• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.3 Saran

Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi pada siswa Sekolah Dasar kelas rendah adalah pada analisis kebutuhan sebaiknya tidak hanya melakukan wawancara pada guru kelas saja tetapi dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa.

78

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Burhanuddin, Afid & Mukodi. (2014). Anti Korupsi Rekonstruksi Interpretasi dan Aplikatif di Sekolah. Pacitan: LPPM Press.

Darmodjo, Hendro & Jenny R.E.K. (1992). Pendidikan IPA. Jakarta : Depdikbud. Depdikbud. ( 1985). Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Depdiknas. (2001). Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Depdiknas.

. . (2003). Undang- undang RI nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

. (2007). Undang- undang RI nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Jakarta: Depdiknas. Effendy, Y., Bangsa, G., & Yudani, H. D. (2013). Perancangan buku bergambar

Dang Dedunai untuk anak usia 4-6 tahun. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Eko Yuli Supriyanta. (2015). Pengembangan Media Komik Untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tentang Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada Kelas V Sd Muhammadiyah Mutihan Wates Kulon Progo.Yogyakarta: UNY.

Horsley, M. Knight. B & Huntly. H. (2010). The role of textbooks and other theavhing and learning resources in higher education in australia. Change and continuity in supporting learning. ARTEM, vol.3.no 2. Pp. 43-61. http:www.biriwa.com/iartem/ e journal (viewed 3/1/2017).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Depdiknas.

Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan Karakter : Strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: PT. Grasindo.

Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik (terjemahan Lita S). New York: Bantam Book.

Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Maria Magdalena Wargiani. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan

Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas III Semester 2 SD Negeri Gelaran II. Yogyakarta: Sanata Dharma.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai. (2011). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2015). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, Noehi. (1992). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdibud.

Nurgiyantoro, B. (2005). Satra anak pengantar pemahaman dunia anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sadiman, dkk. (2014). Media Pendidikan (pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta: Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan P e n d e k a t a n Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. (1986). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.

Warpala. (2011). Model Pembelajaran Konvensional. Diakses dari http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran konvensional/pada tanggal 8 januari 2017.

Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, Agus. (2013). Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wigianto. (2015). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Untuk Peserta Didik Sekolah Dasar. Yogyakarta:UN.

81

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN

No Pertanyaan Jawaban

1. Menurut bapak/ibu guru apa fungsi dari buku cerita bergambar?

Menurut saya fungsi buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran dalam menyampaikan materi untuk memudahkan anak dalam memahami atau menerima materi yang disampaikan

2. Menurut bapak/ibu guru apakah perlu menggunakan buku cerita bergambar untuk menyampaikan pelajaran?

Dalam pembelajaran ada yang perlu menggunakan buku cerita bergambar dan ada yang tidak tetapi jika ada buku cerita bergambar dalam menyampaikan materi anak akan lebih cepat menangkap dari pada hanya disuruh membayangkan saja.

3. Apakah bapak/ibu guru pernahmengajarkan pendidikan anti korupsi di kelas?

Pernah, misalnya tidak boleh meminta uang kepada orang tua dengan cara berbohong

4. Jika Iya, Apakah bapak/ibu guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran memerlukan sebuah contoh bergambar?

Iya, memerlukan contoh gambar yang berkaitan dengan apa yang akan diajarkan kalau tidak ya dengnan contoh dirin sendiri agar anaknya cepat paham

5. Apakah bapak/ibu guru pernahmencoba menggunakan buku cerita bergambar mengenai pendidikan anti korupsi dalam

menyampaikan materi

pembelajaran?

Belum, biasanya saya hanya memberikan contoh sesuai kejadian saja, misalnya dari TV, Koran atau kadang siswa menyampaikan apa yang mereka dengar di lingkungan 6. Apabila iya, apakah anak

lebih mudah untuk memahami dengan penyampaian secara lisan ataukah dengan menggunakan buku cerita bergambar tersebut?

Siswa itu lebih mudah menangkap dengan contoh gambar, jadi mereka bisa lihat langsung seperti apa itu korupsi yang terjadi di negara atau yang terjadi di lingkungan mereka.

7. Buku cerita bergambar seperti apakah yang menurut bapak/ibu guru yang sesuai dalam menyampaikan materi seperti itu?

Buku gambar yang tampilannya menarik, bahasanya sederhana dan mungkin gambar-gambarnya itu diambil dari contoh lingkungan jadi kehidupan sehari-hari yang anak sering temui.

8. Apakah dengan menggunakan buku Cerita bergambar dapat

Iya dapat mempermuda, karena didalam buku cerita bergambar itu

mempermudah bapak/ibu guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran?

ada ceritanya, jadi guru tinggal memperjelas saja maksud dari cerita itu terkadang tanpa harus dijelaskan lagi anak sudah paham apa isi dari cerita itu

9. Bagaimanakah respon dan minat saat pembelajaran dengan menggunakan buku cerita bergambar?

Anak biasanya sangat antusias apalagi kan mereka masih kelas III suka dengan gambar dan belajar menggunakan media gambar itu sangat memudahkan anak untuk menerima materi yang diajarkn 10. Menurut bapak/ibu guru apakah

perlu pengembanga buku cerita bergambar itu?

Menurut saya sangat perlu, karena siswa kelas rendah itu masih dalam tahap berimajinasi dan terdapat narasi yang bisa sekalian melatih anak untuk membaca

11. Jika perlu, bagian apa yang harus dikembangkan, misalnya (dalam konteks materi pembelajaran ataukah dari segi isi maupun kualitas) dari buku cerita bergambar tersebut?

Semua itu perlu, baik itu dari segi materi, isi dan kualitas, jika semua itu sudah terpenuhi maka akan lebih mempermudah pengajaran dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi.

12. Apakah bapak/ibu guru mengetahuibagaimana cara menguji sebuah buku itu layak atau tidaknya untuk dipergunakan?

Layak atau tidaknya buku itu untuk dipergunakan harus melewati ujicoba yang mungkin bisa dilakukan oleh para ahli dibidangnya.

13. Bagaimanakah karakteristik buku cerita bergambar agar dapat menarik minat dan perhatian siswa?

Gambarnya harus menarik, narasi menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, dan yang paling penting buku tersebut harus memperhatikan tingkatan kelas siswa

14. Apakah bapak/ibu guru

membutuhkan portotipe mengenai buku cerita bergambar yang memiliki kualitas baik?

Sangat membutuhkan, apalagi buku mengenai materi tertentu jadi siswa bisa langsung memahami materi tersebut dengan mudah dan menyenangkan

15. Jika Iya, materi pembelajaran apa yang bapak/ibu perlukan untuk pembelajaran dengan menggunakan prototype buku cerita bergambar tersebut?

Sebenarnya kalau bisa setiap materi pembelajaran agar siswa mudah didalam mempelajari ataupun memahami setiap materi dalam mata pelajaran tersebut.

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Biodata Penulis

Amah Wulandari lahir di Klaten, 16 Agustus 1994, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Kerten tahun 2001-2007. Selanjutnya, penulis menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Gantiwarno klaten hingga tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten dan tamat pada tahun 2013.

Penulis tercatat sebagai mahasiswa aktif di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma sejak tahun 2013. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri oleh penulis pada tahun 2016 dengan menulis sebuah skripsi berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi Untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III SD Negeri 1 Keputran Kemalang Klaten”.

Lampiran 8

PENGEMBAMGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA KELAS III SEKOLAH DASAR Amah Wulandari

Universitas Sanata Dharma 2017

Skripsi ini merupakan hasil penelitian dan pengembangan terkait dengan pendidikan anti korupsi. Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah terkait dengan pendidikan anti korupsi. Potensi yang ada adalah pendidikan anti korupsi untuk anak SD kelas rendah. Masalah yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara yaitu belum adanya media guru untuk mengajarkan pendidikan anti korupsi pada anak usia dini. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan media berbasis pendidikan anti korupsi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan Borg dan Gall dan pengembangan modifikasi dari Sugiyono. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengembangkan produk, (2) Mengetahui kualitas produk. Produk yang dihasilkan berupa buku cerita bergambar untuk mengajarkan pendidikan anti korupsi siswa sekolah dasar. Langkah-langkah dalam pengembangan penelitian ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD N 1 Keputran Kemalang Klaten, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku cerita bergambar oleh Dosen, guru kelas III SD N 1 Keputran Kemalang Klaten, dan 6 siswa kelas III SD N 1 Keputran Kemalang Klaten sebagai subjek uji coba.

Berdasarkan hasil validasi, Dosen memperoleh skor sebesar 4,4. Guru kelas III memperoleh skor sebesar 4,5. Subjek uji coba sebesar 4,5. Rerata skor validasi yaitu 4,45 dengan kategori “Sangat Baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek (1) cover buku, (2) kebahasaan dan isi, (3) anatomi buku. Dengan demikian, buku cerita anak yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai buku bacaan tentang pendidikan anti korupsi untuk anak SD kelas rendah.

THE DEVELOPMENT OF PICTURED STORYBOOKS BASED ON

ANTI CORRUPTION EDUCATION FOR READING LEARNING OF THIRD GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Amah Wulandari Sanata Dharma University

2017

This paper is the result of research and development related to anti corruption education. This research is begun from the begins of potential and problems related to anti-corruption education. The potential is the anti anti-corruption education for low grade students of elementary schools. The problem that researcher gets from the interview is the absence of media for the teachers to teach anti-corruption education to the students. Therefore, the researcher is encouraged to conduct the research on media development based on anti-corruption education.

This research uses the research Barg and Gall method and development method of modification from Sugiyono. The purpose of this research is to develop the product and to know the quality of the product. The product is a picture storybook for teaching anti-corruption education to elementary school students. The steps in the development of this research are (1) the potential and problem, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision, (6) product trials. The instrument used in this research is a list of interview questions and questionnaire sheets. The interview is used for the analysis of the need for the third grade teachers of State Elementary School (SDN) 1 Keputran Kemalang, Klaten, while the questionnaires are used to validate the quality of the picture storybook by lecturers, the third grade teachers of SDN 1 Keputran Kemalang, Klaten; and 6 students of the third grade SDN 1 Keputran Kemalang, Klaten as the trial subjects.

Based on the validation result, the lecturers get the score of 4.4. The third grade teachers get the score of 4.5. The trial subjects get 4.5. The average validation score is 4.45 with the category "Very Good". This result is viewed from the aspects of (1) book cover, (2) language and content, (3) book anatomy. Thus, this developed children's storybook is worthy to be used as a reading book on anti-corruption education for low grade students of elementary schools.

Dokumen terkait