• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa rekomendasi yaitu:

1. Leadership dari seorang Kepala Desa harus bisa membangkitkan semangat keaktifan masyarakat dalam proses pembangunan dengan mengkoordinasikan serta mengoptimalkan kelembagaan desa, seperti Lembaga Pemberdayaan Desa (LPM), Karang Taruna dan lain sebagainya.

2. Kurang aktifnya peran pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus turut bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan pembangunan. Pengawasan bisa dilakukan dengan cara masyarakat mengawasi langsung proses pelaksanaan kegiatan yang telah di rencanakan sebelumnya. Menegur pelaksana kegiatan jika mendapati masalah pelaksanaan tidak berjalan sesuai rencana yang telah ditentukkan. Peran pengawasan yang dilakukan masyarakat tentunya bisa mencegah terjadinya masalah dalam pelaksanaan kegiatan, guna penetapan tujuan yang sudah direncanakan bisa tercapai dengan baik.

3. Megoptimalkan kelembagaan pada KMP Pengadaan Air Bersih, guna pemanfaatannya bisa dikembangkan menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

4. Menguatkan peran masyarakat secara keseluruhan, dengan membuat peraturan dalam bentuk Peraturan Desa atau Keputusan Kepala Desa yang mengatur tentang keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan.

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Aminah, Siti. 2007. Kearifan lokal dalam pengembangan komunitas pesisir. Bandung: CV. Citra Praya

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan. Jakarta : Kencana.

Dahuri. et al. 2001. Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Hamidjojo, Santoso S. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Irawan, Prasetya. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta. UniversitasTerbuka.

Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan SDM dan Efektivitas Organisasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Mikkelsen, Birtha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, L.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

MS, Wahyu. 2005. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: Mitra Utama. Nawakamal. 2009. Menuju Demokrasi Pemetaan. Bogor: TIFA.

Nugraha,Iwan dan Rochmin Dahuri, 2004. Pembangunan wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Jakarta:LP3ES.

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali.

Sastropoetro, Santoso. 1998. Partisipasi Komunikasi, Persuasi dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Penerbit Alumi.

Siti Irene Astuti Dwiningrum, DR. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Pelajar.

Slamet Y. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.8

Siti Irene A.D., (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soetomo, 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sondang P. Siagian. 2005. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Alfabeta:

Bandung.

Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati Di Wilayah Pesisir Dan Laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka Jaya.

Tangkilisan,S.Nogi,Hessel. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Ulifah, Siti. 2003. Partisipasi Masyarakat Dalam Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan. Tesis (tidak diterbitkan). Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia.

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 2/Permen-Kp/2013.

Peraturan Direktur jenderal KP3K No.04/KP3K/2012 Tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Pesisir Tangguh.

Keputusan Bupati Tangerang nomor: 523/Kep.276-Huk/2012 Tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT).

Dokumen

Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 1998. Panduan Operasional Pembangunan Masyarakat Desa.

Banten dalam Angka 2013

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2012

Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 2012

Sumber Lain

www.kkp.go.id diakses pada tanggal 21 Agustus 2013

http://id.wikipedia.org/2012/12/28 Jumat, 28 Desember 2012 pukul 02:00

http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/3008/ Minggu, 6 Januari 2013 pukul 19:45

2. Apakah perencanaan program tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pesisir?

3. Apakah masyarakat pesisir dilibatkan dalam penentuan tujuan dari serangkaian kegiatan program PDPT?

4. Bagaimanakah proses pelaksanaan program PDPT di setiap Desa Pesisir Kecamatan Teluknaga?

5. Apakah masyarakat pesisir aktif ikut melaksanakan kegiatan program PDPT dengan memberikan kontribusi (uang, tenaga dan pikiran)?

6. Hambatan apa sajakah yang ditemui ketika proses pelaksanaan program PDPT? 7. Siapakah yang bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan PDPT di setiap Desa

Pesisir Kecamatan Telukaga?

8. Bagaimanakah prosedur pengawasan kegiatan PDPT di setiap Desa Pesisir Kecamatan Teluknaga?

9. Apakah masyarakat pesisir dilibatkan secara aktif dalam proses pengawasan kegiatan PDPT?

10.Bagaimanakah manfaat yang dirasakan masyarakat pesisir dengan adanya program PDPT?

11.Apakah masyarakat pesisir menerima hasil kegiatan PDPT seolah – olah milik sendiri?

12.Apakah program PDPT dalam kegiatannya kesemua Bina yang telah di programkan? 13.Bagaimanakah cara masyarkat pesisir dalam pemeliharaan atau pengembangan hasil

Kecamatan Teluknaga?

I1-1 : masyarakat menyambut dengan baikprogram PDPT 1 I1-2 : kalau masyarakat yang istilahnya dilibatkan dalam

proses sih aktif dalam hal ini KMP (Kelompok

Masyarakat Pesisir), Cuma kalau masyarakat secara keseluruhannya saya kurang tahu

2

I1-3 : masyarakat masyarakat kalau ada pembangunan, sangat antusias. Terlibat dalam proses perencanaan

3

I1-4 : perencanaan pembangunan dari masyarakat, masyarakat yang tahu langsung kebutuhan masyarakat itu apa. Ketika nanti masyarakat tahu apa kebutuhannya, kemudian Tim Pendamping dan Tim Pemberdayaan, menyesuaikan masuk kedalam Bina yang mana

4

I1-5 : masyarakat antusias jika ada program pembangunan, cuma terkadang terbentur dengan kesibukan masyarakat yang mayoritasnya adalah nelayan

5

I1-7 :pertama sih kita dikasih tahu oleh kelurahan, sekdesnya yang ngasih tahu. Pertama pembukaan PDPT kan ga langsung buat ini kerupuk, bikin kelompok, segala

rencana kerja macem-macem tuh, berapa kali rapat gitu pembimbingan kelompok.

6

I1-8 : pertama kali lewat obrolan, pak saudin sekdes Tj Pasir minta tolong buat minta membuat kelompok. Kebetulan saya memang aktif di masyarakat

7

I1-9 : kita kumpul, rapat dengan masyarakat. Kemudian membuat kelompok

8

I2-1 : ya antusias sih, mereka juga saling sangat membutuhkan adanya bantuan PDPT kaya gitu.

I2-2 : masyarakat antusias, ikut terlibat dalam setiap

perencanaan pembangunan akan tetapi masyarakat ketika sudah ada penyediaan pembangunan, ya begitulah kurang lebihnya mereka kurang memperhatikan.

12

I2-3 : masyarakat jika ada acara proses perencanaan, seperti musrenbangdes, aktif.

13

I2-4 : masyarakat pesisir mah sibuk, pada kelaut. Jadi yah biasanya kami kadang kalo ada musyawarah dilakukan malam hari

14

I2-5 : PDPT udah bagus, program yang dikelola rakyat langsung itu udah bagus

15

I3-1 : setiap kali perencanaan ,musrenbangdes gitu, kita bareng-bareng ngerembukkinnya

16

Peneliti : Apakah perencanaan program tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pesisir?

I1-1 : tentunya, kita susun bersama masyarakat jadi melibatkan masayarakat, lurah, Tokoh Masyarakat, tokoh pemuda

17

I1-2 : ya, jadi usulannya dari masyarakat, kemudian

diverifikasi dan difasillitasi juga dengan desa, kemudian diverifikasi oleh kita dan tim dari dinas.

18

I1-3 : iya lah, kan PDPT ini dari mereka sendiri yang nentuin 19 I1-4 : iya jadi masyarakat nentuin masalahnya dulu, kemudian

butuhnya apa. Karena kita juga ada air bersih

20

I1-5 : sudah tentu, masyarakat butuhnya apa diajukan lah melalui program PDPT ini

21

pengolahan sampah

I1-9 : disini memang butuhnya MCK, jadi dari pertama dan kedua PDPT ini kita membangun MCK

24

I1-10 : desa jarang membuka rapat-rapat terbuka sebuah program

25

I1-11 : iya kita disini sangat butuh air bersih 26 I2-1 : Banyak usulan dan masukan terkait kebutuhan

prioritasnya

27

I2-2 : ya, buat kebutuhan masyarakat, sarana dan prasarana untuk masyarakat

28

I2-3 : Banyak usulan dan masukan terkait kebutuhan

prioritasnya. seperti di PDPT ini usulan masyarakat ini kita masukkan kedalam RPDP untuk menentukan skala prioritas kebutuhan masyarakat

29

I2-4 : iya, semua pembangunan kita lihat dulu kebutuhan masyarakat

30

I2-5 : desa jarang membuka rapat-rapat terbuka sebuah program

31

I3-1 : yah kita setuju-setuju aja kalau memang untuk masyarakat

32

Peneliti : Apakah masyarakat pesisir dilibatkan dalam penentuan tujuan dari serangkaian kegiatan program PDPT?

I1-1 : ya, kan KMP yang menentukan kegiatan 33 I1-2 : iya, karena memang mereka kan istilahnya kelompok itu

ada tanggung jawab atas program-program yang mereka buat

I1-5 : antusias masyarakat sih cuma terkadang terbentur

dengan kesibukan masyarakat yang mayoritasnya adalah nelayan. Yah kurang tahu akan program, jadi yah itu-itu aja yang dateng seperti ini, kita barusan abis rapat, PNPM yang juga berbasis pemberdayaan masyarakat,

alhamdulillah banyak.

I1-7 : ada yang ikut, ada yang engga. Ga semua anggota kelompok. Sibuk masing-masing pekerjaannya

38

I1-8 : masyarakat kaya gini, tiap-tiap yang ada uangnya, sebenarnya semangat. Cuma berhubung gada contoh susah jadinya.

39

I1-9 : yah kita-kita kan masyarakat, jadi yah kita terlibat. Maksudnya setuju dengan MCK

40

I1-10 : perencanaan ngumpulin orang-orang di desanya, ga dicari dulu potensinya, masyarakat antusias tapi

informasinya disekat-sekat

41

I1-11 : iya kan kita bareng kelompok 42 I2-1 : ya ikut, Cuma dengan perwakilan dari masyarakat saja. 43

I2-2 : iya 44

I2-3 : iya, tentu kan kebutuhan mereka juga 45 I2-4 : perwakilan aja sih, dari RT atau kemandoran, tokoh

agama. Sibuk masyarakat pesisir mah

46

I2-5 : perencanaan ngumpulin orang-orang di desanya, ga dicari dulu potensinya, masyarakat antusias tapi

informasinya disekat-sekat

47

I2-6 : iya kita dilibatkan sebagai karang taruna dalam musrenbangdes

I1-1 : Lancar, Cuma pencairan dana BLM tidak langsung 100%, 2 kali pencairan. Jadi, pencairan pertama saat masih 0 % kemudian jika sudah 50% kegiatannya barulah dicairkan sisanya

50

I1-2 : pelaksanaan, kan kita ada juklak dan juknisnya kita ikutin itu aja

51

I1-3 : alhamdulillah berjalan lancar 52

I1-4 : pelaksanaan yang pertama 10 KMP yang kedua 9 KMP. Lancar sih, Cuma yang periode ke 2 ada 1 KMP itu ga lanjut, yang kegiatannya kompos. Karena memang setelah sudah berjalan tahun berikutnya tidak diajukan lagi.

53

I1-5 : untuk pelaksanaan, saya kira lancar. 54 I1-7 : pelaksanaan yah, bikin kerupuk ini yah makan 3 hari

buatnya, mulai dari awal kita beli ikan terus disiangin api, kulitnya terus diambil isi, itu kan lama 1 hari. Kalau beli banyak ga mungkin langsung bisa bikin kerupuk,

besoknya baru bisa bikin kerupuk.

55

I1-8 : pengolahan sampah ini Cuma 2-3 penggilingan langsung drop. Itu pun dananya swadaya dari temen-temen yang ada di kelompok untuk pembelian solar

56

I1-9 : pelaksanaan baik-baik aja 57

I1-10 : pelaksanaannya berjalan 58 I1-11 : ketika pengerjaan buat sumur bor itu, kan ada

pekerjanya, tetangga sini juga. Kalau dari masyarakat lain sih biasanya, yah nagsih kopi dan makanan gitu

59

I2-1 : ikut, ikut dilibatkan 60

ada yang mau bantu

I2-5 : lancar sepertinya 64

Peneliti : Apakah masyarakat pesisir aktif ikut melaksanakan kegiatan program PDPT dengan memberikan kontribusi (uang, tenaga dan pikiran)?

I1-1 : partisipasi masyarakat ya disini kan gini, tingkat

partisipasi masyarakat itu kan istilahnya ya itu kan ada mereka itu kan tidak dibayar. Jadi mereka itu partisipasi gotong royong gitu, kita hanya memberikian makan dan kopi. Yah rata-rata itukan namanya partisipasi masyarakat, misalkan ada masyarakat yang yang gerobaknya untuk membuat paving block.yah kaya gitu.

65

I1-2 : kalau masyarakat secara umum saya kurang begitu tahu, karena saya fokus ke KMP. KMP selama pelaksanaan aktif.

66

I1-3 : pelaksanaan program PDPT lancar, engga ada hambatan dalam pelaksanaan. Masyarakat dalam hal ini KMP, aktif.

67

I1-4 : ada, masyarakat biasanya memberikan kopi dan makanan 68 I1-5 : Yang namanya masyarakat jika ada pembangunan, yah

sangat mendukung. Seperti ada pengerjaan, terkadang masyarakat memberikan yah seperti, kopi dan makanan

69

I1-7 : Kadang-kadang kalo lagi giliran waktunya kerja,

misalnya kaya saya ini beli ikan atau apa. Kadang-kadang ada yang nganterin anaknya sekolah, jadi kalau kelompok saya sekarang anggotanya pada sibuk kalau buat kerupuk ini paling ber enam orang, kadang-kadang suka dibantuin sama yang deket-deket sini aja.

70

I1-9 : kita kan bikin MCK, pas pengerjaan, ada aja masyarakat yang situ(tempat pembuatan MCK) yang ngasih kopi dan makanan buat yang lagi kerja

72

I1-10 : harusnya, pendamping program itu masyarakat 73 I1-11 : yah itu paling dari masyarakat lain sih biasanya, yah

ngasih kopi dan makanan gitu

74

I2-1 : ya, karena itu juga warga sadar akan kepentingannya, ya dia siap bantu.

75

I2-2 : ada, masyarakat memberi kontribusi seperti untuk ngopi pekerja dalam pembangunan

76

I2-3 : ada, masyarakat memberi kontribusi seperti untuk ngopi dan makanan pekerja dalam pembangunan

77

I2-4 : setiap ada pelaksananaan pembangunan, ada yang cuek ada yang mau bantu

78

I2-5 : harusnya, pendamping program itu masyarakat 79 I2-6 : kita kalau ada opsi pembersihan kampung gitu,

masyarakat yang dewasa mah kurang begitu, paling yah anak-anak dan kalau ada momentum mahasiswa yang lagi KKN kita ajak

80

I3-1 : yah begitu, masyarkat sini kan mayoritas nelayan, jadi yah sibuk

81

Peneliti : Hambatan apa sajakah yang ditemui ketika proses pelaksanaan program PDPT?

I1-1 : hambatan kita Cuma satu di keuangan aja. Anggaran kan langsung dari kementerian ke KMP. Jadi hambatannya kalau uang itu belum cair ga bisa di kerja kan

pelaksanaan, masyarakat juga belum tahu betul bagaimana cara menanam mangroove, akhirnya program belum selesai itu sudah mati. Itu aja sih.

I1-3 : yah paling pengurangan kelompok, yang tadinya 10 jadi 5 KMP. Karena anggaran kurang

84

I1-4 : hambatan, ga ada sih kayanya 85

I1-5 : Tidak adanya hambatan yang serius 86

I1-7 : ada aja masalah mah dari masyarakat. Salah satunya masyarakat tahunya dia begini, kalau kita nerima dana ya kan taunya kita punya duit banyak. Padahal kan kita udah ketahuan apa yang kita beli terus bon-bonnya juga ada. Yah selain itu tadi masyarakatnya pada sibuk jadi susah.

87

I1-8 : Modalnya, karena kalau dari masyarakat doang itu lama 88

I1-9 : ga ada sih 89

I1-10 : sistem pemerintahan desa yang tidak berjalan semestinya harusnya ada rapat bulanan dengan petambak ikan,

nelayan masyarakat

90

I1-11 : hambatan gada kayanya 91 I2-1 : kendalanya yang itu, dari 10 item yang kita dapet jadi 5

item

92 I2-2 : kalau masalah hambatan, saya kira lahan. Lahan untuk

membangun.

93

I2-3 : ga ada hambatan 94

I2-5 : sistem pemerintahan desa yang tidak berjalan semestinya harusnya ada rapat bulanan dengan petambak ikan,

nelayan masyarakat

95

Peneliti : Siapakah yang bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan PDPT di setiap Desa Pesisir Kecamatan Telukaga?

mereka cairkan sendiri tentu atas rekomendasi dinas. Setelah cair kan mereka punya tanggung jawab mengelola dana itu.

I1-3 : kalau masalah pengawasan, yah dari dinas. Ada tim pendamping, yang sering control, mengawasi kegiatan para KMP

98

I1-4 : yah dinas kabupaten 99

I1-5 : itu pusat dan kabupaten dinas kelautan dan perikanannya 100

I1-7 : yah orang-orang dinas sama pusat 101

I1-8 : yah orang-orang kabupaten 102

I1-9 : ada, itu pendamping sering kesini 103

I1-10 : semua pihak 104

I1-11 : pusat dan kabupaten 105

I2-1 : pengawasan dari kabupaten 106

I2-2 : ada, pengontrollan dari dinas dan pusat 107 I2-3 : kalau masalah controll itu,dinas kabupaten yang

mengontrolnya. Tapi kita pihak desa pun ikut mengawasi kegiatan para KMP. Kan kepala desa juga bagian dari tim pemberdayaan desa

108

I2-5 : semua pihak 109

Peneliti : Bagaimanakah prosedur pengawasan kegiatan PDPT di setiap Desa Pesisir Kecamatan Teluknaga?

I1-1 : pengawasan itu kan ada tim pendamping, dia yang selama ini jadi pengawas. Perencanaan pelaksanaan sampai tahap akhir itu tim pendamping yang mengawasi. Tapi ketika pencairan berikutnya kita juga turun

mereka, ya mereka siap mempertanggungjawabkan secara hukum. Jadi penggunaan uang sepenuhnya oleh mereka, sehingga ketika ada masalah apa-apa yah mereka harus bertanggung jawab. Yah secara otomatis mereka pasti mengawasi, kemudian mereka juga terlibat langsung karena ini kan pemberdayaan. Kalau pendamping setiap kesana sambil ngawasin, melihat progres dan ngasih masukan.

I1-3 : pendamping yang dari dinas mengontroll terus kegiatan para KMP. Sejauh mana progres kegiatannya.

112

I1-4 : terkait pengawasan, ada yang ngawasin yakni

pendamping. Karena beliau orang yang turun langsung kelapangan, dia yang mengarahkan mendampingi masyarakat, oh ini harusnya begini. Karena mereka kan ahlinya yang memiliki skill dan kapasitas. Evaluasi juga dari dinas

113

I1-5 : ada pendamping dari dinas, lumayan sering ngunjungin KMP

114

I1-7 : rajin ngawasin sering controll dari pusat dari dinas, kepala dinasnya juga suka datang

115

I1-8 : controllnya gencar 116

I1-9 : ada 3 kali, pertama foto, kedua setengah main, ketiganya 60% kan dana 2 kali cair

117

I1-10 : yang ngawasin orang dinas, bagus sih, rajin contoh 118 I1-11 : ada, dari dinas namanya tim pendamping, orang-orang

pusat juga.

selesai, itu di controll sama dinas dan pusat

I2-5 : yang ngawasin orang dinas, bagus sih, rajin contoh. Cuma kadang pengaruh di desa

123

Peneliti : Apakah masyarakat pesisir dilibatkan secara aktif dalam proses pengawasan kegiatan PDPT?

I1-1 : harusnya, coba mas tanya aja langsung ke masyarakat 124 I1-2 : Yah secara otomatis mereka pasti mengawasi, kemudian

mereka juga terlibat langsung karena ini kan

pemberdayaan. Kalau pendamping setiap kesana sambil ngawasin, melihat progres dan ngasih masukan.

125

I1-3 : masyarakat diluar KMP sih kurang begitu memperhatikan

126

I1-4 : masyarakat kan menikmati hasil, lagian gada masalah kok

127

I1-5 : idealnya sih masyarakat juga ikut mengawasi. Tapi masih kurang mas, kebanyakan aja ga mau tahu, karena masyarakatnya sibuk

128

I1-7 : yah masyarakat kan ga tahu, kalau KMP mah yang penting kerja ada buktinya yaudah.

129

I1-8 : engga masyarakat mah, ada, dari dinas perikanan, dari pusat juga

130

I1-9 : kan pendamping, Pendamping yang sering ngontrol. Waktu itu pernah pas pembuatan MCK tahap awal kita belanja bahan beda dengan yang sudah ditentukan di Rencana Anggaran Belanja (ARB) nya, tim pendamping yang menegurnya, untuk belanja sesuai dengan RAB

I1-11 : Yah kalo masyarakat kan taunya yah gitu, Cuma tau ada program aja

I2-1 : ya ada pokoknya keinginan masyarakat kita dahulukan, kita ikuti keinginan masyarakat

134

I2-2 : ada, saya sebagai kepala desa sering bilang ke masyarakat, kalau memang ada yang salah dalam

pengerjaan pembangunan seperti pavig block, MCK. Tolong ditegur para pekerjanya

135

I2-3 : kuang sih kalau dai masyarakat mah 136

I2-5 : PDPT bagus maksimalisasinya tentang pemberdayaan masyarakat soal bagaimana totalitas di masyarakat

perencanaan cakep saya akui

137

I2-6 : kita sudah gandeng beberapa tokoh masyarakat, untuk ikut andil dalam pengawasan

138

I2-7 : gimana yah, kurang sih 139

I3-1 : kalau dari masyarakat engga ada 140

Peneliti : Bagaimanakah manfaat yang dirasakan masyarakat pesisir dengan adanya program PDPT?

I1-1 : oh, merasakan sekali. Contoh kemarin saya ke desa muara, masyarakat antusias menanyakan kapan pak dibangun lagi. Jadi mereka juga merasakan sekali manfaatnya air bersih yang dibangun melalui PDPT ini. Karena disana kan airnya sulit.

141

I1-2 : tentu, karena ini kan kebutuhaan mereka pasti dimanfaatkan sama mereka

142

abrasi erosi kena banjir, makanya dengan program PDPT bisa berjalan dengan baik, terus juga masalah paving block ada beberapa titik, membantu akses jalan

I1-5 : manfaat sih pasti manfaat 145

I1-7 : yah bemanfaat mas, ini kan biar ekonomi kita masyarakat pesisir meningkat

146

I1-8 : sebetulnya manfaat kalau lancar, padahal pengelolaan sampah ini cukup bagus, dalam artian mengurangi sampah yang berakibat banjir, disamping itu padahal kita

mengadakan umpan balik untuk masyarakat. Jadi sampah ini kita hargain dengan uang, ya walaupun dengan nilai yang engga terlalu tinggi.

147

I1-9 : manfaat mah pasti manfaat, karena kita yang butuh untuk MCK ini.

148

I1-10 : manfaat, sekarang gini, PDPT 2 tahun, saya ga bilang gagal, karena ga prioritas, ada jalan ambrol dibiarkan hampir setahun. Kenapa malah ngebangun 1 M buat kantor balai desa

149

I1-11 : masyarakat merasakan sekali atas program PDPT 150

I2-1 : oh, sangat bermanfaat sekali 151

I2-2 : Manfaat sekali 152

I2-3 : pasti manfaat sekali, justru karena bermanfaat kita mau masyarakat menjaga dan memelihara dengan baik seperti air bersih itu.

153

I2-4 : setiap pembangunan pasti bermanfaat untuk masyarakat 154 I2-5 : manfaat, sekarang dini, PDPT 2 tahun, saya ga bilang 155

atau pengembangan hasil kegiatan PDPT?

I1-1 : jadi masyarakat mempunyai hambatan dalam pemasaran untuk yang bina usaha. Tapi kita dan teman-teman disini kita upayakan dengan cara memberikan mutu melalui pemberian sertifikat untuk hasil usahanyapara KMP

184

I1-2 : itu kan kebutuhan mereka seperti drainase sudah

dibangun saya yakin mereka akan menjaga itu. Karena mereka yang minta, kalau mereka sekedar usul saja. Kita juga tahu, kan kita cek dan survei dulu, kebutuhannya benar atau tidak untuk diusulkan.

185

I1-3 : pemeliharaan sih, seperti air bersih. Itu ada iurannya, untuk pemeliharaan peralatannya

186

I1-4 : cara masyarakat menjaga hasil pembangunan yah, kesadaran masyarakat juga

187

I1-5 : yah kadang masyarakat untuk perawatannya kurang, kita bikin SPAL itu kan buat kepentingan masyarakat juga, harusnya ada perawatan, sampah-sampahnya diberesin. Ya begitu

188

I1-7 : untuk pengembangan kita tekadang, pemasaran sih kita jual ke warung-warung, desa tegal angus ke pelelangan. Cuma karena cuaca kaya begini sekarang kita kan ga mau ambil resiko, lagi juga sering susah ada ikannya

189

I1-8 : hasil dari pengumpulan sampah yang masyarakat

kumpulkan kita buat tabungan, jadi nanti tiap tahun baru bisa diambil, yah hitung-hitung nabung. Namun, sayang masyarakat memang kurang peduli dengan lingkungan,

mesin. Pertama-tama sih pake uang kelompok dulu swadaya gitu. Tapi yah akhirnya ga lanjut

I1-9 : Untuk perawatan, jadi begini. Kan dia udah semua lengkap, tinggal pake doang. Disitu kita beratin

keseseorang, jadi saya titip disitu, pesan saya pada orang itu, siapapun yang buang air dan nyuci silahkan, yang penting disiram, tadinya sih orang itu mau ngadain kotak

Dokumen terkait