• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IX PENUTUP

9.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang diberikan terkait penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian ini menemukan tipologi pemimpin lokal dalam pengaruhnya pada keberhasilan program pembangunan. Oleh sebab itu, partisipasi pemimpin lokal dapat dijadikan referensi saat menggulirkan program pembangunan di pedesaan Adapun tujuannya adalah agar program pembangunan dapat berjalan dengan optimal

2. Akumulasi dari modal dalam kategorisasi modal internal kemungkinan mempengaruhi kecenderungan keterlibatan pemimpin lokal pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Oleh sebab itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat bagaimana komposisi dari akumulasi modal internal pemimpin lokal terhadap kecendrungan keterlibatannya pada tahapan program.

Anonim. 2006. PTO Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Departemen Dalam Negri Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Bordieu. 1990. Posisi Teoritis Dasar. Mahar Cheleen, Harker Richard, Wilkes Chris (eds). Pengantar Paling komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bordieu. Bandung: Jalasutra

Casey, Kimberly L. 2008. Defining Politic Capital: A Reconsideration of

Bourdieu’s Interconvertibility Theory. Dalam Jurnal

Etzioni, Amitai. 1985. Organisasi-organisasi modern. Jakarta: UI-Press

Fadhilah, Amir. 2007. Budaya Politik Kyai di Pedesaan (Studi Kasus Kyai Pesantren di Kabupaten Pekalongan). Dalam Jurnal 1:24.

Ginting, Ratna. 1999. Peranan Pemimpin Informal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat untuk Pembangunan Desa [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Hanan Abdul, Pulungan Ismail, Lumintang W.E Richard. 2005. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Diakuinya Seseorang Sebagai Pemimpin Opini dan Manfaatnya untuk Kegiatan Penyuluhan. Dalam Jurnal 1:1

Iberamsjah. 1988. Peranan Elit Informal Desa dalam Proses Pembuatan Keputusan Pembangunan Desa (Studi Kasus di Kecamatan Beji, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat) [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Kartodirjo, Sartono. 1986. Kepemimpinan dalam Dimensi Sosial. Jakarta: LP3ES Nasution, Zulkarimen. 1998. Komunikasi Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers Patton, Adri. 2003. Gaya Kepemimpinan yang Digunakan Pemimpin Informal

(Kepala Adat di Daerah Perbatasan Kabupaten Malinau Kalimantan Timur). Dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen 3:6

Sajogyo, Pudjiwati. 1986. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: FPS IKIP.

Sajogyo, Pudjiwati Sajogyo. 2002. Sosiologi Pedesaan. Yogjakarta, Gajah Mada University Press.

Siwalette, M. Donald. 2005. Peran Tokoh Adat dalam Perubahan Struktur Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Desa Allang Pulau Ambon, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku) [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Soetarto, Endriatmo. 1999. Dialog Kritis antara Golongan Elit dan Warga Desa dalam Pembangunan Masyarakat Desa (Kecamatan Situraja-Kabupaten Sumedang) [Disertasi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Uphof, NT Cohen JM, dan Goldsmith. 1979. Development Committee:

Feasibility and Application of Rural Development Participation’ A State

of-the arth paper. New York: Cornell University.

Usman, Sunyoto. 2005. Modul Praktikum Sosiologi Umum. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Wiriadihardja, H. Moeftie, SH. 1987. Dimensi kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta: Balai pustaka.

Yanti, Refniza. 2004. Peran Tokoh Adat dalam Mengkomunikasikan Usaha Pengelolaan dan Pelestarian Hutan (Kasus Hutan Adat Nagari Koto Malintang Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Provinsi Sumatrea Barat) [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Lampiran 1. Kerangka Sampling Penelitian

Populasi dari penelitian ini yaitu masyarakat Desa Dramaga yang termasuk pengurus PNPM Mandiri Perdesaan dan masyarakat yang menerima manfaat dari pembangunan infrastruktur tersebut. Oleh sebab itu, pemilihan responden pada penelitian ini terbagi menjadi dua kategori. Responden kategori pertama adalah masyarakat yang memiliki karakteristik sebagai Pengurus PNPM Mandiri Perdesaan yang khusus pada pembangunan bendungan dan MCK. Responden ini dipilih dengan menggunakan sensus, yang mana seluruh anggota pengurus termasuk menjadi responden.

Responden kategori kedua adalah warga Dramaga Tanjakkan RT 03 dan 04 / RW 05, Dramaga Pasar RT 03 / RW 03, dan Kampung Manggis RT 03 / RW 05. Pemilihan responden pada dilakukan secara purposive agar dapat dipilih responden yang kesehariannya memang menggunakan MCK dan bendungan Cirawakalong dalam melakukan aktivitasnya.

Masyarakat Desa Dramaga Penerima Manfaat Pengurus PNPM Mandiri  Pengurus PNPM khusus sarana pembangunan bendungan  Pengurus PNPM khusus sarana pembangunan MCK

 Warga Dramaga Tanjakkan RT 03 / RW 05

 Warga Dramaga Tanjakkan RT 04 / RW 05

 Warga Dramaga Pasar RT 03 / RW 03

 Warga Kampung Manggis RT 03/RW 05

Purposive Sensus

Lampiran 2. Daftar Responden

Kode Nama Usia Alamat L/P Pekerjaan

1 NZ 41 Dramaga Pasar L Retribusi Pasar

2 MS 38 Dramaga Pasar L Wiraswasta

3 MG 43 Dramaga Abbas L Wiraswasta

4 MI 34 Dramaga Tanjakan L Karyawan Swasta

5 NJ 42 Kp. Manggis P Wiraswasta

6 TT 43 Dramaga Tanjakan L Wiraswasta 7 AS 62 Dramaga Tanjakkan L Wiraswasta

8 MH 59 Kp. Manggis L Wiraswasta

9 NH 21 Dramaga Abas L Wiraswasta

10 NN 37 Kp.Manggis P Ibu Rumah Tangga

11 YY 49 Dramaga Pasar P Ibu Rumah Tangga 12 NY 42 Dramaga Pasar P Ibu Rumah Tangga

13 NI 30 Kp. Manggis P Ibu Rumah Tangga

14 AT 61 Dramaga Abas P Ibu Rumah Tangga

15 RA 40 Dramaga Tanjakkan L Ibu Rumah Tangga 16 MA 58 Dramaga Tanjakkan P Ibu Rumah Tangga 17 SA 33 Dramaga Tanjakkan L Supir Angkot 18 TU 34 Dramaga Tanjakkan P Jualan

19 LI 34 Dramaga Tanjakkan P Ibu Rumah Tangga

20 DI 45 Kp. Manggis P Ibu Rumah Tangga

21 OC 41 KP. Manggis P Ibu Rumah Tangga

22 LI 30 KP. Manggis P Staff TU di Tridharma

23 IY 55 Kp.Manggis P Ibu Rumah Tangga

24 FI 35 Kp.Manggis P Ibu Rumah Tangga

25 IR 26 Kp.Manggis L Kerja di tambak

26 DN 23 Kp.Manggis L Security-Blok M

27 AS 36 Kp.Manggis L Kerja di tambak

28 AD 34 Kp.Manggis L Kerja di tambak

29 ES 32 Kp.Manggis L Pemilik Tambak

30 YU 50 Dramaga Pasar P Tukang cuci

31 BU 52 Dramaga Pasar P Tukang cuci

32 NR 29 Dramaga Pasar P Ibu Rumah Tangga 33 AA 31 Dramaga Tanjakkan P Ibu Rumah Tangga

Lampiran 3. Daftar Pengurus PNPM Mandiri

Kode Nama Alamat L/P Pekerjaan

1 NZ Dramaga Pasar L Ketua RT 03/RW03

2 MS Dramaga Pasar L Ketua BKAD

3 MG Dramaga Abbas L Ketua RT 03/RW 05

4 MI Dramaga Tanjakan L Ketua RT 04/RW 04

5 NJ Kp. Manggis P TPU

6 TT Dramaga Tanjakan L Ketua RT 04/RW 05

7 AS Dramaga Tanjakkan L KPMD T

8 MH Kp. Manggis L Tim Monitoring

9 NH Dramaga Abas L TPU

12 NY Dramaga Pasar P KPMD P

13 NI Kp. Manggis P TPK

12 YT Kp. Manggis L Kepala Desa (PJ)

13 AQ Kp. Manggis L TPK

14 DM Situ Leutik L Tim Monitoring

PENGARUH PEMIMPIN LOKAL TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN

(Studi Kasus : Pembangunan Saluran Irigasi dan Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dalam Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

Oleh:

ZESSY ARDINAL BARLAN I34070103

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ABSTRACT

Successness of a development program PNPM in rural areas must not be separated from influence of local leader in village. This study showed that there are four local leaders at Dramaga Village with different bases. The bases are descendant, government institution, religious elite, and educate.

The four local leaders are activist of PNPM. Refers to their social capital, all the local leaders have internal capital which is higher than external capital. This study also showed that external capital was not completely real impact on the involvement of local leaders in stages of the program. While, internal capital had significant effect on all local leader against involvement in the phases of the program.

Based on the base and the capital owned by local leaders, then established typology of local leaders. The typology suggests that; first, local leaders on the basis of descendant and have an index of the influence of human capital, social, and economic lower than others, tend to be involved in the planning stages; second, local leaders on the basis of governmental institutions and have an index of the influence of human capital, social, and economic higher than others, tend to be involved at all stages of the program; third, local leaders on the basis of the religious and have an index of human capital and social influence of the same and higher than economic capital, tend to be involved in the evaluation stage; fourth, local leaders on the basis of educated and have an index of human capital effects are higher than other capital, tend to be involved at the implementation stage.

.

RINGKASAN

ZESSY ARDINAL BARLAN. PENGARUH PEMIMPIN LOKAL TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN (Studi Kasus : Pembangunan Saluran Irigasi dan Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Di bawah bimbingan Lala M.Kolopaking, dan Sofyan Sjaf.

Keberhasilan suatu program ditentukan oleh keterlibatan pemimpin lokal. Keterlibatan pemimpin lokal dipengaruhi oleh basis dan modal yang dimilikinya. Modal merupakan basis dominansi yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain, memperjuangkan posisi atau sesuatu yang diinginkan. Pemimpin lokal adalah individu yang mempunyai tujuan atau maksud yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan yang mempengaruhi masyarakat dan sekitarnya. Besarnya pengaruh dari tindakan tersebut dipengaruhi oleh modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui pemimpin lokal yang berpengaruh dalam masyarakat khususnya dalam program-program pembangunan pedesaan, (2) mengetahui derajat pengaruh masing-masing pemimpin lokal terhadap masyarakat, khususnya dalam program-program pembangunan di pedesaan, (3) mengetahui tipologi pemimpin lokal berdasarkan derajat pengaruh pemimpin lokal terhadap masyarakat, khususnya dalam program pembangunan di pedesaan.

Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif dan explanatory, yang dilakukan di Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Unit analisis dari penilitian ini adalah individu pemimpin lokal yang termasuk dalam pengurus PNPM Mandiri Perdesaan. Pemilihan responden dalam penelitian ini, terbagi menjadi dua, yaitu dengan metode sensus pada pengurus PNPM Mandiri Perdesaan dan pemilihan secara purposive terhadap penerima manfaat. Sehingga jumlah responden yang dipilih adalah 33 orang. Data primer diperoleh menggunakan kuesioner melalui wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh buku-buku, arsip, dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

Analisa perhitungan pengaruh kepemilikan modal menggunakan Indeks Casey sedangkan analisa statistik menggunakan uji regresi linear sederhana, uji nilai tengah, dan tabulasi silang dengan menggunakan software SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Pemimpin lokal yang berpengaruh terhadap masyarakat khususnya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan pembangunan infrastruktur ada empat kategori. Pertama, pemimpin lokal AR yang merupakan pemimpin lokal informal dengan basis keturunan. Kedua, pemimpin lokal YT yang merupakan pemimpin lokal formal dengan basis institusi pemerintahan yaitu sebagai kepala desa. Ketiga, pemimpin lokal DM yang merupakan pemimpin lokal informal dengan basis elit agama, DM juga disebut sebagai ustadz Desa Dramaga. Keempat, pemimpin lokal AQ yang merupakan pemimpin lokal formal dengan basis terpelajar dan termasuk pengurus aktif PNPM Mandiri Perdesaan.

Pemimpin lokal AR memiliki indeks pengaruh modal internal yang lebih tinggi dibanding modal eksternal di dalam masyarakat. Pengaruh tokoh ini dalam masyarakat adalah AR sering diminta pendapatnya terkait program yang akan dilaksanakan (perencanaan), hal ini dikarenakan AR memahami sejarah desa. Pemimpin lokal YT memiliki indeks pengaruh yang tinggi baik modal internal maupun eksternal di dalam masyarakat. Pengaruh YT terhadap masyarakat adalah dimana masyarakat mengikuti arahan atau kebijakan YT pada semua tahapan program, baik perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Pemimpin lokal DM memiliki indeks pengaruh modal internal yang lebih tinggi dibandingkan modal eksternalnya di masyarakat. Pengaruh pemimpin lokal DM terhadap masyarakat adalah DM dipercayai masyarakat untuk mengkontrol jalannya program dan mengevaluasi program. Pemimpin lokal AQ memiliki indeks pengaruh modal internal yang lebih tinggi dibandingkan modal eksternal di dalam masyarakat. Pengaruh pemimpin lokal AQ terhadap masyarakat adalah masyarakat mempercayai pemimpin lokal AQ dalam teknis pelaksanaan program.

Pemimpin lokal dengan basis pemerintahan dan memiliki modal manusia, sosial, dan ekonomi yang tinggi (YT), maka pemimpin lokal tersebut akan terlibat dalam setiap tahapan program, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Namun pemimpin lokal dengan basis keturunan yang memiliki modal manusia, sosial, ekonomi yang rendah (AR), maka pemimpin lokal tersebut hanya terlibat dalam tahapan perencanaan saja, yaitu saat merumuskan konsep program dan kehadiran dalam rapat. Sedangkan, pemimpin lokal dengan basis terpelajar dan memiliki modal manusia yang jauh lebih tinggi dibandingkan modal sosial dan ekonomi (AQ), cenderung terlibat dalam tahap pelaksanaan, yaitu pada saat memberikan ide maupun terlibat langsung dalam teknis program. Pemimpin lokal dengan basis elit agama memiliki modal manusia dan sosial yang sama serta lebih tinggi dibandingkan modal ekonomi (DM), cenderung terlibat pada tahapan evaluasi, yaitu saat memberikan kritik dan saran serta kehadiran dalam rapat evaluasi.

Modal internal adalah modal yang menentukan kecenderungan keterlibatan pemimpin lokal dalam tahapan program sehingga hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan ditolak. Semakin baik tokoh pemerintah mengetahui kepentingan publik dan melakukan kerja sama yang baik dengan masyarakat dalam menggulirkan program pembangunan, maka masyarakat akan juga semakin baik dalam pelaksanaan dan pengelolaan program pembangunan tersebut.

Kata Kunci : Basis, Pemimpin Lokal, Indeks Pengaruh, PNPM Mandiri, Tipologi Pemimpin

1.1.Latar Belakang

Sajogyo (1986) dalam bukunya sosiologi pembangunan menyebutkan bahwa pembangunan tidak terlepas dari modernisasi. Pembangunan sendiri memiliki begitu banyak definisi diantaranya Tjondronegoro dalam Sajogyo menyebutkan bahwa pembangunan adalah perubahan susunan dan pola masyarakat. Perubahan dalam susunan tersebut akan merangsang lapisan-lapisan masyarakat berproduksi, dengan perubahan itu juga sarana pembagian dalam masyarakat akan berubah, perataan hasil pembangunan dimantapkan dan kemudian tekhnologi akan menyusul perubahan ini.

Menuju pembangunan diperlukan penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran. Pada penyusunan program perlu dilihat kebutuhan serta kondisi masyarakat, disini diperlukan pihak-pihak tertentu atau bisa disebut sebagai pemimpin lokal yang paham akan kondisi di desa tersebut untuk membantu memetakan kebutuhan masyarakat yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat setempat.

Program-program pembangunan yang masuk ke desa sebelumnya bisa terjadi karena merupakan program dari pemerintah atau permintaan dari masyarakat sendiri. Baik dari masyarakat maupun pemerintah, program-progam tersebut sudah tentu dipengaruhi oleh pemimpin lokal, baik karena sejalan dengan kepentingan pemimpin lokal pribadi maupun kepentingan masyarakat setempat. Pemimpin lokal juga dipengaruhi oleh adanya program tersebut, karena berhasilnya program juga menentukan reputasi pemimpin lokal dimasyarakat.

Pemimpin lokal merupakan individu yang memiliki tujuan, terlepas apakah tujuan yang dibawa oleh pemimpin lokal adalah tujuan pribadi atau kelompok. Terkait hal tersebut tentunya pemimpin lokal akan melakukan suatu upaya untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut tidak terlepas dari modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal yang mana modal itu sendiri disampaikan oleh Bordeu (1986) adalah logika yang mengatur bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai. Kepemilikan modal akan menentukan pengaruh pemimpin lokal terhadap

masyarakat. Pengaruh yang dimaksud disini adalah tidak hanya terbatas pada pengambilan keputusan yang terkait dengan program saja tetapi juga terkait dengan personal masyarakat.

Melihat uraian dari pemimpin lokal di atas, terlihat bahwa pemimpin lokal tidak hanya berperan sebagai pemimpin dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan tindakan-tindakan kolektif (mempengaruhi lingkungan), tetapi juga sebagai panutan sikap serta tempat meminta pendapat untuk hal-hal yang bersifat personal sehingga pada kelompok maupun individu dalam proses pengambilan keputusan secara personal maupun umum tidak lepas dari peran pemimpin lokal yang ada disekelilingnya.

Contoh kasus adalah penelitian yang dijelaskan di dalam buku Sosiologi Pedesaan, Sajogyo dan Sajogyo (2002) menjelaskan tentang struktur sosial dalam masyarakat pedesaan di daerah Cibodas, salah satu peranan dalam struktur sosial tersebut adalah tuan tanah besar. Kelompok ini terdiri dari sejumlah kecil keluarga yang berhubungan rapat dengan perkawinan yang mana mereka itu adalah kalangan bangsawan desa, merekalah yang menentukan jenis kegiatan kemasyarakatan dan memainkan peranan penting, baik positif maupun negatif, dalam setiap kegiatan di desa itu, dalam arti bahwa mereka selalu terlibat dalam kegiatan tersebut, sebagai pendukung atau sebagai lawan, baik secara terbuka maupun tersembunyi. Mereka mempunyai sumber modal terbesar dan mendapat kepercayaan dari para tengkulak uang. Dan dengan tuan tanah besar inilah, para wakil jawatan pemerintah mengadakan hubungan-hubungan pribadi, dan sampai saat ini dari merekalah para pejabat memperoleh informasi tentang keadaan masalah-masalah desa. Tuan tanah besar ini juga merupakan aktor atau orang yang memainkan politik lokal. Pada kasus Cibodas tersebut di atas menujukkan bahwa pemimpin lokal memainkan peranan tertentu dalam pembagunan di pedesaan, walaupun setiap pemimpin lokal memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap masyarakat maupun individu dari masyarakat itu sendiri.

Casey (2008) menyebutkan bahwa pengaruh pemimpin lokal tersebut dapat di ukur dengan melihat elemen-elemen kapital atau modal yang dimilikinya. Pada umumnya semakin tinggi kualitas maupun kuantitas elemen-elemen yang dimiliki oleh pemimpin lokal maka pemimpin lokal akan lebih memiliki pengaruh

terhadap masyarakat. Elemen-elemen tersebut adalah modal manusia, modal institusi, modal sosial, modal simbolik, modal ekonomi, modal budaya, dan modal moral.

Mengingat peran penting yang dimiliki pemimpin lokal dalam pengambilan keputusan individu atau kelompok dalam masyarakat pedesaan, maka dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan identifikasi pemimpin lokal yang memiliki pengaruh lebih kuat kepada masyarakat pedesaan, penelitian ini akan dimulai dengan pengidentifikasian pemimpin lokal yang terkait program pembangunan. Umumnya sebuah program terdiri dari tiga tahapan, diantaranya adalah tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kemudian akan dilihat sejauhmana keterlibatan dan pengaruh pemimpin lokal pada setiap tahapan tersebut. Posisi penelitian ini adalah ingin melihat dan menganalisis sejauh mana keterlibatan pemimpin lokal dalam program pembangunan dan pemimpin lokal yang dimaksudkan disini adalah individu yang mempunyai tujuan atau maksud yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan. Besarnya pengaruh dari tindakan tersebut dipengaruhi oleh modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal.

1.2.Rumusan Masalah

Pemimpin lokal mempunyai peran penting dalam proses pengambilan keputusan masyarakat, tetapi setiap pemimpin lokal mempunyai derajat pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing individu dalam masyarakat. Tidak adanya pemetaan atau tipologi serta pengidentifikasian yang jelas terkait pemimpin lokal, dapat menyebabkan sulitnya untuk mengidentifikasi karakteristik dari komunitas tersebut. Terlebih lagi mengingat derajat pengaruh pemimpin lokal yang berbeda pada setiap individunya menyebabkan secara tidak terlihat masyarakat desa pun terbagi menjadi beberapa kelompok yang apabila tidak didukung oleh kerjasama antar pemimpin lokal akan menyebabkan terhambatnya pembangunan desa, karena dalam pembangunan diperlukan kesamaan tujuan bersama dan apabila tidak terjadi kolaborasi antar pemimpin lokal, maka kemungkinan akan terjadi tarik menarik kepentingan yang menyebabkan bergesernya fungsi pemimpin lokal yang seharusnya mempercepat proses pembangunan tetapi justru menjadi penghambat pembangunan itu sendiri.

Oleh sebab itu, perlu dilihat bagaimanakah pengaruh pemimpin lokal terhadap program dilihat dari modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal, khususnya program pembangunan di pedesaan, karena hal ini akan mempengaruhi arah serta jenis program yang akan masuk atau yang akan di implementasikan dalam suatu daerah. Hal ini perlu dilihat agar saat pihak-pihak yang berkepentingan ingin membuat suatu program, dapat disesuaikan dengan karakteristik masyarakatnya, dilihat dari tipologi pemimpin lokal yang ada. Hal ini akan memudahkan program untuk lebih tepat sasaran. Untuk melihat hal itu perlu juga dilihat :

1. Siapa sajakah pemimpin lokal yang terlibat di dalam suatu program? 2. Bagaimanakah modal yang dimiliki pemimpin lokal dan pengaruhnya

terhadap masyarakat, khususnya dalam program pembangunan di pedesaan?

3. Bagaimanakah tipologi pemimpin lokal berdasarkan basis dan keterkaitan antara modal yang dimiliki pemimpin lokal dengan keterlibatannya dalam tahapan program, khususnya dalam program-program pembangunan di pedesaan?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakah pengaruh pemimpin lokal terhadap program dilihat dari modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal. Hal ini berguna agar implementasi program dapat berjalan sesuai dengan seharusnya. Selain itu tujuan dari penelitian ini juga untuk:

1. Mengetahui pemimpin lokal yang berpengaruh dalam masyarakat, khususnya dalam program-program pembangunan pedesaan.

2. Mengetahui modal yang dimiliki pemimpin lokal dan pengaruhnya terhadap masyarakat, khususnya dalam program pembangunan di pedesaan.

3. Mengetahui tipologi pemimpin lokal berdasarkan basis dan keterkaitan antara modal yang dimiliki pemimpin lokal dengan keterlibatannya dalam tahapan program, khususnya dalam program-program pembangunan di pedesaan.

1.4.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan tipologi pemimpin lokal berdasarkan modal yang dimiliki dan hubungannya dengan tingkat pengaruh pemimpin lokal dalam tiga tahapan program. Adapun penelitian ini memberikan manfaat untuk mahasiswa selaku pengamat dan akademisi, masyarakat, perguruan tinggi dan pemerintah. Manfaat yang diperoleh yaitu:

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat menjadi tambahan literatur penelitian mengenai hubungan antara pengaruh pemimpin lokal dengan modal yang dimiliki sehingga kedepannya dapat mempermudah dalam menganalisis terkait topik kepemimpinan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini merupakan perwujudan dari Tridharma Perguruan Tinggi yang diharapkan dapat meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan dan menjadi sumber rujukan dalam topik kepemimpinan khususnya dalam

Dokumen terkait