• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme sangat penting. Dalam pendidikan agama pun nyatanya juga terdapat materi pembelajarannya. Untuk itu, para guru pendidikan agama sebaiknya juga memperhatikan materi-materi yang terkait dengan nilai nasionalisme dan patriotisme, guna membenahi generasi muda Indonesia melalui pendidikan agama ini. Kemudian, untuk buku pendidikan agama yang lain bisa menyajikan materi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang tentunya dikaitkan pula dengan ajaran keagamaan masing-masing. Supaya seluruh peserta didik di Indonesia ini mempunyai kesadaran akan nilai-nilai tersebut, sehingga menjadi generasi muda Indonesia yang baik dan tangguh. Materi yang berkonteks bangsa Indonesia mungkin perlu ditambahkan dengan menggali sejarah agamanya masing-masing diberbagai wilayah Indonesia. C. PENUTUP

Pada akhirnya, penulis merasa bahwa hasil analisis buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (Agama Islam dan Kristen) tingkat SMP ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca merupakan sebuah masukan yang sangat berarti, serta membangun penulis. Demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacapada umumnya serta penulis khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alkhajar, Eka Nada Sofha, 2011. “Menguak Relasi Patriotisme,Revolusi dan Negara dalam Film Indonesia”. UNS: Jurnal Penelitian Humaniora. Vol. 16,No. 1:60-75.

Alwi, Hadad, dkk, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arianto, Ismail, dkk, 1996. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Jakarta: Balai Pustaka.

Azizah, Trias Anindita Nur. 2015. “Pebandingan Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Film (Analisis Isi Perbandingan Nilai-Nilai Patriotisme dalam Film Sang Pencerah (2010) dan Film Sang

Kiai (2013))”. Skripsi. FISIS, Ilmu Komunikasi, Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Budiman, Arief. 2006. Kebebasan, Negara, Pembangunan (Kumpulan Tulisan, 1965-2005). Jakarta: Pustaka Alvabet.

Daradjat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Dault, Adhyaksa, 2005. Islam dan Nasionalisme. Jakarta: PUSTAKA AL-

KAUTSAR.

Hadi, Hardono, 2000. Masalah-masalah Moral Sosial Aktual Dalam Perspektif Iman Kristen. Terjemahan. Yogyakarta: KANISIUS. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika Listyarti, Retno, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA

Kelas XII. Jakarta: Esis.

Luwihta, Aisyah Dana, 2016. “Analisis Nilai-nilai Multikultural Dalam Buku Teks Siswa Mata Pelajaran Pendidikaan Agama Islam

(PAI) Kelas VII SMP”. Tesis. Pasca Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Moesa, Ali Maschan, 2007. Nasionalisme KIAI. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.

Muhaimin, 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: PT Grafindo Persada.

Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam;Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Mujib, Muhaimin Abd. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam;Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda

Muslim, Nazri, dan Jamsari Alias, 2004. Jurnal Patriotisme: Konsep dan pelaksanaannya di Malaysia In: Seminar Antarabangsa Nilai dalam Komuniti Pasca Modenisme (SIVIC 2004).

Prasetyawati, Ika Budi, 2014. “Nilai-nilai Nasionalisme Dalam Film Garuda Di Dadaku dan Relevansinya Anak Usia MI (9-12 tahun)”. Skripsi. FTIK, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rashid, Abd Rahim, 2004. Patriotisme: Agenda Pembinaan Negara.

Malaysia: Utusan Publication & Distributors Sdn Bhd.

Rismayanti, Isma. 2016. “Upaya Guru PKN dalam Menanamkan Nilai

Nasionalisme dan Patriotisme Pada Siswa Melalui Pembelajaran PKN (Studi Deskriptif Analisis di SMA PGRI 1 SUBANG). Skripsi. FKIP, Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pasundan Bandung.

Salim, Peter dan Yeni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.

Sholichiyah, Ichwanus. 2014. “Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Film Sang

Kyai”. Skripsi. FDK, Komunikasi Penyiaran Islam, IAIN

Wali Songo Semarang.

Suhaemi, Mimin Erni, 2002. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Praktik.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Supit, Roosye Rice Irene, dkk. 2014. Tuhan Sahabat Sejati 2 (Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas VIII). Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Ubaidillah. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press.

Yunus, Mahmud. 1983. “Metodik Khusus Pendidikan Agama”. Jakarta: PT. Hidakarya Agung.

Yusup, Firman. 2011. “Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Lingkup Kehidupan Sehari-hari di Pondok Pesantren Darul

Falah Desa Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus”.

Skripsi. FIS, Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Semarang.

Zaidatunniaamah. 2013. Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Iklan (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Pada Iklan Coca-Cola Versi

“Sumpah Pemuda Reasons To Believe” di Televisi)”. Skripsi.

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN SUKA Jogyakarta. Zuhairini, dkk. 1981. “Methodik Khusus Pendidikan Agama”. Surabaya:

USANA OFFSET PRINTING.

PP No.55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional http://repo.uum.edu.my/1866/, diakses pada 3 Mei 2017

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Novita Pramesela

NIM : 11113114

Tempat/tanggal lahir : Kab. Semarang, 10 November 1995 Pendidikan :

1. SD Negeri Kebondowo 02 Th 2007 2. SMP Negeri 1 Banyubiru Th 2010 3. SMA Negeri 1 Ambarawa Th 2013 4. S1 FTIK PAI IAIN Salatiga 2017

Alamat Rumah : Kauman RT.02/RW.03, Desa Kebondowo, Kec. Banyubiru

Banyubiru, 15 Agustus 2017

Nilai- nilai Nasionalisme

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

3. Pada bab IV, dalam kolom “Mari

Renungkan” terdapat penjelasan

tentang mewujudkan persatuan. Berikut kutipan materinya:

Masjid merupakan tempat beribadah umat Islam. Di masjid mereka saling berdekatan, bertatapan, berjabatan tangan, bersapa, dan berpautan hati demi mewujudkan semangat ukhuwah (Menjalin persatuan)(2014:47).

Disebutkan pula dalam sub bab

“Pembiasaan Salat Berjamaah”

tentang keutamaannya. Berikut ini kutipan materinya:

Hal ini karena salat berjamaah memiliki keutamaan, yaitu (2014:52):

1. menjalin silaturahmi antarsesama; 2. mengajarkan hidup disiplin, saling

mencintai, dan menghargai;

3. menjaga persatuan, kesatuan, dan kebersamaan;

4. menahan dari kemauan sendiri

(egois);

5. mengajarkan kepatuhan seorang

muslim kepada pimpinannya.

4. Pada bab XI terdapat sub bab

“Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah” yang di dalamnya

memuat materi tentang Piagam Madinah yang dibuat supaya terjadi hubungan harmonis, saling menghormati, dan menjaga lingkungan di Madinah. Berikut

4. Pada bab IX terdapat sub bab

“Masyarakat Indonesia yang Majemuk” yang menjelaskan

tentang keanekaragaman yang ada di negara Indonesia. Berikut kutipan materi sebagai cermin dari nilai nasionalisme:

Dengan melihat gambar-gambar

tersebut kamu lebih memahami

keadaan nyata bangsa kita yang amat beragam dan tersebar di seluruh tanah

air. Gambar-gambar itu juga

menyadarkanmu bahwa kamu adalah anak Kristen Indonesia yang hidup

berdampingan dengan saudara-

saudara sebangsa dari berbagai latar belakang yang berbeda tetapi kita diikat oleh cita-cita bersama untuk menjadi anak Indonesia yang turut

serta berjuang dan membangun

solidaritas serta berkarya untuk mewujudkan rasa cinta kepada bangsa dan negara kita (2014:66).

5. Pada bab XII peserta didik diberi pembelajaran tentang disiplin yang mengandung unsur untuk menaati dan mematuhi segala peraturan yang ada. Sebagai warga negara hendaknya juga mampu menaati dan mematuhi peraturan-peraturan pemerintah sebagai cerminan dari nilai nasionalisme.

ini kutipan materinya:

Adapun isi piagam Madinah antara lain (2014:163):

1. Kaum Yahudi bersama kaum

muslimin wajib turut serta dalam peperangan.

2. Kaum Yahudi dari Bani Auf

diperlakukan sama kaum muslimin. 3. Kaum Yahudi tetap dengan Agama

Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.

4. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.

5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh. 6. Kaum Yahudi dan muslimin harus

senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika

terjadi penganiayaan atau

kedhaliman.

7. Kota Madinah dipertahankan

bersama dari serangan pihak luar. 8. Semua penduduk Madinah dijamin

keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat

tentang sikap disiplin. Dalam

“Kegiatan 3” dijelaskan tentang

ciri khas sikap disiplin menurut Beny Kogoya, yang diantaranya yaitu ketaatan dan kepatuhan, loyal terhadap norma dan aturan, terus melatih dan membiasakan diri mengikuti aturan, norma dan tata tertib. Sebagai warga negara yang mempunyai nasionalisme haruslah mematuhi segala aturan atau pun perundang-undangan negara. Hal tersebut sebagai wujud dari rasa cinta dan setia terhadap bangsa negara.

Nilai-nilai Nasionalisme

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

4. Pada bab I terdapat penjelasan materi tentang hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. yang salah satunya yaitu timbul sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah Swt. itu memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, selalu menghormati dan juga menghargai orang lain, bahkan pemeluk agama lain.

5. Pada bab V terdapat kolom

“Refleksi Akhlak Mulia” yang

diantara lima pernyataannya itu mengandung nilai nasionalisme. Pernyataan tersebut berbunyi seperti di bawah ini:

Cinta kepada tanah air merupakan sebagian dari pada iman. Menjaga persatuan dan persatuan bangsa dan negara kita menjadi kewajiban kita semua (2014:94-95)

6. Pada bab XI terdapat kolom

“Mari Renungkan” yang berisi

penjelasan bahwa ajaran Islam tidak membenarkan kekerasan, pertikaian, dan pertengkaran. Seorang muslim harus menjadi pelopor terwujudnya kedamaian.

7. Pada bab I terdapat sub bahasan

“Ciri-ciri Orang yang Memelihara

Iman” yang menyebutkan dan

menjelaskan sikap yang dimiliki oleh orang beriman. Salah satu diantaranya tetap menghormati norma sosial masyarakat yang penjelasannya berkaitan dengan hidup Daniel dan kawannya di tengah lingkungan pluralistik, mirip dengan konteks Indonesia yang majemuk. Daniel tidak serta merta menolak semua norma sosial masyarakat, justru malah mengikuti kebiasaan setempat. 8. Pada bab VIII terdapat sub bab

“Pentingnya Beribadah, Berdoa,

dan Membaca Alkitab bagi

Remaja SMP” yang menjelaskan

beberapa alasan orang Kristen setia beribadah, berdoa dan membaca Alkitab yaitu karena dapat menumbuhkan sikap sosial, mempererat kebersamaan dalam kelompok masyarakat beragama dan memupuk persekutuan sebagai sesama saudara seiman.

Nilai-nilai Nasionalisme

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas IX

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

j. Pada bab III terdapat “Refleksi

Akhlak Mulia” yang salah satu

pernyataannya mengandung nilai nasionalisme. Pernyataan tersebut tentang menolak penyuapan jika menjadi pejabat. Hal tersebut jelas mencerminkan sikap cinta kepada bangsa dan tidak ingin merugikannya.

k. Pada bab V terdapat penjelasan bahwa cara mubaligh penyebar ajara Islam untuk dapat menarik simpati penduduk nusantara yaitu dengan senantiasa bersilaturahmi, bekerjasama, dan gotong-royong bersama penduduk nusantara.

Selain itu, dalam kolom “Refleksi Akhlak Mulia” terdapat sebuah

pernyataan yang mencerminkan nilai nasionalisme, yaitu “Saya

bangga menjadi warga negara Indonesia karena kaya sumber daya alam, penduduknya ramah,

dan mayoritas beragama Islam”. 1. Pada bab VIII menjelaskan

tentang keberagaman Indonesia yang patut disyukuri dengan cara

7. Pada bab I terdapat syair lagu yang menggambarkan persatuan dalam berbagai perbedaan. Syair lagu tersebut tersirat penjelasan bahwa dalam satu gereja terdiri dari berbagai macam manusia, berbagai bangsa, lain bahasanya dan warna kulitnya, tempatnya pun berbeda juga, akan tetapi tetap sama sebagai pengikut Yesus Kristus.

8. Pada bab III terdapat penjelasan tentang istilah koinonia yaitu persekutuan, berbagi, dan hubungan yang sangat erat. Inti dari pembelajaran bab I ini sebenarnya kebersamaan atau persatuan sesama umat Kristen. Selain itu, dijelaskan pula dalam kebersamaan lewat perjamuan kasih tidak boleh membeda- bedakan, baik berdasarkan ras, kelas maupun jenis kelamin. Berdasarkan hal tersebut nilai nasionalisme yang tercermin adalah rasa ingin bersatu.

saling menghormati, menghargai, serta menjaga hubungan baik antarsesama warga Indonesia.

Dalam kolom “Mutiara Khazanah Islam” memuat sub materi yang salah satunya yaitu “Toleransi dan Kedamaian Negeri” yang

menjelaskan bahwa semua agama mengajarkan kedamaian dan hidup rukun dengan sesama warga negara. Begitu pula Islam mengajarkan untuk menghormati dan juga menghargai perbedaan agama dan keyakinan di antara sesama warga negara.

2. Pada bab XI terdapat peta konsep yang memuat sikap mulia sebagai hasil dari pembelajaran ini. salah satunya yaitu berbangga sebagai bangsa Indonesia. Dalam bab ini sendiri memaparkan berbagai tradisi dan budaya Islam sebagai sumber kekayaan Indonesia, serta diharapkan peserta didik turut melestarikannya.

3. Pada bab XII terdapat sebuah peta konsep yang memuat sikap mulia sebagai cerminan dari pembelajaran ini, yaitu rasa cinta kepada agama dan tanah air, dapat menghargai perbedaan, dan menjauhi permusuhan. Berikut

dalam sub bab “Pendahuluan”

yang tersirat penjelasan bahwa meski berbeda-beda tetapi semua sama. Artinya tidak membeda- bedakan yang mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan. 10. Pada bab IX terdapat sub bab

“Toleransi dalam Kehidupan Bersama” yang di dalamnya

menjelaskan bahwa dengan toleransi manusia dapat hidup bersaudara, rukun, harmonis dan melestarikan persatuan. Hal tersebut mencerminkan nilai nasional yaitu rasa ingin bersatu.

11. Pada bab X juga

mengandung nilai nasionalisme yang berupa persatuan dan kesatuan. Dalam sub bahasan

“Agama adalah Anugerah

Tuhan” menjelaskan bahwa

dalam mewujudkan perdamaian antar umat beragama dengan tidak melihat penganut agama lain sebagai musuh, lawan atau saingan melainkan teman sekerja, saudara sesama yang memiliki tujuan yang sama yaitu kesejahteraan.

12. Pada bab XI terdapat sub bab

“Peran Serta Remaja Untuk Pelayanan bagi sesama” yang

ini kutipan materi yang diambil

dari kolom “Renungkanlah”.

Wahai anak-anak yang mencintai

kedamaian dan keharmonisan, di

antara kalian pasti juga ada yang berbeda pendapat, mungkin juga kalian berasal dari suku yang berbeda, dan lain-lain. Namun demikian, berbagai perbedaan tersebut tidak boleh kalian jadikan sebagai alasan untuk bertikai

(2015:225.

memuat penjelasan bahwa di tengah dunia yang semakin kompleks dan pluralistik, kita dipanggil untuk membuka diri melalui kesaksian mereka, bekerjasama dengan semua orang dalam memikul tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan dunia.

Nilai-nilai Patriotisme

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

4. Keberanian

e. Pada bab V terdapat sub bab

“Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Mekkah”. Dalam

sub bab tersebut tercermin bahwa Rasulullah Saw. tidak takut dengan segala ancaman kaum Quraisy serta para kerabatnya yang menentang dakwahnya, dan beliau tetap menyebarkan ajaran Islam.

1. Keberanian

Pada bab VII terdapat sub bab

“Membangun Solidaritas Sosial”

yang di dalamnya mengandung materi tentang suatu keberanian. Berikut kutipan materinya:

Yesus menempatkan kebenaran dan berani berkata benar sebagai bagian penting dalam membangun dan memelihara persahabatan. Bercermin pada sikap dan tindakan Yesus, maukah kamu belajar untuk berani

berkata benar pada teman dan

sahabatmu? Maukah kamu belajar untuk membela kebenaran dan bukan

f. Pada bab II terdapat sub bab tentang “Mari Berperilaku

Istiqamah”. Dalam sub bab

tersebut dipaparkan bahwa istiqamah itu merupakan keteguhan hati, membela dan mempertahankan sesuatu hal walaupun harus menghadapi berbagai macam tantangan atau godaan, serta siap menanggung segala risiko. g. Pada bab XII, dalam sub bab

“Umar bin Khattab Tegas dan Pemberani” dipaparkan bahwa Umar bin Khattab adalah orang yang sangat berani, sehingga ia dijuluki singa padang pasir. Ia sangat ditakuti oleh musuhnya, yaitu orang-orang kafir. h. Pada bab XI dengan tema

“Hijrah Ke Madinah Sebuah

Kisah Membanggakan” juga

menggambarkan keberanian Rasulullah Saw. yang tetap pergi ke Madinah meski para kaum Quraisy memburunya dan harus melewati medan yang cukup sulit.

5. Rela berkorban

d. Pada bab XII terdapat sub

bab “Abu Bakar as-Siddiq

membela orangnya apalagi jika

kebetulan orang itu adalah teman dan sahabatmu?(2014:53-54).

2. Rela berkorban

Pada bab I, dalam sub bahasan

“Pengantar” terdapat penjelasan

tentang Nelson Mandela seorang pejuang keadilan bagi kaum hitam. Demi memperjuangkan kaumnya, ia dipenjara lebih dari 20 tahun.

3. Kesetiakawanan sosial

e. Pada bab VII terdapat sub

bab “Membangun Solidaritas Sosial” yang di dalamnnya

menjelaskan bahwa Yesus menunjukkan solidaritas bagi murid-Nya dengan membela mereka dari serangan orang- orang Farisi yang mengecam pada saat murid-murid Yesus sedang memetik gandum di Hari Sabat.

f. Pada bab VIII terdapat sub

“Kegiatan 3” yang berisi role play dari Injil Lukas/10:25- 37 tentang orang Samaria yang tergerak hatinya untuk menolong korban dari aksi perampokan yang terkapar di jalan setelah disiksa sampai hampir mati.

Bijaksana dan Tegas” yang memaparkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq ketika masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya dikorbankan untuk membela agama Islam. Ia selalu mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan Islam.

e. Pada bab VIII, dalam sub bab

“Mari Berempati” disebutkan

salah satu wujud dari perilaku empati yaitu mengorbankan milik sendiri.

f. Pada bab XII, dalam sub bab

“Usman bin Affan Baik hati dan Dermawan” dijelaskan

bahwa Usman rela membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan rakyat umum, dan juga memberikan gandum yang diangkut oleh seribu unta demi membantu kaum miskin.

6. Pantang menyerah

d. Pada bab V terdapat sub bab

“Kehadiran Sang Kekasih” yang menyebutkan beberapa pribadi mulia Rasulullah Saw. seperti berpendirian teguh, memiliki semangat kerja yang tinggi, mampu

bahasan “Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk” yang

menceritakan seorang suster mengunjungi dan berjuang untuk membebaskan seorang muslimah yang ditawan oleh tentara Filipina. Sebelumnya, wanita muslim itu pernah mengurus suster tersebut saat menjadi tawanan tentara MILF (aliran Islam).

h. Pada bab XI terdapat sub bab

“Ciri-ciri Kerendehan Hati” yang di dalamnya disebutkan ciri-ciri rendah hati, salah satunya adalah menghargai orang lain dan bersedia untuk menolong orang lain dengan tulus tanpa pamrih.

menghadapi segala cobaan dan rintangan.

e. Pada bab XI terdapat kolom

“Mari Renungkan” yang di

dalamnya berisi tentang sikap pantang menyerah Rasulullah Saw. berikut kutipannya:

Semakin hari, teror dan

ancaman itu semakin bertubi-tubi. Rasulullah saw. berpikir harus ada

jalan keluar untuk mengatasi

semuanya. Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu thalib, berpulang ke

rahmatullah. Namun, perjuangan

untuk mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus berjalan, tidak boleh berhenti (2014:157).

a. Pada bab XII, terdapat sub

bab “Abu Bakar as-Siddiq

Bijaksana dan Tegas” yang mengandung sikap pantang menyerah. berikut ini kutipan materinya:

Abu Bakar as-Siddiq selalu dicaci-maki oleh musuh-musuhnya gara-gara mengikuti agama Islam. Akan tetapi, Abu Bakar tetap saja setia bahkan sampai pada saat Rasulullah saw. mau hijrah, ia tetap

setia mendampinginya, meskipun

rintangan yang dihadapinya sangat berat (2014:174).

7. Kesetiakawanan sosial

c. Pada bab VIII terdapat sub

bab “Mari Berempati” yang

merupakan kesetiakawanan sosial, berikut kutipannya:

Empati adalah keadaan mental yang membuat orang merasa dirinya

dalam keadaan, perasaan atau

pikiran yang sama dengan orang lain. Dalam istilah lain, empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, lalu bertindak untuk membantunya (2014:110).

d. Pada bab IX terdapat sub bab

“Ketentuan Salat Jumat”

yang juga menjelaskan

hikmahnya terkait

kesetiakawanan sosial. Berikut kutipan materinya: Misalnya, jika kita melihat ada jamaah sedang dilanda kesusahan hidup, kita bisa membantu mereka. Atau, jika ada yang jarang ke masjid karena sakit, kita bisa menjenguk mereka. Bahkan, jika kita melihat ada yang bermaksiat, kita bisa langsung menasihatinya. Dari sini umat Islam bisa mewujudkan semangat tolong- menolong dalam kebaikan dan takwa sekaligus saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran dengan amar ma'ruf dan nahi munkar (2014:129).

8. Percaya diri

Pada bab V, terdapat sub bab

“Kehadiran Sang Kekasih” yang

di dalamnya menyebutkan bahwa keberhasilan Rasulullah Saw. saat berdagang salah satunya karena beliau memiliki sifat percaya diri.

9. Berjiwa pembaharu

Pada bab VI, terdapat sub bab

Pengetahuan” yang menyebutkan perilaku terpuji sebagai wujud pengahayatan dan pengamalan Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadalah/58:11, yaitu selalu ingin mencari tahu tentang alam semesta, baik di langit maupun di bumi, dengan terus menelaahnya. Kemudian, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tersebut.

Nilai-nilai Patriotisme

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

5. Keberanian

Pada bab VII terdapat kolom

materi “Mutiara Khazanah Islam”

yang di dalamnya terdapat materi tentang kisah dakwah 25 Rasul. Setiap rasul pasti memiliki sifat keberanian. Berikut ini salah satu kutipan materinya:

Nabi Musa a.s. berkeinginan untuk

membebaskan Bani Israil dari

perbudakan Fir’aun di Mesir. Setelah Allah memberikan petunjuk dan wahyu kepada Nabi Musa a.s. di Lembah Tuwa, maka beliau dengan penuh kemantapan pergi ke kerajaan Mesir untuk berdakwah kepada raja Fir’aun

(2014:134).

4. Keberanian

Pada bab VI, dalam sub bahasan

“Kisah Para Martir” terdapat

cerminan dari sikap keberanian. Seperti kisah Polikarpus yang diburu oleh tentara Romawi atas perintah kaisar karena tidak mau menyembah dewa Romawi, dan Polikarpus tetap menghadapinya secara baik-baik saat disergap. 5. Pantang menyerah

h. Pada bab II terdapat materi yang mencerminkan sikap pantang menyerah dalam sub

6. Pantang Menyerah

c. Pada bab V, terdapat sub bab

“Refleksi Akhlak Mulia”

yang berisi lima pernyataan untuk ditanggapi oleh siswa.

Dokumen terkait