• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Remaja Katolik adalah penerus Gereja di masa yang akan datang. Kehadiran Gereja di tengah dunia untuk mengabarkan kabar suka cita. Ketika dunia berada dalam situasi yang memprihatinkan di mana tidak adanya kedamaian antara manusia, maka Gereja memiliki tanggung jawab untuk menciptakan perdamaian.

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengungkapkan beberapa saran bagi remaja Katolik stasi St. Antonius Padua agar menyadari pentingnya memiliki semangat untuk menjadi pembawa damai. Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis bagi remaja Katolik stasi St. Antonius Padua. Pertama, para pembina atau katekis perlu mampu mengadakan pendekatan dengan para remaja sehingga mudah memahami situasi mereka dan perlu mengadakan pembinaan iman untuk membantu mereka dalam menghayati imannya. Perlu juga memperhatikan tujuan dari pelaksanaan katekese dimana mengupayakan nilai-nilai kristiani dan menyadarkan mereka terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengikut Kristus. Kedua, para remaja perlu kritis dalam menikmati media hiburan (film) yang ada jangan sampai terbawa oleh arus yang ditawarkan. Ketiga, para remaja hendaknya terlibat dalam menciptakan dunia yang damai dan itu dapat dimulai dengan terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, F.X., SJ. (2001). Seri Puskat 378: Katekese Audio Visual. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.

Betani. http://healingmovement.site88.net/documents/healing movement -arti shalom.html. Accessed on February 25, 2009.

Black, James A. dan Dean J Champion. (2001). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Effendy, Heru. (2002). Mari Membuat Film. Jakarta: Yayasan Konfiden.

Eilers, Franz-Josef, SVD. (2001). Berkomunikasi dalam Masyarakat. Ende: Nusa Indah. Elizabeth B. Hurlock. (1989). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Gandhi, Mahatma. (1996). Semua Manusia Bersaudara. Jakarta: Yayasan Obor dan PT. Gramedia.

Hamidi, M. Si. (2007). Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UPT. Penerbitan Universitas Muhammadyah.

Iswarahadi, Y.I., SJ. (2000). Tantangan dan Peluang Bagi Kerasulan Komunikasi Sosial Dewasa ini dan Mendatang. Diktat Kuliah PAK dan AV III. Yogyakarta.

(2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta: Kanisius. Lalu, Yoseft. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.

Lembaga Alkitab Indonesia. (2004). Alkitab. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.

Mavunduse, Diana dan Oxley, Simon. (2006). Mengapa Tindak Kekerasan? Mengapa Bukan Damai?. Yogyakarta: Titian Galang Printika.

Mangunhardjana A. M. (1984). Pendampingan Kaum Muda Sebuah Pengantar Yogyakarta: Kanisius.

Moeliono, Anton. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. NN. http://www.total.or.id/info.php?kk=Audiovisual. Accessed on February 24, 2009. NN. http://ceenso.wordpress.com/2008/12/03/arti-media-pembelajaran/. Accessed on March

19, 2009.

NN. http://id.wikipedia.7val.com/wiki/Media_massa. Accessed on June 10, 2009.

Parman, G dan Riyadi Ali, Slamet. (1993). Cerita rakyat dari Lombok . Jakarta: Gramedia Purbanegara, W. B. (2007). Cheng-cheng Po (VCD recording tidak resmi). Indonesia:

Sanggar Cantrik Persekutuan Sahabat Gloria

Sarlito Wirawan S. (1989). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali.

Setyakarjana, J. (1976). Mencari Arah Katekese Dalam Gereja Yang Berkembang Di Indonesia. (Seri Pradnyawidya 26). Yogyakarta.

Suhardiyanto, H.J, SJ. (1998). Teori Pendidikan Kader. (Manuskrip). Yogyakarta: Puskat. Sugiyono, dkk. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiarti, Goretti. (1999). Pendampingan Iman anak. Yogyakarta. Fipa

Telaumbanua, Marinus. DR. OFM.Cap. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode, dan Peserta Gerejawi. Jakarta: Obor.

Willis, Sofian. S. (1961). Problem Remaja dan Pemecahannya. Jakarta: Angkasa. Zahrudin AR, M, Hasanudin Sinaga. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta.

Lampiran 1: Angket Penelitian

Angket Penelitian A. Pengantar

Mudika stasi St. Antonius Padua yang terkasih, saya bermaksud mengadakan penelitian untuk itu saya mohon bantuannya dalam mengisi daftar pertanyaan yang telah kami lampirkan. Atas partisipasi dari dari rekan-rekan kami ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati.

B. Identitas

Nama : ... Umur : ...

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Pendidikan Akhir : ...

Pekerjaan : ... C. Petunjuk pengisian

Di bawah ini akan diberikan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan anda. Jawaban yang anda berikan berkaitan dengan persetujuan anda terhadap pertanyaan tersebut.

Tugas anda adalah melingkari salah satu huruf sebagai jawaban yang anda pilih. D. Kuesioner

1. Film merupakan media untuk menyampaikan pesan moral. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

2. Apakah anda sering nonton film? a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

3. Film merupakan suatu media pembelajaran. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

4. Dalam sehari anda menghabiskan berapa jam untuk menonton film? a. 1 jam

b. 2 jam c. 3 jam d. 4 jam

e. lebih dari 5 jam

5. Apa tujuan anda menonton film? a. Refresing

b. Mengisi waktu luang e. Menambah wawasan d. Mengikuti tren e. Dan lain-lain

6. Jenis film apa yang sering anda tonton? a. Drama

b. Komedi c. Laga d. Kartun e. Lain-lain

7. Sudah berapa kali anda menonton film “Cheng-cheng Po”? a. Belum pernah

b. 1 kali c. 2 kali d. 3 kali

e. Lebih dari 3 kali

8. Film dapat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang a. Setuju

b. Sangat setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

9. Kita harus kritis dalam menilai film-film yang kita tonton. a. Setuju

b. Sangat setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

10. Apakah anda sering merasakan manfaat dari menonton film a. Sangat merasa

b. Sering merasa

c. Kadang-kadang merasakan d. Jarang merasakan

e. Tidak merasakan

11. Apakah anda sering merasakan bahwa menonton film itu membosankan? a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

12. Film memberi sumbangan kepada seseorang untuk mengatasi masalah hidup a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu

d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

13. Film dapat dijadikan sarana pendidikan namun bila tidak dimanfaatkan dengan baik dapat merusak moral kaum remaja

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

14. Bagi saya film hanyalah sarana hiburan semata a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

15. Film membantu saya dalam menghayati iman a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

16. Perdamaian merupakan suatu situasi dimana tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenteram, tenang, ditambah keadaan tidak ada permusuhan.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

17. Dalam Alkitab, kita sering menemukan kata “Shallom” dan kata ini seringkali diterjemahkan dengan "damai sejahtera".

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

18. Pada saat kegiatan atau acara apa Anda mengenal istilah Shallom atau perdamaian? a. Pelajaran di sekolah

b. Misa c. Ceramah

d. Pendalaman iman atau katekese e. lain-lain

19. Gereja perlu menanamkan semangat perdamaian dalam diri remaja Katolik. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju

e. Sangat tidak setuju

20. Apakah anda sering mengikuti kegiatan atau acara yang membahas atau mendalami tentang perdamaian? a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

21. Bila pernah mengikuti kegiatan atau acara yang membahas atau mendalami tentang perdamaian, kapan kegiatan itu Anda ikuti?

a. Saat di SD b. Saat di SLTP c. Saat di SLTA d. Saat aktif di paroki e. Lain-lain

22. Sikap Gereja terhadap dunia yang penuh dengan konflik sebaiknya menutup diri dan mengambil jarak karena akan membahayakan keberadaan Gereja. Terhadap pernyataan ini Anda…

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

23. Menciptakan dunia yang damai adalah tanggung jawab semua orang beriman termasuk kaum remaja Katolik.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

24. Menanamkan semangat perdamaian bagi remaja dapat dilakukan melalui kegiatan rekoleksi, pendalaman iman atau katekese, dan retret.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

25. Dunia kita saat ini dihantui dengan ancaman perang nuklir, kekerasan di berbagai belahan dunia, perang, dan lain-lain sehingga orang hidup dalam situasi ketakutan dan hidup menjadi tidak tentram.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

26. Menanamkan semangat perdamaian bagi remaja Katolik bertentangan dengan perintah Kristus untuk mewartakan kabar gembira kepada semua bangsa. Terhadap pernyataan ini Anda…

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

27. Apakah Anda setuju apabila diadakan kegiatan yang membahas atau yang mendalami tentang nilai perdamaian bagi kaum remaja Katolik?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju

28. Apakah anda sering mengikuti kegiatan mudika seperti pendalaman iman atau katekese yang ada hubungannya perdamaian?

a. Sangat sering b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

29. Dalam kehidupan sehari-hari apakah anda memperhatikan nilai-nilai perdamaian? a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang sekali e. Tidak pernah

30. Apakah anda sering merasa bahwa kegiatan yang memiliki nilai perdamaian mengganggu kesibukan pribadi?

a. Sangat merasa b. Merasa c. Kurang merasa d. Kadang-kadang merasa e. Tidak merasa

☺ ☺ ☺ TERIMA KASIH ☺ ☺ ☺

Lampiran 2: Program Katekese Audio Visual bagi Remaja Katolik Stasi St. Antonius Padua Paroki St. Hendrikus, Melolo, Sumba Timur melalui Media Film “Cheng-cheng Po”. No Judul Pertemu an Tujuan

Pertemuan Materi Metode Sarana

Sumber Bahan 1 Memban gun sikap tanggung jawab terhadap tindakan kita dalam hidup bersama orang lain Mengajak remaja st. Antonius Padua, Palakahembi untuk membangun sikap tanggung jawab terhadap tindakan dan perilaku di dalam kehidupan bersama orang lain demi membangun kehidupan yang damai sejahtera. PERTEMUAN I - Cerita “Sandub aya dan Lala Seruni” - Mendala mi Lukas 11: 42-47 - Dialog - SOTARA E - Cerita “Sandubaya dan Lala Seruni” - Alat tulis - Kitab Suci - Manuel, O; Group Media. 1989:30-32 - G. Parman & Slamet Riyadi Ali. Cerita Rakyat dari Lombok . 1993: 33-38 - Dianne Bergant & Robert J. Karris. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. 2002: 137-138 - Lukas 11:42-47 PERTEMUAN II 2 - Film “Cheng-cheng Po” - Mendala mi Yohanes 15:9-16 - Nonton Film - SOTARA E - Laptop - Film “Cheng-cheng Po” - VCD player - Alat tulis - Kitab Suci - Manuel, O; Group Media. 1989:30-32 - Dianne Bergant & Robert J. Karris. Tafsir

Alkitab Perjanjian Baru. 2002: 190-191 - Yohanes 15:9-16

Lampiran 3: Contoh Persiapan Katekese bagi Remaja Katolik Stasi St. Antonius Padua, Paroki St. Hendrikus, Melolo, Sumba Timur

1) Tema : Membangun Sikap Tanggung Jawab Terhadap Tindakan Kita dalam Hidup Bersama Orang Lain

2) Tujuan : Mengajak remaja St. Antonius Padua, Palakahembi untuk membangun sikap tanggungjawab terhadap tindakan dan perilaku di dalam kehidupan bersama orang lain demi membangun kehidupan yang damai sejahtera

3) Model : Katekese Audio Visual 4) Metode : Cerita, nonton, SOTARAE

5) Peserta : Remaja Katolik Stasi St. Antonius Padua, Palakahembi 6) Pelaksanaan : - Pertemuan I: Minggu, 26 Juli 2009

- Pertemuan II: Minggu, 2 Agustus 2009 7) Tempat : Gereja St. Antonius Padua Palakahembi 8) Waktu : 10.00-12.00

9) Sarana : - Cerita “Sandubaya dan Lala Seruni” - Film “Cheng-cheng Po”

- Laptop - Alat tulis - Kitab Suci 10)Proses pertemuan : Pertemuan I • Pembuka - Doa pembukaan - Ucapan selamat datang

- Pengantar (tujuan kegiatan, tema, dan gambaran acara yang akan berlangsung) • Cerita Sandubaya dan Lala Seruni

- Intisari cerita

Sang prabu Kertajagat adalah raja Lombok dan beragama Hindu. Pada suatu malam di bulan purnama ia bersama istri dan keluarga kerajaan hendak sembahyang ke Pura Kayangan. Setibanya di Pura raja bersama rombongan sangat kusuk sembahyang. Di sana ada pula sepasang suami-istri yang baru sebulan lamanya menikah yaitu Demung Sandubaya dan Lala Seruni. Melihat kecantikan Lala Seruni yang tidak ada tandingannya maka raja tergila-gila dan ingin memperistrinya. Maka muncullah niat busuk dari raja yaitu ingin membunuh Demung Sandubaya. Akhirnya Demung Sandubaya dibunuh di hutan Gemong saat sedang berburu. Sebelum pergi, Lala Seruni sempat

melarang suaminya pergi karena ia tahu niat busuk raja, namun Demung Sandubaya tidak ingin ingkar janji kepada raja. Sebelum pergi Demung Sandubaya berpesan jika kuda yang ditungganginya (Gasar Mayang) kembali tanpa dirinya berarti itu bertanda bahwa dirinya telah mati. Ketika Gasar Mayang pulang sendiri maka Lala Seruni langsung menunggangi kuda itu dan cepat menuju hutan sesaai pesan suaminya. Di sana ia menemukan suaminya telah terbunuh. Keesokan harinya, rombongan raja membawa paksa Lala Seruni ke istana dan selama di istana Lala Seruni tidak mau makan dan minum berhari-hari. Melihat hal itu hati raja sedih. Suatu hari Lala Seruni mengajukan permintaan untuk mandi di pantai Mananga Baris dan permintaan itu pun dikabulkan. Saat di pantai, tiba-tiba dari tengah laut datang sekuntum teratai berwarna merah dan menyala seperti api. Melihat itu, Lala Seruni meminta kepada raja agar memetik teratai itu. Raja pun memerintahkan para prajurit untuk memetiknya namun tidak berhasil. Karena Lala Seruni terus meminta akhirnya raja sendiri yang berenang ke tengah laut untuk mengambil teratai. Namun saat berenang, datang rombongan ikan dan kerang menyerang raja hingga pingsan. Teratai merah itu menepi ke arah Lala Seruni yang sedang menanti. Setelah mendekat ia pun melompat ke atas teratai dan teratai itu membawa Lala Seruni ke tempat penantian suaminya di alam baka. Kematian Demung Sandubaya membuat Demung Brangbantun, kakak Sandubaya marah dan akhirnya terjadilah perang. Dalam peperangan ini raja Lombok mengalami kekalahan dan karena kecewa Prabu Kertajagat membenturkan kepala ke batu sampai pecah dan meninggal. Sebagai penggantinya, diangkatlah Prabu Rangkasari sebagai raja. Karena sikapnya yang sangat berbeda dengan Prabu Kertajagat yaitu tidak suka dengan perang maka ia mengajak Demung Brangbantu untuk berdamai dan ajakan itu pun diterima dengan senang hati. Dan sejak itu kedua pasukan itu membentuk tali persahabatan dan Kerajaan Lombok menjadi aman dan sejahtera.

- Cerita “Sandubaya dan Lala Seruni” dibacakan oleh peserta yang telah ditentukan.

• Diskusi isi cerita (SOTARAE)

Diskusi dilaksanakan dalam kelompok besar.

- Situasi (Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan kesan atas cerita). Pendamping mengajukan pertanyaan kepada peserta dengan pertanyaan: situasi apa yang teman-teman lihat dari cerita yang kita dengarkan tadi. Apakah situasi itu senang, sedih, bahagia, atau ada situasi lain yang teman-teman temukan?

- Objektif (Peserta diajak untuk menggali fakta apa saja yang ada di dalam cerita). Adapun fakta itu berkaitan dengan tokoh cerita, alur cerita, dan apa saja yang terjadi dalam cerita tersebut. Pada bagian ini, ada dua panduan pertanyaan. Pertama, siapa saja tokoh yang teman-teman temukan dari cerita tersebut? Kedua, bagaimana karakter dari setiap tokoh itu?

- Tema (Pendamping mengajak peserta untuk menemukan tema-tema baru yang mereka peroleh sehubungan dengan cerita). Dari cerita “Sandubaya dan Lala Seruni”, sebutkan tema apa yang teman-teman temukan sehubungan dengan cerita?

- Analisis (Peserta dibagi dalam 6 kelompok. Peserta diminta untuk menganalisis cerita dengan situasi di sekitar mereka). Pada bagian ini, pendamping akan menanyakan tema mana saja yang sangat sesuai dengan situasi peserta atau dilihat peserta. Ada dua pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta. Pertanyaan pertama, menurut kelompok tema mana saja yang cocok dengan saat ini. Mengapa tema itu yang dipilih? Kedua, setiap pribadi tentu diserahi suatu tanggung jawab. Namun terkadang orang lebih memilih untuk lari dari tanggung jawab itu. Mengapa hal tersebut terjadi?

- Rangkuman (Pendamping mengajak peserta untuk merangkum apa yang telah dibicarakan bersama). Pertanyaan sebagai bahan permenungan bagi peserta: Cerita “Sandubaya dan Lala Seruni” membawa pesan apa untuk teman-teman secara pribadi?

Peserta diminta untuk membaca perikop Injil Lukas 11: 42-47 tentang Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat:

“Injil Lukas 11: 42-47 menunjukkan kritikan-kritikan Yesus yang tajam kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat oleh karena sikap mereka yang tidak bertanggung jawab antara apa yang dikatakannya (keadilan dan kasih Allah) tidak sesuai dengan tindakannya yang konkrit. Di sana muncul sikap topeng diri atau kemunafikan, sehingga dalam relasi dengan sesama hanya menampilkan yang baik saja. Yesus melihat bahwa sikap seperti ini membuat ahli Taurat menguasai sesamanya dan berlakulah hukum ketidakadilan dan kata rasa belas kasih Allah sepertinya tidak ada dalam diri mereka melihat orang selalu dari segi lahirihnya saja. Kritikan-kritikan ini mau mengajarkan bagaimana orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menghayati hidupnya dengan hukum Taurat namun mereka sendiri tidak menjalaninya dan tidak bertanggung jawab antara apa yang mereka kritikan terhadap masyarakat sekitar Yesus dengan kata-kata dan tindakannya selalu berlawanan. Yesus mengecam keras atas sikap yang tidak bertanggungjawab sebagai orang-orang yang taat pada hukum Taurat dan dipandang sebagai para tokoh religius yang sejati di antara masyarakat Israel. Dalam hidup bersama entah dalam keluarga, Gereja maupun di masyarakat bahkan di lingkungan kerja atau sekola hal tanggung jawab sangat menentukan kepribadian seseorang. Kalau ia mampu bertanggungjawab atas apa yang dikatakan dan dilaksanakan, berarti ia adalah orang yang setia. Sebaliknya kalau ia tidak bertanggungjawab antara apa yang dikatakannya berlawanan dengan perbuatannya sama hal orang yang tidak setia akan apa yang diucapkan dan orang bersikap munafik. Sikap setia ini ditunjukkan oleh Lala Seruni terhadap suaminya. Sebagai seorang raja yang baik maka ia sangat memperhatikan kesejahteraan dan kedamaian rakyatnya. Sikap itu dimiliki oleh

Prabu Rangkasari maka sikap itu situasi dendam berubah menjadi baik dan akhirnya ada hubungan persahabatan antara dua pasukan dan kehidupan rakyat pun menjadi damai dan tentram. Demikian pula kita yang berada di antara sesama, setiap dari kita memiliki tanggung jawab. Menciptakan lingkungan yang aman bukan saja tanggung jawab orangtua, bagian keamanan yang ada di lingkungan itu namun kita yang juga hidup bersama mereka. Sebagai anggota Gereja kita diberi tugas perutusan untuk memberikan kabar gembira kepada sesama entah melalui setiap perkataan atau perbuatan. Remaja Katolik adalah penerus Gereja di masa yang akan datang maka sikap setia sangat diperlukan. Setia dalam mengikuti setiap kegiatan yang ada karena semua itu demi perkembangan iman”.

- Aksi (Pendamping mengajak peserta untuk membuat langkah konkrit yang akan dilakukan sehubungan dengan tema, cerita, dan hasil analisis yang telah dirangkum). Peserta akan dibantu dengan pertanyaan langkah apa yang akan teman-teman lakukan atau buat untuk keterlibatan kita dalam hidup bersama sesama dan dalam hidup menggereja.

- Evaluasi (pada langkah terakhir ini peserta diajak untuk mengevaluasi seluruh proses bersama yang telah dilakukan). Dalam evaluasi ini pendamping akan mengajukan 5 pertanyaan. Pertama, cerita dan bacaan yang telah kita pakai apakah menurut teman-teman berhubungan dengan tema? Kedua, tema pertemuan dan cerita tadi apakah sesuai dengan pengalaman teman-teman? Ketiga, dari pertemuan ini apakah teman-teman yang ada di sini merasa terbantu untuk menyadari tanggung jawabnya di dalam kehidupan bersama sesama dan dalam hidup menggereja? Keempat, proses yang telah kita jalani bersama apakah menurut teman-teman menarik, membosankan, melelahkan, atau…? Kelima, pertemuan ini menggunakan metode katekese dengan menggunakan cerita lalu apa yang teman-teman rasakan?

• Penutup (doa penutup)

Pertemuan II • Pembuka

- Doa pembuka

- Ucapan selamat datang

- Pengantar singkat (mengingatkan peserta akan pertemuan sebelumnya dan gambaran acara yang akan berlangsung)

• Pemutaran Film “Cheng-cheng Po” - Sinopsis

Markus, Tyara, Tohir, dan Han berasal dari keluarga dengan latar belakang dan etnis yang berbeda. Meski demikian, hal itu tak membuat mereka menjadi berjarak. Persahabatan mereka begitu tulus hingga merobohkan sekat-sekat

perbedaan yang ada. Markus, Tyara dan Tohir, memiliki obsesi yang saling berbeda, namun mereka memilih untuk sejenak melupakannya demi menolong Han, bocah miskin dalam mencapai impiannya. Empat anak yang bersahabat ini berasal dari etnis berbeda. Ada Tionghoa, Jawa, dan Papua. Satu dari mereka yang etnis Thionghoa tidak bisa membayar uang sekolah karena tidak ada biaya. Orangtuanya bekerja sebagai penjual bakpao di pinggir jalan dan dagangannya pun tidak terlalu laris. Melihat kenyataan itu teman-temannya bermaksud membantu. Ketika berbicara dengan orangtua masing-masing, hasilnya sangat mengecewakan karena tidak ada yang mau membantu. Akhirnya salah satu di antara mereka mendapatkan ide untuk membuat pertunjukan barongsai sederhana di depan warung bakpao orangtua Han, agar menarik pembeli. Pertunjukan itu pun menarik perhatian banyak orang dan yang lebih menggembirakan lagi adalah dagangan dari orangtua Han menjadi laris dan habis terjual. Akhirnya Han dapat membayar uang sekolahnya.

- Pemutaran film 17 menit • Diskusi film (SOTARAE)

Diskusi ini dilakukan dalam kelompok besar.

- Situasi (Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan kesan situasi atas film). Setelah menyaksikan film tadi apa yang teman-teman rasakan? Apakah ada perasaan gembira, sedih, marah, atau situasi lain?

- Objektif (Peserta diajak untuk menggali fakta yang telah ditampilkan film tersebut). Fakta ini berkaitan dengan tokoh cerita, alur cerita, dan apa saja yang terjadi dalam film tersebut. Untuk membantu peserta maka pendamping mengajukan 2 pertanyaan. Pertama, sebutkan nama-nama tokoh yang ada dalam film tadi? Kedua, bagaimana karakter dari setiap tokoh yang ada?

- Tema (Pada bagian ini, peserta diajak untuk menemukan tema-tema yang berhubungan dengan film). Dari film tersebut, tema apa yang teman-teman temukan?

- Analisis (Peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan setelah itu pendamping akan memberikan pertanyaan pemandu untuk didiskusikan kelompok). Ada 3 pertanyaan yang akan dipakai pada langkah ini. Pertama, dari tema-tema yang telah kita temukan tadi silahkan teman-teman memilih satu tema saja dan ada

Dokumen terkait