• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Diakhir penulisan skripsi ini, penulis ingin mengajukan saran-saran, yaitu:

1. Pengadilan Agama Jakarta Pusat agar dapat mengevaluasi pelaksanaan mediasi dalam penyelesaian sengketa khususnya dalam perkara perceraian, sehingga untuk kedepannya hasil mediasi dalam perkara perceraian dapat ditingkatkan, dan bisa mengurangi atau menekan angka perceraian.

2. Kepada Mahkamah Agung agar dapat memperluas dan meningkatkan pelatihan mediasi, dan mewajibkan para hakim untuk mengikuti pelatihan mediasi. Karena pada umumnya kebanyakan dari hakim di Pengadilan Agama Jakarta Pusat masih belum memiliki sertifikat mediator.

3. Untuk para pihak yang berperkara disarankan dapat mematuhi dan mengikuti aturan-aturan Pengadilan yang telah ditentukan, sehingga tidak menghambat dalam proses mediasi.

4. Kurangnya sosialisasi dari Pemerintah kepada masyarakat tentang pengetahuan pernikahan dan perceraian, sehingga kasus perceraian semakin meningkat.

94

Abbas, Syahrizal. Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum

Nasional. Jakarta: Prenada Media, 2011.

AF, Hasanuddin. Perkawinan Dalam Perspektif Al-Qur’an Nikah, Talak, Cerai

Rujuk.Jakarta: Nusantara Damai Press, 2011.

Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Amriani, Nuraningsih. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

Departemen Agama RI. Kompilasi Hukum Islam. 1996.

Effendi M. Zein, Satria. Problematika Hukum Keluarga Kontempore. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010.

Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakaha. Bogor: Kencana, 2003.

Manan, Abdul. Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama. Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 2000.

Mardani. Hukum Perkawinan Islam Di Dunia Islam Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Muhtarom, Ali. Mencari Tolak Ukur Efektifitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian. diakses pada tanggal Rabu, 10 Desember 2014. www.badilag.net

Munawwir, Warson Ahmad. Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.

Nurudin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesi., (Jakarta: Prenada Media, 2004.

PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi

Rahmadi, Takdir. Mediasi, Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Salamah Yarotul Yayah. Mediasi Dalam Proses Beracara Di Pengadilan Agama. Jakarta: Pusat Studi Hukum Dan Ekonomi, 2010.

Satria, Rio. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan. www.badilag.net diakses pada tanggal 25 Desember 2014.

Soekanto, Soerjono. Penelitian Hukum Normartif Suatu TinjauanSingkat. Jakarta: Raja Grafindo, 2001.

Sopyan, Yayan. Islam-Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam

Hukum Nasional. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Subekti dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Pradyana Paramitha, 2004.

Sukanto, Soerjono Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-press, 1986.

Suma, Muhammad Amin. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2006. Tim Redaksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia

PustakaUtama, 2008.

Wawancara Pribadi dengan Azid Izuddin, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Jakarta, 01 Oktober 2014.

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sarnoto. Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Jakarta, 12 Januari 2015.

Wawancara Pribadi dengan Isti’anah, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Jakarta 01 Oktober 2014.

Wawancara Pribadi dengan Rosmida M, Noor. Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Jakarta, 01 Oktober 2014.

Website Resmi Pengadilan Agama Jakarta Pusat http://pa-jakartapusat.go.id, diakses pada tanggal 03 Februari 2015.

www.google.com pn-pariaman.go.id diakses pada tanggal 10 Februari 2015.

www.google.com Somya, Putra. Pelaksanaan Mediasi Dalam Perkara Perceraian

Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Agama. di akses

pada tanggal 16 Februari 2015.

MELAKUKAN MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Nama : Dra. Hj. Rosmida M. Noor, SH., MH. NIP : 195009111976012001

Jabatan : Hakim Mediator Usia : 64 Tahun

Hari/Tanggal : Rabu, 01 Oktober 2014

1. Apakah Bapak/Ibu bertugas sebagai hakim mediator di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ? sejak kapan ?

Ya, sejak bulan Januari 2011.

2. Siapa yang menunjuk/menetapkan Bapak/Ibu sebagai hakim mediator ? Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

3. Apakah Bapak/Ibu memiliki sertifikat mediator ?

Belum, karena belum ada kesempatan, hanya ikut seminar dan pelatihan saja. 4. Menurut Bapak/Ibu apakah perlu Mahkamah Agung memberikan pelatihan

mediator kepada seluruh hakim di Pengadilan Agama ? jika ya apa alasannya ? Sangat perlu, agar hakim mediator lebih memiliki pengetahuan yang cukup luas karena hakim mediator akan berhadapan kepada masyarakat banyak yang membutuhkan nasehat.

5. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud mediasi dan apa tujuan dari mediasi ? Mediasi adalah penyelesaian sengketa. Dan tujuannya adalah mencapai kesepakatan bersama.

6. Apa yang menjadi acuan dalam pelaksanaan mediasi ? Yang menjadi acuan adalah PERMA No. 1 Tahun 2008.

7. Bagaimana tanggapan Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengenai dikeluarkannya PERMA No. 1 Tahun 2008 ?

Bagus, karena sangat membantu hakim mediator dalam melakukan tugasnya dalam memediasi.

8. Bagaimana pelaksanaan mediasi setelah adanya PERMA No. 1 Tahun 2008 ? Pelaksanaan mediasi setelah adanya PERMA ini tentu lebih baik, karena sudah terarah dan hakim mediator sudah tau akan tugasnya sebagai hakim mediator. 9. Bagaimana peran mediasi dalam perkara perceraian ?

Peran mediasi ini sangat bermanfaat untuk tercapainya perdamaian, dan peran mediator juga dapat membantu para pencari keadilan dalam menentukan sikap dan keinginannya dalam penyelesaian perkara.

berlangsung ?

Ya, tergantumg keadaan dan kasus yang dihadapi bila para pihak perlu menambah waktu maka dilakukan mediasi berulang-ulang untuk meyakinkan mereka.

11.Tindakan apa saja yang biasanya Bapak/Ibu lakukan dalam usaha mendamaikan, jika antara kedua belah pihak menemui jalan buntu ?

Apabila menemui jalan buntu kadang-kadang dilakukan kaukus, di nasehati secara sepihak, diberikan kesempatan untuk berfikir dengan jernih dan juga keluarga dekat dari para bihak dapat membantu.

12.Dalam pasal 15 ayat (3) PERMA No. 1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan disebutkan bahwa dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan sepihak, apakah Bapak/Ibu pernah melakukan hal tersebut ? a. Jika ya, apakah ada pengaruhnya terhadap para pihak ?

Ya pernah, bila dianggap perlu, pengaruh nya ada para pihak lebih terbuka dalam menyampaikan masalahnya.

13.Menurut Bapak/Ibu faktor apa saja yang mendukung dalam proses mediasi ? Faktor yang mendukung adalah mereka punya itikad baik, dan ada bantuan dari pihak keluarga dekat dalam mediasi tersebut.

14.Menurut Bapak/Ibu Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam memediasi sehingga tercapainya perdamaian ?

- Pertama, para pihak tidak punya itikad baik.

- Kedua, dari hakim mediator sendiri tidak adil dalam memberikan waktu

kepada para pihak dan mereka merasa dilecehkan, dan apa yang diinginkan para pihak tidak dapat diterima oleh hakim mediator.

15.Bila proses mediasi berhasil apa saja yang mendukung keberhasilan tersebut ?

- Pertama, para pihak punya itikad baik.

- Kedua, hakim mediator dengan sabar memberikan nasehatnya dan waktu

yang cukup kepada para pihak.

- Ketiga dan ada bantuan dari pihak keluarga dekat yang bisa mengarahkan

sehingga terciptanya perdamaian.

16.Bila proses mediasi gagal, apa yang menyebabkan kegagalan tersebut ?

Dari para pihak memang sudah tidak ada itikad baik dari pertama untuk berdamai, dan juga faktor keluarga yang tidak mendukung, dan ego dari

masing-17.Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat sudah Bapak/Ibu anggap baik dan cukup sebagai tempat mediasi yang ideal ?

a. Bila ya, fasilitas apa saja yang ada di ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ?

b. Bila belum cukup baik, apa alasannya ?

Dianggap baik tetapi belum ideal, karena belum ada ruangan khusus untuk memediasi dan belum ada peralatan yang lengkap.

Jakarta, 01 Oktober 2014

Pihak Yang Diwawancarai Pewawancara

MELAKUKAN MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Nama : Drs. H. Aziz Izuddin, MH. NIP : 196207131993031003 Jabatan : Hakim Mediator Usia : 52

Hari/Tanggal : Rabu, 01 Oktober 2014

1. Apakah Bapak/Ibu bertugas sebagai hakim mediator di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ? sejak kapan ?

Iya, sejak bulan Januari 2014.

2. Siapa yang menunjuk/menetapkan Bapak/Ibu sebagai hakim mediator ?

Yang menunjuk saya sebagai hakim mediator adalah Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

3. Apakah Bapak/Ibu memiliki sertifikat mediator ? Tidak punya.

4. Menurut Bapak/Ibu apakah perlu Mahkamah Agung memberikan pelatihan mediator kepada seluruh hakim di Pengadilan Agama ? jika ya apa alasannya ? Perlu, alasannya, sebab ini menentukan berhasil tidaknya mediasi orang yang berperkara.

5. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud mediasi dan apa tujuan dari mediasi ? Mediasi adalah mendamaikan para pihak. Dan tujuannya adalah agar mereka dapat menyelesaikan masalahnya dengan melalui kesepakatan bersama. 6. Apa yang menjadi acuan dalam pelaksanaan mediasi ?

Yang menjadi acuan adalah PERMA No. 1 Tahun 2008.

7. Bagaimana tanggapan Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengenai dikeluarkannya PERMA No. 1 Tahun 2008 ?

Dikeluarkannya PERMA No. 1 Tahun 2008 ini ya harus dilaksanakan. 8. Bagaimana pelaksanaan mediasi setelah adanya PERMA No. 1 Tahun 2008 ?

pemahaman lebih tentang mediasi.

9. Bagaimana peran mediasi dalam perkara perceraian ?

Sangat penting, terutama unuk terciptanya perdamaian. Dan peran mediator juga dalam persidangan sangat penting apabila mediasi gagal maka akan dilanjutkan, dan apabila mediasi berhasil maka akan diputus berdasarkan kesepakatan, mediasi/perkara dicabut apabila tidak jadi cerai.

10.Apakah proses mediasi dilakukan tertutup ? Berapa lama biasanya proses mediasi berlangsung ?

Ya, waktunya paling lama 40 hari, tapi boleh ditambah 15 hari.

11.Tindakan apa saja yang biasanya Bapak/Ibu lakukan dalam usaha mendamaikan, jika antara kedua belah pihak menemui jalan buntu ?

Kalau sudah menemui jalan buntu, maka akan dibuatkan laporan bahwa mediasi gagal.

12.Dalam pasal 15 ayat (3) PERMA No. 1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan disebutkan bahwa dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan sepihak, apakah Bapak/Ibu pernah melakukan hal tersebut ? a. Jika ya, apakah ada pengaruhnya terhadap para pihak ?

Pernah, adanya keterbukaan dari para pihak.

13.Menurut Bapak/Ibu faktor apa saja yang mendukung dalam proses mediasi ? Faktor yang mendukung dari dalam adalah para pihak sendiri ada keterbukaan perkara secara damai, yang mendukung dari luar adalah dari segi kenyamanan para pihak tersebut.

14.Menurut Bapak/Ibu Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam memediasi sehingga tercapainya perdamaian ?

Yang menjadi penghambat ya dari para pihak sendiri, karena pihak sendiri tidak mau berdamai.

15.Bila proses mediasi berhasil apa saja yang mendukung keberhasilan tersebut ?

- Adanya sikap kooperatif dari para pihak yang mau berdamai dan mengerti

arti perdamaian.

Dari para pihak yang tidak bisa meredam emosinya sehingga pihak penggugat tidak bisa memaafkan lagi, dan hanya dengan bercerailah semua bisa

tersalurkan.

17.Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat sudah Bapak/Ibu anggap baik dan cukup sebagai tempat mediasi yang ideal ?

a. Bila ya, fasilitas apa saja yang ada di ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ?

b. Bila belum cukup baik, apa alasannya ?

Sudah cukup baik, ada meja yang dibuat agar para pihak dalam menyampaikan masalahnya dengan hakim mediator lebih santai dan tenang, serta ada lukisan dan gambar sebuah keluarga yang harmonis, untuk mengispirasi para pihak yang bersengketa.

Jakarta, 01 Oktober 2014

Pihak yang diwawancarai Pewawancara

MELAKUKAN MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Nama : Drs. Isti’anah, MH. NIP : 196401011991032014 Jabatan : Hakim Mediator Usia : 49

Hari/Tanggal : Rabu, 01 Oktober 2014

1. Apakah Bapak/Ibubertuga ssebagai hakim mediator di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ? sejak kapan ?

Ya, sejak bulan Januari 2014.

2. Siapa yang menunjuk/menetapkan Bapak/Ibu sebagai hakim mediator ?

Yang menetapkan saya sebagai hakim mediator adalah Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

3. Apakah Bapak/Ibu memiliki sertifikat tmediator ? Ya, punya.

4. Menurut Bapak/Ibu apakah perlu Mahkamah Agung memberikan pelatihan mediator kepada seluruh hakim di Pengadilan Agama ? jika ya apa alasannya ? Perlu, karena supaya para hakim mediator lebih professional dalam melakukan mediasi.

5. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud mediasi dan apa tujuan dari mediasi ? Mediasi adalah mencari penyelesaian sengketa yang terbaik dari permasalahan kedua belah pihak. Dan tujuannya adalah untuk mencapai win-win solution, atau mengakhiri permasalahan/persengketaan secara damai.

6. Apa yang menjadi acuan dalam pelaksanaan mediasi ? Yang menjadiacuanadalah PERMA No.1 Tahun 2008.

7. Bagaimana tanggapan Pengadilan Agama Jakarta Pusa tmengenai dikeluarkannya PERMA No. 1 Tahun2008 ?

Menurut saya, peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang mediasi ini sudah cukup bagus dan modern, dan karena PERMA ini sudah dikeluarkan

8. Bagaimana pelaksanaan mediasi setelah adanya PERMA No. 1 Tahun2008 ? Untuk pelaksanaanya semua perkara yang mengandung sengketa wajib di mediasi.

9. Bagaimanaperanmediasidalamperkaraperceraian ?

Sangat bermanfaat, terutama untuk tercapainya perdamaian.

10.Apakah proses mediasi dilakukan tertutup ? Berapa lama biasanya proses mediasi berlangsung ?

Ya, untuk perceraian mediasi dilakukan secara tertutup, dan maksimal 40 hari dilangsungkannya mediasitersebut.

11.Tindakan apa saja yang biasanya Bapak/Ibu lakukan dalam usaha mendamaikan, jika antara kedua belah pihak menemui jalan buntu ?

Apabila kita menemui jalan buntu dalam mendamaikan para pihak, kita melakukan kaukus.

12.Dalam pasal 15 ayat (3) PERMA No. 1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan disebutkan bahwa dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan sepihak, apakah Bapak/Ibu pernah melakukan hal tersebut ? Jika ya, apakah ada pengaruhnya terhadap para pihak ?

Ya, pernah. Pengaruhnya terhadap para pihak, para pihak tersebut lebih terbuka dan jelas dalam mengutarakan masalahnya.

13.Menurut Bapak/Ibu factor apa saja yang mendukung dalam proses mediasi ? Yang mendukung proses mediasi adalah kejujuran dan itikad baik dari para pihak.

14.Menurut Bapak/Ibu Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam memediasi sehingga tercapainya perdamaian ?

Yang menjadi penghambat dalam memediasi adalah kurangnya rasa kooperatif dari para pihak sendiri, dan diantara para pihak permasalahan/persengketaan mereka sudah sangat memuncak.

15.Bila proses mediasi berhasil apa saja yang mendukung keberhasilan tersebut ? Proses yang mendukung keberhasilanya itu tadi, sikap dari para pihak yang mau berdamai.

Tidak ada yang mau bernegoisasi dari para pihak, dan tetap pada prinsipnya masing-masing.

17.Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat sudah Bapak/Ibu anggap baik dan cukup sebagai tempa tmediasi yang ideal ?

a. Bila ya, fasilitas apa saja yang ada di ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ?

b. Bila belum cukup baik, apa alasannya ?

Ya sudah cukup baik, ada meja yang berbentuk bulat, sehingga tidak terkesan sangat serius antara para pihak dan hakim mediator, ada juga lukisan atau gambar yang menunjang terciptanya keharmonisan rumah tangga.

Jakarta, 01 Oktober 2014

Pihak yang diwawancarai Pewawancara

MELAKUKAN MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Nama : Dr. Sarnoto, MH. NIP : 196712251994031005 Jabatan : Hakim Mediator Usia : 47 Tahun

Hari/Tanggal : Senin, 12 Januari 2015

1. Apakah Bapak/Ibu bertugas sebagai hakim mediator di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ? sejak kapan ?

Ya, sejak tahun 2011

2. Siapa yang menunjuk/menetapkan Bapak/Ibu sebagai hakim mediator ?

Yang menunjuk saya sebagai hakim mediator adalah Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

3. ApakahBapak/Ibumemilikisertifikatmediator ? Ya, sejak tahun 2009 saya sudah punya sertifikat.

4. Menurut Bapak/Ibu apakah perlu Mahkamah Agung memberikan pelatihan mediator kepada seluruh hakim di Pengadilan Agama ? jika ya apa alasannya ? Sangat perlu, alasannya dengan adanya pelatihan tersebut agar mediator punya kemampuan yang baik dalam memediasi, dan agar bias lebih kooperatif dalam mediasi.

5. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud mediasi dan apa tujuan dar imediasi ? Mediasi adalah mencari titik temu dari permasalahan yang dihadapi para pihak yang bersengketa, dan tujuannya adalah supaya memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan para pihak.

6. Apa yang menjadi acuan dalam pelaksanaan mediasi ?

Yang menjadi acuan adalah PERMA No.1 Tahun 2008 dan norma-norma hukum islam yang terkait dengan bagaimana mendamaikan suatu perkara.

7. Bagaimana tanggapan Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengenai dikeluarkannya PERMA No. 1 Tahun2008 ?

8. Bagaimana pelaksanaan mediasi setelah adanya PERMA No. 1 Tahun2008 ? Untuk pelaksanaanya sudah sesuai dengan tahapan mediasi itu sendiri, untuk waktu mediasi perkara perceraian yang dilakukan itu relatif sesuai dengan kehendak para pihak, biasanya 10-15 menit sudah selesai mediasi.

9. Bagaimana peran mediasi dalam perkara perceraian ?

Sangat bermanfaat, terutama untuk tercapainya perdamaian tersebut.

10.Apakah proses mediasi dilakukan tertutup ? Berapa lama biasanya proses mediasi berlangsung ?

Ya, untuk perceraian mediasi dilakukan secara tertutup, dan proses mediasi itu berlangsung ya itu tadi 10 sampai 15 menit biasanya sudah selesai paling lama 1 jam.

11.Tindakan apa saja yang biasanya Bapak/Ibu lakukan dalam usaha mendamaikan, jika antara kedua belah pihak menemui jalan buntu ?

Apabila kita menemui jalan buntu kaukus akan dilakukan oleh para pihak.

12.Dalam pasal 15 ayat (3) PERMA No. 1 Tahun 2008 tentang prosedu rmediasi di pengadilan disebutkan bahwa dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan sepihak, apakah Bapak/Ibu pernah melakukan hal tersebut ? Jika ya, apakah ada pengaruhnya terhadap para pihak ?

Ya pernah, dan pengaruhnya terhadap para pihak adalah para pihak itu sendiri bisa menjelaskan semua masalah yang dihadapi secara terbuka.

13.Menurut Bapak/Ibu faktor apa saja yang mendukung dalam proses mediasi ? Yang mendukung proses mediasi adalah itikad baik dan adanya sikap kooperatif dari para pihak dalam memediasi.

14.Menurut Bapak/Ibu Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam memediasi sehingga tercapainya perdamaian ?

Yang menjadi penghambat dalam memediasi adalah ego masing-masing dari para pihak.

15.Bila proses mediasi berhasil apa saja yang mendukung keberhasilan tersebut ? Proses yang mendukung keberhasilan mediasi adalah:

3. Keterampilan dari mediator juga dapat mempengaruhi dalam melakukan mediasi.

16.Bila proses mediasi gagal, apa yang menyebabkan kegagalan tersebut ? Sudah tidak ada titik temu untuk berdamai.

17.Apakah ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat sudah Bapak/Ibu anggap baik dan cukup sebagai tempa mediasi yang ideal ?

a. Bilaya, fasilitas apa saja yang ada di ruang mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat ?

b. Bila belum cukup baik, apa alasannya ?

Kalau ideal belum, namun untuk standar minimal sudah terpenuhi.

Dokumen terkait