• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF DALAM PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS X-2 SEMESTER 2 SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 20112012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF DALAM PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS X-2 SEMESTER 2 SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 20112012"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

METODE KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

PADA SISWA KELAS X-2 SEMESTER 2 SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Agustinus Suprimanto

07 1224 028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF DALAM PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN

METODE KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

PADA SISWA KELAS X-2 SEMESTER 2 SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Agustinus Suprimanto

07 1224 028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku dan Bunda Maria Teladanku

Bapakku Ignatius Tudjiman dan Ibuku Yovita Warsisih

“Kupersembahkan skripsi ini sebagai bentuk ucapan syukur, tanda terima kasih, bakti, dan cintaku untuk bapak dan ibu serta adik-adikku yang selalu mendoakan, percaya, mendukung, dan memotivasiku untuk

terus belajar, tidak mudah putus asa, dan selalu berusaha untuk

mendapatkan yang terbaik.”

(6)

v

Motto

“Fakta apapun yang ada di hadapan kita, tidaklah sepenting sikap kita terhadapnya, karena itulah yang menentukan kesuksesan atau

kegagalan kita” (Norman Vincent Peale)

“Apa yang terjadi pada detik ini, akan berpengaruh besar pada detik-detik selanjutnya”

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

Suprimanto, Agustinus. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif dalam Pembelajaran yang Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw pada Siswa Kelas X-2, Semester 2, SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dalam pembelajaran yang menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas X-2, semester 2, SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas X-2 SMA Stella Duce Bantul, semester 2 tahun ajaran 2011/2012, yang siswanya berjumlah 22 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 hingga bulan Mei 2012.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif siswa dalam pembelajaran menulis yang menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw siswa kelas X-2 semester 2 SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2011/2012. Dalam pembelajarannya, masing-masing siswa mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dalam pembelajaran kepada anggota kelompok yang lain.

Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus, tiap siklusnya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian ini adalah tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal dan instrumen nontes berupa kuesioner, pertanyaan wawancara, panduan observasi, dan alat dokumentasi.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji-t, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi.

(10)

ix ABSTRACT

Suprimanto, Agustinus. 2012.The Improvement of Persuasive Paragraph Writing Ability in The Lessons by Using The Cooperative Jigsaw Technique Method on Grade X-2 Students,Second Semester, Stella Duce Senior High School in Bantul, Academic Year of 2011/2012. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian, Local Language and Literature Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research discussed the improvement of persuasive paragraph writing ability in the lessons which was using the cooperative jigsaw technique method on grade X-2 students of Stella Duce Senior High School in Bantul in the second semester of 2011/2012 academic year. This research was a Classroom Action Research which was conducted on 22 students of grade X-2 of Stella Duce Senior High School in the second semester of 2011/2012 academic year. This research was conducted from November 2011 until May 2012.

The aim of this research was to determine and to describe the improvement of persuasive paragraph writing ability in the lessons by using the cooperative jigsaw technique method on grade X-2 students of Stella Duce Senior High School in Bantul in the second semester of 2011/2012 academic year. During the lessons, each student had opportunities to give their contribution to the group members.

This research was designed into 2 cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. The test and the non-test instruments were applied to collect the research data. The test instrument was in form of questions and the non-test instruments were in form of questionnaire, interview questions, observation guidance, and documentation instruments.

Qualitative and quantitative data were the results which were obtained from this research. The qualitative data were analized by using the t-test, and the qualitative data were analized by using content analysis technique.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik

Jigsaw pada Siswa Kelas X-2, Semester 2, SMA Stella Duce Bantul Tahun

Pelajaran 2011/2012 dengan baik. Skripsi tersebut ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan, semangat, bimbingan, kerjasama, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua Program Studi PBSID yang telah dengan penuh kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, pengarahan, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Drs. G. Sukadi selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pencerahan, bimbingan dan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan tugas akhir ini.

(12)

xi

4. Bapak P. Susilo Kristiyanto, selaku Kepala SMA Stella Duce Bantul yang telah memberikan ijin sewaktu penulis melakukan penelitian pada bulan November 2011 hingga Mei 2012.

5. Sr. Adriani, CB, selaku Kepala SMA Stella Duce Bantul saat ini yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir.

6. Bapak C. Suparjono, selaku guru bahasa Indonesia SMA Stella Duce Bantul yang telah memberikan bantuan dan masukan-masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan tugas akhir.

7. Siswa-siswa kelas X-2 SMA Stella Duce Bantul atas bantuannya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

8. Bapak dan ibu tercinta, Ignatius Tudjiman dan Yovita Warsisih yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

9. Adik-adikku, Pius Andi Primanto, Henricus Bangun Primanto, Agata Novia Adriani, dan Emmanda Sekar Yumita yang selalu memberikan hiburan, bantuan, dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

10.Ita Alfi Ariesta, S.E. yang telah memberikan semangat dan pencerahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

(13)

xii

mendukung dan membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

12.Albertus Valentino Daloengkang, S.Pd. terima kasih atas abstractnya. 13.Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSID yang selalu sabar dan

memberi kelancaran bagi penulis selama berproses dalam kuliah dan menyelesaikan tugas akhir.

14.Teman-teman PBSID angkatan 2007, khususnya kelas A, atas semangat yang diberikan kepada penulis.

15.Sahabatku yang selalu memberi semangat, Lola Tonapa, Amadeus Bonfilio Clay Dengah, David Widiantoro, Ria Riberu, Yayuk Ayu, Stephanus Riko, Cintya Perdana, dll. Terima kasih atas kebersamaan yang kalian berikan sehingga hari-hari penulis menjadi lebih indah.

16.Bapak Budi Setyahandana, S.T., M.T., Mbak Aquelina Yunaeni Mariati, Mas Johanes Tjahjo Hantoro, dan Staf BAA USD serta teman-teman Student Staff Humas USD yang memberikan kesempatan untuk

berdinamika bersama dalam kehidupan yang indah ini.

17.Teman-teman di KOMSOS KAS, Romo Agung, Romo Joko, Pak Noto, Pak Encep, Pak Martinus, Egha, dan Mas Nunu, terima kasih untuk semangat, motivasi, dan inspirasi serta pelajaran hidup yang diberikan selama ini.

(14)
(15)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

(16)

xv

3. Pembelajaran Kooperatif ... 19

4. Teknik Jigsaw ... 23

5. Penerapan Pembelajaran dengan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw ... 28

6. Penilaian ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

D. Prosedur Penelitian ... 35

2. Instrumen Nontes ... 51

G. Teknik Pengumpulan Data ... 53

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 58

1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 58

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitan Siklus I dan Siklus II ... 59

B. Pembahasan Penelitian ... 60

1. Penghitungan Uji Normalitas ... 60

(17)

xvi

b. Uji Normalitas Siklus I ... 62

c. Uji Normalitas Siklus II ... 63

2. Penghitungan Uji-t... 64

a. Uji-t Berpasangan untuk Prates dan Siklus I ... 64

b. Uji-t Berpasangan untuk Siklus I dan Siklus II ... 65

3. Penghitungan Rata-Rata Skor Masing-masing Aspek Penilaian ... 67

C. Implementasi Metode Kooperatif Teknik Jigsaw dan Hasil Penelitian ... 70

1. Implementasi Metode Kooperatif Teknik Jigsaw dalam Penelitian ... 70

a. Prates ... 70

b. Siklus I ... 70

c. Siklus II ... 75

2. Hasil Penelitian ... 81

a. Persentase Ketuntasan ... 82

b. Peningkatan Rata-Rata dan Ketuntasan ... 85

BAB V PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 95

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Target Kelulusan ... 46

Tabel 3.2 Nilai Prates Menulis Paragraf Persuasif ... 46

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Menulis Paragraf Persuasif ... 47

Tabel 3.4 Penentuan Patokan dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Sepuluh ... 47

Tabel 4.1 Rata-Rata Skor Menulis Paragraf Persuasif Siklus I dalam Masing-Masing Aspek Penilaian ... 67

Tabel 4.2 Rata-Rata Skor Menulis Paragraf Persuasif Siklus II dalam Masing-Masing Aspek Penilaian ... 68

Tabel 4.3 Hasil Prates, Siklus I, dan Siklus II ... 81

Tabel 4.4 Peningkatan Rata-Rata Tes Menulis Paragraf Persuasif ... 85

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(20)

xix

DAFTAR DIAGRAM

(21)

xx

DAFTAR GRAFIK

(22)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1 Surat Ijin Penelitian ... 95 Lampiran 2 Surat Tanda Bukti Penelitian dari Sekolah ... 96 Lampiran 3 Transkrip Hasil Wawancara Guru ... 97 Lampiran 4 Silabus ... 99 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) ... 101 Lampiran 6 Soal Prates ... 122 Lampiran 7 Hasil Kuesioner ... 123 Lampiran 8 Daftar Rata-Rata Nilai Menulis Paragraf Persuasif Siklus I

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa merupakan sarana kontak sosial dan komunikasi antarmanusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya (Widjono Hs., 2007: 14). Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat bertukar informasi, saling bertanya-jawab, saling mengungkapkan perasaan, dan saling berhubungan sosial dengan cara yang lain. Dengan demikian, hubungan sosial manusia sangat erat kaitannya dengan penggunaan bahasa. Oleh karena itu, pelajaran bahasa khususnya bahasa Indonesia di sekolah mengarahkan siswa untuk terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis (Tarigan, 1982). Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, pendapat, penyampaian informasi, dan kemampuan memperluas wawasan.

(24)

kebahasaan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis. Melalui tulisan, seseorang dapat mengungkapkan gagasannya dan dapat menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya sendiri maupun orang lain.

Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1982: 3). Menulis berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide, pikiran, pengetahuan dan pengalaman dalam bahasa tulis yang runtut sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya dengan tulisan (KBBI, 2005). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan pengalaman seseorang dengan bahasa tulis sebagai medianya sehingga orang lain atau pembaca dapat memahami makna yang ingin disampaikan oleh penulis.

(25)

Penggunaan metode pembelajaran dilakukan agar siswa dapat menangkap materi pembelajaran dengan mudah, jelas, dan menyenangkan.

Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI: 2005). Dengan demikian, metode sangat dibutuhkan dalam membantu proses penyampaian pelajaran di dunia pendidikan. Dalam pengajaran di sekolah, guru bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Sebagai pengajar, guru harus memiliki kemampuan menerapkan metode pembelajaran yang baik dan mampu mengolah materi dengan baik, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu guru juga harus mampu mengemas pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa yang dapat diwujudkan dengan menggunakan metode pembelajaran.

(26)

Melihat kondisi yang demikian, maka perlu adanya alternatif pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Alternatif pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan secara aktif dan kreatif. Pembelajaran tersebut juga memerlukan adanya interaksi yang multi arah baik dari siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Metode kooperatif teknik jigsaw merupakan salah satu metode yang dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif, saling bekerja sama, berkelompok, berdiskusi, dan semua siswa ambil bagian dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X-2, semester 2, tahun ajaran 2011/2012 di SMA Stella Duce Bantul. Penggunaan metode ini diharapkan akan membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran menulis, khususnya menulis paragraf persuasif.

Penelitian ini selanjutnya disajikan dalam judul peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dalam pembelajaran yang menggunakan metode

kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas X-2, semester 2, SMA Stella Duce

(27)

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas X-2, semester 2, SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2011/2012.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana implementasi metode kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X-2, semester 2, SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2011/2012?

2. Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas X-2, semester 2, SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(28)

menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X-2, semester 2, SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2011/2012.

2. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan tinggi peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas X-2, semester 2, SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, bagi sekolah SMA Stella Duce Bantul, bagi guru bahasa Indonesia, bagi siswa, dan bagi peneliti lain. Manfaat tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti mempunyai wawasan menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif.

2. Bagi Sekolah SMA Stella Duce Bantul

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perbaikan dan dokumentasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

3. Bagi Guru Bahasa Indonesia

(29)

4. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam menerima metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasif, sehingga siswa dapat menguasai materi dengan lebih baik.

5. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam mengembangkan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

F. Batasan Istilah

Berikut ini akan disajikan istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini supaya mempermudah kesatuan kesepahaman dalam penelitian ini.

1. Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata mampu, yang berarti kuasa, sanggup melakukan sesuatu. Kemampuan berarti sanggup melakukan sesuatu (KBBI, 2005).

2. Menulis

(30)

3. Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37).

4. Paragraf Persuasif

Menurut Keraf (2007: 118), persuasi merupakan suatu seni verbal untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu itu dan pada yang akan datang. Paragraf persuasi juga merupakan suatu proses untuk meyakinkan orang lain (pembaca) supaya orang itu menerima apa yang diungkapkan oleh penulis.

5. Teknik Jigsaw

Teknik ini merupakan teknik yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna (Lie, 2010: 69).

G. Sistematika Penyajian

(31)
(32)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang penelitian yang relevan, teori, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Berikut merupakan paparan pembahasannya.

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang masih relevan dengan penelitian ini ada dua, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Irmina Budi Utari dan Norma Kristiani, keduanya adalah mahasiswi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Utari (2009), mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, berjudul Peningkatan Kemampuan Kerja Sama dalam Pembelajaran Menulis Siswa

Kelas X SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

dengan Menggunakan Metode Kooperatif Jigsaw. Jenis penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan meningkatkan kerja sama dalam pembelajaran menulis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan sebesar 16%. Hasil yang dicapai pada siklus I sebesar 61%, sedangkan pada siklus II naik menjadi 77% siswa dapat melakukan kerja sama dalam pembelajaran menulis.

(33)

Menulis Paragraf Persuasif dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Menulis Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan

Menggunakan Teknik “Kancing Gemerincing” Siswa Kelas X-3 Semester 2

SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010. Jenis penelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dan keaktifan siswa. Penelitian ini menunjukkan peningkatan sebesar 25,39%. Hasil yang dicapai pada siklus I sebesar 62,85% sedangkan pada siklus II naik menjadi 88,24%.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Utari (2009) dan Kristiani (2010), memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dari kedua penelitian tersebut adalah bahwa sama-sama meneliti tentang pelajaran menulis. Sedangkan perbedaan yang terdapat dalam kedua penelitian tersebut adalah pada tujuan dan metode pembelajarannya. Penelitian yang dilakukan oleh Utari bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam pembelajaran menulis yaitu dengan metode kooperatif teknik jigsaw. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kristiani bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasif dengan menggunakan metode kooperatif dan teknik “kancing

gemerincing”. Dari kedua penelitian yang sudah dilakukan tersebut, terdapat

(34)

B. Teori

1. Hakikat Menulis

Menurut The Liang Gie (1991: 3), menulis merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Menurut Tarigan (1982: 3) ,menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Sujanto (1988: 56), menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di sekolah. Keterampilan menulis itu merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak latihan. Untuk mendapatkan keterampilan menulis, tidak cukup dengan mempelajari tata bahasa dan mempelajari tentang teori menulis, namun keterampilan menulis membutuhkan latihan-latihan. Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya dengan tulisan (KBBI: 2005). Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung (Tarigan, 1982:22).

(35)

keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis.

Setiap tulisan pasti mengandung tujuan. Tujuan menulis tersebut di antaranya, yaitu bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarkan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api (Tarigan, 1982: 23). Tujuan tulisan menurut Sujanto (1988: 68) adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan.

Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig (dalam Tarigan, 1989: 24-25), merangkumkannya dalam 7 tujuan. Pertama, assignment purpose (tujuan penugasan), yaitu menulis karena ditugaskan, bukan

(36)

pembaca. Keenam, creative purpose (tujuan kreatif), yaitu bertujuan untuk mencapai nilao-nilai artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Ketujuh, problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), yaitu menjelaskan,

menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Berdasarkan teori hakikat menulis di atas dapat diketahui bahwa menulis merupakan kemampuan seseorang dalam melahirkan pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan. Dalam situasi pembelajaran di sekolah, keterampilan menulis sangat diperlukan oleh siswa untuk memenuhi tugas-tugas dalam pembelajaran, sehingga keterampilan menulis sangat penting dikuasai bagi siswa sebagai pelajar. Siswa dapat menguasai keterampilan menulis tentunya dengan upaya latihan dan meningkatkan kemampuan menulisnya.

2. Paragraf Persuasif

(37)

Persuasi juga merupakan suatu proses untuk meyakinkan orang lain (pembaca) supaya orang itu menerima apa yang diungkapkan oleh penulis. Untuk meyakinkan hadirin/pembaca mengenai apa yang dipersuasikan, pembicara/penulis harus menimbulkan kepercayaan kepada para hadirin atau pembaca. Kepercayaan merupakan unsur utama dalam persuasi.

Menurut Tukan (2007: 135), persuasi merupakan paragraf yang berisi himbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, paragraf persuasi disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga dapat mempengaruhi pembaca.

Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Paragraf persuasif mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk menyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca. Paragraf persuasif menggarap pembaca agar mau mengikuti kehendak penulis (Wiyanto, 2004: 68).

Adapun ciri-ciri paragraf persuasi adalah sebagai berikut.

a. Paragraf persuasif berpijak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.

(38)

c. Persuasif harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.

d. Persuasif sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.

e. Persuasif memerlukan fakta dan data.

Adapun langkah-langkah untuk menyusun paragraf persuasi adalah sebagai berikut.

a. Menentukan topik dan tujuan dalam paragraf persuasif

Salah satu ciri khas paragraf persuasif adalah digunakannya kata-kata yang bersifat ajakan/bujukan, seperti marilah atau ayolah dalam paragraf tersebut. (Tim Edukatif, 2006:130). Contoh: “bertani beras organik” (topik umum dan belum jelas

jenis wacananya), sehinnga dapat dibuat menjadi “mari kita

bertani dengan cara organik” (topik khusus dan persuasif).

Tujuan penulis dalam paragraf persuasif dapat dikemukakan secara langsung. Contoh lainnya, seorang penulis menulis

dengan topik “penggunaan handpone dikalangan pelajar”.

(39)

b. Membuat kerangka karangan paragraf persuasif

Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.

Dalam membuat kerangka paragraf persuasif dapat dimulai dengan menjelaskan pengertian, contoh, ilustrasi, alasan-alasan, dan bukti-bukti. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah tulisan persuasif harus berakhir dengan ajakan atau bujukan agar pembaca mau mengikuti keinginan penulis. (Tim Edukatif, 2006: 131).

Contoh topik “bertani dengan cara organik”, dapat dibuat

kerangka paragraf: 1) Arti tanaman organik 2) Contoh tanaman organik

3) Cara menanam tanaman organik

4) Alasan pentingnya menanam tanaman organik c. Mengumpulkan bahan untuk paragraf persuasif

(40)

d. Menarik kesimpulan dari paragraf persuasif

Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasif harus kita lakukan dengan benar agar tujuan tercapai.

e. Penutup paragraf persuasif

Pada bagian ini penulis akan memberitahukan inti dan maksud dari penjabaran fakta-fakta yang ada dalam paragraf tersebut dalam 1-2 kalimat berupa ajakan atau himbauan yang biasanya terletak pada akhir kalimat.

Contoh paragraf persuasif:

Beras organik lebih menguntungkan daripada beras non organik. Mutu beras organik lebih sehat, awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia. Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapat keuntungan 34% dari biaya produksi, sedangkan petani beras non organik hanya mendapat keuntungan 16% dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih menguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup. (sumber: Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X)

(41)

membuktikan kebenaran dari suatu pokok persoalan. Kedua, dari segi keputusan adalah dalam paragraf persuasif mencapai persetujuan, paragraf eksposisi menyerahkan sepenuhnya terhadap pembaca, sedangkan paragraf argumentasi mencapai kesimpulan. Ketiga, dari segi gaya tulisan adalah paragraf persuasif bergaya tulisan untuk membujuk atau mempengaruhi, paragraf eksposisi bergaya tulisan informatif, sedangkan argumentasi bergaya tulisan meyakinkan.

3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

(42)

pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

Menurut Widharyanto (Widharyanto, 3-4), dalam pembelajaran kooperatif siswa perlu berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Kegiatan pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa mengmbangkan semangat berkompetisi secara sehat untuk memperoleh penghargaan, bekerja sama, dan solidaritas. Kegiatan pembelajaran perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri dan bervariasi dengan kerja kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat (Sugiyanto, 2010: 40). Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran menurut Lie (2004) adalah saling ketergantungan, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.

a. Saling ketergantungan

(43)

ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatak muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.

c. Akuntabilitas individual

Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

d. Keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan

(44)

Ada banyak nilai dari pembelajaran kooperatif, diantaranya sebagai berikut. a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan. h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

4. Teknik Jigsaw

(45)

menulis, mendengarkan, ataupun berbicara (Lie, 2010: 69). Dalam teknik ini, guru memperhatikan semua skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktfkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Menurut Lie (2010: 69-70), cara/langkah dalam teknik jigsaw adalah sebagai berikut.

a. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.

b. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap mengahadapi bahan pelajaran yang baru.

c. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

d. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.

(46)

f. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. g. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan

cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.

h. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

Variasi:

Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk Kelompok Para Ahli. Siswa berkumpul dengan siswa yang lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian tersebut. Kemudian masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.

(47)

Menurut Zaini dalam buku yang berjudul “Strategi Pembelajaran Aktif”, langkah-langkah pembelajaran teknik jigsaw sebagai berikut.

a. Guru memilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).

b. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Misalnya jumlah peserta didik adalah 50, sementara jumlah segmen yang ada adalah 5, maka masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Kemudian setelah proses selesai, gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut.

c. Setiap kelompok mendapatkan tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda.

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok.

e. Suasana kelas dikembalikan seperti semula, kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.

f. Guru memberi beberapa pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi.

(48)

Langkahnya:

a. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.

b. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

c. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar (expert group).

d. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.

e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode jigsaw versi Slavin, pemberian skor dilakukan seperti dalam metode STAD. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

(49)

Prosedurnya sebagai berikut:

a. Pembelajar dibagi dalam kelompok berempat.

b. Guru membagi bahan pembelajaran ke dalam empat bagian. Setiap pembelajar menerima satu bagian bahan tersebut. Misalnya teks bacaan yang telah dibagi menjadi empat bagian.

c. Pembelajar mengerjakan bagian mereka masing-masing dengan menuliskan ringkasan isi teks tersebut.

d. Setelah selesai, masing-masing pembelajar berbagi hasil kerja mereka. Berbagi informasi itu untuk membentuk suatu teks yang utuh.

e. Hasil akhir kelompok itu disajikan kepada kelompok lain.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan langkah-langkah teknik jigsaw yang dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas yang kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan (dalam Sugiyanto, 2010: 45), dengan variasi dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. Alasan peneliti memilih langkah-langkah tersebut karena penerapan dalam pembelajaran lebih terperinci dan terstruktur sehingga penerapan dalam pembelajaran lebih mudah dipahami dan diikuti oleh siswa.

(50)

Pembelajaran menulis paragraf persuasif akan diterapkan dengan metode kooperatif teknik jigsaw. Berikut adalah penerapan metode dan teknik tersebut:

a. Kegiatan Pembuka:

1) Guru membentuk kelompok asal menjadi 4 kelompok, masing-masing 5-6 orang (22 siswa).

2) Siswa berkumpul dalam kelompok asal berdasarkan kelompok yang sudah dibuat dan diberi 4 bahan pembelajaran yang berbeda (susuai dengan jumlah anggota kelompok)

b. Kegiatan Inti:

1) Siswa berkumpul dalam kelompok ahli berdasarkan teks yang sama dengan anggota kelompok lain, kemudian mulai berdiskusi dalam kelompok ahli.

2) Setelah sampai batas waktu yang ditentukan, siswa kembali pada kelompok asal dan mendiskusikan/mengajarkan kepada anggota lain hasil diskusi dalam kelompok ahli.

3) Masing-masing siswa menulis paragraf persuasif dengan topik yang ditemukan dalam diskusi.

c. Kegiatan Penutup:

1) Masing-masing siswa menukarkan hasil pekerjaannya, kemudian menyunting paragraf yang ditulis oleh teman.

(51)

6. Penilaian

Penilaian menulis paragraf persuasif dapat dilakukan dengan pendekatan analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Menurut Zaini Mahhmoed dalam Nurgiyantoro (2001: 305), kategori-kategori yang pokok dalam penilaian meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik (tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan dan kebersihan), dan (5) respon afektif guru terhadap karya tulis.

Selain model penilaian diatas, menurut Harris dalam Nurgiyantoro (2001: 306), beberapa unsur yang dapat digunakan sebagai pedoman penilaian adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosa

kata), dan mechanics (ejaan).

Berdasarkan dua pendapat di atas, maka penilaian pembelajaran menulis paragraf persuasif mengacu pada penggabungan kedua pendapat di atas. Jadi, aspek-aspek yang harus diperhatikan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi isi, (3) tata bahasa, (4) gaya: pilihan struktur dan kosa kata, (5) ejaan.

B. Kerangka Berpikir

(52)

tulisan (pembaca). Dalam menulis paragraf persuasif dibutuhkan kreativitas dalam menyusunnya agar pesan tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, cara agar siswa dapat menulis paragraf persuasif dengan baik adalah dengan mengetahui langkah-langkah yang benar dalam menyusun paradraf persuasif, yaitu menentukan topik dan tujuan dalam paragraf persuasif, membuat kerangka karangan paragraf persuasif, mengumpulkan bahan untuk paragraf persuasif, menarik kesimpulan dari paragraf persuasif, dan penutup paragraf persuasif.

Penerapan pembelajaran menulis di kelas membutuhkan suatu metode dan teknik pembelajaran. Metode didefinisikan sebagai keseluruhan rencana pengaturan penyajian bahan yang terata rapi berdasarkan suatu pendekatan tertentu. Sedangkan teknik merupakan implementasi praktis dan terperinci berbagai kegiatan yang disarankan dalam pendekatan dan metode. Banyak macam metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis, salah satunya adalah metode kooperatif teknik jigsaw. Metode tersebut dapat diterapkan dalam empat aspek keterampilan bahasa Indonesia (menulis, membaca, mendengarkan, dan berbicara). Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diajak untuk melakukan kerja sama dengan siswa lain untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.

(53)

siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dalam penelitian ini, teknik jigsaw diharapkan mampu mengoptimalkan pembelajaran menulis paragraf persuasif. Pembelajaran menulis paragraf persuasif menuntut kreativitas siswa dalam memunculkan ide yang mengandung ajakan pada pembaca. Kreativitas siswa dalam memunculkan ide itu dapat diperoleh dengan teknik ini dengan berdasarkan pengalaman masing-masing siswa dan saling berdiskusi bertukar pengalaman dengan siswa yang lain.

Peningkatan kemampuan menulis, khususnya kompetensi dasar “menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif”, yang akan diterapkan dengan

menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw dapat dilaksanakan dengan memberi pengarahan dan pengetahuan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada saat metode pembelajaran tersebut diterapkan, ada beberapa kegiatan yang harus dikerjakan siswa, sepert diskusi dalam kelompok, bertukar pengetahuan dari kelompok yang satu dengan yang lain, mencatat hal-hal baru yang didapatkan dalam kelompok lain, dan mengerjakan tugas yang telah diberikan. Tugas yang telah dikerjakan siswa kemudian dianalisis.

(54)

metode kooperatif teknik jigsaw. Implementasi dari penerapan metode kooperatif teknik jigsaw dapat diketahui dari proses pelaksanaan pembelajaran, sedangkan peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari hasil analisis tugas. Pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw diharapkan mampu mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi.

Refleksi Kelas X.2

SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2011/2012 MENULIS

Standar Kompetensi

12. Mengungkap Informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato

Kompetensi Dasar

12.2. Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu

dalam bentuk paragraf persuasif.

Metode Kooperatif Teknik Jigsaw pada Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif

Kesimpulan

Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi

(55)

(Bagan Kerangka Berpikir) C. Hipotesis Penelitian

(56)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti menguraikan tentang: Jenis Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Prosedur Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

(57)

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-2, semester 2, tahun ajaran 2011/2012, SMA Stella Duce Bantul. Objek penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti memilih SMA Stella Duce Bantul sebagai tempat penelitian. SMA Stella Duce Bantul beralamat di Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai dengan Mei 2012.

D. Prosedur Penelitian

Proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan (dua jam pelajaran, 2 x 45 menit). Dalam perencanaan Kemmis dan Mc Targart menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.

(58)

observasi (observing), dan refleksi (reflecting) (Wiriatmadja, Rochiati. 2008: 67-67).

Berikut adalah gambar model Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66):

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart.

Perencanaan

Tindakan

Observasi Refleksi

Revisi Perencanaan

Tindakan

(59)

Observe (Observasi) Mengumpulkan data tentang

aktivitas kegiatan guru dan siswa Reflect (Refleksi)

Mengetahui kelebihan atau kekurangan metode

Mengetahui kelebihan atau kekurangan materi

Mengetahui aktivitas siswa Mengetahui tindakan yang

dilakukan peneliti

Menyusun instrumen pengumpul data awal.

Observasi pada proses pembelajaran

Menganalisis hasil observasi Menyusun Silabus dan RPP Menyusun alat evaluasi

Pendahuluan - Apersepsi - Penjelasan guru

- Pembagian kelompok asal Inti

- Diskusi kelompok ahli

- Kembali

dan diskusi ke kelompok asal

- Membuat Menyusun RPP berdasarkan

refleksi siklus 1

Menyusun alat evaluasi

Observe (Observasi) Mengumpulkan data tentang

aktivitas kegiatan guru dan siswa Reflect (Refleksi)

Mengetahui kelebihan atau kekurangan metode

Mengetahui kelebihan atau kekurangan materi

Mengetahui aktivitas siswa Mengetahui tindakan yang

dilakukan peneliti

Act (Tindakan) Pendahuluan

- Apersepsi - Penjelasan guru

- Pembagian kelompok asal Inti

- Diskusi kelompok ahli

- Kembali

dan diskusi ke kelompok asal

(60)

1. Siklus 1

a. Perencanaan (Plan)

Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan adalah sebagai berikut.

1) Menyusun instrumen pengumpul data awal untuk mengetahui karakteristik dan analisis kebutuhan siswa. Dalam penelitian ini, instrumen tersebut antara lain kuesioner untuk siswa, prates siswa, dan wawancara terhadap guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran, wawancara terhadap guru, menyebar kuesioner kepada siswa, dan melaksanakan prates kepada siswa kelas X-2.

3) Menganalisis hasil observasi, wawancara guru, kuesioner siswa, dan pra tes siswa untuk dasar menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(61)

b.Tindakan (act)

Pada tahap ini guru melakukan tindakan dalam proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup.

1) Pendahuluan

Pada tahap ini, melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari, yaitu tentang menulis paragraf persuasif dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas. Dalam hal ini guru memberikan apersepsi sebelum masuk pada inti pembelajaran.

b) Guru menyiapkan materi dan instrumen pembelajaran c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,

masing-masing beranggotakan 5-6 orang dan membagikan topik masalah yang akan didiskusikan.

(62)

e) Guru menentukan tugas pada masing-masing siswa. Masing-masing kelompok mengirimkan wakilnya untuk berkumpul dalam kelompok ahli.

f)Guru membagikan LKS berupa panduan pertanyan sesuai dengan topik masalah pada masing-masing kelompok ahli.

g) Setiap siswa dalam kelompok ahli mendiskusikan tugasnya masing-masing, sesuai dengan lembar kerja yang berisi pertanyaan pemandu pemahaman.

h) Setiap siswa dalam kelompok ahli mencatat hasil diskusi dan bertanggung jawab yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya di dalam kelompok asal masing-masing. i)Sesuai batas waktu yang disediakan, diskusi kelompok ahli

diakhiri dan masing-masing perwakilan kembali pada kelompok awal.

j)Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas topik permasalahan dan setiap wakil kelompok ahli tadi menjelaskan kepada anggota kelompok lain.

k) Masing-masing siswa mengerjakan tugas individu. 2) Inti

(63)

untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing

beranggotakan 5-6 orang dan membagikan topik masalah yang akan didiskusikan.

b) Guru menyampaikan beberapa kesepakatan kewajiban tiap kelompok yang mewakili sebagai tim ahli dan waktu yang disediakan, sebagai aturan main dalam diskusi. c) Guru menentukan tugas pada masing-masing siswa.

Masing-masing kelompok mengirimkan wakilnya untuk berkumpul dalam kelompok ahli.

d) Guru membagikan LKS berupa panduan pertanyan sesuai dengan topik masalah pada masing-masing kelompok ahli.

e) Setiap siswa dalam kelompok ahli mendiskusikan tugasnya masing-masing, sesuai dengan lembar kerja yang berisi pertanyaan pemandu pemahaman.

f)Setiap siswa dalam kelompok ahli mencatat hasil diskusi dan bertanggung jawab yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya di dalam kelompok masing-masing. g) Sesuai batas waktu yang disediakan, diskusi kelompok

(64)

h) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas topik permasalahan dan setiap wakil kelompok ahli tadi menjelaskan kepada anggota kelompok lain.

i)Masing-masing siswa menulis paragraf persuasif berdasarkan topik yang telah ditemukan dalam diskusi. j)Hasil tulisan ditukarkan dengan teman yang lain guna untuk

saling menyunting tulisan yang sudah dibuat.

k) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membuat kesimpulan hasil diskusi.

l)Hasil diskusi masing-masing kelompok dipresentasikan secara klasikal dan dievaluasi sebagai penilaian.

m) Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari itu.

3) Penutup

Pada tahap ini, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap pembelajaran keterampilan menulis persuasif. Siswa diminta untuk mengisi lembar jurnal yang telah dipersiapkan oleh peneliti, yang berisi mengenai tanggapan, kesan, dan saran terhadap pembelajaran hari itu. c. Observasi (observe)

(65)

kegiatan guru dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati adalah perilaku siswa baik yang positif maupun negatif.

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi siswa yang berisi pertanyaan mengenai perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti mendata hasil observasi dengan menggunakan beberapa cara antara lain: alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis persuasif siswa; lembar pedoman observasi tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung; serta wawancara terhadap siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu juga disertai dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian.

d.Refleksi (reflect)

Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes, hasil observasi, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Analisis ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw yang digunakan oleh peneliti pada proses pembelajaran siklus I;

(66)

3) Mengetahui tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran;

4) Mengetahui tindakan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran. Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengbah strategi pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

Tahap dan kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan tahap dan kegiatan siklus I, hanya saja siklus II bertujuan untuk merevisi siklus I dan menyusun tindakan di siklus II. Tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada pelaksanaan siklus I.

Tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini, penyusunan RPP dan instrumen pengumpul data didasarkan pada hasil refleksi dan evaluasi siklus I. Peneliti bersama dengan guru mempersiapkan rencana tindakan siklus II yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran siklus I agar tujuan pembelajaran tercapai.

b. Tindakan

(67)

kembali dibagi dalam 7 kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa seperti pada siklus I untuk diskusi kelompok. Anggota kelompok dibuat lebih sedikit dari siklus I dengan harapan agar semua siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran.

Setelah kelompok terbagi, guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Seperti pada siklus I, langkah-langkah pembelajaran jigsaw dilakukan kembali dengan anggota kelompok yang lebih kecil sehingga semua harus terlibat aktif. Pembelajaran ditutup dengan kesimpulan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kegiatan guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pedoman analisis yang digunakan sama seperti yang digunakan pada siklus I.

d. Refleksi

(68)

Tabel 3.2

Nilai Prates Menulis Paragraf Persuasif

Siswa Kelas X2 Semester 2 SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2011/2012

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Galang Rambu Anarchi 60 Tidak Tuntas

2 Herizinno Angelo da costa Fraga 55 Tidak Tuntas

3 Junio Pronando 55 Tidak Tuntas

4 Konstantius Dwi Putra Sanjaya 60 Tidak Tuntas

5 Kurniawan Dwi Aprianto 65 Tidak Tuntas

6 Maria Andika Novi Prasanti 65 Tidak Tuntas

7 Natalia Istiyaning Tyas 65 Tidak Tuntas

8 Natalis Dipokeba Keiya 65 Tidak Tuntas

9 Olga Ema Probo Nur Anggraeni 80 Tuntas

10 Petrus Jurnal Naibaho 70 Tuntas

11 Pratomo Adi Sajugo 75 Tuntas

12 Romuldus Louis Berdagusta 65 Tidak Tuntas

13 Rosa Bernadine 60 Tidak Tuntas

14 Rita Tri Pratiwi 65 Tidak Tuntas

15 Santi Sarining Prastiwi 60 Tidak Tuntas

16 Sesilia Rosari 75 Tuntas

17 Siti Galih Ajeng Kusuma 60 Tidak Tuntas

18 Theodora Novia Sari 75 Tuntas

19 Theodorus Mario Dwi Pradipta 65 Tidak Tuntas

20 Trivenna Wanty Christianto 80 Tuntas

21 Vinsensius Peter Ardi 65 Tidak Tuntas

22 Yosephin Ratna Mayang Sari 65 Tidak Tuntas

(69)

E. Target Kelulusan

Tabel 3.1 Target Kelulusan

Persentase Ketuntasan Pembelajaran

Kondisi Awal Target Siklus I Target Siklus II

27,27% 60% 75 %

F. Instrumen Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes tertulis menulis paragraf persuasif. Instrumen nontes berupa lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Instrumen Tes

Instrumen yang berupa tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis paragraf persuasif. Instrumen tersebut berupa tes tertulis menulis paragraf persuasif. Berikut pedoman penilaian yang disimpulkan peneliti berdasarkan pendapat Zaini Machmoed (1983) dan Harris (1969) dalam Nurgiyantoro (2001: 305-306):

Tabel 3.3

Pedoman Penilaian Menulis Paragraf Persuasif No Unsur yang dengan topik dan tuntas, pengembangan topik tuntas

(70)

No Unsur yang dengan topik tetapi tidak lengkap, pengembangan dengan topik, tidak ada pengembangan urutan logis tetapi tidak lengkap

(71)

No Unsur yang kata persuasif yang tepat penggunaannya kosa kata rendah, tidak

Sangat Baik

Baik

Cukup

(72)

No Unsur yang dinilai

Bobot Tingkat Kefasihan

Kriteria Kategori layak dinilai, tidak ada

penggunaan kata tepat, tetapi masih ada sedikit kesalahan Penggunaan tanda baca kurang tepat, sering ditemukan beberapa tanda baca yang belum tepat

Banyak penggunaan tanda baca yang tidak tepat

Jumlah Skor 400 Tingkat kefasihan x bobot = Jumlah Skor

(73)

Tabel 3.4

Penentuan Patokan dengan

Penghitungan Persentase untuk Skala Sepuluh Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Rentang Skor Nilai Ubahan Skala Sepuluh

Keterangan

96%-100% 384-400 10 Sempurna

86%-95% 344-383 9 Baik sekali

76%-85% 304-434 8 Baik

66%-75% 264-303 7 Cukup

56%-65% 224-263 6 Sedang

46%-55% 184-223 5 Hampir sedang

36%-45% 144-183 4 Kurang

26%-35% 104-143 3 Kurang sekali

16%-25% 64-103 2 Buruk

0%-15% 0-63 1 Buruk sekali

2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

(74)

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Jadi, observasi merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa melalui pengamatan, misalnya pengamatan kondisi dan interaksi belajar mengajar, tanggapan siswa tentang tugas yang diberikan guru, sikap positif dan negatif siswa terhadap keterampilan menulis.

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan peneliti, yaitu observasi terhadap guru pada saat mengajar dan kinerja siswa selama proses belajar. Observasi berpedoman pada format observasi yang sudah dibuat peneliti. Observasi dilakukan selama kegitan pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II.

b. Wawancara

(75)

Dalam penelitian ini, wawancara akan ditujukan kepada siswa. Wawancara dilaksanakan setelah akhir siklus I dan siklus II. Fokus wawancara pada aspek kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif. Aspek ini bertujuan untuk mengetahui kemudahan atau kesulitan yang dialami siswa saat menulis paragraf persuasif.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan observasi. Dokumen dalam penelitian ini berupa foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa dalam penelitian. Gambar-gambar foto dideskripsikan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap siklus. Pendokumentasian akan dilakukan selama kegitan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.

G. Teknik Pengumpulan Data

(76)

1. Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh dari menggunakan tes. Pada siklus I dan II bentuk tes yaitu, menulis paragraf persuasif dengan memperhatikan aspek penilaian: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi isi, (3) tata bahasa, (4) gaya: pilihan struktur dan kosa kata, dan (5) ejaan.

2. Nontes

Teknik pengumpulan data nontes diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Teknik nontes yang dipergunakan yaitu, observasi pengamatan kinerja siswa dilaksanakan saat pembelajaran, wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran, dan dokumentasi.

a.Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran dilaksanakan. Untuk lebih memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan observasi, peneliti dan siswa mengamati keadaan pembelajaran dengan memberi tanda check list (√) pada lembar panduan observasi yang telah disediakan.

b. Wawancara

(77)

menjawab soal-soal. Hasil wawancara ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran di siklus berikutnya. c.Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi foto. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik ini berupa gambar kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan kedua jenis data yang diperoleh tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data secara kuantitatif dan teknik analisis data secara kualitatif. Pengkajian atau analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif untuk penilaian hasil kerja siswa. Sedangkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menggunakan metode kualitatif.

1. Kuantitatif

a. Menghitung nilai rata-rata

(78)

Keterangan:

Mean : Nilai rata-rata ∑ X : Jumlah seluruh skor (Nurgiyantoro, 2001:361) N : Jumlah siswa

b. Menghitung persentase ketuntasan siswa

Persentase ketuntasan siswa dihitung dengan cara menghitung jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 68 lalu dibagi dengan jumlah siswa dan dikalikan 100%. Hal ini dapat dilihat pada rumus di bawah ini.

%

c. Melakukan uji normalitas

d. Menghitung perbedaan dengan menggunakan uji “t”

Data yang akan diuji yakni data perbedaan hasil tes siswa pada kondisi awal (prates), siklus 1 dan siklus 2, apakah ada perbedaan yang nyata antara data-data yang ada atau tidak. Uji yang digunakan adalah paired sample t test. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Mean

=

∑x

(79)

n

Sd standar deviasi dari beda

Dalam uji beda ini, selain menerapkan rumus secara manual juga menggunakan program SPSS agar data yang diolah lebih teruji kebenarannya.

2. Kualitatif

Teknik kualitatif berguna untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari hasil tes dan nontes. Data dalam penelitian ini berupa hasil tes tulis menulis paragraf persuasif dan catatan lapangan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal tersebut untuk mengetahui kekurangan dan juga perkembangan yang dimiliki oleh siswa selama penelitian berlangsung.

(80)

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, pembahasan penelitian, implementasi dan hasil penelitian. Berikut merupakan paparan pembahasannya.

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Bagian ini membahas tentang deskripsi pelaksanaan. Deskripsi pelaksanaan penelitian ini meliputi: 1) tempat pelaksanaan penelitian, 2) pelaksanaan penelitian siklus I dan II. Keseluruhan deskripsi pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

1. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Stella Duce Bantul yang berada di Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kelas X, khususnya X-2 SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan standar

kompetensi “mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato” dan kompetensi dasar “menulis gagasan untuk

Gambar

Tabel 3.3   Pedoman Penilaian Menulis Paragraf Persuasif ................................
Gambar 4.2  Pelaksanaan Siklus II  .....................................................................
Grafik 4.3  Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif ....  88
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas P2KB dan P3A)

Malah amalan pemberian mahar dan hantaran merupakan amalan yang tidak dapat dielakkan daripada kalangan masyarakat Islam, sedikit sebanyak telah dipengaruhi oleh

Dari hasil simulasi yang telah dibuat, dapat dikatakan bahwa Generator induksi tereksitasi sendiri ( Self-Excited Induction Generator /SEIG) mampu beroperasi dengan

Mubarok Kamil Group, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana perhitungan pendapatan dan biaya kontruksi type 36 pada PT?. Mubarok

Di fihak lain, sistem kendali loop tertutup (berumpan-balik) sebagaimana ditunjukan melalui diagram blok dan grafik aliran sinyal pada Gambar IV.l.b, diaktifkan oleh dua buah

Mengidentifikasi apa saja pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat Desa Cilembu. Mengidentifikasi seberapa tinggi pengaruh

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “ Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi melalui Portofolio dan PLPG di SMA. Negeri Se-

Tabel 4.4 Analisis hubungan self efficacy dengan tingkat kecemasan menghadapi OSCE pada mahasiswa D3 keperawatan semester 4 FIKES