• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 2.1 Kerangka berpikir

3.6 Teknik Analisis Data .1Data Kuantitatif .1Data Kuantitatif

3.6.3 Indikator Keberhasilan

Penerapan model Problem Based Learning dengan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Purwoyoso 01 Semarang dengan indikator sebagai berikut:

1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui model Probem Based Learning dengan media audiovisual meningkat sekurang-kurangnya dalam kategori baik dengan 18 < skor ≤ 27.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Probem Based Learning dengan media udiovisual meningkat sekurang-kurangnya dalam kategori baik dengar 16 < skor ≤ 24.

3. Iklim pembelajaran dalam pembelajaran IPA melalui model Probem Based Learning dengan media audiovisual meningkat sekurang-kurangnya dalam kategori baik dengan 4 < skor ≤ 6.

4. Kualitas media pembelajaran dalam pembelajaran IPA melalui model Probem Based Learning dengan media audiovisual meningkat sekurang-kurangnya dalam kategori baik dengan 14 < skor ≤ 21.

5. Hasil belajar siswa yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam pembelajaran IPA melalui model Probem Based Learning dengan media audiovisual meningkat dengan ketuntasan belajar individual ≥ 65 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥ 75 %, kompetensi sikap spiritual dengan kriteria minimal baik dengan skor 5 ≤ skor < 6,5, kompetensi sikap sosial dengan kriteria minimal baik dengan skor 7,5 ≤ skor < 9,75, kompetensi keterampilan dengan kriteria minimal baik dengan skor 7,5 ≤ skor < 9,75.

174 5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, iklim pembelajaran, kualitas media pembelajaran, dan hasil belajar siswa melalui model Problem Based Learning dengan media audiovisual pada siswa kelas IV SDN Purwoyoso 01 Semarang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning dengan media audiovisual mengalami peningkatan. Pada siklus I mendapatkan skor 22 dengan kategori baik. Pada siklus II meningkat dengan perolehan skor 26,5 dengan kategori baik. Pada siklus III meningkat dengan perolehan skor 30,5 dengan kategori sangat baik.. Peningkatan keterampilan guru terlihat dari peningkatan memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa dalam masalah, membimbing siswa dalam penyelidikan, membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, memberikan variasi pembelajaran dengan media audiovisual, dan membimbing siswa mengkaji ulang.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning dengan media audiovisual mengalami peningkatan. Pada siklus I mendapatkan skor 17,3 kategori cukup, siklus II meningkat dengan skor 20,3 kategori baik dan pada siklus III meningkat dengan skor 24,2 kategori

sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III dilihat siswa lebih siap mengikuti pembelajaran, aktif menjawab pertanyaan dari guru, aktif mencari informasi dalam diskusi kelompok, siswa berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan mengkaji ulang materi yang sudah dipelajari.

3. Iklim pembelajaran dalam pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning dengan media audiovisual mengalami peningkatan. Siklus I mendapat skor 4,5 kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II mendapatkan skor 6 kategori baik dan siklus III mengalami peningkatan dengan skor 7 kategori sangat baik.

4. Kualitas media pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning dengan media audiovisual mengalami peningkatan. Siklus I mendapatkan skor 18 kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan skor 20,5 kategori baik dan siklus III dengan skor 23,5 kategori sangat baik.

5. Hasil belajar sikap spiritual telah mendapatkan skor 6,28 dengan kategori baik. Hasil belajar sikap sosial telah mendapatkan skor 10,6 dengan kategori sangat baik. Ketuntasan belajar pengertahuan siswa mencapai 83%.

Semua komponen dalam kualitas pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning telah mencapai indikator yang ditetapkan. Setelah melaksanakan PTK di kelas IV SDN Purwoyoso 01 Semarang dapat disimpulkan

bahwa penggunaan meodel Problem Based Learning dengan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

5.2 SARAN

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diberikan peneliti adalah:

1. Guru dapat menerapkan model Problem Based Learning dengan media audiovisual untuk mata pelajaran IPA.

2. Pemberian tindak lanjut dengan menyampaikan materi selanjutnya dan memberikan tugas akan meningkatkan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya

3. Mengkaji ulang materi dengan menuliskan di papan tulis disertai tanya jawab lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman siwa pada materi yang sudah dipelajari

4. Guru lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam menganggapi hasil diskusi sehingga siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari 5. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan media

audiovisual dapat meningkatkan kemampuan belajar dan aktif dalam diskusi kelompok.

6. Untuk peneliti selanjutnya, dapat melanjutkan penelitian melalui penerapan model Problem Based Learning dengan media audiovisual

177

Aqib, Zaenal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Aridalena, Eky Julitina dan Rima Rikmasari. 2014. Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar islam Terpadu (SDIT) AN-Nadwah Tambun Selatan Kabupaten Bekasi PEDAGOGIK Vol. III, No. 1, Februari 2015 hlm. 22-33

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. 2009. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ekosiswoyo, Rasdi dan Maman Rachman. 2002. Manajemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press.

Frank Ng, Siok San Tan C. K, 2006. A problem-based learning approach to entrepreneurship education. Education + Training, Vol. 48 Iss 6 pp. 416 – 428.

Tomkinson, Bland C and helen E Dobson. 2012. Creating sustainable development change agents through problem-based learning. International Journal of Sustainability in Higher Education, Vol. 13 Iss 3 pp. 263 - 278 Herrhyanto, Nar dan H.M Akib hamid. 2007. Statistika Dasar. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Hipi, Rahmudin. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi IPA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan LKS di SD Negeri 2 Tuladenggi. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 3 ISSN 2354 614X. Hlm. 48-60

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran; Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Lestari, Wiwit Dwi dan suradjuddin. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Pojokerto I Jombang. JPGSD.Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014. Hlm.1-13. Mukaromah, Nining dan Julianto. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkan Media Audio Visual pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. JPGSD.Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014. Hlm.1-9.

Mulyasa.2013.Menjadi Guru Profesional.Bandung:PT Remaja Rosda Karya. Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi

Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:BSNP-Depdiknas.

Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Permendikbud RI Nomor 104 tahun 2013 Tentang Penilaian Hasil BelajarOleh

Pendidik Pada Pendidikan dasar Pendidikan Menengah.

Perwita, Isa Bella Mustika. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah unttuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA untuk Siswa sekolah Dasar. JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216. Hlm.1-8.

Poerwanti, Endang dkk. 2088. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal.

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogyakarta: Diva Press.

Rahayu, Istihanah. 2013. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan Media Audio Visual Kelas V SD. JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216. Hlm. 1-9.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi-Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Ghalia Indonesia

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Wacana Prima.

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.

Usman, Moch Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widyaningrum, Rizky dan Jandut Gregorius. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Sekolah Dasar. JPGSD. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013. Hlm. 1-10

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Yeo, Roland. 2005."Problem-based learning: lessons for administrators, educators and learners". International Journal of Educational Management, Vol. 19 Iss 7 pp. 541 – 551.

189

Lampiran 1

PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU