commit to user i
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN BOLA DIAM DAN BOLA BERGERAK TERHADAP KEMAMPUAN SMASH NORMAL
BOLAVOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMA NEGERI 1 SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
OLEH
AWAL YANFARI K.5607004
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
commit to user ii
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN BOLA DIAM DAN BOLA BERGERAK TERHADAP KEMAMPUAN SMASH NORMAL
BOLAVOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMA NEGERI 1 SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
AWAL YANFARI K.5607004
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A 2012
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Nopember 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Agustiyanto, M.Pd. Drs. Sugiyoto, M.Pd.
NIP. 19680818 199403 1 001 NIP. 19541112198403 1 001
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 25 Januari 2012
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes Sekretaris : Drs. Sunardi, M.Kes
Anggota I : Drs. Agustiyanto, M.Pd Anggota II : Drs. Sugiyoto, M.Pd
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727198702 1 001
commit to user v ABSTRAK
Awal Yanfari. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN BOLA DIAM DAN BOLA BERGERAK TERHADAP KEMAMPUAN SMASH NORMAL BOLAVOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMA NEGERI 1 SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Nopember 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyuman tahun pelajaran 20010/2011. (2) Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyuman tahun pelajaran 20010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 30 orang. Keseluruhan subjek dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes dan pengukuran kemampuan smash normal bolavoli dengan tes spike/smash dari Nur Hasan (2001: 172-173). Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011, dengan nilai perhitungan thit sebesar 2.6006 dan ttabel sebesar 2.145 pada taraf signifikasi 5%. (2) Latihan smash dengan bola diam lebih baik pengaruhnya daripada latihan smash dengan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat latihan smash bola diam) memiliki peningkatan sebesar
commit to user vi
7.98%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan smash dengan bola bergerak) memiliki peningkatan sebesar 3.52%.
commit to user vii MOTTO
AWAL Awal Yanfari
Anda tidak akan menemukan waktu untuk apa pun. Jika anda menginginkan waktu anda harus meluangkan.
(Charles Buxton)
Cukup Kerja untuk dilakukan, dan cukup tenaga untuk bekerja.
(Rudyard Kipling)
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan aku dalam hidupku
Teman-teman ku Angkatan ’07 FKIP JPOK UNS Surakarta
Bapak Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta
SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai pembibining 1 yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyususnan skripsi..
3. Drs.H. Agustyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Drs. Sugiyoto, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
6. Kepala SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
commit to user x
Akhirnya penulis berharap semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, dalam permainan bolavoli khususnya smash normal.
Surakarta,25 Januari 2012
Penulis
commit to user xi DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...………
PENGAJUAN ...……….
PERSETUJUAN ...………..
PENGESAHAN ...………
ABSTRAK ...……….
MOTTO ...……….
PERSEMBAHAN ...………..
DAFTAR ISI ...……….
KATA PENGANTAR ...………..
DAFTAR TABEL ...………
DAFTAR GAMBAR ...………..
DAFTAR GRAFIK………
DAFTAR LAMPIRAN ...………
BAB I PENDAHULUAN ………
A. Latar Belakang Masalah ……….
B. Indentifikasi Masalah………..
C. Pembatasan Masalah………
D. Perumusan Masalah……….
E. Tujuan Penelitian……….
F. Manfaat Penelitian………
BAB II LANDASAN TEORI………
A. Tinjauan Pustaka ...………
1. Permainan Bolavoli……….
a. Pengertian Permainan Bolavoli………..
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli……….
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli 2. Smash Bolavoli……….
a. Pengertian Smash………
i ii iii iv v vi vii viii xi xiii xiv xvi xvii 1 1 5 5 6 6 8 8 8 8 8 9 10 12 12
commit to user xii
b. Smash Normal Bolavoli………
c. Teknik Smash Normal Bolavoli………
d. Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Melakukan Smash….
3. Latihan……….
a. Hakikat Latihan……….
b. Tujuan Latihan………
c. Latihan Teknik Dasar Smash Normal Bolavoli…………..
d. Prinsip-Prinsip Latihan………..
e. Komponen-Komponen Latihan………..
4. Latihan Smash Normal Bolavoli dengan Bola Diam…………
a. Pelaksanaan Latihan Smash Normal Bolavoli dengan Bola Diam………..
b. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Smash Normal Bolavoli dengan Bola Diam………..
5. Latihan Smash Normal Bolavoli dengan Bola Bergerak…….
a. Pelaksanaan Latihan Smash Normal Bolavoli dengan Bola Bergerak………
b. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Smash Normal Bolavoli dengan Bola Bergerak………
B. Kerangka Berpikir ...………
C. Hipotesis………..
BAB III METODE PENELITIAN ...………
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………..
B. Subjek Penelitian………
C. Teknik Pengumpulan Data……….
D. Rancangan Penelitian………
E. Teknik Analisis Data………..
BAB IV HASIL PENELITIAN ...……….
A. Deskripsi Data ...……….
B. Mencari Reliabilitas……….
C. Pengujian Persyaratan Analisis………
13 15 17 18 18 19 20 22 26 29
29
31 31
31
33 34 37 38 38 38 38 38 40 43 43 45 46
commit to user xiii
1. Uji Normalitas……….
2. Uji Homogenitas………
D. Hasil Analisis Data………
1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan……….
2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan………
E. Pengujian Hipotesis………...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...………. ………
A. Simpulan...………
B. Implikasi ...………
C. Saran ...………..
DAFTAR PUSTAKA ...………
LAMPIRAN...………
46 46 47 47 48 53 55 55 55 56 57 59
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Smash Normal
Bolavoli Kelompok 1 dan Kelompok 2……….
2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli………..
3. Range Kategori Reliabilitas……….
4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……….
5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data………..
6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………
7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1………..
8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2………..
9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………
10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Smash Normal Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….
43
45 45 46 47
47
49
50
51
52
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Daerah Jatuhnya Umpan Bola Normal………..
2. Rangkaian Gerakan Smash Normal Bolavoli……….
3. Urutan Smash Normal Bolavoli……….
4. Latihan Smash Normal dengan Bola Diam……….
5. Latihan Smash Normal dengan Bola Bergerak………..
6. Skematis Kerangka Berpikir………..
7. Lapangan Tes Smash Bolavoli………
14 16 21 30 72 34 79
commit to user xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Data Tes Awal Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 1
Kelompok 2………..
2. Data Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 1 Kelompok 2………..
3. Hasil Uji Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Smash Normal Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………
4. Hasil Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 1………..
5. Hasil Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 2………..
6. Hasil Uji Perbedaan Data Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….
7. Peningkatan Kemampuan Smash Normal Bolavoli antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………
44
44
48
49
50
51
52
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Data Tes Awal Kemampuan Smash Normal Bolavoli……….
2. Penghitungan T-Score sebagai Persiapan Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Smash Normal Bolavoli………
3. Uji Reliabilitas Tes Awal Kemampuan Smash Normal Bolavoli……
4. Pengelompokan Sampel Penelitian secara Ordinasl Pairing………..
5. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1……….
6. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 2………
7. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemampuan Smash Normal Bolavoli……….
8. Data Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 1 Kelompok 2………..
9. T-Scrore sebagai Persiapan Uji Reliabilitas Kemampuan Smash Normal Bolavoli………
10 Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 1………..
11 Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 2………..
12 Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Smash Normal Bolavoli Kelompok 1 dan Kelompok 2………..
13 Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2………..
14 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1…………
15 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2…………
16. Uji Perbedaan Data Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 17. Menghitung Peningkatan Kemampuan Smash Normal Bolavoli
dalam Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………..
18. Petunjuk Tes dan Pengukuran Smash Normal Bolavoli……….
19. Program Latihan Smash dengan Bola Diam dan Bola Bergerak……
60
61 62 64 65 66
67
68
69
70
71
72 73 74 75 76
77 78 80
commit to user xviii
20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………..
21. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta………
22. Surat Keterangan Penelitian dari SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas……….
82 85
92
commit to user xix
commit to user BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bolavoli merupakan salah satu olahraga permainan yang berkembang di Indonesia. Dalam perkembangannya permainan bolavoli merupakan salsah satu olahraga permainan yang diajarkan di sekolah-sekolah yang terangkum dalam permainan bola besar. Melalui permainan bolavoli yang diajarkan melalui pendidikan jasmani diharapkan para peserta didik memperoleh manfaat baik jasmani maupun rokhani. Suharno HP (1991: 4) menyatakan, “Manfaat bagi jasmani dengan bermain bolavoli yaitu dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampuan jasmani. Manfaatnya bagi rokhani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat”.
Untuk mendapatkan manfaat dari bermain bolavoli, maka permainan bolavoli harus diajarkan dengan baik dan benar. Selain diajarkan melalui pembelajaran secara reguler, permainan bolavoli juga dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Demikian halnya di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli. Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang permainan bolavoli.
Dari kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas dilatih faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi bolavoli yang mencakup aspek fisik, teknik, taktik dan mental.
Sebagai langkah awal dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas dilatih teknik dasar bermain bolavoli.
Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki keterampilan bermain bolavoli. Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Untuk meningkatkan prestasi, seorang pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik dasar merupakan faktor utama selain, kondisi fisik, taktik dan mental seorang pemain”.
Macam-macam teknik dasar bermain bolavoli yang harus dikuasai meliputi:
commit to user
passing, service, smash dan block. Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai teknik dasar bermain bolavoli akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun kolektif (tim), sehingga dapat mendukung pencapaian prestasi yang tinggi.
Smash merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang ditingkatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Jenis smash bolavoli yang dilatihkan pada ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas yaitu smash normal. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki dasar smash yang baik, sebelum mempelajari jenis smash lainnya.
Smash normal merupakan suatu bentuk pukulan smash yang mempunyai ciri khusus yaitu, lambungan bola cukup tinggi kurang lebih 3 meter di atas net.
Gerakan smash normal cukup sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan smash semi dan push smash, karena smash normal lambungan bolanya cukup tinggi di atas net, sehingga akan memberi kemudahan untuk memukul bola.
Meskipun smash normal lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan smash semi atau push smash, para siswa ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas kemampuan smash normalnya kurang. Seringkali smash normal yang dilakukan menyangkut net atau keluar lapangan permainan.
Seringkali para siswa ekstrakurikuler pada saat pertandingan pada event seperti POPDA seringkali kalah. Kekelahan yang dialami disebabkan oleh kesalahan siswa sendiri, seperti smash-nya sering menyangkut net atau keluar dari lapangan permainan.
Kemampuan smash normal bolavoli yang kurang baik para siswa ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas perlu ditelusuri faktor penyebabnya, baik dari siswa sendiri, pembina, metode latihan dan lain sebagainya. Dari pelaksanaan latihan smash yang dilaksanakan pada ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas dilakukan secara konvensional. Siswa diinstruksikan melakukan smash normal secara berulang-ulang melalui umpan dari set-uper. Dari latihan smash yang diberikan pada siswa ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten
commit to user
Banyumas, para siswa sangat jenuh dan bosan karena latihan smash sangat menoton, sehingga hasilnya kurang maksimal. Kondisi ini perlu diciptakan bentuk latihan smash yang variatif dan inovatif. Untuk melatih smashnormal bolavoli dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, tidak harus dilambungkan oleh set- uper. Gerhard Durrwatcher (1990: 71-72) menyatakan, “Tips latihan smash bolavoli dapat dilakukan cara men-smash bola diam dan bola bergerak (bola dilambungkan)”.
Latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak merupakan bentuk latihan smash yang memiliki karakteristik berbeda. Latihan smash dengan bola diam yaitu, bola dipegang oleh pengumpan yang berdiri di atas kotak di samping net dengan memegang bola di atas net pada ketinggian umpan bola normal.
Selanjutnya smasher mengambil awalan smash dan memukul bola yang dipegang pengumpan yang berdiri di atas kotak. Sedangkan latihan smash dengan bola bergerak yaitu, bola dilambungkan oleh pengumpan seperti set-uper, tetapi bola dilambungkan dari bawah dengan kedua tangan. Bola dilambungkan dari bawah dengan kedua tangan ke atas net setinggi umpan bola normal. Setelah bola dilambungkan oleh pengumpan, selanjutnya smasher bergerak memukul bola.
Dari kedua bentuk latihan smash tersebut belum diketahui latihan mana yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan smash normal bolvoli. Untuk mengetahui hal tersebut, maka kedua bentuhk latihan smash tersebut perlu dibuktikan melalui penelitian eksperimen.
Latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak akan dieksperimenkan pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan kenyataannya, kemampuan smash normal bolavoli siswa putri ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011 perlu ditingkatkan.
Latihan ekstrakurikuler bolavoli yang hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu kurang maksimal untuk meningkatkan kemampuan smash normal bolavoli. Idealnya latihan olahraga prestasi dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu. M. Sajoto (1995: 35) menyatakan, “Para pelatih dewasa ini pada
commit to user
umumnya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis”.
Terbatasnya kegiatan ekstrakurikuler bolavoli yang hanya satu minggu sekali merupakan salah satu permasalahan yang harus dicarikan solusi yang tepat yaitu dengan menambah waktu latihan. Selain itu, sarana latihan (bola) yang tidak sebanding dengan jumlah siswa merupakan salah satu kendala yang menyebabkan siswa kurang maksimal melakukan pengulangan latihan. Suharno HP. (1993: 22) bahwa, “Penguasaan skill secara otomatis dan benar tidak hanya dipelajari secara teoritis, melainkan masih dituntut latihan praktik di lapangan secara berulang- ulang dan terus menerus, sehingga jumlah ulangan gerak sampai ribuan kali”.
Upaya meningkatkan kemampuan smash norma bolavoli siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas harus diterapkan bentuk latihan yang tepat dan variatif, di antaranya dengan bola diam dan bola bergerak. Untuk mengetahui pengaruh latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap peningkatan kemampuan smash normal bolavoli, maka dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Latihan Smash dengan Bola Diam dan Bola Bergerak terhadap Kemampuan Smash Normal Bolavoli pada Siswa Putri Ekstrakurikuler Bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 20010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tidak semua siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011 dapat melakukan smash normal yang baik.
2. Kegiatan ekstrakurikuler seminggu sekali yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011 kurang maksimal untuk meningkatkan kemampuan smash normal bolavoli.
commit to user
3. Sarana bola dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011 tidak sebanding dengan jumlah siswa sehingga berdampak pada lambatnya peningkatan kemampuan smash normal bolavoli.
4. Pengaruh latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap peningkatan kemampuan smash normal bolavoli belum diketahui.
5. Latihan yang lebih baik pengaruhnya untuk meningkatkan kemampuan smash normal bolavoli siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011 antara latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak belum diketahui.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh latihan smash dengan bola diam terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011 belum diketahui.
2. Pengaruh latihan smash dengan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011 belum diketahui.
3. Latihan yang lebih baik pengaruhnya untuk meningkatkan kemampuan smash normal bolavoli siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011 antara latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak belum diketahui.
commit to user D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011.
2. Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan smash dengan bola diam dan bola bergerak terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada siswa putri ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 20010/2011.
commit to user F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan smash normal bolavoli bagi siswa ekstrakurikuler bolavoli SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011 yang dijadikan obyek penelitian.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjasorkes di SMA Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas pentingnya penerapan latihan yang tepat untuk meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya smash normal
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
commit to user BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Bolavoli
a. Pengertian Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup banyak penggemarnya dan dari tahun ke tahun dan mengalami perkembangan yang pesat. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan masing-masing regu terdiri enam orang pemain. Permainan bolavoli dilakukan dengan cara bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali. A.
Sarumpaet dkk,, (1992: 86) menyatakan, “Prinsip bermain bolavoli adalah memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri”. Sedangkan tujuan permainan bolavoli menurut peraturan permainan bolavoli edisi (2001-2004: 7) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavoli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”.
Sedangkan
Permainan bolavoli harus dilakukan dengan dipantulkan dan syarat pantulan bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
Dari masing-masing tim dapat memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan setelah itu bola harus diseberangkan melewati net ke daerah permainan lawan.
Untuk memantulkan bola dapat menggunakan seluruh tubuh. PBVSI (1995: 32) dijelaskan, “Mulai tahun 1995, peraturan permainan bolavoli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola
commit to user
batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.
Berdasarkan peraturan permainan bolavoli, seluruh bagian tubuh dapat digunakan untuk memainkan bola. Hal ini dimaksudkan agar permainan bolavoli lebih menarik. Oleh karen aitu, untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli harus menguasai teknik dasar bolavoli.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli
Menguasai teknik dasar bermain bolavoli merupakan syarat utama agar dapat bermain bolavoli dengan baik. A. Sarumpaet dkk., (1992: 86) menyatakan,
“Agar permainan bolavoli berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai unsur-unsur dasar permainan, yaitu teknik dasar bermain bolavoli”.
Teknik dasar bolavoli pada dasarnya merupakan suatu upaya seorang pemain untuk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam permainan bolavoli.
Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 187) menyatakan, “Teknik dasar permainan bolavoli merupakan permainan untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan yang berhubungan dengan permainan bolavoli”. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa, “Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Sedangkan Dieter Beutelstahl (2005: 9) berpendapat, “Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”.
Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Teknik dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
commit to user
Macam-macam teknik dasar bolavoli menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87) yaitu: “(1) passing atas, (2) passing bawah, (3) set-up (4) bermacam-macam service, (5) bermacam-macam smash (spike), (5) bermacam-macam block (bendungan)”. Sedangkan Suharno HP. (1991:23) menyatakan, teknik dasar bermain bolavoli dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Teknik tanpa bola terdiri atas : (1) Sikap siap normal
(2) Pengambilan posisi yang tepat dan benar (3) Langkah kaki :
- Gerak ke depan - Gerak menyamping - Gerak ke belakang
(4) Langkah kaki untuk awalan semes (5) Langkah kaki untuk awalan blok
(6) Gerakan badan, lengan dan kaki dalam gerak tipu 2) Teknik dengan bola terdiri atas :
(1) Servis (2) Pass bawah (3) Pass atas (4) Umpan/set-up (5) Semes
(6) Bendungan/blok (block)
Secara garis besar teknik dasar bermain bolavoli terdiri atas teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan gerakan-gerakan khusus yang mendukung penguasaan teknik dengan bola. Sedangkan teknik dengan bola merupakan cara-cara memainkan bola dalam permainan bolavoli.
Kedua teknik tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan bermain bolavoli. Keterkaitan antara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan pada kebutuhan dalam permainan.
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli
Menguasai teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting terhadap pencapaian prestasi bolavoli. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 6) bahwa,
“Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”. Menurut A. Sarumpaet
commit to user
dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan.
Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu, agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental.
Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 22) mengingat hal-hal sebagai berikut:
1) Hukuman kesalahan teknik.terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan dalam melakukan teknik.
2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.
3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan- kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.
4) Permainan bolavoli adalah permainan yang cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam bolavoli cukup sempurna.
Penguasaan teknik dasar bolavoli dengan baik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli baik secara individu maupun secara tim. Hal ini karena kemampuan yang dimiliki individu akan memberikan sumbangan untuk kemenangan tim, karena bolavoli permainan tim.
Tanpa ada kerjasama tim, maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi.
commit to user 2. Smash Bolavoli
a. Pengertian Smash
Smash dalam permainan bolavoli pada prinsipnya bertujuan untuk menyerang pertahanan lawan. Melalui smash diharapkan tim yang melakukannya dapat mendapatkan point dan memindahkan bola dari lawan. Berkaitan dengan smash Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 66) menyatakan, “Spike merupakan salah satu bentuk serangan dalam permainan bolavoli yang paling memikat para pemain dan juga selalu mengundang kekaguman para penonton”.
Menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 99) bahwa, “Smash atau hard spike ialah pukulan serangan yang keras”. Sedangkan Barbara L.V. dan Bonnie J.F (1996:
72) berpendapat, “Spike keras adalah senjata utama bagi penyerangan dalam bolavoli. Kebanyakan tim memperoleh sebagian besar angkanya melalui spike yang berhasil baik”.
Berdasarkan pengertian smash yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, smash merupakan senjata serangan dalam permainan bolavoli yang dilakukan dengan keras dan tajam untuk mendapatkan angka. Disisi lain pukulan smash yang keras dan tajam dapat mengagumkan para penonton. Banyak para pemain bolavoli yang terkenal karena kepandaiannya dalam melakukan smash.
Smash merupakan senjata utama untuk melakukan serangan dalam permainan bolavoli. Kemenangan suatu tim dapat diperoleh melalui smash. Hal ini karena smash yang keras dan tajam serta diarahkan daerah yang kosong atau pemain lemah, maka lawa akan sulit mengembalikannya. Dalam hal ini M. Yunus (1992: 108) menyatakan, “Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan”. Hal senada dikemukakan Dieter Beutelstahl (2005: 24-25) bahwa, “Kalau pemain hendak memenangkan pertandingan volley, maka mau tak mau mereka harus menguasai smash. Smash merupakan suatu keahlian yang esensial, cara termudah untuk memenangkan angka”.
Secara keseluruhan smash dalam permainan bolavoli memiliki kontribusi yang besar untuk memperoleh angka atau kemenangan suatu tim. Untuk itu,
commit to user
seorang pemain bolavoli harus menguasai macam-macam jenis smash bolavoli.
Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai macam-macam smash bolavoli akan menyulitkan lawan dalam usaha menggagalkannya. Apalagi smash yang dilakukan dapat dilakukan dengan berbagai variasi, maka lawan akan kesulitan memprediksinya.
b. Smash Normal Bolavoli
Menguasai teknik dasar smash bolavoli adalah sangat penting bagi seorang pemain bolavoli. Hal ini karena, smash bolavoli merupakan bentuk keterampilan yang sulit. Hal ini seperti dikemukakan Barbara L.V. dan Bonnie J.F (1996: 71) bahwa, “Spike yang keras merupakan bagian paling menarik dari suatu pertandingan bolavoli. Hal ini juga merupakan teknik yang paling sulit untuk dipelajari dari semua cabang olahraga”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, smash bagian menarik dari pertandingan bolavoli. Namun demikian smash sangat sulit dilakukan, karena tidak semua pemain bolavoli mampu melakukan smash dengan keras dan tajam.
Untuk dapat melakukan smash yang keras dan tajam harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu.
Smash merupakan teknik bolavoli yang penting dalam permainan bolavoli.
Oleh karena itu, setiap pemain bolavoli harus menguasai macam-macam smash bolavoli. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 15-17) macam smash bolavoli dikelompokkan menjadi tiga yaitu, “(1) normal smash, (2) semi smash dan (3) push smash”.
Berkaitan dengan macam-macam smash bolavoli tersebut, penelitian ini mengkaji dan meneliti smash normal. Smash normal merupakan salah satu bentuk smash bolavoli yang sederhana dan lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan jenis smash lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan smash normal adalah pada saat kapan smasher harus memukul bola di atas jaring.
Pengambilan awalan adalah pada saat bola lepas dari tangan set-uper. Pada saat bola lepas dari tangan set-uper, dengan segera smasher bergerak ke arah bola dan sambil mengontrolnya. Sekiranya jarak dengan bola sudah cukup terjangkau
commit to user
lengan pemukul, maka segeralah smasher meloncat ke atas dan memukul bola.
Bola dipukul dengan cepat dengan ketinggian bola kira-kira 3 meter di atas net.
Keberhasilan smash juga sangat tergantung kepada sempurna atau tidaknya set-uper di dalam memberikan umpan. Hal yang terpenting dalam menyajikan bola pada smash normal adalah bola harus cukup tinggi di atas net.
Lambungan bola yang cukup tinggi akan memberi kemudahan bagi smasher untuk menjangkaunya. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 16) hal yang harus diperhatikan dalam menyajikan smash normal yaitu:
1) Lambungan bola harus cukup tinggi lebih dari 3 m dan bolanya dalam keadaan tenang.
2) Usahakan agar bola selama menempuh lintasannya berjalan antara 20 sampai 30 cm jaunya dari jaring.
3) Usahakan jarak jatuhnya bola berada di sekitar daerah yang letaknya sejauh setengah jarak dari yang diukur dari tempat set-uper berdiri sampai kepada titik proyeksi dari tempat permulaan smasher mengambil awalan.
Berikut ini disajikan ilustrasi penyajian bola pada smash normal sebagai berikut:
D C
B*
A*
Gambar 1. Daerah Jatuhnya Umpan Bola Normal (M. Yunus, 1992:109)
Keterangan gambar:
A : tempat awalan smasher B : tempat set-uper
C : proyeksi titik awalan smasher ke garis tengah lapangan D : daerah jatuhnya umpan sejauh setengah jarak C sampai B
commit to user c. Teknik Smash Normal Bolavoli
Menguasai teknik smash bolavoli merupakan faktor penting. Tanpa menguasai teknik smash, maka pemain bolavoli tidak akan mampu melakukan smash. Namun sebaliknya, dengan menguasai teknik smash, maka akan mendukung pencapaian prestasi secara maksimal. Sudjarwo (1993: 41) menyatakan:
Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomekanika dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi maksimal.
Pendapat tersebut menunjukkan, penguasaan teknik smash sangat penting agar dapat melakukan smash dengan baik dan benar. Oleh karena itu, tahapan- tahapan smash harus dikuasai agar smash dapat dilakukan dengan baik. Menurut A. Sarumpaet dkk., (1992: 99) bahwa teknik atau proses smash dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
1) Saat awalan
Mula-mula mengambil sikap siap normal dengan jarak yang cukup dari jaring (3 sampai 4 meter), pada saat akan mengadakan langkah ke depan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah kecil di tempat.
Langkah-langkah kecil ini dimaksudkan agar pada saat itu badan telah dalam batas setimbang labil dan pada saatnya untuk bergerak ke depan.
Sesudah itu dilanjutkan dengan langkah ke depan ini agar tetap dijaga di samping kontinyuitasnya juga letak bahu kiri yang rekatif akan selalu berada lebih dekat dengan jaringdaripada bahu kanan.
2) Saat tolakan
Tolakan dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat menumpu ini tidak boleh lebar ataupun dengan suatu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki, kemudian diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam serta kedua lengan berada di samping belakang dada. Setelah itu dilanjutkan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas. Setelah kaki menolak ke atas, kedua kaki dalam keadaan rileks, tangan berada di samping atas kepala agak ke belakang dan lengan sedikit lurus, dengan telapak tangan menghadap ke depan kepala kira-kira setinggi telinga. Tangan kiri dalam keadaan rileks ikut menjaga keseimbangan badan tubuh selama melayang di udara.
commit to user 3) Sikap pukulan di atas net
Sikap pada saat melayang seperti tersebut di atas harus diusahakan sedemikian hingga bola berada di atas depan dan dalam jangkauan tangan, maka segeralah tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya. Perlu diperhatikan disini berkenaan tangan adalah pada telapak tangan dengan suatu gerakan lecutan baik dari lengan maupun tangan. Pukulan yang betul akan mengakibatkan bola menjadi top spin serta secepatnya bergerak menurun. Hasil pukulan akan lebih sempurna lagi bila lecutan lengan dan tangan juga diikuti gerakan membungkuk dari togok. Dalam hal ini gerakan lecutan tangan, lengan dan togok merupakan suatu kesatuan gerakan yang harmonis dan eksplosif.
4) Sikap akhir
Setelah bola berhasil dipukul maka smasher akan segera mendarat kembali ke tanah. Perlu diperhatikan disini bahwa, saat mendarat kembali maka smasher harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentuk (mengeper). Tempat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan.
Setelah smasher berhasil mendarat kembali di tanah segeralah disusul dengan pengambilan sikap normal.
Tahapan-tahapan pelaksanaan smash bolavoli tersebut harus dipahami dan dikuasai seorang smasher. Tahapan-tahapan tersebut harus dirangkaikan secara baik dan harmonis dalam satu rangkaian gerakan yang utuh. Keberhasilan dalam pelaksanaan smash normal sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknik tersebut.
Kesalahan dalam teknik samsh maka dapat mengakibatkan smash yang dilakukan gagal. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan smash normal sebagai berikut:
Gambar 2. Rangkaian Gerakan Smash Normal Bolavoli (A. Sarumpaet dkk., 1992: 99)
commit to user
d. Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Melakukan Smash
Smash merupakan suatu bentuk gerakan memukul bola yang memiliki pola gerakan yang cukup kompleks. Keberhasilan sebuah pukulan smash sangat bergantung pada kemampuan smasher mengkordinasikan gerakan secara baik dan harmonis. Kompleksnya gerakan smash tersebut, sehingga tidak menutup kemungkinan smasher dapat melakukan kesalahan saat melakukan smash.
Menurut Dieter Beutelstahl (2005: 26) kesalahan umum dalam melakukan smash yaitu:
1) Pemain melakukan take-off tanpa kekuatan yang memadai. Akibatnya bola akan terpukul pada ketinggian yang kurang tepat. Seluruh gerakan tak disertai ritme yang baik, sehingga tenggang waktu antara take-off dan jump (mulai meloncat dan loncatannya sendiri) ditandai oleh keragu-raguan yang sangat mempengaruhi smash itu sendiri.
2) Kurang dapat menaksir ketinggian bola, sehingga bola itu dipukul terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3) Pergerakan kaki kurang baik, sehingga tinggi lompatannya pun kurang sesuai dengan tinggi bola yang akan dipukul.
4) Ayunan lengan kurang sempurna. Kadangkala hanya satu lengan saja yang terayun. Akibatnya lengan tak dapat membantu memperkuat loncatan itu sendiri.
5) Terjadi suatu putaran tubuh akibat ayunan lengan yang tak pada tempatnya.
6) Pergelangan tangan tetap kaku, sehingga bola tak terpukul pada bagian atasnya. Pukulan seperti ini sering gagal, bola keluar atau tersangkut net.
7) Lengan pemukul ditekuk waktu melakukan smash. Akibatnya bola terpukul terlalu rendah, sehingga tak dapat melewati net.
Kesalahan-kesalahan saat melakukan pukulan smash seperti tersebut di atas harus dipahami dan diperhatikan. Kesalahann saat melakukan pukulan smash mengakibatkan pukulan smash tidak berhasil (menyangkut net atau keluar dari lapangan permainan). Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan saat melakukan smash harus dihindari.
commit to user 3. Latihan
a. Hakikat Latihan
Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sudjarwo (1993: 14) menyatakan,
“Latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara ajeg dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan”. Andi Suhendro (1999:
3.4) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”.
Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6) bahwa, “Latihan suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Hal senada dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”.
Hakikat latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada prinsipnya mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa, latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat.
Latihan yang sistematis adalah program latihan direncanakan secara matang, dilaksanakan sesuai jadwal menurut pola yang telah ditetapkan, dan evaluasi sesuai dengan alat yang benar. Penyajian materi harus dilakukan dari materi yang paling mudah ke arah materi yang paling sukar, dari materi yang sederhana mengarah kepada materi yang paling kompleks.
Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya latihan harus dilakukan menimal tiga kali dalam seminggu. Dengan pengulangan ini diharapkan gerakan yang pada saat awal latihan dirasakan sukar dilakukan, pada tahap-tahap berikutnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.
commit to user
Beban latihan harus meningkat maksudnya, penambahan jumlah beban latihan harus dilakukan secara periodik, sesuai dengan prinsip-prinsip latihan, dan tidak harus dilakukan pada stiap kali latihan, namun tambahan beban harus segara dilakukan ketika atlet merasakan latihan yang dilaksanakan terasa ringan.
b. Tujuan Latihan
Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert Rotella (1993: 317) tujuan akhir latihan yaitu, “Untuk meningkatkan penampilan olahraga”. Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 126) bahwa,
“Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin”. Sedangkan Bompa (1990: 4) menyatakan tujuan umum latihan yaitu:
1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.
2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.
3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya.
4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan.
5) Untuk mengelola kualitas kemauan.
6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim secara optimal.
7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlit.
8) Untuk pencegahan cidera.
9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.
Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlit yang berlatih.Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “(1) Latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik dan, (4) latihan mental (Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin, 1996: 12-127). Dari keempat aspek tersebut saling
commit to user
berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya.Untuk mencapai tujuan latihan, maka perlu diterapkan metode latihan yang tepat.
c. Latihan Teknik Dasar Smash Normal Bolavoli
Smash normal merupakan salah satu jenis smash dalam permainan bolavoli yang lebih sederhana gerakannya, jika dibandingkan dengan jenis smash bolavoli lainnya. Namun demikian, dalam latihan smash normal bolavoli harus dilakukan dengan baik dan benar. Seorang pelatih harus memberikan latyihan dasar dari teknik smash yang akan dilatihkan. Soedarwo dkk., (2000: 40) menyatakan:
Berdasarkan identifikasi gerakan di dalam permainan, dasar pokok dari teknik smash yang harus dipelajarti meliputi:
1) Perubahan sikap dan posisi dari sikap dan posisi penerima ke sikap dan posisi untuk untuk melakukan awalan.
2) Melakukan awalan.
3) Take-off dan meloncat
4) Ayunan lengan ke atas dan memukul
5) Landing dan bergerak ke sikap siap dan posisi permainan lebih lanjut.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam latihan smash normal bolavoli harus diberikan terlebih dahulu dasar pokok dari samsh yang dipelajari. Dasar pokok dari samah meliputi perubahan sikap, melakukan awalan, take-off dan meloncat, ayunan lengan ke atas dan memukul bola serta mendarat dan bergerak ke posisi siap untuk permainan selanjutnya. Latihan teknik dasar ini sangat penting bagi pemula, sehingga akan memiliki konsep gerakan smash normal yang baik dan benar.
Selain memberikan latihan teknik dasar dari smash, ada beberapa hal yang harus ditekankan dalam latihan smash normal bolavoli. Lebih lanjut Soedarwo dkk., (2000: 40-41) menjelaskan beberapa hal yang harus mendapat penekanan dalam belajar smash sebagai berikut:
1) Agar mampu merubah sikap dan posisi dengan cepat, agility sangat diperlukan.
2) Kemampuan meloncat yang tinggi sangat penting.
3) Jejakan kaki saat take-off sebaiknya tidak dengan ujung telapak kaki saja, tetapi melenting dari telapak kaki bagian belakang ke telapak kaki bagian depan.
commit to user
4) Ayunan kedua lengan ke depan atas harus ditekankan, akrena penunjang terhadap tingginya loncatan.
5) Di dalam memukul bola, hendaknya gerakan ayunan berurutan atau secara berkelanjutan dari lengan atas, lengan bawah dan kemudian gerakan pergelangan tangan, sehingga merupakan pecutan cambuk.
6) Pada saat landing agar diusahakan mengeper, sehingga memudahkan untuk siap menghadapi bola selanjutnya.
7) Hendaknya tidak hanya kerasnya pukulan yang ditekankan, tetapi ketepatan mengarahkan bola dan kecermatan pukulan juga merupakan hal yang sangat penting.
8) Kemampuan untuk membaca posisi block dan posisi tahanan lawan harus dikembangkan.
9) Bermacam-macam tipe pukulan smash berdasarkan macam-macam variasi umpan harus dipelajari.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ada sembilan hal yang menjadi penekanan dalam mempelajari smash bolavoli, yaitu: dibutuhkan kelincahan, harus mampu meloncat setinggi mungkin, cara menjejakkan kaki dari telapak kaki belakang ke telapak kaki depan, memukul bola dengan menggunakan lengan secara berurtan, mendarat dengan mengeper, ketepatan pukulan juga harus diperhatikan, mampu membaca posisi block dan mampu melakukan bermacam- macam variasi pukulan smash. Lebih lanjut Soedarwo dkk., (2000: 41) memberikan contoh urutan dalam melakukan gerakan smash normal sebagai berikut:
Gambar 3. Urutan Smash Normal Bolavoli (Soedarwo dkk., 2000: 41)
commit to user Keterangan gambar:
1) 1 sampai 3 langkah ancang-ancang 2) Langkah lebar dan datar
3) Kedua lengan diayunan ke belakang
4) Kedua kaki dilentakkan bersusulan, kemudian meloncat, engan yang akan memukul bola mulai terayun ke depan, punggung menegang ke belakang.
5) Bola diputar dengan lengan terjulur, tangan terbuka dan menaungi bola, sementara pergelangan tangan harus longgar
6) Mendarat dengan dua kaki bersama-sama dan mengeper.
d. Prinsip-Prinsip Latihan
Dalam setiap kali latihan, baik atlet maupun pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip- prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik atlet. Berkaitan dengan prinsip latihan Nosseck (1982: 14) menyatakan, “Prinsip latihan adalah garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik”
Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip latihan yang tepat, maka tujuan prinsip latihan akan tercapai. Adapun tujuan dari prinsip latihan menurut Sudjarwo (1993: 21) bahwa, “Tujuan prinsip latihan yaitu agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.
Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam latihan menurut Sudjarwo (1993: 21-23) di antaranya: “(1) Prinsip individu, (2) Prinsip penambahan beban, (3) Prinsip interval, (4) Prinsip penekanan beban (stress), (5) Prinsip makanan baik dan, (6) Prinsip latihan sepanjang tahun”.
Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam latihan. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan dapat diuraikan sebagai berikut:
commit to user 1) Prinsip Individu
Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan,
"Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut Andi Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar tujuan latihan dapat tercapai”.
Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.
Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “Pemberian beban latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau lamanya berlatih, kesehatan dan kesegaran jasmani serta psychologis”.
2) Prinsip Penambahan Beban (Over Load Principle)
Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih dan atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat, yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999: 3.7) menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95) berpendapat:
commit to user
Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh.
Pembebanan latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet menjadi sakit.
3) Prinsip Interval
Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam latihan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval Sudjarwo (1993: 22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu(interval). Faktor istirahat (interval haruslah diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat akibat latihan.”
Istirahat atau interval merupakan factor yang harus diperhatikan dalam latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya kondisinya akan lebih baik.
commit to user 4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)
Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat atalet stress. Penekanan beban latihan harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh, baik kelelahan local maupun kelelahan total jasmani dan rokhani atlet. Dengan waktu tertentu serta beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya kelelahan lokal yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme. Kelelahan total disebabkan adanay beban latihan dengan volume yang besar, serta intensitasnya maksimal dengan waktu yang cukup lama. Prinsip penekanan beban (stress) diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, penggemblengan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.
5) Prinsip Makanan Baik
Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang atlet. Makanan yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam latihan.
Untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi seorang atlet harus bekerjasama dengan ahli gizi. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Untuk seorang atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin serta meniral lainnya”. Pentingnya peranan makanan yang baik untuk seorang atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga, sehingga akan mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.
6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun
Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur dan terprogram. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Kembali kepada sistematis dari latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling. Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali, ingat akan prinsip interval”.
Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui periode- periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus dijabarkan dalam
commit to user
periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam periode-periode latihan, maka tujuan kan lebih fokus, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai.
e. Komponen-Komponen Latihan
Setiap pelatihan olahraga akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, kejiwaan dan keterampilan. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas).
Semua komponen dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak menentukan keterampilan yang tinggi termasuk tenis lapangan, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17) komponen-komponen penting yang harus diperhatikan dalam suatu latihan meliputi: “(1) volume latihan, (2) intensitas latihan, (3) density atau kekerapan latihan dan, (4) kompleksitas latihan”.
Komponen-komponen latihan tersebut sangat penting dalam latihan olahraga prestasi. Komponen-komponen latihan tersebut berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen latihan tersebut harus diterapkan dengan baik dan benar agar tujuan latihan dapat tercapai. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Volume Latihan
Volume latihan merupakan syarat yang sangat penting untuk mencapai kemampuan fisik yang yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17) bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri
commit to user
atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan Depdiknas (2000: 106) menyatakan, “Unsur-unsur latihan meliputi: (1) waktu atau lama latihan, (2) jarak tempuh atau berat beban yang diangkut setiap waktu dan (3) jumlah ulangan latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan.
Untuk meningkatkan kemampuan fisik, maka volume latihan harus ditingkatkan secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban latihan harus disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena, semakin tinggi kemampuan seseorang makin besar volume latihannya, karena terdapat korelasi antara volume latihan dan prestasi.
2) Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin banyak kerja yang dilakukan, semakin tinggi intensitasnya. Suharno HP. (1993:
31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingan”.
Intensitas latihan tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan) syaraf dalam latihan. Kuatnya rangsangan tergantung dari beban, kecepatan gerakan dan variasi interval atau istirahat antar ulangan. Antara intensitas latihan dan volume latihan sulit untuk dipisahkan, karena latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas dan kualitas latihan. Untuk mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.