diabetes melitus pada usia 40 – 70 tahun lebih banyak terjadi pada perempuan, Sedangkan pada laki-laki lebih banyak terjadi pada usia yang lebih muda. Hal ini dipicu oleh fluktuasi hormonal saat sindroma siklus bulanan ( pre-menstrual syndrome) dan pasca-menopause pada perempuan yang membuat distribusi lemak menjadi mudah terakumulasi dalam tubuh sehingga indeks massa tubuh (IMT) meningkat dengan persentase lemak lebih tinggi yakni berkisar 20-25% dari berat badan total dan kadar LDL yang Kode

Kadar Glukosa Darah Sebelum (mg/dL) Sesudah (mg/dL) 1 248 136 -112 2 203 195 -8 3 125 129 4 4 125 156 31 5 149 107 -42 6 151 145 -6 7 163 144 -19 8 178 184 6 9 297 114 -183 10 229 227 -2 11 87 119 32 12 194 209 15 13 110 137 27 14 105 138 33 15 90 99 9 16 142 217 75 17 238 120 -118 6

tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang umumnya memiliki jumlah lemak berkisar 15-20% dari berat badan total6,7,8,9. Kondisi ini mengakibatkan penurunan sensitifitas terhadap kerja insulin pada otot dan hati5,10. Akibatnya perempuan memiliki faktor risiko terjadinya DM 3-7 kali lebih tinggi6.

Berdasarkan tabel 2. Terlihat bahwa kelompok usia 45-64 tahun lebih rentan menderita DM tipe 2 dibandingkan kelompok usia ≥65 tahun. Hal tersebut sesuai dengan laporan oleh IDF (2015)11 di Indonesia, kelompok usia 40-59 tahun merupakan kelompok paling banyak menderita DM tipe 2. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (2013)12 turut menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus meningkat sesuai dengan bertambahnya usia namun mulai usia ≥

65 tahun cenderung menurun. Menurut Irawan (2010)7 semakin tua usia

seseorang maka makin tinggi risiko untuk menderita DM tipe 2. Hal tersebut karena semakin lama usia suatu organ tubuh bekerja maka semakin menumpuk pula sisa-sisa metabolit yang tidak diperlukan tubuh, dalam hal ini lemak yang menyertai aktivitas organ tersebut sehingga kadar lemak dapat mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan usia6. Pada seseorang yang berusia setelah 40 tahun mulai terjadi proses penuaan yang bermakna dengan penurunan kondisi fisiologis yang menurun dengan cepat sehingga kemampuan sel β pankreas berkurang dalam memproduksi insulin6,8,13. Selain itu pada individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot sebesar 35% yang berhubungan dengan peningkatan kadar lemak dalam sel-sel otot tersebut

sebesar 30% dan memicu terjadinya resistensi insulin8.

Berdasarkan hasil uji normalitas data untuk masing-masing variabel sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan Saphiro- Wilk diperoleh distribusi data normal (p>0,05).

Dokumen terkait