• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.3 Saran

5.3.2 Saran Praktis

1. Kepada para wanita yang ingin melakukan pernikahan, untuk dapat memiliki kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah secara baik dan matang, maka usia wanita untuk menikah berada pada fase dewasa awal (± 21 tahun).

2. Kepada para wanita yang melakukan pernikahan dini, diharapkan memperhatikan faktor- faktor apa saja yang dapat mencapai kepuasan di dalam pernikahan. Misalnya dengan meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi, tidak hanya dengan pasangan tetapi dengan anak dan keluarga besar, agar dapat memperoleh kepuasan pernikahan yang seutuhnya.

2. Kepada unsur- unsur yang terkait dengan kepuasan pernikahan khususnya pada wanita yang melakukan pernikahan dini diharapkan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah yang dilakukan secara berurutan sesuai dengan tahapannya, yaitu : menemukan fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, menemukan solusi, dan menemukan penerimaan/ pelaksanaan, agar dalam setiap masalah yang sedang dihadapi dapat diselesaikan dengan sebaik- baiknya tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, W.I. Buku panduan tentang “Hubungan media dan ketrampilan

berkomunikasi”. Jakarta: Sekretariat Jenderal DPR RI

Adhi, M. Fauzil. (2002). Indahnya pernikahan dini. Jakarta: Gema Insani

Adryanto & Soekrisno. (1994). Antropologi sosial. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Ayu, Anasatasia Retno. (2006). Hubungan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan problem solving pada remaja, dalam

http://www.gunadarma.ac.id/library/abstract/gunadarma_10599015-skripsi_fpsi.

Diunggah 1 September 2010, ’13:27 PM.

Baron, Robert A. & Byrne, Donn. (2005). Psikologi sosial . Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Chandrasari, Rita Eka. (2009). Hubungan antara kualitas komunikasi seksual dengan kepuasan pernikahan. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Dalam http://etd.eprints.ums.ac.id/3755/.

Diunggah 19 Januari 2011,’12:46 PM

Chaplin. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada DeVito, A. Joseph. (1997). Komunikasi antarmanusia. Edisi Kelima. Jakarta:

Professional Books

Duvall & Miller. (1985). Marriage and family development. Edisi Keenam. New York: Harper & Row, Publishers

Gunarsa, S.D & Y. Singgih D.G. (2007). Psikologi untuk keluarga. Edisi Keenam Belas. Jakarta: Gunung Mulia

Gunarsa, Y. Singgih. (2009). Asas- asas psikologi keluarga idaman. Jakarta: Gunung Mulia

Gupta, Bayu Ananta. (2008). Hubungan kecerdasan seksual dengan kepuasan pernikahan. Skripsi. (Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta)

Hurlock, Elizabeth B. (1991). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Lawrence, Erika & Johnson, Matthew D. "Problem-solving skills and affective expressions as predictors of change in marital satisfaction." Journal of consulting and clinical psychology 73.1 (2005): 15-27. Diunggah 22 Juli 2011, ’22:15 PM

Leavitt, Harold J. (1978). Psikologi manajemen. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga Litzinger, Samantha & Gordon, Kristina Coop. (2005). “Exploring relationship

among communication, sexual satisfaction, and marital satisfaction.”

Journal of sex & marital 31 : 409 – 424. Departement of psychology, University of Tennessee, USA. Diunggah 14 Juli 2011, ’15:22

Lubis, Yati Utoyo. (2005). Kelola konflik dengan cantik. Dalam http://www.eramuslim.com. Diunggah 19 Januari 2011, ‘13:40 PM

Muhammad, Arni. (2008). Komunikasi organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Olson, David H.L. (2006). Marriages & families “intimacy, diversity, and strengths”. Fifth Edition. New York: McGraw- Hill, Publishers

Pruitt, Dean G. (2004). Teori konflik sosial. Yoyakarta: Pustaka Pelajar Pickering. (2001). How to manage conflict. Jakarta: Erlangga

Pinsof & Lebow. (2005). Family psychology. Oxford: University Press

Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja

Rosadakarya

Sadarjoen, Sawitri S. (2005). Konflik marital : pemahaman konseptual, aktual dan alternatif solusinya. Bandung: Refika Aditama

Santrock, John W. (2002). Life- span development “perkembangan masa hidup”. Edisi 5 jilid II. Jakarta: Erlangga

Segrin & Flora. (2005). Family communication. London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers

Sevilla. G. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press

Solso, Robert L. (2007). Psikologi kognitif. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga Sudarsono. (1991). Hukum kekeluarga nasional. Jakarta: Rineka Cipta

Suharnan. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi

Sulistiyono. (2006). Buku ajar “Statistika Psikologi 2”. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia “YAI”

Usman, Husaini & Akbar. (2009). Pengantar statistika. Jakarta: Bumi Aksara

Yulistya, Diah. (2009). Hubungan antara komitmen pernikahan dengan

kemampuan memecahkan masalah rumah tangga. Skripsi. (Fakultas

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda sejujur- jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban tersebut benar- benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.

Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada, agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat penyataan yang terlewat/ tidak diisi.

Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Salam

memberikan checklist (√) pada kolom pernyataan sesuai dengan pendapat saudara/i.

Keterangan :

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

Nama : Status pekerjaan :

Usia saat menikah : Lamanya menikah :

Pendidikan terakhir :

Skala Kepuasan Pernikahan

NO ITEM SS S TS STS

1. Pernikahan yang saya dan pasangan jalani terjadi karena keterpaksaan bukan berdasarkan janji suci dihadapan Tuhan YME

2. Ketidakharmonisan pernikahan saya dan pasangan terjadi karena tidak adanya kesamaan tujuan di dalam pernikahan yang ingin kami capai

3. Saya dan pasangan tidak memiliki persamaan dalam kehidupan seksual kami

4. Saya merasa pasangan saya bukanlah orang yang menarik, dan tidak selalu membuat saya tertarik

5. Saya tidak mencintai pasangan sepenuh hati

6. Walaupun banyak prestasi yang dihasilkan pasangan, tidak ada rasa bangga saya kepada pasangan

7. Pernikahan saya dengan pasangan, membuat hubungan kami dengan keluarga mengalami

kami semakin kompak layak sahabat sejati 9. Walau bagaimanapun sifat dan kelakuan saya,

pasangan selalu mengutarakan bahwa ia bahagia bersama saya

10. Walaupun pasangan banyak memberikan kejutan, tidak menambah rasa ketertarikkan saya kepada pasangan

11. Hubungan saya dan pasangan hanya sebatas pada hubungan yang mengikat sebagai pasangan yang kaku, dan saya menganggap hubungan saya dan pasangan tidak seperti sahabat yang baik

12. Saya dan pasangan menganggap pernikahan kami dilandasi atas janji suci yang tidak dapat dipisahkan

13. Hubungan pernikahan yang saya jalani tidak di dasari rasa saling sayang

14. Setelah menikah, tidak ada kecocokan antara saya dan pasangan dalam menyatukan pikiran dan pendapat

15. Hubungan seksual yang saya dan pasangan lakukan tanpa adanya keterpaksaan

16. Hubungan antara saya dengan pasangan hanya sebatas pada komitmen pernikahan bukan dilandasi dengan janji suci kepada Tuhan YME 17. Saya adalah orang yang keras kepala dan hal

tersebut membuat pasangan saya tidak nyaman berada disamping saya

teman- teman saya

19. Saya tidak memberikan rasa cinta saya kepada pasangan dengan sepenuh hati

20. Hubungan pernikahan saya dengan pasangan tidak dapat dipertahankan, karena bukan atas komitmen jangka panjang akan tetapi hanya sebatas pada keterpaksaan

21. Saya dan pasangan bahagia dengan pernikahan yang kami jalani

22. Saya tidak nyaman dengan sifat- sifat yang dimiliki oleh pasangan saya

23. Pasangan saya memaksakan keinginannya, ketika sedang berhubungan seksual

24. Saya dan pasangan tidak memiliki komitmen yang kuat dalam pernikahan, apalagi komitmen jangka panjang

25. Saya menikmati hubungan intim yang kami lakukan

26. Saya mencurahkan cinta dan kasih sayang kepada pasangan saya dengan sepenuh hati 27. Kekurangan yang dimiliki pasangan, membuat

tidak bahagia hidup bersamanya

28. Usia pernikahan kami, membuat ketertarikkan saya terhadap pasangan semakin bertambah 29. Saya tidak bangga atas apa yang pasangan saya

31. Pernikahan yang saya jalani dengan pasangan, didasari dengan rasa saling sayang dan cinta 32. Saya dan pasangan merasa pernikahan kami

memiliki kesamaan dalam berbagai hal

33. Saya dan pasangan mampu menyesuaikan keinginan dan kebutuhan kami dalam hubungan seksual

34. Walaupun banyak permasalahan, saya dan pasangan mempertahankan ikatan suci pernikahan yang kami jalani

1. Ketika pasangan saya sedang kesulitan menyelesaikan masalah, saya mencoba untuk mengajaknya berdiskusi guna menemukan solusi pemecahan masalah

2. Ketika saya tidak setuju dengan keputusan yang dipilih oleh pasangan, saya menyampaikannya kepada pasangan

3. Saya membantu pasangan, ketika ia sedang mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan anak- anak

4. Sejak awal pernikahan, saya terbuka menceritakan masalah pribadi saya dengan pasangan

5. Walaupun sudah banyak pengorbanan yang pasangan berikan, saya tidak bisa mengungkapkan rasa terima kasih saya

6. Saya mendukung pendapat pasangan tentang banyak hal

7. Ketika saya sedang menasihati anak, saya memberikan kesempatan pasangan saya untuk berbicara kepada anak

8. Saya dan pasangan mengalami kesulitan untuk terbuka menceritakan tentang kegiatan- kegiatan di luar rumah

9. Ketika pasangan saya sedang menasihati anak, saya tidak mendukung perkataan suami saya dengan membela perbuatan anak yang dianggap pasangan salah

11. Walaupun berbeda pendapat saat berinteraksi, saya menghargai pendapat pasangan saya 12. Saya tidak mengungkapkan rasa bangga saya

kepada pasangan, ketika ia sukses di dalam pekerjaannya

13. Saya tidak memberikan kesempatan berbicara kepada pasangan, ketika terjadi pertengkaran di antara kami

14. Dari tahun ke tahun, tidak perkataan saya yang membuat pasangan merasa senang

15. Masalah pekerjaan yang saya hadapi, tidak saya ceritakan kepada pasangan

16. Ketika pasangan saya sedang berbicara, saya tidak memperhatikan dan mendengarkan perkataannya

17. Saya tidak memberi pasangan saya peranan penting ketika kami sedang menasihati anak- anak

18. Ketika pasangan saya membutuhkan teman untuk berdiskusi, saya tidak bersedia menjadi teman berbicara pasangan saya

19. Ketika saya mempunyai suatu pilihan, saya tidak bersedia mendengar usul dari pasangan saya

1. Ketika pasangan tidak berperan dalam mengasuh anak, saya memilih tenang dan tidak emosi dalam menghadapi masalah tersebut

2. Ketika pasangan berusaha menutupi masalah pekerjaan kantornya kepada saya, saya berusaha mencari tahu pemicu timbulnya masalah tersebut 3. Ketika saya salah paham dengan orang tua,

sebelum mengambil keputusan saya meminta pendapat pasangan terlebih dahulu

4. Saat sedang menghadapi masalah pendidikan anak, saya memiliki banyak cara untuk menentukan pilihan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut

5. Ketika saya merasa hubungan pernikahan kami sedang tidak harmonis, saya bisa mengenali masalah yang sebenarnya sedang terjadi diantara saya dan pasangan

6. Saat hubungan saya dengan pasangan dalam masa krisis, saya kebingungan untuk melakukan tindakan apa yang harus saya lakukan

7. Saat masalah dalam mengasuh anak sering terjadi di dalam pernikahan kami, saya dan pasangan memikirkan banyak solusi pemecahan masalah tersebut

8. Ketika prestasi anak kami rendah, emosilah yang saya dan pasangan gunakan dan saling menyalahkan satu sama lain

lebih kepada anak

10. Ketika saya dan pasangan sedang bertengkar, saya dan pasangan tidak berusaha untuk bertukar pikiran dalam menentukan penyelesaian masalah yang sedang terjadi

11. Saat anak- anak membutuhkan bimbingan dari saya dan pasangan, kami memilih orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh anak- anak

12. Ketika pasangan menyalahkan saya dalam mengasuh anak, meninggalkan rumah menjadi alternatif yang saya pilih untuk menyelesaikan masalah tersebut

13. Saat saya dan pasangan sedang berselisih paham, saya dan pasangan tidak melakukan tindakan apapun untuk memperbaiki hubungan kami 14. Ketika pasangan kebingungan dalam memilih

lembaga pendidikan untuk anak, saya menyerahkan sepenuhnya kepada pasangan apa yang ingin pasangan pilih

15. Ketika hubungan yang saya jalani dengan pasangan sedang tidak nyaman, saya tidak mengetahui masalah apa yang sebenarnya sedang terjadi

16. Ketika saya mendapat informasi pasangan berselingkuh dengan teman kerjanya, saya tidak berusaha mencari tahu fakta yang sebenarnya terjadi

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda sejujur- jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban tersebut benar- benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.

Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada, agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat penyataan yang terlewat/ tidak diisi.

Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Salam

memberikan checklist (√) pada kolom pernyataan sesuai dengan pendapat saudara/i.

Keterangan :

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

Nama : Status pekerjaan :

Usia saat menikah : Lamanya menikah :

Pendidikan terakhir :

Skala Kepuasan Pernikahan

NO ITEM SS S TS STS

1. Pernikahan yang saya dan pasangan jalani terjadi karena keterpaksaan bukan berdasarkan janji suci dihadapan Tuhan YME

2. Walau watak saya dan pasangan sangat berbeda, saya merasa bahagia menjalani hidup bersama pasangan

3. Ketidakharmonisan pernikahan saya dan pasangan terjadi karena tidak adanya kesamaan tujuan di dalam pernikahan yang ingin kami capai

4. Pasangan saya memberikan kebebasan kepada saya untuk mengikuti kegiatan di luar rumah bersama teman- teman

5. Saya dan pasangan tidak memiliki persamaan dalam kehidupan seksual kami

6. Saya merasa pasangan saya bukanlah orang yang menarik, dan tidak selalu membuat saya

hubungan yang mengikat sebagai pasangan yang kaku, tetapi juga hubungan layaknya sahabat yang baik

8. Saya tidak mencintai pasangan sepenuh hati 9. Walaupun banyak prestasi yang dihasilkan

pasangan, tidak ada rasa bangga saya kepada pasangan

10. Saya akan selalu mendampingi pasangan dan mendedikasikan hidup saya untuknya

11. Saya menganggap komitmen pernikahan yang saya jalani bersama pasangan tidak akan berakhir

12. Saya mengagumi kepribadian yang dimiliki pasangan saya

13. Pernikahan saya dengan pasangan, membuat hubungan kami dengan keluarga mengalami kesulitan saat sedang berkumpul

14. Pernikahan saya dengan pasangan, membuat kami semakin kompak layak sahabat sejati 15. Walau bagaimanapun sifat dan kelakuan saya,

pasangan selalu mengutarakan bahwa ia bahagia bersama saya

16. Walaupun pasangan banyak memberikan kejutan, tidak menambah rasa ketertarikkan saya kepada pasangan

17. Hubungan saya dan pasangan hanya sebatas pada hubungan yang mengikat sebagai pasangan yang kaku, dan saya menganggap hubungan

18. Pasangan saya adalah seseorang yang penyabar dan membuat saya nyaman saat saya sedang berada disampingnya

19. Pernikahan saya dengan pasangan memiliki komitmen jangka panjang yang harus dijaga, walaupun ada permasalahan di dalam pernikahan kami

20. Saya dengan pasangan memiliki prioritas hidup masing- masing dan kami tidak saling mengganggu

21. Saya dan pasangan menganggap pernikahan kami dilandasi atas janji suci yang tidak dapat dipisahkan

22. Hubungan pernikahan yang saya jalani tidak di dasari rasa saling sayang

23. Setelah menikah, tidak ada kecocokan antara saya dan pasangan dalam menyatukan pikiran dan pendapat

24. Hubungan seksual yang saya dan pasangan lakukan tanpa adanya keterpaksaan

25. Hubungan antara saya dengan pasangan hanya sebatas pada komitmen pernikahan bukan dilandasi dengan janji suci kepada Tuhan YME 26. Saya adalah orang yang keras kepala dan hal

tersebut membuat pasangan saya tidak nyaman berada disamping saya

27. Pasangan tidak memberikan saya kebebasan untuk mengikuti kegiatan di luar rumah bersama

pasangan dengan sepenuh hati

29. Hubungan pernikahan saya dengan pasangan tidak dapat dipertahankan, karena bukan atas komitmen jangka panjang akan tetapi hanya sebatas pada keterpaksaan

30. Tidak terdapat tujuan yang menjadi tujuan bersama antara saya dan pasangan dalam pernikahan yang saya jalani

31. Apabila pasangan berhasil dalam tugas pekerjaannya, hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya

32. Saya dan pasangan tidak memiliki kecocokkan dalam hubungan seksual

33. Saya berusaha terbuka terhadap pasangan dalam menunjukkan perasaan sayang untuk menjaga kehangatan hubungan kami

34. Saya dan pasangan bahagia dengan pernikahan yang kami jalani

35. Saya tidak nyaman dengan sifat- sifat yang dimiliki oleh pasangan saya

36. Pasangan saya memaksakan keinginannya, ketika sedang berhubungan seksual

37. Saya dan pasangan tidak memiliki komitmen yang kuat dalam pernikahan, apalagi komitmen jangka panjang

kepada pasangan saya dengan sepenuh hati 40. Kekurangan yang dimiliki pasangan, membuat

tidak bahagia hidup bersamanya

41. Usia pernikahan kami, membuat ketertarikkan saya terhadap pasangan semakin bertambah 42. Saya tidak bangga atas apa yang pasangan saya

kerjakan

43. Saya menyukai pasangan karena ia mampu mengerti dan memahami mengenai kebutuhan- kebutuhan saya

44. Saya bangga atas apapun yang pasangan kerjakan dan tunjukkan kepada saya

45. Saya kurang suka dengan kepribadian pasangan saya

46. Kebahagiaan saya hidup bersama pasangan tidak bertambah

47. Ketertarikkan saya terhadap pasangan dari tahun ke tahun semakin bertambah

48. Pernikahan yang saya jalani dengan pasangan, didasari dengan rasa saling sayang dan cinta 49. Saya tidak merasakan kebahagiaan di dalam

pernikahan yang saya jalani bersama pasangan 50. Saya dan pasangan merasa pernikahan kami

memiliki kesamaan dalam berbagai hal

51. Saya dan pasangan mampu menyesuaikan keinginan dan kebutuhan kami dalam hubungan

pernikahan, saya dan pasangan mempertahankan ikatan yang suci pernikahan yang kami jalani

1. Saya menunjukkan perasaan sayang saya terhadap pasangan dengan mengucapkan kata- kata “sayang”

2. Ketika pasangan saya sedang kesulitan menyelesaikan masalah, saya mencoba untuk mengajaknya berdiskusi guna menemukan solusi pemecahan masalah

3. Sulit bagi saya menceritakan dengan terusterang kepada pasangan sesuatu yang sedang saya pikirkan

4. Dalam menentukan setiap keputusan, saya meminta pendapat pasangan

5. Ketika saya tidak setuju dengan keputusan yang dipilih oleh pasangan, saya menyampaikannya kepada pasangan

6. Saya menghargai pendapat pasangan ketika ia memberikan solusi masalah pernikahan yang kami hadapi

7. Saya membantu pasangan, ketika ia sedang mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan anak- anak

8. Sejak awal pernikahan, saya terbuka menceritakan masalah pribadi saya dengan pasangan

9. Walaupun sudah banyak pengorbanan yang pasangan berikan, saya tidak bisa mengungkapkan rasa terima kasih saya

mengungkapkan perasaan yang sedang kami rasakan

12. Ketika saya sedang menasihati anak, saya memberikan kesempatan pasangan saya untuk berbicara kepada anak

13. Saya dan pasangan mengalami kesulitan untuk terbuka menceritakan tentang kegiatan- kegiatan di luar rumah

14. Ketika sedang marah, saya tidak menyampaikannya kepada pasangan

15. Saya berkata terusterang, ketika membutuhkan batuan pasangan dalam menyelesaikan pekerjaan saya

16. Saat pasangan saya sedang ada masalah dengan anak, saya mencoba mengajak pasangan saya dan anak untuk berbicara guna menemukan inti permasalahan

17. Ketika pasangan saya sedang menasihati anak, saya tidak mendukung perkataan suami saya dengan membela perbuatan anak yang dianggap pasangan salah

18. Saya tidak mengeluarkan kata- kata kasar saat sedang emosi kepada pasangan

19. Walaupun berbeda pendapat saat berinteraksi, saya menghargai pendapat pasangan saya 20. Saya tertutup kepada pasangan, saat sedang

pekerjaannya

22. Saya tidak memberikan kesempatan berbicara kepada pasangan, ketika terjadi pertengkaran di antara kami

23. Sulit bagi saya menunjukkan perhatian ketika pasangan saya sedang membutuhkan teman untuk berdiskusi

24. Saat saya sedang ada masalah dengan pasangan, saya dengan pasangan berbicara dan bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah

25. Dari tahun ke tahun, tidak perkataan saya yang membuat pasangan merasa senang

26. Saya berbohong kepada pasangan ketika saya sedang mengalami permasalahan

27. Ketika pasangan saya sedang berbicara, saya tidak memperhatikan dan mendengarkan perkataannya

28. Ketika pasangan saya membutuhkan bantuan, saya mengungkapkan kesediaan saya untuk membantunya

29. Ketika berkomunikasi dengan pasangan, tidak ada hal yang perlu saya sembunyikan

30. Saya tidak memberi pasangan saya peranan penting ketika kami sedang menasihati anak- anak

31. Keterbukaan antar saya dengan pasangan sudah tidak bisa dibangun kembali

saya dalam mengutarakan perasaan cinta kepada pasangan

33. Ketika pasangan saya membutuhkan teman untuk berdiskusi, saya tidak bersedia menjadi teman berbicara pasangan saya

34. Ketika saya mempunyai suatu pilihan, saya tidak bersedia mendengar usul dari pasangan saya 35. Masalah pekerjaan yang saya hadapi, tidak saya

ceritakan kepada pasangan

36. Perasaan sayang saya terhadap pasangan, tidak bisa saya ungkapkan dan tunjukkan kepadanya

1. Ketika pasangan tidak berperan dalam mengasuh anak, saya memilih tenang dan tidak emosi dalam menghadapi masalah tersebut 2. Ketika pasangan berusaha menutupi masalah

pekerjaan kantornya kepada saya, saya berusaha mencari tahu pemicu timbulnya masalah tersebut

Dokumen terkait