• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

C. Interpretasi Hasil Analisis Data 1.Analisis Nilai Siswa 1.Analisis Nilai Siswa

2. Analisis Angket

Analisis angket yang dilakukan penulis yaitu dengan menghitung berapa banyak responden yang menjawab ya dan berapa banyak responden yang menjawab tidak dalam bentuk persen.Berikut ini adalah hasil analisis angket.

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah kamu menyukai pembelajaran membaca intensif untuk menemukan informasi dengan menggunakan teknik

OPQRST?

2. Apakah metode belajar ini sesuai dengan materi membaca intensif?

80,77% 19,23%

3. Apakah kamu kesulitan memahami materi membaca intensif dengan menggunakan teknik OPQRST?

38,46% 61,54%

4. Apakah pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan teknik OPQRST membuat kamu semangat mengikuti pembelajaran?

69,23% 30,77%

5. Apakah kamu merasa jenuh dengan pembelajaran membaca intensif menggunakan teknik OPQRST?

30,77% 69,23%

6. Apakah kamu mendengarkan saat guru menjelaskan materi pembelajaran?

73,08% 26,92%

7. Apakah kamu memahami materi pembelajaran dengan baik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik OPQRST?

76,92% 23,08%

8. Apakah kamu membuat catatan selama pembelajaran bahasa Indonesia

berlangsung?

42,31% 57,69%

9. Apakah kamu aktif dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif untuk menemukan informasi dengan

menggunakan teknik OPQRST?

42,31% 57,69%

10. Apakah kamu memahami materi membaca intensif untuk menemukan

informasi dengan baik, setelah menggunakan teknik OPQRST?

Dari tabel di atas, dapat diketahui hasil angket siswa kelas VIII SMP Taruna Mandiri yaitu:

1. Pada pertanyaan pertama, 76,92% siswa menyukai pembelajaran membaca intensif untuk menemukan informasi dengan teknik OPQRST dan 23,08% siswa tidak menyukai pembelajaran membaca intensif untuk menemukan informasi dengan teknik OPQRST.

2. Pada pertanyaan kedua, sebanyak 80,77% siswa menyatakan bahwa teknik OPRST sangat sesuai dengan pembelajaran membaca intensif dan 19,23% siswa menyatakan teknik OPQRST tidak sesuai dengan pembelajaran membaca intensif.

3. Pada pertanyaan ketiga, siswa yang kesulitan memahami materi membaca intensif dengan teknik OPQRST hanya 38, 46% dan siswa yang tidak kesulitan dalam memahami materi membaca intensif dengan teknik OPQRST sebanyak 61,54%

4. Pada pertanyaan keempat, 69,23% siswa bersemangat mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan teknik OPQRST dan hanya 30,77% siswa yang tidak semangat mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan teknik OPQRST.

5. Pada pertanyaan kelima, siswa yang merasa jenuh dengan pembelajaran membaca intensif dengan teknik OPQRST sebanyak 30,77% dan 69,23% siswa tidak merasa jenuh.

6. Pada pertanyaan keenam, hanya 30,77% yang tidak mendengarkan saat guru menjelaskan materi pembelajaran, sedangkan 69,23% siswa mendengarkan saat guru menjelaskan materi pembelajaran.

7. Pada pertanyaan ketujuh, siswa yang memahami materi pembelajaran dengan baik setelah menggunakan teknik OPQRST sebanyak 76,92% dan 23,08% siswa tidak memahami materi pembelajaran dengan baik setelah menggunakan teknik OPQRST.

8. Pada pertanyaan kedelapan, hanya 42,31% siswa yang membuat catatan selama pembelajaran berlangsung dan 57,69% siswa tidak membuat catatan selama pembelajaran berlangsung.

9. Pada pertanyaan kesembilan, siswa yang aktif mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan teknik OPQRST hanya 42,31% dan 57.69% tidak aktif mengikuti pembelajaran.

10.Pada pertanyaan kesepuluh, sebanyak 73,63% siswa memahami dengan baik materi membaca intensif untuk menemukan informasi dengan teknik OPQRST dan hanya 26,92% yang tidak memahami dengan baik materi membaca intensif untuk menemukan informasi dengan teknik OPQRST.

3. Hasil Wawancara

Setelah menyelesaikan siklus II, peneliti melakukan wawancara secara tertulis kepada 26 siswa, Hasil wawancara dari 26 siswa tentang pembelajaran membaca intensif untuk menemukan informasi dengan menggunakan teknik OPQRST adalah sebagai berikut.

a. Sebagian siswa mengatakan bahwa dengan membaca intensif dan menggunakan teknik OPQRST, siswa lebih mudah menemukan informasi secara cepat. Namun, ada beberapa siswa yang mengatakan bahwa membaca intensif dengan menggunakan teknik OPQRST sangat sulit.

b. Penjelasan guru mengenai teknik OPQRST menurut para siswa sudah cukup baik, meskipun ada siswa yang tidak cukup paham dengan penjelasan guru.

c. Kesulitan siswa dalam menerapkan teknik OPQRST adalah saat mengingat beberapa pokok pikiran dari teks yang panjang. Siswa juga kesulitan berkonsentrasi tehadap teks yang dibacanya. Beberapa siswa merasa kurang teliti ketika melakukan kegiatan membaca intensif dengan teknik OPQRST dan ada juga siswa yang kesulitan mebuat kesimpulan setelah membaca teks.

d. Seluruh siswa merasa senang ketika dapat meningkatkan kemampuan membacanya, bahkan ada yang merasa bangga saat mengetahui kemampuan membacanya meningkat.

e. Saran siswa dalam pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan teknik OPQRST adalah siswa ingin guru bisa mengembangkan metode pembelajaran dengan lebih menarik, agar mereka merasa senang saat mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tidak merasa bosan. Beberapa siswa juga mengatakan sudah senang dengan pembelajaran membaca intensif dengan penggunaan teknik OPQRST sehingga mereka tidak memberikan saran untuk pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan melalui tes, wawancara, dan angket dapat diketahui bahwa keterampilan membaca intensif untuk menemukan fakta dapat meningkat dengan menggunakan teknik OPQRST.Membaca intensif merupakan kegiatan membaca untuk memahami bacaan secara akurat dengan pemahaman secara utuh.

Melalui membaca intensif siswa dapat dengan mudah menemukan fakta-fakta yang terdapat pada bahan bacaan, hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan yang terjadi pada siklus I dan siklus II. Selanjutnya teknik OPQRST bertujuan untuk memahami bacaan secara detail dan mempertahankan kemampuan mengingat dalam waktu yang lama.

Dengan teknik OPQRST siswa akan lebih memahami bacaan dan dapat mengingat hal-hal penting yang terdapat dalam bacaan. Sesuai dengan tujuan membaca yaitu memperoleh informasi dari bahan bacaan, memahami isi bacaan, dan menilai kebenaran suatu gagasan isi.

62 A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh di SMP Taruna Mandiri, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan membaca intensif untuk menemukan fakta dengan menggunakan teknik OPQRST, pada siswa kelas VIII SMP Taruna Mandiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II yang sangat meningkat dibandingkan pretest.

Nilai rata-rata yang diperoleh saat pretest adalah 54,23 atau 54,23%. Nilai yang didapat belum mencapai KKM, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I dengan teknik OPQRST sehingga nilai rata-rata yang didapat lebih tinggi dari nilai rata-rata pretest yaitu 63,65 atau 63.65%. Nilai rata-rata pada siklus I belum mencapai KKM, tetapi pada siklus II nilai rata-rata siswa berhasil mencapai KKM dengan nilai rata-rata 80,96 atau 80,96%.

Respon siswa terhadap pembelajaran membaca intensif untuk menemukan fakta dengan menggunakan teknik OPQRST sangat baik, terbukti dari hasil yang didapat siswa selama pretest, siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Dengan demikian, teknik OPQRST dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif untuk menemukan fakta.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, saran yang diajukan oleh peneliti adalah hasil pembelajaran di atas telah membuktikan bahwa teknik OPQRST dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif untuk menemukan fakta. Oleh karena itu, guru dapat menerapkan teknik OPQRST dalam materi membaca intensif.

Arifin, Antoni Ludfi. Be A Reader. Jakarta: Gramedia. 2013.

Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Asmani, Jamal Ma’mur. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press. 2011.

Dawud, Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: UM Press. 2008. Harras, Kholid, dkk. Membaca I. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007.

Hidayah, Anayatul. Membaca Super Cepat. Jakarta: Laksar Aksara. 2012.

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Press. 2010.

Laksono, Kisyani. Membaca 2. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Mafrukhi, dkk. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2007.

Musfiqon, H.M. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakarya. 2012. Olivia, Femi. Membantu Anak Punya Ingatan Super. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

2008.

Sadikin, Asep Ganda. Bahasa Indonesia. Bandung: Facil. 2011.

Subana, M. dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. 1998.

Suhendar, ME dan Pien Supinah. Mata Kuliah Dasar Umum Pengajaran Ujian

Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis. Bandung: Pionir Jaya. 1992.

Sumadiria, AS Haris. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2011.

Wahyudi, Johan. dan Darmiyati Zuchdi, Bahasaku Bahasa Indonesia. Solo: Platinum. 2009. Winarno. Speed Reading. Jakarta: Platinum. 2012.

Wulandari, Florentina Ratih. Dasar-dasar Informasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007. Yoni, Acep. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. 2010.

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/1

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2x Pertemuan )

Standar Kompetensi : Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif Kompetensi Dasar : Mampu menemukan fakta yang terdapat di dalam teks setelah

membaca intensif dengan teknik OPQRST. I. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini, siswa mampu

Membuat kesimpulan dari wacana.

Menemukan fakta di dalam wacana.

Menggunakan teknik OPQRST.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian( respect) Tekun( diligence )

Tanggung jawab( responsibility) Berani (courage )

II. Materi Ajar (terlampir)

Wacana “Kisah Bintang Glee, Turunkan Berat Badan Tanpa Diet Ketat”.

Wacana “Musim Baniir Waspadai Penyakit-penyakit Ini”.

III. Metode Pembelajaran

Penugasan

Tanya jawab

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama dan kedua : A. Kegiatan Awal

Apersepsi :

Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, dan mengecek kehadiran siswa.

Bertanya jawab tentang pengalaman siswa membaca intensif.

Guru menjelaskan secara singkat materi pokok yang akan diajarkan.

Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran dan indikator keberhasilannya.

Siswa menyebutkan manfaat pembelajaran bagi kehidupan mereka.

B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gesture dan mimik yang tepat

lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Memfasilitasi siswa membuat kesimpulan dari wacana.

Memfasilitasi siswa untuk menemukan fakta di dalam teks.

Memfasilitasi siswa menggunakan teknik OPQRST. Teknik OPQRST terdiri atas 6 langkahyaitu:

1. Overview : Pada tahap ini diharapkan pembaca dapat menemukan topik apa yang dibahas.

2. Merencanakan tujuan.

3. Bertanya: Pertanyaan merupakan konsep penting dariapa yang akan dibaca. Pertanyaan dasar dapat berangkat dari 5 W + 1 H.

4. Membaca.

5. Membuat Ringkasan. 6. Menyusun Tes. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa,

memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,

memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

aktif.

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup, guru:

bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

V. Sumber/Bahan/Alat

Artikel-artikel dari internet

Buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

VI. Penilaian

Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen Mampu membuat kesimpulan dari wacana Mampu menemukan fakta di dalam teks.

Mampu menggunakan teknik OPQRST.

Penugasan individual

Membaca wacana yang

telah disediakan oleh guru.

Mengetahui, Kepala Sekolah

Anik Dyah Qur’aniawati, S.Pd.

Guru Bahasa Indonesia

Dokumen terkait