60
Nama : Yuli Fujihana
Tempat, Tanggal /Lahir : Bandung, 11 Juli 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah : B
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Tinggal : Sadang-Serang No.32 40133 Bandung
Nomor Tlp : 085720450278
1. Data Pendidikan :
No. Keterangan Nama Sekolah Tahun Lulus
1. SD SDN Neglasari 1 Bandung 2003
2. SMP SMP Negri 27 Bandung 2006
3. SMA SMA Sumatra 40 Bandung 2009
4. Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Bandung Masih Kuliah
2. Data Pendidikan Non Formal :
No. Keterangan Tempat Tahun
1. Brevet Tax Center Unikom 2011
3. Data Organisasi :
Jenjang
Pendidikan Nama Organisasi Jabatan
SD
- Pramuka - Rampak
Sekar
Anggota
SMP Paskibra Anggota
SMA
- OSIS - Paduan
Suara Anggota
JABAR 1)
THE INFLUENCE OF TAX REFORMAND TAX MODERN
ADMINISTRATION SYSTEMTO TAX COMPLIANCE
(SURVEY IN BANDUNG SMALL TAX OFFICE WEST JAVA AREA 1)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
Yuli Fujihana
21109142
Dosen Pembimbing :
Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim,
Alhamdulillah segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Reformasi Pajak dan Sistem
Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada
KPP Kota Bandung di Kanwil DJP Jabar 1) ”.
Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman, oleh sebab itu karya tulis ini masih jauh dari sempurna, karena
didalamnya tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan karya
tulis selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Selama penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik itu berupa dorongan moril maupun materil. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Utama Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof.Dr.Hj.Ernie Tisnawati Sule, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
iv
4. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
karya tulis ini yang telah berkenan meluangkan waktunya memberikan
bimbingan, membina, dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran,
sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
5. Siti Kurnia Rahayu, S.E., Ak., M. Ak., selaku Dosen Wali kelas Ak.4, terima
kasih atas bimbingan, dorongan, serta dukungannya kepada kami.
6. Kedua orang tua tercinta, terima kasih atas setiap do’a, kasih sayang,
perhatian, serta dorongan yang tidak pernah berhenti untuk penulis. Atas
dukungan baik secara moril maupun materil demi keberhasilan penulis.
7. Kakak-Kakak serta adikku tercinta yang memberikan dorongan dan motivasi
kepada penulis.
8. Seluruh sahabat dan keluarga besar kelas AK-4 angkatan 2009 yang telah
berjuang bersama, sukses untuk semuanya dan terima kasih atas dukungan,
semangat dan kebersamaannya.
9. Seluruh sahabat serta rekan-rekan program studi akuntansi angkatan 2009
yang telah bersedia untuk bertukar pikiran dengan penulis, sukses untuk kalian
semua.
10.Seluruh Staf Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bandung di Kantor
Wilayah (KANWIL) Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat 1, khususnya KPP
Madya, KPP Pratama Cicadas, KPP Pratama Karees, KPP Pratama Sumedang
dan KPP Pratama Tegallega yang telah bersedia meluangkan waktu dalam
memberikan data serta informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam
v
11.Semua pihak yang selama ini ada disamping penulis dan terlibat dalam
penyusunan karya tulis ini.
Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan dalam
karya tulis ini kurang berkenan. Akhir kata Penulis berharap semoga apa yang
disajikan dalam karya tulis ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi para pembaca.
“Amin Ya Rabbal ‘Alamin”
Bandung, Juli 2013
Penulis
vi
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ……….
1.2.1 Identifikasi Masalah………...……….
1.2.2 Rumusan Masalah………..
11
11
11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian..………...
vii
1.5.1 Lokasi Penelitian……….
1.5.2 Waktu Penelitian……….
13
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS……….. 15
2.1.3 Sistem Administrasi Perpajakan Modern ………
2.1.3.1 Pengertian Sistem Administrasi Perpajakan
Modern …...
2.1.3.2 Konsep dan Tujuan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern …...
2.1.4 Kepatuhan Wajib Pajak ………...
2.1.4.1 Pengertian Kepatuhan...
2.1.4.2 Pengertian Wajib Pajak……….
2.1.4.3 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak………
viii
2.3
Pajak………...
2.2.3 Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak………...
2.2.4 Penelitian Terdahulu...
Hipotesis...
43
46
49
51
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 53
3.1 Objek Penelitian………. 53
3.2 Metode Penelitian……… 54
3.2.1 Desain Penelitian………... 55
3.3 Operasionalisasi Variabel………..… .... 58
3.4 Sumber Data………... 61
3.4.1 3.4.2 Data Primer………... Data Sekunder... 61 62
3.5 Alat Ukur Penelitian………... 62
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas... 63
3.5.5.1 Uji Validitas……….. 62
3.5.5.2 Uji Reliabilitas……….. 63
3.6 Populasi dan Penarikan Sample………... 66
3.6.1 Populasi………... 66
ix
3.7 Metode Pengumpulan Data... 67
3.7.1 Penelitian Lapangan... 68
3.7.2 Tinjauan Kepustakaan (Library Research)... 69
3.8 Metode Pengujian Data... 69
3.8.1 3.8.2 3.8.3 Uji MSI (Method of Successive Interval)... Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis... 3.8.2.1 Rancangan Analisis... Uji Hipotesis... 69 71 71 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 81 4.1 Hasil Penelitian... 81
4.1.1 Gambaran Umum KPP di Kanwil Jawa Barat 1... 81
4.1.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat 1... 81
4.1.1.2 Struktur Organisasi... 86
4.1.1.3 Uraian Tugas... 87
4.1.1.4 Aktivitas KPP di Kanwil Jawa Barat 1... 90
4.1.2 Pengujian Alat Analisis... 91
4.1.2.1 Uji validitas dan reliabilitas... 91
4.1.3 Analisis Deskriptif... 95
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Reformasi Pajak 95
x
4.1.4 Analisis Verifikatif... 110
4.1.4.1 Transformasi Data... 110
4.1.5 Analisis Jalur (Path Analysis)... 111
4.1.5.1 Pengaruh Reformasi Pajak terhadap Sistem
Administrasi Perpajakan Modern... 111
4.1.5.2 Pengaruh Reformasi Pajak terhadap Variabel
Kepatuhan Wajib Pajak... 115
4.1.5.3 Korelasi Variabel Reformasi Pajak terhadap
Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 115
4.1.5.4 Korelasi Variabel Sistem Administrasi
Perpajakan Modern Terhadap Variabel
Kepatuhan Wajib Pajak... 119
4.1.5.5 Pengujian Jalur Variabel Reformasi Pajak dan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Terhadap Variabel Kepatuhan Wajib Pajak 122
4.1.5.6 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Variabel Reformasi Pajak dan Sistem
Administrasi Perpajakan Modern terhadap
xi
4.2 Pembahasan... 129
4.2.1 Pengaruh Reformasi Pajak terhadap Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 129
4.2.2 Pengaruh Reformasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak... 131
4.2.3 Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak... 132
4.2.4 Pengaruh Reformasi Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajb Pajak 133 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 135
5.1 Simpulan... 135
5.2 Saran... 137
DAFTAR PUSTAKA... 139
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Asri Harahap. 2004. Paradigma Baru Perpajakan Indonesia : Perspektif Ekonomi Politik Integritas Dinamika Press
Anggito Abimanyu. Reformasi Perpajakan Perlu Dukungan Masyarakat. Badan
Analisa Fiskal Departemen Keuangan URL :
http://www.fiskal.depkeu.go.id Selasa, 15 Mei 2012 9:53:30 PM
Antara News. Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Pada Kanwil
DJP Bali. URL :
http://www.antaranews.com/view/?i=1147854156&c=PRW&s= Rabu, 17 Mei 2006 15:22 WIB
Ari Bramasto.2011. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Kualitas Informasi Akuntansi keuangan terhadap efektivitas sistem self assessment, Bandung.
Artikel Pajak. Penerimaan Pajak di Bawah Target. Koran Jakarta. URL :
http://www.pajakonline.com/engine/artikel/art.php?artid=6714 Senin, 16 November 2009
Aziz Kusuma Aji. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan sebagai Strategi Peningkatan Kepatuhan dan Kesadaran Wajib Pajak. URL
:
http://azizkusumaaji.blogspot.com/2013/01/modernisasi-sistem-administrasi.html Selasa, 8 Januari 2013 20:16
Chaizi Nasucha . 2004. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pajak. Reformasi Perpajakan dan Strategi Pencitraan. URL :
http://www.pajak.go.id/content/article/reformasi-perpajakan-dan-strategi-pencitraan. Jum’at, 7 September 2012 14:26
Fuad Bawazier. 2011. Reformasi Pajak di Indonesia. Jurnal Legalisasi Indonesia Volume 8 No.1, ISSN:0216-1338
Gunadi.2004. Reformasi adminsitrasi perpajakan dalam rangka kontribusi Menuju good governance, Pidato pengukuhan Guru besar perpajakan, FISIP, Universitas Indonesia, Jakarta.
140
Generalis, Georgios B. 2000. A Methodology for Measuring Productivity and
Improving Service Responsiveness in a Tax Collection Agency.
Dissertation, University of Miami.
Hadi Purnomo, “Reformasi Administrasi Perpajakan.” Dalam Heru Subyantoro dan Singgih Riphat, peny., Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi (Jakarta, Penerbit Buku Kompas, Februari 2004), hal. 218-233.
Ismawan Indra. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000. PT Elex Media Komputindo Kelompok gramedia. Jakarta
Latifah Amir. 2008. Reformasi Perpajakan di Indonesia, Majalah Hukum Forum Akademika. Volume 17 No. 1, ISSN: 0854-789
Lawrence H. Summer, Johanes F. Linn, Shankar N. Acharya, Lesson of Tax Reform (Washington, D.C., U.S.A., World Bank Publication. 1991), hal.2
Liberty Pandiangan. 2007. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo (Kelompok Gramedia).
Mardiasmo. 2006. Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.
Malcolm Gilis,”Toward a Taxonomy for tax Reform,” dalam malcolm gilis, peny.,Tax Reform Developing Countries (London, Duke University Press, 1989),hal 7-26
Pemerintah RI. 2007. Undang-Undang No.28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang No.8 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia. Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu. Yogyakarta
Siti Resmi 2003. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 1, Salemba empat, Jakarta
Sofyan, Taufan Marcus. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar. Skripsi Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Surjoputro, Djoko Slamet dan Junaedi Eko widodo. “Meningkatkan Kepatuhan
Wajib Pajak melalui Modernisasi Administrasi Perpajakan.” Dalam buku
Perpajakan di Indonesia dengan Inspirasi Pengalaman Jepang, ed. Robert Pakphan dan Toyomu Yuasa, Jakarta: JICA dan DJP, 2004.
Summer, Lawrence H., Johannes F. Linn, Shankar N. Acharya. Lesson of Tax Reform, Washington, D.C., U.S.A.: A World Bank Publication, 1991.
Tedy Iswahyudi. 2003. Reformasi Perpajakan: Menuju Sistem Administrasi yang
Menopang Penerimaan Pajak, Jurnal Perpajakan Indonesia Vol.4
Tedy Iswahyudi .2004. Strategi Pengembangan Sistem Administrasi Perpajakan di Era Teknologi Informasi, Majalah Berita Pajak, No. 1510/Tahun XXXVI, Jakarta
Umi Narimawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Genesis: Bekasi
Wijayanti, Riska; Hernik Dwi Kurniawati dan Dianty Febri. 2004. Menuju Good
53 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian. objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Menurut Sugiyono (2011:13)objek penelitian adalah:
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan
reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu).”
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan
dengan objek penelitian yang berjudul “Pengaruh Reformasi Pajak dan Sistem
Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Survei pada
KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jawa Barat 1”. Di dalam penelitian ini penulis
mengemukakan tiga variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab
terjadinya, dampaknya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Reformasi Pajak (X1), dan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern (X2).
2. Variabel dependent (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau
terkena dampaknya oleh variabel independent. Variabel dependen dalam
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara untuk mencari,
memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer
maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya
ilmiah atau penelitian dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan
dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atas
data-data yang diperoleh.
Menurut Sugiyono (2011:2)metode penelitian diartikan sebagai:
“Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.
1. Penelitian Deskriptif
Pengertian metode deskriptif menurut Suryana (2010:20) adalah sebagai
berikut:
“Yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisi dokumenter .”
2. Penelitian Verifikatif
Menurut Suryana (2010:20) pengertian metode verifikatif adalah sebagai
berikut:
55
teori-teori yang sudah ada guna menyusun teori baru dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Lebih mutakhirnya, metode yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel
X1 dan X2 terhadap Y. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang
signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang
akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Sedangkan verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan alat uji statistik yaitu Analisis Jalur (Path Analysis).
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan sistematis.
Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003)
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2007)
yang peneliti terapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan;
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data;
8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan desain penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka desain
dari penelitian ini adalah sebagai betikut :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian Pengaruh Reformasi Pajak dan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
2. Mengidentifikasi Permasalahan yang terjadi
a. Keefektifan Reformasi Pajak di Indonesia dirasa masih kurang.
b. Sistem administrasi Perpajakan Modern yang diterapkan masih
terdapat kelemahan dan belum efektif.
c. Masih kurangnya pengetahuan Wajib Pajak terhadap pemberlakuan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern.
57
Berdasarkan pengidentifikasian masalah maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Seberapa besar pengaruh penerapan reformasi pajak yang ada di KPP
Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1.
b. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan
modern di KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1.
c. Seberapa besar pengaruh reformasi pajak dan sistem administrasi
perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak secara parsial
maupun simultan di KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1.
4. Menetapkan tujuan penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan maksud yang telah diuraikan, penelitian
ini memiliki tujuan antara lain:
a. Untuk mengetahui besarnya pengaruh reformasi terhadap sistem
administrasi perpajakan di KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1.
b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh reformasi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak di KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1.
c. Untuk mengetahui besarnya pengaruh sistem administrasi perpajakan
modern terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Kota Bandung Kanwil
DJP Jabar 1.
d. Untuk mengetahui besarnya pengaruh reformasi pajak dan sistem
administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP
Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan;
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data;
8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain
penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
3.3 Operasionalisasi Variabel
Menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati (2007) mendefinisikan
operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:
59
tertentu memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
Berdasarkan judul penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu
“Pengaruh Reformasi Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak”, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel Independen (X).
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiono,
2010:39). Variable bebas yang digunakan yaitu X1 (Reformasi Pajak) dan X2
(Sistem Administrasi Perpajakan Modern).
2. Variabel Dependen (Y).
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiono, 2010:39).
Data yang menjadi variabel terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak.
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini tentang pengaruh Reformasi
Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap kepatuhan wajib
Pajak di KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1 akan dijelaskan dalam bentuk
Tabel 3.2.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator skala
No. Kuesi
oner
Reformasi Pajak (X1)
Reformasi perpajakan adalah perubahan mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki tiga tujuan utama yaitu: tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan produktivitas aparat perpajakan yang tinggi.
61
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala
ordinal. Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan
kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur. (Nur Indriantoro dan
Bambang, 2002:98)
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi
berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument
pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan skala likert. Sugiyono (2009:93) menjelaskan Skala Likert sebagai
berikut :
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian”.
3.4 Sumber Data
Untuk memperoleh data yang dikumpulkan dalan penyususnan penelitian
ini tentunya penulis menggunakan teknin pengumpulan data, adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagi berikut:
3.4.1 Data Primer
Data ini penulis peroleh dari penelitian dan pengamatan secara langsung
pada objek penelitian yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
Menurut Sugiyono (2011:137) mendefinisikan data primer adalah sebagai
berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.”
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan
kuesioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang
akan diteliti, yaitu Pegawai Kantor Pajak yang tersebar di KPP Kota Bandung
yang terdaftar di Kanwil DJP Jabar 1.
3.4.2 Data Sekunder
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pihak kedua
yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan
cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber
pada literatur dan buku-buku.
Berdasarkan penjelasan diatas, sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder, karena peneliti mengumpulkan
sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama
yang akan diteliti serta membaca, mempelajari dan memahami data dengan
bersumber pada literatur dan buku-buku.
3.5 Alat Ukur Penelitian
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
maka kesungguhan responden dalam menjawab setiap pertanyaan – pertanyaan
63
keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur
yang digunakan. Apabila alat ukur yang digunakan tidak valid atau tidak dapat
dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya.
Dalam mengatasi hal tersebut, maka diperlukan dua macam pengujian
yaitu uji validitas dan uji realibitas. Jika validitas dan realibilitas tidak diketahui,
maka akibatnya menjadi fatal dalam memberikan kesimpulan ataupun memberi
alasan terhadap hubungan-hubungan antar variabel, bahkan secara luas validitas
dan realibilitas mencakup mutu seluruh proses pengambilan data sejak konsep
disiapkan sampai data siap untuk dianalisis. Pengujian validitas merupakan
pengujian yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu
dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan pengujian reliabilitas
merupakan pengujian yang menyangkut pada ketepatan alat ukur itu sendiri.
3.5.5.1 Uji Validitas
Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah:
”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent
that a test measures what the researcher actually wishes to measure.”
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu
karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test
(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah
dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya.
Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk melihat valid
tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui
korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya dan apabila koefisien
korelasinya tidak kurang dari 0.30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Tabel 3.3
Standar Penilaian Untuk Validitas
Validity
Good 0,50
acceptable 0,30 marginal 0,20
poor 0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70 3.5.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2011:3)reliabiltas adalah sebagai berikut:
“Derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu.”
Selain memiliki tingkat kesahihan (validitas) alat ukur juga harus memiliki
kekonsistenan. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat
pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,
kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu
dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji
reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang sudah valid, untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Dalam penelitian ini, metode
65
Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara
memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi
menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara
kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian
dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total
untuk kelompok I dan kelompok II
c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati, 2010:44
Dimana :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
Tabel 3.4
Standar Penilaian Untuk Reliabilitas
Reliability
Good 0,80
Acceptable 0,70 Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber: Barker et al, 2002:70
Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen
menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas
2Ґb Ґ1 =
pernyataan yang diajukan. Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002:70)
sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki
koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.
3.6 Populasi dan Penarikan Sample
Untuk mengetahui jumlah populasi dan sampel yang terdapat di KPP
Pratama Kota Bandung yang terdaftar di Kanwil DJP Jabar 1 yaitu menggunakan
metode penarikan sampel, diantaranya adalah sebagai berikut:
3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) menyatakan bahwa pengertian populasi adalah
sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dari pengertian diatas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi
syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Berdasarkan definisi di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah
Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Kota Bandung di Kanwil DJP Jawa Barat 1
khususnya pada bagian PDI (Pengolahan Data dan Informasi). Responden terinci
67
Tabel 3.5
Jumlah Responden Seksi PDI pada Masing-Masing KPP di Kanwil Jabar 1
No. Nama KPP Alamat
Jml Responden
1. KPP Madya Bandung Jl. Asia Afrika No. 114 Bandung 5 2. KPP Bandung Cicadas Jl. Soekarno Hatta No.781 Bandung 5 3. KPP Bandung Karees Jl. Ibrahim Adjie No.372 Bandung 5 4. KPP Bandung Tegallega Jl. Soekarno Hatta No.216 Bandung 5
5. KPP Bandung Sumedang
Jl. Ibrahim Adjie (d/h Jl.Kiara
Condong) No. 372 Bandung 5
Total Responden 25
2. Sampel
Menurut Umi Narimawati (2008:161) sampel adalah sebagai berikut :
“Sampel adalah sebagian dari populasi terpilih untuk menjadi unit
pengamatan dalam penelitian”.
Responden dalam penelitian ini adalah Petugas Pajak yang tersebar di KPP
Kota Bandung Janwil DJP Jabar 1. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 25 atau
kurang dari 100. Maka menurut Umi Narimawati (2008:173) bahwa dalam
penelitian yang populasinya kurang dari 100, maka sebaiknya diambil seluruhnya,
sehingga diperoleh keakuratan data dan kesimpulan penelitian. Dengan demikian
sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 atau
keseluruhan dari total populasi. masing-masing KPP sebanyak 5 orang.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan
(2009:6) metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu
yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara.
Menurut Umi Narimawati et al (2010:40), Metode pengumpulan data
adalah penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan
peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data
primer (data yang diperoleh langsung dari Instansi/Perusahaan) dan data sekunder
(Penelitian Kepustakaan). Pengumpulan data primer dan sekunder yang dilakukan
peneliti dilakukan dengan cara :
3.7.1 Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Kuisioner
Menurut Umi Narimawati (2010:40), Kuisioner yaitu :
“Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya, Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini’.
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi
skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner
tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukan kepada responden yang
berhubungan dalam penelitian ini. Adapun bobot nilai yang diberikan pada
69
Tabel 3.6 Bobot Nilai Kuesioner
Bobot Nilai Kuesioner Pernyataan Kuesioner
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Netral
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
3.7.2 Tinjauan Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu
melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan
lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini
juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara
memperoleh data, dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya
adalah penelitian untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna
menjawab persoalan penelitian, memperbanyak literature untuk menunjang data
kuantitatif yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti juga menggunakan media
internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data
penelitian yang dilakukan.
3.8 Metode Pengujian Data
3.8.1 Uji MSI (Methode of Successive Interval)
Seperti yang telah dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya
bahwa penelitian ini menggunakan data ordinal, maka semua data ordinal yang
terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil
jawaban responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan,
dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan
cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan
penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban
4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan
setiap pilihan jawaban
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban
melalui persamaan. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of
Successive Interval sebagai berikut :
Means of Inteval = (Density at Lower limit) – (Density at Upper Limit)
(Area Under Upper Limit) – (Area under Lower Limit)
Keterangan :
71
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan
persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus :
Nilai Transformasi = Nilai Skala + |Nilai Skala Minimum| + 1
3.8.2 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.8.2.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis
adalah sebagai berikut:
“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif).
Selanjutnya analisis deskriptif dan kualititaf dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif (Kualitatif)
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh
reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif (Umi
a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasika dalam
lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.
b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari
seluruh indikator variabel untuk senua jawaban responden
c. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata-rata dari total
skor
d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan
statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam
bentuk tabel ataupun grafik
e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel
penelitian ini, digunakan tentang kriteria penilaian sebagai berikut :
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuisioner yang
telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau
semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor
tertinggi.
Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel berikut :
tabel 3.7
Kriteria Presentase Tanggapan Responden
No % Jumlah Skor Kriteria 1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik
3 52.01% - 58.00% Cukup
4 68.01 – 84.00% Baik
5 84.01% - 100% Sangat Baik
73
2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
A. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur mengkaji hubungan sebab akibat yang bersifat struktural
dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan mempertimbangkan
keterkaitan antar variabel independen.
Gambar 3.1 (Model Analisis Jalur)
Keterangan :
Y = Kepatuhan Wajib Pajak X1 = Reformasi Pajak
X2 = Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Pxy1 = Koefisien jalur Reformasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pxy2 = Koefisien jalur Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Px = Koefisien jalur hubungan Reformasi Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern
B. Analisis Korelasi
Menurut Sudjana dalam Umi narimawati (2010:49), pengujian korelasi
digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y,
dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus
sebagai berikut :
r
= ∑xy−(∑X)(∑Y) N√[
∑X2−(∑X)2][
∑Y2−(∑Y)2
]
N N Ket :
r = Koefisien korelasi pearson
X = Skor item pertanyaan Variabel Reformasi Pajak, Sistem Administrasi
Perpajakan Modern
Y = Skor item total pertanyaan Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t ( taraf signifikasi 5%). Rumus
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
t = r √(n−2) : db = n−2 √1−r2
Ket :
n = Ukuran sampel
75
Menurut Umi Narimawati (2010:43) keputusan pengujian validitas
instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah :
1. Item instrument dikatakan valid jika
t
hitung lebih dari atau sama dengant
0,05(165) = 1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.2. Item instrument dikatakan tidak valid jika
t
hitung kurang darit
0,05(165) = 1,9744maka item tersebut tidak dapat digunakan.
Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel
3.12 di bawah ini :
Tabel 3.8
Tingkat Keeratan Korelasi
0-0.20 Sangat Rendah (hamper tidak ada hubungan) 0.21-0.40 Korelasi yang lemah
0.41-0.60 Korelasi sedang
0.61-0.80 Cukup Tinggi
0.81-1 Korelasi Tinggi
Sumber: Syahri Alhusin, 2003:157
C. Analisis Determinasi
Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas
ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya
maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk
mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari
perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 =
SSreg/SStot
Dimana :
Kd = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi
3.8.3 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011) mendefinisikan hipotesis adalah sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah besarnya pengaruh Reformasi
Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak.Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji
statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis jalur dan
korelasi. Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut:
1. Pengujian Secara Simultan/Total.
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara
simultan terhadap variabel terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
Sumber : Umi Narimawati (2010:51)
a. Rumus uji F yang digunakan adalah: Dimana:
F = Nilai F hitung R = Koefisien korelasi k = Jumlah variabel n = Jumlah responden
(nk1) R² Y.X.…
F
77
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas
secara bersama – sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini
dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F –
kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA)
dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0
yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas (reformasi pajak,
Sistem administrasi perpajakan modern ) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai
variabel terikat (kepatuhan wajib pajak) ditolak dan sebaliknya.
Menurut Sudjana dalam Umi Narimawati (2010:51) perhitungan terhadap
titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah
menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien
yang disebut juga koefisien korelasi produk moment (Pearson).
b. Hipotesis
Ho ; þ = 0, Secara simultan reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan
modern tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
H1 ; þ ≠ 0, Secara simultan reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan
modern berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
c. Kriteria pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel(α = 0,05)
Menurut Guilford (1956:480), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam
penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:
Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurut metode Guilford adalah
Tabel 3.9
Kategori Korelasi Metode Guilford
Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan
0-0.20 Sangat longgar,dapat diabaikan
0.21-0.40 Rendah
0.41-0.60 Moderat/cukup
0.61-0.80 erat
0.81-1 Sangat erat
Sumber: Umi Narimawati, 2010:52
Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya
ada sebuah
þ
yxi ≠ 0. Untuk mengetahui þyxi yang tidak sama dengan nol , makadilakukan pengujian secara parsial.
2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat hipotesis sebagai berikut:
a. Rumus uji t yang digunakan adalah
Dimana:
Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf
signifikansi 5%.
Sumber : Umi Narimawati (2010:53)
Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan
79
b. Hipotesis
Ho1 ; þ = 0, Reformasi pajak tidak berpengaruh terhadap sistem administrasi
perpajakan modern.
H11 ; þ ≠ 0, Reformasi pajak berpengaruh terhadap sistem administrasi
perpajakan modern.
Ho1 ; þ = 0, Reformasi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak.
H11 ; þ ≠ 0, Reformasi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Ho2 ; þ = 0, Sistem administrasi perpajakan modern tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak
H12; þ ≠ 0, Sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
c. Kriteria pengujian
H0 ditolak apabila thitung > dari ttabel(α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,05) untuk diuji dua pihak, maka
kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:
1) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
2) Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
Sumber: Sugiyono, 2011:185
Gambar 3.2
135 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Bertitik tolak dari permasalahan, hipotesis, pembahasan dan analisis dalam
penelitian ini, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah :
1. Berdasarkan hasil perhitungan persentase total skor diketahui bahwa
Reformasi Pajak (X1) memberikan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
(Y), Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat signifikansi antara
variabel reformasi pajak terhadap kepatuhan waji pajak. Artinya semakin
reformasi pajak pada KPP Kota Bandung di Kanwil DJP Jabar 1 dilakukan
dengan baik, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.
2. Berdasarkan hasil perhitungan persentase total skor diketahui bahwa sistem
administrasi perpajakan modern (X1) memberikan pengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak (Y), Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat signifikansi antara variabel administrasi perpajakan modern terhadap
sistem kepatuhan wajib pajak. Artinya semakin sistem administrasi
perpajakan modern pada KPP Kota Bandung di Kanwil DJP Jabar 1
dilakukan dengan baik, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin
3. Variabel reformasi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Besarnya pengaruh reformasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar
45,6%. Variabel sistem administrasi perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Besarnya pengaruh sistem adminisrtasi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 21,32%. Variabel reformasi pajak
dan sistem administrasi perpajakan berpengaruh signifikan secara
bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak. Besarnya pengaruh Kepatuhan wajib
pajak dapat dijelaskan oleh variabel Reformasi Pajak (X1) dan Sistem
administrasi Perpajakan modern (X2) sebesar 70,5%.
Dengan demikian dapat disimpulkan jika reformasi pajak dan sistem
administrasi perpajakan modern pada KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar
1 dilakukan dengan baik, maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan besar pengaruh atau kontribusi
masing-masing variabel bebas terhadap kepatuhan wajib pajak dapat diketahui bahwa
diantara kedua variabel bebas, reformasi pajak memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap kepatuhan wajib pajak dibanding sistem administrasi perpajakan
modern. Hal ini dikarenakan reformasi pajak mencakup lebih luas segala aspek
perpajakan yang akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dibandingkan sistem
137
5.2. Saran
Setelah penulis memberikan simpulan dari hasil penelitian tentang
pengaruh reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap
kepatuhan wajib pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1) KPP Kota Bandung Kanwil DJP Jabar 1 tetap berpegang teguh pada
prinsip-prinsip perpajakan agar setiap reformasi pajak yang diubah tidak mengganggu
dan menghambat struktur dan fungsi sistem administrasi perpajakan itu
sendiri.
2) Untuk masyarakat yang belum memahami dan mengerti benar akan
penerapan sistem administrasi perpajakan modern seperti e-system,
hendaknya diberikan sosialisasi didukung dengan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang profesional dan berkualitas dengan cara penyuluhan serta
pembinaan, serta memberikan edukasi yang terarah dan terukur bahwa
dengan perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi berbagai fasilitas
yang masyarakat wajib pajak butuhkan akan terasa mudah dan nyaman
sehingga target penerimaan pajak akan tercapai dan kepatuhan waji pajak
akan meningkat.
3) Memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak dilengkapi sarana dan
prasarana yang menunjang sehingga masyarakat wajib pajak merasa percaya
bahwa dengan adanya reformasi pajak dan sistem administrasi perpajakan
pajak terhadap pemenuhan kewajian perpajakannya, Dengan begitu
kepatuhan wajib pajak secara langsung maupun tidak langsung akan
1
PENGARUHREFORM ASI PAJAK DAN SISTEM ADM INISTRASI PERPAJAKAN
M ODERN TERHADAP KEPATUHAN W AJIB PAJAK
(Survei pada KPP Pratama Kota Bandung di Kanw il DJP Jabar 1)
Oleh : YULI FUJIHANA FAKULTAS EKONOM I
UNIVERSITAS KOM PUTER INDONESIA
ABSTRACT
Demands for increased revenues, increased aw areness and t ax compliance as w ell as improvement s and fundament al change in all aspect s of t axat ion t o be t he reason for t ax reform . This st udy aimed t o det ermine t he effect of the t ax reform and modern t ax administ rat ion syst em on t ax compliance in Bandung Small Tax Office W est Java Area .
Tax reform and administ rat ion syst em performed properly applied w ill necessarily result in changes t hat w ill affect t ax compliance.
The met hod used is descript ive and verificat ion in t he form of primary data t hrough quest ionnaires dist ribut ed at 5 Bandung Small Tax Office W est Java Area 1. Dat a w ere analyzed using descript ive analysis and verificat ion of t he pat h analysis.
Analysis of t he result s t hat t he t ax reform and modernize t ax administ rat ion syst em influence on t ax compliance, w it h the effect of 70,5 %, t he remaining 29.5% explained by other factors not examined such as service t ax aut horit ies and t ax know ledge.
Keyw ords: tax reform, modern tax administration system, tax compliance
I. PENDAHULUAN
2
pot ensi. Demikian juga t ingkat kepat uhan w ajib pajak dalam mengisi surat pemberit ahuan t ahunan (SPT) dengan benar juga masih sangat memprihat inkan. Unt uk it ulah reformasi di bidang administ rasi perpajakan akan menjangkau seluas-luasnya w arga negara mampu yang belum menjadi w ajib pajak dan menjadi w ajib pajak pat uh.(Anggit o Abimanyu:2004).
Reformasi perpajakan di Indonesia pert ama kali diluncurkan pada t ahun 1983, dengan perombakan sist em perpajakan paling mendasar, yait u digant ikannya sist em official assessment menjadi self assessment. Dalam sist em baru ini w ajib pajak diberikan kepercayaan unt uk melaksanakan sendiri pajak yang t erut ang, membayar sendiri pajak yang t erut ang, menghit ung sendiri pemenuhan kew ajiban pajaknya (Harahap:2004).
Selain reformasi dalam perat uran perundang-undangan pajak, reformasi pasca 1997 dalam bidang perpajakan meliput i pula reformasi birokrasi dan rem unerasinya, dan reorganisasi dalam lingkup Direkt orat Jenderal Pajak besert a informasi t eknologinya. Reformasi pelengkap ini diperkenalkan dengan label reformasi birokrasi dan modernisasi kant or dalam lingkungan Dit jen Pajak. M eskipun biaya reformasi int i (perubahan perat uran perundang-undangan dalam bidang perpajakan) dan reformasi suplemennya (perubahan birokrasi dan fasilit asnya, reorganisasi dan informasi t eknologinya) t erus melonjak, efekt ivit as reformasi-reformasi pasca 1997 just ru dirasakan at au sekurang-kurangnya mengindikasikan kegagalan at au t idak mencapai sasarannya. ( Baw azier:2011)
Kesimpulan bahw a reformasi perpajakan sebenarnya t elah gagal adalah karena t erpam pang di beberapa media berkait an dengan penangkapan beberapa orang yang diduga melakukan penyalahgunaan w ew enang mereka sebagai pegaw ai Direkt orat Jenderal Pajak. Tudingan mengenai sist em perpajakan yang buruk, komit men dan int egrit as pegaw ai Dit jen Pajak yang dipert anyakan, remunerasi t ernyat a t idak mengubah ment al pegaw ai Dit jen Pajak.(Andi Zulfikar, Pegaw ai DJP:2012)
3
apapun. At uran yang sangat ket at dit erapkan sebagai kompensasi remunerasi ini. Selain menandat angani perjanjian kode et ik dan pakt a int egrit as, sanksi juga t elah menant i bagi mereka yang mencoba-coba unt uk berbuat nakal. Sanksi ini mulai dari surat t eguran, pemot ongan gaji, penurunan pangkat sampai dengan pemecat an t ergant ung pelanggarannya. Reformasi bidang SDM ini meliput i pembenahan mut u, int egrit as sert a milit ansi SDM perpajakan melalui peningkat an pelat ihan baik di dalam maupun di luar negeri. Reformasi bidang SDM sebenarnya juga sudah dimulai melalui Reformasi Et ika, M oral, Int egrit as. (Harian Waspada:2010)
Diluar kasus gayus t erdapat fenomen lain yang berhubungan dengan kepat uhan w ajib pajak mengenai penyampaian SPT. Persent ase t ingkat kepat uhan w ajib pajak pada t ahun 2012 masih t ergolong sangat rendah, t idak jauh berbeda dari t ahun-t ahun sebelumnya. M ent eri Keuangan Agus M art ow ardojo mengat akan bahw a Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak at au yang mempunyai penghasilan diat as Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 jut a orang, t et api jumlah yang mendaft arkan dirinya sebagai w ajib pajak hanya 20 jut a orang dan yang membayar pajaknya/ melapor Surat Pemberit ahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 jut a orang dengan rasio SPT sekit ar 14,7 persen. Sement ara badan usaha yang t erdaft ar sebanyak 5 jut a, yang mau mendaft arkan dirinya sebagai w ajib pajak hanya 1,9 jut a dan yang membayar pajak/ melapor Surat Pemberit ahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekit ar 10,4 persen.(Surya M anurung, Pegaw ai Direkt orat Jenderal Pajak:2013)
Dalam melaksanakan reformasi perpajakan, pemerint ah Indonesia menggunakan perubahan secara bert ahap sehingga bukan kejut an besar yang t erjadi, melainkan berbagai masalah yang t imbul dalam proses adapt asinya. Apabila masalah-masalah ini t idak dit indak lanjut i, maka akan berakibat pada ket idakpat uhan Wajib Pajak. M asalah yang t erjadi ant ara lain ket idakt ahuan maupun ket idakmampuan w ajib pajak dalam melakukan perubahan. M isalnya, banyak Wajib Pajak yang t idak paham t ent ang at uran-at uran baru dalam sebuah perubahan undang-undang pajak. Ket erburan-at asan penget ahuan dan informasi (t ax know ledge) dari w ajib pajak seringkali menjadi penyebab ut amanya. (Verani et al : 2011)
4
st rukt ur organisasi, memperbanyak jumlah pegaw ai dan memperbanyak jalur prosedur (Hendrohart o:2006).
M asih banyaknya masyarakat yang belum menget ahui dan memahami benar e-syst em dan cara penggunaannya sert a sering t erjadinya kendala dari segi t eknis dalam sist em online masih sering t erjadi bert umpuknya dat a yang akhirnya sist em online t ersebut mengalami hambat an yang mengakibat kan proses dalam e-syst em menjadi t erham bat . (Kepala Seksi Pelayanan KPP Bandung Karees, 2009)
Sekarang langkah Reformasi t erhadap sist em administ rasi perpajakan layak disebut sebagai langkah st rat egis. Sebab disat u sisi,paling t idak langkah ini diharapkan mampu menjaw ab t unt ut an perkembangan di era t eknologi inform asi dalam jangka menengah. Sedangkan disisi lain yang jauh lebih pent ing, Langkah ini dinilai mampu menjembat ani kesenjangan ant ara pemenuhan kew ajiban perpajakan para Wajib Pajak dengan realisasi penerimaan pajak yang diharapkan. Terlebih pada era sekarang ini, dimana masyarakat sudah semakin krit is dan sadar akan hak-haknya,maka kebut uhan akan t ransparansi dan akunt abilit as layanan publik menjadi salah sat u fakt or pent ing yang t urut membent uk cit ra pemerint ahan, khususnya cit ra aparat ur perpajakan dimat a masyarakat . Dengan demikian langkah reformasi perpajakan yang sedang dan akan t erus berlangsung ini sudah seharusnya apabila senant iasa dikaw al oleh semua pihak agar berjalan sesuai dengan harapan kit a bersama (Tedy Isw ahyudi:2004).
Berdasarkan konsep pemikiran yang dit uangkan dalam lat ar belakang diat as, maka penulis t ert arik melakukan penelit ian dengan maksud dan t ujuan unt uk menget ahui seberapa besar pengaruh reformasi pajak t erhadap kepat uhan w ajib pajak, Seberapa besar pengaruh sist em administ rasi perpajakan modern t erhadap kepat uhan w ajib pajak, dan Seberapa besar pengaruh reformasi pajak dan sist em administ rasi perpajakan modern t erhadap kepat uhan w ajib pajak pada KPP Kot a Bandung Kanw il DJP Jabar 1.
II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEM IKIRAN DAN HIPOTESIS
5
2.1.1 Reformasi Pajak
M enurut Anggit o Abimanyu (2003) definisi Reformasi Perpajakan Adalah Reformasi perpajakan adalah perubahan mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki t iga t ujuan ut ama yait u: t ingkat kepat uhan sukarela yang t inggi, kepercayaan t erhadap administ rasi perpajakan yang t inggi, dan produkt ivit as aparat perpajakan yang t inggi. Reformasi Pajak M enurut Chaizi Nasucha (2004:86) dalam bukunya Reformasi Adm inist rasi Publik Teori dan Prakt ik manyet akan bahw a Reformasi perpajakan merupakan resep unt uk penyehat an ekonom i melalui pendekat an fiskal. M engut ip Williamson dalam M as’oed (1994), reformasi perpajakan meliput i perluasan basis perpajakan, perbaikan adm inist rasi perpajakan, mengurangi t erjadinya penghindaran dan manipulasi pajak, sert a mengat ur pengenaan aset yang berada di luar negeri Perubahan st rukt ur pajak (t ax base dan t ax rat e) t erkait dengan perubahan dalam administ rasi perpajakannya.
Dari kedua pengert ian t ersebut diat as, maka dapat disimpulkan bahw a reformasi pajak adalah suat u bent uk perubahan mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki t iga t ujuan ut ama yait u: t ingkat kepat uhan sukarela yang t inggi, kepercayaan t erhadap administ rasi perpajakan yang t inggi, dan produkt ivit as aparat perpajakan yang t inggi meliput i perluasan basis perpajakan, perbaikan adm inist rasi perpajakan, mengurangi t erjadinya penghindaran dan manipulasi pajak, sert a mengat ur pengenaan aset yang berada di luar negeri Perubahan st rukt ur pajak.
2.1.2 Sistem Administrasi Perpajakan M odern
M enurut Indra Ismaw an (2001:810) dalam buku “ Reformasi Perpajakan” , bahw a M odernisasi administ rasi perpajakan adalah suat u proses reformasi pembaharuan dalam bidang administ rasi perpajakan yang dilakukan w arga komprehensif, meliput i aspek t eknologi informasi yait u perangkat lunak, perangkat keras dan sumber daya manusia.
2.1.3 Kepatuhan W ajib Pajak
6
kepat uhan Wajib Pajak adalah suat u iklim kepat uhan dan kesadaran pemenuhan kew ajiban perpajakan, t ercermin dalam sit uasi di mana w ajib pajak paham at au berusaha unt uk memahami semua ket ent uan perat uran perundang-undangan perpajakan, mengisi form ulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghit ung jum lah pajak yang t erut ang dengan benar, membayar pajak yang t erut ang t epat pada w akt unya unt uk memenuhi semua kew ajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
2.2 Kerangka Pemikiran
Unt uk meningkat kan kepat uhan Wajib Pajak DJP mengembangkan program dan kegiat an reformasi adm inist rasi perpajakan yang diw ujudkan dalam penerapan sist em administ rasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus ant ara lain st rukt ur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi set iap w ajib pajak melalui pembent ukan account represent at ive dan compliant cent er unt uk menampung keberat an Wajib Pajak. Selain it u sist em administ rasi perpajakan modern juga mengikut i kemajuan t eknologi dengan pelayanan yang berbasis e-syst em sepert i e-SPT, e-filling, e-Payment dan e-regist rat ion yang diaharapkan meningkat kan mekanisme kont rol yang lebih efekt if dit unjang dengan penerapan Kode Et ik Pegaw ai Direkt orat Jenderal Pajak yang mengat ur perilaku pegaw ai dalam melaksanakan t ugas dan pelaksanaan good governance.
Langkah Reformasi t erhadap sist em administ rasi perpajakan layak disebut sebagai langkah st rat egis. Sebab disat u sisi,paling t idak langkah ini diharapkan mampu menjaw ab t unt ut an perkembangan di era t eknologi informasi dalam jangka menengah. Sedangkan disisi lain yang jauh lebih pent ing, Langkah ini dinilai mampu menjembat ani kesenjangan ant ara pemenuhan kew ajiban perpajakan para Wajib Pajak dengan realisasi penerimaan pajak yang diharapkan.
2.3 Hipotesis
7
hipot esis yang diajukan dalam penelit ian ini adalah pengaruh reformasi pajak dan sist em administ rasi pajak modern t erhadap kepat uhan w ajib pajak.
Hipot esis yang penulis rumuskan dalam penelit ian ini adalah sebagai berikut :
a. Reformasi pajak dan sist em administ rasi perpajakan modern t idak berpengaruh t erhadap kepat uhan w ajib pajak.
b. Reformasi pajak dan sist em administ rasi perpajakan modern berpengaruh secara t erhadap kepat uhan w ajib pajak.
III. OBJEK DAN M ETODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelit ian
M enurut Sugiyono (2011:13) Objek penelit ian adalah sasaran ilmiah unt uk mendapat kan dat a dengan t ujuan dan kegunaan t ert ent u t ent ang sesuat u hal objekt if, valid, dan reliable t ent ang sesuat u hal (variabel t ert ent u). Adapun Objek Penelit ian yang akan dit elit i dalam penelit ian ini adalah reformasi pajak, sist em administ rasi perpajakan modern dan kepat uhan w ajib pajak pada KPP Prat ama Kot a Bandung di Kanw il DJP Jabar 1.
3.2 M et ode Penelit ian
M enurut Sugiyono (2011:2) met ode penelit ian diart ikan sebagai Cara ilm iah unt uk mendapat kan dat a dengan t ujuan dan kegunaan t ert ent u. Cara ilmiah berart i kegiat an penelit ian ini didasarkan pada ciri-ciri keilm uan, yait u rasional, empiris dan sist emat is.
M et ode yang digunakan dalam penelit ian ini adalah met ode deskript if dan verifikat if, dengan pendekat an kuant it at if.
Pengert ian met ode deskript if menurut Suryana (2010:20), Yait u met ode yang digunakan unt uk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat -sifat suat u fenomena. M et ode ini dim ulai dengan mengumpulkan dat a, menganalisis dat a dan mengint erprest asikannya. M et ode deskript if dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: t eknik survey, st udi kasus (bedakan dengan suat u kasus), st udi komparat if, st udi t ent ang w akt u dan gerak, analisis t ingkah laku, dan analisi dokument er .