• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Dan SMK al-

BAB III MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN

A. Perbedaan Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Dan SMK al-

al-Ittihad Bringin Dan SMK al-Ittihad Bringin

1. Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin

27

Berdasarkan pemaparan data hasil penelitian pada bab muka, pada bagian ini peneliti sampaikan sebuah desain yang terbangun di pondok pesantren al-Ittihad Bringin kaitannya terhadap model pendidikan karakter bagi santri al-Ittihad Bringin.

Dalam konteks membangun karakter calon generasi bangsa penyiapan lulusan santri yang berkarakter baik harus ada kerjasama yang baik antara kyai,ustad, dan santri. Sebab setiap lulusan dari pondok pesantren al-Ittihad dituntut harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat dan mengayomi masyarakat tanpa membedakan yang kaya dan yang miskin, menghormati yang lebih tua dan menghargai yang muda. Oleh karena itu pembinaan karakter santri harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan selama santri tinggal dipondok pesantren al-Ittihad Bringin.

Dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dilapangan didapatkan bahwa pendidikan karakter di pondok pesantren al-Ittihad Bringin bersifat hidden kurikulum, maksudnya pendidikan karakter tersebut inklud dalam seluruh mata pelajaran, kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, ektra kurikuler, semua saling berkaitan.

Pendidikan karakter bagi santri ketika masih bersifat hiden kelemahannya akan selamanya tidak ada penekanan yang pasti, kontroliing sistem pun juga akan mengalami kesulitan apabila bangunannya semacam hiden itu tidak disusun dengan sistem yang matang, terarahdan terencana dengan evaluasi yang terstruktur.

28

Berpedoman pada hasil observasi dokumentasi dan wawancara penulis terhadap beberapa informan khususnya pola pendidikan karakter di pondok pesantren al-Ittihad Bringin peneliti mendapatkan sebuuah model kaitannya dengan stratgi atau desain internalisasi pendidikan karakter dapat ditempuh melalui beberapa cara diantaranya:

1). Komitmen bersama antara kyai, ustad, dan santri.

2). Melalui kegiatan penunjang yang mampu memberikan sentuhan spritualitas dan pengembangan pendidikan karakter

3). Penegakan kedisiplinan terkait akhlakul karimah terhadap diri sendiri, ustad, kyai

4). Melalui penciptaan budaya religius dilingkungan pondok pesantren yang terbangun baik dalam setiap interaksi.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin

a. Faktor Pendukung 1). Internal

(a). Kyai dan Ustad

Pondok pesantren al-Ittihad Bringin memiliki seorang kyai dan ustad yang sangat berkualifikasi baik dalam segi kualitas dan kuantitas. Dari segi kualitasnya faktor pendukung dari seorang kyai

29

yang memiliki ilmu seluas samudra. Selain itu banyak ustad yang sangat ramah dan perhatian terhadap santri.

(b). Kegiatan

Pondok pesantren al-Ittihad Bringin memiliki tujuan lulusan dari pondok pesantren al-Ittihad harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat dan bisa mengayomi masyarakat tanpa membedakan

yang kaya dan yang miskin. 49

Dari hasil observasi penulis bahwa kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan yang diharuskan kumpul bersama, setiap hari sosialisasi bersama antara yang kaya dan yang miskin tidak ada perbedaan karena keakraban yang terjalin dari kegiatan tersebut.

2). Eksternal (a) Santri

Dari hasil observasi lapangan penulis melihat keadaan santri sangat mendukung karena zaman globalisasi saat ini masih ada orang tua yang menitipkan anaknya dipondok pesantren.

(b). Budaya Lingkungan

49

30

Kaitannya dengan lingkungan salah satu informan mengatakan

bahwa sudah cukup kondusif dan sangat mendukung.50 Dari hasil

observasi lapangan penulis melihat banyak bangunan gedung untuk tempat tinggal santri. Selain itu warga sekitar dilingkungan pondok pesantren tersebut masih satu keluarga sehingga dalam kerjasama mengawasi akhlak santri bisa kompak karena sudah terbentuk satu misi.

(c). Kerjasama dengan Stakeholder

Selain itu salah satu hal penting yang sudah dijalankan oleh pondok pesantren al-Ittihad Bringin adalah kegiatan yang melibatkan lingkungan masyarakat baik itu dari orang tua wali santri, ketua RT, RW, ini merupakan sebuah upaya yang juga diarahkan untuk tujuan pendampingan santri selama mengikuti pendidikan di pondok pesantren al-Ittihad Bringin. Hal ini dilihat dari hasil observasi penulis sejak beberapa tahun belakangan.

b. Faktor Penghambat

(a). Santri

Kaitannya dengan pendidikan karakter dipondok pesantren terdapat faktor penghambat yaitu: Santri sedikit malas untuk

50

31

diarahkan.51 Faktor pribadi yang terkadang beberapa santri ada

yang malas dan ngantukan jadi untuk diajak berkembang

bersama.52 Dari keterangan tersebut faktor penghambat utama yaitu

dari pribadi santri mau tidaknya utuk memiliki karakter yang baik.

(b) Sarana dan prasarana

Kaitannya dengan pendidikan karakter di pondok pesantren yang disampaikan oleh salah satu informan yaitu: Hujan lebat dan cuaca

ektrem, dan listrik padam.53Dari keterangan tersebut dipondok

pesantren tersebut belum tersedianya jetset dan gedung yang belum saling berdampingan.

3. Model Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin

a. Model Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin Berdasarkan pemaparan data hasil penelitian pada bab muka, pada bagian ini peneliti sampaikan sebuah desain yang terbangun di SMK al-Ittihad Bringin kaitannya terhadap pola pendidikan karakter bagi peserta didik di SMK al-Ittihad Bringin.

Dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dilapangan didapatkan bahwa pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin bersifat hiden kurikulum, maksudnya pendidikan karakter tersebut inklud dalam seluruh mata pelajaran.

51

Lampiran 1/Kyai/NC pada hari selasa 17/1/2017

52

Lampiran 3/santri/Df pada hari selasa 17/1/2017

53

32

Pendidikan karakter bagi peserta didik ketika masih bersifat hiden kelemahannya akan selamanya tidak ada penekanan yang pasti, kontroling sistem pun juga akan mengalami kesulitan apabila bangunannya semacam hiden itu tidak disusun dengan sistem yang matang, terarah dan terencana dengan evaluasi yang terstruktur.

Berpedoman pada hasil observasi dokumentasi dan wawancara penulis terhadap beberapa informan khususnya pola pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin peneliti mesndapatkan sebuah model kaitannya dengan strategi atau desain internalisasi pendidikan karakter dapat ditempuh melalui beberapa cara diantaranya:

1). Komitmen bersama antara kepala sekolah, guru, dan peserta didik.

2). Melalui kegiatan penunjang yang mampu memberikan sentuhan semangat belajar dan pengembangan pendidikan karakter

3). Penegakan kedisiplinan terkait akhlakul karimah terhadap diri

sendiri, guru, kepala sekolah.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin

1). Faktor Pendukung a). Internal

33

SMK al-Ittihad Bringin memiliki seorang kepala sekolah dan guru yang sangat berkualifikasi baik dalam segi kualitas dan kuantitas.

(2). Kegiatan

Dari hasil observasi penulis bahwa dalam menyukseskan visi misi SMK al-Ittihad Bringin dibutuhkan berbagai kegiatan yang mendukung agar lulusan dari SMK al-Ittihad Bringin siap untuk bekerja, diantaranya yaitu praktek produktif pertanian dibuktikan adanya berbagai macam tanaman hasil praktek peserta didik.

(3). Kurikulum

Dari hasil observasi lapangan penulis melihat bahwa SMK al-Ittihad Bringin memiliki visi misi yang jelas, untuk mewujudkan visi misi tersebut SMK al-Ittihad menyusun jadwal mata pelajaran sudah memenuhi standar, serta guru yang mengampu pelajaran pun sesuai dengan jurusannya ketika kuliah.

(4). Kebijakan lembaga tentang tata tertib

Dalam sebuah tatanan masyarakat sekolah sangat penting dimiliki tata tertib yang jelas dan bisa digunakan untuk mengkonstruk bangunan peserta didik. Sebagaimana disampaikan oleh informan:

34

Apabila siswa terlambat berangkat sekolah maka akan

diberi sanksi membersihkan halaman sekolah.54Hal tersebut juga

diperkuat dari hasil observasi peneliti ditemukan adanya peserta didik yang telat berangkat sekolah maka dihukum untuk membersihkan halaman sekolah.

b). Eksternal

(1) Peserta Didik

Melihat keadaan peserta didik sangat mendukung karena banyak peserta didik yang tinggal diasrama pondok pesantren al-Ittihad Bringin, sebagaimana salah satu informan mengatakan:

Siswa sebagian besar tinggal diasrama.55 Hal tersebut

dibuktikan hasil observasi lapangan peneliti didapatkan sepertiga dari peserta didik yang ada di SMK tinggal diasrama.

(2). Budaya Lingkungan

Dari hasil observasi lapangan kaitannya dengan lingkungan khususnya di SMK al-Ittihad Bringin sangat mendukung pendidikan karakter karena jauh dari pusat perkotaan dan tidak dilalui oleh angkutan umum.

54

Lampiran 5/Guru/ER pada hari senin 16/1/2017

55

35

(3). Kerjasama dengan Stakeholder

Selain itu salah satu hal penting yang sudah dijalankan oleh pihak SMK yaitu kegiatan yang melibatkan lingkungan masyarakat dalam proses penyusunan kurikulum. Faktor tersebut ditegaskan olehh salah seorang informan: Dalam proses penyusunan karakter dilibatkan semua stakeholder dilingkungan sekolah baik yayasan,

komite, guru, wali murid dan warga sekitar.56

2). Faktor Penghambat

(a) Peserta didik

Faktor penghambat dalam pendidikan karakter yaitu faktor dari peserta didik sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu

informan yaitu: Ketidak tertiban murid.57 Kesadaran siswa untuk

berkarakter baik dan berperilaku baik belum begitu besar.58 Dari

hasil observasi dilapangan oleh peneliti ketika kegiatan belajar mengajar ada peserta didik yang masih bermain hp.

(b) Lingkungan

Faktor penghambat pendidikan karakter yaitu faktor lingkungan sebagaimana KA mengatakan perbedaan baground dari siswa. Dari hasil observasi peneliti bahwa anak usia SMK itu

56

Lampiran 4/Kepala SMK/KA pada hari senin 16/1/2017

57

Lampiran 6/Peserta didik/NM pada hari senin 16/1/20017

58

36

sedang mencari jatidiri, dalam mencari jati diri tersebut siswa mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama teman disekolah.

(c) Sarana dan prasarana

Hasil observasi dilapangan oleh peneliti ditemukan sarana prasarana di SMK al-Ittihad Bringin masih sangat kurang. Disekolah tersebut baru ada 3 ruang kelas, 1 ruang guru, ruang kepala sekolah dan tata usaha, ruang perpus. Belum ada LCD, belum ada alat peraga, belum ada buku buku penunjang.

Dari hasil analisis data diatas penulis dapat menyimpulkan terjadi perbedaan pola pendidikan karakter antara pondok pesantren al-Ittihad Bringin dan SMK al-Ittihad Bringin. Perbedaan pola pendidikan karakter yang diterapkan pada santri atau peserta didik terlihat pada kebijakan kiyai dan kepala sekolah dalam kepemimpinannya.

B. Persamaan Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Dan

Dokumen terkait