• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

6.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditemukan beberapa saran berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan perbandingan atau variasi sampel lain agar dapat mengetahui perbedaan terhadap bakteri yang ditemukan.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih mengembangkan penelitian ini sehingga bisa menjadi sumber pembelajaran yang lebih akurat dan menyeluruh.

3. Bagi pembacaterutama pengguna kawat gigi agar dapat menggunakan penelitian ini sebagai pembelajaran untuk menjaga kebersihan sikat gigi karena sikat gigi merupakan salah satu media perantara penyakit.

4. Bagi pembaca terutama pengguna kawat gigi agar menyimpan sikat gigi pada tempat seperti lemari khusus atau tempat yang tidak seruangan dengan kloset.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Flora Normal Pada Mulut

Kulit dan membran mukosa selalu mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat tersusun menjadi dua kelompok: (1) Flora residen terdiri dari jenis mikroorganisme yang relatif tetap dan secara teratur ditemukan ditemukan di daerah tertentu. Tempat paling umum dijumpai flora normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata, mulut, saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran urogenital. pada uia tertentu; jika terganggu, flora tersebut secara cepat akan hidup kembali dengan sendirinya. (2) Flora transien terdiri dai mikroorganisme yang nonpatogen atau secara potensial bersifat patogen yang menempati kulit atau membran mukosa selama beberapa jam, hari, atau minggu; berasal dari lingkungan, tidak menyebabkan penyakit, dan tidak dapat menghidupkan dirinya sendiri secara permanen di permukaan. Anggota flora transien secara umum memiliki makna yang kecil selama flora residen terganggu, mikroorganisme transien dapat berkolonisasi, berproliferasi, dan menyebabkkan penyakit (Jawetz et al, 2008&Trampuz & Widmer, 2004).

Membran mukosa mulut dan faring sering steril saat lahir tetapi dapat terkontaminasi saat melewati jalan lahir. Dalam 4-12 jam setelah lahir,

streptococcus viridans dapat ditemukan sebagai anggota flora residen yang paling

menonjol dan tetap demikian seumur hidup. Organisme tersebut kemungkinan berasal dari saluran pernapasan ibu dan orang yang hadir saat persalinan. Pada awal kehidupan, staphylocuccous aerob dan anaerob, diplokokus gram negatif (neisseria, Moraxela catarrhalis), difteroid, dan kadang-kadang lactobacillus juga ditambahkan. Ketika gigi mulai erupsi, spiroketa anaerob, spesies prefotella (terutama P melaninogenica), spesies fusobakterium, spesies rothia, dan spesies

capnocytophaga tumbuh dengan sendirinya, bersama dengan beberapa vibrio

jaringan tonsilar dan gingiva orang dewasa, dan juga terdapat berbagai protozoa. Fungi (spesies candida) terdapat dalam mulut (Jawetz et al, 2008).

Infeksi mulut dan saluran pernapasan biasanya disebabkan oleh flora oronassal campuran, termasuk anaerob. Infeksi periodontal, abses perioral, sinusitis, dan mastoiditis dapat melibatkan terutama Prevotella melaninogenica, fusobakeri, dan peptostreptococcus. Aspirasi saliva (yang mengandung sampai 100 organisme tersebut dan mikroorganisme aerob) dapat menyebabkan pneumonia nekrotikans, abses paru, dan empiema (Jawetz et al, 2008).

Mikroorganisme yang sering dijumpai pada rongga mulut (Samaranayake, 2006):

Gram-positif cocci Genus Streptococcus

Gram-positif cocci berbentuk rantai, tidak bergerak, biasa bertempat di permukaan berfibril, kadang-kadang berkapsul, belum tentu anaerob; variabel haemolisis tapi alfa-haemolisis paling sering; medium selektif: mitis salivarius agar (MSA).

Grup mutans

Spesies utama: Streptococcus mutans serotipe c, e, f; S. sobrinus serotipe d, g; S. cricetus serotipe a; S. rattus serotipe b; S. macacae; S. downei serotipe h.

 Karakteristik kultural: tinggi, conveks, koloni opak; memproduksi banyak ekstraseluler polisakarida pada media yang mengandung sukrosa; medium selektif MSA + bacitracin agar.

 Bagian utama intraoral dan infeksius: permukaan gigi, karies gigi. Grup salivarius

Karakteristik kulturalal: besar, koloni mukoid pada MSA. S. vestibularis tidak memproduksi ekstraseluler polisakarida dari sukrosa; mereka memproduksi urease dan hidrogen peroksida.

 Bagian utama intraoral dan infeksius: bagian dorsum dari lidah dan ludah;

S. vestibular biasa di bagian mukosa vestibular; tidak terlalu bersifat

patogen pada oral.

Grup anginosus

Spesies utama: Streptococcus constellatus; S. intermedius; S. anginosus.  Karakteristik kultural: tergatung pada karbon dioksida; bentuk kecil,

koloni non-adheren pada MSA.

 Bagian utama pada intraoral dan infeksius: celah gusi; dentoalveolar dan infeksi endodotic.

Grup mitis

Spesies utama: Streptococcus mitis; S. sanguis; S. gordonii; S. oralis; S.

crista.

Karakteristik kultural: kecil, elastis (S.sanguis) atau koloni non-adheren (S.

oralis dan S. mitis) pada MSA.

 Bagian utama pada intraoral dan infeksius: umumnya biofilm pada plak gigi; lidah dan pipi; karies gigi; infeksi endokarditis (kecuali S. mitis)

Streptococcus anaerob

Spesies utama: Peptostreptococcus anaerobius, Micromonas micros;

Finegoldia magnus; Peptoniphilus asaccharolyicus; grup akronim GPAC

Gram-positif anerobik cocci.

 Karakteristik kultural: anaerobes, tumbuh lambat, biasanya tidak haemolitik.

 Bagian utama pada intraoral dan infeksius: gigi, karies gigi, periodontal dan abses dentoalveolar pada kultur campuran.

Batang gram-positif dan filamen

Organisme ini biasa diisolasi dari plak biofilm plak gigi dan termasuk

actinoycetes danlactobacilii.

Genus Actinomycetes

Pendek, batang gram-positif pleomorfik.

Spesies utama: Actinomycetes israelii; A. gerencseriae; A. odontolyticus;

A. naelundii (genospesies 1 dan 2); A. myeri; A. georgiae. Yang paling

penting patogen pada manusia adalah A. israelii.

 Karakteristik kultural: fermentasi glukosa untuk memberikan pola karakteristik dari rantai pendek asam karboksilik berguna untuk

speciating; keras atau anaerob fukultatif.

Bagian utama pada intraoral dan infeksius: A. odontolyticus, tahap paling paling pertama dari demineralisasi email gigi; A. naeslundii dilibatkan dengan akar permukaan karies dan radang gusi; A. israelii kemungkinan yang menyebabkan patogen penyebab cervicofacial dan ileocaecal

actinomycosis. A. gerencseriae dan A. georgiae adalah komponen kecil

dari kesehatan flora gingival.

Genus Lactobacillus

Bacilli gram-positif

Spesies utama: Lactobacillus casei; L. fermentum; L. dophilus.

 Karakteristik kultural: katalase-negatif, mikroaerofilik; membutuhkan nutrisi kompleks; asidurik, PH optimal 5.5-5.8. medium selektif, Rogosa agar.

 Bagian utama pada intraoral dan infeksius: habitasi umum pada mulut, tetapi meliputi kurang dari 1% dari oral flora. Biofilm plak gigi, biasanya dalam jumlah kecil; mempercepat dari karies gigi.

Organisme gram-positif lainnya yang terkemuka

Rothia dentocariosa, gram-positif filamen bercabang, aerob, ditemukan pada

plak dan kadang-kadang diisolasi dari infeksi endokarditis.

Bifidobacterium dentium adalah gram-positif anaerob biasanya diisolasi dari

biofilm plak; berperan dalam penyakit tidak jelas.

Gram-negatif cocci Genus Neisseria

Gram-negatif diplococci.

Spesies utama: Neisseria subflava; N. mucosa; N. sicca.

Karakteristik kultural: asaccharolytic dan tidak memproduksi polisakarida, fakultatif anaerob.

 Bagian utama pada intraoral dan infeksius: diisolasi dalam jumlah kecil pada lidah, saliva, mukosa oral dan plak awal; bisa memakai oksigen pada tahap awal dari pembentukan plak dan memberikan kondisi kondusif untuk pertumbuhan dari anaerob; jarang berhubungan dengan penyakit.

Genus Veillonella

Kecil, gram-negatif cocci.

Spesies utama: Veillonella parvula; V. dispar; V. atypica.

Karakteristik kultural: anaerob; medium selektif Rogosa vancomycin agar. Kekurangan glukokinase dan fruktokinase menyebabkan tidak bisa untuk memetabolisme karbohidrat; mereka menggunakan produksi laktat oleh bakteri lain dan membuat PH plak menjadi tinggi, dan merhubungan dengan karies gigi.

 Bagian utama pada intraoral dan infeksius: diisolasi dari semua permukaan, termasuk lidah, saliva dan plak biofilm. Tidak berhubungan dengan penyakit.

2.2 Bakteri Komensal

Bakteri komensal adalah makhluk hidup kecil bersel satu yang hidup bersama organisme lain, tetapi tidak bersifat merugikan dan mungkin juga bisa menguntungkan.Bakteri komensal dapat ditemukan di beberapa bagian tubuh manusia seperti bagian tenggorokan, kulit, orga reproduksi, mulut, dan usus merupakan bagian tubuh yang paling banyak ditempati oleh bakteri.Bakteri komensal dapat di temukan di antara celah dari gigi dan gusi. Bakteri komensal yang sering ditemui adalah sebagai berikut,

Bakteri E.coli merupakan flora menetap dalam saluran cerna (usus) manusia,

E. coli adalah bakteri komensial pada usus manusia dan umumnya bukan patogen

penyebab penyakit, namun apabila di dalam air tersebut terkontaminasi oleh bakteri E. coli yang bersifat fecal jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang akan berdampak pada timbulnya penyakit seperti radang usus, diare, infeksi pada saluran kemih dan empedu. Tetapi E.coli sendiri merupakan bakteri yang dapat ditemukan di berbagai tempat di luar tubuh seperti pada air, terdapat beberapa jenis bakteri yang hidup di dalam air yaitu bakteri Coliform dan E. coli (Sri Utami Ning, 2012)

Klebsiella sp., merupakan bakteri oportunistik dan juga sekaligus sebagai

flora menetap dalam saluran cerna, selain itu bakteri ini juga ditemukan diberbagai tempat di luar tubuh manusia seperti di permukaan benda yang berair, tanah, sayuran, dan lokasi industri (Bagley, ST., 1985).

Dan selanjutnya ditemukan bakteri Bacillus subtilis, bakteri ini ditemukan di dalam tanah dan saluran pencernaan ruminansia dan manusia. Seorang anggota genus Bacillus , B. subtilis adalah berbentuk batang, mempunyai endospora pelindung , memungkinkan untuk mentolerir kondisi lingkungan yang ekstrim. (Cutting, Simon M et al, 2009).

2.3Plak Gigi

Plak gigi memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang

terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan (Pintauli, 2008).

Plak sangat tipis, baru terlihat setelah dilakukan pewarnaan, dan plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur-kumur,semprotan air atau udara tetapi plak dapat dibersihkan secara mekanis yaitu membersihkan plak dengan menyikat gigi (Farani & Sudarso, 2008)

2.3.1 Struktur dan Komposisi Plak

Plak gigi diklasifikasikan atas plak supragingiva dan plak subgingiva berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva berada pada atau koronal dari tepi gingiva. Plak subgingiva, lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara gigi dan jaringan yang melindungi sulkus gingiva (Daliemunthe, 2008).

Komposisi plak dental terdiri dari mikroorganisme dan matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik, komposisi utama adalah mikrooganisme. Lebih dari 500 spesies bakteri ditemukan dalam plak dental (Gerhrig-Nield, 2009). Awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptokokus salivarius, actinomyces viscosus dan beberapa strain lainnya (Rifki, 2010).Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak antara lain spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat dalam matriks interseluler, dan juga mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit (Haake, 2009).

Matriks interseluler plak merupakan 20%-30% massa plak, terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Bahan organiknya mencakup polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Komponen anorganik yang paling utama adalah kalsium dan fosfor, dan sejumlah kecil mineral lain seperti natrium, kalium, dan fluor (Rifki, 2010). Sumber bahan anorganik plak supragingiva adalah saliva. Sebaliknya komponen anorganik plak subgingiva berasal dari cairan sulkus yang merupakan transudat (Daliemunthe, 2008).

2.3.2 Pembentukan Plak Dental

Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi, karena daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan. Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan, pit, dan fisur pada permukaan gigi, dibawah restorasi yang mengemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak teratur. Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah higiena oral, serta faktorfaktor penjamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva (Daliemunthe, 2008).

Proses pembentukan plak dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu: a. Pembentukan pelikel dental,

Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus, begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris (Daliemunthe, 2008).

Komponen khas pelikel pada berbagai daerah bervariasi komposisinya. Pengamatan terhadap pelikel enamel baru terbentuk (dua jam) menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa pelikel dibentuk oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif (Daliemunthe, 2008).

Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan ludah dan pada permukaan gigi dan berupa material stein yang terang apabila diwarnai dengan bahan pewarna plak (Haake, 2010). Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, yang bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan jaringan) (Daliemunthe, 2008). Selain itu pelikel merupakan substrat tempat bakteri dari sekitarnya melekat. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan

lainnya merupakan sisi yang melekatkan bakteri pada permukaan gigi (Gerhrig-Nield, 2009).

b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi

Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental (Situmorang, 2005). Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Actinomices viscosus dan Streptococus sanguis (Rifki, 2010). Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Masa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gramnegatif (Daliemunthe, 2008).

c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak

Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua mekanisme terpisah, yaitu (Haake, 2009):

 Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi  Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri

baru

Dalam tiga hari, Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak.Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi (Daliemunthe, 2008).Fase akhir pematangan plak pada hari ke 7 ditandai

dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram negatif (Haake, 2009).

2.3.3 Plak dan karies gigi

Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, mulai dari permukaan gigi hingga meluas kearah pulpa. Karies gigi disebabkan oleh aktivitas metabolisme mikroorganisme, yang dapat mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi jaringan keras gigi (Rifki, 2010).

Karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktor yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet serta ditambah faktor waktu (Tarigan, 1999).

Proses terjadinya karies dimulai dari enamel ditutupi oleh endapan pelikel saliva, kemudian mikroorganisme melekat yang disebut plak, apabila ada substrat/makanan berkarbohidrat lengket di plak disebut debris, mikroorganisme meragi substrat sehingga menyebabkan pH plak turun menjadi 5 mengakibatkan demineralisasi enamel. Bila hal ini berlangsung berulang-ulang dapat terjadi karies (Rifki, 2010).

2.2.4 Plak dan penyakit periodontal

Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi dalam plak yang menyebabkan gingiva mengalami peradangan. Ada dua tipe penyakit periodontal yang biasa dijumpai yaitu gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang ringan,biasanya gingiva berwarna merah, membengkak dan mudah berdarah sedangkan periodontitis adalah kerusakan tulang pendukung gigi (Pintauli, 2008).

Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan penumpukan plak yang semakin banyak dan akan mengiritasi gingiva, dan berlanjut merusak jaringan penyangga yang lebih dalam. Bila penyakit ini berlangsung terus maka tulang penyangga lamakelamaan menjadi goyang dan sampai pada akhirnya gigi yang

terkena penyakit ini akan tanggal sendiri tanpa pencabutan (Pintauli, 2008 & Pratiwi, 2009).

2.4Alat Ortodontik 2.4.1 Definisi

Alat ortodontik atau disebut juga dental braces (kawat gigi) adalah alat yang dapat meneruskan tekanan pada gigi individual atau sekelompok gigi dan/atau unit maksilo-fasial skeletal untuk mencapai tujuan dari perawatan yaitu efisiensi fungsi, keseimbangan struktural dan keseimbangan estetik. Klasifikasi dari alat ortodontik yaitu alat ortodontik lepasan, alat ortodontik semi-cekat (semi-fixed ) dan alat ortodontik cekat (Singh G, 2007).

Gambar 2.1. Alat Ortodontik/Dental Braces (Kawat Gigi)

2.4.2 Komponen Alat Ortodontik/Dental Braces (Kawat Gigi)

Komponen Alat Ortodontik/Dental Braces (Kawat Gigi) terbagi atas komponen aktif yang terdiri dari arch wires, spring, elastics dan separator, serta komponen pasif yang terdiri dari band, bracket, buccal tubes, lingual attachment,

Gambar 2.2.Komponen Alat Ortodontik/Dental Braces (Kawat Gigi) : a.Buccal

tube, b.Molar Band, c.Bracket, d.Arch wire, e.Auxilliary Spring.

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Alat Ortodontik/Dental Braces (Kawat Gigi) Alat Ortodontik/Dental Braces (Kawat Gigi) mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Alat Ortodontik/Dental Braces (Kawat Gigi) terdapat pada retensi yang tidak menjadi masalah, karena alat ortodontik ini dicekatkan pada gigi-gigi. Penggunaan alat ortodontik/dental braces (kawat gigi) juga kurang membutuhkan keterampilan dari pihak pasien dalam mengendalikan alat ortodontik cekat. Alat ortodontik/dental braces (kawat gigi) bisa menghasilkan gerakan gigi yang tidak mungkin diperoleh dengan alat ortodontik lepasan karena alat ortodontik lepasan mengaplikasikan komponen tekanan hanya pada daerah yang sangat kecil di mahkota gigi, dan karena itu hanya menghasilkan gerak tipping dan rotasi sederhana (Foster TD, 1999).

Kekurangan utama dari alat ortodontik/dental braces (kawat gigi) berpusat pada masalah kesehatan rongga mulut. Alat ortodontik jenis ini dicekatkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit dibersihkan daripada alat ortodontik lepasan, dan kesehatan rongga mulut tentu lebih sulit dipertahankan selama perawatan dengan alat ortodontik cekat. Kekurangan lain dari alat ortodontik/dental braces (kawat gigi) yaitu dapat menghasilkan gerakan gigi yang merugikan karena alat ortodontik tersebut dicekatkan pada gigi, tekanan yang terlalu besar tidak akan menyebabkan alat ortodontik cekat terungkit, tetapi malahan bisa merusak struktur pendukung gigi. Selain itu pada sistem alat orotodontik cekat yang lebih rumit akan lebih mudah untuk mendapatkan gerak yang tidak diinginkan melalui tekanan resiprokal, dan sistem ini sebaiknya hanya dikerjakan oleh operator yang berpengalaman (Foster TD, 1999).

2.5Sikat Gigi dan Pasta Gigi

Sikat gigi mempunyai bentuk bermacam-macam, demikian juga kekerasan bulunya. Ada yang lunak, agak keras dan keras bulunya. Agar supaya sikat gigi

tetap berfungsi dengan baik, sikat gigi perlu diganti lebih kurang setiap 2-3 bulan sekali . kerusakan yang terjadi pada sikat gigi tidak sama pada setiap orang. Ada yang memerlukan waktu hanya 1-2 minggu saja, sikat giginya sudah rusak, tetapi ada yang sudah memakainya sampai berbulan-bulan, sikat giginya masih tampak dalam keadaan baik. Dalam jangka waktu 2-3 bulan sikat gigi praktis sudah tidak dapat bekerja lagi dengan baik. Bulu sikat gigi yang sudah rusak tidak akan bisa memberrsihkan gigi dengan baik, dan malahan akan dapat melukai gusi. Oleh karena itu, setiap sikat gigi rusak, sikat gigi segera diganti (Boedihardjo, 1985).

Ada dua jenis sikat gigi yang sering digunakan, manual dan elektrik. Sikat gigi manual adalah sikat gigi yang biasa digunakan sehari-hari dengan menggunakan tangan (Forrest, 1993 &Daliemunthe, 2006). Sikat gigi manual terdiri atas kepala sikat (head), bulu sikat (bristle) dan tangkai atau pegangannya (handle) (Perry, 2002).

Pemilihan sikat gigi tergantung pada kebutuhan setiap orang. Ukurannya disesuaikan dengan besar mulut sehingga dapat dipergunakan untuk membersihkan semua bagian mulut (Situmorang, 2005).

Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau trapesium agar bisa disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti hard (keras), medium (sedang), dan soft (lunak). Ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikat orang dewasa berbeda dengan anak-anak (Rifki, 2010)

Untuk anak-anak ukuran yang biasa digunakan ialah (Situmorang, 2005): a. Panjang tangkai : 13 cm

b. Panjang kepalanya : 2 cm c. Lebar kepala : 0,6 cm

American Dental Assosiation (ADA) menganjurkan ukuran maksimal kepala

sikat gigi anak-anak 20x7mm.

Tangkai sikat gigi umumnya dibuat lurus. Walaupun sekarang ini terdapat variasi pada tangkainya tetapi pemilihannya tergantung kepada selera per-individu, asalkan fungsi pembersih dari sikat gigi tetap optimal (Daliemunthe, 2008).

Pasta gigi adalah bahan yang digunakan bersama sikat gigi untuk membersihkan gigi. Pasta gigi di pasaran tersedia dalam bentuk tepung, pasta atau gel dan semuanya dijual untuk kebutuhan terapeutik atau kosmetik (Pintauli, 2008).

Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasif 20-40%, air 20-40%, pelembab (humectant) 20-40%, deterjen 1-2%, bahan pengikat (binding agent) 2%, bahan penyegar ±2%, bahan pemanis ±2%, bahan terapeutik ±5%, dan pewarna <1%(Pintauli, 2008).

Kontaminasi dari enterobakteri juga menarik perhatian, seperti yang ditemukan lebih dari 50% dari bulu sikat gigi, karena hasil dari penyimpanan sikat gigi yang salah, seperti diluar lemari dan wastafel kamar mandi, dimana itu adalah target aerosol dari kloset (Rodrigues et al, 2012).

2.5.1 Metode menyikat gigi

Banyak metode atau teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para ahli, dan kebanyakan metodenya dikenal dengan namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, Charters, atau disesuaikan dengan gerakannya. Pada prinsipnya terdapat empat pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal, horizontal, berputar (rotasi), dan bergetar (vibrasi) (Pintauli, 2008 & Perry, 2002).

Disini akan dibahas teknik penyikatan gigi dengan metode horizontal dan Roll

a. Rolling

Teknik ini memungkinkan pembersihan gusi dan gigi tanpa menekan sulkus. Bulu sikat diletakkan sejajar dan berlawanan dengan attached gingiva sedangkan kepala sikat sejajar dataran oklusal (Pintauli, 2008 & Forrest, 1993).

Bulu sikat dengan posisi mengarah ke akar gigi, sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi. Gusi menjadi berwarna pucat. Ujung bulu sikat digerakkan perlahanlahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi. Pada waktu bulu sikat

Dokumen terkait