• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor-faktor risiko terbesar terjadinya Oral Kandidiasis.

2. Perlu dilakukan edukasi pada pengguna gigi tiruan tentang pentingnya merawat gigi tiruan dengan baik, menjaga kebersihan mulut dan pemeriksaan rongga mulut secara berkala.

52 Kesehatan. Vol. XX. No. 2. Hal 50-58.

Akpan, A. Morgan, R. 2002. Oral Kandidiasis. Postgrad Med J. No.78. Hal 455–459

Anusavice, KJ. 2003. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10. EGC : Jakarta

Atashrazm, P. Sadri, D. 2013. Prevalence of Oral Mucosal Lesions in a Group of Iranian Dependent Elderly Complete Denture Wearers.J Contemp Dent Pract 2013;14(2):174-178.

Bhat, V. Sharma, S.M. Shetty ,V. Shastry, C.S. Rao, V. Shenoy, S.M. et. al. 2013. Prevalence of Kandida Associated Denture stomatitis (CADS) and Speciation of Kandida Among Complete Denture Wearers of South West Coastal Region of Karnataka. Nitte University Journal of Health Science Vol. 3. September 2013.

Baqi, M.F.A. 2014. Kumpulan Hadits Shahih Bukhari-Muslim. Penerbit Insan Kamil Solo Solo.

Busciolano, M. Contaldo, M. Esposito, V. Milillo, L. Pascale, M. Salerno, C. et. al. 2011. Kandida Associated Denture Stomatitis. Journal section: Oral Medicine and Pathology. Mar 1;16 (2). Hal 139-143.

Coelho, CMP. Dare, AMZ. Sousa, YTCS. 2004. Denture Related Oral Mucosal Lesion in a Brazilian School of Dentistry. Journal Oral Rehabilitatif. Compagnoni, MA. Marra, J. Perro, AC. Souza, RF. 2007. Relationship Between

Candida and Nocturnal Denture Weare : Quantitative Study. Journal Oral Rehabilitatif.

Coulthwaite, L. Verren, J. 2007. Potensial Pathogenic Aspect of Denture Plaque. School of Biology of Oral and Health Manchester Metropolitan University. Manchester UK.

53

Dahlan, MS. 2008. Statistik untuk Kedokteran da Kesehatan. Edisi 3. Salemba Medika : Jakarta.

Dangi, Y. S. Namdeo, K. P. Soni M. L. 2010. Oral Kandidiasis. Int J Pharm Sci, Vol 2, Issue 4, 36-4.1

Dimova, M. Hadjieva, H. Todorov. 2006. Stomatitis Prosthetic-a Polyetiologic Disorder. Journal of IMAB. Vol 12, Issue 2, 38-41.

Dorlan, W.A. Newmann. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta

Ezpinoza, I. Gamonal, J. Rojas, R. 2003. Prevalence of Oral Mucosal Lesion in Ederly People in Santiago, Chile. Journal Oral Patol Med. 32(10) Gaib, Z. 2013. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kandidiasis

Eritematosa Pada Penggung Gigi Tiruan Lengkap. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi.

Herwanda. Idawani, M. Rahmayani, L. 2013. Perilaku Pemakai Gigi Tiruan

TerhadapPemeliharaan Kebersihan Gigi Tiruan Lepasan (Denture wearer’s behavior towards removable denture cleansing care). Jurnal PDGI Vol. 62. No. 3. September-Desember 2013. 83-88.

Irmagita, A. Paskalis, S. 2012. Kandidal Leukoplakia on Patient with Removable Denture. Journal of Dentistry Indonesi., Vol. 19, No. 2. 47-50.

Ismael, S. Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 4. Sagung Seto : Jakarta.

Juliatri. Lampus, B.S. Titjo,O.C. Perilaku Masyarakat Pengguna Gigitiruan Lepasan di Kelurahan Bahu. Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

Kuspramaiswara, D.K . 2011. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Pertumbuhan Kandida Albicans Pada Resin Akrilik. Yogyakarta : FKIK UMY.

Lewis, M.A.O. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Alih Bahasa. Eli Wiriawan. 1st ed. Jakarta : Widya Medika.

Lewis, M. Williams, D. 2011. Pathogenesis and Treatment of Oral Candidosis. Journal of Oral Microbiology 2011.Hal. 1-11.

Lin, HC. Lo, EC. 2001. Oral Mucosal Lesion in Adult Chinese. J Dent Res. 80 (5) Lodam, S. Pattanaik, B. Pattanaik, S. Sahu, S. Vikas. 2010. Denture Stomatitis : A

Literature Review. Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology.22(3). 136-140.

Magio, B. Rogers, H.Wei, X-Q. Lewis, MAO. Patel, V.Rees, JS. et al. 2013. Immune Response and Kandidal Colonisation in Denture Associated Stomatitis. J Clin Cell Immunol 4: 178.

Mayvira, S. 2008. Prevalensi dan Distribusi Lesi-Lesi Mukosa Mulut Pada Manusia Lanjut Usia di Panti Jompo Abdi Darma Asih Binjai Sumatera Utara. Sumatera Utara : FKG USU.

McCullough, MJ. Savage, NW. 2005. Oral candidosis and The Therapeutic Use of Antifungal Agents in Dentistry. Australian Dental Journal Medications Supplement 2005;50:4.

Milillo, L. Muzio, L. Scully, C. Serpico, R. 2005. Candida-Related Denture Stomatitis : A Pilot Study of The Efficacy of An Amorolfine Antifungal Varnish. Int Journal Prosthodont.

Monroy TB, Maldonado VM, Martinez FF, et. al.2004.Candida albicans, Staphylococcus aureus and Streptococcus mutans Colonization in Patients Wearing Dental Prothesis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal ; 10:27-39

Moosanejad, F. Nejad,B.S. Rafiei, A. 2011. Prevalence of Kandida Species in The Oral Cavity of Patients With Periodentitis. African Journal of Biotechnology Vol. 10(15). 2987-2990

Mujica, V. Rivera, H. 2008. Prevalence of Oral Soft Tissue lessions in an Ederly Venezuelan Population. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 13 (5). Noort, RV. 2002. Introduction to Dental Materials. Edisi 2. Elsevier Octania, N. 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Srikaya (Annona Squamosa L.)

55

Sebagai Bahan Pembersih Gigi Tiruan Resin Akrilik Terhadap Jamur Kandida Albican. Yogyakarta : FKIK UMY.

Palanivelu, S. Ramalingam, S. Seshadri, S. Sivakumar, K. 2011. Denture Stomatitis : Treatment With Diode Laser. International Journal of Prosthodontics and Restorative Dentistry. April-June 2011 (1).

Rao, PK. 2012. Oral Kandidiasis. Scholarly Journal of Medicine, Vol.2 pp. 26-30. Samaranayake, L . 2012. Essential microbiology for dentistry. Edisi 4. Hongkong:

Elsevier

Sarsito, AS. Setyawati, T. Sumariyah, S. 1997. Epidemiological Study on Oral Mucosal Disease among the institutionalized Elderly in Jakarta. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas indonesia. 596-602.

Siagian, K.V. Watuna, F.F. Wowor, M. P. 2015. Gambaran Rongga Mulut pada Lansia Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan di Panti Werda Kabupaten Minahasa. Jurnal e-Gigi. Vol.3. Hal. 94-99

Sitheeque, MAM. Samaranayake, LP. 2003. Chronic Hyperplastic Candidosis / Candidiasis (Candidal Lukoplakia). Crit Rev Oral Bio Med.

Setiawan, R. 2013. Penatalaksanaan Relining pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL). Jurnal Ilmiah Widya Vol. 1 No. 1. Hal 60-64.

Susantina. Tyasrini, E. Winata T. 2006. Hubungan antara Sifat dan Metabolit Kandida spp. dengan Patogenesis Kandidiasis. JKM. Vol. 6, No.1, Juli 2006.

Wahyuningtyas, E. 2008. Pengaruh Ekstrak Graptophyllum Pictum Terhadap Pertumbuhan Kandida Albicans Pada Plat Gigi Tiruan Resin Akrilik. Indonesian Journal of Dentistry., 15(3) : 187-191.

Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya ingin memberitahukan kepada bapak/ ibu bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Oral Kandidiasis pada Pengguna Gigi Tiruan Lepasan Berbasis Resin Akrilik di Yogyakarta”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian Oral Kandidiasis pada pasien pengguna gigi tiruan lepasan. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai langkah pembelajaran tentang ciri-ciri setiap luka akibat infeksi jamur Kandida, agar mengetahui perawatan dan pencegahan yang tepat pada kasus tersebut.

Bapak / Ibu, pada usia yang semakin bertambah maka akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh termasuk rongga mulut, seperti timbulnya kelainan-kelainan pada jaringan lunak mulut. Hal ini terjadi karena proses menua pada tubuh sendiri.

Saya akan mencatat identitas Bapak / Ibu (Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan,Alamat, dan Pendidikan. Setelah itu saya akan bertanya beberapa pertanyaan mengenai keluhan-keluhan pada rongga mulut yang Bapak / Ibu rasakan. Adapun pemeriksaan yang akan saya lakukan diantaranya hanya melihat mulut Bapak / Ibu selama beberapa menit. Apabila dijumpai adanya kelainan, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memperbolehkan saya mengambil gambar tersebut.

Partisipasi Bapak / Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tidak akan terjadi efek samping sama sekali. Apabila selama penelitian berlangsung ada keluhan yang Bapak / Ibu alami, silakan menghubungi saya Sheina Widyaningrum (085643624859).

Demikian Penjelasan dari saya. Atas partisipasi dan kesediaan Bapak / Ibu saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

LEMBAR INFORMED CONSENT (PERSETUJUAN)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Jenis Kelamin : Alamat : No. Telp :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadarandan tanpa paksaan, Saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan judul “Gambaran Oral Kandidiasis pada Pengguna Gigi Tiruan Lepasan Berbasis Resin Akrilik di Yogyakarta” oleh peneliti mahasiswa yang bernama Sheina Widyaningrum, NIM 20120340072.

Yogyakarta,

Peneliti Subyek Penelitian

( Sheina Widyaningrum ) ( )

NIM . 20120340072

Saksi 1 : Saksi 2 :

2. Tempat dan Tanggal Lahir : 3. Jenis Kelamin : 4. Pekerjaan : 5. Alamat : 6. Pendidikan : B. ANAMNESIS :

1. Jenis gigi tiruan : GTL / GTSL 2. Basis gigi tiruan : Akrilik / Logam 3. Lokasi Gigi tiruan

฀ Rahang atas ฀ Rahang bawah

4. Element gigi yang diganti :

5. Berdasar lama pemakaian gigi tiruan : ฀ 3 bulan

฀ 6 bulan

฀  1 tahun ฀ ≤ 1tahun

6. Apakah anda menerima instruksi tentang cara membersihkan gigi tiruan setelah pemasangan?

฀ Ya ฀ Tidak

7. Apakahan dan membersihkan gigi tiruan setiap hari?

฀ Ya ฀ Tidak

8. Apakah subyek pernah melepas gigi tiruan ? :

฀ Ya ฀ Tidak

9. Jika iya, seberapa sering subyek melepas gigi tiruan ? : ฀ Satu kali seminggu

฀ Tiga kali seminggu

10.Melepas gigi tiruan saat malam hari?

฀ Ya ฀ Tidak

11.Jika iya melepas gigi tiruan , apa yang dilakukan subyek ? ฀ Merendam

฀ Menyikat

฀ Merendam dan menyikat ฀ Di diamkan saja

12.Berapa kali subyek membersihkan gigi dalam sehari ? ฀ Tidak pernah

฀ Sekali sehari

฀ Dua kali sehari ฀ > 2 kali sehari

13.Apakah subyek rutin mengkonsumsi manis dalam sehari ? (jika iya , berapa kali) 14.Tingkat Pendidikan ฀ SD ฀ SMP ฀ SMA ฀ Perguruan Tinggi 15.Apa pekerjaan subyek ?

฀ PNS ฀ Swasta ฀ Wiraswasta ฀ TNI/Polri ฀ lain-lain ... 16.Penampakan klinis

a. Lesi Rongga Mulut : YA / TIDAK

b. BentukLesi : ฀ Patch ฀ Plak Putih ฀ Fissuring c. Warna Lesi : ฀ Merah ฀ Putih

17.Diagnosa (jenis oral kandidiasis) : ฀ Angular Cheilitis

฀ Kandidiasis Pseudomembranosa Akut (Oral Trush) ฀ Kandidiasis Hiperplastik Kronis

฀ Median Rhomboid Glossitis ฀ Kandidiasis Eritematosa

Gambaran Oral Kandidiasis Pada Pengguna Gigi Tiruan Lepasan Berbasis Resin Akrilik Di Yogyakarta

Sheina Widyaningrum1 , Dwi Suhartiningtyas2

1

Mahasiswa Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY 2

Bagian Oral Medicine Kedokteran Gigi UMY sheinawidya@yahoo.com

Abstract

Background. Tooth loss can cause anatomical, physiological, and psychological changes. The changes can be overcome using dentures. Mostly the base of dentures are made from acrylic resin which have micro pores that can make food left-over, yeast or bacteria piled up. Mucosal inflamation often happen because of Candida yeast. Kinds of Candida that often found in oral cavity such as Candida albicans, Candida glabrata, Candida krusei, Candida tropicalis, and Candida dubliniensis. Purpose. The aim of this research is to describe oral candidiasis in people with dentures in Yogyakarta.

Research Method. This is an descriptive observational study using cross sectional research design. The samples of this study are 81 denture users in Yogyakarta.This study was conducted on November 2015 until January 2016. The instrument used are a set of diagnostic tools and examination sheet.

Result. Analysis used were statistical descriptive. The result of study shows that the highest prevalence of oral candidiasis are the erythematous candidiasis there are 38 peoples (49,35%), meanwhile the lowest prevalence are the Chronic Hyperplastic candidias there are 2 peoples (2,60%).

Conclusion. The conclusion of this study erythematous candidiasis has the highest prevalence of oral candidiasis caused by poor oral hygiene on denture users, insufficient treatment, and rarely take of the denture.

menyebabkan sisa makanan dan bakteri dapat menumpuk sehingga sering terjadi inflamasi mukosa yang disebabkan oleh jamur kandida. Kandida yang sering ditemukan di rongga mulut yaitu candida albicans, candida glabrata, candida krusei, candida tropicalis, dan candida dubliniensis. Tujuan Penelitian. untuk mengetahui gambaran Oral Kandidiasis pada pengguna gigi tiruan di Yogyakarta.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pengguna gigi tiruan lepasan di Yogyakarta dengan sampel 81 orang. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 hingga Januari 2016 di Yogyakarta. Instrumen penelitian satu set alat diagnostik dan lembar pemeriksaan.

Hasil Penelitian : Analisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian adalah prevalensi jenis Oral Kandidiasis pada pengguna gigi tiruan lepasan tertinggi adalah Kandidiasis Eritematosa sebanyak 38 orang (49,35%) , sedangkan prevalensi terendah adalah Kandidiasis Hiperplastik kronik sebanyak 2 orang (2,60%).

Kesimpulan : Tingginya prevalensi lesi Oral Kandidiasis terutama Kandidiasis Eritematosa disebabkan oral hygiene subyek yang buruk, perawatan gigi tiruan tidak maksimal dan jarang melepas gigi tiruan.

Pendahuluan

Kehilangan gigi merupakan tanggalnya gigi dari soketnya yang disebabkan oleh pencabutan karena karies, penyakit periodontal dan trauma1. Dampak kehilangan gigi pada seseorang dapat menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi dan psikologi. Perubahan tersebut dapat ditanggulangi dengan menggunakan gigi tiruan. Persentase pengguna gigi tiruan di Indonesia mencapai 4,5 % , sedangkan di Yogyakarta sebesar 5,9% 2.

Gigi tiruan adalah gigi yang digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang dan mengembalikan fungsi gigi seperti estetik, fonetik, mastikasi dan penelanan3. Keuntungan bahan resin akrilik yaitu ringan, murah, warna sama dengan warna gingiva, mudah proses pembuatan, dan mudah dilakukan preparasi. Sifat resin akrilik yaitu bentuk stabil, tidak mengiritasi, tidak toksik, mudah dimanipulasi. Kerugian resin akrilik yaitu mempunyai pori-pori mikro sehingga memudahkan sisa makanan dan bakteri masuk ke dalamnya4.

Pada gigi tiruan lepasan berbasis resin akrilik , plat selalu berkontak dengan saliva, minuman dan makanan. Kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan resin akrilik menyebabkan peningkatan stain, karang gigi dan plak. Plak merupakan factor penting penyebab inflamasi pada mukosa. Masalah yang umum terjadi adalah infeksi Kandida5.

Kandida yang sering ditemukan di rongga mulut yaitu candida albicans, candida glabrata, candida krusei, candida tropicalis, dan candida dubliniensis6. Terjadinya Kandidiasis pada rongga mulut diawali perlekatatan kandida pada mukosa mulut. Perlekatan jamur pada mukosa mulut mengakibatkan proliferasi, kolonisasi tanpa gejala atau disertai dengan gejala infeksi4.

Oral Kandidiasis dapat terjadi karena beberapa factor yaitu local dan sistemik. Faktor local seperti kebersihan rongga mulut yang buruk, penggunaan gigi tiruan terus menerus, dan hiposaliva. Faktor sistemik yaitu konsumsi antibiotic berkepanjangan, menggunakan obat kortikosteroid, diabetes melitus, system imun menurun, dan keganasan7. Oral Kandidiasis

lepasan di Yogyakarta.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian adalah pengguna gigi tiruan tiruan lepasan berbasis resin akrilik yang memenuhi kriteria inklusi dipilih secara random sampling. Berdasarkan perhitungan jumlah sampel minimum yang diperlukan adalah 22 orang.

.Lokasi penelitian ini di wilayah Yogyakarta, dan penelitian dilakukan pada bulan November 2015 hingga Januari 2016. Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini berupa hand gloves, masker, bengkok, kapas dan 1 set alat diagnostik yang berupa : kaca mulut, pinset, ekskavator, dan sonde. Bahan berupa kapas dan alkohol.

Data gambaran lesi Oral Kandidiasis diperoleh dari pengamatan langsung pada pasien gigi tiruan lepasan kemudian semua data (jenis kelamin, usia,jenis gigi tiruan lepasan, lama pemakaian, tingkat pendidikan, pekerjaan,dan jenis lesi Oral Kandidiasis) yang diperoleh dicatat dan dikumpulkan. Lalu ditabulasikan kedalam bentuk tabel deskriptif yang sesuai.

Untuk mengetahui besarnya angka prevalensi lesi Oral Kandidiasis, dilakukan uji analisa deskriptif yang berupa perhitungan frekuensi Oral Kandidiasis berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis gigi tiruan, lama pemakaian gigi tiruan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pada data yang telah ditabulasikan dalam bentuk tabel.

Hasil

1. Dekripsi subyek penelitian

Tabel 1. Data dasar subyek penelitian

No. Karakteristik Subyek Frekuensi % 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 28 53 34,56% 65.43 % 2. Umur < 60 tahun  60 tahun 44 37 54,32% 45,67% 3. Tingkat pendidikan SD SMP SMA Sarjana Tidak Sekolah 30 18 14 16 3 37,03% 22,22% 17,28% 19,75% 3,70% 4. Jenis Gigi Tiruan

GTL GTSL 39 42 48,15% 51,85% 5. Lama Pemakaian < 1 tahun  1 tahun 25 30,86% 69,14% 56 6. Pekerjaan PNS 6 7,41% Swasta 7 8,64% Wiraswasta 20 24,69% Pensiunan 9 11,11% Lain-lain 39 48,14% Jumlah 81 100%

Berdasarkan jenis kelamin terdapat 28 orang laki-laki (34,56%) dan 53 orang perempuan (65,43%). Berdasarkan kelompok umur terdapat 44 orang (54,32%) dengan usia < 60 tahun dan 37 orang (45,67%) dengan usia  60 tahun. Berdasarkan latar belakang pendidikan terbanyak berpendidikan terakhir SD 30 orang (37,03%) yang. Berdasarkan jenis gigi tiruan, terdapat 39 orang (48,15%) menggunakan Gigi Tiruan Lengkap (GTL) dan 42 orang (51,85%) menggunakan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) . Berdasarkan lama pemakaian , terdapat 25 orang (30,86%) yang menggunakan gigi tiruan < 1 tahun dan 56

sebagai pelajar, mahasiswa , petani, ibu rumah tangga. 2. Deskripsi kasus Oral Kandidiasis

Berdasarkan tabel 2, Oral Kandidiasis pada pengguna gigi tiruan lepasan ditemukan sebanyak 52 subyek (64,20%) sedangkan 29 subyek (35,80%) tidak ditemukan Oral Kandidiasis. Artinya sebagian besar pengguna gigi tiruan ditemukan Oral Kandidiasis.

Temuan Oral Kandidiasis pada pengguna gigi tiruan lepasan dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Temuan Oral Kandidiasis pada pengguna gigi tiruan lepasan

Frekuensi %

Ditemukan Oral Kandidiasis 52 64,20% Tidak ditemukan Oral Kandidiasis 29 35,80%

Jumlah 81 100%

Jenis Oral Kandidiasis yang ditemukan pada penelitian ini meliputi Angular Cheilitis, Oral Trush, Kandidiasis Hiperplastik Kronis, Median Rhomboid Glossitis, Kandidiasis Eritematosa. Distribusi Oral Kandidiasis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasar jenis Oral Kandidiasis dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3. Oral Kandidiasis pada pengguna gigi tiruan lepasan.

Macam Kandidiasis Frekuensi %

Angular Cheilitis 7 9,09%

Oral Trush 13 16,88%

Kandidiasis Hiperplastik Kronis 2 2,60% Median Rhomboid Glossitis 17 22,08% Kandidiasis Eritematosa 38 49,35%

Berdasarkan tabel 3, ditemukan distribusi Oral Kandidiasis yang banyak ditemukan adalah Kandidiasis Eritematosa (49,35%) , sedangkan Oral Kandidiasis yang paling sedikit dialami pasien adalah Kandidiasis Hiperplastik Kronik (1,88%).

Berdasarkan jenis kelamin laki-laki ditemukan prevalensi terbanyak adalah Kandidiasis eritematosa sebanyak 10 orang (12,99%) dan prevalensi paling sedikit adalah Kandidiasis Hiperplastik Kronis sebanyak 1 orang (1,30%) . Berdasarkan jenis kelamin perempuan prevalensi terbanyak Kandidiasis Eritematosa sebanyak 28 orang (36,36%) dan prevalensi paling sedikit adalah Kandidiasis Hiperplastik Kronis sebanyak 1 orang (1,30%).

Berdasarkan kelompok usia < 60 tahun mendapatkan prevalensi paling sedikit Kandidiasis Hiperplastik Kronis sebanyak 1 orang (1,30%) dan prevalensi terbanyak Kandidiasis eritematosa sebanyak 13 orang (16,88%) . Berdasarkan kelompok usia  60 tahun diketahui distribusi Kandidiasis eritematosa terbanyak sebanyak 25 orang (32,47%) dan paling sedikit Kandidiasis Hiperplastik Kronis sebanyak 1 orang (1,30%).

Berdasarkan pengguna GTL prevalensi tertinggi adalah Kandidiasis eritematosa sebanyak 26 orang (33,77%) dan paling sedikit Kandidiasis Hiperplastik kronis sebanyak 2 orang (2,60%). Berdasarkan pengguna GTSL prevalensi tertinggi Kandidiasis eritematosa sebanyak 12 orang (15,58%), dan tidak ditemukan Kandidiasis hiperplastik kronis. Berdasarkan lama pemakaian gigi tiruan, baik berdasarkan lama pemakaian kurang dari 1 tahun maupun lebih dari 1 tahun prevalensi tertinggi adalah Kandidiasis Eritematosa dan prevalensi terendah Kandidiasis Hiperplastik kronis.

Berdasarkan latar belakang pendidikan, distribusi Oral Kandidiasis terbanyak berdasarkan latar belakang pendidikan adalah Kandidiasis eritematosa yaitu SD 16 orang (20,78%), SMP 8 orang (10,39%) , SMA 8 orang (10,39%) , Sarjana 4 orang (5,19%) , dan tidak sekolah 2 orang (2,60%), sedangkan paling sedikit adalah Kandidiasis hiperplastik kronis ditemukan pada pengguna berlatar belakang pendidikan SD 1 orang (1,30%), dan

Pembahasan

Prevalensi terbesar untuk jenis Oral Kandidiasis adalah Kandidiasis Eritematosa 38 orang (49,35%) sedangkan prevalensi terendah yaitu Kandidiasis Hiperplastik Kronis sebanyak 2 orang (2,60%). Pada penelitian ini menemukan beberapa pasien yang mempunyai lesi Oral Kandidiasis lebih dari 1 tipe kandidiasis. Hal ini seperti teori sebelumnya yang dinyatakan oleh Monroy et. al, (2004) , bahwa pada pengguna gigi tiruan lepasan sering ditemukan denture stomatitis atau biasa disebut juga dengan kandidiasis eritematosa9.

Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak ditemukan Kandidiasis eritematosa disebabkan karena pada perempuan mengalami perubahan level hormonal, sehingga perempuan sangat rawan terjadi penyakit yang disebabkan perubahan hormonal serta akibat penggunaan kontrasepsi oral. Pada penelitian ini, tingginya prevalensi perempuan disebabkan karena lebih banyak subyek penelitian berjenis kelamin perempuan yang menggunakan gigi tiruan sehingga bisa dilakukan pemeriksaan9. Alasan mengapa Oral Kandidiasis ini lebih banyak terjadi pada perempuan bisa jadi karena kebiasaan pemakaian gigi tiruan karena pada perempuan memakai gigi tiruan lengkap secara terus menerus karena lebih mementingkan segi estetik10.

Berdasarkan kelompok umur, yang paling banyak mengalami lesi kandidiasis pada usia  60 tahun. Kandidiasis eritematosa sering ditemukan pada usia lanjut dan dihubungkan dengan perkembangan penyakit sistemik, perubahan level hormonal saat menopause, perubahan nutrisi mulut, kebiasaan kebersihan mulut, dan perubahan komposisi saliva

bersamaan dengan penggunaan gigi tiruan yang memfasilitasi perubahan mikroba dan timbulnya lesi-lesi rongga mulut9.

Tingginya prevalensi denture stomatitis juga dikarenakan faktor usia baik laki-laki maupun perempuan. Karena pada usia lanjut terjadi perubahan epitelium mukosa mulut dan terjadi penurunan kemampuan regenarasi epitel sehingga kemampuan tubuh untuk melawan mikroba dan mengatasi trauma rongga mulut berkurang10.

Berdasarkan jenis gigi tiruan, lesi kandidiasis terbanyak pada jenis gigi tiruan lengkap. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Atashrazm dan Sadri (2013) bahwa terdapat bagian dari gigi tiruan lengkap khususnya rahang atas yang disebut vacum yang sebenarnya berfungsi sebagai retensi dan stabilisasi, namun bisa menyebabkan inflamasi dan pertumbuhan berlebih pada jaringan lunak10.

Berdasarkan lama pemakaian, pasien yang menggunakan gigi tiruan lebih dari 1 tahun lebih banyak mengalami infeksi Oral Kandidiasis terutama Kandidiasis Eritematosa. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perubahan lingkungan dalam rongga mulut yang menyebabkan pertumbuhan Kandida albikans dan didukung oleh kebiasaan pasien yang tidak bisa merawat gigi tiruan dengan baik.

Kebersihan rongga mulut yang buruk, penggunaan gigi tiruan yang lama dan tidak diganti dalam beberapa tahun juga sebagai faktor predisposisi denture stomatitis. Apalagi waktu pemakaian gigi tiruan secara terus-menerus. Sebenarnya denture stomatitis bukan menjadi penyakit serius atau abnormalitas, tetapi pemakaian gigi tiruan yang lama dapat menyebabkan lesi rongga mulut. Dan didukung oleh ketahanan tubuh pengguna yang rendah. Padahal pada pemakaian gigi tiruan yang sudah lama dan belum diganti menyebabkan gigi tiruan tersebut menjadi kurang pas dan terkadang terjadi kerusakan. Sehingga pemakaian gigi tiruan yang kurang pas menyebabkan pergerakan parafunctional gigi tiruan yang dapat menimbulkan trauma mukosa dan pembentukan lesi10. Apabila pemakaian gigi tiruan

terus-Kandidiasis eritematosa Prevalensi lesi Oral terus-Kandidiasis lainnya juga tinggi pada latar belakang pendidikan SD. Pada pendidikan terakhir Sarjana didapatkan prevalensi lesi Oral Kandidiasis yang lebih sedikit dibanding lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena tingkat

Dokumen terkait