• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel reformasi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Besarnya pengaruh reformasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar

SIMPULAN DAN SARAN

3. Variabel reformasi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Besarnya pengaruh reformasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar

45,6%. Variabel sistem administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Besarnya pengaruh sistem adminisrtasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 21,32%. Variabel reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak. Besarnya pengaruh Kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh variabel Reformasi Pajak (X1) dan Sistem administrasi Perpajakan modern (X2) sebesar 70,5%.

Dengan demikian dapat disimpulkan jika reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1 dilakukan dengan baik, maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat.

Berdasarkan hasil perhitungan besar pengaruh atau kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap kepatuhan wajib pajak dapat diketahui bahwa diantara kedua variabel bebas, reformasi pajak memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kepatuhan wajib pajak dibanding sistem administrasi perpajakan modern. Hal ini dikarenakan reformasi pajak mencakup lebih luas segala aspek perpajakan yang akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dibandingkan sistem administrasi perpajakan itu sendiri.

137

5.2. Saran

Setelah penulis memberikan simpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1) KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1 tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip perpajakan agar setiap reformasi pajak yang diubah tidak mengganggu dan menghambat struktur dan fungsi sistem administrasi perpajakan itu sendiri.

2) Untuk masyarakat yang belum memahami dan mengerti benar akan penerapan sistem administrasi perpajakan modern seperti e-system, hendaknya diberikan sosialisasi didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan berkualitas dengan cara penyuluhan serta pembinaan, serta memberikan edukasi yang terarah dan terukur bahwa dengan perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi berbagai fasilitas yang masyarakat wajib pajak butuhkan akan terasa mudah dan nyaman sehingga target penerimaan pajak akan tercapai dan kepatuhan waji pajak akan meningkat.

3) Memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak dilengkapi sarana dan prasarana yang menunjang sehingga masyarakat wajib pajak merasa percaya bahwa dengan adanya reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan modern yang transaparan, responsif dan adil akan mengoptimalkan wajib

pajak terhadap pemenuhan kewajian perpajakannya, Dengan begitu kepatuhan wajib pajak secara langsung maupun tidak langsung akan meningkat.

1

PENGARUHREFORM ASI PAJAK DAN SISTEM ADM INISTRASI PERPAJAKAN

M ODERN TERHADAP KEPATUHAN W AJIB PAJAK

(Survei pada KPP Pratama Kota Bandung di Kanw il DJP Jabar 1)

Oleh : YULI FUJIHANA FAKULTAS EKONOM I

UNIVERSITAS KOM PUTER INDONESIA

ABSTRACT

Demands for increased revenues, increased aw areness and t ax compliance as w ell as improvement s and fundament al change in all aspect s of t axat ion t o be t he reason for t ax reform . This st udy aimed t o det ermine t he effect of the t ax reform and modern t ax administ rat ion syst em on t ax compliance in Bandung Small Tax Office W est Java Area .

Tax reform and administ rat ion syst em performed properly applied w ill necessarily result in changes t hat w ill affect t ax compliance.

The met hod used is descript ive and verificat ion in t he form of primary data t hrough quest ionnaires dist ribut ed at 5 Bandung Small Tax Office W est Java Area 1. Dat a w ere analyzed using descript ive analysis and verificat ion of t he pat h analysis.

Analysis of t he result s t hat t he t ax reform and modernize t ax administ rat ion syst em influence on t ax compliance, w it h the effect of 70,5 %, t he remaining 29.5% explained by other factors not examined such as service t ax aut horit ies and t ax know ledge.

Keyw ords: tax reform, modern tax administration system, tax compliance

I. PENDAHULUAN

Tunt ut an akan peningkat an penerimaan, peningkat an kesadaran dan kepat uhan w ajib pajak sert a perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan t ersebut dapat berupa penyempurnaan t erhadap kebijakan perpajakan dan sist em administ rasi perpajakan sehingga bisa meningkat kan kepat uhan w ajib pajak dalam memat uhi kew ajiban perpajakannya, meningkat kan t anggungjaw ab aparat ur

2

pot ensi. Demikian juga t ingkat kepat uhan w ajib pajak dalam mengisi surat pemberit ahuan t ahunan (SPT) dengan benar juga masih sangat memprihat inkan. Unt uk it ulah reformasi di bidang administ rasi perpajakan akan menjangkau seluas-luasnya w arga negara mampu yang belum menjadi w ajib pajak dan menjadi w ajib pajak pat uh.(Anggit o Abimanyu:2004).

Reformasi perpajakan di Indonesia pert ama kali diluncurkan pada t ahun 1983, dengan perombakan sist em perpajakan paling mendasar, yait u digant ikannya sist em official assessment menjadi self assessment. Dalam sist em baru ini w ajib pajak diberikan kepercayaan unt uk melaksanakan sendiri pajak yang t erut ang, membayar sendiri pajak yang t erut ang, menghit ung sendiri pemenuhan kew ajiban pajaknya (Harahap:2004).

Selain reformasi dalam perat uran perundang-undangan pajak, reformasi pasca 1997 dalam bidang perpajakan meliput i pula reformasi birokrasi dan rem unerasinya, dan reorganisasi dalam lingkup Direkt orat Jenderal Pajak besert a informasi t eknologinya. Reformasi pelengkap ini diperkenalkan dengan label reformasi birokrasi dan modernisasi kant or dalam lingkungan Dit jen Pajak. M eskipun biaya reformasi int i (perubahan perat uran perundang-undangan dalam bidang perpajakan) dan reformasi suplemennya (perubahan birokrasi dan fasilit asnya, reorganisasi dan informasi t eknologinya) t erus melonjak, efekt ivit as reformasi-reformasi pasca 1997 just ru dirasakan at au sekurang-kurangnya mengindikasikan kegagalan at au t idak mencapai sasarannya. ( Baw azier:2011)

Kesimpulan bahw a reformasi perpajakan sebenarnya t elah gagal adalah karena t erpam pang di beberapa media berkait an dengan penangkapan beberapa orang yang diduga melakukan penyalahgunaan w ew enang mereka sebagai pegaw ai Direkt orat Jenderal Pajak. Tudingan mengenai sist em perpajakan yang buruk, komit men dan int egrit as pegaw ai Dit jen Pajak yang dipert anyakan, remunerasi t ernyat a t idak mengubah ment al pegaw ai Dit jen Pajak.(Andi Zulfikar, Pegaw ai DJP:2012)

Reformasi pajak (dalam hal remunerasi) t erkait dengan kasus Gayus Tambunan adalah pencabut an remunerasi bagi pegaw ai Direkt orat Jenderal Pajak (DJP). Dengan remunerasi ini memang pegaw ai DJP mendapat kan penghasilan lebih besar bila dibandingkan dengan PNS yang lain. Namun remunerasi di DJP ini t idak grat is diberikan dan bukannya t anpa sanksi

3

apapun. At uran yang sangat ket at dit erapkan sebagai kompensasi remunerasi ini. Selain menandat angani perjanjian kode et ik dan pakt a int egrit as, sanksi juga t elah menant i bagi mereka yang mencoba-coba unt uk berbuat nakal. Sanksi ini mulai dari surat t eguran, pemot ongan gaji, penurunan pangkat sampai dengan pemecat an t ergant ung pelanggarannya. Reformasi bidang SDM ini meliput i pembenahan mut u, int egrit as sert a milit ansi SDM perpajakan melalui peningkat an pelat ihan baik di dalam maupun di luar negeri. Reformasi bidang SDM sebenarnya juga sudah dimulai melalui Reformasi Et ika, M oral, Int egrit as. (Harian Waspada:2010)

Diluar kasus gayus t erdapat fenomen lain yang berhubungan dengan kepat uhan w ajib pajak mengenai penyampaian SPT. Persent ase t ingkat kepat uhan w ajib pajak pada t ahun 2012 masih t ergolong sangat rendah, t idak jauh berbeda dari t ahun-t ahun sebelumnya. M ent eri Keuangan Agus M art ow ardojo mengat akan bahw a Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak at au yang mempunyai penghasilan diat as Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 jut a orang, t et api jumlah yang mendaft arkan dirinya sebagai w ajib pajak hanya 20 jut a orang dan yang membayar pajaknya/ melapor Surat Pemberit ahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 jut a orang dengan rasio SPT sekit ar 14,7 persen. Sement ara badan usaha yang t erdaft ar sebanyak 5 jut a, yang mau mendaft arkan dirinya sebagai w ajib pajak hanya 1,9 jut a dan yang membayar pajak/ melapor Surat Pemberit ahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekit ar 10,4 persen.(Surya M anurung, Pegaw ai Direkt orat Jenderal Pajak:2013)

Dalam melaksanakan reformasi perpajakan, pemerint ah Indonesia menggunakan perubahan secara bert ahap sehingga bukan kejut an besar yang t erjadi, melainkan berbagai masalah yang t imbul dalam proses adapt asinya. Apabila masalah-masalah ini t idak dit indak lanjut i, maka akan berakibat pada ket idakpat uhan Wajib Pajak. M asalah yang t erjadi ant ara lain ket idakt ahuan maupun ket idakmampuan w ajib pajak dalam melakukan perubahan. M isalnya, banyak Wajib Pajak yang t idak paham t ent ang at uran-at uran baru dalam sebuah perubahan undang-undang pajak. Ket erburan-at asan penget ahuan dan informasi (t ax know ledge) dari w ajib pajak seringkali menjadi penyebab ut amanya. (Verani et al : 2011)

Kendala dalam administ rasi pajak adalah w ajib pajak merasa pelayanan yang diberikan sedikit menyulit kan dan membingungkan sepert i mereka harus mengant ri lama sehingga w ajib pajak membut uhkan w akt u lama dalam melakukan adm inist rasi (Agus Kusum ah:2012).

4

st rukt ur organisasi, memperbanyak jumlah pegaw ai dan memperbanyak jalur prosedur (Hendrohart o:2006).

M asih banyaknya masyarakat yang belum menget ahui dan memahami benar e-syst em dan cara penggunaannya sert a sering t erjadinya kendala dari segi t eknis dalam sist em online masih sering t erjadi bert umpuknya dat a yang akhirnya sist em online t ersebut mengalami hambat an yang mengakibat kan proses dalam e-syst em menjadi t erham bat . (Kepala Seksi Pelayanan KPP Bandung Karees, 2009)

Sekarang langkah Reformasi t erhadap sist em administ rasi perpajakan layak disebut sebagai langkah st rat egis. Sebab disat u sisi,paling t idak langkah ini diharapkan mampu menjaw ab t unt ut an perkembangan di era t eknologi inform asi dalam jangka menengah. Sedangkan disisi lain yang jauh lebih pent ing, Langkah ini dinilai mampu menjembat ani kesenjangan ant ara pemenuhan kew ajiban perpajakan para Wajib Pajak dengan realisasi penerimaan pajak yang diharapkan. Terlebih pada era sekarang ini, dimana masyarakat sudah semakin krit is dan sadar akan hak-haknya,maka kebut uhan akan t ransparansi dan akunt abilit as layanan publik menjadi salah sat u fakt or pent ing yang t urut membent uk cit ra pemerint ahan, khususnya cit ra aparat ur perpajakan dimat a masyarakat . Dengan demikian langkah reformasi perpajakan yang sedang dan akan t erus berlangsung ini sudah seharusnya apabila senant iasa dikaw al oleh semua pihak agar berjalan sesuai dengan harapan kit a bersama (Tedy Isw ahyudi:2004).

Berdasarkan konsep pemikiran yang dit uangkan dalam lat ar belakang diat as, maka penulis t ert arik melakukan penelit ian dengan maksud dan t ujuan unt uk menget ahui seberapa besar pengaruh reformasi pajak t erhadap kepat uhan w ajib pajak, Seberapa besar pengaruh sist em administ rasi perpajakan modern t erhadap kepat uhan w ajib pajak, dan Seberapa besar pengaruh reformasi pajak dan sist em administ rasi perpajakan modern t erhadap kepat uhan w ajib pajak pada KPP Kot a Bandung Kanw il DJP Jabar 1.

II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEM IKIRAN DAN HIPOTESIS

5

2.1.1 Reformasi Pajak

M enurut Anggit o Abimanyu (2003) definisi Reformasi Perpajakan Adalah Reformasi perpajakan adalah perubahan mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki t iga t ujuan ut ama yait u: t ingkat kepat uhan sukarela yang t inggi, kepercayaan t erhadap administ rasi perpajakan yang t inggi, dan produkt ivit as aparat perpajakan yang t inggi. Reformasi Pajak M enurut Chaizi Nasucha (2004:86) dalam bukunya Reformasi Adm inist rasi Publik Teori dan Prakt ik manyet akan bahw a Reformasi perpajakan merupakan resep unt uk penyehat an ekonom i melalui pendekat an fiskal. M engut ip Williamson dalam M as’oed (1994), reformasi perpajakan meliput i perluasan basis perpajakan, perbaikan adm inist rasi perpajakan, mengurangi t erjadinya penghindaran dan manipulasi pajak, sert a mengat ur pengenaan aset yang berada di luar negeri Perubahan st rukt ur pajak (t ax base dan t ax rat e) t erkait dengan perubahan dalam administ rasi perpajakannya.

Dari kedua pengert ian t ersebut diat as, maka dapat disimpulkan bahw a reformasi pajak adalah suat u bent uk perubahan mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki t iga t ujuan ut ama yait u: t ingkat kepat uhan sukarela yang t inggi, kepercayaan t erhadap administ rasi perpajakan yang t inggi, dan produkt ivit as aparat perpajakan yang t inggi meliput i perluasan basis perpajakan, perbaikan adm inist rasi perpajakan, mengurangi t erjadinya penghindaran dan manipulasi pajak, sert a mengat ur pengenaan aset yang berada di luar negeri Perubahan st rukt ur pajak.

2.1.2 Sistem Administrasi Perpajakan M odern

M enurut Indra Ismaw an (2001:810) dalam buku “ Reformasi Perpajakan” , bahw a M odernisasi administ rasi perpajakan adalah suat u proses reformasi pembaharuan dalam bidang administ rasi perpajakan yang dilakukan w arga komprehensif, meliput i aspek t eknologi informasi yait u perangkat lunak, perangkat keras dan sumber daya manusia.

2.1.3 Kepatuhan W ajib Pajak

M enurut M och. Zain (2007:13) dalam buku yang berjudul M anajemen Perpajakan, menyat akan bahw a kepat uhan Wajib Pajak adalah suat u iklim kepat uhan dan kesadaran pemenuhan kew ajiban perpajakan, t ercermin dalam sit uasi di mana w ajib pajak paham at au berusaha unt uk memahami semua ket ent uan perat uran perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghit ung jumlah pajak yang t erut ang dengan benar, membayar pajak yang t erut ang t epat pada w akt unya. M enurut Safri Nurmant u dalam Sit i Kurnia Rahayu (2006:10)

6

kepat uhan Wajib Pajak adalah suat u iklim kepat uhan dan kesadaran pemenuhan kew ajiban perpajakan, t ercermin dalam sit uasi di mana w ajib pajak paham at au berusaha unt uk memahami semua ket ent uan perat uran perundang-undangan perpajakan, mengisi form ulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghit ung jum lah pajak yang t erut ang dengan benar, membayar pajak yang t erut ang t epat pada w akt unya unt uk memenuhi semua kew ajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Unt uk meningkat kan kepat uhan Wajib Pajak DJP mengembangkan program dan kegiat an reformasi adm inist rasi perpajakan yang diw ujudkan dalam penerapan sist em administ rasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus ant ara lain st rukt ur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi set iap w ajib pajak melalui pembent ukan account represent at ive dan compliant cent er unt uk menampung keberat an Wajib Pajak. Selain it u sist em administ rasi perpajakan modern juga mengikut i kemajuan t eknologi dengan pelayanan yang berbasis e-syst em sepert i e-SPT, e-filling, e-Payment dan e-regist rat ion yang diaharapkan meningkat kan mekanisme kont rol yang lebih efekt if dit unjang dengan penerapan Kode Et ik Pegaw ai Direkt orat Jenderal Pajak yang mengat ur perilaku pegaw ai dalam melaksanakan t ugas dan pelaksanaan good governance.

Langkah Reformasi t erhadap sist em administ rasi perpajakan layak disebut sebagai langkah st rat egis. Sebab disat u sisi,paling t idak langkah ini diharapkan mampu menjaw ab t unt ut an perkembangan di era t eknologi informasi dalam jangka menengah. Sedangkan disisi lain yang jauh lebih pent ing, Langkah ini dinilai mampu menjembat ani kesenjangan ant ara pemenuhan kew ajiban perpajakan para Wajib Pajak dengan realisasi penerimaan pajak yang diharapkan.

2.3 Hipotesis

Hipot esis adalah jaw aban sement ara t erhadap rumusan penelit ian Sugiono (2003 : 15). Berdasarkan kerangka pemikiran t ersebut diat as, maka

7

hipot esis yang diajukan dalam penelit ian ini adalah pengaruh reformasi pajak dan sist em administ rasi pajak modern t erhadap kepat uhan w ajib pajak.

Hipot esis yang penulis rumuskan dalam penelit ian ini adalah sebagai berikut :

a. Reformasi pajak dan sist em administ rasi perpajakan modern t idak berpengaruh t erhadap kepat uhan w ajib pajak.

b. Reformasi pajak dan sist em administ rasi perpajakan modern berpengaruh secara t erhadap kepat uhan w ajib pajak.

III. OBJEK DAN M ETODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelit ian

M enurut Sugiyono (2011:13) Objek penelit ian adalah sasaran ilmiah unt uk mendapat kan dat a dengan t ujuan dan kegunaan t ert ent u t ent ang sesuat u hal objekt if, valid, dan reliable t ent ang sesuat u hal (variabel t ert ent u). Adapun Objek Penelit ian yang akan dit elit i dalam penelit ian ini adalah reformasi pajak, sist em administ rasi perpajakan modern dan kepat uhan w ajib pajak pada KPP Prat ama Kot a Bandung di Kanw il DJP Jabar 1.

3.2 M et ode Penelit ian

M enurut Sugiyono (2011:2) met ode penelit ian diart ikan sebagai Cara ilm iah unt uk mendapat kan dat a dengan t ujuan dan kegunaan t ert ent u. Cara ilmiah berart i kegiat an penelit ian ini didasarkan pada ciri-ciri keilm uan, yait u rasional, empiris dan sist emat is.

M et ode yang digunakan dalam penelit ian ini adalah met ode deskript if dan verifikat if, dengan pendekat an kuant it at if.

Pengert ian met ode deskript if menurut Suryana (2010:20), Yait u met ode yang digunakan unt uk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat -sifat suat u fenomena. M et ode ini dim ulai dengan mengumpulkan dat a, menganalisis dat a dan mengint erprest asikannya. M et ode deskript if dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: t eknik survey, st udi kasus (bedakan dengan suat u kasus), st udi komparat if, st udi t ent ang w akt u dan gerak, analisis t ingkah laku, dan analisi dokument er .

Pengert ian met ode verifikat if M enurut Suryana (2010:20) M et ode verifikat if yait u unt uk menguji seberapa jauh t ujuan yang sudah digariskan it u t ercapai at au sesuai at au cocok dengan harapan at au t eori yang sudah baku. Tujuan dari penelit ian verifikasi adalah unt uk menguji t eori-t eori yang sudah ada guna menyusun t eori baru dan m encipt akan penget

ahuan-8

kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang dit elit i. 3.2.1 Operasionalisasi Variabel

M enurut Nur Indriant oro dalam Umi Narimaw at i (2007) Operasionalisasi variabel adalah penent uan const ruct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara t ert ent u memungkinkan bagi penelit i lain unt uk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama at au mengembangkan cara pengukuran const ruct yang lebih baik.

Berdasarkan judul penelit ian yang t elah dikemukakan diat as yait u “ Pengaruh Reformasi Pajak dan Sist em Administ rasi Perpajakan M odern t erhadap Kepat uhan Wajib Pajak” , maka variabel-variabel yang t erkait dalam penelit ian ini adalah:

1. Variabel Independen (X).

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi at au yang menjadi sebab perubahannya at au t imbulnya variabel dependen (t erikat ) (Sugiono, 2010:39). Variable bebas yang digunakan yait u X1

(Reformasi Pajak) dan X2 (Sist em Administ rasi Perpajakan M odern). 2. Variabel Dependen (Y).

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi at au yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas. (Sugiono, 2010:39).Dat a yang menjadi variabel t erikat adalah Kepat uhan Wajib Pajak.

3.2.2 M et ode Pengumpulan Dat a

M enurut Umi Narimaw at i et al (2010:40), M et ode pengumpulan dat a adalah penelit ian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada inst ansi yang menjadi objek unt uk mendapat kan dat a primer (dat a yang diperoleh langsung dari Inst ansi/ Perusahaan) dan dat a sekunder (Penelit ian Kepust akaan). Pengumpulan dat a primer dan sekunder yang dilakukan penelit i dilakukan dengan cara Penelit ian lapangan (field research) dan st udi kepust akaan (library research).

9

M enurut Umi Narimaw at i (2010:40), Kuisioner yait u Teknik pengumpulan dat a yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pert anyaan dan pernyat aan t ert ulis kepada responden unt uk kemudian dijaw abnya, Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner t ert ut up yang t elah diberi skor, dimana dat a t ersebut berisi daft ar pert anyaan yang dit unjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelit ian ini.

2. St udi Kepust akaan

Pengumpulan dat a dimulai dengan t ahap penelit ian pendahulu yait u melakukan st udi kepust akaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelit ian ini. Pada t ahap ini juga dilakukan pengkajian dat a yang dibut uhkan, ket ersediaan dat a, cara memperoleh dat a, dan gambaran cara memperoleh dat a.

3.2.3 M etode Penarikan Sampel

M enurut Sugiyono (2011:80) menyat akan bahw a Populasi adalah w ilayah generalisasi yang t erdiri at as objek/ subyek yang mempunyai kualit as dan karakt erist ik t ert ent u yang dit et apkan oleh penelit i unt uk dipelajari kemudian dit arik kesimpulannya.

populasi dalam penelit ian ini adalah Pegaw ai Kant or Pelayanan Pajak Kot a Bandung di Kanw il DJP Jaw a Barat 1 khususnya pada bagian PDI (Pengolahan Dat a dan Informasi).

M enurut Umi Narimaw at i (2008:161) Sampel adalah sebagian dari populasi t erpilih unt uk menjadi unit pengamat an dalam penelit ian.

Responden dalam penelit ian ini adalah Pet ugas Pajak yang t ersebar di KPP

Dokumen terkait