• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Besar harapan penulis segera dilakukannya pembaruan hukum yang kondusif bagi pemenuhan keadilan terhadap perempuan yang mengajukan cerai gugat, mengingat ketentuan yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang ada sekarang belum memenuhi rasa keadilan terhadap perempuan.

Dan juga kepada para hakim-hakim di Pengadilan Agama harus terus meningkatkan kualitas diri sehingga putusan-putusan yang dihasilkan sesuai dapat

Istri dalam Islam . Jakarta: PSW UIN Syarif Hidayatullah, 2004

Alam, Andi Syamsu. “ Penulisan Argumentatif dalam Putusan” , Suara Uldilag II, no II (Juli 2003): h.68.

Al Jamal, Ibrahim Muhammad. Fiqhu al-Mar’ah al-Muslima: Fiqh Wanita Islam.

Penerjemah S.Ziyad „Abbas. Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1991

Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam Indonesia. Palu: Yayasan Masyarakat Indonesia Baru, 2002.

Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, t.th

Arikanto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Azhar, Hanif Bagus.Nafkah Iddah bagi Mantan Istri Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (Analisis Putusan Perkara Nomor 1038/pdt.G/2008/PA.Jt).” Skripsi S1 Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Az Zuhaili, Wahbah. Fiqh Islam Wa adillatuhu, Jilid 9. Penerjemah Abdul Hayyie al Kattani,dkk. Jakarta: Darul Fikir, 2011.

Ayyub, Syaikh Hasan. Fiqih Keluarga. Pen. M Abdul Ghafar (Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2006)

Bintaria, Aris. Hukum Acara Peradilan Agama dalam kerangka fiqh Al qadha. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2012.

Daly, Peunoh. Hukum Perkawinan Islam: Suatu Studi Perbandingan dalam Kalangan Ahlu-Sunnah dan Negara- Negara Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005.

Djaelani, Abdul Qadir. Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995)

Farida, Anik, dkk. Perempuan dalam Sistem Perkawinan dan Perceraian di berbagai Komunitas Adat. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2007.

Indra, Hasbi dkk. Potret Wanita Shalehah. Jakarta: Penamadani, 2004.

Kharlie, Ahmad Tholabie dan Asep Syarifuddin Hidayat. Hukum Keluarga di dunia Islam Kontemporer. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2011.

Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: t.p. 1997

Lukito, Ratna. Pergumulan Antara Hukum Islamdan Adat di Indonesia .Jakarta: INIS. 1998

Manan, Abdul. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

---. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama. Jakarta: yayasan Al Hikmah, 2000

Manzur, Ibnu. Lisanul Arab juz 4. Beirut: Darehie al tourath al- arabi, t.th

---. Lisanul Arab juz 14. Beirut: Darehie al tourath al- arabi, t.th

Mardani. Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011

Makarao, MohTaufik. Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004

Mertokusumo,Sudikno. Hukum Acara Perdata di Indonesia. Yogyakarta:Liberti Yogyakarta, 1998.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011.

Munawwir, A.W. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia . Pentashih, Ali Ma‟sum &

Zainal Abidin Al Munawwir, ed. 12, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997

Nuruddin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqh No 1/1974 sampai KHI. Jakarta: Kencana, 2004.

Riadi, Edi.“ Hak-Hak Perempuan Pasca Perceraian (Study Banding Hukum Normatif di Negara Turki, Tunisia, Mesir dan Iran)”. Suara Uldilag II. No 6 (April 2005): h. 62-71

Roci, Mudatsir. ”Seputar Masalah Mut‟ah “. Suara Uldilag VII. No 4 (Maret 2004): h. 88-89

Sabarguna, Boy. Analisis Data pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: UIP, 2008.

Samadani, Adil. Kompetensi Pengadilan Agama Terhadap Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Sabiq, Sayyid. Fiqhun Sunnah. Penerjemah Abdurrahim dan Masrukhin, Fikih Sunnah 3. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011

---. Fiqhun Sunnah. Penerjemah Abdurrahim dan Masrukhin, Fikih Sunnah 4. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011

--- . Fiqhun Sunnah 7. Penerjemah Moh Thalib. Bandung: PT Al maarif, 1986

Sahrani,Tihami Sohari. Kajian Fiqh Nikah Lengkap. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2009.

Shihab, M Quraish. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur’an, Vol1. Jakarta: Lentara Hati, 2002

Sopyan, Yayan. Islam-Negara Tranformsi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum Nasional. Ciputat: UIN Jakarta, 2011.

Syaifuddin, Muhammad dkk. Hukum Perceraian. Jakarta:Sinar Grafika, 2013.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Sudarsono. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Mahkamah Agung, Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama. Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama. Buku II. Jakarta: Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama, 2010.

Tutik, Titik Triwulan. Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Yanggo, Huzemah Tahido. Fikih Perempuan Kontemporer. Jakarta: Ghalia Indonesia, t.th

Zein, Satria Efendi M. Problema Hukum Keluarga Islam Kontemporer:Analisis Yurisprudensi dengan pendekatan Ushuliyah. Jakarta:Prenada Kencana, 2004.

Badan Penelitian dan Pengembangan & Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI, Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan & Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI, 2010.

Direktorat Pembinaan Peradilan Agama. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Peradilan Agama, 2003.

Redaksi Sinar Grafika. Undang-Undang Pokok Perkawinan. Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Profil Pengadilan Agama Tanjung Pati diunduh dari; http://www.pa tanjungpati.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=773&Itemi d=216, pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013, pukul 09.16 WIB

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Kabupaten Limapuluh Kota di Tanjung Pati yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara Cerai Gugat antara:

PENGGUGAT, umur 43 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Karyawan Pelaksana PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero), tempat tinggal di KABUPATEN LIMAPULUH KOTA, sebagai

Penggugat;

Melawan:

TERGUGAT, umur 67 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Karyawan Pelaksana PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero), tempat tinggal di KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI, sebagai

Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;

Telah mendengar keterangan Penggugat dan Saksi-Saksi di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 21 Mei 2012, yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Limapuluh Kota dalam Register Perkara Nomor: 168/Pdt.G/2012/PA.LK, tanggal 22 Mei 2012 telah mengajukan Cerai Gugat terhadap Tergugat dengan dalil-dalil dan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah menikah pada tanggal 13 Mei 1991 di KOTA PAYAKUMBUH, yang tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : ---, yang dikeluarkan oleh PPN/KUA Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh tanggal 25 Mei 1991;

2. Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dilangsungkan berdasarkan kehendak kedua belah pihak dengan tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang diridhoi oleh Allah Swt;

anak laki-laki,masing-masing bernama : 4.1. ANAK I, lahir tanggal 13 Maret 1992; 4.2. ANAK II, lahir tanggal 25 Januari 1996;

4.3. ANAK III, lahir tanggal 05 September 2002;

5. Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat yang rukun dan damai selama 2 tahun, setelah itu sejak dari tahun 1993 sampai tahun 2011 tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;

6. Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat dimulai pada tahun 1993 disebabkan Tergugat ingin pergi ke pesta perkwinan teman Tergugat, karena Penggugat banyak pekerjaan di rumah, Penggugat meminta tolong kepada Tergugat agar membawa anak Penggugat dan Tergugat pergi ke pesta tersebut, akan tetapi Tergugat tidak senang dan marah kepada Penggugat dan memukul Penggugat dengan mendorong kepala Penggugat ke dinding, sehingga terjadilah pertengkaran, namun Penggugat dan Tergugat tetap tinggal serumah;

7. Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat sering juga terjadi disebabkan Tergugat tidak mau diajak kompromi terhadap segala hal yang menjadi masalah dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat, seperti dalam masalah sekolah anak, sehingga terjadi pertengkaran, namun Penggugat dan Tergugat tetap tinggal serumah;

7.

8. Bahwa selain hal tersebut di atas, yang menjadi sebab pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat juga disebabkan oleh ketidakmengertian Tergugat dengan kondisi Penggugat, dimana Penggugat juga bekerja di tempat Tergugat bekerja, ketika Penggugat terlambat masak, Tergugat langsung mengamuk sehingga terjadilah pertengkaran, namun antara Penggugat dan Tergugat tidak berpisah tempat tinggal;

9. Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat tersebut terjadi terus menerus dan setiap kali terjadi pertengkaran, Tergugat selalu memukul Penggugat, namun Penggugat tetap sabar hidup berumah tangga dengan Tergugat;

pertengkaran dan Tergugat memukul Penggugat sampai bibir dan mata Penggugat memar serta kuku Penggugat lepas;

11.Bahwa setelah kejadian tersebut Tergugat pergi ke Medan selama 15 hari kemudian kembali lagi kepada Penggugat, namun Penggugat tidak mau menerima, sehingga Tergugat kembali pergi dan tidak kembali lagi kepada Penggugat sampai sekarang;

12.Bahwa setelah kejadian tersebut antara Penggugat dan Tergugat telah berpisah 1 tahun 3 bulan dan selama itu tidak ada dilakukan upaya damai;

13. Bahwa dari uraian di atas Penggugat menyimpulkan, Penggugat telah menepis terciptanya suasana hidup rukun dan tentram dalam mahligai rumah tangga, dengan keadaan yang sudah demikian itu Penggugat sudah tidak ada kecocokan lagi dalam membina rumah tangga dan tidak ada harapan serta sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan hidup berumah tangga dengan Tergugat, karena itu sesuai dengan pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, cukup alasan bagi Gugatan Penggugat;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Limapuluh Kota c.q. Majelis Hakim kiranya berkenan menerima, memeriksa dan mengadili Gugatan Penggugat dengan menjatuhkan putusan sebagai berikut:

PRIMER

1. Mengabulkan gugatan Penggugat ;

2. Menjatuhkan talak satu bain sughro Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT) ;

3. Menetapkan biaya perkara sesuai peraturan yang berlaku ; SUBSIDER

Pengadilan Agama Kabupaten Limapuluh Kota Nomor :168/Pdt.G/2012/PA.LK masing-masing tanggal 21 Juni 2012 dan tanggal 03 Agustus 2012 yang dibacakan di persidangan dan tidak ternyata ketidakhadiran Tergugat itu disebabkan suatu alasan yang sah menurut hukum;

Bahwa Majelis telah berusaha mendamaikan dengan menasehati Penggugat agar bersabar dan rukun kembali dengan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil;

Bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah hadir di persidangan, maka usaha mediasi tidak dapat dilaksanakan;

Bahwa selanjutnya dibacakan surat gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan alat bukti berupa:

1. Bukti Surat

Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor ---, tanggal 25 Mei 1991 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, telah di-nazegeling dan dileges, yang oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, lalu diberi tanggal, diparaf, dan diberi tanda P;

2. Bukti Saksi

2.1. SAKSI I, di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena Penggugat adalah saudara Saksi, sedangkan kenal dengan Tergugat semenjak Tergugat menikah dengan Penggugat;

- Bahwa kapan Penggugat menikah dengan Tergugat Saksi tidak ingat lagi, tetapi pernikahan mereka itu telah berlangsung sekitar 17 tahun yang lalu, bertempat di KOTA PAYAKUMBUH;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat setelah menikah membina rumah tangga di rumah dinas PTP. VI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA sampai akhirnya berpisah;

setelah itu tidak rukun lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran, mereka sudah berpisah sekitar 2 tahun yang lalu;

- Bahwa penyebabnya kata Penggugat kepada Saksi, Tergugat memiliki temperamen tinggi, hal-hal kecil selalu dibesar-besarkan oleh Tergugat, dan dalam emosi itu terkadang Tergugat sering memukul Penggugat;

- Bahwa Saksi pernah melihat satu kali Penggugat dan Tergugat bertengkar, waktu itu Penggugat pulang belanja dari pasar, ketika ditanya oleh Tergugat mengapa lambat pulang, Penggugat menjawab kurang baik, lalu Tergugat emosi dan saat itu terjadilah perang mulut; - Bahwa perselisihan Penggugat dengan Tergugat yang terakhir Sekitar

bulan Februari 2011 Saksi berkunjung ke tempat tinggal Penggugat dan Tergugat di KABUPATEN LIMAPULUH KOTA, sesampai di KABUPATEN LIMAPULUH KOTA Penggugat tinggal sendirian di rumah, sedangkan Tergugat telah meninggalkan tempat kediaman bersama, kelihatannya Penggugat dengan Tergugat selesai bertengkar, karena Saksi lihat wajah Penggugat memar seperti orang sudah kena pukul, ketika Saksi Tanya, apa sebabnya bertengkar, jawab Penggugat, Tergugat marah-marah dan emosional karena Penggugat tidak mau melayani keinginan Tergugat untuk melakukan hubungan suami istri dengan Penggugat sebab waktu itu Penggugat dalam kondisi sakit, dan semenjak itu Penggugat dengan Tergugat berpisah tempat tinggal sampai sekarang lebih kurang 2 tahun;

- Bahwa sepengetahuan Saksi Tergugat tidak pernah datang menjemput/atau memberikan nafkah kepada Penggugat;

- Bahwa sepengetahuan Saksi Tergugat tidak pernah meninggalkan harta benda sebagai jaminan nafkah Penggugat;

2.2. SAKSI II, di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa Saksi kenal dengan penggugat dan Tergugat, kenal dengan Penggugat karena keponakan saksi, sedangkan kenal Tergugat sejak

17 tahun yang lalu, bertempat di KOTA PAYAKUMBUH;

- Bahwa dari pernikahan Penggugat dan Tergugat tersebut telah dikaruniai 3 orang anak;

- Bahwa Saksi sering mengunjungi Penggugat dan Tergugat, karena Saksi berdekatan rumah dengan mereka;

- Bahwa sepengetahuan saksi rumah tangga Penggugat dan Tergugat sekarang tidak rukun lagi sering terjadi pertengkaran, mereka sudah berpisah lebih kurang 2 tahun;

- Bahwa penyebab sering terjadi pertengkaran antara Penggugat dan Tergugatk, karena Tergugat memiliki temperamen tinggi, hal-hal kecil selalu dibesar-besarkan, dan dalam emosi itu terkadang Tergugat sering memukul Penggugat. Pernah kata Penggugat, Tergugat melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap Penggugat disebabkan Penggugat menolak keinginan Tergugat melakukan hubungan suami istri karena waktu itu Penggugat dalam keadaan sakit; - Bahwa Sepengetahuan Saksi Tergugat tidak pernah datang

menjemput/atau memberikan nafkah kepada Penggugat;

- Bahwa Sepengetahuan Saksi Tergugat tidak ada meninggalkan harta benda sebagai jaminan nafkah Penggugat;

Bahwa Penggugat menyatakan dalam kesimpulannya, yang pada pokoknya tetap dengan dalil-dalil gugatannya untuk bercerai dari Tergugat dan mohon putusan;

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini cukup ditunjuk segala hal yang telah termuat dalam berita acara persidangan perkara ini yang dianggap sebagai satu kesatuan tak terpisahkan dalam putusan ini;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa sesuai dengan pasal 49 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50

menasehati Penggugat agar bersabar dan rukun kembali dengan Tergugat, sebagaimana ketentuan pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, semua perkara yang masuk ke pengadilan terlebih dahulu harus dilaksanakan mediasi, akan tetapi dalam perkara yang bersangkutan karena pihak Tergugat tidak pernah hadir, maka mediasi tidak dapat dilaksanakan;

Menimbang, bahwa Penggugat telah datang menghadap sendiri (in person) di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah hadir di persidangan dan tidak pula mengirimkan orang lain selaku wakil atau kuasanya yang sah untuk hadir di persidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut sesuai pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, dan tidak ternyata ketidakhadiran Tergugat itu disebabkan suatu alasan yang sah menurut hukum (default without reason) sesuai pasal 149 ayat (1) R.bg, maka harus dinyatakan Tergugat tidak hadir dan perkara a quo dapat diperiksa tanpa hadirnya Tergugat;

Menimbang, bahwa tidak hadirnya Tergugat di persidangan, dapat dianggap tidak bermaksud untuk mempertahankan hak-hak keperdataannya dan atau membela kepentingannya di persidangan, mengakui dan membenarkan semua Posita dan Petitum dalam surat gugatan Penggugat, sedangkan gugatan Penggugat juga tidak ternyata melawan hukum, oleh karena itu seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat harus dinyatakan telah terbukti;

Menimbang, bahwa Majelis sependapat dan mengambil alih pendapat ahli fiqih dalam Kitab Ahkamul Qur'an Juz II hal 405 yang berbunyi:

Menimbang, bahwa karena perkara ini adalah mengenai bidang perceraian yang dinilai penting untuk ditemukan kebenaran materiilnya, dan untuk lebih meyakinkan majelis atas dalil-dalil gugatan Penggugat, maka sesuai dengan Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor KMA/032/SK/IV/2006 tanggal 4 April 2006 tentang Pemberlakuan Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama, Edisi Revisi 2010, Majelis berpendapat Penggugat diwajibkan untuk mengajukan bukti-bukti yang dapat mendukung dalil-dalil posita dan petitum gugatannya;

Menimbang, bahwa Majelis sependapat dan mengambil alih hujjah syari’ah dalam Kitab Al-Anwar Juz II halaman 55 yang untuk selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelis yang berbunyi :

ﻥﺎﻓ

ﺯﺰـﻌﺗ

ﺯﺰـﻌﺘﺑ

ﻭﺃ

ﺭﺍﻮﺗ

ﻭﺃ

ﺔــﺒﻴـﻏ

ﺯﺎـﺟ

ﻪـﺗﺎـﺒﺛﺍ

ﺔــﻨﻴﺒﻟﺎﺑ

Artinya: Apabila dia (Tergugat) enggan hadir, atau bersembunyi atau tidak diketahui alamatnya (ghaib), perkara ini dapat diputus berdasarkan bukti-bukti (persaksian);

Menimbang, bahwa alasan Penggugat mengajukan Cerai Gugat terhadap Tergugat adalah sebagai berikut:

- Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat yang rukun dan damai selama 2 tahun, setelah itu sejak dari tahun 1993 sampai tahun 2011 tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;

- Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat dimulai pada tahun 1993 disebabkan Tergugat ingin pergi ke pesta perkwinan teman Tergugat, karena Penggugat banyak pekerjaan di rumah, Penggugat meminta tolong kepada Tergugat agar membawa anak Penggugat dan Tergugat pergi ke pesta tersebut, akan tetapi Tergugat tidak senang dan marah kepada Penggugat dan memukul Penggugat dengan mendorong kepala Penggugat ke dinding, sehingga terjadilah pertengkaran, namun Penggugat dan Tergugat tetap tinggal serumah;

- Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat sering juga terjadi disebabkan Tergugat tidak mau diajak kompromi terhadap segala hal yang menjadi masalah dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat, seperti dalam

dengan kondisi Penggugat, dimana Penggugat juga bekerja di tempat Tergugat bekerja, ketika Penggugat terlambat masak, Tergugat langsung mengamuk sehingga terjadilah pertengkaran, namun antara Penggugat dan Tergugat tidak berpisah tempat tinggal;

- Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat tersebut terjadi terus menerus dan setiap kali terjadi pertengkaran, Tergugat selalu memukul Penggugat, namun Penggugat tetap sabar hidup berumah tangga dengan Tergugat;

- Bahwa pertengkaran terakhir antara Penggugat dan Tergugat terjadi pada bulan Februari 2011 disebabkan Tergugat mengajak Penggugat untuk melakukan hubungan suami istri, namun karena Penggugat dalam kondisi sakit, Penggugat menolak, akan tetapi Tergugat tidak terima alasan Penggugat, maka terjadilah pertengkaran dan Tergugat memukul Penggugat sampai bibir dan mata Penggugat memar serta kuku Penggugat lepas;

Menimbang, bahwa terhadap alat bukti tertulis berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah yang diajukan Penggugat, Majelis berpendapat alat bukti tersebut telah memenuhi persyaratan formil karena merupakan fotokopi sah dari suatu akta autentik, khusus dibuat sebagai alat bukti, telah diberi meterai cukup sesuai ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan telah di-nazegeling dan telah dileges, secara materiil dapat dipertimbangkan karena alat bukti tersebut memuat keterangan yang menguatkan dan relevan dengan dalil gugatan Penggugat sehingga harus dinyatakan secara formil dan materiil alat bukti tersebut dapat diterima;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti yang diajukan Penggugat tersebut maka harus dinyatakan terbukti Penggugat dengan Tergugat telah dan masih terikat dalam perkawinan yang sah sesuai dengan ketentuan pasal 285 R.Bg jo pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian Penggugat dengan Tergugat telah mempunyai hubungan dan kapasitas hukum untuk menjadi pihak dalam perkara ini (persona legal standing in judicio), karenanya Penggugat mempunyai kualitas untuk mengajukan tuntutan dalam sengketa bidang perkawinan;

antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 134 Kompilasi Hukum Islam, maka Majelis perlu mendengarkan keterangan pihak keluarga atau orang-orang yang dekat dengan suami istri tersebut;

Menimbang, bahwa Penggugat telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang berasal dari pihak keluarga atau orang-orang yang dekat, dan telah memberikan keterangannya di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sekarang tidak rukun lagi sering terjadi pertengkaran, mereka sudah berpisah lebih kurang 2 tahun;

- Bahwa penyebab sering terjadi pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, karena Tergugat memiliki temperamen tinggi, hal-hal kecil selalu dibesar-besarkan, dan dalam emosi itu terkadang Tergugat sering memukul Penggugat. Pernah kata Penggugat, Tergugat melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap Penggugat disebabkan Penggugat menolak keinginan Tergugat melakukan hubungan suami istri karena waktu itu Penggugat dalam keadaan sakit;

- Bahwa Sepengetahuan Saksi Tergugat tidak pernah memberikan nafkah kepada Penggugat;

- Bahwa Sepengetahuan Saksi Tergugat tidak ada meninggalkan harta benda sebagai jaminan nafkah Penggugat;

Menimbang, bahwa terhadap alat bukti dua orang saksi yang diajukan

Dokumen terkait