• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Adapun saran dari peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya :

1. Bagi jamaah majelis taklim Nurul Musthofa :

Peneliti berharap semoga kesenian Islam Hadrah yang mulai populer dikalangan jamaah menjadi salah satu kesenian Islam yang senantiasa dijaga dan dilestarikan.

Peneliti berharap semoga kesenian Islam Hadrah dikemas lebih kreatif lagi dan menjadi pelopor kesenian-kesenian Islam lainnya yang dapat memotivasi jamaah untuk senantiasa membuat para jamaah tetap menyukai Hadrah dan rajin mengikuti kegiatan majelis taklim.

3. Bagi praktisi ilmu dakwah dan ilmu komunikasi :

Penulis berharap bahwa metode dakwah menggunakan Hadrah selain dapat melestarikan kesenian Islam juga dapat menjadi salah satu alternatif bagi praktisi ilmu dakwah dan ilmu komunikasi untuk memanfaatkan media-media tradisional khususnya musik sebagai media yang digunakan untuk berkomunikasi atau berdakwah secara

rileks atau santai. Sehingga para mad’u atau komunikan dapat menyerap pesan yang disampaikan secara baik bahkan mengamalkan atau mempraktekkan dalam kehidupannya.

59

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abd. Rasyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993). Ahmad, Amirullah, Dakwah Islam dan Transformasi Sosial Budaya, (Yogyakarta:

PLP2M).

Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003).

Arifin M, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1989). Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineke Cipta, 1993).

Azhari Akyas, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996). Birowo, Antonius, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Gintanyali, 2004).

Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi , (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1998).

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998).

Farid Ma’ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,1981).

Firdaus Ismet, Lisma Dyawati Fuaida, Nurkhayati, Ahmad Zaky, Pengalaman Al-

Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta: Dakwah Press:

Universitas Syarif Hidayatullah, 2009).

Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi; Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2007).

Hasan Fuad, dkk, Kamus Istilah Psikologi, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1981).

Huda Nurul, Pedoman Majlis Taklim, (Jakarta: KODI DKI Jakarta, 1990). Ilyas Anton dan Anwar Ilyas, Modern Dictionary, (Jakarta: Darul Jail, 1982).

Kesumah, Dloyana, dkk, Pesan-Pesan Budaya Lagu-Lagu Pop Dangdut dan Pengaruhnya

Terhadap Prilaku Sosial Remaja Kota, (Jakarta: CV. Eka Putra, 1995). Koordinasi Dakwah Islam (KODI), Pedoman Majlis Taklim Jakarta, (Jakarta:

DKI Jakarta 1981).

Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Media

Pratama,2006). Black list

Littlejohn W Stephen, Teori Komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009). Marimba A. D , Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,

1981).

Mudyaharjo Redja, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar- Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

Pasaribu, Amir, Riwayat Musik dan Musisi, (Jakarta: PT. Gunung, 1986). Prasetyo Bambang dan Lina Miftahuljannah, Metode Penelitian Kuantitatif,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005)

Porwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996). Qadir, Abdul Umar Mauladdawilah, dkk, Dakwah Pemuda Ibu Kota: Bersama Al

Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Pengasuh Majelis Nurul Musthofa, (Malang: Pustaka,2009).

Rahmat Shaleh Abdul dan Muhbib Adul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005).

Sabri Alif, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996).

Santoso Singgih, SPSS : Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: Penerbit PPM, 2002).

61

Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1988).

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995).

Singarimbun Masri dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,1995)

Situmorang Oloan, Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya, (Jakarta : PT. Gunung, 1995)

Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alvabeta CV. 2008).

Sumanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1984). Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990).

Yunus Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hila Karaya Agung, 2000).

B. Internet

www.akumassa.org.com www banyuonline.com www. gatra.com.

A

M

P

I

R

A

N

Keterangan :

Wawancara dengan narasumber

Ustadzah Zulia Fazriah selaku Dai’iah sekaligus Pembina Hadrah Seggaf (Kanan)

Keterangan :

Latihan tim Hadrah Seggaf sehari sebelum penampilan di majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa

Keterangan :

Penampilan tim Hadrah Seggaf di majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa

Keterangan :

Kegiatan majlis taklim banat (perempuan ) Nurul Musthofa

Selaku guru di majelis Al Habib Abddullah bin Ja’far Assegaf (kanan bawah) Selaku pimpinan di majelis Ustadzah Hj. Syarifah Fatma al-Athos (kiri bawah)

HASIL WAWANCARA

Nama : Ustadzah. Zulia Fazriah

Jabatan : Da’iah (penceramah) dan Pimpinan Tim Hadrah Segaf majelis taklim

banat (perempuan) Nurul Musthofa

Waktu : Sabtu, 16 Juli 2011 Pukul 14.30

Tempat : Tempat Pelatihan Hadrah

1. Kapan berdirinya majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa? JAWABAN : Majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa berdiri bertepatan dengan peringatan maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW yaitu tanggal 12 Rabiul Awal 1427 atau pada tanggal 11 April 2006.

2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa?

JAWABAN : Latarbelakang berdirinya majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa awalnya atas perintah Al Habib Hasan bin Jafar Assegaf. Beliau adalah seorang da’i sekaligus pendiri majelis taklim Nurul Musthofa. Beliau mendirikan majelis taklim Nurul Musthofa yang diikuti oleh jamaah laki-laki maupun perempuan. Namun dalam majelis tersebut, ruang kaum perempuan terbatas sehingga beliau berinisiatif untuk memberikan ruang khusus kepada kaum perempuan untuk berdakwah dan menimba ilmu agama lebih dalam dengan mendirikan majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa.

3. Siapa tokoh yang memimpin majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa?

JAWABAN : Majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa dipimpin langsung oleh ibu dari al- Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yaitu Ustadzah Hj.

Syarifah Fatma al-Athos dan istri dari al- Habib Hasan bin Ja’far Assegaf

4. Apa visi dan misi majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa? JAWABAN : Visi majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa yaitu a) membentuk suatu organisasi keagaman yang menjadikan generasi Islam perempuan untuk lebih mengenal, cinta kepada Allah SWT, meneladani akhlak Rasulullah SAW. b) Memberikan pengetahuan agama Islam yang luas kepada jamaah perempuan. Adapun misinya yaitu a) menghadirkan para ulama/ ustadzah/ syarifah yang memberikan ilmu agama Islam secara menyeluruh. b) melaksanakan syiar Islam melalui pengajian dan dzikir. c) memperbanyak membaca shalawat kepada Rasulullah SAW dengan menghadirkan pula kesenian Islam hadrah.

5. Bagaimana struktur organisasi majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa?

Terlampir

6. Apa saja program-program kegiatan majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa?

JAWABAN : Adapun program kerja majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa terdiri dari :

a. Taklim setiap 2 minggu sekali pada hari minggu yang dilaksanakan di kediaman al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.

b. Pembacaan ratib, yasin, maulid simtudduror dan shalawat Nabi rutin dalam setiap pertemuan.

c. Penyampaian nasihat agama dari para ulama/ ustadzah/ syarifah. d. Peringatan hari besar Islam

e. Perayaan harlah majelis ta’lim Nurul Musthofa

f. Santunan terhadap anak yatim piatu. g. Buka Puasa bersama

h. Halal bi halal akbar di kediaman Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.

7. Bagaimana perkembangan majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa dari tahun ke tahun?

JAWABAN : Perkembangan majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa dari tahun ke tahun semakin baik. Jamaah yang hadirpun semakin banyak. Dan majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa mengembangkan sayapnya dengan menghadirkan live streaming yang dapat diakses di website Nurul Musthofa pada tiap pengajiannya.

8. Apa keunggulan dari majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa di bandingkan dengan majelis-majelis perempuan yang lain pada saat ini?

JAWABAN : Keunggulan dari majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa di bandingkan dengan majelis-majelis perempuan yang lain pada saat ini adalah pada Hadrah dan jamaahnya. Pada masa ini, jarang ada Hadrah yang beranggotakan keseluruhan personilnya adalah perempuan. Hal tersebut menunjukkan eksistensi perempuan di bidang dakwah sekaligus pelestarian kesenian Islam. Selain itu jamaah perempuan yang mengikuti taklim ini juga mayoritas terdiri dari kaum remaja, tidak seperti majelis taklim perempuan kebanyakan yang mayoritas jamaahnya adalah kaum ibu.

HASIL WAWANCARA

Nama : Llita

Jabatan : Personil master Hadrah Seggaf (Hadrah banat (perempuan) majelis taklim Nurul Musthofa)

Waktu : Sabtu, 16 Juli 2011 Pukul 15.00

Tempat : Tempat Pelatihan Hadrah

1. Kapan terbentuknya Hadroh banat (perempuan) Nurul Musthofa?

JAWABAN : Tim Hadroh banat (perempuan) Nurul Musthofa ini terbentuk bersamaan dengan berdirinya majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa yaitu 12 Rabiul Awal 1427 atau pada tanggal 11 April 2006.

2. Apa yang melatarbelakangi terbentuknya Hadroh banat (perempuan) Nurul Musthofa?

JAWABAN : Latarbelakang terbentuknya Hadroh banat (perempuan) Nurul Musthofa juga atas perintah Al Habib Hasan bin Jafar Assegaf. Yang memberikan ruang bagi kaum perempuan untuk berdakwah dan melestarikan kesenian Islam melalui Hadrah. Kemudian beliau memberikan nama untuk Hadrah yang di hadirkan pada tiap taklim Nurul Musthofa banat (perempuan) ini adalah Hadrah Seggaf.

3. Apa visi dan misi Hadrah Seggaf?

JAWABAN : Visi Hadrah Seggaf adalah a) berdakwah melalui kesenian Islam. b) Melestarikan kesenian Islam dan menghapuskan kesan bid’ah

terhadap kesenian Islam Hadrah. c) Menyiarkan ajaran Islam dan menciptakan kecintaan terhadap Allah SWT dan Rasulullas SAW. d) Menarik minat jamaah majelis untuk lebih giat mengikuti kegiatan majelis. Adapun misinya adalah a) menghadirkan shalawat-shalawat Nabi. b) memperbanyak membaca zdikir kepada Allah lewat alunan musik hadrah. c) memperbanyak membaca shalawat kepada Rasulullah SAW lewat alunan musik hadrah.

4. Siapa pemimpin Hadrah Seggaf?

JAWABAN : Hadrah Seggaf dipimpin oleh Ustadzah. Zulia Fazriah dibawah asuhan al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.

5. Bagaimana struktur Hadrah Seggaf?

JAWABAN : Personil Hadrah Seggaf terdiri dari 15 orang.

6. Apa saja program-program Hadrah Seggaf?

JAWABAN : Adapun program kerja Hadrah Seggaf a) mengadakan latihan hadrah rutin pada hari sabtu. b) menampilkan shalawat Nabi dan puji-pujian kepada Allah rutin dalam setiap pertemuan taklim maupun kegiatan-kegiatan yang terselenggara di majelis taklim banat (perempuan) Nurul Musthofa. c) menampilkan shalawat-shalawat terbaru yang dikemas secara kreatif untuk menciptakan suasana inovatif dalam majelis.

7. Bagaimana perkembangan Hadrah Seggaf dari tahun ke tahun?

JAWABAN : Hadrah Seggaf mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Setelah mengadakan perekrutan baru personil dengan tujuan pengkaderan kemampuan memainkan kesenian Islam hadrah. Hadrah Seggaf juga berkolaborasi dengan memasukkan marawis dalam tiap penampilannya dalam majelis.

8. Apa keunggulan dari Hadrah Seggaf di bandingkan dengan hadrah-hadrah yang ada pada masa ini?

JAWABAN : Keunggulan dari Hadrah Seggaf di bandingkan dengan hadrah-hadrah yang ada pada masa ini adalah terletak pada personil/ anggotanya yang keseluruhan adalah remaja putri. Dan musik yang dimainkan cenderung ceria karena pengolahan irama ditonjolkan dari pukulan master hadroh.

KERANGKA ANGKET PENELITIAN Area pengetahuan (respon kognitif)

Teori tentang Hadrah  Hadrah adalah sebuah alat musik sejenis rebana yang digunakan untuk acara-acara keagamaan seperti acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

 Hadrah adalah salah satu kesenian Islam

 Hadrah merupakan media dawah dengan unsur seni yang kuat

 Hadrah sering ditampilkan dalam kegiatan majelis taklim

 Hadrah adalah bentuk kesenian sekaligus syiar dakwah Islam

 Kesenian Hadrah adalah salah satu bentuk metode dakwah yang populer di gunakan dalam majelis taklim sampai saat ini.

Area perasaan (respon afektif)

 Jamaah menyukai adanya Hadrah di tiap kegiataan majelis taklim

 Adanya Hadrah di tiap kegiataan majelis taklim membuat perasaan hati jamaah tersentuh

 Adanya Hadrah di tiap kegiataan majelis taklim membuat jamaah merasa terhibur

 Adanya Hadrah di tiap kegiataan majelis taklim membuat perasaan hati jamaah gembira

Area tindakan (respon konatif)

 Adanya Hadrah membuat jamaah ingin selalu hadir dalam kegiatan majelis dalam kondisi apapun

 Pesan dakwah yang disisipkan pada tiap syair Hadrah mengingatkan jamaah untuk senantiasa mengamalkannya.

 Hadrah membuat jamaah ingin mempelajari kesenian Islam

 Hadrah membuat jamaah menjadi turut menjaga dan melestarikan kesenian Islam

 Pesan dakwah yang di sampaikan lewat Hadrah membuat jamaah lebih mencintai Allah dan RasulNya.

 Hadrah membuat jamaah menjadi mengidolakan kesenian Islam

Butir Negatif

 Adanya Hadrah mengganggu proses taklim di dalam majelis

 Kesenian Hadrah adalah bid’ah dholalah yang tidak ada pada zaman Rasulullah.

 Shalawat dan syair yang dikumandangkan Hadrah membuat jamaah jenuh.

 Hadrah yang di tampilkan dalam majelis terkesan kuno dan monoton

 Hadrah tidak membuat saya berminat untuk mempelajari kesenian Islam

Timbulnya minat berdasarkan

Minat primitif  Kebutuhan jamaah terhadap relaksasi dan hiburan

Minat kultural atau minat sosial

 Pengalaman jamaah sering mendengarkan atau menyaksikan kesenian Islam.

Arahan Minat

Minat intrinsik  Jamaah ingin mempelajari tentang kesenian Hadrah karna faktor kesenangan

 Jamaah mencari tahu informasi mengenai kesenian Hadrah

 Jamaah menmpelajari kesenian Hadrah

Minat eksintrik  Jamaah mulai ikut menjadi personil dari tim hadrah

Faktor terbentuknya minat secara umum

Faktor internal  Jamaah memiliki ketertarikan murni terhadap kesenian karena perasaan menyukai atau kesenangan

Faktor Eksternal  Latar belakang keluarga personel tim hadrah

 Lingkungan hidup jamaah yang kebanyakan adalah mengetahui dan menyukai hadrah

ANGKET PENELITIAN

MINAT JAMAAH MAJLIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA TERHADAP KESENIAN ISLAM HADRAH

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Sehubungan dengan diadakan penelitian ini, maka saya meminta kesediaan saudari selaku jamaah perempuan majelis taklim Nurul Musthofa untuk menjadi responden dengan mengisi angket berikut ini. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Atas partisipasinya, saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum. Wr. Wb. A. Identitas Responden Usia : ……….. Pendidikan : ……….. Pekerjaan : ………... B. Petunjuk Pengisian

Mohon isilah daftar pertanyaan berikut ini dengan sejujur-jujurnya dan berilah

tanda checklist (√) pada daftar pernyataan yang menurut anda tepat, dengan ketentuan sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu-Ragu

S = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

C. Pernyataan

NO PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Hadrah adalah sebuah alat musik sejenis rebana yang digunakan untuk acara-acara keagamaan seperti acara Maulid Nabi Muhammad SAW. 2 Hadrah merupakan salah satu bentuk kesenian Islam sekaligus syiar

dakwah

3 Saya sudah lama mengetahui tentang kesenian Hadrah

4 Saya mengetahui tentang kesenian Hadrah karena keluarga saya salah satu personil tim Hadrah

5 Saya sudah lama mengikuti kegiatan majelis taklim 6 Hadrah sering ditampilkan dalam kegiatan majelis taklim

7 Kesenian Hadrah adalah bid’ah dholalah yang tidak ada pada zaman

Rasulullah.

8 Adanya Hadrah mengganggu proses taklim di dalam majelis 9 Saya menyukai adanya Hadrah di tiap kegiataan majelis taklim

10 Saya menyukai hadrah karena masyarakat yang tinggal disekitar saya kebanyakan menyukai Hadrah

11 Shalawat dan syair yang dikumandangkan Hadrah membuat hati saya tersentuh

12 Shalawat dan syair yang dikumandangkan Hadrah membuat hati saya terhibur

13 Shalawat dan syair yang dikumandangkan Hadrah membuat saya jenuh 14 Hadrah yang ditampilkan dalam majelis terkesan kuno dan monoton 15 Adanya Hadrah membuat saya ingin selalu hadir dalam kegiatan majlis

dalam kondisi apapun

16 Pesan dakwah yang disisipkan pada tiap syair Hadrah mengingatkan saya untuk senantiasa mengamalkannya

17 Pesan dakwah yang di sampaikan lewat Hadrah membuat saya lebih mencintai Allah dan RasulNya.

18 Komposisi antara tabuhan Hadrah, shalawat dan syair yang menarik membuat saya mengidolakan musik hadrah

19 Hadrah membuat saya ikut mempelajari kesenian Islam

20 Hadrah membuat saya menjadi turut menjaga dan melestarikan kesenian Islam

21 Saya ingin menjadi personel tim hadrah

OUTPUT SPSS 17.0 For Windows

1. Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 98.4

Excludeda 1 1.6

Total 61 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .350 .350 2

Dokumen terkait