• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran bagi tiga pihak. Saran ini ditujukan kepada sekolah khususnya SMA Stella Duce Bantul, guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMA Stella Duce Bantul, dan peneliti lain.

1. Pihak sekolah, khususnya SMA Stella Duce Bantul agar memperhatikan kebutuan pembelajaran salah satunya dengan pemanfaatan metode pembelajaran pada waktu mengajar, karena metode pembelajaran terbukti dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.

2. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia, diharapkan bisa menerapkan metode kooperatif teknik jigsaw dalam kegiatan pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf persuasif. Hal ini karena hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kooperatif teknik jigsaw dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif, menarik, dan mampu meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasif. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan memberi inspirasi bagi guru untuk dapat menerapkan metode pembelajaran di kelas guna mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

3. Bagi peneliti lain, pembelajaran menulis dapat diterapkan dengan metode kooperatif teknik jigsaw. Oleh karena itu, diharapkan dalam penerapan metode dan teknik tersebut diusahakan dapat lebih baik lagi guna mendapatkan hasil yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ch. Sujanto, J. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P2LPTK. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. 1982. Ekposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.

Kristiani, Norma. 2010. “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Menggunakan Metode

Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik “Kancing Gemerincing” Siswa

Kelas X-3 Semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010”. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Lie, Anita. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Santoso, Singggih. 2010. Statistik Parametik, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Suharso, dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Semarang: Widya Karya.

Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahsa. Bandung: Angkasa.

The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karangan Mengarang. Yogyakarta: Liberty.

Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Utari, Irmina Budi. 2009. “Peningkatan Kemampuan Kerja Sama dalam Pembelajaran Menulis Siswa Kelas X SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw”. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Warsimin & Syarifah. 2010. Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Tengah: Bandungan Institute.

Widharyanto, B. Tanpa tahun. Modul Metodologi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Wiriatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

T: Bagaimana situasi kelas saat pelajaran bahasa Indonesia berlangsung?

J: Situasi berlangsung dengan baik, maksudnya seperti biasa-biasa saja. Namum ada beberapa siswa yang kadang menyepelekan pelajaran.

T: Pembelajaran menulis apa saja yang diberikan pada kelas X? J: Ada menulis deskrispi, narasi, eksposisi, dan persuasi.

T: Pembelajaran menulis apa saja yang sudah disampaikan? J: Semuanya sudah diajarkan.

T: Bagaimana antusiasme siswa dalam pembelajaran menulis?

J: Beberapa siswa cukup antusias, namun ada beberapa yang juga kurang.

T: Metode apa yang Anda gunakan dalam pelajaran menulis?

J: Lebih seringnya ceramah, tetapi kadang juga memanfaatkan audio-visual.

T: Bagaimana hasil belajar siswa selama ini?

J: Hasil belajar siswa sejauh ini cukup, memang beberapa ada yang harus remidi.

T: Bagaimana antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran menulis paragraf persuasif? J: Antusiasmenya juga sama, ada beberapa yang antusias dan ada beberapa yang tidak.

T: Bagaimana prestasi siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif?

J: Sejauh ini, bab menulis yang paling banyak remidi adalah pembelajaran menulis persuasif.

T: Metode apa yang paling sering Anda pergunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif di kelas X?

T: Tipe belajar seperti apa yang paling disenangi siswa ketika belajar keterampilan menulis paragraf persuasif?

Nama Sekolah : SMA Stella Duce Bantul Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X Semester : 2/Genap Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/Alat Menulis 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato 12.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif Contoh paragraf persuasif Ciri-ciri paragraf persuasif Topik-topik paragraf persuasif Kerangka paragraf persuasif Penggunaan kata penghubug antar klausa dalam paragraf persuasif Membaca paragraf persuasif Mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif Menulis paragraf persuasif Menggunakan kata penghubung antar kalimat (oleh karena itu, dengan

demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam paragraf persuasif Membaca paragraf persuasif Mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif Menulis paragraf persuasif Menggunakan kata penghubung antar kalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam Jenis tagihan: Tugas Individu Praktik Ulangan Bentuk instrumen: Uraian bebas Pilihan ganda 4 x 45 menit  Buku pelajaran bahasa Indonesia  Buku yang terkait dengan paragraf persuasi  Internet

teman paragraf persuasif yang ditulis teman

A. Identitas

Nama Sekolah : SMA Stella Duce Bantul Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Semester/Tahun Ajaran : 2 (dua)/2011/2012 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

B. Standar Kompetensi

Menulis

12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato

C. Kompetensi Dasar

12.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif

D. Indikator

Siswa mampu membaca paragraf persuasif

Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif

Siswa mampu menulis paragraf persuasif

Siswa mampu menggunakan kata penghubung antar kalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam paragraf persuasif

Siswa mampu menyunting paragraf persuasif yang ditulis teman

E. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca paragraf persuasif

2. Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif 3. Siswa dapat menulis paragraf persuasif

4. Siswa dapat menggunakan kata penghubung antar kalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam paragraf persuasif

5. Siswa dapat menyunting paragraf persuasif yang ditulis teman

lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Paragraf persuasif disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Menurut Keraf (2007: 118), persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pembicara/penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Persuasi juga merupakan suatu proses untuk meyakinkan orang lain (pembaca) supaya orang itu menerima apa yang diungkapkan oleh penulis. Untuk meyakinkan hadirin/pembaca mengenai apa yang dipersuasikan, pembicara/penulis harus menimbulkan kepercayaan kepada para hadirin atau pembaca. Kepercayaan merupakan unsur utama dalam persuasi.

Menurut Tukan (2007: 135), persuasi merupakan paragraf yang berisi himbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, paragraf persuasi disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga dapat mempengaruhi pembaca.

Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Paragraf persuasif mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk menyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca. Paragraf persuasif menggarap pembaca agar mau mengikuti kehendak penulis (Asul Wiyanto, 2004: 68).

2. Adapun ciri-ciri paragraf persuasi adalah sebagai berikut.

a. Paragraf persuasif berpijak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. b. Paragraf persuasif harus menimbulkan kepercayaan bagi para pembacanya.

d. Persuasif sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.

e. Persuasif memerlukan fakta dan data. 3. Langkah-langkah Penyusunan Paragraf Persuasif

Adapun langkah-langkah untuk menyusun paragraf persuasi adalah sebagai berikut. a. Menentukan topik dan tujuan dalam paragraf persuasif.

Salah satu ciri khas paragraf persuasif adalah digunakannya kata-kata yang bersifat ajakan/bujukan, seperti marilah atau ayolah dalam paragraf tersebut. (Tim Edukatif,

2006:130). Contoh: “bertani beras organik” (topik umum dan belum jelas jenis

wacananya), sehingga dapat dibuat menjadi “mari kita bertani dengan cara organik”

(topik khusus dan persuasif).

Tujuan penulis dalam paragraf persuasif dapat dikemukakan secara langsung. Contoh

lainnya, seorang penulis menulis dengan topik “penggunaan handpone dikalangan

pelajar”. Tujuan penulis yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa

di era teknologi ini, pengguaan alat komunikasi perlu dipergunakan sesuai dengan waktu dan tempatnya.

b. Membuat kerangka karangan paragraf persuasif.

Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.

diperhatikan adalah tulisan persuasif harus berakhir dengan ajakan atau bujukan agar pembaca mau mengikuti keinginan penulis. (Tim Edukatif, 2006: 131).

Contoh topik “bertani dengan cara organik”, dapat dibuat kerangka paragraf: - Arti tanaman organik

- Contoh tanaman organik

- Cara menanam tanaman organik

- Alasan pentingnya menanam tanaman organik c. Mengumpulkan bahan untuk paragraf persuasif.

Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden.

d. Menarik kesimpulan dari paragraf persuasif.

Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasif harus kita lakukan dengan benar agar tujuan tercapai.

e. Penutup paragraf persuasif.

Pada bagian ini penulis akan memberitahukan inti dan maksud dari penjabaran fakta-fakta yang ada dalam paragraf tersebut dalam 1-2 kalimat berupa ajakan atau himbauan yang biasanya terletak pada akhir kalimat.

Contoh paragraf persuasif:

Artikel 1

Beras organik lebih menguntungkan daripada beras non organik. Mutu beras organik lebih sehat, awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia. Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapat keuntungan 34% dari biaya produksi, sedangkan petani beras non organik hanya mendapat keuntungan 16% dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih

Artikel 2

Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas IV untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional. (sumber:

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/paragraf-persuasi)

Artikel 3

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan. (sumber: Cermat Berbahasa Indonesia, E. Kosasih, M.Pd.,2001)

Artikel 4

Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta. (sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2009/11/paragraf-persuasif.html)

1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Jigsaw

H. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah

TAHAP KEGIATAN ALOKASI WAKTU

KETERANGAN PEMBUKA 1. Guru membuka pelajaran dengan

salam, presensi, dan apersepsi 2. Menyampaikan dan menjelaskan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Siswa dibentuk kelompok asal yang terdiri dari 4 kelompok masing-masing 5-6 orang dan mendapat 4 topik masalah yang akan

didiskusikan

4. Guru menjelaskan materi pelajaran mengenai menulis persuasif

3’

3’ 3’

2’ 10’

INTI 1. Siswa dibentuk kelompok ahli sesuai dengan tugas yang sama (berdasarkan kesamaan teks paragraf yang diberikan dalam kelompok awal)

2. Masing-masing kelompok ahli berkumpul dan diskusi sampai batas waktu yang ditentukan

3. Siswa kembali ke kelompok asal dan berdiskusi mengenai hasil pertemuan dengan kelompok ahli dan mengerjakan LKS

2’

15’

diskusi yang sudah mereka lakukan dengan topik yang ditemukan PENUTUP 1. Masing-masing siswa menyunting

paragraf persuasif yang ditulis teman lain (dengan lembar penilaian)

2. Masing-masing kelompok berdiskusi membuat kesimpulan pembelajaran

3. Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

10’

5’ 10’

I. Metode

Metode yang digunakan adalah kooperatif teknik jigsaw.

J. Alat/Media

1. Materi pembelajaran 2. Lembar kerja siswa

K. Sumber Belajar

1. Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2. Tukan, P. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.

3. Suharso, dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.

L. Penilaian

1. Bentuk instrumen: Tugas individual. a. Tugas Kelompok

- Tulislah paragraf persuasif berdasarkan topik yang ditemukan! - Suntinglah paragraf persuasif yang ditulis teman!

2. Pedoman Penilaian No Unsur yang dinilai Bobot Tingkat Kefasihan Kriteria Kategori 1 Kualitas dan ruang lingkup isi 30 4 3 2 1

Padat informasi, sesuai dengan topik dan tuntas, pengembangan topik tuntas

Padat informasi, sesuai dengan topik tetapi tidak lengkap, pengembangan topik terbatas

Informasi terbatas, kurang sesuai dengan topik, pengembangan topik kurang

Informasi kurang (tak berisi), tidak sesuai dengan topik, tidak ada pengembangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang 2 Organisasi isi 20 4 3 2 1 Gagasan diungkapkan dengan jelas, bahan pendukung padat, tertata dengan baik, urutan logis Gagasan diungkapkan dengan kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap

Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, ide terpotong-potong, urutan tidak logis

Gagasan diungkapkan dengan tidak komunikatif, tidak terorganisir, tidak

Sangat Baik Baik

Cukup Kurang

3 2 1

Terjadi sedikit kesalahan kebahasaan

Terjadi banyak kesalahan tetapi makna tidak kabur Terjadi banyak kesalahan yang mengakibatkan makna kabur Baik Cukup Kurang 4 Gaya: pilihan struktur dan kosa kata 25 4 3 2 1

Pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai

pembentukan kata, terdapat kata persuasif yang tepat

penggunaannya

Pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu, terdapat kata persuasif yang tepat penggunaannya

Sering terjai kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna, penggunaan kata persuasif kurang tepat Pengetahuan tentang kosa kata rendah, tidak layak dinilai, tidak ada penggunaan kata persuasif Sangat Baik Baik Cukup Kurang 5 Ejaan 10 4 3 2 Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan

Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna

Sering terjadi kesalahan ejaan, makna kabur atau membingungkan

Sangat Baik Baik Cukup

Jumlah Skor 400 Tingkat kefasihan x bobot = Jumlah Skor Rumus Mencari Rentang Skor:

Skor tertinggi

100 x interval presentase = rentang skor

Yogyakarta, 2 Mei 2012 Mengetahui Praktikan

C. Suparjono Agustinus Suprimanto Guru Pamong 071224028

M. Identitas

Nama Sekolah : SMA Stella Duce Bantul Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Semester/Tahun Ajaran : 2 (dua)/2011/2012 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

N. Standar Kompetensi

Menulis

12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato

O. Kompetensi Dasar

12.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif

P. Indikator

Siswa mampu membaca paragraf persuasif

Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif

Siswa mampu menulis paragraf persuasif

Siswa mampu menggunakan kata penghubung antar kalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam paragraf persuasif

Siswa mampu menyunting paragraf persuasif yang ditulis teman

Q. Tujuan Pembelajaran

6. Siswa dapat membaca paragraf persuasif

7. Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif 8. Siswa dapat menulis paragraf persuasif

9. Siswa dapat menggunakan kata penghubung antar kalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam paragraf persuasif

10. Siswa dapat menyunting paragraf persuasif yang ditulis teman

lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Paragraf persuasif disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Menurut Keraf (2007: 118), persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pembicara/penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Persuasi juga merupakan suatu proses untuk meyakinkan orang lain (pembaca) supaya orang itu menerima apa yang diungkapkan oleh penulis. Untuk meyakinkan hadirin/pembaca mengenai apa yang dipersuasikan, pembicara/penulis harus menimbulkan kepercayaan kepada para hadirin atau pembaca. Kepercayaan merupakan unsur utama dalam persuasi.

Menurut Tukan (2007: 135), persuasi merupakan paragraf yang berisi himbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, paragraf persuasi disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga dapat mempengaruhi pembaca.

Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Paragraf persuasif mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk menyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca. Paragraf persuasif menggarap pembaca agar mau mengikuti kehendak penulis (Asul Wiyanto, 2004: 68).

5. Adapun ciri-ciri paragraf persuasi adalah sebagai berikut.

f. Paragraf persuasif berpijak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. g. Paragraf persuasif harus menimbulkan kepercayaan bagi para pembacanya.

i. Persuasif sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.

j. Persuasif memerlukan fakta dan data. 6. Langkah-langkah Penyusunan Paragraf Persuasif

Adapun langkah-langkah untuk menyusun paragraf persuasi adalah sebagai berikut. f. Menentukan topik dan tujuan dalam paragraf persuasif.

Salah satu ciri khas paragraf persuasif adalah digunakannya kata-kata yang bersifat ajakan/bujukan, seperti marilah atau ayolah dalam paragraf tersebut. (Tim Edukatif,

2006:130). Contoh: “bertani beras organik” (topik umum dan belum jelas jenis

wacananya), sehingga dapat dibuat menjadi “mari kita bertani dengan cara organik”

(topik khusus dan persuasif).

Tujuan penulis dalam paragraf persuasif dapat dikemukakan secara langsung. Contoh

lainnya, seorang penulis menulis dengan topik “penggunaan handpone dikalangan

pelajar”. Tujuan penulis yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa

di era teknologi ini, pengguaan alat komunikasi perlu dipergunakan sesuai dengan waktu dan tempatnya.

g. Membuat kerangka karangan paragraf persuasif.

Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.

diperhatikan adalah tulisan persuasif harus berakhir dengan ajakan atau bujukan agar pembaca mau mengikuti keinginan penulis. (Tim Edukatif, 2006: 131).

Contoh topik “bertani dengan cara organik”, dapat dibuat kerangka paragraf: - Arti tanaman organik

- Contoh tanaman organik

- Cara menanam tanaman organik

- Alasan pentingnya menanam tanaman organik h. Mengumpulkan bahan untuk paragraf persuasif.

Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden.

i. Menarik kesimpulan dari paragraf persuasif.

Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasif harus kita lakukan dengan benar agar tujuan tercapai.

j. Penutup paragraf persuasif.

Pada bagian ini penulis akan memberitahukan inti dan maksud dari penjabaran fakta-fakta yang ada dalam paragraf tersebut dalam 1-2 kalimat berupa ajakan atau himbauan yang biasanya terletak pada akhir kalimat.

Contoh paragraf persuasif:

Beras organik lebih menguntungkan daripada beras non organik. Mutu beras organik lebih sehat, awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia. Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapat keuntungan 34% dari biaya produksi, sedangkan petani beras non

S. Metode Pembelajaran 4. Tanya jawab 5. Diskusi 6. Jigsaw T. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah

TAHAP KEGIATAN ALOKASI WAKTU

KETERANGAN PEMBUKA 5. Guru membuka pelajaran dengan

salam, presensi, dan apersepsi 6. Menyampaikan dan menjelaskan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

7. Siswa dibentuk kelompok asal yang terdiri dari 4 kelompok masing-masing 5-6 orang dan mendapat 4 topik masalah yang akan

didiskusikan

8. Guru memutarkan video untuk pra pembelajaran dan menjelaskan materi pelajaran mengenai menulis

Dokumen terkait