• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Fokus pada penelitian ini hanya membahas tentang sapaan dalam bahasa Manggarai secara khusus yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Manggarai. Pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat membahas mengenai jenis-jenis sapaan di Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur atau daerah-daerah lainnya serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adanya penggunaan kata-kata sapaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Nuraidar. 2014. “Bentuk Sapaan Bahasa Bugis dalam Konteks Pragmatik Gender”. Dalam Jurnal Penelitian Bahasa, Vol. 20, No. 1, April 2014, hlm. 1-13.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai, 2015. “Luas Panen, Produktifitas, dan Produksi Tanaman Pangan di Manggarai,” Stable URL: https://manggaraikab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/40. Diunduh: 21/02/2017, 17.05.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai, 2015. “Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Manggarai,” Stable URL: https://manggaraikab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/21. Diunduh: 21/02/2017, 17.56.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai, 2016. “ Jumlah Penduduk Kabupaten Manggarai Menurut Kecamatan,” Stable URL: https://manggaraikab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/12. Diunduh: 21/02/2017, 17.40.

Baryadi, I. Praptomo. 2015. Teori-Teori Linguistik Pascastruktural Memasuki Abad ke-21. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Elfiza, Semi, A., dan Syofiani. 2014. “Bentuk dan Penggunaan Kata Sapaan Bahasa Minangkabau Di Kenagarian Sungai Jambu, Kabupaten Tanah Datar”. Dalam Jurnal Bahasa dan Seni, Vol. 3, No. 6, hlm. 1-10.

Gusthia, M., Morelent, Y., dan Gusnetti. 2014. “Kata Sapaan Bahasa Minangkabau Di Kanagarian Lubuk Ulang Aling Selatan Kecamatan Sangkir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan”. Dalam Jurnal Bahasa dan Seni, Vol. 3, No. 7, hlm. 1-12.

Lisniarti, Faizah, H. AR., dan Auzar. 2015. “Sistem Sapaan Bahasa Melayu Riau Subdialek Inuman Kabupaten Kuantan Singingi”. Dalam Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Vol. 2, No. 1, hlm. 1-13.

Mahmud, S. Sulaiman, B. Alamsyah, T., dan Rohana, S. 2003. Sistem Sapaan Bahasa Simeulue. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Makur, Markus, 2016. “Lima Warisan Leluhur Manggarai Jadi Budaya Nasional dan Dunia”. Dalam artikel Kompas Travel. Stable URL : http://travel.kompas.com/read/2016/09/11/071000327/lima.warisan.leluhu r.manggarai.jadi.budaya.nasional.dan.dunia. Diunduh: 15/03/2017, 12:55. Mashun. 2006. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Misnawati. 2014. “Kata Sapaan pada Masyarakat Ujuang Batuang Tinjauan Sosiolinguistik”. Dalam Jurnal Ilmiah Penelitian Bahasa, Vol. 2, No. 3, hlm. 1-13.

Nasution, M. Dj., Sulistiati, Atika, S. M. 1994. Sistem Sapaan Dialek Jakarta. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Ngare, Ferdinandus. 2014. “Studi Komunikasi Budaya Tentang Upacara Ritual Congko Lokap dan Penti sebagai Media Komunikasi dalam Pengembangan Pariwisata Daerah Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 1, hlm. 40-50.

Sari, N., Ermanto, Ismail M. Nst. 2013. “Sistem Kata Sapaan Kekerabatan dalam Bahasa Melayu di Kepenghuluan Bangko Kiri Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia, Vol. 1, No. 2, Maret 2013, hlm. 513-520.

Sisipan National Geogaphic Indonesia, 2008. “Ekologi dan Budaya Flores Barat”, (Dec., 2008), pp. 7-9 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Stable URL: http://unesdoc.unesco.org/images/0018/001855/185504ind.pdf. Diunduh: 15/03/2017, 12:00.

Suhardi, R., Wijana, Abubakar, H., dan Soenaron. 1985. Sistem Sapaan Bahasa Jawa. Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sulaiman, B., Musa, I., Buhanuddin, dan Gani, M. 1990. Sistem Sapaan dalam Bahasa Aceh. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Supriyanto, H., Rustamadji, Kusuma, T. S., Kurmen, I., Ardiana, L.I., Yonohudiyono, E., dan Pardiyono, P. 1986. Penelitian Bentuk Sapaan Bahasa Jawa Dialek Jawa Timur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syafyahya, L., Aslinda, Noviatri, Efriyades. 2000. Kata Sapaan Bahasa Minangkabau di Kabupaten Agam. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Vierheijen, A. J. 1970. Kamus Manggarai II Indonesia-Manggarai. Ende : Percetakan Arnoldus.

Wibowo, R. M. dan Retnaningsih, A. 2015. “Dinamika Bentuk-Bentuk Sapaan sebagai Refleksi Sikap Berbahasa Masyarakat Indonesia”. Dalam Jurnal

Sastra Indonesia, Vol. 27, No. 3, hlm. 269-282.

Wijana, D. P. dan Rohmadi, M. 2011. Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

“Buku Putih Sanitasi Kabupaten Manggarai,” Stable URL: http://www.academia.edu/16148634/BUKU_PUTIH_SANITASI_KABUP ATEN_MANGGARAI. Diunduh 03/03/2017, 18: 29.

“Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Manggarai,” Stable URL:

DAFTAR ISTILAH-ISTILAH BAHASA MANGGARAI MENURUT KAMUS MANGGARAI II INDONESIA-MANGGARAI OLEH A.J. VIERHEIJEN, SVD.

Ase : Adik

Amang : Paman

Ema : Bapak

Ema koe : Bapak kecil/ bapak tiri Ema tu‟a : Bapak tua/ kekek

Empo : Cucu

Ende : Ibu

Ende koe : Ibu kecil/ ibu tiri Ende tu‟a : Ibu tua/ nenek Enu : Saudari

Hau : Kamu

Inang : Bibi, tante, ibu mantu Ipar : Ipar wanita

Ite : Anda

Ka‟e : Kakak

Kesa : Ipar laki-laki Koa : Menantu laki-laki Kraeng : Tuan/pembesar Meu : Kalian

Nara : Saudara laki-laki (sebut dari saudarinya)

To‟a : Keponakan

Tuang : Tuan/pembesar Weta : Saudari

DAFTAR SAPAAN BAHASA MANGGARAI

Ase : sapaan untuk seorang adik oleh kakaknya baik yang memiliki hubungan pertalian kekerabatan (kandung) maupun yang tidak memiliki hubungan pertalian kekerabatan (bukan kandung). Amang : 1. sapaan untuk saudara (laki-laki) kandung ibu penutur; 2.

sapaan untuk menyapa suami dari saudari (perempuan) kandung ayah penutur; 3. sapaan untuk menyapa laki-laki dewasa

meskipun tidak memiliki hubungan darah dengan penutur. Bapa : sapaan untuk menyapa ayah kandung penutur.

Bapa koe : lihat Ema koe. Bapa tua : lihat Ema tu‟a.

Bu : sapaan untuk wanita yang memiliki profesi atau jabatan tertentu. Ema : 1. sapaan untuk ayah kandung penutur; 2. sapaan untuk ayah

kandung dari suami atau istri penutur; 3. sapaan untuk kakek kandung penutur; 4. sapaan untuk kakek yang sudah tua meskipun bukan kandung.

Ema koe : 1. sapaan untuk menyapa adik laki-laki dari ayah penutur; 2. sapaan untuk menyapa suami dari adik perempuan dari ibu penutur.

Ema tu‟a : 1. sapaan untuk kakak laki-laki dari ayah penutur; 2. sapaan untuk menyapa suami dari kakak perempuan dari ibu penutur.

Empo : sapaan yang digunakan oleh seorang kakek dan nenek untuk menyapa cucu kandung atau bukan cucu kandung (tidak memeiliki hubungan pertalian kekrabatan).

Ende : 1. sapaan untuk menyapa ibu kandung; 2. sapaan untuk ibu kandung dari suami atau istri penutur; 3. sapaan untuk menyapa nenek kandung; 4. sapaan untuk nenek tua meskipun bukan kandung.

Ende koe : 1. sapaan untuk menyapa adik perempuan dari ibu penutur; 2. sapaan untuk menyapa istri dari adik laki-laki ayah penutur. Ende tu‟a : 1. sapaan untuk menyapa kakak perempuan dari ibu penutur; 2.

sapaan untuk menyapa istri dari kakak laki-laki ayah penutur. Enu : sapaan untuk menyapa perempuan baik yang memiliki hubungan

tali kekerabatan ataupun tidak dengan penutur.

Hau : 1. sapaan kata ganti orang kedua tungal; 2. sapaan yang digunakan untuk menyapa teman sebaya atau menyapa orang yang lebih muda.

Ibu : lihat Bu.

Inang : 1. sapaan untuk menyapa saudari (perempuan) kandung dari ayah penutur; 2. sapaan untuk menyapa istri dari saudara (laki-laki) kandung dari ibu penutur; 3. sapaan untuk menyapa perempuan dewasa meskipun tidak memiliki hubungan darah dengan penutur.

Ipar : 1. sapaan yang digunakan untuk menyapa istri dari saudara (laki-laki) kandung; 2. sapaan yang digunakan untuk menyapa istri dari

memiliki hubungan kekerabatan; 3. sapaan yang digunakan untuk menyapa saudari (perempuan) dari suami penutur.

Ite : 1. sapaan kata ganti orang kedua tunggal; 2. sapaan yang digunakan sebagai ungkapan rasa hormat terhadap orang yang disapa, baik orang yang lebih tua, orang yang lebih muda, teman sebaya, ataupun orang yang belum dikenali.

Kae : sapaan untuk seorang kakak oleh adiknya baik yang memiliki hubungan pertalian kekerabatan (kandung) ataupun tidak memiliki hubungan pertalian kekerabatan (bukan kandung).

Kesa : 1. sapaan yang digunakan oleh penutur pria untuk menyapa saudara laki-laki dari istrinya baik kandung maupun tidak tetapi memiliki hubungan pertalian kekerabatan; 2. sapaan yang digunakan oleh seorang penutur pria untuk menyapa suami dari saudarinya baik kandung maupun tidak tetapi memiliki hubungan pertalian kekerabatan.

Koa : sapaan yang digunakan untuk menyapa menantu laki-laki.

Kraeng : 1. sapaan untuk seorang laki-laki yang berketurunan bangsawan seperti raja pada zaman kerajaan; 2. sapaan untuk seorang yang mempunyai kedudukan atau jabatan dalam masyarakat.

Mama : sapaan untuk menyapa ibu kandung penutur. Mama koe : lihat Ende koe.

Meu : 1. sapaan kata ganti orang kedua jamak; 2. sapaan yang dipakai untuk menyapa teman sebaya atau yang lebih muda tetapi lebih dari satu orang.

Nana : sapaan untuk menyapa laki-laki baik yang memiliki hubungan pertalian kekerabatan ataupun tidak memiliki hubungan pertalian kekerabatan dengan penutur.

Nara : 1. sapaan yang digunakan oleh penutur wanita untuk menyapa adik atau kakak laki-laki kandung penutur; 2. sapaan yang digunakan oleh penutur wanita untuk menyapa saudara laki-laki meskipun tidak mempunyai hubungan darah atau pertalian kekerabatan.

Om : lihat Amang.

Oma : sapaan untuk menyapa nenek baik kandung maupun tidak namun memiliki hubungan pertalian kekerabatan dengan penutur.

Opa : sapaan untuk menyapa kakek baik kandung maupun tidak namun memiliki hubungan pertalian kekerabatan dengan penutur.

Pa : sapaan untuk menyapa seorang pria yang memiliki profesi atau jabatan tertentu.

Pak : lihat Pa. Tanta : lihat Inang.

To‟a : sapaan yang digunakan untuk menyapa keponakannya (laki-laki maupun perempuan).

memiliki profesi dan jabatan tertentu; 2. sapaan yang digunakan untuk menyapa Pastor, Imam atau Romo (rohaniwan Katolik) Weta : 1. sapaan yang digunakan penutur pria untuk menyapa adik atau

kakak perempuan kandung penutur; 2. sapaan yang digunakan penutur pria untuk menyapa saudari perempuan meskipun tidak memiliki hubungan darah atau pertalian kekerabatan.

LAMPIRAN III DATA YANG DIGUNAKAN

(1)Ema kut ngo nia ite? (2)Kut ngo le uma ite ko? (3)Tuang Guru, kole nia mai ite?

(4) Penutur : Inang, poli laku weli cepa latang ite bo ga!

Mitra tutur : Iyo nana, di‟a eme nggitu ga, terima kasih banyak!

(5) Penutur : Bidan Selvi, cala manga obat demam sili mbaru? Ai toe manga sehat daku hi nana!

Mitra Tutur : E ga, aku ngo ba rewos eta mbaru tong! (6)Ema, mai hang leso ga!

(7)Bapa, ngoeng inung apa mane ho? Ngoeng kopi ko teh? (8)Nia na‟an towe dite ema?

(9)Ema de di‟a lako, jaga oto! (10)Opa, weli bombon koe aku! (11)Ende, aku ngo sekola di e!

(12)Mama, ngaji latang aku, ai diang aku ujian! (13)Ende, emo ciwal ga, istirahat koe di! (14)Ende, iling ce mbaru di gereng meti usang! (15)Oma, darem aku ! emi koe hang ta oma! (16)Amang tegi seng pe!

(17)Om, ba koe pau lantang aku eme mai ce‟e e! (18)Amang, lako mane bo? Salam daku latang enu!

(20)Inang, aku pede baju di‟a e! neka hemong weli le inang!

(21)Tanta, mai ce mbaru diang kut cama-cama pande kue, ai diang acara ulang tahun daku!

(22)Inang, cala manga enu?

(23)Inang, pisa harga koja so ca kilo?

(24)Ka‟e, nganceng celong koe sepatu dite laku? Ai bete daku spatu ga. (25)Ka‟e, nganceng tegi koe laku bahan kut ujian diang?

(26)Ase mai ce! Mai campe koe ende cama-cama teneng!

(27)Ase, reme usang ho e! Mai cenggo cekoen ce mbaru di kesep meti usang! (28)Ema koe, jam pisa kira-kira cai ce Ruteng tong? Kut jemput lami tong! (29)Bapa Koe, co kreba? Cepisa mai libur ce Manggarai?

(30)Ende koe, ami ngo one mbaru diang! Neka hemong teneng sot enak e? (31)Mama Koe, minggu musi aku ngo libur sale beo!

(32)Ema tu‟a, nganceng lut aku ngo tembak motang?

(33)Bapa tua, manga undangan bo kut diang wie neki ca eta mbaru gendang. (34)Ende tu‟a, nganceng lut aku ngo sale pasar?

(35)Mama tua, aku ngo ba ute eta mbaru tong! (36)Enu, ngo koe weli ci‟e sina kios!

(37)Nana, neka labar wa ngali!

(38)Nara, Lami di‟a weki agu neka hemong ngaji kut kamping le Mori. (39)Nara, ngoeng inung apa? Kopi ko teh?

(40)Weta, pande koe kopi lantang aku ta de!

(42)Empo, co tara ho‟o di maim? Nuk le ende! (43)Ipar ngo cama wa pasar de?

(44)Kesa, cala ngoeng inung tuak? (45)Kesa, cala ngoeng rongko?

(46)Wote, tegi campe lut arisan ai toe manga danga sehat ende! (47)Mama Ando, emi koe cepa de ende!

(48)Koa, mai ga ngo weri tete lau uma! (49)Bapa veren mai ga ngo kawe haju le poco! (50)To‟a, mai main bola!

(51)Tuang, kut ngo nia? Cengo ce mbaru di!

(52)Tuang guru, tabe mane! kut ngo nia tuang guru?

(53)Tuang, cala nganceng pimpin koe misa arwah eta mbaru susah diang wie? (54)Tabe gula pa! Tabe gula bu!

(55)Kraeng, manga meka lau mai kerajaan Bima! (56)Kraeng, cepisa mulai dite kerja bakti?

(57)Ata hormat keta lami, ema bupati!

(58)Ni, pande mati tv hitu, toko ga ai sekolah diang! (59)Jo, poli de hau kerja tugas matek ke?

(60)Rober, mai ge ngo deko ikan sina ngali! (61)Ipong ngo nonton maen voly de!

(62)Bapa Laras, tae mama laras neka hemong arisan tong mane. (63)Rimpet, nia mama de hau? Kut manga perlu!

(64)Rebus, co koe kabar ge? One pisa lau mai? (65)Ngo nia ite?

(67)Ngo nia hau? (68)Pande apa hau? (69)Ngo nia meu? (70)Hang apa meu? (71)Poli ite hang amang? (72)Ngo nia hau ase?

(73)Kole meu sekolas ge ko nana? (74)Rin, pande apa hau?

(75)Rin, pande apa ite?

(76)Veren toe ngo le mbaru dise ema meu ko? (77)Bu, co tara toe mai ce sekolah ite meseng?

(78)Tuang dokter, kut ngo nia ite? Cengo ce mbaru di!

(79)Ema Bupati, cala nganceng ite lut acara pembukaan pameran diang? (80)Mama Ipong, neka hemong arisan jam 10 tong.

(81)Amang Laus, co tara toe ngo kantor ite leso ho bo? (82)Bidan Sinta, nganceng tegi koe rewos beti sa‟i?

(83) Penutur : Pa guru, cala ngance belajar sina mbaru dite aku agu teman? Mitra tutur : Toe manga co‟o, eme kut belajar ngo kat le mane yang penting

manga niat.

(84) Penutur : Bu dokter, nia hi enu anak dite ga? Toe keta manga ita rangan. Mitra tutur : Lau Jogja hia ho‟o ga, reme kuliah kedokteran.

(85) Penutur : Tabe kraeng! Manga meka ata nanang cumang ite. Mitra tutur : E ga, jera mai ce‟es!

(86) Penutur : Tuang, campe koe rona daku sina mbaru, akit le kaka ta‟a wa‟in du duat eta uma.

Mitra tutur : E ga, mai ta cama-camad kut campe ronam! (87) Penutur : Kesa, ho‟o manga titipan surat latang ite bo.

Mitra tutur : Nggitun ko, terima kasih ge!

(88) Penutur : Nara, eme poli lulus SMA, ngoeng lanjut nia ite ga?

Mitra tutur : Ngoeng daku lanjut ta weta one Yogyakarta, one Universitas Sanata Dharma.

(89) Penutur : Mama, weli koe muku pe! Mitra tutur : E ga, weli le mama tong.

(90) Penutur : Bu Lurah, aku kole di e, diang-diang po mai ce mbaru kole. Mitra tutur : Eng ga, di‟a-di‟a lako!

(91) Penutur : Mpedal, mai ngo hang bakso! Mitra tutur : Eng ga, laning hau ata bayar. (92) Penutur : Ka‟e, ajar koe aku bahasa Inggris!

Mitra tutur : Iyo ase, ngo kat sina kos daku leso minggu mane!

(93) Penutur : Romo Ivan, cala ngance ite pimpin misa penutupan doa rosario eta Waso hari minggu malam?

Mitra tutur : Coba hubungi romo Herman, ai aku manga pimpin misa arwah kole du wie minggu hitu!

(94) Penutur : Ende, kut weli apa? Mitra tutur : weli ci‟e nana.

(95) Penutur : Kut ngo nia enu? Ai rapi keta mane ho‟o. Mitra tutur : Kud ngo ulang tahun de teman mama.

ho ga, tapi toe di kole ise.

Mitra tutur : Ise Alfan ngo labar sale mbaru de inang de. Pasti manga kad cai ise tong!

(97) Penutur : Weta, cuci koe baju daku! Mitra tutur : Iyo nara, seterika laku tong.

(98) Penutur : Inang, nia hi amang? Co tara toe mai?

Mitra tutur : Reme manga sibuk kerja amang dite ta to‟a momang. Manga salam one mai amang kut hau.

(99) Penutur : Mama koe, wela hi nana ga. Retang hia! Mitra tutur : Iyo enu! Terima kasih poli bantu jaga bo ge! (100) Penutur : Pelan-pelan kat nana, tamat cai one mbaru!

Mitra Tutur : Iyo Bapa!

(101) Penutur : Ema/opa, eko aku!

Mitra tutur : Mai ga! labar agu ema/opa.

(102) Penutur : Bapa, jera kole hi Tian! Bao ngo labarn ga, mane mole tana ga!

Mitra tutur : Ngo labar nia hia bo mama Tian? Kut ngo curu laku! (103) Penutur : Kraeng lurah, ngo nia ite?

Mitra tutur : Kut ngo sili mbaru de pa RT amang!

(104) Penutur : Om Rober, aku ca ngo sale beo poli laku tae ise ende agu ema ga!

(105) Penutur : Ema bupati, cepisa koe pande aspal salang ngo one beo dami? Kut ngance koe lewat oto one beo dami.

Mitra tutur : Apa ngasang beo dite? manga kin proyek pande salang one beo dite hitu lami!

Dokumen terkait