Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
(
Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Manzilina Mastura 0607541
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
”PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA”
(Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru (KPPB) Kota Bandung )
Skripsi ini telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Disman.MS
NIP. 19590209 198 412 1 001
Pembimbing II
Dr. H. Amir Machmud.SE,M.Si
NIP. 1971041 1 201012 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Ekonomi
Dr. Ikaputera Waspada. MM.
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Penulis menyatakan bahwa dalam pembuatan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Pelayanan Koperasi, Sikap Anggota dan Pendapatan Anggota
terhadap Partisipasi Anggota (Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru
Kota Bandung)”, adalah benar-benar karya sendiri meskipun penyusunan skripsi
ini belum sempurna. Namun dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak
melakukan penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan.
Sesuai dengan pernyataan ini, apabila dalam penyusunan skripsi ini
ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan ataupun penulis menjiplak karya
ilmiah dari pihak lain maka penulis siap menanggung risiko atau sanksi yang
dijatuhkan atas pelanggaran yang dilakukan oleh penulis.
Bandung, Juni 2013
Manzilina Mastura
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
MANZILINA MASTURA (0607541) “PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA (Studi Kasus Pada Koperasi
Pedagang Pasar baru (KPPB) Kota Bandung),” dibawah bimbingan Prof.
Dr. H. Disman,MS dan Dr. H. Amir Machmud,SE,M.Si.
Koperasi merupakan salah satu wadah yang dapat bertujuan mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu kendala yang sering dihadapi koperasi dalam mencapai tujuanannya adalah rendahnya partisipasi anggota. Rendahnya partisipasi anggota diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota terhadap partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru (KPPB) Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
eksplanatori dengan menggunakan instrumen yang berupa kuesioner dan juga
melakukan wawancara dengan beberapa anggota, pengurus maupun karyawan KPPB. Populasi yang diteliti adalah para pedagang pasar yang tersebar di bebearapa komisariat/pasar yang menjadi anggota KPPB dan berjumlah 1.356 anggota. Melihat anggota Koperasi ini yang begitu banyak jumlahnya, maka sampel yang diteliti adalah 100 anggota. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan dibantu program komputer
eviews.6 untuk mengolah data yang diteliti.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan (Uji F), pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota berpengaruh positif terhadap partisipasi anggota. Namun bila diuji dari tiap masing-masing variabel (Uji t), maka sikap anggota dan pendapatan anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota, meskipun pendapatan anggota berpengaruh lemah terhadap partisipasi anggota. Sementara, pelayanan koperasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap partisipasi anggota. Hal ini dikarenakan tata letak kantor ataupun lokasi usaha dari Koperasi ini masih kurang strategis bagi anggota sendiri, mengingat sebagian anggota dari Koperasi Pedagang Pasar Baru berada di berbagai tempat.
Kata kunci: Partisipasi Anggota, pelayanan koperasi, sikap anggota dan
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cooperation is one of organization have made prosper specially for member and of generally society. One of constraint which often faced cooperation in have realized purpose are lower participation members. The lower partiscipation of members assumption have affected by some factor, among them are service cooperation, the attitude members and income members. Method use in this research is survey explanotory method with use instrument which kind questioner and interview too with some own members, manager although some official employee cooperation tradder new market (KPPB) in Bandung City. Population who researched were tradders market scattered at some markets with be members KPPB and aggregate around 1.356 members. Data analysis model in research used multiple regression analysis with assisted computer programs eviews 6 for procses the research data. This result research indicated that service cooperation have positive effect but not significant to participation of members. That is cause, layout of the office or this cooperation business location was’nt strategic enough for own members. Remember, a part of members KPPB at all be in a place. While, the attitude of members and income members have positive affected and significant to participation of members, although income members effected of weak to participation members.
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10
1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Koperasi ... 12
2.1.1.1 Definis Koperasi ... 12
2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Koperasi ... 18
2.1.1.3 Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi... 22
2.1.1.4 Koperasi Pasar ... 25
2.1.2 Partisipasi Anggota ... 27
2.1.3 Pelayanan Koperasi ... 35
2.14 Sikap Anggota ... 41
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 51
2.3 Kerangka Pemikiran ... 53
2.4 Hipotesis ... 62
BAB III METODE PENELITIAN ... 63
3.1 Objek Penelitian ... 63
3.2 Metode Penelitian ... 63
3.3 Populasi dan Sampel ... 64
3.3.1 Populasi ... 64
3.3.2 Sampel ... 64
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 66
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 70
3.6 Instrumen Penelitian ... 72
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 72
3.7.1 Uji Validitas ... 73
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 74
3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 75
3.8.1 Teknik Analisis Data ... 75
3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 76
3.9 Uji Asumsi Klasik ... 79
3.9.1 Multikolinieritas ... 79
3.9.2 Heteroskedastisitas ... 80
3.9.3 Autokorelasi ... 82
BAB IV 4.1 HASIL PENELITIAN ... 84
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 84
4.1.1.1 Sejarah KPPB Kota Bandung ... 84
4.1.1.2 Struktur Organisais dan Manajemen KPPB Kota Bandung... ... 86
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1.1.4 Tingkat Pendidikan ... 100
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan ... 100
4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 101
4.1.3.1 Pelayanan Koperasi ... 101
4.1.3.2 Sikap Anggota ... 104
4.1.3.3 Pendapatan Anggota ... 107
4.1.3.4 Partisipasi Anggota ... 109
4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 109
4.1.4.1 Uji Validitas ... 112
4.1.4.2 Uji Reliabilitas ... 114
4.1.5 Analis Data ... 115
4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 116
4.1.7 Uji Asumsi Klasik 118 4.1.7.1 Uji Multikolinieritas ... 118
4.1.7.2 Uji Heteroskedastisitas ... 119
4.1.7.3 Uji Autokorelasi ... 120
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 121
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Partisipasi Anggota ...
4.2.2
Pengaruh Sikap Anggota Terhadap Partisipasi
Anggota ... 123
4.2.3 Pengaruh Pendapatan Anggota Terhadap Partisipasi Anggota ... 126
4.3 Implikasi Pendidikan ... 128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 131
5.1 Kesimpulan ... 131
5.2 Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Melihat sebuah permasalahan yang selalu tak kunjung memperoleh
penyelesaian dengan tepat serta semakin besar tantangan yang dihadapi koperasi
terhadap perkembangan ekonomi dunia yang pesat saat ini, mendorong
munculnya perubahan terhadap kebijakan koperasi yang awalnya berpijak pada
landasan undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, kemudian kembali
diperbaharui menjadi Undang-Undang Koperasi yang baru yaitu Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2012 yang ditetapkan pada tanggal 29 Oktober 2012 oleh
Kementerian Koperasi dan UKM.
Berlakunya Undang-Undang Koperasi Nomor 17 Tahun 2012, banyak
menuai berbagai kontroversi dari berbagai pelaku Koperasi. Meskipun beberapa
kalangan pelaku koperasi berpandangan positif bahwa munculnya
Undang-Undang Koperasi baru ini dapat mendorong koperasi semakin maju dan
berkembang. Di sisi lain, sebagian kalangan koperasi pun juga berpendapat
terbalik bahwa kebijakan koperasi yang baru dinilai masih kurang terealisasikan
sebab isi keputusan dari Undang-Undang No17 Tahun 2012 dinilai kurang sesuai
dengan jati diri koperasi, dimana koperasi didirikan oleh anggota, dengan anggota
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baru masih berada dalam tahap pensosialisasian dan belum sepenuhnya terlaksana
dengan baik.
Undang-Undang Koperasi baru, yaitu Undang-Undang No. 17 Tahun 2012
lebih menegaskan bahwa koperasi dipandang bukan lagi sebagai badan usaha
melainkan sudah menjadi badan hukum yang didirikan oleh orang perorangan
atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai prinsip koperasi. ini
berarti, koperasi memiliki aturan yang jelas dan tegas dalam melaksanakan
kegiatan koperasi. Namun, ketegasan aturan koperasi saat ini juga diikuti pula
perubahan yang sangat mendasar terhadap pelaksanaannya.
Pelaksanaan koperasi berdasarkan Undang-Undang Koperasi Nomor 17
Tahun 2012 berbeda dengan peraturan sebelumnya baik dari segi keanggotaan
koperasi, kepengurusan, kepengawasan dan permodalan. Bila meninjau definisi
koperasi yang baru, salah satu perubahan yang paling mendasar adalah dari segi
permodalan. Dimana, terdapat pemisahan kekayaan para anggota sebagai modal
awal untuk menjalankan usaha. Sebagaimana halnya dijelaskan pada pasal 66 ayat
1 bahwasannya modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal
koperasi.(www.bpkp.go.id)
Perubahan modal ini dipandang sebagai pengganti ketentuan permodalan
sebelumnya yang meliputi simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan
sukarela. Munculnya perubahan modal koperasi ini berdampak terhadap peran
Undang-Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Undang Koperasi yang baru ditetapkan pula pasal 68 dan 69 ayat 1 yang
menyatakan bahwa setiap anggota koperasi harus membeli sertifikat modal
koperasi yang jumlah minimumnya ditetapkan dalam anggaran dasar dan
sertifikat modal koperasi tidak memiliki hak suara. (www.bpkp.go.id)
Berarti anggota tidak berperan sebagai pemilik melainkan hanya sebagai
pengguna jasa koperasi. Sehingga akan mempengaruhi rasa kepemilikan dan
tanggung jawab anggota terhadap kegiatan atau aktivitas yang menyangkut
dengan koperasi. Keadaan ini akan mengurangi keikutsertaan anggota terhadap
kegiatan koperasi atau dengan kata lain akan mengurangi tingkat partisipasi
anggota.
Lebih jelas kembali pelaksanaan dari keputusan Undang-Undang Koperasi
yang baru ditujukan untuk lebih mengutamakan pelayanan yang prima. Bila
ditinjau kembali, berarti keberadaan koperasi di Indonesia masih belum
sepenuhnya tertuju pada tujuan utama koperasi. Meskipun, menurut Menteri
Koperasi dan UKM Syarifudin Hasan menyatakan bahwa saat ini pertumbuhan
jumlah koperasi jauh lebih maju atau dengan kata lain jumlah koperasi mengalami
peningkatan sebesar 3,35 persen dari 194.295 koperasi pada akhir tahun 2012
menjadi 200.808 unit koperasi. (www.detik.com)
Melihat tumbuh kembangnya jumlah koperasi saat ini belum sepenuhnya
dikatakan berkembang dikarenakan masih terdapat beberapa koperasi yang
mengesampingkan tujuan utama koperasi, atau dengan kata lain peningkatan
koperasi secara kuantitatif tidak diikuti dengan peningkatan koperasi secara
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan utamanya belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Dikarenakan
kurangnya kesadaran anggota dalam mengelola koperasi sehingga menyebabkan
rendahnya tingkat partisipasi anggota.
Partisipasi anggota yang rendah merupakan masalah yang selalu muncul
pada beberapa koperasi dalam mengembangkan usahanya agar dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota. Rendahnya partisipasi anggota terjadi
umumnya akibat tingkat kesejahteraan yang belum sepenuhnya terlaksana dengan
baik. Bila melihat permasalah ini, banyak beberapa koperasi yang mengalaminya,
salah satunya adalah Koperasi Pedagang Pasar Baru Bandung.
Koperasi Pedagang Pasar Baru merupakan salah satu Koperasi Pedagang
Pasar di Kota Bandung. Diketahui bahwa beberapa koperasi pedagang pasar di
kota bandung mengalami permasalahan ini sebagai akibat dari tidak maksimalnya
tujuan daripada koperasi pedagang pasar, yaitu kesejahteraan anggota. Pasalnya,
bilamana tujuan daripada koperasi dijalankan dengan semestinya, maka tingkat
partisipasi yang dilaksanakan pun akan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat, pada
tingkat kesejahteraan koperasi pedagang pasar baru, dimana menurut Dinas
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah serta PERINDAG Kota Bandung dalam
penelitian Resa Wulansari (2010:1) dikatakan bahwa terdapat enam koperasi yang
masih aktif dari tiga puluh tujuh koperasi pedagang pasar, salah satunya adalah
Koperasi Pedagang Pasar Baru. Di sisi lain, bila dilihat dari perubahan tingkat
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lebih jelas kembali, rendahnya partisipasi anggota pada Koperasi
Pedagang Pasar Baru dapat terlihat dari menurunnya perkembangan jumlah
simpanan dan modal. Adapun perkembangan ini terlihat sebagaimana pada tabel
1.1 berikut dibawah ini.
Tabel 1.1
Jumlah Simpanan Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2006-2010 2006 129.450.000 1.043.838.950 2.018.389.785 3.191.678.735 - 2007 124.890.000 1.069.851.385 2.175.121.740 3.369.863.125 5,58 2008 142.840.000 1.093.477.735 2.218.211.790 3.454.529.525 2,51 2009 464.920.000 1.114.076.735 2.552.810.880 4.131.807.615 19,60 2010 463.340.000 1.311.417.935 2.349.698.505 4.124.456.440 -0,27 Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung
Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah simpanan mengalami penurunan
pada tahun 2010, yaitu sekitar 0,27 persen, dimana simpanan pokok dan simpanan
sukarela yang diperoleh berkurang sekitar 0,34 persen dan 7,9 persen atau
mencapai sebesar Rp 463.340.000 dan Rp 2.349.698.505, meskipun simpanan
wajib mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2006 sampai
dengan tahun 2009, jumlah simpanan mengalami peningkatan namun pada tahun
2009, jumlah simpanan yang diperoleh cukup tinggi yaitu sebesar Rp
4.131.807.615 dengan perolehan simpanan pokok sebesar Rp 464.920.000 dan
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sama seperti halnya simpanan, modal Koperasi Pedagang Pasar Baru
mengalami penurunan pada tahun 2010. Hal ini terlihat sebagaimana tabel 1.2
berikut ini.
Tabel 1.2
Modal Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2006-2010
Tahun Modal Perkembangan
(%)
2006 4.713.551.290 -
2007 4.701.223.600 -0,26
2008 4.993.937.600 6,22
2009 5.039.790.830 0,92
2010 4.982.071.530 -1,14
Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedafang Pasar Baru Kota Bandung
Dari tabel di atas diketahui bahwa modal Koperasi Pedagang Pasar Baru
mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 4.982.071.530 atau turun
sekitar 1,14 persen. Berkurangnya modal juga pernah terjadi pada tahun 2007
yaitu sebesar 4.701.223.600 atau turun sekitar 0,26 persen daripada tahun 2006
yang mencapai modal sebesar Rp 4.713.551.290. Pada tahun 2008, terjadi
peningkatan terhadap modal sekitar 6,22 persen sementara pada tahun 2009,
modal yang diperoleh cukup tiinggi dengan mencapai nilai sebesar Rp
5.039.790.830 atau naik sekitar 0,92 persen.
Sehubungan dengan ini, rendahnya partisipasi anggota juga dilihat dari
pelaksanaan kegiatan dalam hal menetapkan tujuan Koperasi dengan cara
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan yang diadakan Koperasi Pedagang Pasar
Baru, sebagaimana ditunjukan pada tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 1.3
Rapat Anggota Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2008-2010
Tahun RAT
2008 2
2009 2
2010 2
Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung
Melihat tabel di atas bahwasannya pada tahun 2008 sampai dengan tahun
2010, Koperasi Pedagang Pasar Baru melaksanakan kegiatan rapat anggota
tahunan (RAT) sebanyak dua kali. Atau dengan kata lain, keberlangsungan
kegiatan RAT dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya, yaitu sebanyak dua kali dalam setahun.
Di sisi lain, rendahnya partisipasi Koperasi Pedagang Pasar Baru dilihat
pula dari menurunnya jumlah persediaan barang dagang, sebagaimana
diitunjukan pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 1.4
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung
Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan bahwa partisipasi insentif Koperasi Pedagang
Pasar Baru cukup rendah. Hal ini terbukti dengan semakin berkurangnya
persediaan barang dagangan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, persediaan
barang dagang menurun yaitu sekitar 89,65 persen atau mencapai nilai Rp
671.400 dibandingkan tahun 2007 yang mencapai nilai Rp 15.604.841 atau sekitar
23,77 persen. Namun pada tahun 2010, persediaan barang dagang menurun cukup tajam dengan mencapai nilai Rp 671.400 atau turun sekitar 29,03 persen.
Lebih jelas kembali, melihat perkembangan aktiva menurun di akhir
tahun, sebagaimana halnya ditunjukan pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 1.5
Perkembangan Aktiva Lancar Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2006 – 2010
Tahun Aktiva Lancar Perkembangan
(%)
2006 7.051.096.584 -
2007 7.341.094.904 4,11
2008 7.309.714.271 -0,42
2009 7.832.932.633 7,15
2010 8.264.069.519 5,51
Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa perkembangan aktiva lancar
pada tahun 2010 menurun, meskipun nilai pada aktiva itu cukup tinggi dari tahun
ke tahunnya dengan perkembangan sekitar 5,51 persen atau mencapai nilai
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cukup tinggi sekitar 7,15 persen atau mencapai nilai sebesar Rp 7.832.932.633. perubahan ini juga terjadi sama halnya pada tahun 2008, dengan tingkat perkembangan aktiva lancar turun sekitar 0,42 persen atau mencapai nilai sebesar Rp 7.309.714.271 dibandingkan pada tahun 2007 meningkat sekitar 4,11 persen atau mencapai nilai sebesar 7.341.094.904.
Merujuk pada data-data tersebut bahwa rendahnya jumlah simpanan,
modal, persediaan barang dagang serta tingkat perkembangan aktiva lancar ini
diduga karena rendahnya partisipasi anggota. Adapun rendahnya partisipasi
anggota diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya pelayanan
koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota diduga rendah.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Koperasi, Sikap Anggota dan Pendapatan Anggota Terhadap Partisipasi Anggota (Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung)”.
1.2 Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang di atas, diketahui bahwa partisipasi anggota
dipengaruhi oleh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota,
maka dari itu penulis merumuskan masalah sebaggai berikut:
1. Bagaimana gambaran pelayanan koperasi, sikap anggota, pendapatan
anggota dan partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung
dipengaruhi oleh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan
anggota?
3. Apakah pelayanan koperasi berpangaruh terhadap partisipasi anggota
Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung?
4. Apakah sikap anggota berpengaruh terhadap partisipasi anggota Koperasi
Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung?
5. Apakah pendapatan anggota berpengaruh terhadap partisipasi anggota
Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung?
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran pelayanan koperasi, sikap anggota,
pendapatan anggota dan partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar
Baru di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan koperasi, sikap anggota dan
pendapatan anggota secara keseluruhan terhadap partispasi anggota
Koperasi Pedagang Pasar di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan koperasi terhadap partisipasi
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Untuk mengetahui pengaruh sikap anggota terhadap partisipasi anggota
Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung.
5. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan anggota terhadap partisipasi
angggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penilitian ini adalah:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pada pengetahuan mengenai
koperasi.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan atau sumbangan bagi
koperasi untuk slalu meningkatkan tingkat partisipasi anggotanya agar
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti adalah anggota koperasi pedagang pasar
baru (KPPB) Kota Bandung. Adapun variabel yang akan diteliti yaitu pelayanan
koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota sebagai variabel independen dan
partisipasi anggota sebagai variabel dependen.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanatory.
Metode eksplanatory bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat
diantara variable dan menguji hipotesis atau pengaruh dari masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Metode survey lebih dibatasi pada penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok. Dengan demikian Metode Survey Eksplanatori adalah
suatu metode yang menunjukan adanya hubungan antar variabel dengan
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Berdasarkan literatur dalam Singarimbun, Masri (2008:152), Populasi adalah
jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam penelitian
ini, populasi yang akan diteliti adalah seluruh anggota koperasi pedagang pasar baru
sebanyak 1.356 orang.
3.3.2 Sampel
Umumnya dalam sebuah penelitian setiap populasi tidak perlu seluruhnya
untuk diteliti. Untuk mendapatkan gambaran masalah dari suatu populasi, peneliti
dapat menggunakan sampel. Sampel pada dasarnya dianggap sebagai bagian dari
populasi. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam wacana puati blogspot atau
pada situs (www.ta-tugasakhir.blogspot.com) bahwa Sampel adalah sekelompok
anggota populasi yang mewakili dari setiap populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate
stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara
acak dan berstrata proporsional. Untuk menentukan berapa besarnya sampel yang
diambil, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2009:18).
Adapun formulanya sebagai berikut:
�
=
NN.d2+ 1
Keterangan:
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel anggota koperasi
sebagai berikut:
�
=
NN.d2+ 1
� =
1356
1356(0.1)2 + 1
� = 93,13 = 93
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui ukuran sampel minimal
dalam penelitian ini adalah 93 orang, namun dalam penelitian ini jumlah sampel
digenapkan menjadi 100 orang. Karena anggota KPPB adalah sebanyak 1.356 orang,
sehingga sampel yang diteliti adalah 100 anggota. Disamping itu, anggota KPPB
diklasifikasikan berdasarkan komisariat pasar, maka penarikan sampel anggota
dilakukan secara proporsional. Adapun ukuran sampel untuk setiap anggotanya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Sampel Anggota Berdasarkan Komisariat
No Komisariat Jumlah
Anggota Sampel Anggota
1 Pasar Baru 871 871 :1.356 x 100 = 64
2 Pasar Balubur 96 96 : 1356 x 100 = 7 3 Pasar Simpang Dago 58 58 : 1356 x 100 = 4 4 Pasar Banceuy 58 58 : 1.3561 x 100 =5 5 Pasar Palasari 87 87 : 1.356 x 100 = 6 6 Pasar Cikapundung 21 21 : 1.356 x 100 = 2
7 Pasar ITC 32 32 : 1.356 x 100 = 2
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lainnya 2. Partisipasi anggota
dalam pemanfaatan pelayanan/usaha koperasi meliputi:
Pemanfaatan pelayanan yang diberikan oleh koperasi kepada anggota
Pinjaman anggota ke koperasi
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Sesuai pada literatur Nazir, Mohamad (2005:174), Pengumpulan data
merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan.untuk memperoleh data umumnya dibutuhkan beberapa teknik. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
data dan dokumen-dokumen yang sudah ada yang berupa catatan, laporan
maupun dokumen lain dengan tujuan untuk meneliti, mengkaji dan
menganalisa hubungan permasalahan penelitian tersebut.
b. Studi literatur, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai literature dan buku-buku
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Angket, yaitu teknik yang pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner
secara tertulis kepada responden.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner
mengenai pelayanan koperasi, sikap anggota dan partisipasi anggota. Kuesioner
umumnya dipandang sebagai daftar pertanyaan. Menurut Singarimbun, Masri
(2008:175), Tujuan pokok pembuatan kuesioner yaitu untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan tujuan survey serta memperoleh informasi dengan realibilitas
dan validitas yang tinggi.
Adapun langkah-langkah penyusunan kuesioner (angket) adalah sebagai
berikut:
1. menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari
responden mengenai pelayanan Koperasi, sikap anggota, pendapatan anggota
dan partisipasi anggota
2. menentukan objek yang menjadi responden yaitu anggota koperasi pedagang
pasar baru
3. menyusun pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan
merumuskan beberapa alternative jawaban baik sifatnya tertutup ataupun
terbuka. Jenis instrument yang bersifat tertutup merupakan seperangkat daftar
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersifat terbuka merupakan daftar pertanyaan yang tidak disertai dengan
alternative jawabannya.
4. menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang
bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah
daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal.
Ukuran data ordinal hanya menetapkan peringkatnya saja. Sementara untuk
data interval, responden diberikan kebebasan dalam menjawab pertanyaan
yang telah disediakan.
5. memperbanyak angket
6. menyebar angket
7. mengelolan dan menganalisis hasil angket
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
Tujuan adanya uji instrumen penenlitian adalah untuk memperoleh hasil
penelitian yang tidak diragukan kebenarannya. Sebuah instrumen umumnya perlu
diuji oleh alat ukur yang sesuai dengan standar metode penelitian Sebuah instrumen
penelitian dapat dikatakan baik apabila alat ukur pada instrumen tersebut harus valid
dan realibel. Oleh karena itu, setiap instrumen penelitian perlu melakukan uji
validitas dan uji realibilitas agar memperoleh hasil penelitian yang senpurna.
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Singarimbun, Masri (2008:122), bahwa Validitas menunjukan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pada dasarnya
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang arti sebenarnya yang diukur. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila
instrumen tersebut memiliki validitas tinggi, sedangkan apabila sebuah instrumen
kurang valid berarti menunjukan tingkat validitasnya rendah. Untuk mengukur sejauh
mana sebuah instrumen dapat dikatakan valid atau tidak valid apabila instrumen
tersebut telah melakukan uji validitas. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan
teknik korelasi produk moment dengan rumus:
�= N XY − ( X Y)
[N X2− X)2 [N Y2− ( Y)2]
Dimana:
rxy = koefisien validitas
∑X =Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total
∑XY = Jumlah hasil kali skor item dengan skor total
Menggunakan taraf signifikansi α = 0.05 koefisien korelasi yang diperoleh
dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai kritis atau nilai r dengan derajat
kebebasan (n-2) dimana n menyatakan jumlah baris atau banyaknya responden.
Perhitungan validitas ini akan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
apabila rhitung > rtabel, maka dinyatakan valid
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.2 Uji Reliabilitas
Pada dasarnya uji realibitas lebih menunjukan konsistensi suatu alat pengukur
di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki
kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten dan akurat. Untuk
mengukur sebuah gejala sosial perlu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran.
Semakin kecil kesalahan pengukuran, maka semakin realibel alat pengukuran. Begitu
pula sebaliknya semakin besar kesalahan pengukuran, maka semakin tidak realible
alat pengukuran tersebut.
Sebuah instrumen dapat dikatakan benar dan akurat apabila instrumen tersebut
telah melakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik belah dua. Menurut Singarimbun, Masri (2008: 143-144) teknik
ini ditujukan untuk memperoleh nilai reliabilitas dengan mendasari pada setiap item
pertanyaan yang dikelompokan menjadi dua belahan, yaitu item ganjil dan item
genap untuk dapat menentukan skor dari masing-masing item pada belahan pertama
(item ganjil) dan belahan kedua (item genap). Selanjutnya, menentukan nilai korelasi
dari jumlah skor pada setiap kedua belahan item dengan menggunakan rumus korelasi
product moment, serta mencari nilai reliabilitas dari keseluruhan item dengan
memasukan nilai korelasi kedalam rumus berikut:
r. tot =
2 (r.tt) 1+r.ttketerangan:
r. tot = angka reliabilitas keseluruhan item
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila nilai korelasi hasil perhitungan
dari keseluruhan item lebih besar dari nilai korelasi kritis atau nilai r. Begitu pula
sebaliknya dengan menggunakan taraf signifikasi, α : 0,05, apabila nilai koefisien
korelasi dari keseluruhan item (r11) lebih besar dari nilai koefisien korelasi dari
belahan item (rb) maka dikatakan reliabel. Sedangkan nilai koefisien dari keseluruhan
item lebih kecil dari nilai koefisien belahan item maka dikatakan tidak reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
berganda. Untuk mendapatkan koefisien regresi berganda, dalam hal ini peneliti
menggunakan alat analisis yang berupa Eviews.6
Tujuan daripada analisis regresi berganda adalah untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari
dugaan sementara pada model analisis data tersebut.
Pengaruh daripada variabel bebas terhadap variabel terikat dapat digambarkan
pada persamaan model dibawah ini:
= �0+ �1 1+�2 2+ �3 3 +е
Keterangan:
Y : Partisipasi Anggota X1 : Pelayanan Koperasi
X2 : Sikap Anggota
X3 : Pendapatan Anggota
β0 : Konstanta
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persamaan di atas, menunjukan bahwa tujuan penelitian ini yaitu dapat
mengetahui berapa besar pengaruh dari pelayanan koperasi, sikap anggota dan
pendapatan anggota terhadap partisipasi anggota serta dapat mengetahui pula
kebenaran dari hipotesis sementara.
Sebelum melakukan uji hipotesis, apabila sebuah data yang dianalisis
memiliki skala ordinal maka data tersebut perlu dirubah menjadi data interval. Data
penelitian dengan menggunakan model analisis regresi berganda umumnya slalu
bersifat interval. Oleh karena itu untuk menganalisis sebuah data perlu menerapkan
metode ke dalam model analisis regresi berganda, agar memperoleh hipotesis.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode successive
internal yang pelaksanaanya dibantu dengan program Microsoft Excel 2007 untuk
memperoleh data interval dan melakukan uji hipotesis.
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian menggunakan uji statistik yang berupa uji
koefisien determinasi (R2), Uji Simultan (uji f) dan Uji Parsial (uji t) berdasarkan
pendekatan Eviews.6
1. Uji Parsial (uji t)
Uji parsial atau uji t umumnya digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
tiap masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan literatur
dari Widarjono, Agus (2005:85), Uji t dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
t = �1–�1
sе(�1)
Dilihat secara parsial, hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji satu sisi
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0: β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y
Ha :β1≠ 0, artinya ada pengaruh positif antara variabel X terhadap variabel Y
Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis dapat ditentukan dengan
membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel dari distribusi tabel, dimana pengujian
hipotesis ini menggunakan tingkat kesalahan adalah 5% atau taraf signifikasi sebesar
95% dan ketentuannya:
thitung > ttabel, berarti menolak H0 dan menerima Ha
thitung < ttabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha.
2. Uji Simultan (uji F)
Pada dasarnya tujuan daripada uji simultan adalah untuk dapat mengetahui
apakah semua variabel bebas secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel
terikat dengan cara membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel pada tingkat
kepercayaan sebesar 95%. Berdasarkan literatur dari Supranto, J (2009:263), Nilai uji
F hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
�
=
R2/�
1 − R2)/ n −�−1)
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara statistik, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ho : β1 = β2 = β3 = 0, artinya seluruh variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat
Ha : β1 = β2 = β3 ≠ 0, artinya seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat
Hipotesis pada uji F dapat ditentukan dengan merujuk kepada sebuah kriteria,
dan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% atau taraf signifikasi sebesar 95%,
adapun ketentuannya sebagai berikut:
Fhitung > Ftabel, berarti menolak Ho dan menerima Ha.
Fhitung < Ftabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur
ketepatan suatu garis regresi. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dipengaruhi oleh variabel
Berdasarkan literatur pada Rohmana, Yana (2010:76), Formula koefisien
determinasi (R2) dapat dirumuskan sebagai berikut:
2
=
�TSS = 1 2
�2
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berkaitan dengan rumusan di atas, besarnya nilai koefisien determinasi (R2)
terletak diantara 0 dan 1, atau dengan kata lain 0 ≤ R2≤ 1 yang berarti bahwa apabila
nilai R2 semakin mendekati dengan 1 maka semakin baik model regresi yang mampu
menjelaskan bahwa semakin terdapat pengaruh yang erat antara variabel independent
dengan variabel dependent. Begitu pula dengan nilai R2 yang semakin mendekati nol
maka menunjukan bahwa model regresi yang diteliti semakin kurang baik, dan berarti
semakin kecil atau tidak ada pengaruh yang erat antara variabel independent dengan
variabel dependent.
3.9 Uji Asumsi Klasik 3.9.1 Multikolinieritas
Pada dasarnya multikolinieritas dianggap sebagai suatu gejala yang muncul
dalam suatu model regresi dikarenakan adanya hubungan yang sempurna diatara
variabel bebas. Munculnya multikolinieritas dalam sebuah model regresi ditandai
dengan nilai varian yang semakin meningkat dan juga nilai standar eror yang semakin
besar.
Sebuah model dapat diketahui terkena atau tidaknya multikolinieritas. Untuk
mengetahui kebenarannya, peneliti menggunakan metode OLS (Ordinary Least
Square) dengan menguji koefisien korelasi parsial antar variabel independen (variabel
bebas). Pengujian koefisien korelasi parsial lebih menekankan nilai koefisien korelasi
antar variabel independen. Apabila nilai koefisien korelasi antar variabel independen
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila sebuah model diduga mengandung unsur multikolinieritas maka
untuk dapat mengatasi masalah multikolinieritas adalah dengan mengabaikan
masalah tersebut tanpa ada perbaikan. Pada dasarnya multikolinieritas hanya
menyebabkan estimator dalam sebuah model memiliki standar eror yang rendah,
namun estimator yang dihasilkan masih bersifat BLUE yang berarti estimator yang
dimiliki tidak mengharuskan tidak adanya korelasi antar variabel independen.
3.9.2 Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang penting dalam model regresi linier klasik adalah
bahwa setiap kesalahan pengganggu (ɛ)1 mempunyai varian yang sama atau asumsi
ini disebut homoskedastisitas. Namun setiap kesalahan pengganggu tidak semuanya
memiliki varian yang sama dalam sebuah model atau istilahnya disebut
heteroskedastisitas. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara pengamatan pada
anggota populasi satu dengan anggota populasi lainnya pada saat waktu tertentu.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas
dalam suatu model, maka dalam hal ini peneliti menggunakan metode White
Heteroskedasticity. Langkah daripada metode White Heteroskedasticity adalah
dengan mealakukan estimasi persamaan dan menentukan residualnya dengan
menggunakan Eviews.6. Selanjutnya, berdasarkan literatur Rohmana, Yana
(2010:180-183), Hipotesa untuk menentukan heteroskedastisitas dengan
membandingkan nilai chi-square hitung (n. R2) dengan nilai kritis (χ2). Apabila nilai
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu maka diduga mengandung heteroskedastisitas. Begitu sebaliknya, apabila
nilai chi-square (n. R2) hitung lebih kecil dari nilai kritis (χ2) dengan derajat
kepercayaan tertentu maka tidak terdapat heteroskedastisitas Selain itu, ketentuan
hipotesa dari metode ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai
probabilitas dari hasil persamaan uji regresi White dengan tingkat kesalahan α = 5%
atau α = 0.05. Apabila nilai probabilitas (Obs*R-squared) lebih besar dari tingkat
kesalahan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terbebas dari
heteroskedastisitas. Sedangkan apabila nilai probabilitas (Obs*R-squared) lebih kecil
dari tingkat kesalahan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
mengandung heteroskedastisitas.
Munculnya Heteroskedastisitas dalam suatu model regresi menyebabkan
varian menjadi tidak minimum meskipun estimator yang dihasilkan bersifat linier dan
tidak bias sehingga keadaan ini mengakibatkan hasil regresi tidak dapat di evaluasi.
Oleh karena itu, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka dapat diatasi dengan
menggunakan beberapa metode agar dapat menghasilkan model regresi yang baik.
Adapun metode yang digunakan untuk mengatasi heteroskedastisitas ini sangat
bergantung pada varian dan residual. Apabila varian dan residualnya dapat diketahui
maka metode yang digunakan adalah metode weighted least squares (WLS).
Sedangkan apabila varian tidak dapat diketahui maka untuk menghilangkan masalah
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9.3 Autokorelasi
Autokorelasi pada dasarnya terjadi akibat adanya hubungan atau korelasi
antara data pengamatan satu dengan data pengamatan lainnya yang berlainan waktu.
Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi
antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan yang lain. Munculnya
autokorelasi dapat menyebabkan varian menjadi tidak minimum sehingga
mengakibatkan perhitungan terhadap standar eror tidak lagi bisa dipercaya
kebenarannya serta membuat interval estimasi maupun uji hipotesis secara parsial (uji
t) dan simultan (uji F) tidak dapat dipercaya terhadap hasil evaluasi regresi
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui terkena atau tidaknya autokorelasi adalah metode Bruesch Pagan
Godfrey. Berdasarkan literatur dalam Rohmana, Yana (2010:199), Langkah-langkah
pada metode Bruesch Pagan Godfrey adalah sebagai berikut:
melakukan regresi dengan metode OLS dan mendapatkan nilai residualnya
melakukan regresi residual (et) dengan variabel independen (x). Apabila
terdapat lebih dari satu variabel independen maka semua variabel independen
melakukan kembali uji regresi dan menlagkan dari residualnya.
menentukan hipotesis dengan membandingkan nilai hitung chi square dengan
nilai kritis chi square pada derajat kepercayaan tertentu. Apabila nilai hitung
chi square lebih besar dari nilai kritis chi square maka menolak Ho yang
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebaliknya apabila nilai hitung chi square lebih kecil dari nilai kritis chi square
maka menerima Ho dan berarti tidak terdapat masalah autokorelasi.
Disamping itu, ketentuan hipotesa dari metode ini juga dapat diputuskan
dengan membandingkan nilai probabilitasnya. Apabila nilai probabilitasnya
(Obs*R-square) lebih besar dari tingkat kesalahan α = 5% atau α = 0.05,
berarti tidak mengandung autokorelasi. Begitupula sebaliknya, apabila nilai
probabilitasnya (Obs*R-square) lebih kecil dari tingkat kesalahan α = 5% atau
α = 0.05, berarti mengandung autokorelasi.
Apabila sebuah model mengandung autokorelasi, maka model tersebut perlu
diatasi dengan menggunakan beberapa cara perbaikan yang berupa metode diferensi
pertama, uji Berenblutt-Webb, uji Durbin Watson dan dengan menggunakan metode
Cochrabe-Orcutt. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk dapat
mengatasi model akibat terkena heteroskedastisitas dengan cara menggunakan
metode first difference atau Metode diferensi pertama. Metode diferensi pertama
meruapakan suatu bentuk perwujudan metode OLS dengan cara melakukan
transformasi terhadap persamaan agar model tersebut terbebas dari masalah
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh
pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota terhadap partisipasi
anggota (studi kasus pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Bandung) dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelayanan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung berada pada
kategori sedang, berarti pelayanan yang diberikan Koperasi kepada
anggotanya sudah cukup baik. Sikap anggota berada pada kategori sedang,
ini menunjukan bahwa kesadaran anggota turut serta terhadap Koperasi
sudah dikatakan cukup baik khususnya dalam hal ikut serta memberikan
kontribusi permodalan. Sementara, pendapatan anggota sendiri berada
pada kategori rendah, berarti pendapatan yang diperoleh anggota dikatakan
kurang mencukupi untuk mengikuti berbagai kegiatan koperasi,
dikarenakan tingginya tingkat persaingan sehingga pendapatan yang
dimiliki anggota sebagian besarannya lebih digulirkan kembali untuk
mengembangkan usaha mereka. Berbeda halnya pendapatan, tingkat
partisipasi anggota berada pada kategori sedang, ini menunjukan bahwa
peran serta anggota dalam mengikuti berbagai kegiatan koperasi sudah
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota secara
simultan berpengaruh terhadap partisipasi anggota, ini menunjukan bahwa
pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota bersama-sama
mempengaruhi partisipasi anggota. Semakin tinggi pelayanan koperasi,
sikap annggota dan pendapatan anggota maka semakin tinggi tingkat
partisipasi anggota, dan begitu pula sebaliknya.
3. Pelayanan koperasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
partisipasi anggota, ini menunjukan bahwa pelayanan koperasi sangat
kecil pengaruhnya terhadap partisipasi anggota. Hal ini dikarenakan jarak
yang jauh diantara lokasi koperasi maupun lokasi usaha koperasi dari
keberadaan anggota, dimana sebagian besar anggota Koperasi Pedagang
Pasar Baru tersebar di beberapa tempat, sehingga pelayanan yang
ditawarkan koperasi kurang mendapat respon anggota khususnya dalam
hal pelayanan jasa dan pembiayaan.
4. Sikap anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi
anggota, ini menunjukan bahwa sikap anggota cukup besar pengaruhnya
terhadap partisipasi anggota. Semakin tinggi sikap anggota terhadap
koperasi maka semakin besar pula tingkat partisipasi anggota terhadap
koperasi, dan bergitu pula sebaliknya.
5. Pendapatan anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap
partisipasi anggota, ini menunjukan bahwa pendapatan anggota
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
besar pendapatan yang diperoleh anggota maka semakin besar pula
partisipasi anggota terhadap koperasi, dan begitu pula sebaliknya.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Dikarenakan jarak lokasi yang kurang memungkinkan bagi anggota untuk
berpartisipasi terhadap koperasi, meskipun dari pihak koperasi telah
membentuk tim lapangan untuk memberikan pelayanan yang ada di
koperasi namun perlu lebih ditingkatkan lagi pelayanannya dengan cara
memberikan keringanan syarat pinjaman, bunga pinjaman dan kecepatan
dalam memberikan pinjaman serta meningkatkan kembali promosi yang
ada dan membuat semenarik mungkin namun tetap dengan prinsip
koperasi agar anggota tertarik untuk memanfaatkan pelayanan yang ada di
koperasi, khususnya pelayanan jasa dan pembiayaan.
2. Koperasi tetap terus menumbuhkembangkan sikap anggota agar anggota
tetap dan slalu aktif berpartisipasi terhadap koperasi. Untuk
mengoptimalkan sikap anggota terhadap koperasi perlu beberapa
pertimbangan yang harus ditinjau dari tingkat kepuasan anggotanya,
keterlibatannya, komitmen serta partisipasinya. Meskipun berlakunya
undang-undang koperasi yang baru menjadikan anggota hanya berperan
sebagai pengguna jasa, namun ke depannya sebagai satu kesatuan dari
sebuah oranisasi anggota juga sudah menjadi subjek dalam koperasi,
sehingga diharapkan sikap yang dimiliki anggota tetap terus terarah baik
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Koperasi hendaknya terus meningkatkan pendidikan kepada anggota
dengan mengadakan berbagai pelatihan ataupun penyuluhan baik
mengenai koperasi maupun pengetahuan lain khususnya pengelolaan
usaha agar anggota lebih mengembangkan potensinya sehingga
penghasilan atau pendapatan yang diperoleh anggota semakin tinggi dan
secara tidak langsung mendorong anggota juga lebih berpartisipasi
terhadap koperasi.
4. Bagi para anggota, meskipun diberlakukannya undang-undang Koperasi
yang baru anggota perlu dituntut untuk terus memacu tingkat
kesadarannya dalam berpartisipasi walaupun ke depannya peran anggota
secara tidak langsung hanya sebatas pengguna jasa namun anggota harus
tetap berperan sebagai subjek yang dapat mendorong koperasi untuk lebih
berkembang, sehingga dengan sendirinya anggota dapat memperoleh dan
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Budiwati, Neti & Suzanti, Lizza. (2007). Manajemen Keuangan Koperasi,
(Konsep Dasar dan Aplikasi). Bandung: Laboratorium Koperasi
(Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI)
Hamalik, Oemar. (1993). Psikologi Manajemen (Penuntun bagi Pemimpin).
Bandung: Trigenda Karya
Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga
Hendar dan Kusnadi. (2005). Ekonomi Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (UI)
Huririyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
CV Alfabeta
Indrawan, Rully & Loesron , Tati Suharti. (1997). Manajemen Koperasi. LEMLIT
UNPAS
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
(2010). Pedoman Pengembangan Kapasitas Anggota Koperasi dan
Promosi Usaha Anggota Koperasi. Bandung: DISKUMKM Provinsi
Jawa Barat
Limbong, Bernhand. (2010). Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi
Ekonomi Rakyat. Jakarta: Margaretha Pustaka
Moenir, A S. (2001). Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. Sinar Grafika
Ofset
Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung. Alfabeta
Robbins, Stephen P & Coutier, Mary. (2010). Manajemen. Jakarta: Erlangga
Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.
Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi
Ropke, Jochen. (2012). Ekonomi Koperasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Singarimbun, Masri & Efendi, Sofyan . (1987). Metode Penelitian Survey.
Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia
Sitio, Arifin & Holomoan, Tamba. (2001). Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga
Subandi. (2009). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta
Supranto, J. (2009). Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen (Implikasi pada Strategi Pemasaran).
Yogyakarta: Graha Ilmu
Widarjono ,Agus. (2005). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia
Laporan RAT. Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung Periode 2006-2010
Sumber Karya Ilmiah
Badri, Diding Ahmad . 2005. Pengaruh Sikap Anggota Terhadap Koperasi dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Partisipasi Anggota serta Implikasinya
Terhadap Perkembangan Usaha. Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI). Tidak diterbitkan
Manzilina Mastura , 2013
PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Darmawan, Akhmad . 2008. Potensi Partisipasi Anggota pada Koperasi
Karyawan Sejahtera. Universitas Muhamadiyah Purwokerto [Online]
tersedia:
:(htttp://jurnal.ump.ac.id/index.php/EKONOMI/article/view/271/256)
Hermawati, Adya. 2012. Peranan Aspek Sosial Ekonomi Perajin Tempe Terhadap
Pendapatan dan Partisipasinya Sebagai Anggota Primkopti.
Universitas Widyagama Malang. [Online] Tersedia ;
(http://jurnaljsm-msm.com/wp-content/uploads/2012/09/30_40.pdf)
Lesnawati, Ai. 2008. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota
Koperasi Jasa Angkutan. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan
Mahri, A Jajang W. 2004. Pelayanan dan Manfaat Koperasi serta Pengaruhnya
terhadap Partisipasi Anggota (Suatu Kasus pada Koperasi Tahu Tempe
Kabupaten Tasikmalaya). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
[Online] tersedia : (http://jurnal.upi.edu/file/Jajang.pdf)
Mulyani, Ani & Ismulyati, Sri. Hubungan Antar Faktor Anggota dan Partisipasi
Anggota Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi di Kabupaten Bogor.
Universitas Terbuka (UT). [Online] Tersedia ;
(http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/index.php/option=com.content&vie
w=article&id=1501;hubungan-antara-faktor-anggota-dan-partisipasi-
terhadap-keberhasilan-usaha-koperasi-di-indonesia-di-kabupaten-bogor&catid=64&itemid=312)
Raharja, Edi. 2000. Analisis Sikap dan Partisipasi Anggota Koperasi Pedagang
Pasar/KOPPAS (Studi Kasus di Kabupaten Klaten dan Kota Semarang,
Jawa Tengah. Universitas Dipenogoro. [Online] tersedia ;
(http://eprints.undip.ac.id/23457/)
Santi, Tuti Ari. 2008. _________________. FISIP Universitas Indonesia. [Online]
Tersedia ;