• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai modal sosial dan pengelolaan BUMDes Amarta, maka terdapat beberapa saran yang bisa dijadikan masukkan sebagai bahan pertimbangan:

1. Bagi akademisi

a. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh modal sosial dalam pengelolaan BUMDes yang dilihat selain dari modal sosial menurut Putnam tahun 1993.

b. Sebaiknya dilakukan penelitian mengenai pengaruh modal sosial terhadap kinerja organisasi/lembaga BUMDes dengan melihat peran modal sosial dalam pengelolaan BUMDes.

2. Bagi Pemerintah

Perlu adanya kerja sama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Sleman dengan BUMDes Amarta dalam upaya mengelola sampah pasar secara maksimal. Kerja sama ini dapat membantu DISPERINDAG dalam rangka mengatasi volume sampah di pasar yang kian bertambah dan membantu BUMDes Amarta dalam hal pengelolaan kegiatannya menjadi berkembang dan berdampak pada Pendapatan Asli Desa.

3. Bagi BUMDes Amarta

a. Perlu mempertahankan nilai dan adat budaya ketimuran Indonesia sebagai bagian dari mempertahankan dan mengembangkan modal sosial.

b. Perlu menciptakan budaya organisasi/lembaga BUMDes Amarta, sehingga sumber daya manusia di BUMDes Amarta dapat memegang teguh budaya organisasi dalam kegiatan pengelolaan BUMDes Amarta. c. Perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka

menghadapi globalisasi dan dorongan kerja generasi muda ke wilayah perkotaan. Sumber daya manusia dalam BUMDes Amarta perlu memberikan arahan kepada generasi muda bahwa perkembangan dan pembangunan desa dimulai dari generasi muda.

d. Perlu mendorong kerja sama dengan Karang Taruna di Desa Pandowoharjo dalam rangka estafet regenerasi kepengurusan/kepengelolaan BUMDes Amarta.

4. Bagi Masyarakat

Masyarakat Desa Pandowoharjo agar lebih aktif dan reaktif terhadap kegiatan dalam BUMDes Amarta, sehingga manfaat BUMDes Amarta dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

79

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R. (2018). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berbasis Aspek Modal Sosial (Studi pada BUMDes Surya Sejahtera , Desa Kedungturi , Kecamatan Taman , Kabupaten Sidoarjo).

Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, 6, 1–15. Diakses 5 Maret

2019 dari http://journal.unair.ac.id/KMP@strategi-pengembangan- badan-usaha-milik-desa-(BUMDes)-berbasis-aspek-modal-sosial-(studi- pada-BUMDes-surya-sejahtera,-desa-kedungturi,-kecamatan-taman,-article-12721-media-138-category-8.html.

Adhikari, K. P., & Goldey, P. (2010). Social Capital and its “Downside”: The Impact on Sustainability of Induced Community-Based Organizations in Nepal. World Development, 38(2), 184–194. Diakses 19 Mei 2019 dari https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2009.10.012.

Aliabadi, V., Ataiee, P., & Movahedi, R. (2016). The Effect of Strategic Thinking and Social Capital on Recognition of Entrepreneurial Opportunities among Rural Youths (Case Study: Kangavar County). Journal of

Research & Rural Planning, 5, 95–110. Diakses 5 Maret 2019 dari

https://doi.org/https://doi.org/10.22067/jrrp.v5i2.46072.

Andreas, & Savitri, E. (2016). The Role of Economic Empowerment of Coastal

Communities and Social Capital in Improving Prosperity in Meranti and Rokan Hilir District. University of Riau.

Anggraeni, M. R. R. S. (2016). Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi pada BUMDes di Gunug Kidul Yogyakarta. Jurnal Modus, 28(2), 155–167. Diakses 19 Mei 2019 dari https://doi.org/10.24002/modus.v28i2.848.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. In

Rineka Cipta.

Badaruddin, Kariono, Ermansyah & Lina S. (2017). Community Empowerment Based Social Capital and Village Business Company (BUMDes).

Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 136;

181-187. Diakses 5 Maret 2019 dari https://dx.doi.org/10.2991/icosop-17.2018.27.

Burt, R. S. (1992). Structural Holes: The Social Structure of Competition (Vol. 21, Issue 4, pp. 122–143). Edward Elgar Publishing Limited. Diakses 19

Mei 2019 dari

https://doi.org/http://personal.stevens.edu/~jbao/BIA658A/Session5/burt. pdf.

Burt, R. S. (2000). The Network Structure of Social Capital. In Research in

Organizational Behavior (Vol. 22). Diakses 19 Mei 2019 dari

https://doi.org/https://www.bebr.ufl.edu/sites/default/files/The%20Netw ork%20Structure%20of%20Social%20Capital.pdf.

Cao, Q., Simsek, Z., & Jansen, J. J. P. (2015). CEO Social Capital and Entrepreneurial Orientation of the Firm: Bonding and Bridging Effects.

Journal of Management (Vol 41, Issue 7, pp. 1957-1991). Diakses 19

Mei 2019 dari https://doi.org/10.1177/0149206312469666.

Coleman, J. S. (1988). Social Capital in the Creation of Human Capital. The

American Journal of Sociology, 94, 95–120. Diakses 19 Maret 2019 dari

http://www.jstor.org/stable/2780243.

Coleman, J. S. (2009). Dasar-dasar Teori Sosial (Edisi Revisian). Nusa Media. Collier, P. (1998). Social Capital and Poverty. Social Capital Initiative Working

Paper No. 4. Social Capital Initiative, The World Bank.

Creswell, J. W. (2012). Research design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan

Mixed. (2nd ed.). Pustaka Pelajar.

Creswell, J. W. (2016). Penelitian Kualitatif & Desain Riset (Memilih diantara

Lima Pendekatan). Pustaka Pelajar.

Djaha, A. S. A., Lino, M. M., & Mau, A. E. (2018). Social Capital Making Through Local Institution: A Village Community Empowerment Strategy in the Pulau Buaya Village, East Nusa Tenggara of Indonesia.

Russian Journal of Agricultural and Socio-Economic Sciences, 77(5),

116–122. Diakses 5 Maret 2019 dari

https://doi.org/10.18551/rjoas.2018-05.14.

Dwiyanto, A. (2006). Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Penerbit Gadjah Mada University Press.

Esman, M. J., & Uphoff, N. T. (1986). Local Organizations: Intermediaries in

Rural Development. Cornell University Press.

Field, J. (2010). Modal Sosial (Social Capital). Edisi Indonesia (Nurhadi (Penerjemah). Inyiak Ridwan Muzir (Ed.) (ed.)). Kreasi Wacana.

Fox, A. (1974). Beyond Contract: Work Power and Trust Relations. In Beyond

Contract: Work Power and Trust Relations (pp. 32–50). Faber and

Faber.

Free Press.

Fukuyama, F. (2001). Social; Civil Society and Development. Third World

Quarterly, 22(1), 7–20. Diakses 19 Mei 2019 dari http://fbemoodle.emu.edu.tr/pluginfile.php/38056/mod_resource/content /3/Socila%20capital_Fukuyama.pdf.

Gelderman, C. J., Semeijn, J., & Mertschuweit, P. P. (2016). The Impact of Social Capital and Technological Uncertainty on Strategic Performance: The Supplier Perspective. Journal of Purchasing and Supply Management,

22(3), 225–234. Diakses 5 Maret 2019 dari https://doi.org/10.1016/j.pursup.2016.05.004.

Granovetter, M. (2001). The Strength of Weak Ties. University of Chicago Press. Diakses 19 Mei 2019 dari https://doi.org/10.2307/202051.

Hadari, N. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press.

Hasbullah, J. (2006). Social Capital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia

Indonesia. MR-United Press.

Hastowiyono, & Suharyanto. (2014). Seri Buku Pintar BUM Desa Penyusunan

Kelayakan Usaha dan Perencanaan Usaha BUM Desa (S. E. Yunanto

(ed.); 1st ed.). Forum Pengembangan Pembaharuan Desa. Diakses 19 Mei 2019 dari https://bagianpemerintahan.wonosobokab.go.id/wp- content/uploads/2018/09/Buku-Seri-BUMDesa-Kelayakan-Usaha-BUM-Desa.pdf.

Hastuti, D., & Chilmy, N. (2017). The Analysis of Local Potential in BUM Desa Empowering in Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo, East Java.

Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, 6(2), 85. Diakses 5 Maret 2019 dari

https://doi.org/10.22202/mamangan.2357.

Ife, J., & Tesoriero, F. (2008). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Keban, Y. T. (2004). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori

dan Isu. Gaya Media.

Kebede, G. F. (2018). Social Capital and Entrepreneurial Outcomes: Evidence from Informal Sector Entrepreneurs in Ethiopia. The Journal of

Entrepreneurship, 27(2), 209–242. Diakses 19 Mei 2019 dari

Kirowati, D., & Setia, L. D. (2018). Pengembangan Desa Mandiri Melalui BUMDes dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa (Studi Kasus: Desa Temboro Kecamatan Karas Kabupaten Magetan). Jurnal

AKSI (Akuntansi Dan Sistem Informasi), 2(1), 15–24. Diakses 19 Mei

2019 dari https://doi.org/10.32486/aksi.v2i1.213.

Mampanini, D. (2016). Pola Pengembangan Usaha BUMDes untuk Mewujudkan Peningkatan Penduduk Miskin di Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 13(1), 496–505. Diakses 19 Mei 2019 dari http://manajemen.upy.ac.id/manajemen/wp-content/uploads/2016/12/BAB-III-dianto-mampanini-496-504.pdf. Marshall, C., & Rossman, G. (1989). Designing Qualitative Research. In

Designing Qualitative Research (3rd edition). CA: Sage Publications.

Diakses 5 Maret 2019 dari https://doi.org/10.2307/2072869.

Mawardi, M. J. (2007). Peranan Social Capital dalam Pemberdayaan Masyarakat.

Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 3(2), 5–14.

Miles, M. B., Michael Huberman, A., & Saldaña, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3. In SAGE Publications, Inc. Sage Publications. Diakses 19 Mei 2019 dari https://doi.org/10.1177/239700221402800402.

Mirayani, N. P. (2014). Peranan Modal Sosial dalam Pengelolaan Perusahaan Air Minum Desa (PAMdes) Tri Mandala Tirta (Studi Kasus: Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar). Jurnal Citizen,

1(1). Diakses 19 Mei 2019 dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/citizen/article/view/9418.

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT. Remaja Rosda Karya.

Nahapiet, J., & Ghoshal, S. (1998). Social Capital, Intellectual Capital, and the Organizational Advantage. The Academy of Management Review, 23(2), 242. Diakses 5 Maret 2019 dari https://doi.org/10.2307/259373.

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. PT Bumi Aksara.

Nasution, A., Rustiadi, E., Juanda, B., & Hadi, S. (2015). Two-Way Causality between Social Capital and Poverty in Rural Indonesia. Asian Social

Science, 11(13), 139–150. Diakses 19 Mei 2019 dari https://doi.org/10.5539/ass.v11n13p139.

Ozigi, O. (2018). Social Capital and Financial Performance of Small and Medium Scale Enterprises. Journal of Advanced Research in Business and

Management Studies, 1(10), 18–27. Diakses 29 Maret 2019 dari

http://www.akademiabaru.com/doc/ARBMSV10_N1_P18_27.pdf

Palupi, S., Ulfiah, U., Prasetyohadi, Sukapti, Y. S., & Fauzi, S. Al. (2016). Buku

Panduan Pelaksanaan Undang-undang Desa Berbasis Hak. Lakpesdam

PBNU.

Putnam, R. D. (1993). The Prosperous Community: Social Capital and Public

Life dalam The American Prospect. 13, 335–342. Diakses 19 Mei 2019

dari https://prospect.org/article/prosperous-community-social-capital-and-public-life.

Putnam, R. D. (1995). Bowling Alone: America’s Declining Social Capital.

Journal of Democracy, 6(1), 65–78. Diakses 19 Mei 2019 dari

https://doi.org/10.1353/jod.1995.0002.

Putra, B. S. (2018). BUMDes Al-Madina dalam Perspektif Modal Sosial James S. Coleman (Penelitian Tentang Pengembangan Perekonomian Desa).

Jurnal Sosiologi, 1–15. Diakses 19 Mei 2019 dari http://repository.unair.ac.id/70892/3/JURNAL_TSO.01%2018%20Put% 20b.pdf.

Richard, D., Miller, J. C., Freeman, J., Carroll, G. R., & Hannan, M. T. (1983). The Liability of Newness  : Age Dependence in Organizational Death Rates. American Sociological Review, 48(5), 692–710. Diakses 19 Mei 2019 dari https://www.jstor.org/stable/2094928.

Santi, S. K., & Wulandari, T. (2018). Peran Modal Sosial dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Jurnal Social Studies, 7(2), 145–157.

Diakses 5 Maret 2019 dari

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/social-studies/article/download/12699/12238.

Satlita, L., Dewi, U., & Priyanto, A. (2017). Strenghtening Social Capital in Implementing Segoro Amarto Movement to Alleviate poverty in Yogyakarta City. International Journal of Social Studies, 13, 70–81.

Diakses 19 Mei 2019 dari

https://journal.uny.ac.id/index.php/international/article/view/16975. Siagian, S. P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara. Solow, R. M. (1999). Social Capital A Multifaceted Perspective: Note Social

Capital and Economic Performance. In Social Capital A Multifaceted

Perspective: Note Social Capital and Economic Performance. The

http://www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/IW3P/IB/1999/ 11/19/000094946_99110505361324/Rendered/PDF/multi_page.pdf#pag e=339.

Suastika, I. N. (2017). Village Enterprises (a Case Study of Rural Enterprise-Based Social Capital At the Purwakerti Village Community). South East

Asia Journal of Contemporary Business, Economics and Law, 12(4), 26–

29. Diakses 19 Mei 2019 dari http://seajbel.com/wp-content/uploads/2017/05/LAW-99.pdf.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Refika Aditama.

Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Supranto, J. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga.

Suranto, A., & Hardianto, F. N. (2019). Model Konseptual Hubungan Modal Sosial dan Kinerja BUMDes. Management Dynamic Conference 5

(MADIC 5), 214–220. Diakses 19 November 2019 dari

https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/madic/article/view/7550/2520. Syahyuti. (2008). The Role of Social Capital in Agricultural Trade. Forum

Penelitian Agro Ekonomi, 26(1), 32–43. Diakses 19 Mei 2019 dari

http://pse.litbang.pertanian.go.id/eng/index.php?option=com_content&vi ew=article&id=66:socio-cultural-policy-framework-toward-agriculture-

2025-toward-high-competitive-fair-and-sustainable-rural-agriculture40&catid=15&Itemid=143.

Tangkilisan, H. N. (2005). Manajemen Publik. Gramedia Widia.

Ubaididillah, H. (2017). Analisa pengaruh Modal Sosial terhadap Organizational Citizenship Behaviors (OCB) dengan Mediasi Kepercayaan pada Manajemen BUMDesa. Jurnal Ilmiah Sains Dan Ilmu Pendidikan,

68(1), 53–59. Diakses 19 Mei 2019 dari https://doi.org/http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/whn/article/view/63

3/898.

Woolcock, M., & Narayan, D. (2000). Social Capital: Implications for Development Theory, Research and Policy. World Bank Research

Observer, Oxford Journals Economics & Social Sciences, 15(2P), 225–

249. Diakses 19 Mei 2019 dari

http://documents.worldbank.org/curated/en/961231468336675195/Socia l-capital-implications-for-development-theory-research-and-policy. Yustika, A. E. (2008). Ekonomi Kelembagaan, Definisi, Teori dan Strategi.

Banyumedia Publishing.

_______. (2018). Bumdes.id, “Utamakan Memberi Benefit, BUMDes Amarta Tak Hanya Sekedar Kelola Sampah.”, Diakses 19 Mei 2019 dari https://bumdes.id/2018/02/utamakan-memberi-benefit-bumdes-amarta-tak-hanya-sekedar-kelola-sampah/.

_______. (2004). Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

_______. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa. _______. (2010). Permendagri Nomor 39 tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik

Desa.

_______. (2014). Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

_______. (2015). Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. _______. (2016). Laporan Hasil Kajian dan Perumusan Pembentukan Badan

Usaha Milik Desa (BUM Desa) Desa Pandowoharjo Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

_______. (2019). Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2019 tentang Musyawarah Desa.

86

LAMPIRAN 1

FORMAT WAWANCARA PENELITIAN

MODAL SOSIAL DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA: Studi Kasus BUMDes Amarta Desa Pandowoharjo,

Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Pembuka:

Selamat siang,

Perkenalkan nama saya Andreas Suranto, saya mahasiswa Program Studi Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Saya membutuhkan pendapat Bapak/Ibu mengenai modal sosial dalam pengelolaan BUMDes Amarta, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pendapat Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi penelitian saya, khususnya untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan memahami modal sosial di BUMDes Amarta. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan jawaban lengkap dalam wawancara mendalam di bawah ini.

Isi:

A. Modal Sosial

1. Menurut Anda, BUMDEs Amarta memiliki anggota/karyawan tetap. 2. Menurut Anda, anggota/karyawan tetap BUMDEs bekerja secara aktif. 3. Menurut Anda, setiap anggota/karyawan tetap BUMDes memiliki

kontribusi positif.

4. Menurut Anda, antar-anggota/karyawan BUMDes saling berinteraksi dengan baik.

5. Menurut Anda, frekuensi bersosialisasi antar-anggota/karyawan cenderung intensif.

6. Menurut Anda, antar-anggota/karyawan BUMDes saling mengenal dengan baik.

7. Menurut Anda, antar-anggota/karyawan BUMDes memiliki tujuan yang sama di dalam BUMDEs.

8. Menurut Anda, BUMDEs memiliki tujuan yang disepakati semua anggota/karyawannya.

9. Menurut Anda, BUMDes memiliki aturan tertulis yang diketahui semua anggota/karyawannya.

10. Menurut Anda, BUMDes memiliki aturan tidak tertulis yang diketahui semua anggota/karyawannya.

11. Menurut Anda, BUMDEs memiliki sanksi tertulis kepada anggota/karyawan yang melanggar aturan tertulis.

12. Menurut Anda, BUMDEs memiliki sanksi tidak tertulis kepada anggota/karyawan yang melanggar aturan tidak tertulis.

13. Menurut Anda, anggota/karyawan BUMDes memiliki komitmen untuk mencapai tujuan bersama secara terus-menerus.

14. Menurut Anda, anggota/karyawan BUMDes saling mendukung satu sama lain.

B. Fungsi Modal Sosial

1. Selain modal non-sosial, BUMDes, ternyata, juga memiliki modal sosial. Jadi di dalam kegiatan usaha BUMDes terdapat modal sosial selain modal non-sosial. Sebutkan dan jelaskan fungsi/peran modal sosial di dalam kegiatan usaha BUMDes.

C. Efektivitas Fungsi Modal Sosial

1. Setelah teridentifikasi sejumlah fungsi/peran modal sosial di dalam BUMDes, lalu, apakah fungsi/peran tersebut bekerja secara efektif bagi BUMDes?

D. Kinerja BUMDes

1. Menurut Anda, BUMDes memproduksi barang atau jasa secara teratur. 2. Menurut Anda, BUMDes menjual barang atau jasa yang diproduksi

secara teratur.

3. Menurut Anda, BUMDes mendapat keuntungan dari usaha yang dilakukannya.

4. Menurut Anda, BUMDes memproduksi barang atau jasa yang diharapkan masyarakat.

5. Menurut Anda, BUMDes menjual barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan harapan masyarakat.

7. Menurut Anda, BUMDes memberi pelayanan yang berkualitas kepada calon konsumen.

8. Menurut Anda, BUMDes memberi pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan.

9. Menurut Anda, BUMDes merencanakan, mengidentifikasi dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat.

10. Menurut Anda, BUMDes membuat dan merealisasikan program-program pelayanan kepada masyarakat.

11. Menurut Anda, Bentuk partisipasi masyarakat teridentifikasi dengan baik dalam pengembangan program organisasi di BUMDes.

12. Menurut Anda, BUMDes memiliki administrasi yang baik.

13. Menurut Anda, BUMDes menggunakan administrasi yang baik dalam setiap kegiatan usahanya.

14. Menurut Anda, BUMDes melaksanakan program evaluasi administrasi demi perbaikan yang berkesinambungan.

15. Menurut Anda, BUMDes memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memberi saran, masukan, kritik, dan sejenisnya terhadapnya. 16. Menurut Anda, BUMDes memiliki mekanisme formal dan informal

untuk menjaring,menampung, dan merealisasikan aspirasi masyarakat. 17. Menurut Anda, BUMDes menjalankan kegiatan usahanya sesuai

dengan kepentingan masyarakat.

E. KARAKTERISTIK RESPONDEN: *) Coret yang tidak perlu

a. Umur : Tahun

b. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan *)

c. Jabatan :

d. Lama bekerja : Tahun

e. Pendidikan terkahir :

f. Status perkawinan : Belum Kawin/Kawin/Pernah Kawin *) Penutup:

Saya kira cukup sampai disini wawancara kita, terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu.

 

LAMPIRAN 2

DAFTAR NAMA NARASUMBER

BUMDES AMARTA DESA PANDOWOHARJO

KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA No Nama Jabatan Lama Bekerja Umur Pendidikan

1 YB Sutarman, S. Pd. Pengawas BUMDes

Amarta 3 Tahun/ Sejak 2016 63 Tahun Sarjana Pendidikan

2 Agus Setyanta, S.Sos. Direktur BUMDes Amarta 3 Tahun/ Sejak 2016 50 Tahun

Sarjana Ilmu Administrasi Spesialisasi Administrasi Pemerintahan

3 Sri Nurtamsi Sekretaris BUMDes

Amarta 3 Tahun/ Sejak 2016 60 Tahun

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

LAMPIRAN 3

TRANSKRIP WAWANCARA NARASUMBER 1 Identitas Narasumber 1

Nama : YB. Sutarman, S.Pd.

Umur : 63 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Pengawas BUMDes Amarta

Lama Bekerja : 3 Tahun/ Sejak 2016

Pendidikan : Sarjana Pendidikan

Status Perkawinan : Kawin

Pelaksanaan Wawancara

Tanggal Wawancara : Mingggu, 28 Desember 2019

Tempat Wawancara : Rumah Bapak YB. Sutarman, S.Pd.

Waktu Wawancara : Sekitar pukul 14:00 WIB

Kode Transkrip : N1.W1 (Narasumber 1. Wawancara 1)

Keterangan : - P : Peneliti / Interviewer

- N : Narasumber / Interviewee

- Kalimat atau frase yang digarisbawahi merupakan data penting yang dimasukkan ke dalam kategorisasi data.

Gambaran Situasi Pada Pengambilan Data Wawancara

Wawancara dilakukan di rumah Bapak YB. Sutarman, S.Pd. yang berada di Karangtanjung, Pandowoharjo, Sleman. Begitu datang di rumah tersebut, peneliti dipersilahkan duduk di ruang tamu. Cuaca saat itu sedang hujan deras. Wawancara dilakukan di ruang tamu, hanya ada narasumber dan peneliti yang berada di ruangan tersebut. Di dalam ruang tersebut, terdapat dua baris tempat duduk sofa berhadap-hadapan dengan ditengahnya terdapat meja tamu. Narasumber dan peneliti duduk dengan berhadapan dalam satu tempat duduk sofa yang sama. Suasana di dalam ruang tamu tersebut cukup kondusif. Sementara di sudut meja terdapat tumpukan buku-buku milik narasumber. Selama proses wawancara, narasumber menunjukkan ekspresi mendengarkan pertanyaan yang diajukan. Perbincangan berlangsung selama kurang lebih 45 menit. Selama proses wawancara juga cucu balita dari narasumber bermain di area ruang tamu, sambil sesekali memanggil-manggil kakeknya.

Baris Transkrip Wawancara

1 2 3 4 5

P:Menurut Bapak, Bumdes Amarta itu mempunyai anggota/karyawan tetap, Pak?

N: Ada

P: Anggotanya berapa, Pak?

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

bendahara. Karyawannya yaitu ada pemilah sampah. Terus yang selama ini yang berkembang, ini ...apa... bekerja sama dengan (Kuliner) Taman Pandawa. Baru dikembangkan lagi taman kulier nanti kedepannya akan untuk Kolam Renang.

P: Kalau untuk karyawan tetap ada ya, Pak? N: Ada.

P: Jumlahnya berapa itu ya, Pak?

N: Berapa ya sekitar tiga sampai empat, ada yang masuk seringkali keluar terus diganti lagi.

P: Untuk karyawan yang kontrak/tidak tetapnya apakah ada, Pak? N: Ada.

P: Kisaran berapa orang, Pak? N: Sekitar tiga atau empat orang.

P: Kalau untuk karyawan yang tetap, Pak. Bekerja secara aktif apa tidak, Pak?

N: Aktif.

P: Dalam wujud apa ya, Pak? N: Ya memilah sampah itu.

P: Lalu dari pandangan bapak ini untuk karyawan tetapnya itu memiliki kontribusi positif atau tidak?

N: Ya jelas. Jadi kan memacu lingkungan jadi bersih. Juga memacu ke dusun-dusun yang selama ini belum menangani sampah untuk termotivasi dengan BUMDes Amarta. Selama ini kan sebagian warga sudah kontak dengan ...apa... penanganan sampah yang ditangani di luar BUMDes dari TPS-TPS sebelah Timur SCH (Mall Sleman City Hall) itu. Nah BUMDes Amarta mencoba untuk menangani sampah agar desa menjadi bersih tersebut yang belum memilah sampah tadi yang bisa di dusun selesai, yang tidak nanti diserahkan ke BUMDes untuk ditindaklanjuti.

P: Tadi kan untuk karyawan ini sudah berkontribusi secara positif. Apakah sesama karyawan itu memiliki kontibusi yang baik, Pak? N: Iya.

P: Dalam wujud apa saja itu dalam wujud sehari-harinya, Pak?

N: Jadi seperti dengan Pak Nur kan sebagai sekertarisnya juga ada kerja sama, motivasi nanti dalam arti pekerja tersebut digaji dari pagi sampai sore. Tapi nanti dalam ...apa... ada tambahan pemilihan nanti yang diluar ...apa... kerja tadi menjadi bonus dia sendiri. Jadi motivasinya itu. Dia ada semangat untuk memaksimalkan kerja diluar jam kerja. Kan nanti menjadi bonus tambahan mereka.

P: Lalu untuk setiap karyawan atau seluruh karyawan apa sosialisai gitu, Pak?

N: Ada

P: Apakah sosialisasinya itu cenderung baik atau malah jarang gitu, Pak?

N: Itu dalam perektrutan atau dalam...? P: Dalam sehari-hari.

52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97

N: Emm, ya selama ini biasa-biasa ya, jadi awalnya memang untuk karena tadi dishare di grup ataupun juga nanti kan lewat rapat-rapat di desa. Jadi lembaga dusun, RT/RW kan seringkali ada rapat dusun, informasi lewat sana. Termasuk juga kan ada grup WA (Whatsapps Grup) Desa Pandowoharjo.

P: Kalau grupnya itu untuk sesama pengurus ya, Pak?

N: Tidak, untuk warga. Pengurus sendiri ada grup WA untuk pengurus. Tapi informasi yang sifatnya masyarakat perlu tahu, desa tempatnya. P: Kalau untuk sosialisasi antar karyawan itu, Pak?

N: Ya ada. Ada rapat rutin, pertemuan rutin.

Dokumen terkait