viii
ABSTRAK
PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA KOPERASI, PERSEPSI ANGGOTA TENTANG PELAYANAN KOPERASI, DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI BERKOPERASI SISWA
SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA.
Dhara Rima Pangestuti Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Populasi data penelitian ini adalah semua anggota koperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan sampel yang diambil sejumlah 79 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data ini dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan taraf kesalahan 5% serta pengolahannya menggunakan SPSS versi 16 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi, serta partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dalam kategori sedang; (2) ada pengaruh positif signifikan pengetahuan anggota koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (3) ada pengaruh positif signifikan persepsi anggota tentang pelayanan koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (4) ada pengaruh positif signifikan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi; dan (5) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi mampu menjadi prediktor yang baik untuk partisipasi berkoperasi.
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF MEMBERS COOPERATIVE KNOWLEDGE, PERCEPTION OF SERVICE COOPERATIVE MEMBERS, AND COOPERATIVE MOTIVATION TOWARDS STUDENT COOPERATIVE
PARTISIPATION OF SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA
Dhara Rima Pangestuti Sanata Dharma University
2016
This study aims to determine the influence of the cooperative members knowledge, perceptions of members of the cooperative services, and motivations of cooperative towards the participation of student cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
This type of research is exsplanative which was carried out in SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The population of this research were all the members of the cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The sampling technique used accidental sampling. The samples were 79 respondents. Data were collected by questionnaires of which validity and reliability were already tested. Data were analyzed using by multiple linear regression with the error level of 5% and analyzed by using SPSS version 16 for windows.
The result indicate that (1) knowledge of members of the cooperative, members perceptions of the cooperative services, and motivations of cooperative, the participation of cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta were in the medium category; (2) There is positive and significant influence knowledge of members of cooperative towards the participation of cooperatives; (3) There is positive and significant influence perceptions of members of the cooperative services towards the participation of cooperatives; (4) There is positive and significant influence cooperatives motivation towards the participation of cooperatives; (5) knowledge members of the cooperative, members perception of service cooperatives, and motivations of cooperatives are able to be good predictors of participation in cooperative.
i
DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI
BERKOPERASI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN,
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
DHARA RIMA PANGESTUTI
NIM 111324041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Kupersembahkan Karyaku Ini Untuk Yang Paling Istimewa Yaitu:
ALLOH SWT yang Selalu Memberiku Petunjuk dan Pertolongan
Kedua Orang Tuaku Bapak Sumanto dan Ibu Sri Sulastri untuk Doa, Cinta, Kasih Sayang, dan Dukungannya
SuamiKu Tercinta Hendri Maryanto yang Selalu Mendukungku dengan Cinta Kasih ,Doa, Kesabaran dan Kesetiaanya
Putri Kecilku Anjani Maydhama Kanaya Putri yang Selalu Memberi Semangat dengan Senyumannya
Kakakku Yogo Pangestu Timur Terima Kasih Atas Dukungan dan Doanya
Sahabatku Afni Widia Astuti dan Diana Setiati Yang Selalu Memberi Motivasi
v
hidupmu jangan hanya berdiam dan mencemaskan masa depanmu.
Kesuksesan seseorang tidak diukur dari puncak yang dia raih saat ini, tetapi dilihat dari bagaimana cara mengatasi setiap
rintangan yang ada di masa lalu.
Janganlah melupakan masa lalu, tetapi belajarlah dari masa lalu untuk kehidupan di masa depan.
Jangan pernah menyerah, perbaiki kesalahan, dan teruslah melangkah
vi
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 April 2016
Penulis
vii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dhara Rima Pangestuti
NIM : 111324041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA KOPERASI, PERSEPSI
ANGGOTA TENTANG PELAYANAN KOPERASI, DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI BERKOPERASI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalih dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari sayamaupun memberikkan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 14 April 2016
Yang menyatakan
viii
ANGGOTA TENTANG PELAYANAN KOPERASI, DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI BERKOPERASI SISWA SMA
NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA.
Dhara Rima Pangestuti Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Populasi data penelitian ini adalah semua anggota koperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan sampel yang diambil sejumlah 79 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data ini dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan taraf kesalahan 5% serta pengolahannya menggunakan SPSS versi 16 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi, serta partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dalam kategori sedang; (2) ada pengaruh positif signifikan pengetahuan anggota koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (3) ada pengaruh positif signifikan persepsi anggota tentang pelayanan koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (4) ada pengaruh positif signifikan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi; dan (5) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi mampu menjadi prediktor yang baik untuk partisipasi berkoperasi.
ix
PERCEPTION OF SERVICE COOPERATIVE MEMBERS, AND COOPERATIVE MOTIVATION TOWARDS STUDENT COOPERATIVE
PARTISIPATION OF SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA
Dhara Rima Pangestuti Sanata Dharma University
2016
This study aims to determine the influence of the cooperative members knowledge, perceptions of members of the cooperative services, and motivations of cooperative towards the participation of student cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
This type of research is exsplanative which was carried out in SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The population of this research were all the members of the cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The sampling technique used accidental sampling. The samples were 79 respondents. Data were collected by questionnaires of which validity and reliability were already tested. Data were analyzed by using multiple linear regression with the error level of 5% and analyzed by using SPSS version 16 for windows.
The result indicate that (1) knowledge of members of the cooperative, members perceptions of the cooperative services, and motivations of cooperative, the participation of cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta were in the medium category; (2) There is positive and significant influence knowledge of members of cooperative towards the participation of cooperatives; (3) There is positive and significant influence perceptions of members of the cooperative services towards the participation of cooperatives; (4) There is positive and significant influence cooperatives motivation towards the participation of cooperatives; (5) knowledge members of the cooperative, members perception of service cooperatives, and motivations of cooperatives are able to be good predictors of participation in cooperative.
x
Puji syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT atas segala limpahan rahmat,
kasih, dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Anggota Koperasi, Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi, dan Motivasi Berkoperasi Terhadap Partisipasi Berkoperasi Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta”.
Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Ekonomi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penelitian skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir,
banyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankan penulis dengan tulus
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan
bantuan yang tidak terhingga dari:
1. Alloh SWT yang selalu memberi kemudahan dan kelancaran langkah penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr.Yohanes Harsoyo selaku Dosen Pembimbing 1, atas bimbingan dan
pengarahan dari awal sampai selesai pembuatan skripsi.
4. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing proposal atas
segala bimbingannya
5. Ibu Dra C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing 2 atas bimbingan dan pengarahan
dari awal sampai selesai pembuatan skripsi.
6. Segenap dosen dan karyawan Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
7. Bapak Basuki Joko Purnomo M. Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 1
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta yang telah menerima penulis untuk melakukan
xi
memberikan informasi tentang koperasi kepada penulis.
9. Pengurus koperasi sekolah SMA N 1, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
10.Kedua orang tuaku Bapak Sumanto dan Ibu Sri Sulastri terima kasih atas kasih
sayang, doa, dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi.
11.Suamiku Hendri Maryanto terima kasih atas doa, cinta serta kesabarannya yang
besar.
12.Putri kecilku Anjani Maydhama Kanaya Putri terima kasih selalu memberi
semangat dan senyumannya.
13.Kakakku Yogo Pangestu Timur terimakasih selalu memberi dukungan
14.Sahabatku BPM Afni, Diana, Frans, Cahyo, dan Gius yang sama-sama sedang
berjuang.
15.Teman-teman PE ’11 terimakasih atas kebersamanya selama ini. dan semua
pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar
skripsi ini menjadi bermanfaat bagi penulis.
Yogyakarta, 14 April 2016
xii
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii
ABSTRAK ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ...xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Pembatasan Masalah ...6
C. Perumusan Masalah ...6
D. Tujuan Penelitian ...7
E. Manfaat Penelitian ...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Koperasi Sekolah ...9
B. Partisipasi Berkoperasi ...28
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Berkoperasi ...35
D. Pengetahuan Anggota Koperasi ...35
E. Persepsi Anggota tentang Pelayanan Koperasi ...37
F. Motivasi Berkoperasi ...38
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...46
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...46
C. Subjek dan Objek Penelitian ...47
D. Populasi dan Sampel Penelitian ...47
E. Teknik Pengambilan Sampel ...49
F. Data yang Dicari ...49
G. Variabel dan Definisi Operasional ...50
H. Teknik Pengumpulan Data ...52
I. Instrumen Penelitian ...53
J. Analisis Instrumen Penelitian ...56
K. Teknik Analisis Data ...63
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Koperasi ...72
B. Lokasi Koperasi ...75
C. Kegiatan Usaha Koperasi ...75
D. Struktur Organisasi Koperasi ...75
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...77
B. Uji Prasyarat ...82
C. Uji Asumsi Klasik ...84
D. Pembahasan ...92
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ...97
B. Saran ...98
C. Keterbatasan ...100
DAFTAR PUSTAKA ...101
xiv
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel ...49
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Pengetahuan Anggota tentang Koperasi ...54
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ..54
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Motivasi Berkoperasi ...55
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Partisipasi Berkoperasi ...55
Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Validitas Pengetahuan Anggota Koperasi ...57
Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Validitas Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ...59
Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Validitas Motivasi Berkoperasi ...60
Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Validitas Partisipasi Berkoperasi ...60
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas ...63
Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ...77
Tabel 5.2 Tingkatan Kelas ...78
Tabel 5.3 Interprestasi Penilaian Partisipasi Berkoperasi ...79
Tabel 5.4 Hasil Rangkuman Jawaban Item Pengetahuan Anggota Tentang Koperasi ...80
Tabel 5.5 Interprestasi Penilaian Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi 81 Tabel 5.6 Interprestasi Penilaian Motivasi Berkoperasi ...81
Tabel 5.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ...82
Tabel 5.8 Hasil Uji Linieritas ...83
Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas ...85
Tabel 5.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...86
Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Berganda ...87
Tabel 5.12 Hasil Uji F ...90
xv
xvi
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ...104
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ...109
Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ...116
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dan Linieritas ...123
Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik ...129
Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ...131
Lampiran 7 Hasil Deskriptif ...134
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pada pasal 1,
dinyatakan bahwa: “Koperasi sebagai salah satu penggerak ekonomi rakyat
diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup para anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya”. Oleh karena itu, koperasi harus berperan
sebagai penggerak ekonomi masyarakat, terutama ekonomi masyarakat
lemah, sehingga koperasi dapat mengemban fungsi dan peranannya sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan.
Koperasi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan jiwa kewirausahaan,
kemandirian dan jiwa kekeluargaan, kebersamaan maupun kegotongroyongan
bagi pemuda Indonesia. Maka dari itu perlu pendidikan perkoperasian sejak
dini untuk membentuk jiwa koperasi bagi pemuda Indonesia. Oleh karena itu,
di setiap instansi pendidikan sekarang didirikan sebuah koperasi yang mampu
membelajarkan siswa-siswinya agar memiliki jiwa kemandirian,
kewirausahaan dan kegotongroyongan. Koperasi yang dimaksud adalah
koperasi sekolah. Koperasi sekolah adalah koperasi yang anggotanya terdiri
dari siswa-siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama,
Sekolah Menengah Tingkat Atas, Pondok Pesantren, dan Lembaga
Pendidikan lainnya yang setaraf (Suwandi, 1982: 2). Koperasi sekolah
perekonomian, melalui program pendidikan koperasi di sekolah,
menumbuhkan koperasi sekolah dan kesadaran berkoperasi di kalangan
siswa, membina rasa tanggung jawab, disiplin serta setia kawan dan jiwa
demokrasi pada siswa-siswa sekolah yang sangat berguna bagi pembangunan
diri dan pembangunan karakter bangsa yang kaya akan nilai-nilai luhur dan
kemanusiaan, dan juga koperasi sekolah dijadikan sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan siswa terutama kebutuhan peralatan sekolah.
Apabila melihat ke lapangan, kenyataan menunjukkan bahwa masih
sedikit sekali partisipasi siswa yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan
koperasi sekolah. Padahal partisipasi aktif siswa sebagai anggota merupakan
syarat mutlak bagi kemajuan koperasi. Partisipasi adalah keterlibatan mental
dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka
untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan ikut berbagi
tanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut. Dengan demikian,
partisipasi merupakan sebuah proses sosial di mana para anggota koperasi
terlibat langsung dalam organisasi dan ingin mewujudkan tujuan atau
kepentingan bersama.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota dalam
berkoperasi yaitu faktor individu sebagai anggota koperasi, faktor dari dalam
koperasi, dan faktor dari luar koperasi. Faktor individu adalah faktor yang
berasal dari individu itu sendiri, seperti rasa kesadaran, tingkat pengetahuan,
tingkat pendapatan, dan besarnya SHU. Faktor dari dalam koperasi
Program-program, pelayanan koperasi yang cocok dan menarik anggota
koperasi akan meningkatkan partisipasi. Selain faktor dari dalam koperasi,
faktor individu pun sangat penting karena partisipasi itu datangnya dari
anggota seperti tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan (Anoraga &
Widiyanti, 1993:61-62).
Koperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
sebagai salah satu pusat pelayanan kebutuhan para siswa. Hal ini karena
koperasi siswa yang menyediakan peralatan sekolah. Dari hasil observasi pra
penelitian ada indikasi bahwa koperasi di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta tidak mengalami rugi, tetapi peran serta atau partisipasi anggota
belum maksimal sesuai yang diharapkan. Masih banyak anggota yang belum
sepenuhnya menjadi pelanggan koperasi. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya
siswa yang berbelanja di koperasi. Siswa lebih tertarik untuk membeli
peralatan sekolah di luar koperasi. Mereka juga kurang berperan dalam
mengemban tanggung jawabnya sebagai pengurus koperasi. Terkadang
mereka lalai dalam melaksanakan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab
mereka seperti jaga piket koperasi.
Pegurus koperasi juga menuturkan bahwa kurangnya peran serta
siswa dalam berkoperasi yang dilihat dari angka kunjungan yang kurang
diduga karena pengetahuan anggota tentang koperasi masih belum terasa
mendalam dan belum dijadikan dasar dalam berkoperasi oleh setiap
anggotanya. Hal serupa juga diungkapkan oleh beberapa pengurus koperasi.
koperasi. Mereka masih minim pengetahuannya tentang perkoperasian. Maka
dari itu, peneliti memilih variabel pengetahuan anggota tentang koperasi yang
diduga mempengaruhi partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Berdasarkan observasi pra penelitian, siswa yang datang ke koperasi
untuk belanja masih sedikit tiap harinya dari total jumlah siswa SMA Negeri
1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat salah
satu pengurus koperasi. Hal tersebut berarti menggambarkan bahwa
partisipasi siswa sebagai pelanggan koperasi masih kurang. Seperti yang
dituturkan oleh pengurus koperasi siswa bahwa siswa kurang tertarik untuk
berbelanja di koperasi terutama untuk peralatan sekolah. Mereka lebih suka
belanja peralatan sekolah di luar koperasi. Kurangnya partisipasi siswa dalam
koperasi diduga karena pelayanan koperasi siswa di SMA Negeri 1
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dirasa masih kurang karena dilihat dari
peralatan sekolah yang disediakan oleh koperasi masih belum lengkap
sehingga siswa lebih tertarik membeli peralatan di luar koperasi. Selain itu,
pelayanan dalam bentuk fisik (sarana prasarana) seperti gedung dan peralatan
koperasi lainnya masih belum optimal. Seperti yang diungkapkan oleh
Pegurus Koperasi bahwa siswa kurang tertarik untuk berbelanja di koperasi
diduga karena ruangan koperasi yang sempit sehingga mereka enggan untuk
berbelanja di koperasi. Oleh karena itu, peneliti memilih variabel persepsi
siswa tentang pelayanan koperasi yang diduga mempengaruhi partisipasi
Berdasarkan informasi dari pengurus koperasi bahwa aktivitas usaha
koperasi masih kurang lancar. Koperasi sering tutup saat istirahat
dikarenakan tidak ada yang jaga. Kurangnya peran serta siswa dalam
koperasi tersebut diduga karena kurang antusiasnya siswa dalam berkoperasi
atau kurangnya motivasi mereka dalam berkoperasi. Seperti yang
diungkapkan oleh beberapa anggota koperasi dari kelas XI bahwa mereka
malas untuk berbelanja di koperasi dan mereka kurang tertarik untuk
berbelanja di koperasi. Mereka mengatakan bahwa mereka malas untuk
menjadi pengurus koperasi karena tidak mendapat nilai tambahan jika terlibat
dalam kegiatan koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi berkoperasi
mereka masih rendah. Maka, peneliti memilih variabel motivasi berkoperasi
yang diduga mempengaruhi partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul, “Pengaruh Pengetahuan Anggota Koperasi, Persepsi
Anggota Tentang Pelayanan Koperasi, Dan Motivasi Berkoperasi Terhadap
Partisipasi Berkoperasi Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah di
atas, maka dapat diketahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
partisipasi berkoperasi. Oleh karena terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi partisipasi berkoperasi, maka penelitian ini hanya meneliti
tiga faktor yang diduga mempengaruhi partisipasi berkoperasi, yaitu,
pengetahuan anggota tentang koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan
koperasi, dan motivasi berkoperasi.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :
1. Bagaimana partisipasi anggota koperasi siswa di SMA Negeri 1
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta?
2. Apakah pengetahuan anggota tentang koperasi berpengaruh terhadap
partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta?
3. Apakah persepsi siswa tentang pelayanan koperasi berpengaruh terhadap
partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta?
4. Apakah motivasi berkoperasi berpengaruh terhadap partisipasi berkoperasi
5. Apakah pengetahuan anggota tentang koperasi, persepsi siswa tentang
pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi berpengaruh terhadap
partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui partisipasi anggota koperasi siswa di SMA Negeri 1
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
2. Mengetahui pengaruh pengetahuan anggota tentang koperasi terhadap
partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta.
3. Mengetahui pengaruh persepsi anggota tentang pelayanan koperasi
terhadap partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak,
Sleman, Yogyakarta.
4. Mengetahui pengaruh motivasi berkoperasi terhadap partisipasi
berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
5. Mengetahui pengaruh pengetahuan anggota tentang koperasi, persepsi
siswa tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap
partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk latihan penelitian, menambah ilmu tentang perkoperasian, dan
melihat langsung kenyataan di lapangan bukan hanya sekedar teori yang
didapat dalam perkuliahan.
2. Bagi Universitas
Untuk menambah kepustakaan dan keilmuan khususnya pengaplikasian
ilmu ekonomi yang berkaitan dengan koperasi.
3. Bagi SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif bagi
instansi yang terkait yaitu di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta. Untuk dapat lebih memperhatikan perkembangan usaha
koperasi lewat peningkatan partisipasi berkoperasi. Sebagai bahan evaluasi
sekolah untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa dalam berkoperasi dan
sebagai bahan informasi serta referensi tambahan dalam rangka
meningkatkan mutu atau kualitas berkoperasi siswa di SMA Negeri 1
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Koperasi dan Koperasi Sekolah
1. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Dilihat dari asal katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa
Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti seperti itu, segala bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama
sebenarnya dapat disebut sebagai Koperasi, tetapi yang dimaksud
dengan koperasi dalam hal ini bukanlah segala bentuk pekerjaan yang
dilakukan secara bersama-sama dalam arti yang sangat umum tersebut.
Yang dimaksud dengan koperasi di sini adalah suatu bentuk perusahaan
yang didirikan oleh orang-orang tertentu, berdasarkan ketentuan dan
tujuan pula (Baswir, 2000: 1).
Banyak pendapat tentang pengertian koperasi. Berikut adalah
pengertian koperasi sebagai pegangan untuk mengenal Koperasi lebih
jauh :
Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk
membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan
ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada Koperasi
Suatu organisasi koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah
orang yang bergabung secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang
sama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara
demokratis, melaui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal
yang diperlukan dan melalui pembagian resiko serta manfaat yang wajar
dari usaha, dimana para anggotanya berperan aktif (ILO, 1966) (Partomo
& Soejoedono, 2002: 51).
Sekelompok yang bebas secara hukum atau unit-unit ekonomi
bekerja sama untuk memiliki dan bertanggung jawab atas manajemen
suatu badan usaha, dan bermaksud untuk menggunakan output-output
ekonomis dari badan usaha tersebut, maka kita namakan badan usaha
tersebut sebagai badan usaha koperasi (Ropke,2003: 12).
International Cooperative Alliance (ICA) mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk
perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan
ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling
membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi
keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi
(Hendar & Kusnadi, 2005: 18).
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik
dari uraian mengenai pengertian Koperasi tersebut adalah sebagai
berikut (Baswir, 2000: 3):
1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang
yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.
2) Bentuk kerjasama dalam Koperasi bersifat sukarela.
3) Masing-masing anggota Koperasi berkewajiban untuk
mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha Koperasi.
4) Risiko dan keuntungan usaha Koperasi ditanggung dan dibagi secara
adil.
b.Nilai-nilai Dasar Gerakan Koperasi
Nilai-nilai koperasi menurut ICA (1995) yang dikutip Hendar (2010: 10)
bisa dipandang sebagai nilai-nilai dasar (fundamental) dan nilai-nilai
etis. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
1) Nilai-nilai Dasar
a) Menolong diri sendiri (self- help)
b) Tanggung jawab sendiri (self-responsibility) c) Demokrasi (democracy)
a) Kejujuran (honesty) b) Keterbukaan (openess)
c) Tanggung jawab sosial (social responsibility) d) Kepedulian terhadap orang lain (care for others) c. Tujuan Koperasi
Pernyataan tujuan Koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU
No. 25/1992. Menurut pasal tujuan Koperasi Indonesia adalah sebagai
berikut (Baswir, 2000: 41) :
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Berdasar bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu, dapat diambil
kesimpulan bahwa tujuan Koperasi Indonesia dalam garis besarnya
meliputi tiga hal sebagai berikut (Baswir, 2000: 48):
1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.
2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
d.Landasan Koperasi Indonesia
Landasan Koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan
arah, tujuan, peran, serta kedudukan Koperasi terhadap pelaku-pelaku
tentang pokok-pokok Perkoperasian, Koperasi di Indonesia mempunyai
landasan sebagai berikut (Baswir, 2000: 36):
1) Landasan Idiil
Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1995, landasan idiil
Koperasi Indonesia adalah Pancasila. Penempatan Pancasila sebagai
landasan Koperasi Indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
Pancasila adalah pandangan hidup dan ideology bangsa Indonesia. Ia
merupakan semangat bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur yang ingin
diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya.
2) Landasan Srukturil
Selain menempatkan Pancasila sebagai landasan idiil Koperasi
Indonesia, Bab II UU No.25/1992 menempatkan UUD 1945 sebagai
landasan strukturil Koperasi Indonesia.UUD 1945 merupakan aturan
pokok organisasi Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila.
Sebagai salah satu bentuk organisasi ekonomi yang hidup di
Indonesia, maka penempatan UUD 1945 sebagai landasan strukturil
Koperasi Indonesia ini adalah sesuatu yang wajar. Sehubungan
dengan masalah perekonomian, ayat 1 pasal 33 UUD 1945 telah
dengan tegas menggariskan bahwa perekonomian yang hendak
disusun di Indonesia adalah suatu perekonomian sebagaimana telah
berdasar atas asas kekeluargaan “ dalam ayat 1 pasal 33 UUD 1945
itu adalah Koperasi.
e. Asas dan Sendi Dasar Koperasi
Asas diartikan sebagai sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir.
Dalam Pasal I UU 25/1992 ditegaskan bahwa asas koperasi adalah
kekeluargaan. Atau dengan kata lain segala pemikiran tentang koperasi
harus dalam tumpuan atau kerangka kekeluargaan. Asas kekeluargaan
ini di samping sesuai dengan Pasal I UUD 1945 : “Perekonomian
disusun berdasar atas asas kekeluargaan”, yang kemudian dijelaskan
dalam penjelasan pasal ini bahwa bangun usaha yang sesuai dengan asas
itu adalah koperasi. Asas kekeluargaan ini dicoba digali dari falsafah
hidup bangsa Indonesia yang tidak semata-mata memandang kebutuhan
materi sebagai tujuan aktivitas ekonominya. Lebih jauh dari itu
kebutuhan dan tujuan hidup manusia timur yang beragama adalah
kebersamaan (hablun minannas).
Dari asas kekeluargaan inilah kemudian Bung Hatta
menjelaskannya dalam dua sendi dasar koperasi selalu dipegang teguh
oleh setiap anggota. Sendi dasar koperasi tersebut ada dua macam
(Hudiyanto, 2002: 78) yaitu :
1) Individualitas
Sendi dasar individualitas (sadar diri) dalam koperasi
dijelaskan oleh Mohammad Hatta sebagai berikut:”Sadar diri ini
artinya dengan individualism dasar yang mendahulukan hak orang
seorang dari pada hak masyarakat”.
Individualisme menuntut kemerdekaan orang seorang,
bertindak untuk mencapai keperluan hidupnya. Ia tak mau
orang-orang diikat oleh masyarakat. Tetapi individualitas adalah sifat pada
orang seorang yang menandakan kehalusan budi beserta dengan
keteguhan wataknya, yang memaksa orang lain menghargai dan
memandang akan dia. Di dalam koperasi, individualism tidak
diartikan sebagai keegoisan semata. Namun, di dalam sifat
individualism atau individualitas tersebut terkandung makna bahwa
sebagai anggota koperasi harus selalu percaya pada kemampuan diri
sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri.
2) Solidaritas
Untuk mengimbangi agar sifat individualitas tidak mengarah ke
pengertian sempit berupa klik dan kelompok dekatnya maka sendi dasar koperasi yang kedua yaitu solidaritas harus selalu dipupuk.
Apabila salah satu dari dua sendi tersebut tidak ada, maka koperasi
sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial tidak akan bisa
tegak.
Bung Hatta yang dikutip dalam Hudiyanto (2002: 79) mengatakan
bahwa:
Selagi solidaritas mendorong senantiasa memeperhatikan keperluan
memperkuat semangat menunjukkan usaha bersama tadi. Pengurus
yang tidak mempunyai kedua-dua sifat itu padanya, tidak sanggup
memajukan koperasi dan lambat laun tidak akan dipakai.
Solidaritas sangat dibutuhkan guna memupuk rasa
kekeluargaan dan kegotongroyongan anggota koperasi. Dengan
timbulnya rasa solidaritas maka akan timbul rasa kasih sayang
diantara anggota sehingga asas kekeluargaan akan tetap terjaga dan
usaha koperasi akan semakin maju. Karena dengan rasa solidaritas
yang tinggi, antar anggota akan selalu bahu membahu dalam
memenuhi kebutuhan mereka.
f. Prinsip-Prinsip Koperasi Indonesia
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.
25/1992, koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi
sebagai berikut (Baswir, 2000: 50-52) :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 5 UU No.
25/1992, sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi tidak boleh
dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung
makna bahwa seorang anggota dapat menyatakan masuk atau
mengundurkan diri dalam Koperasinya sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar. Sedangkan sifat terbuka
mengandung arti bahwa dalam hal keanggotaan Koperasi tidak
Semua berhak menjadi anggota koperasi dari golongan apapun. Dari
golongan masyarakat menengah ke atas sampai pada golongan
masyarakat menengah ke bawah.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Prinsip demokrasi mengemukakan bahwa pengelolaan
Koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para
anggotalah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi
dalam Koperasi.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
Pembagian sisa hasil usaha Koperasi kepada para anggotanya
didasarkan atas perimbangan jasa masing-masing anggota dalam
usaha Koperasi, yaitu yang dihitung berdasarkan besarnya volume
transaksi anggota dalam keseluruhan volume usaha Koperasi. Hal ini
merupakan wujud dari nilai kekeluargaan dan keadilan.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
Pembatasan bunga modal merupakan cerminan bahwa
Koperasi, selain menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan
yang wajar terhadap partisipasi anggotanya, juga mendorong
tumbuhnya rasa kesetiakawanan antar sesama anggota Koperasi.
Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan bahwa dalam jiwa tiap-tiap
anggota Koperasi tumbuh rasa solidaritas untuk saling tolong
di sini maksudnya adalah wajar, tidak melebihi suku bunga yang
berlaku di pasar.
5) Kemandirian
Untuk bisa mandiri Koperasi harus mempunyai organisasi dan
usaha yang berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Agar
Koperasi dapat mengakar dalam kehidupan masyarakat maka
keberadaan Koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Agar
bisa diterima oleh masyarakat maka Koperasi harus mampu
memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat.
g. Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia
Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU No. 25/1995, tujuan
pendirian koperasi di Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Agar Koperasi Indonesia dapat mengemban tujuan tersebut, UU
No. 25/1995 kemudian menggariskan fungsi dan peran yang harus
diemban Koperasi dalam turut membangun perekonomian Indonesia.
Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25/1995 itu,
fungsi dan peran Koperasi Indonesia dalam garis besarnya adalah
1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.
2) Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko
gurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
h.Permodalan Koperasi
Menurut Hudiyanto (2002: 145) permodalan koperasi terdiri dari:
1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari pemiliknya secara
langsung akan menanggung resiko atau kerugian apabila terjadi
kondisi pailit. Modal sendiri terdiri dari :
a) Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh
setiap anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
b) Simpanan wajib, yaitu sejumlah uang yang diserahkan oleh
anggota dalam jumlah tertentu yang mungkin tidak sama antar
c) Dana cadangan, yaitu bagian dari SHU yang tidak dibagikan
kepada anggota yang dimaksudkan untuk menambah modal
koperasi.
d) Hibah, merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain
secara gratis, yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk
membayar kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa.
2) Modal pinjaman
Sebagaimana disebutkan dalam UU No 25 pasal 2 tahun 1992
tentang Perkoperasian sumber modal pinjaman itu adalah :
a) Pinjaman dari anggota.
b) Pinjaman dari koperasi lainnya maupun anggota koperasi lainnya.
c) Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya.
d) Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya.
i. Anggota Koperasi Sebagai Individu dan Usaha Ekonomi
Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa
koperasi. Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap
orang/individu yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi
yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran
dasar koperasi. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang
persyaratan, hak dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam
anggaran dasar.
Berpegang pada prinsip/pengertian koperasi, maka ada beberapa
a. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan
ekonomi dalam lingkup usaha koperasi.
b. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan.
c. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap
koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar.
Dengan mengacu pada UU No. 25 tahun 1992 pasal 20, terdapat
beberapa kewajiban dan hak anggota koperasi, yaitu (Hudiyanto, 2002:
137):
Kewajiban anggota koperasi yaitu mematuhi anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam
rapat anggota dan berpartisipasi dan memelihara kebersamaan berdasar
atas asas kekeluargaan.
Hak anggota koperasi yaitu menghadiri, menyatakan pendapat,
memberikan suara dalam rapat anggota, memilih atau dipilih menjadi
anggota pengurus atau pengawas, meminta diadakan rapat anggota
menurut ketentuan dalam anggaran dasar, mengemukakan pendapat atau
saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak
diminta, memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama
antara sesama anggota, dan mendapatkan keterangan mengenai
perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
2. Koperasi Sekolah
Berlandaskan UUD pasal 33 ayat 1, mengandung cita-cita untuk
mengembangkan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan. Dalam
UU Nomor 25 tahun 1992 berisi tentang pedoman bagi pemerintah dan
masyarakat mengenai cara-cara menjalankan koperasi, termasuk
koperasi sekolah. Koperasi sekolah sangat membantu bagi para siswa
untuk mengembangkan potensinya dalam bidang ekonomi dan sebagai
latihan bertanggung jawab dan kemandirian siswa.
Koperasi sekolah didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bersama
tiga menteri, yaitu Menteri Koperasi Nomor 125/DK/KPTS/X/1984,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 04470/U/1984, Menteri
dalam Negeri Nomor 71 tahun 1984 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Koperasi Sekolah. Surat keputusan ini menunjukkan
bahwa koperasi sekolah merupakan badan yang cukup penting didirikan
sebagai sarana siswa untuk belajar dan bekerja. Koperasi sekolah
dibentuk dengan persetujuan rapat yang dihadiri oleh para siswa, guru,
kepala sekolah, dan karyawan sekolah. Dalam rapat tersebut disusun
juga peraturan-peraturan yang berlaku dalam koperasi sekolah.
Koperasi sekolah diusahakan dan diurus oleh para siswa.
Menurut UU nomor 25 tahun 1992, pasal 1 koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Sedangkan sekolah merupakan lembaga untuk belajar
dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
Keberadaan koperasi sekolah merupakan wahana belajar bagi siswa,
melalui koperasi sekolah siswa akan mengetahui, memahami dan
kemudian mengimplementasikan koperasi dalam kehidupan di
masyarkat.
Menurut Suwandi (1982: 2) ”Koperasi sekolah adalah koperasi
yang anggotanya terdiri dari siswa-siswa Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas,
Pondok Pesantren, dan Lembaga Pendidikan lainnya yang setaraf”.
Jadi, Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan
sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah dengan
bimbingan guru. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai
tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar,
koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.
Keanggotaan, kepengurusan, penyelenggaraan rapat anggota,
lapangan usaha yang ditangani, permodalan, dan sebagainya
menggunakan pinsip-prinsip yang berlaku dalam koperasi. Hanya,
dapat dilibatkan dalam kepengurusan dan anggota pengawas.
Disamping itu dapat juga diangkat penasihat yang berasal dari guru,
kepala sekolah, pejabat dari dinas koperasi dan pembinaan pengusaha
kecil setempat atau dari komite sekolah.
c. Tujuan Koperasi Sekolah
Tujuan koperasi sekolah (Suwandi,1982: 3) antara lain:
1) Untuk menunjang pendidikan yang dilakukan di dalam kelas dengan
berbagai tindakan praktik yang berhubungan dengan kegiatan
koperasi.
2) Dalam praktek Koperasi Sekolah ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan peralatan sekolah masing-masing siswa.
3) Dengan menugaskan para siswa praktik berkoperasi ini juga
bertujuan untuk menghindarkan terjadinya pertentangan
kepentingan di kalangan pembimbing yang ada diantara mereka
berusaha untuk mencari keuntungan dari kegiatan usaha koperasi.
4) Apabila praktik berkoperasi tersebut dijalankan dengan baik oleh
para siswa tentu akan memperoleh keuntungan atau Sisa Hasil
Usaha (SHU).
5) Untuk menanamkan rasa harga diri, untuk menanamkan kesamaan
derajat, dan untuk menumbuhkan ajaran demokrasi serta
membangkitkan sikap berani mengemukakan pendapat terhadap
koperasi sekolah dapat dijadikan ajang pembinaan mental yang
cukup baik.
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
Menurut Subyakto & Bambang (1983: 100) ada keunikan
tersendiri dengan dilakukannya kegiatan koperasi pada suatu sekolah.
Kalau kegiatan-kegiatan yang lain mungkin hanya menyangkut
masalah sosial saja, atau ekonomi saja, maupun edukatif saja. Tetapi
dalam koperasi ketiga-tiganya aspek tersebut dapat diperoleh.
Dalam aspek sosial, dapat tercermin dari sistem kerja dalam
koperasi itu sendiri, di mana anggota-anggotanya mempunyai
kedudukan sama, begitu pula haknya. Tidak memandang siapa dia, apa
pekerjaan orang tuanya, kalau sekolah pakai apa, jumlah simpananya
berapa, dan hal-hal lain yang biasanya merupakan sebab timbulnya gap
antara golongan kaya dan miskin. Dari sini diharapkan timbul rasa
persamaan tanpa membedakan anak yang satu dengan anak yang lain,
dan jika ini berkembang akan menumbuhkan sikap gotong royong
d. Modal Koperasi Sekolah
Pada koperasi sekolah modal didapatkan dari berbagai sumber
(Suwandi, 1982 : 28) yaitu :
1) Simpanan pokok.
2) Simpnan wajib.
3) Simpanan sukarela.
Menurut Suwandi (1982 : 29) modal koperasi sekolah dapat
diperolehdari sumber lain yaitu :
1) Pinjaman dari bank dapat diperoleh bila ada yang menanggung dan
dipercaya oleh pihak bank sehingga dapat memperoleh kredit dari
bank.
2) Hibah dapat diperoleh dari sekolah dan dari pemerintah dapat
digunakan sebagai modal usaha koperasi sekolah dalam bentuk
modal kerja dan juga bias sebagai barang investasi.
3) Pinjaman dari pihak ketiga biasanya di dapat dari guru atau POM
(Persatuan Orang tua Murid) yang menaruh simpati pada koperasi
sekolah.
e. Ketatalaksanaan Koperasi Sekolah
Setiap organisasi memerlukan ketatalaksanan termasuk di dalam
koperasi sekolah (Suwandi, 1982 : 18) yaitu:
1) Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi yang memutuskan
koperasi sekolah pada dasarnya ada dua kelompok yaitu bidang
organisasi ideal yang berkaitan dengan peningkatan anggota dan
bidang ekonomi yang memperjualbelikan buku dan peralatan
sekolah lainya yang dibutuhkan siswa.
2) Pengurus
Pengurus koperasi sekolah berasal dari anggotanya yang dipilih oleh
anggotanya sendiri .
3) Pengawas
Peranan pengawas ini sangat penting sekali sebab merupakan mata
rantai penghubung teori dengan praktek koperasi sekolah
sehari-hari. Mengingat guru telah dewasa maka biasanya pengawas
koperasi sekolah ini diambil dari guru yang tugasnya mengawasi
jalanya koperasi sekolah.
4) Badan Pemeriksa
Badan pemeriksa koperasi sekolah sama halnya dengan koperasi
pada umumnya yang keanggotaanya terdiri dari dan dipilih dari
kalangan murid sekolah yang bersangkutan dengan rapat anggota.
Sebaiknya badan pemeriksa terdiri dari 3 orang dan dipimpin oleh
guru yang dipilih.
5) Penasihat
Penasihat perlu ada di dalam koperasi sekolah keanggotaan
murid. Penasihat ini bertugas memberikan bimbingan, dorongan,
dan memberikan penyuluhan pada pengurus koperasi sekolah.
6) Pelaksana
Pada koperasi sekolah mengingat tujuanya sebagai alat belajar,
manajer pelaksana usaha koperasi belum dibutuhkan .
B. Partisipasi Anggota dalam Koperasi (Partisipasi Berkoperasi)
1. Pengertian Partisipasi Berkoperasi
Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing
participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan (Hendar & Kusnadi, 2005: 91). Menurut jurnal yang
ditulis oleh Achmad Hendra Setiawan (2004:39), partisipasi adalah
keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok
yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan
kelompok dan ikut berbagi tanggung jawab atas tercapainya tujuan
tersebut. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau
menunjukkan peran serta (keikutsertaan) seseorang atau sekelompok
orang dalam aktivitas tertentu. Partisipasi anggota dalam koperasi
berarti mengikut sertakan anggota koperasi itu dalam kegiatan
operasional dan pencapaian tujuan bersama.
Partisipasi anggota koperasi berarti anggota memiliki
keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi, memiliki motivasi
pencapaian tujuan organisasi maupun usaha koperasi. Partisipasi
anggota dalam koperasi dapat dirumuskan sebagai keterlibatan para
anggota secara aktif dan menyeluruh dalam pengambilan keputusan,
penetapan kebijakan, arah dan langkah usaha, pengawasan terhadap
jalannya usaha koperasi, penyertaan modal usaha, dalam pemanfaatan
usaha, serta dalam menikmati sisa hasil usaha.
Partisipasi anggota juga dapat diartikan sebagai keikutsertaan
anggota dalam berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh
koperasi, baik kedudukan anggota sebagai pemilik maupun sebagai
pengguna atau pelanggan. Keikutsertaan anggota ini diwujudkan dalam
bentuk pencurahan pendapat dan pikiran dalam pengambilan keputusan,
dalam pengawasan, kehadiran dan keaktifan dalam rapat anggota,
pemberian kontirbusi modal keuangan, serta pemanfaatan pelayanan
yang diberikan oleh koperasi. Secara umum, partisipasi anggota
koperasi menyangkut partisipasi terhadap sumberdaya, pengambilan
keputusan, dan pemanfaatan, atau seringkali dibuat kategori partisipasi
kontributif, partisipasi insentif (Hendar&Kusnadi, 2005: 91).
Jadi, menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional
orang-orang dalan kelompok tertentu yang mendorong mereka untuk
memberikan kontribusi keaktifan dalam kegiatan koperasi, berpendapat,
pemanfaatan pelayanan serta memberikan kritik dan saran dalam rangka
2. Dimensi Partisipasi
Hendar & Kusnadi (2005: 92-93) mengklasifikasikan partisipasi
berdasarkan 4 dimensi, yaitu dipandang dari sifatnya, bentuknya,
pelaksanaannya dan peran serta perorangan/sekelompok orang.
Dimensi-dimensi partisipasi dijelaskan sebagai berikut:
a. Dimensi partisipasi dimandang dari sifatnya
Dipandang dari sifatnya, partisipasi dapat berupa, partisipasi
yang dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (foluntary). Jika tidak dipaksa oleh situasi dan kondisi, partisipasi yang dipaksakan
(forced) tidak sesuai dengan prinsip koperasi keanggotaan terbuka dan sukarela serta manajemen yang demokratis. Partisipasi yang
sesuai pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela. Sifat
kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen koperasi dalam
merangsang aktivitas partisipasi anggota. Tanpa rangsangan
partisipasi yang efektif, partisipasi dalam koperasi tidak akan
berjalan.
b. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya
Dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat
bersifat formal (formal participation) dan dapat pula bersifat informal (informal participation). Pada partisipasi yang bersifat formal biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam
pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan
bersifat informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara
atasan dan bawahan dalam bidang-bidang partisipasi.
Pada koperasi, kedua bentuk partisipasi ini bisa
dilaksanakan secara bersama-sama. Manajemen partisipasi bisa
merangsang partisipasi anggota secara formal maupun informal,
tergantung situasi dan kondisi serta aturan-aturan partisipasi yang
diberlakukan.
c. Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya
Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat
dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung.
Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
pandangan, menyampaikan ide-ide, informasi, keinginan, harapan,
saran, dan lain-lain kepada pihak yang menjadi pimpinannya tanpa
harus melalui dewan perwakilan. Sedangkan partisipasi tidak
langsung terjadi apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang
lain, misalnya karyawan atau anggota.
Pada koperasi, partisipasi langsung dan partisipasi tidak
langsung dapat dilaksanakan secara bersama-sama tergantung pada
situasi dan kondisi serta aturan yang berlaku. Partisipasi langsung
dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas koperasi (membeli
atau menjual kepada koperasi), memberikan saran-saran atau
informasi dalam rapat-rapat, memberikan kontribusi modal,
apabila jumlah anggota terlalu banyak, anggota tersebar di wilayah
kerja koperasi yang begitu luas, atau koperasi yang terintegrasi,
sehingga diperlukan perwakilan-perwakilan untuk menyampaikan
aspirasinya.
d. Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya
Dari segi kepentingannya, partisipasi dalam koperasi dapat
berupa partisipasi kontributif (contributif participation) dan partisipasi intensif (incentif participation). Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan
sekaligus sebagai pelanggan.
Dalam kedudukannya sebagai pemilik, (a) para anggota
memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan
perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (penyerahan
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau
dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi), dan (b) mengambil
bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses
pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi
semacam ini disebut partisipasi kontributif.
Dalam kedudukannya sebagai pelanggan atau pemakai, para
anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan
oleh perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya.
Partisipasi semacam ini disebut partisipasi insentif. Para anggota
transasksi dengan perusahaan koperasi apabila mereka memperoleh
manfaat, artinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya,
yaitu memperoleh barang dan jasa yang harganya, mutu, dan
syarat-syaratnya lebih menguntungkan daripada yang diperoleh dari pihak
lain yang bukan koperasi. Para anggota harus ikut serta membiayai
perusahaan koperasi yang diperlukan untuk menunjang usaha dan
rumah tangga para anggotanya secara efisien sesuai dengan
kebutuhan dan tujuannya. Di samping itu, mereka harus memiliki
hak, kemungkinan bertindak, motivasi dan kesanggupan
berpartisipasi dalam menentukan tujuan, mengambil keputusan, dan
pengawasan terhadap usaha-usaha koperasi.
3. Upaya Meningkatkan Partisipasi Anggota
Dalam buku saku Koperasi (2010) yang ditulis oleh Deputi
Pengembangan SDM terdapat berbagai cara untuk dapat meningkatkan
partisipasi anggota baik menggunakan pendekatan materi maupun non
materi. Pendekatan materi yang dimaksud adalah memberikan komisi
dan insentif, pemberian bonus, maupun pemberian tunjangan atas
aktivitas keterlibatan anggota berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan
organisasi maupun layanan barang/jasa yang disediakan koperasi.
Selanjutnya pendekatan non materi yaitu memberikan motivasi kepada
semua komponen, dengan jalan mengikutsertakan seluruh anggota
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang
indikator untuk mengukur partisipasi anggota, yaitu:
a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota
(kehadiran, keaktifan, dan penyampain atau mengemukakan
pendapat, saran, ide, gagasan, kritik bagi koperasi).
b. Partisipasi dalam kontribusi modal (dalam berbagai jenis
simpanan, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela/manasuka, jumlah dan frekuensi menyimpan simpanan,
penyertaan modal).
c. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis
unit usaha, jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap
unit usaha koperasi, besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit
usaha yang dimanfaatkan, besaran pembelian atau penjualan
barang maupu jasa yang dimanfaatkan, cara pembayaran atau cara
pengambilan, bentuk transaksi, waktu layanan).
d. Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan
kritik, tata cara penyampaian kritik, ikut serta melakukan
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota (Siswa) Dalam Berkoperasi
1. Pengetahuan Anggota Tentang Koperasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1121)
“Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan
hal (mata pelajaran)”. Dalam hal ini, segala sesuatu yang diketahui
oleh siswa adalah pengetahuan tentang koperasi.
Anggota yang memiliki pengetahuan cukup mengenai koperasi
dan gerak langkahnya, manfaat berkoperasi, tujuan koperasi sehingga
anggota ikhlas melaksanakan kewajiban serta haknya untuk melakukan
berbagai upaya untuk mengembangkan koperasi. Pemahaman anggota
tersebut diharapkan dapat meningkatkan keaktifan anggota, sehingga
anggota bersama-sama akan dapat memanfaatkan koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama (Widiyanti, 1999: 53).
Widiyanti (1999: 72) juga menjelaskan bahwa Koperasi sering
diartikan sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya
dengan menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu
perkumpulan yang diawasi secara demokratis.
Dari pengertian tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa
Koperasi itu mempunyai 2 (dua) aspek utama, aspek perkumpulan
orang-orang yang tergabung di dalam Koperasi adalah mereka yang
tentunya sudah memahami benar arti dan tujuan Koperasi serta asas
kesadaran bahwa bukan kepentingan diri pribadi yang diutamakan,
melainkan kepentingan bersama. Kemudian apabila dilihat dari aspek
usahanya, maka pengelolaan usaha Koperasi pada prinsipnya tidak
berbeda dengan usaha bukan koperasi, yaitu harus efisien dan lugas
serta dilandasi dengan hukum-hukum ekonomi. Dengan kata lain usaha
Koperasi harus dikelola secara professional.
Dari uraian tersebut di atas, maka tingkat partisipasi berkoperasi
dapat dipengaruhi oleh pengetahuan berkoperasi para anggotanya. Hal
ini hanya mungkin dicapai melalui pendidikan anggota. Pembinaan
pengetahuan koperasi dapat dilakukan dengan materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru dan program penyuluhan tentang koperasi yang
diadakan oleh sekolah. Sehingga tolak ukur untuk mengetahui seberapa
jauh pengetahuan siswa tentang koperasi yaitu sebagai anggota dan
pengurus harus mengetahui tentang koperasi. Antara lain, siswa harus
mengetahui tentang arti, tujuan dan asas koperasi, landasan dan tujuan
koperasi, fungsi dan peran serta prinsip koperasi, organisasi koperasi
(permodalan dan perangkat koperasi), hak dan kewajiban anggota, arti
dan fungsi koperasi sekolah, tujuan dan ciri koperasi sekolah, lapangan
2. Persepsi Anggota Terhadap Pelayanan koperasi
a. Pengertian persepsi
Presepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami
oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkunganya,
baik lewat perasaan, penglihatan, dan penciuman
Pengertian tentang persepsi menurut Chaplin (2002) yang dikutip
oleh Desmita (2005: 108) yaitu : “Persepsi adalah proses
mengetahui objek dan kejadian objek dengan bantuan indera”.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris
(Walgito, 2004: 87).
Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan
seseorang tentang objek karena diterimanya stimulus melalui alat
inderanya. Oleh karena itu, pelayanan yang baik dari koperasi, akan
meningkatkan anggota untuk berpartisipasi secara aktif. Demikian
pula koperasi sekolah bisa diterima oleh anggota karena adanya
pelayanan yang diberikan sesuai dengan bentuk dan kebutuhan yang
diberikan oleh koperasi sehingga dapat meningkatkan partisipasi
anggota. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi persepsi anggota
tentang pelayanan, maka ditarik benang merah tentang tolak ukur
dalam mengukur persepsi anggota tentang pelayanan koperasi