• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

a. Agar selalu senantiasa mencurahkan ilmunya terhadap para penerus bangsa.

b. Agar selalu memberikan perhatian terhadap para remaja, terutama pada hal keagamaannya. Sehingga akan tercipta masyarakat yang religius.

c. Bagi anggota masyarakat, bahwa anggota masyarakat juga ikut berperan dalam membentuk dan mempengaruhi kesadaran remaja akan arti pentingnya pendidikan agama, maka kondisi keagamaan dalam masyarakat harus tercipta secara baik. Sehingga remaja akan bergabung dalam masyarakat yang mempunyai kondisi keagamaan yang baik pula.

d. Agar selalu memberikan pengarahan kepada anak-anaknya, terutama dalam hal pendidikan, agar anak selalu semangat dalam menuntut ilmu.

e. Bagi remaja hendaknya senantiasa mempunyai rasa percaya diri dan tidak mudah putus asa dalam menuntut ilmu khususnya ilmu agama. Meskipun tidak dapat mengenyam pendidikan secara formal, tetapi dapat menuntut ilmu melalui pendidikan nonformal. Sehingga dengan keikutsertaannya dalam pendidikan luar sekolah tersebut pengetahuan bagi mereka yang putus sekolah tidak jauh berbeda dengan pengetahuan yang di dapat oleh mereka yang sekolah di pendidikan formal.

f. Agar selalu menyempatkan waktunya untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Karena akan memberikan masukan dalam kerohaniahan bagi para remaja.

g. Agar selalu taat kepada Allah dan orang tua dan selalu menjaga akhlaknya. Sehingga akan tercipta pribadi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, abu. & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. Rineka cipta. Jakarta:2001 Achmadi, 2005, Idiologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. I

Ahmadi, 2001, “Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan”, dalam Isma’il S.M., (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Arifin. H. 1978. Hubungan Timbal Balik di Lingkungan Sekolah dan Keluarga Sebagai Pola Pengembangan Metodologi. Jakarta : Bulan Bintang. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Beeby, C. E.,1987. Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman Perencanaan, terj. BP3K dan YIIS, Jakarta: LP3Es, cet. III

Chabib Toha, 1996, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Daradjat, Zakiyah. 1970. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta : Bulan Bintang.

________________ , 1976. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. ________________ , 1978. Pembinaan Remaja, Jakarta : Bulan Bintang.

________________ , 1995 Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, cet III

Departemen pendidikan nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka

___________________________, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka

Depag RI. 1996/1997. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu,

(Jakarta : Dirjen Binbaga Islam.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka.

Departemen Agama R.I,2006 al-Qur‟an dan Tarjamahnya Juz 1 – 30, (Surabaya : Karya Agung,

Depdikbud, 2003, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, cet.III Djohan Effendi. 1989. “Peranan Keluarga dalam Pendidikan Agama”, Nasehat

Perkawinan, Tatanan Hidup Perkawinan dan Keluarga, XVII, 207, September.

Hery Noer Aly, 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, Majid, Abdul, dan Dian Andayani, 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi (Konsep Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: PT Remaja Rosdkarya.

Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat endidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif.

______________, 2005.Pengantar filsafat Pendidikan Islam. Al-Ma’arif. Bandung.

Moloeng, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

_____________, 2009, Metodologi Peneltian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda karya

Muhaimin,2001.Pemikiran tentang Pendidikan Agama Islam, Bandung : Al-Ma’arif,

Sarwono, Sarlito Wirawan, 1976, Pengantar Umum Ilmu Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,

Sarijo, Marwan, Pola pembinaan agama Islam terpadu, (Jakarta: Depag RI, 1996/1997)

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta.

Syafaat Aat, DKK. 2008. Peranan pendidikan agama islam dalam mencegah kenakalan emaja (Juvenile Delinquency), Jakarta: PT Raja Grafindo. UU Sisdiknas No. 20 th 2003, Sinar Kartika, 2003

Yadianto, 1996, kamus umum bahasa indonesia, Bandung: M2s, cet. Ke1

Yossy Suparyo, 2005. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) UU No. 20 tahun 2003 beserta penjelasannya,

Yogyakarta : Media Abadi.

Yunan Nasution. 1988. Islam dan Problema-problema Masyarakat.Jakarta : Bulan Bintang.

Zuhairini, Dkk, 1993 Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani (http://pendidikanremajaputussekolah.blogspot.co.id/).

(http://ryan-koko.blogspot.com/2012/05/peranan-pendidikan-agama-islam-dalam.html?=1, 11/03/2016).

(http://www.sarjanaku.com/2011/09/pendidikan-agama-islam-pengertian.html?m=1 ,04-03-2016)

Wawancara dengan AS pada tanggal 21/02/2016 Wawanncara dengan MNI pada tanggal 22/02/2016 Wawancara dengan ZH pada tanggal 07/03/2016 Wawawancara Ustadz NR pada tanggal 23/02/2016 Wawancara dengan ustadzah SY pada tanggal 23/02/2016 Wawancara dengan ibu SN pada tanggal 22/02/2016 Wawancara dengan ibu PR pada tanggal 22/02/2016

PEDOMAN WAWANCARA

Fokus masalah

1. Bagaimana persepsi remaja tentang pendidikan agama islam?

2. Bagaimana cara mengajar dan pelaksanaan pendidikan agama islam bagi remaja putus sekolah?

Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat saudara tentang pendidikan agama islam ? 2. Mengapa pendidikan agama islam perlu di lakukan ?

3. bagaimana kegiatan sehari-hari (pelaksanaan kegiatan PAI) ? 4. Pendidikan agama islam pada remaja ?

5. bagaimana metode atau cara mengajarkan?

6. Ketika sulit diajarkan, bagaimana cara orang tua mengatasi?

7. apakah remaja sudah disiplin dalam melaksanakan pendidikan tersebut ? 8. hambatan dalam melaksanakan ?

HASIL WAWANCARA Tanggal : 21/02/2016

Pukul : 19.00 WIB Responden : AS

Lokasi : Rumah AS

A : Bagaimana pendapat saudara tentang pendidikan agama Islam ? B : Pendidikan agama Islam kui penting, penting banget, soale tanpa

pendidikan agama awake dewe raiso mbedake endi ling halal, endi ling harom, endi ling apik, trus endi ling olo, ngerti sopan santun karo wong tua lan sedulur muslim lainne.

A : Mengapa pendidikan agama Islam perlu di lakukan ?

B : Karena tanpa agama saya tidak akan pernah mengetahui akhlak, sopan santun kepada kedua orang tua maupun orang lain. A : Bagaimana kegiatan sehari-hari (pelaksanaan kegiatan PAI) ? B : Kegiatan sholat rutin jarang bolong, puasa juga rutin.

Tanggal : 22/02/2016 Pukul : 16.30 WIB Responden : MNI

Lokasi : Rumah MNI

A : Bagaimana pendapat saudara tentang pendidikan agama Islam ?

B : Ya penting, sangat penting sekali. Karena dengan pendidikan kita lebih mengenal atau bisa tau sopan santun, bisa membedakan mana yang dilarang dan mana yang diperbolehkan dalam agama.

A : Mengapa pendidikan agama Islam perlu di lakukan ?

B : Ya karena pendidikan agama Islam supaya menjadi anak yang sholekah, berbakti kepada orang tua.

A : Bagaimana kegiatan sehari-hari (pelaksanaan kegiatan PAI) ?

B : Pas sekolah sholat subuh malah rutin mbak, tangine gasik Njur ne seiki sholat subuh sering bolong mbak, tangine sok kawanen, gara-garane ne

seiki kan ra sekolah, wong tuane ya sibuk, dadi sante. Ngaji mbien tertib mbak, tapi seiki wes jarang ngaji mbak. Nek puasa aku tekan seiki

iseh tertib mbak. Soale kui kewajiban mbak.

Tanggal : 07/03/2016 Pukul : 09.52 WIB

Responden : ZNH

Lokasi : Rumah ZNH

A : Bagaimana tanggapan saudara tentang pai?

B : Penting, kan awake dewe uripkan gawe sangu suk ng akhirat to, dadi pendidikan ki ora ng dunyo tok tapi ya nang akhirat.

A : Mengapa pendidikan agama islam perlu di lakukan ?

B : Karena dengan pendidikan kita lebih mengenal atau bisa tau sopan santun, bisa membedakan mana yang dilarang dan mana yang diperbolehkan dalam agama.

A : Bagaimana kegiatan sehari-hari (pelaksanaan kegiatan PAI) ? kegiatan sehari-hari

B : Pas sholat ki ya tertib, tapi ya kerep bolonge. Nek subuh karo maghrib sholate tertib terus, tapi dzuhur,ashar, isya sering bolong, gara-garane

nunda-nunda waktu sholat, kadang yo males. nek soal ngaji ki tertib, bar magrib mesti ngaji kaleh pak usadz, kadang ya nang umahe dewe. Puasa ya jelas tertib paling bolong nek pas halangan mbak.

Tanggal : 23-02-2016 Pukul : 18:06 WIB Responden : NR (Ustadz) Lokasi : Rumah NR

A : Pendidikan agama islam pada remaja ?

B : Pendidikan agama islam bagi remaja itu Sangat penting sekali. Untuk membina generasi muda berakhlakul karimah , menjauhkan dari pergaulan yang tidak baik, menjauhkan dari pergaulan bebas. Pendidikan keagamaan di dusun ampelgading sudah cukup baik karena mayoritas muslim, yaitu dengan diadakan ngaji bad’ha magrib, TPA, yasinan didusun ampelgading. Perkembangan didusun remaja masih mudah diatur yang dulu. Kalau dulu remaja tidak kenal, belum banyak yang punya sosial media,jadi mudah diatur, beda dengan sekarang, tapi semua itu ya tergantung orang tuanya. kalau orang tua mendukung dibidang agama insyaaloh bisa terarah.

A : Bagaimana metode atau cara mengajarkan?

B : Metode yang pertama secara individu, yang kedua bandongan dalam arti berjamaah. Pribadi itu lebih mengenai ilmu tajwid fiqih, kalau umum ya kepengajian-pengajian atau majlis taklim. Pembelajaran sholat, menuis menghafalkan mempraktekakan..

B : Dengan cara pendekatan, kedua di doakan, ketiga kalau masih sulit ya diajarkan dengan cara agak keras.

A : Apakah remaja sudah disiplin dalam melaksanakan pendidikan tersebut? B : 60 % disiplin, sebagian ada yang kurang disiplin

A : Hambatan dalam melaksanakan ?

B : Pengaruh luar, kurangnya dukungan dari orang tua

Hari /Tanggal : 23-02-2016 Pukul : 20.15 WIB Responden : SN (Orang tua) Lokasi : Rumah SN

A : Pentingkah Pendidikan Agama Islam pada Remaja ?

B : Sangat penting sekali, biar jadi pemuda yang bertanggung jawab dalam agama, ben ora mudah terpengaruh karo hal-hal yang akibatnya menjadikan anak tidak baik

A : cara mengajar pendidikan agama islam pada remaja ?

B : Sebagai seorang muslim seusia kamu sudah menginjak baligh seharusnya kamu harus menjalankan sholat, mengaji dengan benar, patuh dgn orang tua, berguna bagi masyarakat. cara mengajarkan pendidikan agama islam dengan cara memberi nasihat dengan

mengarahkan, mendidik dengan pelan-pelan, jangan menggunakan kata kasar,dengan kata yang halus , karena kalau dengan kata kasar anak cenderung berani kepada orang tua.

A : Kesulitan apa sajakah ketika bapak/ibu mengajarkan pendidikan agama tersebut?

B : Anak ki kadang angel dikandani, diarahke gara-gara jaman saiki pemuda wes sibuk karo handphone, sibuk karo konco-koncone.

A : Ketika sulit diajarkan, bagaimana cara orang tua mengatasi?

B : ketika remaja sulit nglakoni ya dididik pelan-pelan, jangan pakai kata-kata kasar atau dengan cara yang halus. Zaman seiki nek anak di kasari ki malah nek dikandani tambah angel.

A : Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama islam pada remaja ?

B : Dalam melaksanakan pendidikan agama, contohnya ngaji, puasa, sholat. Remaja ngaji ling paling jarang, sholat itu selalu dikerjakan rutin, puasa juga rutin, tertib tiap bulan tidak pernah bolong.

A : Hambatan dalam pelaksanaan?

B :Hambatan kalo soal ngaji ya gara-gara kerja, jadi waktu ngaji semakin susah. Sibuk dengan hp. Sibuk dgn rekan maen, kadang males.

Tanggal : 22/02/2016 Pukul : 16:50 WIB Responden : PR (Orang tua) Lokasi : Rumah PR

A : Pentingkah Pendidikan Agama Islam pada Remaja ?

B : Sangat penting, dengan alasan supaya menjadi anak yang berguna, pintar agama, patuh sama orang tua, sholeh dan sholekah gitu saja. A :Cara mengajar pendidikan agama islam pada remaja ?

B : Kalau dulu ya di waktu puasa ya puasa,semampunya. Terus kalo sholat ya diajari setip saat, semua itu harus diajarkan dan diingatkan setia saat. Remaja biasanya memerlukan perhatian khusus seperti mendorongnya untuk menunaikan tanggung jawab dan kewajiban.

A : Kesulitan apa sajakah ketika bapak/ibu mengajarkan pendidikan agama tersebut?

B : kesulitan yo angel dikandani, senenge males-malesan, menunda-nunda pekerjaan.

A : Ketika sulit diajarkan, bagaimana cara orang tua mengatasi?

B : Pokoke setiap waktu setiap saat kudu di ingatke terus,nek ora di elingke mesti bocah ki males-malesan terus ngentengake nek ora dikandani. A : Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam pada remaja ?

B : Nek pas dikon sholat niku angel, mesti enten wae alasane. Tapi nek ngaji iku tertib mesti ba’dha magrib ngaji diajake pak ustadz. Puasa nggeh rutin, paling nek bolong pas halangan mawon.

A : Hambatan dalam pelaksanaan?

B : Angel dikandani, remaja suka males, neg dikon sholat senenge kosek- kosek menunda-nunda, akhire ntek waktue sholat njur mboten sios

Tanggal : 23/02/2016 Pukul : 18:30

Responden : SY (Ustadzah) Lokasi : Rumah SY

A : Pentingkah Pendidikan Agama Islam pada Remaja ?

B : Sangat penting, untuk membina generasi yang baik, berakhlakul karimah menjauhkan perbuatan dari yang tidak baik.

A :Cara mengajar pendidikan agama Islam pada remaja ?

B : Kalau saya mengajarkan anak-anak dengan kebiasaan yang baik, entah anak melihat orang tua, contohnya kalau perempuan diwajibkan berhijab kemudian anak juga sekarang sudah berhijab, puasa juga karena biasa. Terus sholat juga wajib. Dan sekarang juga sudah biasa melakukan

kegiatan tersebut.

A : Kesulitan apa sajakah ketika bapak/ibu mengajarkan pendidikan agama tersebut?

B : Pas males disuruh untuk sholat nggak segera berangkat, bila malas kita harus keras, Bila anak malas kita harus keras, ra njur anake malas malah dimake wae. Di kandani alus sik, terlebih kalo uda 9 tahun ke atas.

A : Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam pada remaja ? B : Insyaalloh tertib , dengan dibantu doa dan usaha

A : Hambatan dalam pelaksanaan?

B :Neg dikon sholat ra lek mangkat , harus dikasih pengertian agar tidak menunda-nunda dalam berbuat kebaikan terlebih-lebih dalam

Dokumen terkait