• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia, Partisipasi Anggota dan Sistem Pelayanan Terhadap Keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia, Partisipasi Anggota dan Sistem Pelayanan Terhadap Keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota Medan"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA,

PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISTEM PELAYANAN

TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI SERBA USAHA

DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh:

JUNIARI N. SIAHAAN 107019067/IM

S E K O L A H P A S C A S A R J A N A UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA,

PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISTEM PELAYANAN

TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI SERBA USAHA

DI KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh:

JUNIARI N. SIAHAAN 107019067/IM

S E K O L A H P A S C A S A R J A N A UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Penelitian : PENGARUH KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA, PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISTEM PELAYANAN TERHADAP

KEBERHASILAN KOPERASI SERBA USAHA di kota medan

Nama : JUNIARI N. SIAHAAN

Nomor Pokok : 107019067

Program Studi : ILMU MANAJEMEN

Menyetujui Komisi Pembimbing:

Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si

Ketua

Dr. Yenni Absah, SE, M.Si Anggota

Ketua Program Studi,

Prof. Dr. Paham Ginting, MS

Direktur,

Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE

Tanggal lulus :

(4)

Telah Diuji pada: Tanggal

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si

Anggota : 1. Dr. Yenni Absah, SE, M.Si 2. Prof. Dr. Amrin Fauzi

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul: “ PENGARUH KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA, PARTISIPASI ANGGOTA DAN SISTEM PELAYANAN TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI SERBA USAHA DI KOTA MEDAN” adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Maret 2013 Yang membuat pernyataan,

(6)

PENGARUH KEMAMPUAN SDM, PARTISIPASI ANGGOTA

DAN SISTEM PELAYANAN TERHADAP KEBERHASILAN

KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Secara makro dapat dilihat peranan koperasi yang semakin meningkat dalam perekonomian, antara lain; meningkatnya manfaat koperasi bagi masyarakat dan lingkungan, pemahaman yang lebih mendalam terhadap azas, sendi serta tata kerja koperasi; meningkatnya produksi, pendapatan dan kesejahteraan; meningkatnya pemerataan dan keadilan; meningkatnya kesempatan kerja. Semua ini mengakibatkan pertumbuhan struktural dalam perekonomian nasional yang tergantung pada Co-operative Growth, Cooperative Share dan

Co-operative Effect yang melibatkan, memberdayakan segenap lapisan masyarakat,

sehingga dapat mengatasi kemiskinan. Masalah paling esensi adalah mengenai keberhasilan usaha koperasi dalam tumbuh dan berkembangnya suatu koperasi. Sampai saat ini koperasi lebih tertinggal dibanding dengan lembaga perekonomian lainnya. Penyebab ketertinggalan ini, karena banyaknya persoalan yang harus dihadapi oleh koperasi dalam pengelolaannya.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep koperasi, jenis koperasi di Indonesia, Koperasi Serba Usaha (KSU), Sumber Daya Manusia Koperasi, Partisipasi Anggota Koperasi, Pelayanan koerasi dan Keberhasilan Pengelolaan Koperasi.

Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan bersifat eksplanotory. Metode pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling (penarikan sampel proporsional acak berstruktur dengan sampel sebanyak 280 responden. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan uji secara simultan (Uji F) dan secara parsial (Uji t) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kemampuan SDM KSU, Partisipasi anggota KSU dan Sistem Pelayanan KSU berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan KSU di Kota Medan dengan tingkat signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R2

Hasil uji t (secara parsial) yaitu Kemampuan SDM, Partisipasi Anggota dan sistem Pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap Keberhasilan KSU di Kota Medan.

) variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 78,10% dan sisanya 21,90% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian adalah Kemampuan SDM, Partisipasi Anggota dan Sistem Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan KSU.

(7)

THE INFLUENCE OF HUMAN RESOURCES’ CAPACITY, MEMBERS’ PARTICIPATION, AND SERVICE SYSTEM ON THE SUCCESS

OF ALL-PURPOSE COOPERATIVE (KSU) IN MEDAN

ABSTRACT

From the macro economy point of view, the role of cooperatives is

economically increasing; it can be seen from the increase of the use of cooperatives by people and for the environment, the understanding of the cooperative’s principle, foundation, and management, the increase in production, income, and welfare, the increase in distribution and justice, and the increase in employment. All these have caused the structural growth in the national economy which depends upon Co-operative Growth, Cooperative Share, and Co-operative Effect which involve and empower all walks of life so that poverty can be extricated. The most essential thing is about the success of a cooperative in its growth and development. So far, cooperatives have been left behind farther than the other economic institutions since the management of cooperatives has to face many problems.

The theory used in this study was the concept of cooperative, the types of cooperative in Indonesia, all—purpose cooperative (KSU), human resources in cooperative, cooperative members’ participation, service of cooperative, and the success in managing cooperatives.

The study used a survey approach with descriptive quantitative type and explanatory nature. The samples comprised 280 respondents and were taken by using proportionate stratified random sampling. The hypothesis was tested by using multiple linear regression analysis with simultaneous type of test (F-test) and partial type of test (t-test) which was aimed to know the influence of independent variables on dependent variable at the level of reliability of 95% (α = 0.05).

The result of the analysis showed that the capacity of human resources of KSU, KSU members’ participation, and the service system of KSU had significant influence on the success of KSU in Medan with the significance level at 0.000. Coefficient determination (R2

The result of the t-test (partially) showed that the capacity of human resources of KSU, KSU members’ participation, and the service system of KSU had significant influence on the success of KSU in Medan.

) of independent variables on dependent variable was 78.10% and the rest (21.90%) was explained by other factors which were excluded from the study.

The conclusion of the study showed that the capacity of human resources, members’ participation, and service quality had significant influence on the success of KSU.

Keywords; Capacity of Human Resources, Members’ Participation, Service System,

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karuniaNya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang

berjudul: “Pengaruh Kemampuan SDM, Partisipasi anggota dan Sistem Pelayanan

Terhadap Keberhasilan Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kota Medan”.

Atas selesainya tesis ini, Peneliti mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K),

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus Komisi Pembanding yang

telah banyak memberikan arahan dan saran kepada Peneliti untuk

kesempurnaan dalam Penelitian tesis ini.

4. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si, selaku Ketua Komisi

Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan Peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

5. Ibu Dr. Yenni Absah, SE, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberikan arahan dan saran kepada Peneliti untuk

(9)

6. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah

banyak memberikan saran dan masukan kepada Peneliti untuk kesempurnaan

dalam Penelitian tesis ini.

7. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE, selaku Anggota Komisi Pembanding yang

telah banyak memberikan saran dan masukan kepada Peneliti untuk

kesempurnaan dalam Penelitian tesis ini.

8. Bapak Drs. H. Tunggar Harahap, M.Si selaku Kepala Dinas Koperasi dan

UMKM Kotamadya Medan yang bersedia memberikan data koperasi yang ada

di Kota Medan

9. Suami tercinta Jimmy Carter Ambarita, SE dan anak saya Andre Justin

Ambarita yang telah memberikan doa dan motivasi kepada Peneliti untuk

menyelesaikan studi.

10.Kedua orang tua Peneliti, Ayahanda W. Siahaan (+) dan Ibunda S.

Simanjuntak tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan doa.

11.Seluruh staf pengajar program studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan masukan selama

masa perkuliahan.

12.Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,

yang selama ini telah terjalin kerja sama dalam menyelesaikan semua tugas

(10)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmad dan

karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada

Peneliti baik ketika masih kuliah maupun saat Penelitian tesis. Peneliti menyadari

tesis ini belum sempurna, namun demikian diharapkan nantinya dapat berguna

bagi banyak pihak, khususnya bagi Penelitian pengembangan pemberdayaan

Koperasi Serba Usaha.

Medan, Maret 2013

Peneliti

(11)

RIWAYAT HIDUP

Juniari Siahaan, lahir pada tanggal 10 Juni 1982 di Balige Kabupaten Toba

Samosir Menikah dengan Jimmy Carter Ambarita, SE tahun 2006 dan telah

dikaruniai seorang putra, Andre Justin Ambarita.

Pendidikan dimulai pada tahun 1988 di Sekolah Dasar (SD) Negeri Nomor

173536 Balige dan lulus pada tahun 1994. Kemudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Balige lulus Tahun 1997. Selanjutnya

meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Balige,

lulus tahun 2000 Tahun 2001 melanjutkan ke Pendidikan Diploma I Mitra Bisnis

Politeknik Sumatera Utara Jurusan Teknik Informatika Komputer, Tahun 2002

melanjutkan pendidikan ke Diploma III di Universitas Sisingamangaraja XII

Medan Jurusan Teknik Komputer dan Lulus Tahun 2004 kemudian tahun 2008

melanjutkan ke strata-1 di STMIK Sisingamangaraja XII Medan Jurusan

Manajemen Informatika Komputer dan tahun 2010 melanjutkan ke Strata-2

Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

di Medan, saat ini Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Koperasi

(12)

DAFTAR ISI

1.2Perumusan Permasalahan ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

2.2.4 Sumber Daya Manusia Koperasi ... 16

2.2.5 Partisipasi Anggota Koperasi ... 20

2.2.6 Pelayanan Koperasi ... 24

2.2.7 Keberhasilan Pengelolaan Koperasi ... 27

(13)

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Populasi dan Sampel ... 37

3.4 Teknis Pengumpulan Data... 39

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.6 Identifikasi dan Operasional Variabel ... 40

3.6.1 Identifikasi Variabel ... 40

3.6.2 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.7.1 Uji Validitas ... 43

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.8 Metode Analisis Data ... 47

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 47

3.8.2 Analiisis Regresi berganda ... 47

3.8.3 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.8.4 Uji Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan 52 4.1.2 Gambaran Struktur Organisasi ... 53

4.1.3 Visi dan Misi Koperasi dan UKM Kota Medan ... 54

4.1.4 Karakteristik Responden ... 55

4.1.5 Analisa Statistik Deskriptif (Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian ... 56

4.1.6 Pengujian Asumsi Klasik ... 69

4.1.7 Hasil Regresi Berganda ... 73

4.2 Pembahasan ... 84

(14)

Keberhasilan KSU ... 85

4.2.3 Pengaruh Ssitem Pelayanan KSU terhadap Keberhasilan KSU ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1. Kesimpulan ... 91

5.2. Saran ... 92

(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 35 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 74 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76

(16)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1 Pertumbuhan Koperasi di Kota Medan Tahun 2009-2011 ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 3.1 Jumlah Koperasi, Jumlah Sampel dan Jumlah Responden Berdasarkan ZonaWilayah Kota Medan Tahun 2012 ... 38

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 41

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kemampuan SDM KSU ... 44

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Partisipasi Anggota KSU ... 45

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Sistem Pelayanan KSU ... 45

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keberhasilan KSU ... 46

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 47

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 56

4.4 Penjelasan Responden Atas Variabel Kualitas SDM (Pengurus KSU) .. 57

4.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Kualitas SDM (Pengawas KSU) . 60 4.6 Penjelasan Responden Atas Variabel Partisipasi Anggota KSU ... 64

4.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Sistem Pelayanan KSU ... 67

4.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Keberhasilan KSU ... 71

4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ... 75

4.10 Hasil Regresi Berganda ... 77

4.11 Hasil Uji Secara Simultan ... 78

4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 79

(17)

PENGARUH KEMAMPUAN SDM, PARTISIPASI ANGGOTA

DAN SISTEM PELAYANAN TERHADAP KEBERHASILAN

KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Secara makro dapat dilihat peranan koperasi yang semakin meningkat dalam perekonomian, antara lain; meningkatnya manfaat koperasi bagi masyarakat dan lingkungan, pemahaman yang lebih mendalam terhadap azas, sendi serta tata kerja koperasi; meningkatnya produksi, pendapatan dan kesejahteraan; meningkatnya pemerataan dan keadilan; meningkatnya kesempatan kerja. Semua ini mengakibatkan pertumbuhan struktural dalam perekonomian nasional yang tergantung pada Co-operative Growth, Cooperative Share dan

Co-operative Effect yang melibatkan, memberdayakan segenap lapisan masyarakat,

sehingga dapat mengatasi kemiskinan. Masalah paling esensi adalah mengenai keberhasilan usaha koperasi dalam tumbuh dan berkembangnya suatu koperasi. Sampai saat ini koperasi lebih tertinggal dibanding dengan lembaga perekonomian lainnya. Penyebab ketertinggalan ini, karena banyaknya persoalan yang harus dihadapi oleh koperasi dalam pengelolaannya.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep koperasi, jenis koperasi di Indonesia, Koperasi Serba Usaha (KSU), Sumber Daya Manusia Koperasi, Partisipasi Anggota Koperasi, Pelayanan koerasi dan Keberhasilan Pengelolaan Koperasi.

Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan bersifat eksplanotory. Metode pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling (penarikan sampel proporsional acak berstruktur dengan sampel sebanyak 280 responden. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan uji secara simultan (Uji F) dan secara parsial (Uji t) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kemampuan SDM KSU, Partisipasi anggota KSU dan Sistem Pelayanan KSU berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan KSU di Kota Medan dengan tingkat signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R2

Hasil uji t (secara parsial) yaitu Kemampuan SDM, Partisipasi Anggota dan sistem Pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap Keberhasilan KSU di Kota Medan.

) variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 78,10% dan sisanya 21,90% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian adalah Kemampuan SDM, Partisipasi Anggota dan Sistem Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan KSU.

(18)

THE INFLUENCE OF HUMAN RESOURCES’ CAPACITY, MEMBERS’ PARTICIPATION, AND SERVICE SYSTEM ON THE SUCCESS

OF ALL-PURPOSE COOPERATIVE (KSU) IN MEDAN

ABSTRACT

From the macro economy point of view, the role of cooperatives is

economically increasing; it can be seen from the increase of the use of cooperatives by people and for the environment, the understanding of the cooperative’s principle, foundation, and management, the increase in production, income, and welfare, the increase in distribution and justice, and the increase in employment. All these have caused the structural growth in the national economy which depends upon Co-operative Growth, Cooperative Share, and Co-operative Effect which involve and empower all walks of life so that poverty can be extricated. The most essential thing is about the success of a cooperative in its growth and development. So far, cooperatives have been left behind farther than the other economic institutions since the management of cooperatives has to face many problems.

The theory used in this study was the concept of cooperative, the types of cooperative in Indonesia, all—purpose cooperative (KSU), human resources in cooperative, cooperative members’ participation, service of cooperative, and the success in managing cooperatives.

The study used a survey approach with descriptive quantitative type and explanatory nature. The samples comprised 280 respondents and were taken by using proportionate stratified random sampling. The hypothesis was tested by using multiple linear regression analysis with simultaneous type of test (F-test) and partial type of test (t-test) which was aimed to know the influence of independent variables on dependent variable at the level of reliability of 95% (α = 0.05).

The result of the analysis showed that the capacity of human resources of KSU, KSU members’ participation, and the service system of KSU had significant influence on the success of KSU in Medan with the significance level at 0.000. Coefficient determination (R2

The result of the t-test (partially) showed that the capacity of human resources of KSU, KSU members’ participation, and the service system of KSU had significant influence on the success of KSU in Medan.

) of independent variables on dependent variable was 78.10% and the rest (21.90%) was explained by other factors which were excluded from the study.

The conclusion of the study showed that the capacity of human resources, members’ participation, and service quality had significant influence on the success of KSU.

Keywords; Capacity of Human Resources, Members’ Participation, Service System,

(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu lembaga yang sesuai dengan pembangunan masyarakat dalam

upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

koperasi memiliki prinsip kebersamaan dan rasa kekeluargaan.

Pembangunan koperasi identik dengan mengatasi kemiskinan. Menurut

Bung Hatta, koperasi yang berazaskan pasal 33 UUD 1945 merupakan

satu-satunya jalan untuk mendekatkan jurang perbedaan antara yang kaya dengan yang

miskin (Mubyarto 2003).

Secara makro dapat dilihat peranan koperasi yang semakin meningkat dalam perekonomian yaitu dari:

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai

sektor,

2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar,

3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat,

4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam

perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi

nasional pada masa mendatang.

Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan

(20)

pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka,

menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki

pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan

meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator

kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.

Sebagai soko guru perekonomian, koperasi memungkinkan untuk

berkembang secara ekonomis, mampu memberikan pelayanan secara terus

menerus dan meningkat kepada anggotanya serta masyarakat sekitarnya, juga

dapat memberikan sumbangan yang mendasar kepada pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Akan tetapi pada masa sekarang ini, banyak masyarakat menilai koperasi

sebagai badan sosial yang mencoba bergerak di bidang ekonomi dan beranggapan

bahwa usaha yang dilakukan koperasi merupakan usaha kecil-kecilan, padahal

jika dikaji secara mendalam, koperasi sangat penting dalam perekonomian.

Koperasi dianggap mampu memberikan berbagai kelebihan pada anggota dan

masyarakat luas yang memanfaatkan koperasi. Ditambah lagi koperasi

mempunyai tujuan yang sangat mulia, yakni memajukan kesejahteraan anggota

khususnya dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dengan demikian, ternyata masalah paling esensi adalah mengenai

keberhasilan usaha koperasi dalam tumbuh dan berkembangnya suatu koperasi.

Sampai saat ini koperasi lebih tertinggal dibanding dengan lembaga

(21)

Daerah. Penyebab ketertinggalan ini, karena banyaknya persoalan yang harus

dihadapi oleh koperasi dalam pengelolaannya.

Secara kuantitatif, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan koperasi

memang luar biasa. Jumlah, jenis, keanggotaan, maupun kapasitas permodalannya

tumbuh pesat. Akan tetapi perkembangan tersebut belum mampu mencapai target

yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah karena koperasi itu sendiri

belum memasyarakat. Masih banyak anggota masyarakat yang belum memahami

secara komprehensif, apa, mengapa dan bagaimana sesungguhnya koperasi.

Rendahnya pemahaman masyarakat tersebut pada akhirnya berpengaruh negatif

terhadap minat masyarakat untuk menjadi anggota dan berpartisipasi aktif dalam

pengembangan koperasi.

Di sisi lain, pertumbuhan kuantitas juga belum diimbangi dengan

peningkatan kualitas. Masih banyak koperasi yang mengalami stagnasi atau

bahkan gulung tikar. Kurang maksimalnya kinerja sebagian koperasi pada

umumnya disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia pengelolanya.

Dan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia tidak

lain adalah karena rendahnya pengetahuan pengelola terhadap koperasi.

Demikian juga halnya dengan keberadaan Koperasi Serba Usaha (KSU) di

Kota Medan menurut data Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

Kota Medan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 menyebutkan dari sisi

jumlah, koperasi di Kota Medan mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini dapat

dilihat dari jumlah koperasi, jumlah anggota dan Sisa Hasil Usaha (SHU), dimana

(22)

dengan jumlah anggota 135.330 orang, kemudian pada tahun 2010 meningkat

8.96 persen menjadi 502 unit dengan jumlah anggota 150.367 orang. Dan pada

tahun 2011 meningkat sebesar 9.71 persen menjadi 556 unit dengan jumlah

anggota 170.750 orang. Demikian juga halnya dengan SHU, pada tahun 2010

mengalami peningkatan sebesar 10 persen menjadi Rp. 1.036.800.000 dan tahun

2011 juga meningkat sebesar 10 persen menjadi Rp.1.280.000.000.

N a m u n d e m i k i a n , d a r i s i s i k u a l i t a s

Tabel 1.1 Pertumbuhan Koperasi di Kota Medan

pertumbuhan kuantitas KSU

tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas KSU yang baik. Hal ini terlihat dari

peningkatan persentase jumlah KSU yang hanya 8 hingga 10 persen dari tahun

2009 hingga 2011 dan meningkatnya jumlah koperasi tidak aktif, dimana pada

tahun 2009 sampai tahun 2011 jumlah koperasi yang tidak aktif meningkat

sebanyak 6.29 persen dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 6.98 persen.

Tahun 2009-2011 7. Volume Usaha Rp.000 121.320.000 134.800.000 150.000.000

8. SHU Rp.000 1.036.800 1.152.000 1.280.000

Sumber: Dinas Koperasi UMKM Kota Medan, (2012)

Banyaknya masalah yang menghambat perkembangan Koperasi Serba

Usaha khususnya di Kota Medan disebabkan oleh pengelolaan yang kurang

(23)

Penyebab utama kurang berhasilnya koperasi termasuk KSU yang ada di

Kota Medan, diantaranya keterbatasan sumber daya manusia pengurus koperasi

yang berkualitas. Keberadaan sumber daya manusia KSU di Kota Medan

khususnya pengurus dari sisi pendidikan dan kemampuan masih belum

menggembirakan. Fakta menunjukkan masih rendahnya kualitas sumber daya

koperasi khususnya dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi

dan pemasaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (2008), yang menyebutkan

bahwa, permasalahan yang dihadapi dalam membangun koperasi adalah masalah

struktural dengan berbagai cirinya, misalnya masalah kelemahan

pengelolaan/manajemen dan kelangkaan akan modal. Kelemahan manajemen

tersebut biasanya disebabkan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki masyarakat, dalam hal ini pengurus koperasi, masih terbatas, sedangkan

kelangkaan akan modal disebabkan oleh kondisi ekonomi masyarakat Indonesia

yang umumnya masi

Disamping itu adalah rendahnya tingkat kompetensi kewirausahaan

sumber daya manusia koperasi. Rendahnya tingkat pendidikan sumber daya

manusia tersebut ternyata tidak diimbangi dengan upaya-upaya peningkatan

kemampuan (capacity building) baik melalui pelatihan, pendidikan, maupun studi

banding secara terprogram. Pada umumnya sumber daya manusia yang ada lebih

fokus pada pengalaman dalam menjalankan usaha. Upaya-upaya untuk

meningkatkan kemampuan masih belum merupakan prioritas. Lemahnya tingkat

(24)

diantaranya: rendahnya inovasi, lemahnya manajemen usaha, rendahnya

produktivitas, rendahnya kualitas produk dan lemahnya kemampuan mengakses

modal usaha.

Dengan demikian dalam memilih pengurus koperasi sangat diutamakan

bagi mereka yang memiliki berbagai macam kemampuan atau potensi agar dapat

mengelola koperasi menuju keberhasilan. Rendahnya kualitas dari pengurus

koperasi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain rendahnya kemampuannya

sebagai seorang wirausaha dalam mengelola koperasi. Hal ini yang

mengakibatkan proses manajemen koperasi lemah sehingga arah dan tujuan yang

hendak di capai koperasi tidak bisa diraih terutama dalam peningkatan

perkembangan usaha dari koperasi.

Dalam hal ini partisipasi dari para anggota koperasi dalam memilih

pengurus koperasi yang profesional sangat dibutuhkan. Partisipasi merupakan

kebutuhan dasar bagi usaha koperasi, karena maju mundurnya suatu koperasi

sangat tergantung pada partisipasi anggota dalam berbagai aspek seperti

pendidikan dan penyuluhan, pertemuan, pembentukan modal, pengembangan

usaha dan komunikasi pembuatan program. Semakin besar partisipasi anggota,

semakin mudah koperasi berkembang.

Meliani & Ismulyati (2002), menambahkan kendala yang sering dihadapi

koperasi selain faktor permodalan adalah kurangnya partisipasi anggota, padahal

partisipasi anggota merupakan unsur utama dan terpenting dalam kegiatan

(25)

Pada kenyataan yang ada partisipasi anggota koperasi saat ini masih

rendah, disebabkan para anggota belum sepenuhnya mengerti lingkup kegiatan

koperasi yang sebenarnya sehingga anggota koperasi tidak menunjukkan

partisipasinya baik itu secara kontributif maupun insentif terhadap kegiatan

koperasi sendiri. Kurangnya pendidikan serta pelatihan yang diberikan oleh

pengurus kepada para anggota koperasi ditengarai menjadi faktor utamanya,

karena para pengurus beranggapan hal tersebut tidak akan menghasilkan manfaat

bagi diri mereka pribadi. Kegiatan koperasi yang tidak berkembang membuat

sumber modal menjadi terbatas. Terbatasnya usaha ini akibat kurangnya

dukungan serta kontribusi dari para anggotanya untuk berpartisipasi membuat

koperasi seperti stagnan. Oleh karena itu, semua masalah berpangkal pada

partisipasi anggota dalam mendukung terbentuknya koperasi yang tangguh, dan

memberikan manfaat bagi seluruh anggotanya, serta masyarakat sekitar.

Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini juga disebabkan

sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas

tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang

konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu

sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka

belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan

mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi

miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu

sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa

(26)

Selain itu rendahnya partisipasi anggota mungkin pula disebabkan oleh kurang

mampunya koperasi dalam meningkatkan dan pelayanan yang baik kepada

anggota.

Pelayanan yang baik dan berkualitas juga penting karena dapat menarik

simpati pelanggan dan juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang dalam

hal ini adalah para anggota koperasi. Dengan adanya kualitas pelayanan yang

optimal, dapat menarik pelanggan yang loyal, maka diharapkan dapat

meningkatkan keberhasilan koperasi terutama dalam hal pertumbuhan Sisa Hasil

Usaha (SHU).

Namun pada kenyataannya kualitas pelayanan koperasi dinilai masih

rendah. Rendahnya pelayanan koperasi juga disebabkan kurang mampunya

koperasi dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota.

Koperasi pada umumnya belum dapat meningkatkan pelayanan yang prima

terutama kepada anggota yang merupakan unsur penting dan salah satu pihak

yang berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaan usaha koperasi.

Agar mampu bersaing dalam menghadapi pasar bebas yang berlangsung

saat ini diperlukan adanya suatu kualitas layanan koperasi dan kepuasan anggota

untuk memperoleh persaingan yang maksimal. Akan tetapi kualitas layanan

tersebut tidak lepas dari jati diri koperasi, sehingga prinsip-prinsip dan nilai-nilai

koperasi masih bisa melembaga dalam susunan ekonomi pasar bebas. Sebagai

lembaga yang bergerak dalam bidang layanan koperasi harus dapat meningkatkan

kualitas layanan dan kepuasan anggota terhadap pengelolaan usaha yang

(27)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kemampuan SDM Koperasi Serba Usaha berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota

Medan?

2. Apakah partisipasi anggota SDM Koperasi Serba Usaha berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keberhasilan Koperasi Serba Usaha di

Kota Medan?

3. Apakah sistem pelayanan SDM Koperasi Serba Usaha berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keberhasilan Koperasi Serba Usaha di

Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui

pengaruh kemampuan SDM Koperasi Serba Usaha (KSU), partisipasi anggota

Koperasi Serba Usaha (KSU) dan sistem pelayanan Koperasi Serba Usaha (KSU)

terhadap keberhasilan pengelolaan Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan

(28)

mendatang.

b. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara, penelitian ini merupakan tambahan kekayaan penelitian

untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan di masa mendatang.

c. Bagi Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian

yang sama di masa mendatang.

d. Bagi peneliti, menambah wawasan secara ilmiah dalam bidang manajemen

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian dalam bidang koperasi telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian Nurlela (2001), dengan judul :

Pengaruh Kemampuan Manajerial Pengurus, Partisipasi Anggota dan

Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan Koperasi di KUD ”BAHAGIA”

Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dengan metode kuesioner, metode

dokumentasi dan wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode

analisis deskriptif persentase dan analisis regresi linier berganda dengan program

SPSS versi 16 for Windows.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, kemampuan manajerial

pengurus, partisipasi anggota dan lingkungan usaha berpengaruh terhadap

keberhasilan koperasi di KUD ”BAHAGIA” Kecamatan Gembong Kabupaten

Pati baik secara bersama-sama maupun parsial.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anwar dkk tahun 2009, dengan

judul: “Pengaruh Kualitas Pelayanan Koperasi Dan Partisipasi Anggota

Terhadap Perkembangan Usaha Anggota (Survei Pada Anggota Koperasi

Pengusaha Industri Kecil Suku Cadang Mesin / KOPISMA Bandung). Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan koperasi dan

(30)

produksi usaha anggota Koperasi Pengusaha Industri Kecil Suku Cadang Mesin

(KOPISMA) Bandung, baik secara simultan maupun secara parsial. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian pengujian hipotesis atau penelitian

penjelasan (explanatory research) dengan melakukan observasi, wawancara, dan

kuesioner sebagai instrument penelitian yang diuji validitas dan reliabilitasnya.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode sensus. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan Koperasi Dan Partisipasi

Anggota berpengaruh Terhadap Perkembangan Usaha Anggota (Survei Pada

Anggota Koperasi Pengusaha Industri Kecil Suku Cadang Mesin / KOPISMA

Bandung).

Ketaren (2007) melakukan penelitian dengan judul : “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Credit Union Dalam Pemberdayaan

Masyarakat (Study Kasus: Koperasi Credit Union Partisipasi Suka Makmur

Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang). Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota koperasi

sebanyak 204 orang. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 40 orang.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan koperasi Credit Union, meliputi: SHU, partisipasi anggota,

kepemimpinan pengurus dan manajemen koperasi.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan

(31)

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan

Usaha Terhadap

Credit Union, meliputi: SHU, partisipasi anggota, kepemimpinan pengurus dan manajemen koperasi.

2.2 Kerangka Teori 2.2.1 Konsep Koperasi

Menurut Swasono (2005), secara harfiah kata “Koperasi” berasal dari kata

Cooperation” (Latin) atau “Cooperation” (Inggris), atau Co-operate (Belanda),

atau dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai bekerja sama.

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, Pasal 1, menyatakan bahwa

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

(32)

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan”.

Menurut pernyataan ICA (International Co-operate Alliance, 2002) tentang

jati diri koperasi mengemukakan, Koperasi adalah perkumpulan otonom dari

orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya besama melalui perusahaan yang

dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis.

ILO (International Labour Organization) memberikan definisi koperasi

yang lebih detail dan berdampak international sebagai berikut:

“Co-operative define as an association of person usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common economic end through the formation of a democratically controlled business organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking” (Sitio dan Tamba, 2001).

Definisi yang diberikan ILO di atas, mengandung 6 elemen yang terdapat

dalam koperasi sebagai berikut:

1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of persons).

2. Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan (voluntary

joined togather).

3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common economic

end).

4. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang

diawasi dan dikendalikan secara demokratis (formation of democratically

(33)

5. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (making

equitble contribution to the capital required).

6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang (accepting a

fair share of the risk and benefits of the understanding).

2.2.2 Jenis Koperasi di Indonesia

Jenis-jenis koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

tentang Pokok-pokok Perkoperasian adalah sebagai berikut:

A. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya :

1. Koperasi Konsumsi, didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum

sehari-hari para anggotanya. Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi

harus lebih murah dibantingkan di tempat lain, karena koperasi bertujuan

untuk mensejahterakan anggotanya.

2. Koperasi Jasa adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk

pinjaman kepada para anggotanya. Tentu bunga yang dipatok harus lebih

rendah dari tempat meminjam uang yang lain.

3. Koperasi Produksi, Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan

baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis

barang tertentu serta membantu menjual dan memasarkannya hasil

produksi tersebut.

B. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja

1. Koperasi Primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota

(34)

2. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan

badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas

dibandingkan dengan koperasi primer.

C. Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya

1. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang memiliki usaha

tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman.

Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa

dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan

peminjam ditentukan melalui rapat anggota.

2. Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi yang bidang usahanya

bermacam-macam. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan

untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga masyarakat, unit

produksi, unit wartel.

3. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan

kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya

kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga.

4. Koperasi Produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang

(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini

pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota

(35)

D. Koperasi Berdasarkan Keanggotaannya

1. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan

masyarakat pedesaan. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi

pedesaan, terutama pertanian.

2. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi ini beranggotakan

para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini bernama Koperasi

Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama meningkatkan

kesejateraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat didirikan di

lingkup departemen atau instansi.

3. Koperasi Sekolah, memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru,

karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha

menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis,

makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata

sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi

siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan

kejujuran.

2.2.3 Koperasi Serba Usaha (KSU)

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menjalankan beberapa macam

usaha yang sesuai dengan keperluan masyarakat dan lingkungan (Arifinal, 1987)”.

Koperasi Serba Usaha memiliki beberapa fungsi, yaitu: a) Perkreditan, b)

Penyediaan dan penyaluran sarana produksi dan keperluan sehari-hari, c)

(36)

1.

Adapun tujuan koperasi serba usaha adalah sebagai berikut:

2.

Mensejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

3.

Dapat membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan masyarakat

maju, adil, dan makmur.

4.

Memberikan pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan cepat serta

mendidik anggota untuk dapat menggunakan uang dengan bijaksana dan

produktif.

Memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perkantoran anggota koperasi.

1.

Menurut Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 44 ayat 2, prinsip

koperasi serba usaha sama dengan prinsip koperasi yang tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1, yaitu:

2.

Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

3.

Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

4.

Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya

jasa usaha masing-masing anggota.

5.

Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Kemandirian.

2.2.4 Sumber Daya Manusia Koperasi

Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh koperasi yaitu masalah klasik

antara lain keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola

(37)

pengelolaan yang baik menjadi faktor utama yang menunjang maju tidaknya suatu

koperasi.

Secara normatif pengelola (pengurus) dalam organisasi koperasi memiliki

fungsi yang amat strategis yaitu bertindak sebagai pengusaha yang menjaga

kesinambungan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang efisien. Rendahnya

kualitas dari pengurus koperasi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain

rendahnya kemampuannya sebagai seorang wirausaha dalam mengelola koperasi.

Dalam arena persaingan global yang semakin ketat, eksistensi individu,

masyarakat ataupun organisasi akan ditentukan oleh keunggulan daya saing yang

berkesinambungan. Hanya dengan sumber daya manusia yang unggul dan

mempunyai daya saing tinggi, suatu masyarakat atau organisasi termasuk

Koperasi dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.

Sumarsono (2003) menyatakan bahwa terdapat tiga syarat yang harus

dimiliki oleh seorang pengelola (manajer/pengurus) koperasi, yaitu : Managerial

skill, Technical skill dan Entrepreneur skill. Selain dari managerial skill dan

tehnical skill, entrpreneur skill merupakan salah satu keahlian yang penting dan

harus dimiliki oleh pengurus dalam menjalankan usaha koperasi. Keahlian

kewirausahaan merupakan salah satu keahlian yang sangat menunjang dalam

proses pengembangan suatu unit usaha, karena tanpa jiwa wirausaha yang baik

maka perkembangan usaha akan rendah.

Dengan demikian seorang wirausaha sangatlah diperlukan oleh setiap

(38)

seorang wirausaha mampu menghadapi setiap tantangan dan memanfaatkan setiap

peluang yang ada demi keberhasilan usaha yang dikelolanya.

Selanjutnya menurut Marbun dalam Alma (2004), Pengelola koperasi baik

itu pengurus ataupun manajer sebaiknya memiliki sifat-sifat yang perlu dimiliki

oleh seorang wirausaha sebagai berikut ; 1) Percaya diri, 2) Berorientasikan tugas

dan hasil, 3) Pengambil resiko, 4) Kepemimpinan, 5) Keorsinilan, 6) Berorientasi

ke masa depan.

Kompetensi sumber daya manusia seluruh unsur penggerak koperasi, baik

itu anggota, pengurus, maupun pengawas harus selalu digali, diasah, dan

dikembangkan sehingga muncul pemikiran-pemikiran yang kreatif dan inovatif

dalam pengembangan koperasi. Widarmanto (2008), Kompetensi yang harus

dimiliki oleh para anggota, pengurus, dan penggerak koperasi meliputi

kompetensi kelembagaan, kompetensi pengembangan usaha dan menejerial,

kompetensi penguasaan iptek, kompetensi membangun networking, kompetensi

pengembangan program penciptaan keunggulan persaingan usaha, kompetensi

optimalisasi pelayanan, dan kompetensi dalam membangun etos kerja.

Semua kompetensi tersebut di atas apabila bisa dikembangkan secara

maksimal akan menjadi kekuatan yang besar dalam mengelola koperasi yang

berkualitas. Ada beberapa langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi

sumber daya manusia tersebut. Pertama, Peningkatan kompetensi kelembagaan.

Peningkatan kompetensi kelembagaan di sini berupa penyegaran kembali,

penegasan kembali, serta pemahaman kembali para seluruh penggerak koperasi

(39)

identity) yang meliputi pemahaman kembali akan tiga aspek koperasi yaitu

pengertian koperasi (definition of co-operative), nilai-nilai koperasi (values of

co-operative), dan prinsip-prinsip gerakan koperasi (principles of co-operative).

Melalui penyegaran dan pemahaman kembali hal-hal di atas, falsafah dan

prinsip-prinsip koperasi dapat dipertahankan sehingga kalau suatu saat nanti koperasi

tersebut bisa berkembang tetap dapat mempertahankan prinsip-prinsip etis

perkoperasian Indonesia.

Kedua, Kompetensi Pengembangan Usaha dan manajerial. Setiap unsur

penggerak koperasi, baik itu pengurus dan anggota harus memiliki kompetensi

pengembangan usaha dan menejerial sehingga mampu mengembangkan usaha

yang luwes sesuai dengan kepentingan seluruh anggota sekaligus mampu

mengembangkan modal yang dipunyainya. Untuk itu para penggerak koperasi

harus mampu memiliki kemampuan manejerial baik manajerial yang berkait

dengan pengembangan usaha dan organisasi maupun yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan.

Ketiga, kompetensi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penguasaan komputer dan internet menjadi syarat utama para pelaku dan

pengembangan koperasi. Dengan memiliki kompetensi itu segala hal yang berkait

dengan pemasaran, pengelolaan keuangan, mitra usaha, dan pencitraan lembaga

koperasi dalam dilakukan dengan cara yang efektif dan menjangkau sasaran yang

luas.

Keempat, Kompetensi membangun networks. Dalam dunia menyeluruh tak

(40)

kemampuan menjalin kerjasama dan membentuk jejaring usaha. Semua badan

ekonomi termasuk juga koperasi harus mampu menjalin sebanyak mungkin

networks atau jaringan kerja, harus mampu membentuk jejaring usaha yang

seluas-luasnya sehingga dapat menciptakan pasar.

Kelima, kompetensi pengembangan program penciptaan keunggulan

persaingan usaha. Ini berkaitan dengan kemampuan usaha bagi koperasi kecil

untuk dapat mengembangkan diri dengan menekankan pada sebuah produk atau

layanan unggulan sekaligus membangun pasar bagi produk atau layanan jasa yang

dilakukan. Kompetensi ini dapat diraih dengan menekankan pada bentuk

pendidikan dan latihan kewirausahaan, pendampingan usaha dan permodalan.

Keenam, adalah kompetensi optimalisasi pelayanan. Ini berarti setiap

pengurus maupun anggota koperasi harus memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya sekaligus mampu memenuhi

kebutuhan kolektif tersebut. Setelah identifikasi akan dapat ditentukan skala

prioritas dengan mempertimbangkan pelbagai aspirasi. Dengan pemberdayaan

yang berkesinambungan koperasi diharapkan tumbuh berkembang dan berkualitas

sehingga memiliki daya tawar yang setara dengan pelaku ekonomi lain. Untuk itu

perlu adanya upaya yang serius untuk meningkatkan dan memberdayakan

kompetensi sumber daya manusia perkoperasian yang dilakukan secara

(41)

2.2.5 Partisipasi Anggota Koperasi

Partisipasi anggota merupakan kunci keberhasilan organisasi dan usaha

koperasi. Secara harfiah, partisipasi berarti meningkatkan peran serta orang-orang

yang mempunyai visi dan misi yang sama bagi mengembangkan organisasi

maupun usaha koperasi. Pendirian koperasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

anggota, artinya perusahaan koperasi sejatinya mampu memenuhi kebutuhan

anggotanya, artinya perusahaan koperasi sejatinya mampu memenuhi kebutuhan

anggotanya, demikian pula sebaliknya anggota memanfaatkan layanan perusahaan

koperasi, perhatian dan bertanggung jawab terhadap perusahaan koperasi dalam

bentuk kontribusi berbagai bentuk simpanan maupun ikut menanggung resiko

usaha koperasi, serta secara proaktif ikut serta dalam berbagai bentuk maupun

proses pengambilan keputusan usaha koperasi.

Partisipasi anggota dilandaskan pada prinsip identitas gandanya (dual

identity), yaitu anggota sebagai pemilik, sekaligus sebagai pengguna. Sebagai

pemilik, anggota wajib berpartisipasi dalam penyertaan modal, pengawasan dan

membuat keputusan; sedangkan sebagai pengguna/pelanggan, anggota koperasi

wajib memanfaatkan fasilitas, layanan, barang, maupun jasa yang disediakan oleh

koperasi. Derajat ketergantungan antara anggota dengan perusahaan koperasi atau

sebaliknya akan menentukan baik buruknya perkembangan organisasi maupun

usaha koperasi. Semakin kuat ketergantungan anggota dengan perusahaan

koperasi, maka semakin tinggi dan baik perkembangan organisasi dan usaha

koperasi, sehingga koperasi merasakan manfaat keberadaan koperasi dan kopreasi

(42)

penuh. Koperasi memberikan manfaat (cooperative effect) secara ekonomi

langsung maupun tidak langsung bagi anggota, dan anggota mendukung,

berinteraksi, dan proaktif bagi perkekmbangan usaha koperasi.

Mengenai partisipasi anggota, Ariffin (2004) menyebutkan, bahwa

keanggotaan dalam koperasi merupakan salah satu aspek penting, karena maju

mundurnya sebuah koperasi antara lain dipengaruhi oleh tingkat partisipasi

anggota di koperasi. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Rachmad(1993)

yang menyatakan bahwa anggota merupakan faktor penentu

keberhasilan pengembangan koperasi. Dalam (Rachmad, 1993) disebutkan, bila

dilihat faktor yang turut mempengaruhi aktivitas partisipasi anggota maka

mutu pelayanan koperasi kepada anggota merupakan faktor kunci dalam

peningkatan partisipasi anggota koperasi.

Sementara itu Burhannudin (2005) menyebutkan salah satu kriteria

determinan keberhasilan koperasi adalah kemampuan koperasi menumbuhkan

partisipasi demokratis anggota dalam pembagian manfaatekonomi dan

risiko.Dengan demikian partisipasi anggota memegang peranan penting dalam

mewujudkan keberhasilan pemberdayaan koperasi.

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dari orang-orang

dalam situasi kelompok yang mendorong orang-orang tersebut memberikan

kontribusinya terhadap tujuan kelompoknya itu dan berbagai tanggung jawab atas

pencapaian tujuan tersebut. Partisipasi anggota koperasi berarti anggota memiliki

(43)

berkontribusi kepada koperasi, dan berbagai tanggung jawab atas pencapaian

tujuan organisasi maupun usaha koperasi.

Deputi bidang pengembangan sumber daya manusia Kementerian koperasi

dan usaha kecil dan menengah Republik indonesia Tahun 2010, menjelaskan

bahwa, Partisipasi anggota dalam koperasi dapat dirumuskan sebagai keterlibatan

para anggota secara aktif dan menyeluruh dalam pengambilan keputusan,

penetapan kebijakan, arah dan langkah usaha, pengwasan terhadap jalannya usaha

koperasi, penyertaan modal usaha, dalam pemanfaatan usaha, serta dalam

menikmati sisa hasil usaha.

Partisipasi anggota juga dapat diartikan sebagai keikutsertaan anggota

dalam berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi, baik

kedudukan anggota sebagai pemilik maupun sebagai pengguna/pelanggan.

Keikutsertaan anggota ini diwujudkan dalam bentuk pencurahan pendapat dan

pikiran dalam pengambilan keputusan, dalam pengawasan, kehadiran dan

keaktifan dalam rapat anggota, pemberian kontirbusi modal keuangan, serta

pemanfaatan pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Secara umum, partisipasi

anggota koperasi menyangkut partisipasi terhadap sumberdaya, pengambilan

keputusan, dan pemanfaatan, atau seringkali dibuat kategori partisipasi

kontributif, partisipasi insentif.

Sejalan dengan kedudukan anggota koperasi yang memiliki identitas ganda

baik sebagai pemilik maupun pengguna/pelanggan, maka bentuk partisipasi

anggota juga mengikutinya. Sebagai pemilik, anggota memberikan kontribusi

(44)

kontribusi keuangan, penyertaan modal, pembentukan cadangan, simpanan, serta

ikutserta dalam mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan

koperasi maupun aktif dalam proses pengawasan terhadap tata kehidupan

organisasi koperasi dan kinerja usaha koperasi. Selanjutnya sebagai pengguna,

anggota memanfaatkan berbagai potensi dan layanan yang disediakan koperasi

dalam memenuhi kebutuhan anggota dan menunjang kegiatan usaha koperasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara generik terdapat beberapa

bentuk partisipasi anggota koperasi, yaitu :

1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota (kehadiran,

keaktifan, dan penyampai/mengemukakan pendapat/saran/ide/gagasan/kritik

bagi koperasi).

2. Partisipasi dalam kontribusi modal (dalam berbagai jenis simpanan, simpanan

pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela/manasuka, jumlah dan frekuensi

menyimpan simpanan, penyertaan modal).

3. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis unit usaha,

jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap unit usaha koperasi,

besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit usaha yang dimanfaatkan,

besaran pembelian atau penjualan barang maupu jasa yang dimanfaatkan, cara

pembayaran atau cara pengambilan, bentuk transaksi, waktu layanan).

4. Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan kritik, tata cara

penyampaian kritik, ikut serta melakukan pengawasan jalannya organisasi dan

(45)

2.2.6 Pelayanan Koperasi

Koperasi diharuskan meningkatkan pelayanan kepada anggota-anggotanya,

mengingat pelayanan terkait dengan adanya tekanan persaingan dari organisasi

perusahaan lain (non koperasi). Koperasi harus layak dan efisien memberikan

layanan yang dapat dinikmati secara sosial ekonomi oleh anggota, disamping juga

mampu mengantisipasikan kemungkinan perubahan kebutuhan atau kepentingan

dari anggota. Perubahan kebutuhan anggota berhubungan lurus dengan perubahan

waktu peradaban, dan perkembangan jaman, sehingga hal ini menentukan pula

pola kebutuhan angota dalam konsumsi, produksi, maupun distribusi.

Kondisi ini memposisikan koperasi harus mampu memberikan pelayanan

prima yang disesuaikan dengan kebutuhan anggota. Jika perusahaan koperasi

memberi pelyanan kepada anggota yang jauh lebih besar, lebih menarik, dan lebih

prima dibanding dengan dari perusahaan non koperasi, maka koperasi akan

mendapat partisipasi penuh dari anggota.

Demikian pula sebaliknya, partisipasi anggota yang tinggi dalam

memanfaatkan segala layanan barang, jasa, yang tersedia dikoperasi pada

akhirnya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan terbaik dan prima oleh

perusahaan koperasi.

Mahri (2006) menyatakan bahwa, pelayanan koperasi kepada anggota

adalah jasa yang diberikan koperasi dalam memajukan usaha anggotanya. Oleh

karena itu, sebagian koperasi adalah pemberi pelayanan yang bertugas

(46)

Terkait dengan pelayanan usaha koperasi, koperasi selain memberikan

kesejahteraan pada anggotanya (social motive) juga mempunyai tujuan untuk

mencapai keuntungan (profile motive). Kesejahteraan pada anggota dapat

diwujudkan salahs atunya dengan cara memberikan pelayanan yang baik pada

anggotanya.

Aziz (2003), menyatakan bahwa sasaran pelayanan koperasi tersebut dapat

tercapai melalui pelayanan pada unit-unit usaha koperasi dengan cara :

1. Unit Usaha Pertokoan

Dalam memberikan pelayanan dipertokoan harus mempertimbangkan ;

a) Sikap dan kemampuan karyawan setempat

Karyawan dapat dikatakan sebagai ujung tombak pemasaran

barang-barang yang akan dijual koperasi. Dengan keramahan dann kecepatan

dalam melayani anggota serta kemampuan karyawan dalam memberikan

informasi tentang produk yang dijualm koperasi akan mampu menarik

minat anggota untuk berbelanja di koperasi.

Konsumen akan merasa senang apabila karyawan yang melayani

kebutuhan ramah serta cekatan. Akibatnya anggota akan memutuskan

untuk melakukan pembelian kembali di koperasi.

b) Barang yang disediakan

1. Kelengkapan jenis barang

Mudah memperoleh barang yang dibutuhkan merupakan kepuasan

(47)

didapat dengan membeli di satu tempat yaitu koperasi. Hal ini akan

menghemat waktu, tempat dan biaya.

Untuk melengkapi jenis barang yang dijual, koperasi harus menggali

informasi atau mengetahui berbagai produk kebutuhan anggota.

2. Harga dan Kualitas

Anggota akan cenderung berbelanja di koperasi bila barang dijual

berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Sebelum

memutuskan untuk berbelanja di koperasi, tentunya anggota akan

membandingkan dengan kualitas dan harga yang dijual di toko lain.

Tidak menutup kemungkinan bila anggota beralih ke toko lain karena

toko tersebut memberikan harga yang relative rendah dengan kualitas

barang yang sama, karena itu dalam menetapkan harga hendaknya

dilakukan sedemikian rupa sehingga kompetitif dan dapat menutup

biaya dan masih ada margin untuk laba. Paling tidak harga yang

diberikan ada yang sama dengan harga pasar.

3. Jumlah Barang

Agar tidak mengecewakan anggota sebagai konsumen, hendaknya

koperasi mengadakan pengendalian persediaan terhadap barang yang

dijual. Dengan demikian tidak akan dijumpai situasi dimana pembeli

sudah antri, ternyata barang yang dibutuhkan kosong (persediaan

habis). Pengendalian persediaan dilakukan dengan memadukan bagian

(48)

c) Tehnik Layanan

Tehnik layanan dalam hal ini berkaitan dengan upaya untuk

mempermudah anggota dalam memperoleh barang yang dibutuhkan.

Kemudahan ini diperoleh dengan pemberian layanan berupa melayani

pembelian secara kredit.

d) Keadaan Toko

Keadaan toko dapat mempengaruhi image anggota terhdap koperasi baik

itu dari segi lokasi, layout barang maupun layout ruang. Anggota akan

memutuskan berbelanja di koperasi apabila lokasi toko tersebut mudah

dijangkau. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan biaya, tenaga dan

waktu.

Pemberian pelayanan usaha yang baik dari koperasi kepada anggotanya akan

mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh anggota, apakah akan

berperan atau tidak dalam kegiatan koperasi. Atau dengan kata lain, kualitas

pelayanan usaha yang baik dari koperasi akan dapat merangsang minat

anggota untuk bekersasama atau berperan dalam kegiatan koperasi, karena

manfaat yang akan diperolehnya.

Sebaliknya kualitas pelayanan yang kurang baik akan dapat mempengaruhi

keingginan anggota untuk tidak berperan serta dalam koperai. Hal ini wajar

karena koperasi dibentuk dengan tujuan utama adalah meningkatkan

kesejahteraan anggotanya.

Menurut Aziz (2003) ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi

(49)

persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non koperasi) dan 2)

Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban.

Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam

mengkonsumsi produk-produk yang di tawarkan oleh koperasi

2.2.7 Keberhasilan Pengelolaan Koperasi

Keberhasilan pengelolaan koperasi adalah merupakan prestasi dalam

melaksanakan kegiatan berbisnis dalam meningkatkan kesejahtraan anggotanya

dan masyarakat pada umumnya. Keberhasilan pengelolaan koperasi tersebut dapat

dicapai karena dilaksanakan dengan manajemen yang baik.

Ester (2011) menyatakan bahwa, keberhasilan yang dicapai koperasi tidak

semata-mata diukur dengan tingkat efisiensi koperasi sebagai perusahaan ataupun

keuntungan yang didapat, melainkan diukur dengan seberapa efisien koperasi

tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat, serta dapat

menimbukan dampak yang baik untuk lingkungan. Adapun syarat-syarat agar

koperasi dapat mencapai keberhasilan, yaitu :a) Berusaha dengan efisien dan

produktif, b) Efisien dan efektif bagi para anggota, c) Memberikan saldo bagi

setiap anggota dalam jangka panjang, d) menghindari terjadi situasi, dimana

kemanfaatan dari usaha bersama merupakan barang milik umum

Menurut Hanel, dalam Yuliani (2007), bahwa untuk mengukur koperasi ada

tiga jenis efisiensi yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan, yaitu sebagai

berikut: 1) Efisiensi pengelolaan usaha adalah sejauhmana koperasi dikelola

(50)

Efisiensi pembangunan adalah penilaian atas dampak-dampak secara langsung

atau tidak langsung yang timbul oleh koperasi sebagai kontribusi koperasi

terhadap pencapaian tujuan pembangunan dan 3) efisiensi yang berorientasi pada

kepentingan para anggota adalah suatu tingkat dimana melalui berbagai kegiatan

pelayanan yang bersifat menunjang kegiatan usaha koperasi, kepentingan anggota

dan tujuan bersama para anggotanya.

Dengan demikian manajemen koperasi harus dilaksanakan

sebaik-baiknya oleh semua perangkat organisasi koperasi. Untuk meningkatkan

kepentingan anggota, manajemen koperasi harus peka terhadap proses

keanggotaan melalui penerapan manajemen keanggotaan. Fungsi operasional

keanggotaan koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses dari fungsi

perencanaan, pengorganisasiaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam pengadaaan

anggota (procurement), pengembangan anggota (development), pemberiaan

manfaat kepada anggota (benefit), pemeliharaan anggota (maintenence), dan

pemutusan hubungan keanggotaan (separation

Sebagai badan usaha, koperasi dituntut oleh para anggotanya untuk sukses

mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan dalam Rapat Anggota. Menurut

Limbong (2010), tingkat keberhasilan koperasi dilihat dari tiga faktor utama, yaitu

faktor pertama adalah partisipasi anggota. Partisipasi anggota adalah pelaksanaan

kewajiban dan hak sebagai anggota. Tingkat partisipasi anggota koperasi

dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti besarnya nilai manfaat pelayanan

koperasi. Partisipasi anggota akan efektif jika tejadi kesesuaian kebutuhan dan

(51)

Faktor penentu keberhasilan koperasi yang kedua adalah profesionalisme

manajemen. Mutu manajemen koperasi akan sangat menentukan keberhasilan

usaha-usaha bisnis koperasi. Manajemen disini menyangkut perencanaan bisnis,

pengawasan dan pengendalian, hingga evaluasi dan pengendalian keuangan. Mutu

manajemen koperasi sangat ditentukan oleh kapasitas organisasi dan leadership

koperasi, mutu tenaga profesional, ketepatan memilih strategi bisnis, penetrasi

pasar, jaringan yang dibangun, pemanfaatan iptek serta riset dan informasi.

Sedangkan hal lain yang menentukan tingkat keberhasilan koperasi adalah

faktor dari luar koperasi. Faktor dari luar koperasi yang berpengaruh adalah

peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah atau kebijakan

pemerintah terkait kebijakan dibidang ekonomi. Dalam hal ini bukan hanya

undang-undang koperasi, tetapi juga peraturan perundang-undangan non koperasi

seperti undang-undang penanaman modal persaingan usaha, pajak, perbankan dan

lain-lain.

2.3Kerangka Konseptual

Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang tumbuh di masyarakat

saat ini masih dilirik sebagai lembaga keuangan yang dinomorduakan. Padahal,

kebaradaan koperasi ini dapat membantu ekonomi masyarakat kecil maupun

kelompok usaha kecil dan menengah yang sedang berkembang dalam mencari

modal usahanya. Demikian juga halnya dengan koperasi serba usaha sebagai

bagian dari koperasi yang menjalankan beberapa macam usaha yang sesuai

(52)

karena dengan pengelolaan yang maksimal akan membawa pada keberhasilan

usaha koperasi.

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih

dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya

yang biasanya koperasi ini tidak terbentuk sekaligus untuk melakukan

bermacam-macam usaha, melainkan makin luas karena kebutuhan anggota yang makin

berkembang, kesempatan usaha yang terbuka dan lain-lain sebab. (Anoraga dan

Widiyanti, 2003)

Namun realita dilapangan masih terdapat berbagai faktor penghambat dalam

keberhasilan pengelolaan koperasi termasuk koperasi serba usaha, antara lain

sumber daya manusia (pengelola) koperasi, manajemen, partisipasi dan pelayanan

yang diberikan koperasi.

Menurut Subiakto dalam Limbong (2010), bahwa kegagalan koperasi

disebabkan: 1) masih terbatasnya kualitas dan partisipasi anggota, 2) terbatasnya

sumber daya manusia yang profesional, 3) belum berkembangnya perangkat lunak

organisasi koperasi, 4) lemahnya komponen modal dalam struktur permodalan,

dan 5) belum tumbuhnya kemampuan koperasi untuk menyatukan seluruh

kemampuan yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat Subiakto, dapat disimpulkan bahwa sumber daya

manusia merupakan salah satu keberhasilan pengelolaan koperasi. Sumber daya

manusia koperasi sebagaimana yang dijelaskan Hadipermana dalam Andriyani

(2012) adalah sumber daya atau potensi, atau kemampuan atau kekuatan yang ada

Gambar

Tabel 1.1 Pertumbuhan Koperasi di Kota Medan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Tabel  3.1  Jumlah Koperasi, Jumlah Sampel dan Jumlah Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut pelayanan KSU Tandangsari yang paling penting menurut anggota antara lain: atribut peningkatan kualitas sumber daya manusia

melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pelayanan Koperasi, Sikap Anggota dan Pendapatan Anggota Terhadap Partisipasi Anggota (Studi Kasus Pada Koperasi

Menurut Sitio (2001:30) keberhasilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif anggotanya. Apabila anggota koperasi berpartisipasi aktif dalam koperasinya

memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi, tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Koperasi merupakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Partisipasi anggota koperasi Tuke Jung tergolong cukup baik dengan kriteria sebesar 73,75% sedangkan Keberhasilan koperasi Tuke

memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi, tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Koperasi merupakan

atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Usaha Koperasi terhadap Partisipasi Anggota KPRI Boga

perkembangan koperasi, tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Koperasi merupakan alat yang digunakan oleh para