• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Compliance Anggota Geng Motor SL dan RnR terhadap Ketua di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Compliance Anggota Geng Motor SL dan RnR terhadap Ketua di Kota Medan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN A

Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Skala

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

LAMPIRAN B

(9)

1. Data Mentah Subjek Penelitian Pada Skala Compliance

Subjek Reciprocity Social Validation

Commitment/ consistency

Friendship/

liking Scarcity Authority

(10)
(11)
(12)
(13)

140 1 3 5 1 1 4

141 0 4 0 7 2 2

142 3 5 1 0 2 4

143 6 1 0 6 2 0

144 6 3 1 0 5 0

145 2 1 6 4 1 1

146 4 3 1 5 2 0

147 1 1 2 3 0 8

148 3 3 5 0 1 3

149 3 0 8 0 4 0

150 2 0 0 0 3 10

(14)

LAMPIRAN C

(15)

1. Gambaran skor prinsip-prinsip compliance pada anggota geng motor SL

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Reciprocity 75 ,00 7,00 1,4533 1,84752

Social Validation 75 ,00 8,00 2,9467 2,27735

Commitment/consistency 75 ,00 15,00 3,6933 3,70891

Friendship/liking 75 ,00 9,00 1,5733 2,00117

Scarcity 75 ,00 9,00 1,3067 1,96574

Authority 75 ,00 14,00 4,0400 3,33467

Valid N (listwise) 75

2. Gambaran skor prinsip-prinsip compliance pada anggota geng motor RnR

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Reciprocity 75 ,00 7,00 1,4133 1,87511

Social Validation 75 ,00 9,00 1,4267 2,15089

Commitment/consistency 75 ,00 15,00 7,2667 5,58553

Friendship/liking 75 ,00 8,00 ,9600 1,40885

Scarcity 75 ,00 15,00 1,2533 2,58944

Authority 75 ,00 15,00 2,6800 4,28120

Valid N (listwise) 75

(16)

LAMPIRAN D

(17)

KUESIONER

PROGRAM SARJANA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(18)

LEMBAR PERSETUJUAN

Selamat pagi/siang/sore/malam,

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Saat ini

sedang menyusun alat ukur guna memenuhi persyaratan untuk menjadi sarjana. Untuk itu,

saya mohon kesediaan Anda membantu saya dengan mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini berisi beberapa pernyataan. Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai

benar atau salah. Oleh karena itu, pilihlah pernyataan yang paling menggambarkan diri Anda dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati. Hasil dari kuesioner dan data pribadi

Anda bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan skripsi.

Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi, silahkan isi biodata Anda di kolom data

responden berikut ini. Atas kesediaan dan kerjasama yang Anda berikan, kami ucapkan

terimakasih.

Peneliti, 2015

Data Responden

Saya yang namanya tersebut di bawah ini :

Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi.

Medan, November 2015

(19)

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini Anda akan diberikan sejumlah pernyataan. Anda diharapkan untuk membaca

setiap pernyataan dengan teliti. Pada setiap pernyataan, Anda diminta untuk memilih satu

jawaban yang benar-benar menggambarkan diri Anda.

Contoh :

1. Saya lebih senang menghabiskan waktu saya bersama dengan

a. Keluarga

b. Teman

c. Rekan kerja

d. Pasangan

e. Sendiri

Jawaban di atas menunjukkan bahwa Anda lebih senang menghabiskan waktu bersama

dengan keluarga anda.

Jika ingin mengganti jawaban, maka berilah coretan berupa dua garis mendatar (=) pada

jawaban yang salah dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar-benar

menggambarkan diri Anda.

1. Saya lebih senang menghabiskan waktu saya bersama dengan

a. Keluarga

b. Teman

c. Rekan kerja

d. Pasangan

e. Sendiri

Dengan demikian, jawaban di atas menunjukkan bahwa Anda lebih senang menghabiskan

waktu bersama dengan teman.

Selamat mengerjakan..! 

(20)

1. Ketika ketua meminta saya untuk menyerang kelompok lain, saya akan melakukannya karena....

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

2. Ketika ketua meminta saya untuk sembunyi keluar kota meninggalkan rumah, saya akan melakukannya karena....

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

3. Ketika ketua meminta saya untuk datang ke markas saat jam sekolah atau kuliah, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

(21)

4. Ketika ketua meminta saya duel menggunakan benda tumpul, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

5. Ketika ketua meminta mengumpulkan uang untuk membantu anggota lain yang dikejar polisi melarikan diri keluar kota, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

6. Ketika saya masuk penjara, saya tidak akan memberikan informasi mengenai ketua karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

7. Ketika ketua meminta saya untuk mencuri, saya akan melakukannya karena...

(22)

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

8. Ketika ketua meminta saya untuk konvoi mencari musuh, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

9. Ketika ketua meminta saya untuk mengendarai kendaraan bermotor tanpa helm dan spion, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

10. Ketika dalam “ospek” anggota baru, ketua meminta saya untuk memukuli orang

yang akan masuk ke geng motor, saya akan melakukannya karena... a. Saya harus membalas budi kepada ketua

(23)

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

11. Ketika ketua meminta saya untuk membawa senjata tajam seperti klewang atau samurai, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

12. Ketika ketua meminta saya untuk menimbulkan kerusuhan di jalanan, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

13. Ketika ketua meminta saya untuk menikam atau membacok musuh dari geng motor lain, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

(24)

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

14. Ketika ketua meminta saya untuk merusak fasilitas umum, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

f. Saya menganggap ketua adalah sosok yang paling disegani

15. Ketika ketua meminta saya untuk tidak gentar untuk menyerang orang yang bukan musuh saat “perang”, saya akan melakukannya karena...

a. Saya harus membalas budi kepada ketua

b. Saya melihat anggota lain juga melakukannya

c. Saya memiliki komitmen dan ingin setia dengan komitmen yang sudah saya buat

d. Saya menganggap ketua adalah teman saya karena saya mengenal dan menyukai

ketua

e. Ketua memberikan saya materi yang jarang saya dapatkan

(25)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Azwar. (2003). Methodology Research. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

_____. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Baron, R. (2006). Social Psychology eleventh edition. Boston: Pearson Education.

Cialdini. (2001). Influence: Science and Practice fourth Edition. Boston: Allyn & Bacon.

Cialdini, K. &. (2010). Social Psychology: Goals in Interaction. Boston: Pearson Education.

Damanik, L. (2013). Konvoi dan Rusak Mobil, Anggota Geng Motor Ditahan. Medan: Tribun Medan.

Deaux, K. (1993). Social Psychology in the 90's sixth edition. Brooks/Cole Publishing Company: California.

Djuwita, R. (2007, Juni 06). Detik News. Diambil kembali dari http://www.detiknews.com.

Franzoi, S. (2010). Social Psychology fifth edition. McGraw-Hill: New York.

Hadi. (2000). Metodolgi Research: Jilid 1-4. Andi: Yogyakarta.

Hogg, M. A. (2011). Social Psychology sixth Edition. Pearson Education: England.

John. (2012). Sumut Pos. Dipetik Juni 25,2014, dari http://sumutpos.com.

___. (2014). Sumut Pos. Dipetik Juli 1, 2014, dari http://sumutpos.com.

John. (2012). Pos Metro. Dipetik Juli 2, 2014, dari htttp://posmetro-medan.com.

Kaplan. (2005). Psychological Testing: Principles, Applications, and Issues. Belmont: Wadswort.

Lewis, A. (2006). Psychological Testing and Assesment. Michigan University: Allyn & Bacon, Incorporated.

(26)

xiii

Lukmantoro. (2007). Suara Merdeka. Dipetik Juni 6, 2014, dari http://suaramerdeka.com.

Newman, N. &. (2006). Developmental Through Life: A Psychological Approach ninth edition. USA: Thompson Wadsworth.

Papalia, D. (2009). Human Development eleventh edition. NewYork: McGraw-Hill.

Prasetyo, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Satrya. (2006). Remaja dan Perilakunya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Shields, D. (2012). The Infamous 'One Percenter': A Review od The Criminality, Subculture, and Structure of Moder Biker Gangs.

Simatupang, S. (2011). Tempo. Dipetik Juli 2, 2014, dari http://tempo.com.

(27)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang baik dalam suatu penelitian mencakup cara yang

benar dalam pengumpulan data, menganalisa data, dan membuat kesimpulan hasil

penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif (Descriptive Research) bertujuan untuk menggambarkan suatu variabel

(Hadi, 2000).

A. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah compliance.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Compliance dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemauan anggota

geng motor SL dan RnR untuk mengikuti permintaan yang diajukan oleh

ketuanya.

Compliance diukur menggunakan skala compliance yang disusun

berdasarkan enam prinsip yang mempengaruhi compliance menurut Cialdini

(2010), sebagai berikut:

1. Reciprocity: anggota geng motor mau menuruti permintaan ketua untuk

melakukan hal yang melanggar norma karena merasa harus membalas

kebaikan ketua yang telah memberikan materi yang tidak dimiliki

sebelumnya.

(28)

23

2. Social validation: anggota geng motor mau menuruti permintaan ketua

untuk melakukan hal yang melanggar norma karena melihat anggota yang

lain juga melakukan permintaan tersebut.

3. Commitment/consistency: anggota geng motor mau menuruti permintaan

ketua untuk melakukan hal yang melanggar norma karena anggota

konsisten dengan komitmen yang dibuat saat bergabung dengan geng

motor.

4. Friendship/liking: anggota mau menuruti permintaan ketua untuk

melakukan hal yang melanggar norma karena mengenal dan menyukai

ketua, serta memiliki hubungan petemanan dengan ketua.

5. Scarcity: anggota geng motor mau menuruti permintaan ketua untuk

melakukan hal yang melanggar norma karena ketua memberikan materi

yang jarang didapatkan oleh anggota.

6. Authority adalah anggota geng motor mau menuruti permintaan ketua

untuk melakukan hal yang melanggar norma karena ketua diposisikan

sebagai sosok yang paling disegani.

Berdasarkan skor total yang diperoleh oleh subjek penelitian dapat

dilihat prinsip compliance mana yang paling tinggi mempengaruhi kemauan

anggota geng motor menuruti permintaan ketua.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

C.l. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau kumpulan individu yang akan menjadi

(29)

24

sama (Hadi, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota geng motor SL

yang diperkirakan berjumlah 200 orang dan anggota geng motor RnR yang

diperkirakan berjumlah 200 orang.

C.2. Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Suryabrata, 2008). Jumlah

sampel yang dianggap dapat merepresentasikan populasi dengan baik berjumlah

10% dari populasi (Azwar, 2003). Jumlah sampel dalam penelitian ditetapkan

lebih dari 10% dari populasi, yaitu sebanyak 150 orang, terdiri dari 75 orang

anggota geng motor SL dan 75 orang anggota geng motor RnR, dengan

karakteristik sampel sebagai berikut:

1. Anggota geng motor SL atau RnR

2. Berdomisili di kota Medan

3. Berusia 15-21 tahun

4. Bersekolah di tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau mahasiswa

C.3. Tcknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel

dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu dalam jumlah yang sesuai

dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar benar-benar mewakili

populasi (Suryabrata, 2008). Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan

sampel accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan yaitu siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok

sebagai sampel. Metode ini mengacu pada penentuan kriteria subjek dan objek

(30)

25

yang menjadi tujuan dalam penelitian ini (Azwar, 2003). Teknik pengambilan

sampel ini bersifat non probability karena setiap individu dalam populasi tidak

memiliki kesempatan yang sama, hanya individu yang memenuhi kriteria peneliti

saja yang menjadi subjek penelitian (Prasetyo, 2005).

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan skala compliance yang disusun berdasarkan

enam prinsip yang mempengaruhi compliance yang dikemukakan oleh Cialdini

(2010), yaitu; friendship/liking, commitment/consistency, scarcity, reciprocity,

social validation, dan authority. Skala compliance disajikan dengan model

penskalaan subjek yang memaksa subjek untuk memilih hanya satu dari beberapa

pilihan yang disediakan sehingga dapat dilihat prinsip compliance mana yang

mendasari perilaku subjek.

Penskalaan subjek pada skala compliance terdiri dari 15 nomor aitem

yang akan menentukan prinsip compliance yang paling dominan pada subjek

penelitian. Skala tersebut terdiri dari enam (6) pilihan jawaban, yakni: (a) saya

harus membalas budi kepada ketua, (b) saya melihat anggota lain juga

melakukannya, (c) saya memiliki komitmen pada ketua dan ingin setia dengan

komitmen yang sudah saya buat dengan ketua (d) saya menganggap ketua adalah

teman saya karena saya mengenal dan menyukai ketua, (e) ketua memberikan

saya materi yang jarang saya dapatkan, dan (f) saya menganggap ketua sebagai

sosok yang paling disegani. Enam (6) pilihan yang jawaban yang disebutkan

(31)

26

Tabel 1. Blue Print Skala Compliance Anggota Geng Motor SL dan RnR

terhadap Ketua di Kota Medan

Prinsip Indikator

Reciprocity Anggota geng motor merasa harus membalas budi kepada ketua.

Social validation Anggota geng motor mengikuti permintaan ketua karena melihat anggota lain melakukannya.

Commitment/Consistency

Anggota geng motor berkomitmen kepada ketua dan memiliki keinginan untuk konsisten dengan komitmen yang dibuat dengan ketua.

Frienship/Liking Anggota geng motor memilki hubungan pertemanan dengan ketua karena mengenal dan menyukai ketua.

Scarcity Ketua memberikan materi yang jarang didapatkan oleh anggota geng motor.

Authority Anggota geng motor menganggap ketua sebagai sosok yang paling disegani.

Skala compliance ini akan diujicobakan untuk menguji validitas dan

reliabilitas aitem alat ukur.

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Validitas dan reliabilitas suatu alat ukur merupakan syarat yang harus

dipenuhi oleh suatu alat ukur. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana alat

ukur compliance ini dapat mengungkapkan dengan tepat compliance anggota

geng motor terhadap ketuanya pada geng motor SL dan RnR di kota Medan dan

seberapa jauh alat ukur ini menunjukkan ketelitian pengukuran untuk

menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2003).

E.l. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukumya (Azwar, 2003).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content

(32)

27

validity). Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes relevan

dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Uji validitas isi (content validity)

merupakan uji alat tes yang berfokus kepada isi dari tes, yang mengukur respon

secara keseluruhan dari domain skills, pengertian, dan perilaku-perilaku lainnya

yang ingin diukur dari tes tersebut (Lewis, 2006). Pengujian validitas isi

dilakukan oleh professional judgement. Melalui konsultasi dengan dosen

pembimbing, diperoleh aitem-aitem yang layak dan tidak layak untuk diuji coba

sebagai alat ukur.

E.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil ukur.

Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,

selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar,

2003). Reliabilitas diperoleh dengan penghitungan Alpha Cronbach. Jika

koefisien reliabilitas semakin mendekati angka satu maka reliabilitas dikatakan

tinggi. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 menandakan

semakin rendahnya reliabilitas. Kaplan (2005), menjelaskan bahwa koefisien

reliabilitas berkisar 0,5 sampai 0,8 menunjukkan reliabilitas alat tes yang baik.

Berdasarkan hal di atas, standar reliabilitas yang ditetapkan untuk penelitian ini

adalah alpha > 0,5. Melalui uji reliabilitas juga dapat diketahui daya diskriminasi

aitem, yaitu kemampuan aitem dalam melihat tinggi, sedang, atau rendah setiap

prinsip-prinsip yang mempengamhi compliance anggota geng motor kepada

(33)

28

Koefisien reliabilitas dari skala compliance anggota geng motor SL dan RnR

terhadap ketua di kota Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Uji Reliabilitas Skala Compliance

Prinsip-prinsip Compliance Cronbach’s Alpha Total Aitem

Reciprocity 0,677 15

Social Validation 0,748 15

Commitment/consistency 0,902 15

Friendsip/liking 0,934 15

Scarcity 0,884 15

Authority 0,876 15

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua aitem dalam skala compliance

yang diujikan reliabel karena memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,5.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

F.l.Tahap Penyusunan Alat Ukur

Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala psikologis yang

dikembangkan berdasarkan teori prinsip-prinsip yang mempengaruhi compliance

yang dikemukakan oleh Cialdini (2010), yaitu; friendship/liking,

commitment/consistency, scarcity, reciprocity, social validation, dan authority.

Aitem-aitem yang menjadi indikator compliance kemudian diuji validitasnya oleh

dosen pembimbing sebagai professional judgement. Didapat 15 aitem yang

digunakan untuk mengukur compliance anggota geng motor SL dan RnR terhadap

ketua di kota Medan.

F.2. Tahap Uji Coba Alat Ukur

Tahap berikutnya adalah melakukan uji coba alat ukur compliance pada

anggota geng motor yang memenuhi kiteria untuk menjadi sampel. Uji coba

dilakukan pada tanggal 11-17 November 2015, dengan menyebar skala kepada 90

(34)

29

orang sampel. Tahapan uji coba dilakukan untuk melihat kekurangan-kekurangan

pada aitem seperti adanya aitem yang tidak dipahami atau ambigu.

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan uji coba reliabilitas unutuk

menyeleksi aitem-aitem yang tidak valid pada skala compliance. Hasilnya didapat

aitem valid tanpa ada aitem yang gugur dengan reliabilitas alat ukur:

1.Reciprocity : 0,677

2.Social validation : 0,748

3.Commitment/consistency : 0,902

4.Friendship/liking : 0,934

5.Scarcity : 0,884

6.Authority : 0,876

F.3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah diujicobakan, selanjutnya peneliti memberikan skala kepada

individu yang sesuai dengan kriteria sampel. Pengambilan data dilakukan pada

tanggal 6 Desember sampai dengan 23 Desember 2015.

F.4. Tahap Pengolahan Data

Keseluruhan data yang didapat pada tahap pelaksanaan selanjutnya

diolah dengan menggunakan SPSS for windows 20.0 version.

G. Metode Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan analisa statistik descriptive.

Seluruh proses pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan

(35)

30

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian.

Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penlitian.

A.Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 75 anggota geng motor SL dan 75

anggota geng motor RnR dengan karakteristik: 1) anggota geng motor SL atau

RnR, 2) berdomisili di kota Medan, 3) berusia 16-21 tahun, dan 4) bersekolah di

tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau mahasiswa.

A.1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pendidikan

Subjek pada penelitian ini memiliki status pendidikan siswa SMA

(Sekolah Menengah Atas) dan mahasiswa, dengan penyebaran data sebagai

berikut:

Tabel 3. Penyebaran Subjek berdasarkan Status Pendidikan pada Geng

Motor SL

Status Pelajar Jumlah (N) Presentase (%)

Siswa SMA 32 42,7

Mahasiswa 43 57,3

Total 75 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah subjek terbanyak berstatus

pendidikan mahasiswa yaitu sebanyak 43 orang (57,3%) dan jumlah subjek

terkecil berstatus pendidikan siswa SMA yaitu sebanyak 32 orang (42,7).

(36)

31

Tabel 4. Penyebaran Subjek berdasarkan Status Pendidikan pada Geng

Motor RnR

Status Pelajar Jumlah (N) Persentase (%)

Siswa SMA 47 62,7

Mahasiswa 28 37,3

Total 75 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah subjek terbanyak memiliki status

pelajar siswa SMA yaitu sebanyak 47 orang (62,7%) dan jumlah subjek terkecil

memiliki status pelajar mahasiswa yaitu sebanyak 28 orang (37,3%).

B. Hasil Penelitian

B.1. Gambaran Skor Prinsip-prinsip Compliance pada Anggota Geng Motor

SL dan RnR terhadap Ketua di Kota Medan

Skala compliance diberikan untuk mengungkap gambaran compliance

anggota geng motor SL dan RnR terhadap ketua di kota Medan. Berikut adalah

hasil perhitungan mean dari enam prinsip yang mempengaruhi compliance:

Tabel 5. Gambaran Skor Prinsip-prinsip Compliance Anggota Geng

Motor SL dan RnR terhadap Ketua di Kota Medan

Prinsip-prinsip

Commitment/consistency 3,70 3,70 7,26 5,58

Friendship/liking 1,57 2,00 0,96 1,40

Scarcity 1,30 1,96 1,25 2,58

Authority 4,04 3,33 2,68 4,28

Berdasarkan tabel 5 diketahui anggota geng motor SL dan RnR memiliki

nilai mean paling tinggi pada prinsip authority dan commitment/consistency. Pada

(37)

32

prinsip commitment/consistency memiliki nilai mean sebesar 3,70. Pada geng

motor RnR prinsip authority memiliki nilai mean sebesar 2,68, kemudian prinsip

commitment/consistency memiliki nilai mean sebesar 7,26. Hal ini berarti anggota

geng mototr SL dan RnR bersedia untuk mengikuti permintaan ketua karena telah

berkomitmen kepada ketua dan ingin konsisten dengan komitmen tersebut, serta

menganggap ketua sebagai sosok yang paling disegani.

Sedangkan, prinsip yang memiliki nilai mean paling rendah pada geng

motor SL dan RnR adalah scarcity, reciprocity, dan friendhsip/liking. Pada geng

motor SL prinsip scarcity memiliki nilai mean sebesar 1,30, prinsip reciprocity

memiliki nilai mean sebesar 1,45, dan pada prinsip friendship/liking memiliki

nilai mean sebesar 1,57. Kemudian, Pada geng motor RnR prinsip scarcity

memiliki nilai mean sebesar 1,25, prinsip reciprocity memiliki nilai mean sebesar

1,41, dan pada prinsip friendship/liking memiliki nilai mean sebesar 0,96. Hal ini

berarti anggota geng motor SL dan RnR tidak menganggap ketua sebagai teman,

tidak memperhitungkan materi yang didapatkan dari ketua, dan tidak merasa perlu

membalas budi kepada ketua. Jika hal tersebut digambarkan ke dalam grafik,

hasilnya adalah sebagai berikut:

Grafik 1. Gambaran Skor Prinsip Compliance Anggota Geng

Motor SL dan RnR terhadap Ketua di Kota Medan

(38)

33

B.2. Gambaran Compliance Anggota Geng Motor SL dan RnR terhadap

Ketua di Kota Medan berdasarkan Status Pendidikan

Subjek penelitian digolongkan berdasarkan status pendidikannya yaitu,

subjek dengan status pendidikan siswa SMA dan status pendidikan mahasiswa.

Berikut penyebaran data jumlah subjek pada setiap geng motor:

Tabel 6. Gambaran Skor Prinsip-Prinsip Compliance Anggota Geng

Motor SL terhadap Ketua di Kota Medan berdasarkan Status

Pendidikan

Commitment/consistencty 3,25 3,91 4,02 3,55

Friendship/liking 1,59 1,77 1,55 2,17

Scarcity 1,46 2,53 1,18 1,41

Authority 5,03 3,40 3,30 2,54

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pada anggota berstatus

pendidikan siswa SMA pada geng motor SL, sebanyak 32 orang (42,7%)

memiliki nilai mean paling tinggi pada prinsip authority yaitu sebesar 5,03. Hal

ini berarti anggota geng motor SL dengan status pendidikan SMA bersedia untuk

mengikuti permintaan ketua karena menganggap ketua sebagai sosok yang paling

disegani.

Untuk subjek dengan status pelajar mahasiswa pada geng motor SL,

sebanyak 43 orang (57,3%) memiliki nilai mean paling tinggi pada prinsip

commitment/consistency yaitu sebesar 4,02. Hal ini berarti anggota geng motor SL

(39)

34

telah berkomitmen kepada ketua dan ingin konsisten dengan komitmen tersebut.

jika hal tersebut digambarkan ke dalam grafik, hasilnya adalah sebagai berikut:

Grafik 2. Gambaran Skor Prinsip-Prinsip Compliance Anggota Geng

Motor SL terhadap Ketua di Kota Medan berdasarkan Status Pendidikan

Tabel 7. Gambaran Skor Prinsip-prinsip Compliance Anggota Geng

Motor RnR terhadap Ketua di Kota Medan berdasarkan Status

Pendidikan

Commitment/consistencty 6,80 5,51 8,03 5,71

Friendship/liking 0,93 1,56 1,00 1,12

Scarcity 1,42 3,11 0,96 1,31

Authority 2,95 4,84 2,21 3,15

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa anggota geng motor RnR yang

berstatus pendidikan siswa SMA sebanyak 47 orang (62,7%) dan berstatus

pendidikan mahasiswa sebanyak 28 orang (37,7%) memiliki nilai mean paling

tinggi pada prinsip commitment/consistency yaitu sebesar 6,80. Hal ini berarti

anggota geng motor RnR dengan status pendidikan siswa SMA dan mahasiswa

bersedia mengikuti permintaan ketua karena telah berkomitmen dengan ketua dan

1.12 2.53

Siswa SMA (N= 32) Mahasiswa (N= 43)

(40)

35

ingin konsisten dengan komitmen tersebut. Jika hal terseut digambarkan ke dalam

grafik, hasilnya adalah sebagai berikut:

Grafik 3. Gambaran Skor Prinsip-Prinsip Compliance Anggota Geng

Motor RnR terhadap Ketua di Kota Medan berdasarkan Status Pendidikan

D.Pembahasan

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran compliance anggota

geng motor SL terhadap ketua di kota Medan paling tinggi dipengaruhi oleh

prinsip authority, artinya anggota geng motor SL bersedia untuk mengikuti

permintaan ketua karena menganggap ketua sebagai sosok yang paling disegani.

Hal tersebut menunjukkan sosok figur otoritas adalah sosok yang berpengaruh

dalam geng motor SL, sesuai dengan pernyataan Hogg (2011) yang mengatakan

power adalah dasar dari compliance. Kenrick (2010) juga mengatakan bahwa

power memiliki efek yang kuat pada compliance karena memberikan motivasi

yang kuat untuk individu mengikuti permintaan ketua.

Ketua yang memiliki power membuat anggota geng motor cenderung

menggunakan sosok ketua yang dianggap authority sebagai jalan pintas dalam

mengambil keputusan, yang artinya anggota menganggap permintaan ketua benar

untuk dilakukan (Kenrick, 2010). Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat

1.44 1.42

(41)

36

dilihat bahwa ketua geng motor SL menganut autocratic leadersip style, yaitu

gaya kepemimpinan yang sangat menekankan dominasi pemimpin sehingga

produktifitas kelompok akan cenderung tinggi ketika ada pemimpin, yang mana

dalam penelitian ini adalah ketua (Hogg, 2011).

Selain itu, anggota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berada

dalam tahap perkembangan remaja. Papalia (2009) mengatakan bahwa pada tahap

perkembangan remaja, individu berada dalam masa pencarian identitas. Dalam

mencari identitas remaja cenderung mencari role model untuk dijadikan acuan

dalam bertindak. Ketua yang dianggap sebagai sosok yang paling disegani oleh

anggota dijadikan role model dalam bertindak.

Dalam geng motor SL ketua sangat menekankan otoritasnya sebagai sosok

yang paling disegani. Hal tersebut dapat dilihat dari wawancara personal yang

dilakukan oleh peneleiti dengan salah seorang anggota geng motor SL:

“Kalo disini ya gitu kak dari awal gabung udah langsung nampak kali ketua itu ya ketua harus diikuti apa maunya. Kami anggota ya bener-bener kaya bawahan aja kak sedangkan ketua ya bosnya.”

(AL, salah seorang anggota geng motor SL)

Berdasarkan wawancara diatas dapat dilihat bahwa anggota melihat ketua sebagai

atasan dan mereka sebagai bawahan yang harus mengikuti kemauan ketua. Hal itu

menmbuat prinsip authority memiliki nilai yang paling tinggi dalam

mempengaruhi compliance anggota geng motor SL terhadap ketua.

Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan prinsip scarcity memiliki nilai

paling rendah dalam geng motor SL, yang artinya materi yang didapatkan oleh

anggota tidak mendasari anggota untuk bersedia mengikuti permintaan ketua.

Prinsip ini dinilai rendah karena sebagian besar anggota geng motor SL berasal

(42)

37

dari keluarga dengan keadaan ekonomi yang baik. Sehingga materi yang

diberikan oleh ketua dianggap tidak mendasari kemauan anggota geng motor SL

dalam mengikuti kemauan ketua. Selain itu, anggota geng motor hidup dalam

budaya masyarakat kolektif yang cenderung mengutamakan kepentingan

kelompok, sedangkan materi yang diterima oleh anggota geng motor bersifat

keuntungan pribadi.

Prinsip yang dinilai tinggi dalam mempengaruhi compliance anggota geng

motor RnR adalah commitment/consistency. Hal ini dikarenakan saat ketua

memberikan “ospek” kepada anggota geng motor, ketua menanyakan apakah

anggota yang mau masuk dalam geng motor siap berjuang mati-matian

melindungi kelompok dan melaksanakan perintah ketua. Saat anggota geng motor

setuju dengan hal tersebut, anggota geng motor telah membuat active

commitment. Burger dan Caldwell (dalam Kenrick, 2010) menjelaskan bahwa

active commitment adalah komitmen yang dibuat oleh individu itu sendiri, yang

memberikan individu informasi yang digunakan untuk membentuk self-image,

yang kemudian membentuk perilaku di masa depan. Active commitment yang

telah dibuat membentuk self-image anggota dalam mengikuti permintaan ketua.

Anggota geng motor RnR bukan hanya membuat active commitment

ketika bergabung dengan geng motor, namun juga membuat public commitment,

yaitu komitmen atau pernyataan yang dibuat individu secara publik (Kenrick,

2010). Komitmen tersebut dilakukan anggota dihadapan panglima, bendahara, dan

anggota geng motor yang lain. Public commitment yang telah dibuat oleh anggota

(43)

38

mengikuti permintaan ketua. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kenrick

(2010) yang mengatakan bahwa public commitment sulit untuk berubah karena

individu cenderung tidak mau dilihat tidak konsisten dan ketika individu membuat

pernyataan publik, individu cenderung semakin percaya dengan kebenaran dari

komitmen tersebut. Selain itu, anggota geng motor yang menjadi sampel dalam

penelitian ini berada dalam tahap perkembangan remaja. Erikson (dalam Papalia,

2009) mengatakan bahwa remaja berada di tahap psychosocial moratiroum, yaitu

masa ketika remaja mencari komitmen.

Pada geng motor RnR prinsip yang memiliki nilai paling rendah adalah

friendship/liking, yang artinya anggota geng motor bersedia mengikuti kemuan

ketua bukan karena menyukai atau menganggap ketua sebagai teman. Kenrick

(2010) yang mengatakan bahwa jika suatu kelompok memiliki struktur yang jelas,

akan menghasilkan injunctive norms, yaitu ekspektasi bagaimana anggota suatu

kelompok harus bersikap. Dalam penelitian ini, anggota geng motor RnR dituntut

untuk menganggap ketua sebagai sosok ketua bukan sebagai teman. Selain itu,

injunctive norms yang ada dalam geng motor mengakibatkan adanya status hirarki

dalam geng motor, yaitu urutan anggota berdasarkan power dan pengaruh

(Kenrick, 2010). Hal tersebut membuat ketua sebagai sosok otoritas, bukan

sebagai teman.

Prinsip yang juga dinilai rendah dalam mempengaruhi compliance anggota

geng motor adalah reciprocity. Dalam penelitian ini reciprocity adalah rasa perlu

membalas budi kepada ketua. Pada geng motor SL dan RnR, ketua memberikan

sesuatu kepada anggota setelah anggota melaksanakan perintah ketua dengan

(44)

39

baik, sehingga anggota geng motor tidak perlu membalas budi kepada ketua. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Kenrick (2010) yang mengatakan bahwa

prinsip reciprocity dapat dilakukan jika individu yang memberikan permintaan

telah memberikan sesuatu terlebih dahulu sebelum memberikan permintaan, yang

artinya ketua tidak memberikan apapun kepada anggota sebelum melakukan

permintaan ketua sehingga membuat anggota tidak merasa perlu membalas budi

kepada ketua.

Selain hasil penelitian utama yang telah dibahas pada penjelasan diatas,

penelitian ini juga mendapatkan temuan menarik berdasarkan status pendidikan.

Status pendidikan pada penelitian ini terdiri dari siswa SMA dan mahasiswa. Pada

geng motor SL, anggota dengan status pendidikan siswa SMA memiliki nilai

paling tinggi pada prinsip authority. Sedangkan pada, anggota dengan status

pendidikan mahasiswa memiliki nilai paling tinggi pada prinsip

commitment/consistency. Hal tersebut dikarenakan ketua memberikan perlakuan

yang berbeda terhadap anggotanya, sehingga ada “senioritas” pada anggota geng

motor, seperti terlihat dari kutipan wawancara personal penulis dengan salah

seorang anggota geng motor SL:

“Kalo yang kuliah ngerasa lebih senior, ngerasa lebih tua, dan cenderung lebih ngatur kak ke anggota yang masih SMA.”

(AL, salah seorang anggota geng motor SL)

Berdasarkan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa anggota geng motor SL

berstatus pendidikan siswa SMA merasakan adanya kesenjangan dengan anggota

yang berstatus pendidikan mahasiswa. Hal tersebut menyebabkan siswa SMA

(45)

40

Sedangkan, anggota geng motor SL yang berstatus pendidikan mahasiwa

tidak merasakan adanya “senioritas” dalam geng motor sehingga prinsip yang

dinilai tinggi dalam mempengaruhi compliance terhadap ketua adalah

commitment/consistency.

Kemudian pada geng motor RnR, anggota dengan status pendidikan siswa

SMA maupun mahasiswa sama-sama memiliki nilai paling tinggi pada prinsip

commitment/consistency. Hal ini dikarenakan tidak adanya perbedaan perlakuan

yang diberikan oleh ketua. Angggota dengan status pendidikan siswa SMA

maupun mahasiswa memiliki peran yang sama dalam melaksanakan tugasnya

sebagai anggota. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan wawancara personal yang

dilakukan oleh penulis dengan salah seorang anggota geng motor RnR:

“Kalo disini SMA atau mahasiwa ga ada perlakuan yang beda dek, sama semua. Mau lagi perangpun ya sama aja dek, semua tetap anggota namanya walaupun ada yang masih SMA sama mahasiswa.” (R, salah seorang anggota geng motor RnR)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas terlihat bahwa tidak ada perbedaan

perlakuan yang dilakukan oleh ketua terhadap anggota.

(46)

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian.

A. Kesimpulan

1. Prinsip yang mempengaruhi compliance anggota geng motor SL dan

RnR adalah sebagai berikut:

a. Prinsip yang paling tinggi mempengaruhi compliance anggota

geng motor SL adalah authority. Artinya anggota geng motor

SL bersedia mengikuti permintaan ketua karena menganggap

ketua sebagai sosok yang paling disegani

b. Prinsip yang paling tinggi mempengaruhi compliance anggota

geng motor RnR adalah commitment/consistency. Artinya

anggota geng motor RnR bersedia mengikuti permintaan ketua

karena telah berkomitmen kepada ketua serta ingin konsisten

dengan komitmen tersebut.

c. Prinsip yang memiliki nilai paling rendah dalam

mempengaruhi compliance anggota geng motor SL dan RnR

terhadap ketua adalah friendship/liking, scarcity, dan

reciprocity. Artinya hubungan pertemanan dengan ketua,

(47)

42

kepada ketua tidak mendasari kemauan anggota mengikuti

permintaan ketua.

d. Prinsip yang memiliki nilai paling tinggi dalam mempengaruhi

compliance anggota geng motor SL yang berstatus pendidikan

siswa SMA adalah authority. Artinya anggota bersedia

mengikuti permintaan ketua karena menganggap ketua sebagai

sosok yang paling disegani. Sedangkan, pada anggota dengan

status pendidikan mahasiswa, prinsip yang memiliki nilai

paling tinggi adalah commitment/consistency. Artinya anggota

bersedia mengikuti permintaan ketua karena telah berkomitmen

kepada ketua dan ingin konsisten dengan komitmen tersebut.

e. Anggota geng motor RnR dengan status pendidikan siswa

SMA dan mahasiswa sama-sama memiliki nilai paling tinggi

pada prinsip commitment/consistency. Artinya anggota dengan

status pendidikan siswa SMA dan mahasiswa bersedia

mengikuti permintaan ketua karena telah berkomitmen kepada

ketua dan ingin konsisten dengan komitmen tersebut.

B. Saran

B.1. Saran Metodologis

1. Gambaran compliance anggota geng motor SL dan RnR terhadap ketua

dalam penelitian ini diukur menggunakan skala compliance. Menjadi

masukan bagi peneliti lebih lanjut untuk dapat melihat gambaran

compliance anggota geng motor SL dan RnR dengan wawancara yang

(48)

43

mendalam agar mendapat kajian yang lebih dalam secara empirik yang

menjadi penyebab prinsip authority dan commitment/consistency dinilai

tinggi oleh anggota geng motor SL dan RnR.

2. Temuan lain yang berhasil didapatkan terkait gambaran compliance

anggota geng motor SL dan RnR hanya berdasarkan tingkat pendidikan.

Menjadi masukan bagi peneliti lebih lanjut untuk dapat mendapatkan

informasi demografis lain melalui skala yang diberikan, seperti suku,

keadaan sosial ekonomi, dan daerah tempat tinggal untuk melihat

bagaimana gambaran compliance anggota geng motor SL dan RnR

terhadap ketua jika dilihat dari suku, keadaan sosial ekonomi, dan daerah

tempat tinggal.

B.2. Saran Praktis

1. Cegah anak bergabung dalam geng motor, mengingat begitu pentingnya

peran otoritas dan komitmen yang dimiliki anak jika bergabung ke dalam

(49)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Compliance

A.l. Definisi Compliance

Psikolog sosial menyebutkan ada tiga kategori dalam social influence

yaitu, conformity, compliance, dan obedience. Herbert C. Kelman mengatakan

bahwa compliance terjadi ketika individu melakukan permintaan yang diberikan

karena individu tersebut berharap untuk menerima reaksi yang baik dari individu

atau kelompok lain. Individu melakukan permintaan yang diajukan karena

individu berharap untuk mendapatkan suatu penghargaan yang spesifik dan

menghindari suatu hukuman spesifik (Cialdini, 2001).

Cialdini (dalam Deaux, 1993) mengatakan bahwa compliance terjadi

ketika individu mengubah perilakunya ketika memberikan respon terhadap suatu

permintaan yang diberikan individu lain. Dalam penelitian ini, definisi

compliance yang akan digunakan adalah definisi dari Cialdini (2010) yaitu,

compliance adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi akibat adanya suatu

permintaan.

Dalam compliance, permintaan yang diberikan dapat berupa permintaan

yang berbentuk eksplisit maupun implisit. Individu yang merespon permintaan

langsung yang diajukan mungkin saja merasa setuju ataupun tidak setuju dengan

perilaku yang mereka lakukan, atau mungkin tidak memiliki pendapat apapun

mengenai perilaku yang mereka lakukan tersebut (Franzoi, 2010).

(50)

12

A.2. Prinsip-prinsip yang Mempengaruhi Compliance

Cialdini (2010), melakukan sebuah penelitian yang kcmudian

menghasilkan enam prinsip yang mempengaruhi compliance. Berikut ini adalah

enam prinsip tersebut:

A.2.1. Reciprocity

Menurut Gouldner (dalam Cialdini, 2001), setiap masyarakat melatih

anggotanya untuk hidup berdasarkan peraturan reciprocity, yang mana

mewajibkan individu untuk membalas bentuk perilaku yang telah mereka terima

sebelumnya. Individu dikatakan lebih cenderung akan mengatakan iya terhadap

suatu permintaan ketika individu merasa wajib untuk membalas individu lain yang

sebelumnya telah menyediakan sesuatu untuk individu tersebut. Individu merasa

jika tidak turut membalas hal yang telah diberikan sebelumnya, individu akan

mendapatkan label yang tidak baik dari individu lain, yang mana label-label

tersebut sangat dihindari.

Individu cenderung lebih mau untuk mengikuti suatu permintaan jika

permintaan tersebut berasal dari individu lain yang sudah terlebih dahulu

menyediakan sesuatu. Individu merasa wajib untuk membalas pemberian individu

lainnya. Pengaruh dari reciprocity sangat efektif, yang mana dapat membuat

individu melakukan suatu permintaan yang diberikan yang mungkin tidak akan

terjadi jika bukan karena adanya perasaan wajib untuk turut membalas kebaikan

(51)

13

A.2.2 Social validation

Festinger (dalam Cialdini, 2001), mengatakan bahwa kemiripan orang

lain pada diri individu memainkan peran yang penting dalam menentukan

bagaimana individu melihat benar atau tidaknya suatu tindakan. Pengaruh hal ini

sudah ditemukan dalam berbagai bidang kegiatan, semakin mirip pengamat

dengan individu yang melakukan suatu tindakan, semakin mungkin pengamat

akan melakukan juga tindakan tersebut.

Cialdini (2010), mengatakan bahwa individu cenderung lebih mau untuk

mengambil suatu tindakan yang diminta jika individu melihat bukti bahwa orang

lain, terutama yang memiliki kemiripan dengan individu yang melakukan hal

tersebut. Prinsip dari social validation menyatakan bahwa individu menggunakan

apa yang orang Iain pikirkan mengenai hal tersebut untuk menentukan hal yang

dilakukan benar atau tidak. Karena itulah, individu memandang suatu perilaku

sebagai hal yang benar dalam suatu situasi yang mana individu lihat juga turut

dilakukan oleh individu yang lain. Cialdini (2010) dalam penelitiannya,

menemukan bahwa strategi dengan menyediakan bukti bahwa orang lain juga

turut melakukan hal tersebut, merupakan strategi yang paling banyak digunakan

dibandingkan dengan lima prinsip dasar yang lainnya.

A.2.3. Commitment/Consistency

Psikolog sosial sudah lama mengerti kekuatan dari prinsip consistency

dalam mengarahkan perilaku manusia. Baumeister (dalam Cialdini, 2001), juga

mengatakan bahwa keinginan individu untuk terlihat konsisten memberikan

pengaruh atas perilaku yang akan dilakukan oleh individu. Kebanyakan individu

(52)

14

memilih untuk konsisten dengan apa yang telah dikatakan atau dilakukan

sebelumnya; karena itulah, setelah berkomitmen pada sesuatu, individu cenderung

berperilaku sesuai dengan hal tersebut.

Cialdini (2010), mengatakan bahwa dalam prinsip

commitment/consistency hal yang memotivasi individu untuk comply terhadap

suatu permintaan berasal dari keputusan individu itu sendiri, karena itulah prinsip

ini akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada individu yang berasal dari

budaya kolektivitas. Individu cenderung lebih mau untuk mengikuti suatu arahan

jika individu memandang hal tersebut konsisten dengan komitmen yang telah

dibuat sebelumnya.

A.2.4. Friendship/Liking

Individu cenderung lebih mau untuk mengatakan iya pada individu lain

yang dikenal dan disukai. Individu akan lebih peduli terhadap kebutuhan individu

yang disukai dan dikenal. Melalui penelitian yang pernah dilakukan, ditemukan

bahwa prinsip ini menyatakan bahwa individu akan lebih mau untuk comply pada

permintaan dari seorang teman atau individu lain yang disukai (Cialdini 2010).

Cialdini (2010), mengungkapkan beberapa taktik yang dapat

meningkatkan efek dari prinsip ini, yaitu;

1.Ketertarikan fisik

Terdapat reaksi positif terhadap penampilan fisik yang baik yang

memunculkan persepsi yang baik mengenai individu. Sebagai

konsekuensinya, individu yang menarik lebih persuasif dalam mengubah

(53)

15

2.Similarity

Individu menyukai individu Iain yang memiliki kemiripan dengannya.

Karena itulah dengan tampil mirip dengan individu lain dalam berbagai hal

dapat turut meningkatkan compliance.

3.Compliments

Pujian dan bentuk-bentuk dukungan positif yang lain memunculkan

liking. Bukti dari kekuatan akan pujian pada liking berasal dari penelitian

yang mana laki-Iaki menerima komentar personal dari individu yang

membutuhkan bantuan mereka.

4.Cooperation

Cooperation adalah salah satu faktor yang meningkatkan perasaan dan

perilaku positif. Individu yang bekerjasama menuju suatu pencapaian akan

tujuan yang sama akan cenderung lebih mau membantu satu sama lain.

A.2.5. Scarcity

Terdapat dua sumber untuk prinsip ini. Pertama, individu mengetahui

bahwa hal-hal yang sulit untuk dimiliki cenderung lebih baik jika dibandingkan

dengan hal-hal yang mudah untuk dimiliki, Kedua, ketika hal-hal yang bisa

individu miliki kurang tersedia, individu merasa kehilangan. Lebih lanjut,

individu memandang hal-hal dan kesempatan lebih menarik ketika hal-hal

tersebut jarang tersedia (Cialdini, 2010). Selain itu, saat hal-hal yang bisa kita

dapatkan menjadi sulit untuk didapatkan, individu merasa kehilangan kebebasan,

dan individu tidak suka kehilangan kebebasan yang sebelumnya sudah dimiliki

(54)

16

(Cialdini, 2010). Contohnya, anggota geng motor mau melakukan permintaan

yang diajukan karena mendapatkan materi yang jarang didapatkan oleh anggota.

A.2.6 Authority

Bagi kebanyakan individu, mematuhi perintah yang diberikan oleh figur

otoritas memberikan keuntungan. Cialdini (2010), mengatakan bahwa, individu

lebih mau untuk mengikuti rekomendasi dari individu yang dianggap sebagai

figur otoritas.

B. Geng Motor SL (Simple Life) dan RnR (Rock n Roll)

Menurut Shields (2012), geng motor adalah organisasi yang anggotanya

menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas untuk melakukan tindak

kriminal. Hal ini sejalan dengan berbagai jenis kegiatan geng motor yang

cenderung negatif. Hal tersebut peneliti dapatkan dari beberapa wawancara

personal yang peneliti lakukan dengan beberapa orang anggota geng motor, yang

mengakui bahwa mereka pernah melakukan pencurian dan tindak kekerasan

terhadap orang lain.

Kipnis (dalam Kendrick, 2010), mengatakan bahwa suatu kelompok

dapat memiliki status hirarki, terdapat sosok ketua yang memiliki social power

dan influence yang lebih besar kepada anggota kelompok yang lain. Berdasarkan

hasil wawancara peneliti dengan salah seorang anggota geng motor, dinyatakan

adanya status hirarki ini di geng motor SL dan RnR tersebut, yaitu memiliki

ketua, panglima, bendahara, dan anggota, dengan tugas masing-masing sebagai

(55)

17

1. Ketua bertugas untuk memberikan “ospek” pada anggota yang baru masuk

ke dalam geng motor, mengambil keputusan, mencari jalan keluar masalah

baik masalah internal kelompok maupun masalah diluar kelompok, dan

memberikan perintah yang bersifat mutlak kepada pengurus dan anggota

geng motor.

2. Panglima membantu ketua untuk mengatur penyerangan dilapangan

berdasarkan perintah yang sudah diberikan oleh ketua.

3. Bendahara membantu ketua untuk mengumpulkan uang serta memegang

keuangan geng motor, dan memberikan informasi kepada pengurus lain

dan anggota jika ada kegiatan yang akan dilakukan.

4. Anggota bertugas untuk melaksanakan perintah ketua, memberi suara atau

pendapat di dalam forum, membesarkan kelompok dengan membawa

anggota baru untuk direkrut, dan selalu ada jika diperlukan.

Berdasarkan penjabaran diatas terdapat kesamaan susunan kepengurusan

dalam geng motor SL dan RnR. Namun ada hal yang membedakan geng motor SL

dan RnR, yaitu pada awal mula terbentuknya. Pada awalnya, SL menganggap

kelompoknya bukan sebagai geng motor namun sebagai suatu komunitas. Namun

salah seorang pendirinya mengatakan bahwa SL berubah menjadi geng motor

karena lawan yang dihadapi oleh SL adalah geng motor sehingga SL mengikuti

bagaimana kebiasaan geng motor yang identik dengan kekerasan.

Beda halnya dengan SL, pertama kali RnR terbentuk sudah mengakui

kelompoknya geng motor. Awal mula terbentuknya RnR didasarkan pada rasa

persaudaraan. Salah seorang pendirinya mengatakan bahwa awal mula

(56)

18

didirikannya RnR bukan untuk membuat keributan atau kekerasan namun untuk

saling menjaga antar anggotanya. Misalnya, apabila ada anggota yang diganggu,

maka semua akan ikut membantu dan menjaga. Namun karena prinsip saling

menjaga tersebut terbentuk RnR.

Selain memiliki perbedaan pada awal terbentuknya, diketahui bahwa

geng motor SL dan RnR berafiliasi dengan dua organisasi masyarakat yang

berbeda. Geng motor SL bergabung dengan organisasi masyarakat IPK (Ikatan

Pemuda Karya), sedangkan geng motor RnR bergabung dengan organisasi

masyarakat PP (Pemuda Pancasila). Kedua organisasi masyarakat yang berafiliasi

dengan geng motor SL dan RnR adalah dua organisasi yang bertolakbelakang,

yaitu organisasi masyarakat IPK (Ikatan Pemuda Karya) adalah salah satu

organisasi kepemudaan yang berdiri pada tahun 1969 yang berorientasi dan

berjuang di bidang karya dan kekaryaan. Sedangkan organisasi masyarakat PP

(Pemuda Pancasila) adalah sebuah organisasi paramiliter Indonesia yang berdiri

sejak tahun 1959. Nama PP mengacu pada Pancasila, lima prinsip resmi dari

negara Indonesia. Walaupun geng motor SL dan RnR berafiliasi dengan dua

organisasi masyarakat, namun yang memberikan perintah adalah ketua dalam

geng motor, bukan ketua dalam organisasi masyarakat.

C. Gambaran Compliance Anggota Geng Motor SL dan RnR terhadap

Ketua di Kota Medan

Geng Motor SL dan RnR di kota Medan memiliki ketua yang mengatur

anggota-anggotanya. Geng motor memiliki pengaruh besar yang membuat sosok

(57)

19

anggota geng motor sekalipun tindakan tersebut termasuk dalam tindakan

kekerasan yang merugikan orang lain. Ketika geng motor mengalami suatu

masalah atau ingin melakukan suatu tindakan, ketua akan mengambil suatu

keputusan. Keputusan yang diambil harus disampaikan oleh ketua kepada

pengurus lain dan anggota di dalam forum. Hal tersebut peneliti dapatkan

berdasarkan wawancara personal yang dilakukan dengan anggota geng motor SL

dan RnR.

Kemauan anggota geng motor SL dan geng motor RnR untuk mengikuti

permintaan ketua disebut dengan compliance sesuai dengan definisi Cialdini

(2010), yaitu suatu perubahan perilaku yang terjadi akibat adanya suatu

permintaan. Prinsip-prinsip yang mendasari kemauan anggota geng motor

mengikuti permintaan ketua sesuai dengan pendapat Cialdini (2001), yaitu

friendship/liking, commitmentconsistency, scarcity, reciprocity, social validation,

authority.

Berdasarkan hasil wawancara personal peneliti dengan anggota geng

motor SL dan RnR, terungkap bahwa anggota mendapatkan materi yang

sebelumnya tidak dimiliki, hal ini sesuai dengan prinsip scarcity. Karena hal itu

jugalah anggota geng motor SL dan RnR merasa harus membalas budi terhadap

ketua sesuai dengan prinsip reciprocity.

Setelah melewati masa penerimaan anggota baru, anggota geng motor

RnR merasa ketua sebagai figur otoritas karena pembelajaran yang ditanamkan

saat baru pertama kali masuk kedalam geng motor, hal tersebut sesuai dengan

prinsip authority. Saat pertama kali masuk ke dalam geng motor ketua akan

(58)

20

menanyakan secara langsung kepada anggota geng motor mengenai kesediaannya

untuk membela kelompok apapun yang terjadi. Jawaban anggota yang bersedia

menjadi tanda komitmen dan kesetiaan terhadap geng motor, hal tersebut

membuat anggota geng motor merasa perlu untuk comply agar konsisten dengan

komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Hal itu sejalan dengan prinsip

commitment/consistency. Selain itu, anggota mengenal dan menyukai ketua

sehingga menganggap ketua bukan hanya sebagai figur otoritas tapi juga sebagai

teman. Hal itu sejalan dengan prinsip friendship/liking.

Berdasarkan hasil wawancara personal pada penelitian awal terlihat

dengan jelas bahwa prinsip-prinsip yang mempengaruhi compliance mendasari

kemauan anggota geng motor untuk mengikuti permintaan yang diajukan oleh

(59)

21

Paradigma Penelitian

Keterangan:

Memiliki

Anggota geng motor SL dan RnR bersedia untuk comply terhadap permintaan ketua

Enam prinsip dasar compliance yaitu; friendship/likimg, commitment/consistency, scarcity, reciprocity, social validation,

dan authority (Cialdini, 2010)

Bagaimana gambaran compliance anggota geng motor SL dan RnR terhadap ketua di kota Medan?

(60)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geng motor bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia

karena sudah sering mendengar ataupun membaca dari media massa mengenai

munculnya geng-geng motor yang perilaku para anggotanya sangat meresahkan

masyarakat dengan sering melakukan tindakan di luar batas-batas norma agama

maupun sosial yaitu tindakan penganiayaan, perampokan, penjambretan,

pelecehan, peperangan antar geng motor, sampai dengan terjadinya pembunuhan

(Satrya, 2006).

Salah satu kota besar yang mendapat sorotan mengenai geng motor adalah

kota Medan. Sebagaimana terlihat dari cuplikan berita berikut ini:

"Kelompok Geng motor kembali beraksi di Medan. Tingkah mereka semakin ganas dan brutal. Korban dianiaya, lalu sepeda motor (kereta) dirampok. Perlakuan yang semakin sadis itu mereka lakukan pada awal tahun 2014 ini. Seperti ada komando, tindakan sadis geng motor itu menyebar di beberapa wilayah hukum Jajaran Polresta Medan. Suasana nyaman dan aman di awal tahun, yang seharusnya dirasakan warga kota, tetapi dikolori oleh kelompok geng motor tersebut. "

(Waspada, 13 Januari 2014)

Dari cuplikan berita diatas dapat dilihat bahwa geng motor melakukan

tindak kekerasan. Berita lainnya yang juga menginformasikan mengenai geng

motor di kota Medan adalah:

(61)

2

jarang kelompok ini melakukan aksi kejahatan jalanan seperti dilakukan Geng Motor saat ini. Namun beberapa tahun belakangan, teradopsi dari kelompok pengendara bermotor di Kota Bandung yang kerap melakukan aksi brutal, Geng Motor mulai lahir dan tumbuh di Kota Medan. Lahirnya kelompok ini bukan dengan mudah, diperlukan keberanian mental untuk bisa menjadi anggotanya. Perekrutannya pun terbilang sulit, dimana anggota baru dilatih untuk bersikap anarkis. Seperti yang dilakukan oleh kelompok Geng Motor Kota Kembang Bandung, demikian pula lah perekrutan yang dilakukan untuk menjadi anggota geng motor di Medan. Geng Motor yang besar di Kota Medan saat itu adalah RnR (Rock n Roll) dan SL (Simple Life) dimana kedua kelompok ini sering berseteru dan terlibat tawuran di beberapa lokasi tertentu."

(Sumut Pos, 9 September 2012)

Berdasarkan cuplikan berita diatas dapat dilihat bahwa SL (Simple Life)

dan RnR (Rock and Roll) adalah dua geng motor yang besar di kota Medan,

melakukan aksi kejahatan jalanan. Hal ini dinyatakan juga oleh PR, salah seorang

anggota geng motor RnR di kota Medan dalam wawancara personal dengan

(PR, salah seorang anggota geng motor RnR)

“Biasanya kalo ada masalah terus ketua bilang dibalas kami langsung kumpul walaupun lagi sekolah atau kuliah. Abis itu kami nyerang, siap nyerang kami sembunyi, kalo istilahnya dulu spooring karna kami dilarang ketua untuk bekerja sama dengan polisi. Kami juga pas masuk geng motor ini ya ngikutin kebiasaan geng motor Fan buat ga matuhin peraturan lalu lintas kaya ga pake spion, nerobos lampu merah, malu lah masa geng motor patuh sama lalu lintas. Pernah juga kami lagi perang terus ada polisi satu atau dua orang kalo ga salah ya kena pukul juga lah disitu.”

(A, salah seorang anggota geng motor RnR)

“Kalo di geng motor SL itu biasanya ketua ngasih perintah untuk perang, nyerang kelompok lain atau ga konvoi buat cari musuh istilahnya nyeser atau buat keributan di jalan.”

(L, salah satu anggota geng motor SL)

Gambar

Tabel 1. Blue Print Skala Compliance Anggota Geng Motor SL dan RnR
Tabel 2. Uji Reliabilitas Skala Compliance
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah subjek terbanyak berstatus
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah subjek terbanyak memiliki status
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul: “ PENGARUH KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA, PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISTEM PELAYANAN TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI SERBA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Bakteri Yang Terdapat Di

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Bakteri Yang Terdapat Di

Budi, maka perkenankanlah saya selaku mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Niaga Universitas Sumatera Utara (USU) memohon kesediaan bapak/

Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang baik kepada anggota. Koperasi harus mewujudkannya melalui penyediaan barang dan jasa

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyak modal sendiri yang banyak mengumpulkan dana koperasi unti desa. Sulitnya anggota mengumpulkan modal dari pinjaman dalam