• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. SARAN

2. Saran Praktis

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ada mengungkapkan mengenai semakin tinggi jenjang pendidikan, maka kecenderungan untuk prokrastinasi dapat meningkat, maka dari itu diharapkan dari institusi dapat

mengontrol dari jauh perkembangan ataupun sistem belajar dari siswa ataupun mahasiswa.

b. Saran untuk pihak keluarga

Subjek penelitian ini merupakan remaja, dimana remaja harusnya masih dalam tahap pengawasan orangtua, berkembangnya kegiatan klub penggemar K-pop juga merupakan imbas dari semakin berkembangnya teknologi. Remaja memperoleh informasi lewat internet ataupun media sosial lain. Dalam hal ini orangtua juga bisa ikut andil dalam mengendalikan ataupun memantau kegiatan dari remaja sehingga tidak mengganggu sistem belajarnya.

c. Saran untuk siswa dan mahasiswa

Penelitian ini berfokus pada remaja yang tidak lain adalah peserta belajarbaik dari jenjang SMP sampai dengan Perguruan Tinggi. Hasil penelitian cukup mengkhawatirkan pada tingkat yang semakin tinggi dalam kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik. Bagaimana pola belajar remaja tentunya remaja itu sendirilah yang memiliki andil besar dalam menentukannya. Hendaknya dalam segala aktivitas baik belajar maupun bersenang-senang dapat diseimbangkan sebaik mungkin, agar terhindar dari penundaan belajar yang bisa berakibat pada turunnya prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmaini, Dini. (2010). Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi. Diambil dari: http://www.repository.usu.ac.id. Diakses pada: 3 Januari 2013

Alderman, M. Kay. (2004). Motivation for achievement. London: Lawrence Erlbaum Associates

Ali, Ahmad. (2012). Penggunaan Internet di Indonesia Didominasi Remaja.

http://www.lensaindonesia.com/2012/09/26/pengguna-internet-di-indonesia-didominasi-kalangan-remaja.html. Diakses pada tanggal 15 Februari 2013)

Amelia, T. (2012). Optimasi Peran Parenting dalam Pengawasan Penggunaan Media Internet demi Membangun Karakter Positif Remaja. Diambil dari http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/30/optimasi-peran-parenting- dalam-pengawasan-penggunaan-media-internet-demi-membangun-karakter-positif-remaja. Diakses pada tanggal 19 April 2012. Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar

_________(2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________(2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________(2004). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daulay, Fahrizal Fahmi.(2012). K-pop Mewabah di Medan. Diambil dari

http://medan.tribunnews.com/2012/07/07/kpop-mewabah-di-medan Di akses pada tanggal 20 Februari 2013.

Dembo, M. H. 2004. Motivation and Learning Strategies for College Success A self-Management Approach. Second Edition. Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. Mahwah. London. New Jersey.

Djamarah, S. B. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. ____________. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

El, Ant. (2012). Pengguna Internet Didominasi kaum Remaja. Diambil dari http://www.gatra.com/teknologi/41-ilmu-dan-teknologi/959-pengguna-internet-didominasi-kaum-remaja. Diakses pada tanggal 19 April 2012.

Ferrari, Johnson, & McCown. (1995). Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Springer

Field, Andy.(2009).Discovering Statistic Using SPSS 3thedition.Singapore: SAGE. Fiore, Neil. (2009). Overcoming Procrastination. New York: MJF Book.

Gargari, Rahim Badri. (2011). Academic Procrastination: The Relationship Between Causal Attribution Styles and Behavioral Postponement

Giles, D. (2003). Media Psychology. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Google Trend: Web Search Interest. (2013). Diambil dari:

http://www.google.com/trends/explore#q=kpop. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013

Husamah. (2012). Demam Latah Korea dan Tantangan Pendidikan Karakter. Diambil dari http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/10/demam-latah-korea-dan-tantangan-pendidikan-karakter. Diakses pada tanggal 12 April 2012.

Hudley, Cynthia. (2008). Academic Motivation and the Culture of School in Childhood and Adolescence. New York: Oxford University Press

Humphrey, Patricia. (2010). An Exploratory Study Of The Effect Of Rewards And Deadlines On Academic Procrastination In Web-Based Classes. Academy of Educational Leadership Journal. 14(4)

Jung, Sun. (2012). Fan Activism, Cybervigilantism, and Othering Mechanisms in K-pop Fandom, Transformative Works and Cultures, no. 10.

________(2011). Korean Masculinities and Transcultural Consumption: Yonsama, Rain, Oldboy, K-Pop Idols. Hong Kong: Hong Kong University Press

________(2011). K-pop, Indonesian fandom, and social media. Race and Ethnicity in Fandom: Praxis. Vol 8

Juwitasari. (2011). Pecinta K-Pop, Anti Musik Indonesia?. Diambil dari http://musik.kapanlagi.com/resensi/chill-out/pecinta-k-pop-anti-musik-indonesia.html. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012.

Larson, C. C. (1991). The effects of a Cognitive-Behavioral Education Program on a Academic Procrastination. Diambil dari: http://www.search.proquest.com. Diakses pada 1 May 2012

Kerlinger, F. (1998). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Knaus, E. (1986). Overcoming Procrastination. New York: Institute for Rational-Emotive Therapy. Diambil dari http://www.utulsa.edu/files/healt-overcoming-procrastination. Diakses pada tanggal 15 April 2012.

Korean Culture and Information Service. (2011). K-POP: A New Force in Pop Music. South Korea: KOCIS.

Korean Culture and Information Service. (2011). The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon. South Korea: KOCIS.

Munib, T. A., (2012). Demam K-Pop: Keberhasilan Pemerintah Korea Selatan Membangun Perekonomian Lewat Seni. Diambil dari: http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/09/demam-k-pop-keberhasilan-pemerintah-korea-selatan-membangun-perekonomian-lewat-seni/. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012.

Newman, Newman. (2006). Development Trough Life. United States of America: Thomson Learning Inc.

Özer, Bilge Uzun. (2009). Exploring Academic Procrastination Among Turkish Students: Possible Gender Differences in Prevalence and Reasons. The Journal of Social Psychology. 149(2). 241–257.

Park & Sperling.(2012). Academic Procrastinator and Their Self-Regulation.

Diambil dari:

http://search.proquest.com/docview/940329392/fulltextPDF/13771872D7 C37CFF4F2/1?accountid=50257. Diakses pada tanggal: 19 April 2012. Phye, G. D. (1997). Handbook of Academic Learning: Construction of

Knowledge. London: Academic Press

Regar, Momo. (2011).Demam K-pop Sampai Ke Medan. Diambil dari: http://medan.tribunnews.com/mobile/index.php/2011/08/23/demam-k-pop-sampai-ke-medan. Diakses pada: 17Februari 2013

Rosario, Pedro. (2009). Academic Procrastination, Association With Personal, School, And Family Variables. Spanish journal of psychology. 12, 118-127

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana

Santrock, John W. (2009). Educational psychology 4th edition. McGraw-hill companies new York

_____________ (2007). Psikologi Pendidikan. Diterjemahkan oleh: Diana Angelica. Jakarta: Salemba Humanika.

Schouwenburg, H.C. (1995). Academic Procrastination: Theoritical notions, Measurement, and Research. Dalam C.R. Snyder (Serien Ed.). & J.R. Ferrari (Vol. Ed.), Social/ Clinical Psychology: Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. (hal 71-96) New York: Springer

Senecal, Koestner, & Vallerand.(1995). Self-regulation and Academic Procrastination. The Journal of Social Psychology, 135.

Sentosa, M, dkk. (2008). Antara Orientasi Kuliah dan Orientasi Organisasi Mahasiswa. Diambil dari: http://www.alumni.unair.ac.id. Diakses pada: 1 My 2013

Suryabrata, S. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ___________. (2004). Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta: Andi. Susanthi. (2011). ‘Gurita’ Budaya Populer Korea di Indonesia. Diambil dari:

http://repo.isi-dps.ac.id/1187/1/%E2%80%98Gurita%E2%80%99_Budaya_Populer_Kor ea_Di_Indonesia.pdf. Diakses pada tanggal: 16 Mei 2012

Steviani, A. (2012). Yuk, Kenal Lebih Dekat dengan ForSujuIndo!. Diambil dari http://hot.detik.com/music/read/2012/04/20/113647/1897182/1180/yuk-kenal-lebih-dekat-dengan-forsujuindo. Diakses pada tanggal 1 Juni 2012. Storey, J. (2009). Cultural Theory and Popular Culture 5th edition. Inggris:

Harlow Pearson Education

Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris. Jakarta: Prenada Kencana.

Trezza, Caroline. (2011). The Relationship between Academic Procrastination

and Beliefs about. Diambil dari:

https://www.mazziotti.uchicago.edu/journal/trezza_c.pdf. Diakses pada tanggal 9 Februari 2013

Web Search Interest: k-pop. (2013). Diambil dari: http://www.google.com/trends/explore#q=K-pop&cmpt=q . Diakses pada

Weiten W., Lloyd M.(2006). Psychology Appllied to Modern Life: Adjustment in 21st Century.8th ed.Thomson

Woolfok, A. (2004). Educational Psychology. United States of America: Pearson Education.

Yoon, (2010) Korean Pop, with Online Help, Goes Global. Diambil dari: http://www.time.com/time/world/article/0,8599. Diakses pada tanggal: 14 Februari 2013.

Yoong, Hengardi, & Karis. (2011). The Good or Bad Phenomenon - Good or Bad?. Singapore Chinese Girls’ School. Diambil dari:

http://www.docstoc.com/docs/109172411/The-Korean-Pop-Culture-Phenomenon---Good-or-Bad. Diakses pada tanggal 12 Februari 2012. Youtube Video Statistic. (2013). Diambil dari: http://www.youtube.com. Diakses

Dokumen terkait