BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
2. Saran Praktis
1. Cegah anak bergabung dalam geng motor, mengingat begitu pentingnya
peran otoritas dan komitmen yang dimiliki anak jika bergabung ke dalam
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Compliance
A.l. Definisi Compliance
Psikolog sosial menyebutkan ada tiga kategori dalam social influence
yaitu, conformity, compliance, dan obedience. Herbert C. Kelman mengatakan
bahwa compliance terjadi ketika individu melakukan permintaan yang diberikan
karena individu tersebut berharap untuk menerima reaksi yang baik dari individu
atau kelompok lain. Individu melakukan permintaan yang diajukan karena
individu berharap untuk mendapatkan suatu penghargaan yang spesifik dan
menghindari suatu hukuman spesifik (Cialdini, 2001).
Cialdini (dalam Deaux, 1993) mengatakan bahwa compliance terjadi
ketika individu mengubah perilakunya ketika memberikan respon terhadap suatu
permintaan yang diberikan individu lain. Dalam penelitian ini, definisi
compliance yang akan digunakan adalah definisi dari Cialdini (2010) yaitu,
compliance adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi akibat adanya suatu
permintaan.
Dalam compliance, permintaan yang diberikan dapat berupa permintaan
yang berbentuk eksplisit maupun implisit. Individu yang merespon permintaan
langsung yang diajukan mungkin saja merasa setuju ataupun tidak setuju dengan
perilaku yang mereka lakukan, atau mungkin tidak memiliki pendapat apapun
mengenai perilaku yang mereka lakukan tersebut (Franzoi, 2010).
12
A.2. Prinsip-prinsip yang Mempengaruhi Compliance
Cialdini (2010), melakukan sebuah penelitian yang kcmudian
menghasilkan enam prinsip yang mempengaruhi compliance. Berikut ini adalah
enam prinsip tersebut:
A.2.1. Reciprocity
Menurut Gouldner (dalam Cialdini, 2001), setiap masyarakat melatih
anggotanya untuk hidup berdasarkan peraturan reciprocity, yang mana
mewajibkan individu untuk membalas bentuk perilaku yang telah mereka terima
sebelumnya. Individu dikatakan lebih cenderung akan mengatakan iya terhadap
suatu permintaan ketika individu merasa wajib untuk membalas individu lain yang
sebelumnya telah menyediakan sesuatu untuk individu tersebut. Individu merasa
jika tidak turut membalas hal yang telah diberikan sebelumnya, individu akan
mendapatkan label yang tidak baik dari individu lain, yang mana label-label
tersebut sangat dihindari.
Individu cenderung lebih mau untuk mengikuti suatu permintaan jika
permintaan tersebut berasal dari individu lain yang sudah terlebih dahulu
menyediakan sesuatu. Individu merasa wajib untuk membalas pemberian individu
lainnya. Pengaruh dari reciprocity sangat efektif, yang mana dapat membuat
individu melakukan suatu permintaan yang diberikan yang mungkin tidak akan
terjadi jika bukan karena adanya perasaan wajib untuk turut membalas kebaikan
13
A.2.2 Social validation
Festinger (dalam Cialdini, 2001), mengatakan bahwa kemiripan orang
lain pada diri individu memainkan peran yang penting dalam menentukan
bagaimana individu melihat benar atau tidaknya suatu tindakan. Pengaruh hal ini
sudah ditemukan dalam berbagai bidang kegiatan, semakin mirip pengamat
dengan individu yang melakukan suatu tindakan, semakin mungkin pengamat
akan melakukan juga tindakan tersebut.
Cialdini (2010), mengatakan bahwa individu cenderung lebih mau untuk
mengambil suatu tindakan yang diminta jika individu melihat bukti bahwa orang
lain, terutama yang memiliki kemiripan dengan individu yang melakukan hal
tersebut. Prinsip dari social validation menyatakan bahwa individu menggunakan
apa yang orang Iain pikirkan mengenai hal tersebut untuk menentukan hal yang
dilakukan benar atau tidak. Karena itulah, individu memandang suatu perilaku
sebagai hal yang benar dalam suatu situasi yang mana individu lihat juga turut
dilakukan oleh individu yang lain. Cialdini (2010) dalam penelitiannya,
menemukan bahwa strategi dengan menyediakan bukti bahwa orang lain juga
turut melakukan hal tersebut, merupakan strategi yang paling banyak digunakan
dibandingkan dengan lima prinsip dasar yang lainnya.
A.2.3. Commitment/Consistency
Psikolog sosial sudah lama mengerti kekuatan dari prinsip consistency
dalam mengarahkan perilaku manusia. Baumeister (dalam Cialdini, 2001), juga
mengatakan bahwa keinginan individu untuk terlihat konsisten memberikan
pengaruh atas perilaku yang akan dilakukan oleh individu. Kebanyakan individu
14
memilih untuk konsisten dengan apa yang telah dikatakan atau dilakukan
sebelumnya; karena itulah, setelah berkomitmen pada sesuatu, individu cenderung
berperilaku sesuai dengan hal tersebut.
Cialdini (2010), mengatakan bahwa dalam prinsip
commitment/consistency hal yang memotivasi individu untuk comply terhadap
suatu permintaan berasal dari keputusan individu itu sendiri, karena itulah prinsip
ini akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada individu yang berasal dari
budaya kolektivitas. Individu cenderung lebih mau untuk mengikuti suatu arahan
jika individu memandang hal tersebut konsisten dengan komitmen yang telah
dibuat sebelumnya.
A.2.4. Friendship/Liking
Individu cenderung lebih mau untuk mengatakan iya pada individu lain
yang dikenal dan disukai. Individu akan lebih peduli terhadap kebutuhan individu
yang disukai dan dikenal. Melalui penelitian yang pernah dilakukan, ditemukan
bahwa prinsip ini menyatakan bahwa individu akan lebih mau untuk comply pada
permintaan dari seorang teman atau individu lain yang disukai (Cialdini 2010).
Cialdini (2010), mengungkapkan beberapa taktik yang dapat
meningkatkan efek dari prinsip ini, yaitu;
1.Ketertarikan fisik
Terdapat reaksi positif terhadap penampilan fisik yang baik yang
memunculkan persepsi yang baik mengenai individu. Sebagai
konsekuensinya, individu yang menarik lebih persuasif dalam mengubah
15
2.Similarity
Individu menyukai individu Iain yang memiliki kemiripan dengannya.
Karena itulah dengan tampil mirip dengan individu lain dalam berbagai hal
dapat turut meningkatkan compliance.
3.Compliments
Pujian dan bentuk-bentuk dukungan positif yang lain memunculkan
liking. Bukti dari kekuatan akan pujian pada liking berasal dari penelitian
yang mana laki-Iaki menerima komentar personal dari individu yang
membutuhkan bantuan mereka.
4.Cooperation
Cooperation adalah salah satu faktor yang meningkatkan perasaan dan
perilaku positif. Individu yang bekerjasama menuju suatu pencapaian akan
tujuan yang sama akan cenderung lebih mau membantu satu sama lain.
A.2.5. Scarcity
Terdapat dua sumber untuk prinsip ini. Pertama, individu mengetahui
bahwa hal-hal yang sulit untuk dimiliki cenderung lebih baik jika dibandingkan
dengan hal-hal yang mudah untuk dimiliki, Kedua, ketika hal-hal yang bisa
individu miliki kurang tersedia, individu merasa kehilangan. Lebih lanjut,
individu memandang hal-hal dan kesempatan lebih menarik ketika hal-hal
tersebut jarang tersedia (Cialdini, 2010). Selain itu, saat hal-hal yang bisa kita
dapatkan menjadi sulit untuk didapatkan, individu merasa kehilangan kebebasan,
dan individu tidak suka kehilangan kebebasan yang sebelumnya sudah dimiliki
16
(Cialdini, 2010). Contohnya, anggota geng motor mau melakukan permintaan
yang diajukan karena mendapatkan materi yang jarang didapatkan oleh anggota.
A.2.6 Authority
Bagi kebanyakan individu, mematuhi perintah yang diberikan oleh figur
otoritas memberikan keuntungan. Cialdini (2010), mengatakan bahwa, individu
lebih mau untuk mengikuti rekomendasi dari individu yang dianggap sebagai
figur otoritas.
B. Geng Motor SL (Simple Life) dan RnR (Rock n Roll)
Menurut Shields (2012), geng motor adalah organisasi yang anggotanya
menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas untuk melakukan tindak
kriminal. Hal ini sejalan dengan berbagai jenis kegiatan geng motor yang
cenderung negatif. Hal tersebut peneliti dapatkan dari beberapa wawancara
personal yang peneliti lakukan dengan beberapa orang anggota geng motor, yang
mengakui bahwa mereka pernah melakukan pencurian dan tindak kekerasan
terhadap orang lain.
Kipnis (dalam Kendrick, 2010), mengatakan bahwa suatu kelompok
dapat memiliki status hirarki, terdapat sosok ketua yang memiliki social power
dan influence yang lebih besar kepada anggota kelompok yang lain. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan salah seorang anggota geng motor, dinyatakan
adanya status hirarki ini di geng motor SL dan RnR tersebut, yaitu memiliki
ketua, panglima, bendahara, dan anggota, dengan tugas masing-masing sebagai
17
1. Ketua bertugas untuk memberikan “ospek” pada anggota yang baru masuk ke dalam geng motor, mengambil keputusan, mencari jalan keluar masalah
baik masalah internal kelompok maupun masalah diluar kelompok, dan
memberikan perintah yang bersifat mutlak kepada pengurus dan anggota
geng motor.
2. Panglima membantu ketua untuk mengatur penyerangan dilapangan
berdasarkan perintah yang sudah diberikan oleh ketua.
3. Bendahara membantu ketua untuk mengumpulkan uang serta memegang
keuangan geng motor, dan memberikan informasi kepada pengurus lain
dan anggota jika ada kegiatan yang akan dilakukan.
4. Anggota bertugas untuk melaksanakan perintah ketua, memberi suara atau
pendapat di dalam forum, membesarkan kelompok dengan membawa
anggota baru untuk direkrut, dan selalu ada jika diperlukan.
Berdasarkan penjabaran diatas terdapat kesamaan susunan kepengurusan
dalam geng motor SL dan RnR. Namun ada hal yang membedakan geng motor SL
dan RnR, yaitu pada awal mula terbentuknya. Pada awalnya, SL menganggap
kelompoknya bukan sebagai geng motor namun sebagai suatu komunitas. Namun
salah seorang pendirinya mengatakan bahwa SL berubah menjadi geng motor
karena lawan yang dihadapi oleh SL adalah geng motor sehingga SL mengikuti
bagaimana kebiasaan geng motor yang identik dengan kekerasan.
Beda halnya dengan SL, pertama kali RnR terbentuk sudah mengakui
kelompoknya geng motor. Awal mula terbentuknya RnR didasarkan pada rasa
persaudaraan. Salah seorang pendirinya mengatakan bahwa awal mula
18
didirikannya RnR bukan untuk membuat keributan atau kekerasan namun untuk
saling menjaga antar anggotanya. Misalnya, apabila ada anggota yang diganggu,
maka semua akan ikut membantu dan menjaga. Namun karena prinsip saling
menjaga tersebut terbentuk RnR.
Selain memiliki perbedaan pada awal terbentuknya, diketahui bahwa
geng motor SL dan RnR berafiliasi dengan dua organisasi masyarakat yang
berbeda. Geng motor SL bergabung dengan organisasi masyarakat IPK (Ikatan
Pemuda Karya), sedangkan geng motor RnR bergabung dengan organisasi
masyarakat PP (Pemuda Pancasila). Kedua organisasi masyarakat yang berafiliasi
dengan geng motor SL dan RnR adalah dua organisasi yang bertolakbelakang,
yaitu organisasi masyarakat IPK (Ikatan Pemuda Karya) adalah salah satu
organisasi kepemudaan yang berdiri pada tahun 1969 yang berorientasi dan
berjuang di bidang karya dan kekaryaan. Sedangkan organisasi masyarakat PP
(Pemuda Pancasila) adalah sebuah organisasi paramiliter Indonesia yang berdiri
sejak tahun 1959. Nama PP mengacu pada Pancasila, lima prinsip resmi dari
negara Indonesia. Walaupun geng motor SL dan RnR berafiliasi dengan dua
organisasi masyarakat, namun yang memberikan perintah adalah ketua dalam
geng motor, bukan ketua dalam organisasi masyarakat.
C. Gambaran Compliance Anggota Geng Motor SL dan RnR terhadap Ketua di Kota Medan
Geng Motor SL dan RnR di kota Medan memiliki ketua yang mengatur
anggota-anggotanya. Geng motor memiliki pengaruh besar yang membuat sosok
19
anggota geng motor sekalipun tindakan tersebut termasuk dalam tindakan
kekerasan yang merugikan orang lain. Ketika geng motor mengalami suatu
masalah atau ingin melakukan suatu tindakan, ketua akan mengambil suatu
keputusan. Keputusan yang diambil harus disampaikan oleh ketua kepada
pengurus lain dan anggota di dalam forum. Hal tersebut peneliti dapatkan
berdasarkan wawancara personal yang dilakukan dengan anggota geng motor SL
dan RnR.
Kemauan anggota geng motor SL dan geng motor RnR untuk mengikuti
permintaan ketua disebut dengan compliance sesuai dengan definisi Cialdini
(2010), yaitu suatu perubahan perilaku yang terjadi akibat adanya suatu
permintaan. Prinsip-prinsip yang mendasari kemauan anggota geng motor
mengikuti permintaan ketua sesuai dengan pendapat Cialdini (2001), yaitu
friendship/liking, commitmentconsistency, scarcity, reciprocity, social validation,
authority.
Berdasarkan hasil wawancara personal peneliti dengan anggota geng
motor SL dan RnR, terungkap bahwa anggota mendapatkan materi yang
sebelumnya tidak dimiliki, hal ini sesuai dengan prinsip scarcity. Karena hal itu
jugalah anggota geng motor SL dan RnR merasa harus membalas budi terhadap
ketua sesuai dengan prinsip reciprocity.
Setelah melewati masa penerimaan anggota baru, anggota geng motor
RnR merasa ketua sebagai figur otoritas karena pembelajaran yang ditanamkan
saat baru pertama kali masuk kedalam geng motor, hal tersebut sesuai dengan
prinsip authority. Saat pertama kali masuk ke dalam geng motor ketua akan
20
menanyakan secara langsung kepada anggota geng motor mengenai kesediaannya
untuk membela kelompok apapun yang terjadi. Jawaban anggota yang bersedia
menjadi tanda komitmen dan kesetiaan terhadap geng motor, hal tersebut
membuat anggota geng motor merasa perlu untuk comply agar konsisten dengan
komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Hal itu sejalan dengan prinsip
commitment/consistency. Selain itu, anggota mengenal dan menyukai ketua
sehingga menganggap ketua bukan hanya sebagai figur otoritas tapi juga sebagai
teman. Hal itu sejalan dengan prinsip friendship/liking.
Berdasarkan hasil wawancara personal pada penelitian awal terlihat
dengan jelas bahwa prinsip-prinsip yang mempengaruhi compliance mendasari
kemauan anggota geng motor untuk mengikuti permintaan yang diajukan oleh
21
Paradigma Penelitian
Keterangan: Memiliki
Anggota geng motor SL dan RnR bersedia untuk comply terhadap permintaan ketua
Enam prinsip dasar compliance yaitu; friendship/likimg, commitment/consistency, scarcity, reciprocity, social validation,
dan authority (Cialdini, 2010)
Bagaimana gambaran compliance anggota geng motor SL dan RnR terhadap ketua di kota Medan?
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geng motor bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia
karena sudah sering mendengar ataupun membaca dari media massa mengenai
munculnya geng-geng motor yang perilaku para anggotanya sangat meresahkan
masyarakat dengan sering melakukan tindakan di luar batas-batas norma agama
maupun sosial yaitu tindakan penganiayaan, perampokan, penjambretan,
pelecehan, peperangan antar geng motor, sampai dengan terjadinya pembunuhan
(Satrya, 2006).
Salah satu kota besar yang mendapat sorotan mengenai geng motor adalah
kota Medan. Sebagaimana terlihat dari cuplikan berita berikut ini:
"Kelompok Geng motor kembali beraksi di Medan. Tingkah mereka semakin ganas dan brutal. Korban dianiaya, lalu sepeda motor (kereta) dirampok. Perlakuan yang semakin sadis itu mereka lakukan pada awal tahun 2014 ini. Seperti ada komando, tindakan sadis geng motor itu menyebar di beberapa wilayah hukum Jajaran Polresta Medan. Suasana nyaman dan aman di awal tahun, yang seharusnya dirasakan warga kota, tetapi dikolori oleh kelompok geng motor tersebut. "
(Waspada, 13 Januari 2014)
Dari cuplikan berita diatas dapat dilihat bahwa geng motor melakukan
tindak kekerasan. Berita lainnya yang juga menginformasikan mengenai geng
motor di kota Medan adalah:
"Sejarah perkembangan geng motor di Kota Medan berawal dari adanya kelompok-kelompok pengendara bermotor yang sering melakukan aksi balapan liar seperti di Griya dan Pasar VIII Padang Bulan. Kelompok ini dulunya terbilang meresahkan, namun keresahan yang diciptakan hanyalah sebalas penggunaan jalan raya untuk arena balapan liar. Tak
2
jarang kelompok ini melakukan aksi kejahatan jalanan seperti dilakukan Geng Motor saat ini. Namun beberapa tahun belakangan, teradopsi dari kelompok pengendara bermotor di Kota Bandung yang kerap melakukan aksi brutal, Geng Motor mulai lahir dan tumbuh di Kota Medan. Lahirnya kelompok ini bukan dengan mudah, diperlukan keberanian mental untuk bisa menjadi anggotanya. Perekrutannya pun terbilang sulit, dimana anggota baru dilatih untuk bersikap anarkis. Seperti yang dilakukan oleh kelompok Geng Motor Kota Kembang Bandung, demikian pula lah perekrutan yang dilakukan untuk menjadi anggota geng motor di Medan. Geng Motor yang besar di Kota Medan saat itu adalah RnR (Rock n Roll) dan SL (Simple Life) dimana kedua kelompok ini sering berseteru dan terlibat tawuran di beberapa lokasi tertentu."
(Sumut Pos, 9 September 2012)
Berdasarkan cuplikan berita diatas dapat dilihat bahwa SL (Simple Life)
dan RnR (Rock and Roll) adalah dua geng motor yang besar di kota Medan,
melakukan aksi kejahatan jalanan. Hal ini dinyatakan juga oleh PR, salah seorang
anggota geng motor RnR di kota Medan dalam wawancara personal dengan
peneliti:
"Dulu itu kami metik bilangnya. Jadi pernahlah ada yang naik thunder kan terus kami suruh satu orang ngemop dia, rupanya kawannya rame, jadinya kami pukuli lah dek. Karena disana nampak kereta nganggur ya kami ambil dek hahaha.”
(PR, salah seorang anggota geng motor RnR)
“Biasanya kalo ada masalah terus ketua bilang dibalas kami langsung kumpul walaupun lagi sekolah atau kuliah. Abis itu kami nyerang, siap nyerang kami sembunyi, kalo istilahnya dulu spooring karna kami dilarang ketua untuk bekerja sama dengan polisi. Kami juga pas masuk geng motor ini ya ngikutin kebiasaan geng motor Fan buat ga matuhin peraturan lalu lintas kaya ga pake spion, nerobos lampu merah, malu lah masa geng motor patuh sama lalu lintas. Pernah juga kami lagi perang terus ada polisi satu atau dua orang kalo ga salah ya kena pukul juga lah disitu.”
(A, salah seorang anggota geng motor RnR)
“Kalo di geng motor SL itu biasanya ketua ngasih perintah untuk perang, nyerang kelompok lain atau ga konvoi buat cari musuh istilahnya nyeser atau buat keributan di jalan.”
(L, salah satu anggota geng motor SL)
3
Saat pertama kali terbentuk, geng motor SL menganggap kelompoknya
bukan sebagai geng motor namun sebagai suatu komunitas. Sedangkan, geng
motor RnR sudah mengakui kelompoknya geng motor dari pertama kali
terbentuk. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan wawancara personal yang
dilakukan peneliti dengan AL, salah seorang anggota geng motor SL dan A, salah
seorang anggota geng motor RnR:
“Awalnya SL itu komunitas, bukan geng motor kak. Cuman karna lawan kami geng motor ya kami jadi geng motor.”
(AL, salah seorang anggota geng motor SL)
“Pas awal bentuk RnR itu udah jadi geng motor, kami beda sama SL. Dari awal memang kami udah jadi geng motor. Awalnya karena rasa persaudaraan, Fan buat saling menjaga.”
(A, salah seorang anggota geng motor RnR)
Selain itu geng motor SL dan RnR berafiliasi dengan organisasi
masyarakat (ORMAS) yang berbeda. Hal tersebut diketahui dari kutipan
wawancara personal yang dilakukan oleh peneliti dengan CS, salah seorang
anggota geng motor RnR dan AL, salah seorang anggota geng motor SL:
“Kalo anggota RnR kebanyakan gabung ke PP Fan.” CS, salah seorang anggota geng motor RnR
“Kalo di SL itu kak kebanyakan anggotanya gabung ke IPK” A, salah seorang anggota geng motor SL
Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat dilihat bahwa geng motor RnR
berafiliasi dengan ORMAS PP (Pemuda Pancasila), sedangkan geng motor SL
berafiliasi dengan ORMAS IPK (Ikatan Pemuda Karya).
Menurut Shields (2012), geng motor adalah organisasi yang anggotanya
menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas untuk melakukan tindak
4
kelompok yang memiliki persamaan ketertarikan terhadap kendaraan bermotor
dan menggunakannya sebagai fasilitas untuk melakukan tindak kriminal.
Kipnis (dalam Kendrick, 2010), mengatakan bahwa suatu kelompok
memiliki status hirarki, terdapat sosok ketua yang memiliki social power dan
influence yang lebih besar kepada anggota kelompok. Pada geng motor SL dan
RnR di kota Medan juga terdapat status hirarki yaitu, ketua, panglima, bendahara,
dan anggota. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara informal yang
dilakukan peneliti kepada EP, salah seorang anggota geng motor SL dan A salah
seorang anggota geng motor RnR di kota Medan:
“Kalo disini ada ketua, panglima, bendahara, sama anggota dek. Panglima itu ketua dilapangan yang jadi penggerak massa. Ketua itu ibarat pentolan dek. Atau kalo ditubuh manusia dia itu otaknya. Kalau dia gerak, semua anggota tubuh ya ikut gerak.”
(EP, salah seorang anggota geng motor SL)
"Kalo disini ada ketua, panglima, bendahara, sama anggota. Untuk milih ketua nanti calon-calon yang ada di test fisik, Fan, baru diambil tiga terkuat. Itulah yang jadi ketua, panglima, sama bendahara. Ketua itu yang paling bijak untuk ambil keputusan kalo ada masalah. Misalnya ada anggota kami yang bermasalah, ketua yang mutusin mau dibalas atau ga. Nanti ketua kasih keputusan ke anggota didalam forum baru abis itu kami gerak. Keputusan itu harus ketua yang kasih mau nyerang balik atau ga. Kalo panglima itu yang atur pas ada penyerangan aja. Kalo bendahara ngurus keuangan, ngumpulin uang, dan kasih informasi. Kalo anggota itu untuk membesarkan kelompok, ngasih suara dalam forum, kasih orang-orang yang mau direkrut, dan harus selalu siap kalo ada apa-apa.”
(A, salah seorang anggota geng motor RnR)
"Ketua itu pemimpin loh. Orang nomor satu di geng motor, paling berkuasa dan ga bisa disentuh. Kalo sampe disentuh, respon anggota geng motor lebih meluap amarahnya, gitulah kira-kira. Orang yang paling bertanggung jawab kalo misalnya di geng motor ada masalah. Ketua juga orang yang mengatur geng motor. Bedanya ketua sama panglima itu, kalo panglima itu cuman pemimpin di lapangan waktu perang, pemimpin massa waktu di medan perang. Kalo arahan tetep dari ketua.”
(SH, salah seorang anggota geng motor RnR)
5
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat bahwa ketua geng motor tersebut
memiliki pengaruh yang besar, ketua memberikan perintah untuk tindakan yang
akan dilakukan oleh anggota geng motor sekalipun tindakan tersebut termasuk
dalam tindakan kekerasan yang merugikan orang lain. Kemauan anggota-anggota
geng motor untuk mengikuti permintaan yang diberikan oleh ketua disebut dengan
compliance karena kemauan anggota mengikuti permintaan ketua didasari oleh
hubungan baik antara ketua dengan anggota, serta bagaimana ketua
mempengaruhi anggota untuk mengikuti permintaannya. Kemauan anggota bukan