• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, maka peneliti mencoba untuk memberikan saran atau rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa hendaknya dapat meningkatkan kesadaran budaya, nilai multikultural serta wawasan multikultural untuk menanamkan sikap toleransi dalam menghadapi perbedaan SARA baik melalui kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik di kampus sebagai upaya

pencegaran terhadap masuknya paham radikal khususnya radikalisme atas nama agama di Kampus UPI.

b. Mahasiswa hendaknya dapat menanamkan sikap toleransi dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan kampus baik secara akademik maupun non- akademik khususnya, serta dalam kehidupan dimasyarakat pada umumnya.Dengan ditanamkannya sikap toleransi dan Bhineka Tunggal Ika, maka diharapkan kesadaran budaya, nilai multikultural dan wawasan multikultural dapat ditanamkan dalam kehidupan sosial di kampus UPI. c. Dengan mengembangkan kegiatan akademik dan non akademik yang

berwawasan multikultural diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan pemahaman empat pilar kebangsaan ( UUD NRI 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) sebagai wujud warga negara yang baik.

2. Bagi Dosen

a. Dosen hendaknya bisa membimbing mahasiswa untuk bersama-sama mengembangkan inovasi dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan pendekatan multikultural untuk menanamkan toleransi dalam keberagaman. Hal ini hendaknya dilakukan dengan menintegrasikan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang menanamkan nilai-nilai humanisme, karakter, toleransi dan kesadaran budaya sebagai upaya deradikalisasi pada mahasiswa melalui proses belajar mengajar.

b. Dosen hendaknya bisa membimbing mahasiswa untuk bersama-sama meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang keberagaman berbangsa dan beragama untuk menumbuhkan sikap kerukunan dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal dalam kehidupan kampus.

c. Dosen hendaknya membimbing mahasiswa untuk bersama-sama meningkatkan rasa nasionalisme dan penanaman empat pilar kebangsaan (UUD NRI 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) untuk mencegah masuknya radikalisme atas nama agama pada mahasiswa.Dalam

menanamkan rasa nasionalisme, bentuk keteladanan merupakan cara yang paling efektif. Dalam menanamkan nasionalisme dan penanaman kesadaran bernegara tidak bisa hanya dibebankan pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan saja, butuh kerjasama dan kesadaran bersama sebagai bentuk tangggung jawab dari semua pihak.

3. Bagi Perguruan Tinggi

a. Perguruan Tinggi hendaknya meningkatkan fasilitas yang lebih mendukung bagi semua pihak sebagai bentuk motivasi untuk lebih mengembangkan pengetahuan tentang multikultural mahasiswa dalam rangka menanamkan sikap toleransi dan Bhineka Tunggal Ika.

b. Perguruan Tinggi hendaknya mengembangkan peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan pendekatan multikultural dalam proses pembelajaran di kampus. Hal ini bukan berarti harus merubah kurikulum pendidikan kewarganegaraan, peningkatan kualitas pembelajarn pendidikan kewarganegaraan bisa dilakukan melalui inofasi-inofasi proses belajar mengajar yang lebih melibatkan mahasiswa untuk terlibat dalam kehidupan kemasyarakatan secara nyata.

c. Perguruan tinggi hendaknya menanamkan kecintaan akan kebudayaan sebagai suatu identitas kultur melalui kegiatan pengembangan multikulturalisme dikampus yang dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan kemahasiwaan baik secara akademik maupun non-akademik. Dengan menghargai dan mengembangkan keberagaman yang ada di kampus UPI, maka diharapkan keberagaman tersebut akan menumbuhkan kreatifitas mahasiswa dalam berbudaya. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan multikultural dalam mencegah radikalisme atas nama agama di kampus.

d. Perguruan Tinggi hendaknya meningkatkan beberapa kebijakan yang bias dilakukan sebagai upaya pencegahan masuknya beberapa paham dan ideologi yang menyimpang ke dunia kampus yang diantaranya radikalisme atas nama agama.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abas, N. (2005). Membongkar Jamaah Islamiyah (Pengakuan Mantan Anggota JI). Jakarta: Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu.

Aeni, K. (2012). “Peran PKn dalam Pengembangan Pendidikan Karakter dan

Pengelolaan Model Sosial di Sekolah” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahmad, K. (1993). Menjawab Tuduhan Barat, Ketidak toleransian, fanatisme dan Hak Azasi Manusia (HAM). Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif.

Albone, A.A. (2006). Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikulturalisme. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta.

Alhamdulillah, S. (2011). “Kritik Ideologi Atas Agama Sebagai Akar Kekerasan”, dalam Indoprogress Agama dan Negara, Jejak Persilangan Kekerasan. Yogyakarta: Resist Book.

Al-Anshari, F. (2002). Saya Teroris? (Sebuah “Pleidoi”). Jakarta: Republika. Amirsyah. (2012). Meluruskan Salah Paham Terhadap Deradikalisasi: Pemikiran,

Konsep dan Strategi Pelaksanaan. Jakarta: Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu.

Anonumeus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anshari, E. S. (1980).Agama dan Kebudayaan (Mukaddimah Sejarah Kebudayaan Islam). Surabaya: Penerbit PT. Bina Ilmu.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Studi Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asy’arie, M. (2004). Desentralisasi Pemikiran Keagamaan Muhammadiyah dalam konteks Budaya Lokal. Dalam Zakiyuddin Badhawy dan Muthoharun Jinan, Agama dan Pluralitas Budaya Lokal, Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Azra, A. (2002). Konflik Baru Antar Peradaban: Globalisasi, Radikalisme dan Pluralitas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Azra, A. (2006). “Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia: Perspektif

Multikulturalisme”. Dalam Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Bogor: Brighten Press. Jakarta: Rineka Cipta.

Bestari, P. (2012). “Mengapa Harus Empat Pilar?” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Budimansyah, D. dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakan Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Burhani, A. N. (2011). Islam Dinamis:Menggugat Peran Agama Membongkar Doktrin yang Membatu. Jakarta: Kompas.

Candra, C. dan Yuliadhani. (2012). “Mendamaikan Multikulturalisme dan Etnisitas: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendekatan Multikultural” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Creswell, J.W. (1994). Research Design: Qualitative & Quantitativ Approaches. London: Sage Publication.

Emriz. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Fealy, G. dan Bubalo, A. (2007). Jejak Kafilah Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia. Bandung: Mizan.

Ghazali, A. M. (2011). Antropologi Agama: Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan, dan Agama. Bandung: Alfabeta.

Hardiman, F. B. (2002). Belajar dari Politik Multikulturalisme. Pengantar dalam Kimlicka. (2002). Kewargaan Multikultur: Teori Liberal Mengenal Hal- Hak Minoritas. Terjemahan oleh Edlina Efmini Eddin dari Jurnal Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of Minority. Jakarta: LP3ES.

Harmanto. (2012). “Memeperkokoh Peran PKn dalam Mengatasi Konflik dan Kekerasan Berdasar Empat Pilar Kebangsaan” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Hadiz, V. R. (2011) “Menuju Suatu Pemahaman Sosiologis Terhadap

Radikalisme Islam di Indonesia”, dalam Indoprogress Agama dan Negara, Jejak Persilangan Kekerasan. Yogyakarta: Resist Book.

Haris, H. (2012). “Revitalisasi dan Reinterpretasi Pendidikan Pancasila: Upaya

Mengatasi Fenomena Konflik Kekerasan Melalui Sektor Pendidikan”

dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasani, I. (2010). Radikalisme Agama di Jabodetabek & Jawa Barat, Implikasinya terhadap Jaminan Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan. Jakarta: Publikasi SETARA Institute.

Irfan, M. dan Abdul, W. (2000). Membangun Visi Baru Bernegara. Jakarta: Fariz Putra Persada.

Jahroni, J. J. (2004). Gerakan Salafi Radikal di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kansil, C.S.T. dan S.T Kansil, C. (2006). Modul Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Koentjaraningrat. (1985). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.

Koentjaraningrat. (1983). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Percetakan PT. Gramedia.

Kusumohamidjojo, B. (2000). Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problematik Filsafat Kebudayaan. Jakarta: Grasindo.

Mahfud, C. (2005). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mar’at. (1982). Sikap manusia Perubahan dan Pengukuran. Bandung: Galia Indonesia.

Misrawi, Z. (2007). Al-Qur’an Kitab Toleransi: Inklusivisme, Pluralisme dan Multikulturalisme. Jakarta: Fitrah.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Muhammad, A. (2005). Pelangi Islam 1 : Ragam Corak Pemahaman Islam. Bandung: Khazanah Intelektual.

Munawwir, I. (1984). Sikap Islam Terhadap Kekerasan, Damai, Toleransi, dan Solidaritas. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Naim, N. dan Sauqi, A. (2010). Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Nasikun. (2007). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Paramita, P. A. (2011) “Kebebasan Beragama dan Penerapan Nilai-Nilai

Demokrasi”, dalam Indoprogress Agama dan Negara, Jejak Persilangan Kekerasan. Yogyakarta: Resist Book.

Pebriyenni. (2012). “Peran Pendidikan Kewarganegaraan Transformasi Empat

Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik” dalam

Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Pontoh, C.H. (2011). “Politik Tanpa Emansipasi”, dalam Indoprogress Agama dan Negara, Jejak Persilangan Kekerasan. Yogyakarta: Resist Book.

Priyono, A. (2011). “Nalar Fundamentalisme Agama di Ruang Publik”, dalam Indoprogress Agama dan Negara, Jejak Persilangan Kekerasan. Yogyakarta: Resist Book.

Qardhawi, Y. (2009). Islam Radikal Analisis Terhadap Radikalisme dalam Berislam dan Upaya Pencegahannya.Yogyakarta: Era Adicipta Intermedia.

Rachman, B. M. (2004). Islam Pluralis, Wacana Kesetaraan Kaum Beriman. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rahmat, M. I. (2005). Arus BaruIslam Radikal:Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rakhmat, J. (1999). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sabirin, R. (2004). Islam dan Radikalisme. Jakarta: Penerbit Ar Rasyid.

Saifuddin, A.F. (2006). “Reposisi Pandangan mengenai Pancasila: Dari

Pluralisme ke Multikulturalisme”. dalam Restorasi Pancasila:

Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Bogor: Brighten Press.

Sangaji, A. (2011) “Masalah Terorisme”, dalam Indoprogress Agama dan Negara, Jejak Persilangan Kekerasan. Yogyakarta: Resist Book.

Santoso, T. (2002). Teori - Teori Kekerasan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santosa, K. O. (2004). Paradigma Baru Memahami Pancasila dan UUD 1945: Sebuah rekonstruksi sejarah atas gagasan dasar negara RI, Konsensus nasional dan demokrasi di Indonesia. Bandung: Sega Arsy.

Sapriya. (2012). “Perlunya Reorientasi Ontologi Pendidikan Kewarganegaraan

dalam Pembangunan Karakter Bangsa” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sedyawati, E. (2007). Budaya Indonesia, Kajian arkeologi, seni dan sejarah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Singh, B. Dan Mulkhan, A.M. (2012). Jejaring Radikalisme Islam di Indonesia (Jejak sang pengantin bom bunih diri). Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.

Sirry, M. A. (2002). Dilema Islam Dilema Demokrasi (Pengalaman baru muslim dalam transisi Indonesia). Bekasi: Gugus Press.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sofyan, M. (1999). Agama dan Kekerasan dalam Bingkai Reformasi. Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo.

Sopates, S., Subandrijo, B. dan Sutarno. (1998). Keadilan dalam kemajemukan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujanto, B. (2009) Pemahaman Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika (Persaudaraan dalam kemajemukan. Jakarta: Sagung Seto.

Sunusi, D. M. (2011). Antara Jihad dan Terorisme. Makassar: Pustaka As- Sunnah.

Suseno, F. M. (2006). Berebut Jiwa Bangsa Dialog, Perdamaian, dan Persaudaraan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Syaefullah, A. (2007). Merukunkan Umat Beragama. Jakarta: Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu.

Tan, M. G. (2008). Etnis Tionghoa di Indonesia (Kumpulan tulisan). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Tilaar, H.A.R. (2007). Mengindonesiakan Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Thoha, A. M. (2007). Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis. Jakarta: Perspektif.

Thohri, M. dan Rahmi, S. (2012). “Learning to Live Togather; Revitalisasi Peran

Pendidikan Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Dunia yang Damai dan

Harmonis” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wahab, A.A. dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta CV.

Winataputra, U. S. (2012). “Transformasi Nilai-Nilai Kebangsaan untuk Memperkokoh Jatidiri Bangsa Indonesia: Suatu Pendekatan Pendidikan

Kewarganegaraan” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Wingarta. (2012). “Transformasi (Nilai-Nilai Kebangsaan) Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran

PKn (Perspektif Kewaspadaan Nasional)” dalam Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan:

Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Yusuf, Y. (2004). Prasangka Ber-Agama. Jakarta: Penamadani.

Zubaedi. (2012). Islam dan Benturan Antarperadaban (Dialog Filsafat Barat dengan Islam, Dialog Peradaban dan Dialog Agama). Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Zuriah, N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sumber Jurnal

Haryono, E. (2010). “Kebijakan Anti Terorisme Indonesia Dilema Demokrasi dan Represi”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISSN 1410-4946). 14, (2), 229-246.

Hiariej, E. (2010). “Aksi dan Identitas Kolektif Gerakan Islam Radikal di Indonesia”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISSN 1410-4946). 14, (2), 131-168.

Komalasari, K. (2008). “Cooperative dan Self Regulated Learning: Esensi Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan di SMP

Jawa Barat”. Jurnal Civicus: Wawasan Nusantara dan Sistem Politik di Indonesia. 1, (10), 733-748.

Mardhatillah-Umar, A. R. (2010). “Melacak Akar Radikalisme Islam di

Indonesia”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISSN 1410-4946). 14, (2), 169-186.

Setiawan, D. (2008). “Inovesi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui

Pemberdayaan Warganegara dan Implikasinya terhadap Restrukturisasi Isi

Kurikulum”. Jurnal Civicus: Inovasi Pendidikan Kewarganegaraan dan Kemasyarakatan. 2, (11), 749-762.

Siagian, L. (2008). “Keunggulan Kompetitif Warga Negara dalam Pendidikan di

Era Global”. Jurnal Civicus: Inovasi Pendidikan Kewarganegaraan dan Kemasyarakatan. 2, (11), 763-772.

Siagian, M. (2008). “Memahami Kewilayahan Nasional Melalui Konsepsi

Wawasan Nusantara dalam Menumbuhkan Nasionalisme Indonesia”. Jurnal Civicus: Wawasan Nusantara dan Sistem Politik di Indonesia. 1, (10), 679-690.

Sumber Skripsi dan Dokumen

Muchtar, T.W. (2007). Studi Komparatif Persepsi dan Minat Siswa SMP tentang SMK. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Departemen Agama RI. (2003). Persatuan Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Depag RI.

Sumber Ketetapan

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)

Sumber Internet

Ali, M. A. (2011). Mahasiswa ITB Paling BanyakDirekrutOleh NII.[Online].Tersedia:http://www.antaranews.com/berita/1303802176/mah asiswa-itb-paling-banyak-direkrut-olehnii. [2 Agustus 2011].

Azra, A. (2011). Rekrutmen Sel Radikal di Kampus. [Online]. Tersedia: http://cetak.kompas.com/read/.../Rekrutmen.Sel.Radikal.di.Kampus.html [11 Januari 2012].

Baidhawy,Z. (2004). HumanitasdalamPendidikan

Multikultural.[Online].Tersedia:http://www.suarapembaruan.com/News/20 04/07/09/Editor/Edi02.htm. [2 Agustus 2011].

Bakri, S. (2004). Islam dan Wacana Radikalisme Agama Kontemporer. DINIKA [Online] Vol. 3 (1), 12 halaman. Tersedia: http://www.ditpertais.net/jurnalptai/dinika-skt/31104/bakri-01.pdf [18 Februari 2012].

Bartol, B. (2008). PengertianPersepsi. [Online].Tersedia: http://teoripsikologi.blogspot.com/2008/05/pengertian-persepsi.html [2 Agustus 2011].

Bin-Saat, I. (2007).Radikalisme Melayu Dari Perak 1945-1970: Kebangkitan Rakyat, Pemikiran, Sumbangan dan Pengorbanan.[Online]. Tersedia:http://eprints.usm.my/8278/1/RADIKALISME_MELAYU_DAR I_PERAK_1945_1970.pdf [18 Februari 2012].

El-Ma’hady, M. (2004) Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural (Sebuah Kajian Awal)1-6[Online]. Tersedian: http://pendidikan.network. [ 11 Januari 2011].

Iman.(2011). Unpad: Belum Ada Data ResmiPengikut NII. [Online] Tersedia: http://kampus.okezone.com/read/2011/06/06/373/464938/unpad-belum- ada-data-resmi-pengikut-nii[ 2Agustus 2011].

Institute of Southeast Asian Studies (2000). Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org2000/Indonesia’s Population.html [11 Januari 2012]. Jones, S. (2011). Isu Radikalisme dan Efek Buruknya pada Rohis Sekolah. [Online]. Tersedia: http://kspm-thullabi.org/2011/07/17/isu-radikalisme- dan-efek-buruknya-pada-rohis-sekolah/ [19 Januari 2012].

Dokumen terkait