Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka kepada Pembina dan guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas disarankan sebagai berikut:
1. Hendaknya kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas latihan lebih ditingkatkan baik aspek fisik, teknik, taktik dan mental agar mampu berpretasi lebih tinggi.
2. Hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas pembina atau guru Penjaosrkes memiliki kreativitas dan inisatif dalam menerapkan bentuk-bentuk latihan smash, sehingga pelaksanaan latihan smash tidak monoton.
3. Waktu kegiatan ekstrakurikuler bolavoli ditambah lagi, minimal tiga kali dalam satu minggu.
4. Sarana kegiatan ekstrakurikuler bolavoli untuk ditambah, sehingga jumlah bola ideal dengan jumlah siswa yang berlatih.
commit to user DAFTAR PUSTAKA
A. Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: UNS Press.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Amung Ma’mum & Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola voli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Bekerjasama Dengan Direktorat jenderal Olahraga.
Andi Suhendro. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.
A. Sarumpaet, Zulfar Djazet dan Imam Sadikun. 1992. Permainan Bola Besar.
Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Barbara L.V. & Bonnie J.F. 1996. Bola voli Tingkat Pemula. Alih Bahasa. Monti.
Jakarta: Raja Grafindo.
Bompa, O. Tudor. 1990. Periodization Theory and Methodology of Training.
Kendall/Hant: Departement of Physical Education York University.
Toronto. Ontario. Canada.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetesnsi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Dieter Beutelstahl. 2005. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pioner Jaya.
Gerhard Durrwachter. 1990. Bolavoli Belajar dan Berlatih Sambil Bermain.
Jakarta: PT. Gramedia.
M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press.
Mulyono B. 1992. Tes dan Pengukuran. Surakarta: UNS Press.
2001. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani Olahraga. Surakarta:
Lembaga pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press
M. Yunus. 1992. Bola voli Olahraga Pilihan. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
commit to user
Nosseck. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press.
Nur Hasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapan/ Jakarta: Depdiknas. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Ditjen Olahraga.
PBVSI. 1995. Jenis-Jenis Permainan Bola Voli. Jakarta: Sekretariat Umum PP.
PBVSI.
Russell Pate, R; Clanaghan, Bruce Mc & Rotella, Robert. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perancanaan Pembelajaran Penjaskes.
Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Rusli Lutan dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK/IKIP Bandung.
Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.
Jakarta: PT. Gramedia.
Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono. 2000. Teori dan Praktek Bola voli Dasar.
Surakarta: UNS Press.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.
Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Suharno HP. 1985. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: IKP Yogyakarta.
1991. Dasar-Dasar Permainan Bolavoli. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
1993. Metodologi Pelatuhan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Sutrisno Hadi. 1995. Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta: Andi Offset.
2004. Statistik Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset.
Wayne L. Wescott. 1983. Strength Fitness Physiological Principle and Training Tecgnique. Massachusetts: Allyn and Bacon. Inc.
Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tingkat Akademik.
commit to user
LAMPIRAN
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user Lampiran 18
Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Smash Normal Bolavoli Kemampuan smash normal bolavoli diukur dengan tes spike/smash dari Nur Hasan (2001: 172-174).
a) Alat dan perlengkapan:
- Lapangan bola voli - Net dan tiang net - Stopwatch
- Bola voli minimal 5 buah - Blangko dan alat tulis.
b) Petugas:
- Seorang pengumpan - Seorang timer
- Seorang pengamat sasaran - Seorang pencatat
c) Pelaksanaan tes:
- Testi berada dalam daerah serangan atau bebas di dalam lapangan permainan.
- Bola dilambungkan atau diumpan dekat atas jaring ke arah testi.
- Dengan atau tanpa awalan, testi meloncat dan memukul bola melampaui atas jaring ke dalam lapangan di seberangnya dimana terdapat sasaran dengan angka-angka.
- Stopwatch dijalankan/dihidupkan pada waktu bola tersentuh oleh tangan testi, dan dihentikan atau dimatikan pada saat bola menyentuh lantai.
d) Cara menskor:
- Skor terdiri atas dua bagian yang tidak dapat dipisahkan yaitu angka sasaran plus waktu dari kecepatan jalannya bola.
- Skor waktu dalam detik hingga persepuluhnya.
- Bola yang menyentuh batas sasaran, dihitung telah masuk sasaran dengan angka yang lebih besar.
commit to user
- Skor = 0 jika pemukul menyentuh jaring dan atau jatuh di luar sasaran.
Meskipun skor 0 waktu tetap dicacat.
- Skor untuk serangan atau smash adalah jumlah angka dan detik dari semua lima (5) kali kesempatan.
Gambar 7. Lapangan Tes Smash Bolavoli (Nur Hasan, 2001: 173)
commit to user Lampiran 19
Program Latihan Smash dengan Bola Diam dan Bola Bergerak
Minggu Hari Repetisi Set Recovery antar set
Tes awal kemampuan smash normal bolavoli I
Selasa Kamis Sabtu
RM x 60% 3
3 3
2 menit 2 menit 2 menit II
Selasa Kamis Sabtu
RM x 65% 3
3 3
2 menit 2 menit 2 menit
III
Selasa Kamis Sabtu
RM x 70% 3
3 3
2 menit 2 menit 2 menit
IV
Selasa Kamis Sabtu
RM x 75% 3
3 3
2 menit 2 menit 2 menit
V
Selasa Kamis Sabtu
RM x 80% 3
3 3
2 menit 2 menit 2 menit VI
Selasa Kamis Sabtu
RM x 85% 3
3 3
2 menit 2 menit 2 menit Tes akhir kemampuan smash normal bolavoli
Keterangan:
1. Program latihan didasarkan pada hasil try out kemampuan smash normal bolavoli untuk mengetahui repetisi maksimal. Suharno HP. (1991: 16) berpendapat, “Penentuan intensitas dengan MR (Maximum Repetition) prinsipnya satu bentuk latihan dicobakan ke atlit yang akan dikenai beban latihan tersebut. Percobaan dilakukan oleh atlit berulang kali sampai atlit mengalami kelelahan maksimal tanpa recovery”.
commit to user
2. Untuk menentukan beban latihan didasarkan pada hasil try out smash normal bolavoli dengan intensitas latihan yaitu 60-90% dari RM. Suharno HP. (1993:
42) menyatakan, “Intensitas untuk latihan daya tahan kekuatan otot adalah 60-90% dari kemampuan maksimal, volume beban latihan 2-5 set, recovery antar set 1-2 menit.
3. Program latihan ini didasarkan pada prinsip individual, sehingga repetisi atau pengulangan smash normal bolavoli antara sampel yang satu dengan lainnya berbeda-beda, berdasarkan RM yang dicapai masing-masing sampel.
4. Untuk meningkatkan beban latihan adalah 5% dari beban awal dan diberikan setiap setelah 3 kali latihan. Wescot (1983:38) mengemukakan “Tambahan beban baru hendaknya tidak lebih 5% dari berat beban sebelumnya, hal ini disarankan pada penelitiannya yang menunjukkan bahwa kenaikan kekuatan antara 2-6% setiap minggunya”.
commit to user Lampiran 20
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Pengarahan dari Penelitian
commit to user
Pelaksanaan Latihan Smash Bolavoli dengan Bola Diam
Pelaksanaan Latihan Smash dengan Bola Bergerak