• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Somatoform.pptx (157Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gangguan Somatoform.pptx (157Kb)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN

SOMATOFORM

(2)

GANGGUAN SOMATOFORM

 Kelompok gangguan yang ditandai oleh keluhan tentang masalah atau

simtom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik.

 Bukan merupakan Malingering: kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk

mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb.

 Bukan pula Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai

oleh pemalsuan simtom psi’s atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit.

Macam-macam Gangguan Somatoform

Gangguan

Konversi Hipokondriasis

Gangguan Dismorfik

Tubuh Somatisasi Gangguan Nyeri

(3)

GANGGUAN KONVERSI

Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi

fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski tidak ada

temuan medis yang dapat ditemukan sebagai

penyebab simtom atau kemunduran fisik tersebut.

Simtom-simtom tersebut tidak dibuat dengan sengaja

Simtom fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada

situasi penuh tekanan. Misalnya tangan tentara yang

tiba-tiba lumpuh saat pertempuran hebat.

Beberapa simtom yang muncul al: kelumpuhan,

epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan, tunnel

vision (hanya bisa melihat apa yang berada tepat di

depan mata), tuli, tidak bisa membaui atau

(4)

LANJUTAN

Simtom yang ditemukan biasanya tidak sesuai

dengan kondisi medis yang mengacu. Misalnya

orang yang menjadi “tidak mampu” berdiri

atau berjalan di lain pihak dapat melakukan

gerakan kaki lainnya secara normal.

Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE

INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah)

yaitu suatu kata dalam bhs Prancis yang

(5)

CONTOH KASUS

Seorang wanita tua berusia 46 tahun dirujuk oleh

psikiater untuk berkonsultasi.Suaminya mengeluhkan

bahwa istrinya sering mendapatkan serangan pusing yang

membuatnya kewalahan.

Istrinya menggambarkan ia dilanda perasaan pusing yang

berat, disertai oleh mual ringan selama 4 atau 5 malam

dalam seminggu. Selama serangan, ia menceritakan

(6)

LANJUTAN CONTOH KASUS

Subjek sebelumnya sudah dinyatakan sehat secara fisik oleh dokter penyakit dalam, dokter ahli neurologi dan spesialis THT. Tes toleransi glukosa (gula) membuktikan bahwa ia tidak

menderita hipoglikemia (keadaan kadar gula darah rendah). Jika ditanya tentang perkawinannya, ia menggambarkan bahwa suaminya adalah seorang yang kejam, sering memerintah dan menyiksa secara verbal terhadap dirinya dan keempat anaknya. Ia bercerita, bahwa tiap suaminya pulang kerja, dirinya selalu ketakutan karena ia tahu bahwa suaminya akan berkomentar rumahnya kotor, dan makan malamnya tidak enak, sehingga

(7)

KONVERSI DALAM DSM IV

Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan fungsi motoriknya volunter

(dikerjakan sesuai dengan kehendak) atau fungsi sensoris yang menunjukkan adanya gangguan fisik. Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena onset atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan munculnya stresor psikososial atau situasi konflik.

Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik tersebut atau berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu.

Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respons, juga tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan pengujian yang tepat.

Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau lebih area fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk menjamin perhatian medis.

(8)

HIPOKONDRIASIS

Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan bahwa

simtom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat

dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti

kanker atau masalah jantung.

Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan

secara medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar. ->

memunculkan perilaku doctor shopping.

Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter

yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan

mereka, sebelum terlambat.

Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom

(9)

LANJUTAN

Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik,

seringkali melibatkan sistem pencernaan atau

campuran antara rasa sakit dan nyeri, tapi

tidak melibatkan kehilangan atau distorsi

fungsi fisik.

Penderita sangat peduli dengan simtom yang

muncul -> memunculkan ketakutan yang luar

biasa akan efek dari simtom tersebut.

Menjadi sangat peka terhadap perubahan

ringan dalam sensasi fisik seperti sedikit

(10)

HIPOKONDRIASIS LANJUTAN…..

Penderita memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan

kesehatan, lebih banyak simtom psikiatrik dan

memersepsikan kesehatan yang lebih buruk daripada

orang lain.

Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos

(11)

PENDERITA HIPOKONDRIASIS ITU ADALAH SEORANG RADIOLOG

Robert (38) adalah seorang ahli radiologi (ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun

gelombang mekanik). Ia baru saja pulang dari kunjungan selama 10 hari di sebuah pusat diagnostik terkenal di mana ia menjalani

pengujian ekstensif untuk seluruh sistem pencernaannya. Evaluasi membuktikan tanda negatif untuk penyakit fisik apapun, namun bukannya merasa lega, ia tampak marah dan kecewa dengan

penemuan tersebut.

Ia telah merasa terganggu selama beberapa bulan dengan berbagai simtom fisik yang digambarkannya sebagai simtom-simtom yang berupa nyeri perut ringan, terasa “penuh”, “isi perut yang

(12)

LANJUTAN

Ia menjadi yakin bahwa simtom-simtom ini disebabkan oleh

kanker usus besar dan ia menjadi terbiasa untuk menguji sampel darahnya setiap minggu dan secara hati-hati

memeriksakan perutnya akan “massa” yang terdapat di dalamnya saat terlentang di tempat tidur setiap beberapa hari sekali. Ia juga secara diam-diam melakukan penelitian X-ray pada dirinya sendiri di luar jam kantor.

(13)

Ia mengembangkan ketakutan bahwa ada sesuatu yang benar-benar salah dengan jantungnya. Dan saat ketakutan tersebut benar-benar dapat dikesampingkan, hal itu tidak pernah benar-benar hilang. Sewaktu di sekolah kedokteran ia khawatir akan penyakit-penyakit yang dipelajari di kelas patologi.

Sejak lulus, ia seringkali memperhatikan kesehatannya dan memiliki pola khas: menyadari keberadaan simtom tertentu, menjadi terfokus pada kemungkinan arti dari simtom tersebut dan menjalani evaluasi fisik yang terbukti negatif.

Keputusannya untuk mencari konsultasi psikiatrik diawali oleh kejadian dengan anak laki-lakinya yang berusia 9 tahun. Anaknya secara tidak sengaja berjalan di dekatnya saat ia memeriksa

(14)

CIRI-CIRI DIAGNOSTIK HIPOKONDRIASIS

Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau pada

keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius.

Orang tersebut menginterpretasikan sensasi tubuh atau

tanda-tanda fisik sebagai bukti dari penyakit fisiknya.

Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan memiliki suatu

penyakit fisik yang tetap ada mesti telah diyakinkan

secara medis (ket : bahwa itu tidak ada).

Keterpakuan tidak ada intensitas khayalan (orang itu mengenali kemungkinan

bahwa ketakutan dan keyakinan ini terlalu dibesar-besarkan atau tidak mendasar) dan tidak

terbatas pada kekhawatiran akan

penampilan.

Keterpakuan menyebabkan distres emosional yang

signifikan atau mengganggu satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi

(15)

GANGGUAN DISMORFIK TUBUH

 Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau

dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka.

 Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk

memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang

dipersepsikan.

 Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan.

 Atau membuang semua cermin di rumahnya agar tidak diingatkan

akan ‘cacat’ yang mencolok dari penampilan mereka.

 Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan

memiliki penampilan fisik yang tidak menarik.

 Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka mengoreksi

(16)

KISAH PENCARIAN KESEMPURNAAN GAYA RAMBUT CLAUDIA

Bagi Claudia, sekretaris hukum yang berusia 24 tahun, sebenarnya setiap hari adalah hari buruk untuk rambutnya. Ia menjelaskan pada terapisnya,”Saat rambut saya tidak bagus, yang sepertinya terjadi setiap hari, saya merasa tidak sehat. Bisakah Anda lihat?. Sangat tidak seimbang. Bagian ini seharusnya lebih pendek dan bagian yang ini hanya terurai di sana. Orang mengira saya gila tapi saya tidak tahan seperti ini. Ini membuat saya terlihat seperti berubah bentuk menjadi jelek. Tidak apa-apa bila orang tidak bisa mengerti apa yang saya bicarakan. Saya melihatnya. Itu yang penting”.

(17)

LANJUTAN

Dalam sehari, Claudia memeriksa rambutnya di depan cermin hingga tidak terhitung banyaknya. Ia akan menghabiskan dua jam setiap pagi menata rambutnya dan tetap saja merasa tidak puas. Aktivitasnya untuk terus menerus memotong dan memeriksa rambutnya telah menjadi suatu ritual yang

kompulsif. Sebagaimana yang ia sampaikan pada

terapisnya,”Saya ingin berhenti menarik dan memeriksanya, tapi saya tidak bisa menahannya”.

Kebiasaannya memeriksa rambut berjam-jam berdampak pada sosialisasinya dengan teman-temannya. Kadang-kadang ia akan memotong sendiri bagian-bagian rambutnya dalam usaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dari potongan rambutnya yang terakhir. Tetapi memotongnya sendiri secara tidak

terelakkan justru membuatnya semakin buruk, menurut

(18)

kekurangan yang hanya bisa dilihatnya. Beberapa tahun sebelumnya ia memiliki apa yang digambarkannya sebagai potongan rambut yang sempurna. “Potongan itu sangat tepat. Saya berada di puncak dunia. Tetapi mulai terliihat buruk saat rambut itu tumbuh”.

Selamanya dalam pencarian potongan rambut yang sempurna,

Claudia telah mendapat janji bertemu yang sulit didapatkan dengan seorang penata rambut terkenal di Manhattan yang kliennya

mencakup para selebritis. “Orang tidak akan mengerti ide membayar orang ini $ 375 (kira2 Rp 3.750.000) untuk sebuah potongan rambut, apalagi dengan gaji seperti saya, namun mereka tidak menyadari

betapa pentingnya hal ini bagi saya. Saya akan membayar berapapun yang saya bisa”. Sialnya bahkan penata rambut yang dibanggakan ini juga mengecewakannya,”Potongan rambut dengan harga $ 25 (Rp

(19)

Claudia bercerita masa lalunya. “Di SMA, saya

merasa wajah saya seperti piringan. Terlalu rata.

Saya tidak mau difoto. Saya tidak dapat menahan

diri berpikir apa yang orang lain pikirkan mengenai

saya. Mereka tidak akan mengatakannya pada Anda,

tapi Anda tahu. Bahkan bila mereka berkata tidak

ada yang salah, itu tidak berarti apapun. Mereka

hanya berbohong untuk bersikap sopan”.

Claudia menceritakan bahwa ia diajarkan untuk

menyamakan kecantikan fisik dengan kebahagiaan.

“Saya diberi tahu bahwa untuk meraih sukses maka

kamu harus menjadi cantik. Bagaimana saya bisa

bahagia bila saya tampak seperti ini?”.

(20)

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN DISMORFIK TUBUH

Preokupasi dengan bayangan cacat dalam

penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali tubuh,

kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan

dengan nyata.

Preokupasi menyebabkan penderitaan yang

bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi

sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh

(21)

GANGGUAN SOMATISASI

 Merupakan gangguan yang melibatkan berbagai keluhan yang muncul

berulang-ulang yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik apapun.

 Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat remaja.

 Simtom gangguan bertahan paling tidak selama beberapa tahun.

 Berakibat menuntut perhatian medis.

 Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran sosial atau

pekerjaan.

 Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesar-besarkan dan

sering menerima perawatan medis dari sejumlah dokter terkadang pada saat yang sama.

 Rumusnya adalah 4 – 2 – 1 – 1

 4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal(lambung-usus), 1 gejala

(22)

DIAGNOSTIK SOMATISASI DALAM DSM IV

A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30

tahun yang terjadi selama periode beberapa tahun dan menyebabkan terapi yang dicari atau gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.

B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan dengan gejala

individual yang terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguan:

1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan

dengan sekurangnya 4 tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum (ujung usus besar), selama menstruasi,

selama hubungan seksual atau selama miksi (kencing)

2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya 2 gejala

gastrointestinal selain dari nyeri (misalnya mual,

(23)

LANJUTAN

3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya 1 gejala seksual atau reproduktif selain nyeri (misalnya indiferensi (tidak condong) seksual, disfungsi erektif atau ejakulasi,

menstruasi yang tidak teratur, perdarahan menstruasi yang berlebihan, muntah sepanjang kehamilan)

4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya 1 gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisi

neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (misalnya gejala konversi seperti gangguan kordinasi atau keseimbangan, paralisis (kelumpuhan) setempat, sulit menelan atau

benjolan di tenggorokan, afonia (kehilangan suara karena gangguan pita suara), retensi urin (tertahannya urin),

halusinasi, hilangnya sensasi sentuh atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang, gejala disosiatif

(24)

DIAGNOSTIK SOMATISASI LANJUTAN

C. Salah satu dari poin 1 atau 2:

1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam

kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dari suatu zat (misalnya efek cidera,

medikasi, obat atau alkohol)

2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau

gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkan adalah melebihi apa yang diperkirakan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat

(25)

CONTOH KASUS SOMATISASI

Seorang ibu berusia 29 tahun meminta penjelasan medis karena akan menjalani operasi untuk kista di payudaranya. Ia

menjelaskan bahwa kista membesar dengan cepat dan sangat menyakitkan. Saat menggambarkan payudaranya, ia

mengatakan “Payudaranya juga sangat besar dan sangat nyeri jika disentuh….”.

Ia menderita nyeri punggung yang sangat mengganggu yang menjalar ke atas dan ke bawah tulang belakangnya dan

menyebabkan tungkainya tidak dapat menopangnya sehingga ia terjatuh secara tiba-tiba. Saat membicarakan hal tersebut ia menambahkan, “Oh ada lagi! Punggung saya berderak-derak. Sakitnya sangat luar biasa sehingga mengganggu saat saya

(26)

LANJUTAN

Riwayat medisnya dimulai pada saat menarche (haid

pertama) dengan dismenorea (nyeri haid) dan

menoragia (haid dengan pendarahan berlebih). Pada

usia 18 tahun, ia menjalani operasi untuk suatu

kemungkinan kista ovarium dan selanjutnya

menjalani operasi lain untuk dugaan adhesi abdomen

(adhesi: pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh

yang berdekatan karena radang. Abdomen: perut).

Ia juga memiliki riwayat gejala saluran kemih

berulang, walaupun tidak ada organisme yang jelas

ditemukan. Juga memiliki hasil pemeriksaan normal

untuk keluhan “tiroid yang membesar” (tiroid :

(27)

Pada waktu yang berbeda-beda, ia mengeluhkan

mengalami kolon spastik (kejang pada usus besar),

migrain dan endometriosis (keadaan terdapatnya

jaringan serupa selaput lendir rahim di luar rongga

rahim).

Dua perkawinannya berakhir dengan perceraian.

Keduanya dengan laki-laki alkoholik dan senang

menyiksa. Ia telah kehilangan beberapa kali

(28)

LANJUTAN

Ia memiliki riwayat ketergantungan alkohol

dan menyatakan bahwa ia mulai

menggunakan analgesik (obat penghilang

rasa nyeri) karena nyeri punggungnya dan

selanjutnya selalu menggunakannya secara

berlebihan.

Pemeriksaan fisik pada saat kunjungannya

menemukan ketidakpastian pada

(29)

GANGGUAN NYERI (PAIN DISORDER)

Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada

satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya

disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non

psikiatrik.

Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan

gangguan fungsional, dan gangguan memiliki hubungan

sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis.

Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya

nyeri punggung, kepala, pelvis (panggul).

Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik,

neuropatik (penyakit syaraf), neurologis, iatrogenik

(30)

Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis yang

dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri dan

permasalahannya.

Seringkali penderita memiliki riwayat perawatan medis

dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak dokter

dan meminta banyak medikasi.

Memiliki keinginan kuat untuk melakukan pembedahan

Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari

(31)

APA KATA DSM?

A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat

gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis.

B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis

atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.

C. Faktor psikologis dianggap penting dalam onset, eksaserbasi

(membuat lebih buruk/bertambah parahnya suatu penyakit), keparahan, atau bertahannya nyeri.

D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau

dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).

E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood,

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Dari kedua tipe kabel ini, kabel UTP adalah kabel yang sering digunakan pada jaringan LAN.UTP memiliki 4 pasang kabel terpiliin (8 buah kabel) dan hanya 4 kabel yang

Hal ini ditunjukkan dengan posisinya yang masih di bawah no1 (negatif). Tetapi pada titik tertentu, kebun pun dapat ikut berperan dalarn pembahan atau

OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari liang telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul..

Tahap penelitian utama berupa produksi kitosan mikrokristalin yang selanjutya dilakukan analisis mutu dari kitosan mikrokristalin, selain itu dilakuan tahap produksi

Factors that influence students' perceptions about a motorcycle gang in junior secondary school (MTs) Al-Muttaqin the absence of information about the motorcycle

Realitanya adalah bahwa Lembaga Keuangan Islam umumnya masih menggunakan tingkat suku bunga sebagai tolok ukur (Ayub, 2009:678-680) 2. Tingkat suku bunga masih dijadikan rujukan

Seiring dengan perkembangannya jaman bola plastik mulai banyak diminati masyarakat namun hal ini dilihat oleh kompetitor sehingga bisnis ini mulai ramai pesaing yang membuka

TG : Keluhan Tenggorokan Gatal KK : Keluhan Iritasi Kulit Kering KG : Keluhan Iritasi Kulit Gatal-Gatal KM : Keluhan Iritasi Kulit Merah BK : KeluhanKekeringan Bibir SKE