• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta."

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA KOPERASI, PERSEPSI ANGGOTA TENTANG PELAYANAN KOPERASI, DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI BERKOPERASI SISWA

SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA.

Dhara Rima Pangestuti Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Populasi data penelitian ini adalah semua anggota koperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan sampel yang diambil sejumlah 79 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data ini dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan taraf kesalahan 5% serta pengolahannya menggunakan SPSS versi 16 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi, serta partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dalam kategori sedang; (2) ada pengaruh positif signifikan pengetahuan anggota koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (3) ada pengaruh positif signifikan persepsi anggota tentang pelayanan koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (4) ada pengaruh positif signifikan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi; dan (5) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi mampu menjadi prediktor yang baik untuk partisipasi berkoperasi.

(2)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF MEMBERS COOPERATIVE KNOWLEDGE, PERCEPTION OF SERVICE COOPERATIVE MEMBERS, AND COOPERATIVE MOTIVATION TOWARDS STUDENT COOPERATIVE

PARTISIPATION OF SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Dhara Rima Pangestuti Sanata Dharma University

2016

This study aims to determine the influence of the cooperative members knowledge, perceptions of members of the cooperative services, and motivations of cooperative towards the participation of student cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

This type of research is exsplanative which was carried out in SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The population of this research were all the members of the cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The sampling technique used accidental sampling. The samples were 79 respondents. Data were collected by questionnaires of which validity and reliability were already tested. Data were analyzed using by multiple linear regression with the error level of 5% and analyzed by using SPSS version 16 for windows.

The result indicate that (1) knowledge of members of the cooperative, members perceptions of the cooperative services, and motivations of cooperative, the participation of cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta were in the medium category; (2) There is positive and significant influence knowledge of members of cooperative towards the participation of cooperatives; (3) There is positive and significant influence perceptions of members of the cooperative services towards the participation of cooperatives; (4) There is positive and significant influence cooperatives motivation towards the participation of cooperatives; (5) knowledge members of the cooperative, members perception of service cooperatives, and motivations of cooperatives are able to be good predictors of participation in cooperative.

(3)

i

DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI

BERKOPERASI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN,

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

DHARA RIMA PANGESTUTI

NIM 111324041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Kupersembahkan Karyaku Ini Untuk Yang Paling Istimewa Yaitu:

ALLOH SWT yang Selalu Memberiku Petunjuk dan Pertolongan

Kedua Orang Tuaku Bapak Sumanto dan Ibu Sri Sulastri untuk Doa, Cinta, Kasih Sayang, dan Dukungannya

SuamiKu Tercinta Hendri Maryanto yang Selalu Mendukungku dengan Cinta Kasih ,Doa, Kesabaran dan Kesetiaanya

Putri Kecilku Anjani Maydhama Kanaya Putri yang Selalu Memberi Semangat dengan Senyumannya

Kakakku Yogo Pangestu Timur Terima Kasih Atas Dukungan dan Doanya

Sahabatku Afni Widia Astuti dan Diana Setiati Yang Selalu Memberi Motivasi

(7)

v

hidupmu jangan hanya berdiam dan mencemaskan masa depanmu.

Kesuksesan seseorang tidak diukur dari puncak yang dia raih saat ini, tetapi dilihat dari bagaimana cara mengatasi setiap

rintangan yang ada di masa lalu.

Janganlah melupakan masa lalu, tetapi belajarlah dari masa lalu untuk kehidupan di masa depan.

Jangan pernah menyerah, perbaiki kesalahan, dan teruslah melangkah

(8)

vi

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 April 2016

Penulis

(9)

vii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dhara Rima Pangestuti

NIM : 111324041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA KOPERASI, PERSEPSI

ANGGOTA TENTANG PELAYANAN KOPERASI, DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI BERKOPERASI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalih dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari sayamaupun memberikkan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 14 April 2016

Yang menyatakan

(10)

viii

ANGGOTA TENTANG PELAYANAN KOPERASI, DAN MOTIVASI BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI BERKOPERASI SISWA SMA

NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA.

Dhara Rima Pangestuti Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Populasi data penelitian ini adalah semua anggota koperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan sampel yang diambil sejumlah 79 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data ini dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan taraf kesalahan 5% serta pengolahannya menggunakan SPSS versi 16 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi, serta partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dalam kategori sedang; (2) ada pengaruh positif signifikan pengetahuan anggota koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (3) ada pengaruh positif signifikan persepsi anggota tentang pelayanan koperasi terhadap partisipasi berkoperasi; (4) ada pengaruh positif signifikan motivasi berkoperasi terhadap partisipasi berkoperasi; dan (5) pengetahuan anggota koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi mampu menjadi prediktor yang baik untuk partisipasi berkoperasi.

(11)

ix

PERCEPTION OF SERVICE COOPERATIVE MEMBERS, AND COOPERATIVE MOTIVATION TOWARDS STUDENT COOPERATIVE

PARTISIPATION OF SMA NEGERI 1 NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Dhara Rima Pangestuti Sanata Dharma University

2016

This study aims to determine the influence of the cooperative members knowledge, perceptions of members of the cooperative services, and motivations of cooperative towards the participation of student cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

This type of research is exsplanative which was carried out in SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The population of this research were all the members of the cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The sampling technique used accidental sampling. The samples were 79 respondents. Data were collected by questionnaires of which validity and reliability were already tested. Data were analyzed by using multiple linear regression with the error level of 5% and analyzed by using SPSS version 16 for windows.

The result indicate that (1) knowledge of members of the cooperative, members perceptions of the cooperative services, and motivations of cooperative, the participation of cooperatives of SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta were in the medium category; (2) There is positive and significant influence knowledge of members of cooperative towards the participation of cooperatives; (3) There is positive and significant influence perceptions of members of the cooperative services towards the participation of cooperatives; (4) There is positive and significant influence cooperatives motivation towards the participation of cooperatives; (5) knowledge members of the cooperative, members perception of service cooperatives, and motivations of cooperatives are able to be good predictors of participation in cooperative.

(12)

x

Puji syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT atas segala limpahan rahmat,

kasih, dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Anggota Koperasi, Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi, dan Motivasi Berkoperasi Terhadap Partisipasi Berkoperasi Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta”.

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Ekonomi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penelitian skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir,

banyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankan penulis dengan tulus

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan

bantuan yang tidak terhingga dari:

1. Alloh SWT yang selalu memberi kemudahan dan kelancaran langkah penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr.Yohanes Harsoyo selaku Dosen Pembimbing 1, atas bimbingan dan

pengarahan dari awal sampai selesai pembuatan skripsi.

4. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing proposal atas

segala bimbingannya

5. Ibu Dra C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing 2 atas bimbingan dan pengarahan

dari awal sampai selesai pembuatan skripsi.

6. Segenap dosen dan karyawan Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

7. Bapak Basuki Joko Purnomo M. Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 1

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta yang telah menerima penulis untuk melakukan

(13)

xi

memberikan informasi tentang koperasi kepada penulis.

9. Pengurus koperasi sekolah SMA N 1, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

10.Kedua orang tuaku Bapak Sumanto dan Ibu Sri Sulastri terima kasih atas kasih

sayang, doa, dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi.

11.Suamiku Hendri Maryanto terima kasih atas doa, cinta serta kesabarannya yang

besar.

12.Putri kecilku Anjani Maydhama Kanaya Putri terima kasih selalu memberi

semangat dan senyumannya.

13.Kakakku Yogo Pangestu Timur terimakasih selalu memberi dukungan

14.Sahabatku BPM Afni, Diana, Frans, Cahyo, dan Gius yang sama-sama sedang

berjuang.

15.Teman-teman PE ’11 terimakasih atas kebersamanya selama ini. dan semua

pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar

skripsi ini menjadi bermanfaat bagi penulis.

Yogyakarta, 14 April 2016

(14)

xii

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

ABSTRAK ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Pembatasan Masalah ...6

C. Perumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Manfaat Penelitian ...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Koperasi Sekolah ...9

B. Partisipasi Berkoperasi ...28

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Berkoperasi ...35

D. Pengetahuan Anggota Koperasi ...35

E. Persepsi Anggota tentang Pelayanan Koperasi ...37

F. Motivasi Berkoperasi ...38

(15)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...46

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...46

C. Subjek dan Objek Penelitian ...47

D. Populasi dan Sampel Penelitian ...47

E. Teknik Pengambilan Sampel ...49

F. Data yang Dicari ...49

G. Variabel dan Definisi Operasional ...50

H. Teknik Pengumpulan Data ...52

I. Instrumen Penelitian ...53

J. Analisis Instrumen Penelitian ...56

K. Teknik Analisis Data ...63

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Koperasi ...72

B. Lokasi Koperasi ...75

C. Kegiatan Usaha Koperasi ...75

D. Struktur Organisasi Koperasi ...75

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...77

B. Uji Prasyarat ...82

C. Uji Asumsi Klasik ...84

D. Pembahasan ...92

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ...97

B. Saran ...98

C. Keterbatasan ...100

DAFTAR PUSTAKA ...101

(16)

xiv

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel ...49

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Pengetahuan Anggota tentang Koperasi ...54

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ..54

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Motivasi Berkoperasi ...55

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Partisipasi Berkoperasi ...55

Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Validitas Pengetahuan Anggota Koperasi ...57

Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Validitas Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ...59

Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Validitas Motivasi Berkoperasi ...60

Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Validitas Partisipasi Berkoperasi ...60

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas ...63

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ...77

Tabel 5.2 Tingkatan Kelas ...78

Tabel 5.3 Interprestasi Penilaian Partisipasi Berkoperasi ...79

Tabel 5.4 Hasil Rangkuman Jawaban Item Pengetahuan Anggota Tentang Koperasi ...80

Tabel 5.5 Interprestasi Penilaian Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi 81 Tabel 5.6 Interprestasi Penilaian Motivasi Berkoperasi ...81

Tabel 5.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ...82

Tabel 5.8 Hasil Uji Linieritas ...83

Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas ...85

Tabel 5.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...86

Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Berganda ...87

Tabel 5.12 Hasil Uji F ...90

(17)

xv

(18)

xvi

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ...104

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ...109

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ...116

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dan Linieritas ...123

Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik ...129

Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ...131

Lampiran 7 Hasil Deskriptif ...134

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pada pasal 1,

dinyatakan bahwa: “Koperasi sebagai salah satu penggerak ekonomi rakyat

diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup para anggota khususnya dan

masyarakat pada umumnya”. Oleh karena itu, koperasi harus berperan

sebagai penggerak ekonomi masyarakat, terutama ekonomi masyarakat

lemah, sehingga koperasi dapat mengemban fungsi dan peranannya sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan.

Koperasi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan jiwa kewirausahaan,

kemandirian dan jiwa kekeluargaan, kebersamaan maupun kegotongroyongan

bagi pemuda Indonesia. Maka dari itu perlu pendidikan perkoperasian sejak

dini untuk membentuk jiwa koperasi bagi pemuda Indonesia. Oleh karena itu,

di setiap instansi pendidikan sekarang didirikan sebuah koperasi yang mampu

membelajarkan siswa-siswinya agar memiliki jiwa kemandirian,

kewirausahaan dan kegotongroyongan. Koperasi yang dimaksud adalah

koperasi sekolah. Koperasi sekolah adalah koperasi yang anggotanya terdiri

dari siswa-siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama,

Sekolah Menengah Tingkat Atas, Pondok Pesantren, dan Lembaga

Pendidikan lainnya yang setaraf (Suwandi, 1982: 2). Koperasi sekolah

(20)

perekonomian, melalui program pendidikan koperasi di sekolah,

menumbuhkan koperasi sekolah dan kesadaran berkoperasi di kalangan

siswa, membina rasa tanggung jawab, disiplin serta setia kawan dan jiwa

demokrasi pada siswa-siswa sekolah yang sangat berguna bagi pembangunan

diri dan pembangunan karakter bangsa yang kaya akan nilai-nilai luhur dan

kemanusiaan, dan juga koperasi sekolah dijadikan sebagai sarana untuk

memenuhi kebutuhan siswa terutama kebutuhan peralatan sekolah.

Apabila melihat ke lapangan, kenyataan menunjukkan bahwa masih

sedikit sekali partisipasi siswa yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan

koperasi sekolah. Padahal partisipasi aktif siswa sebagai anggota merupakan

syarat mutlak bagi kemajuan koperasi. Partisipasi adalah keterlibatan mental

dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka

untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan ikut berbagi

tanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut. Dengan demikian,

partisipasi merupakan sebuah proses sosial di mana para anggota koperasi

terlibat langsung dalam organisasi dan ingin mewujudkan tujuan atau

kepentingan bersama.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota dalam

berkoperasi yaitu faktor individu sebagai anggota koperasi, faktor dari dalam

koperasi, dan faktor dari luar koperasi. Faktor individu adalah faktor yang

berasal dari individu itu sendiri, seperti rasa kesadaran, tingkat pengetahuan,

tingkat pendapatan, dan besarnya SHU. Faktor dari dalam koperasi

(21)

Program-program, pelayanan koperasi yang cocok dan menarik anggota

koperasi akan meningkatkan partisipasi. Selain faktor dari dalam koperasi,

faktor individu pun sangat penting karena partisipasi itu datangnya dari

anggota seperti tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan (Anoraga &

Widiyanti, 1993:61-62).

Koperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

sebagai salah satu pusat pelayanan kebutuhan para siswa. Hal ini karena

koperasi siswa yang menyediakan peralatan sekolah. Dari hasil observasi pra

penelitian ada indikasi bahwa koperasi di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

Yogyakarta tidak mengalami rugi, tetapi peran serta atau partisipasi anggota

belum maksimal sesuai yang diharapkan. Masih banyak anggota yang belum

sepenuhnya menjadi pelanggan koperasi. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya

siswa yang berbelanja di koperasi. Siswa lebih tertarik untuk membeli

peralatan sekolah di luar koperasi. Mereka juga kurang berperan dalam

mengemban tanggung jawabnya sebagai pengurus koperasi. Terkadang

mereka lalai dalam melaksanakan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab

mereka seperti jaga piket koperasi.

Pegurus koperasi juga menuturkan bahwa kurangnya peran serta

siswa dalam berkoperasi yang dilihat dari angka kunjungan yang kurang

diduga karena pengetahuan anggota tentang koperasi masih belum terasa

mendalam dan belum dijadikan dasar dalam berkoperasi oleh setiap

anggotanya. Hal serupa juga diungkapkan oleh beberapa pengurus koperasi.

(22)

koperasi. Mereka masih minim pengetahuannya tentang perkoperasian. Maka

dari itu, peneliti memilih variabel pengetahuan anggota tentang koperasi yang

diduga mempengaruhi partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Berdasarkan observasi pra penelitian, siswa yang datang ke koperasi

untuk belanja masih sedikit tiap harinya dari total jumlah siswa SMA Negeri

1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat salah

satu pengurus koperasi. Hal tersebut berarti menggambarkan bahwa

partisipasi siswa sebagai pelanggan koperasi masih kurang. Seperti yang

dituturkan oleh pengurus koperasi siswa bahwa siswa kurang tertarik untuk

berbelanja di koperasi terutama untuk peralatan sekolah. Mereka lebih suka

belanja peralatan sekolah di luar koperasi. Kurangnya partisipasi siswa dalam

koperasi diduga karena pelayanan koperasi siswa di SMA Negeri 1

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dirasa masih kurang karena dilihat dari

peralatan sekolah yang disediakan oleh koperasi masih belum lengkap

sehingga siswa lebih tertarik membeli peralatan di luar koperasi. Selain itu,

pelayanan dalam bentuk fisik (sarana prasarana) seperti gedung dan peralatan

koperasi lainnya masih belum optimal. Seperti yang diungkapkan oleh

Pegurus Koperasi bahwa siswa kurang tertarik untuk berbelanja di koperasi

diduga karena ruangan koperasi yang sempit sehingga mereka enggan untuk

berbelanja di koperasi. Oleh karena itu, peneliti memilih variabel persepsi

siswa tentang pelayanan koperasi yang diduga mempengaruhi partisipasi

(23)

Berdasarkan informasi dari pengurus koperasi bahwa aktivitas usaha

koperasi masih kurang lancar. Koperasi sering tutup saat istirahat

dikarenakan tidak ada yang jaga. Kurangnya peran serta siswa dalam

koperasi tersebut diduga karena kurang antusiasnya siswa dalam berkoperasi

atau kurangnya motivasi mereka dalam berkoperasi. Seperti yang

diungkapkan oleh beberapa anggota koperasi dari kelas XI bahwa mereka

malas untuk berbelanja di koperasi dan mereka kurang tertarik untuk

berbelanja di koperasi. Mereka mengatakan bahwa mereka malas untuk

menjadi pengurus koperasi karena tidak mendapat nilai tambahan jika terlibat

dalam kegiatan koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi berkoperasi

mereka masih rendah. Maka, peneliti memilih variabel motivasi berkoperasi

yang diduga mempengaruhi partisipasi berkoperasi siswa SMA Negeri 1

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul, “Pengaruh Pengetahuan Anggota Koperasi, Persepsi

Anggota Tentang Pelayanan Koperasi, Dan Motivasi Berkoperasi Terhadap

Partisipasi Berkoperasi Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

(24)

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah di

atas, maka dapat diketahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

partisipasi berkoperasi. Oleh karena terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi partisipasi berkoperasi, maka penelitian ini hanya meneliti

tiga faktor yang diduga mempengaruhi partisipasi berkoperasi, yaitu,

pengetahuan anggota tentang koperasi, persepsi anggota tentang pelayanan

koperasi, dan motivasi berkoperasi.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :

1. Bagaimana partisipasi anggota koperasi siswa di SMA Negeri 1

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta?

2. Apakah pengetahuan anggota tentang koperasi berpengaruh terhadap

partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

Yogyakarta?

3. Apakah persepsi siswa tentang pelayanan koperasi berpengaruh terhadap

partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

Yogyakarta?

4. Apakah motivasi berkoperasi berpengaruh terhadap partisipasi berkoperasi

(25)

5. Apakah pengetahuan anggota tentang koperasi, persepsi siswa tentang

pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi berpengaruh terhadap

partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui partisipasi anggota koperasi siswa di SMA Negeri 1

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

2. Mengetahui pengaruh pengetahuan anggota tentang koperasi terhadap

partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

Yogyakarta.

3. Mengetahui pengaruh persepsi anggota tentang pelayanan koperasi

terhadap partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak,

Sleman, Yogyakarta.

4. Mengetahui pengaruh motivasi berkoperasi terhadap partisipasi

berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

5. Mengetahui pengaruh pengetahuan anggota tentang koperasi, persepsi

siswa tentang pelayanan koperasi, dan motivasi berkoperasi terhadap

partisipasi berkoperasi siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk latihan penelitian, menambah ilmu tentang perkoperasian, dan

melihat langsung kenyataan di lapangan bukan hanya sekedar teori yang

didapat dalam perkuliahan.

2. Bagi Universitas

Untuk menambah kepustakaan dan keilmuan khususnya pengaplikasian

ilmu ekonomi yang berkaitan dengan koperasi.

3. Bagi SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif bagi

instansi yang terkait yaitu di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,

Yogyakarta. Untuk dapat lebih memperhatikan perkembangan usaha

koperasi lewat peningkatan partisipasi berkoperasi. Sebagai bahan evaluasi

sekolah untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa dalam berkoperasi dan

sebagai bahan informasi serta referensi tambahan dalam rangka

meningkatkan mutu atau kualitas berkoperasi siswa di SMA Negeri 1

(27)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Koperasi dan Koperasi Sekolah

1. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Dilihat dari asal katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa

Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti seperti itu, segala bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama

sebenarnya dapat disebut sebagai Koperasi, tetapi yang dimaksud

dengan koperasi dalam hal ini bukanlah segala bentuk pekerjaan yang

dilakukan secara bersama-sama dalam arti yang sangat umum tersebut.

Yang dimaksud dengan koperasi di sini adalah suatu bentuk perusahaan

yang didirikan oleh orang-orang tertentu, berdasarkan ketentuan dan

tujuan pula (Baswir, 2000: 1).

Banyak pendapat tentang pengertian koperasi. Berikut adalah

pengertian koperasi sebagai pegangan untuk mengenal Koperasi lebih

jauh :

Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk

membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan

ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada Koperasi

(28)

Suatu organisasi koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah

orang yang bergabung secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang

sama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara

demokratis, melaui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal

yang diperlukan dan melalui pembagian resiko serta manfaat yang wajar

dari usaha, dimana para anggotanya berperan aktif (ILO, 1966) (Partomo

& Soejoedono, 2002: 51).

Sekelompok yang bebas secara hukum atau unit-unit ekonomi

bekerja sama untuk memiliki dan bertanggung jawab atas manajemen

suatu badan usaha, dan bermaksud untuk menggunakan output-output

ekonomis dari badan usaha tersebut, maka kita namakan badan usaha

tersebut sebagai badan usaha koperasi (Ropke,2003: 12).

International Cooperative Alliance (ICA) mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk

perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan

ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling

membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi

keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi

(Hendar & Kusnadi, 2005: 18).

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

(29)

Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik

dari uraian mengenai pengertian Koperasi tersebut adalah sebagai

berikut (Baswir, 2000: 3):

1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang

yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk

memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

2) Bentuk kerjasama dalam Koperasi bersifat sukarela.

3) Masing-masing anggota Koperasi berkewajiban untuk

mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha Koperasi.

4) Risiko dan keuntungan usaha Koperasi ditanggung dan dibagi secara

adil.

b.Nilai-nilai Dasar Gerakan Koperasi

Nilai-nilai koperasi menurut ICA (1995) yang dikutip Hendar (2010: 10)

bisa dipandang sebagai nilai-nilai dasar (fundamental) dan nilai-nilai

etis. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:

1) Nilai-nilai Dasar

a) Menolong diri sendiri (self- help)

b) Tanggung jawab sendiri (self-responsibility) c) Demokrasi (democracy)

(30)

a) Kejujuran (honesty) b) Keterbukaan (openess)

c) Tanggung jawab sosial (social responsibility) d) Kepedulian terhadap orang lain (care for others) c. Tujuan Koperasi

Pernyataan tujuan Koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU

No. 25/1992. Menurut pasal tujuan Koperasi Indonesia adalah sebagai

berikut (Baswir, 2000: 41) :

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.

Berdasar bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu, dapat diambil

kesimpulan bahwa tujuan Koperasi Indonesia dalam garis besarnya

meliputi tiga hal sebagai berikut (Baswir, 2000: 48):

1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.

2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

d.Landasan Koperasi Indonesia

Landasan Koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan

arah, tujuan, peran, serta kedudukan Koperasi terhadap pelaku-pelaku

(31)

tentang pokok-pokok Perkoperasian, Koperasi di Indonesia mempunyai

landasan sebagai berikut (Baswir, 2000: 36):

1) Landasan Idiil

Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1995, landasan idiil

Koperasi Indonesia adalah Pancasila. Penempatan Pancasila sebagai

landasan Koperasi Indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

Pancasila adalah pandangan hidup dan ideology bangsa Indonesia. Ia

merupakan semangat bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur yang ingin

diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya.

2) Landasan Srukturil

Selain menempatkan Pancasila sebagai landasan idiil Koperasi

Indonesia, Bab II UU No.25/1992 menempatkan UUD 1945 sebagai

landasan strukturil Koperasi Indonesia.UUD 1945 merupakan aturan

pokok organisasi Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila.

Sebagai salah satu bentuk organisasi ekonomi yang hidup di

Indonesia, maka penempatan UUD 1945 sebagai landasan strukturil

Koperasi Indonesia ini adalah sesuatu yang wajar. Sehubungan

dengan masalah perekonomian, ayat 1 pasal 33 UUD 1945 telah

dengan tegas menggariskan bahwa perekonomian yang hendak

disusun di Indonesia adalah suatu perekonomian sebagaimana telah

(32)

berdasar atas asas kekeluargaan “ dalam ayat 1 pasal 33 UUD 1945

itu adalah Koperasi.

e. Asas dan Sendi Dasar Koperasi

Asas diartikan sebagai sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir.

Dalam Pasal I UU 25/1992 ditegaskan bahwa asas koperasi adalah

kekeluargaan. Atau dengan kata lain segala pemikiran tentang koperasi

harus dalam tumpuan atau kerangka kekeluargaan. Asas kekeluargaan

ini di samping sesuai dengan Pasal I UUD 1945 : “Perekonomian

disusun berdasar atas asas kekeluargaan”, yang kemudian dijelaskan

dalam penjelasan pasal ini bahwa bangun usaha yang sesuai dengan asas

itu adalah koperasi. Asas kekeluargaan ini dicoba digali dari falsafah

hidup bangsa Indonesia yang tidak semata-mata memandang kebutuhan

materi sebagai tujuan aktivitas ekonominya. Lebih jauh dari itu

kebutuhan dan tujuan hidup manusia timur yang beragama adalah

kebersamaan (hablun minannas).

Dari asas kekeluargaan inilah kemudian Bung Hatta

menjelaskannya dalam dua sendi dasar koperasi selalu dipegang teguh

oleh setiap anggota. Sendi dasar koperasi tersebut ada dua macam

(Hudiyanto, 2002: 78) yaitu :

1) Individualitas

Sendi dasar individualitas (sadar diri) dalam koperasi

dijelaskan oleh Mohammad Hatta sebagai berikut:”Sadar diri ini

(33)

artinya dengan individualism dasar yang mendahulukan hak orang

seorang dari pada hak masyarakat”.

Individualisme menuntut kemerdekaan orang seorang,

bertindak untuk mencapai keperluan hidupnya. Ia tak mau

orang-orang diikat oleh masyarakat. Tetapi individualitas adalah sifat pada

orang seorang yang menandakan kehalusan budi beserta dengan

keteguhan wataknya, yang memaksa orang lain menghargai dan

memandang akan dia. Di dalam koperasi, individualism tidak

diartikan sebagai keegoisan semata. Namun, di dalam sifat

individualism atau individualitas tersebut terkandung makna bahwa

sebagai anggota koperasi harus selalu percaya pada kemampuan diri

sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri.

2) Solidaritas

Untuk mengimbangi agar sifat individualitas tidak mengarah ke

pengertian sempit berupa klik dan kelompok dekatnya maka sendi dasar koperasi yang kedua yaitu solidaritas harus selalu dipupuk.

Apabila salah satu dari dua sendi tersebut tidak ada, maka koperasi

sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial tidak akan bisa

tegak.

Bung Hatta yang dikutip dalam Hudiyanto (2002: 79) mengatakan

bahwa:

Selagi solidaritas mendorong senantiasa memeperhatikan keperluan

(34)

memperkuat semangat menunjukkan usaha bersama tadi. Pengurus

yang tidak mempunyai kedua-dua sifat itu padanya, tidak sanggup

memajukan koperasi dan lambat laun tidak akan dipakai.

Solidaritas sangat dibutuhkan guna memupuk rasa

kekeluargaan dan kegotongroyongan anggota koperasi. Dengan

timbulnya rasa solidaritas maka akan timbul rasa kasih sayang

diantara anggota sehingga asas kekeluargaan akan tetap terjaga dan

usaha koperasi akan semakin maju. Karena dengan rasa solidaritas

yang tinggi, antar anggota akan selalu bahu membahu dalam

memenuhi kebutuhan mereka.

f. Prinsip-Prinsip Koperasi Indonesia

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.

25/1992, koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi

sebagai berikut (Baswir, 2000: 50-52) :

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 5 UU No.

25/1992, sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi tidak boleh

dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung

makna bahwa seorang anggota dapat menyatakan masuk atau

mengundurkan diri dalam Koperasinya sesuai dengan syarat yang

ditentukan dalam Anggaran Dasar. Sedangkan sifat terbuka

mengandung arti bahwa dalam hal keanggotaan Koperasi tidak

(35)

Semua berhak menjadi anggota koperasi dari golongan apapun. Dari

golongan masyarakat menengah ke atas sampai pada golongan

masyarakat menengah ke bawah.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Prinsip demokrasi mengemukakan bahwa pengelolaan

Koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para

anggotalah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi

dalam Koperasi.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

Pembagian sisa hasil usaha Koperasi kepada para anggotanya

didasarkan atas perimbangan jasa masing-masing anggota dalam

usaha Koperasi, yaitu yang dihitung berdasarkan besarnya volume

transaksi anggota dalam keseluruhan volume usaha Koperasi. Hal ini

merupakan wujud dari nilai kekeluargaan dan keadilan.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

Pembatasan bunga modal merupakan cerminan bahwa

Koperasi, selain menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan

yang wajar terhadap partisipasi anggotanya, juga mendorong

tumbuhnya rasa kesetiakawanan antar sesama anggota Koperasi.

Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan bahwa dalam jiwa tiap-tiap

anggota Koperasi tumbuh rasa solidaritas untuk saling tolong

(36)

di sini maksudnya adalah wajar, tidak melebihi suku bunga yang

berlaku di pasar.

5) Kemandirian

Untuk bisa mandiri Koperasi harus mempunyai organisasi dan

usaha yang berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Agar

Koperasi dapat mengakar dalam kehidupan masyarakat maka

keberadaan Koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Agar

bisa diterima oleh masyarakat maka Koperasi harus mampu

memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan

ekonomi masyarakat.

g. Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU No. 25/1995, tujuan

pendirian koperasi di Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

Agar Koperasi Indonesia dapat mengemban tujuan tersebut, UU

No. 25/1995 kemudian menggariskan fungsi dan peran yang harus

diemban Koperasi dalam turut membangun perekonomian Indonesia.

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25/1995 itu,

fungsi dan peran Koperasi Indonesia dalam garis besarnya adalah

(37)

1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.

2) Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko

gurunya.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

h.Permodalan Koperasi

Menurut Hudiyanto (2002: 145) permodalan koperasi terdiri dari:

1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari pemiliknya secara

langsung akan menanggung resiko atau kerugian apabila terjadi

kondisi pailit. Modal sendiri terdiri dari :

a) Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh

setiap anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

b) Simpanan wajib, yaitu sejumlah uang yang diserahkan oleh

anggota dalam jumlah tertentu yang mungkin tidak sama antar

(38)

c) Dana cadangan, yaitu bagian dari SHU yang tidak dibagikan

kepada anggota yang dimaksudkan untuk menambah modal

koperasi.

d) Hibah, merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain

secara gratis, yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk

membayar kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa.

2) Modal pinjaman

Sebagaimana disebutkan dalam UU No 25 pasal 2 tahun 1992

tentang Perkoperasian sumber modal pinjaman itu adalah :

a) Pinjaman dari anggota.

b) Pinjaman dari koperasi lainnya maupun anggota koperasi lainnya.

c) Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya.

d) Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya.

i. Anggota Koperasi Sebagai Individu dan Usaha Ekonomi

Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa

koperasi. Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap

orang/individu yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi

yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran

dasar koperasi. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang

persyaratan, hak dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam

anggaran dasar.

Berpegang pada prinsip/pengertian koperasi, maka ada beberapa

(39)

a. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan

ekonomi dalam lingkup usaha koperasi.

b. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan.

c. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap

koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar.

Dengan mengacu pada UU No. 25 tahun 1992 pasal 20, terdapat

beberapa kewajiban dan hak anggota koperasi, yaitu (Hudiyanto, 2002:

137):

Kewajiban anggota koperasi yaitu mematuhi anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam

rapat anggota dan berpartisipasi dan memelihara kebersamaan berdasar

atas asas kekeluargaan.

Hak anggota koperasi yaitu menghadiri, menyatakan pendapat,

memberikan suara dalam rapat anggota, memilih atau dipilih menjadi

anggota pengurus atau pengawas, meminta diadakan rapat anggota

menurut ketentuan dalam anggaran dasar, mengemukakan pendapat atau

saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak

diminta, memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama

antara sesama anggota, dan mendapatkan keterangan mengenai

perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.

2. Koperasi Sekolah

(40)

Berlandaskan UUD pasal 33 ayat 1, mengandung cita-cita untuk

mengembangkan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan. Dalam

UU Nomor 25 tahun 1992 berisi tentang pedoman bagi pemerintah dan

masyarakat mengenai cara-cara menjalankan koperasi, termasuk

koperasi sekolah. Koperasi sekolah sangat membantu bagi para siswa

untuk mengembangkan potensinya dalam bidang ekonomi dan sebagai

latihan bertanggung jawab dan kemandirian siswa.

Koperasi sekolah didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bersama

tiga menteri, yaitu Menteri Koperasi Nomor 125/DK/KPTS/X/1984,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 04470/U/1984, Menteri

dalam Negeri Nomor 71 tahun 1984 tentang Pembinaan dan

Pengembangan Koperasi Sekolah. Surat keputusan ini menunjukkan

bahwa koperasi sekolah merupakan badan yang cukup penting didirikan

sebagai sarana siswa untuk belajar dan bekerja. Koperasi sekolah

dibentuk dengan persetujuan rapat yang dihadiri oleh para siswa, guru,

kepala sekolah, dan karyawan sekolah. Dalam rapat tersebut disusun

juga peraturan-peraturan yang berlaku dalam koperasi sekolah.

Koperasi sekolah diusahakan dan diurus oleh para siswa.

(41)

Menurut UU nomor 25 tahun 1992, pasal 1 koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan. Sedangkan sekolah merupakan lembaga untuk belajar

dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.

Keberadaan koperasi sekolah merupakan wahana belajar bagi siswa,

melalui koperasi sekolah siswa akan mengetahui, memahami dan

kemudian mengimplementasikan koperasi dalam kehidupan di

masyarkat.

Menurut Suwandi (1982: 2) ”Koperasi sekolah adalah koperasi

yang anggotanya terdiri dari siswa-siswa Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas,

Pondok Pesantren, dan Lembaga Pendidikan lainnya yang setaraf”.

Jadi, Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan

sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah dengan

bimbingan guru. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai

tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar,

koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.

Keanggotaan, kepengurusan, penyelenggaraan rapat anggota,

lapangan usaha yang ditangani, permodalan, dan sebagainya

menggunakan pinsip-prinsip yang berlaku dalam koperasi. Hanya,

(42)

dapat dilibatkan dalam kepengurusan dan anggota pengawas.

Disamping itu dapat juga diangkat penasihat yang berasal dari guru,

kepala sekolah, pejabat dari dinas koperasi dan pembinaan pengusaha

kecil setempat atau dari komite sekolah.

c. Tujuan Koperasi Sekolah

Tujuan koperasi sekolah (Suwandi,1982: 3) antara lain:

1) Untuk menunjang pendidikan yang dilakukan di dalam kelas dengan

berbagai tindakan praktik yang berhubungan dengan kegiatan

koperasi.

2) Dalam praktek Koperasi Sekolah ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan peralatan sekolah masing-masing siswa.

3) Dengan menugaskan para siswa praktik berkoperasi ini juga

bertujuan untuk menghindarkan terjadinya pertentangan

kepentingan di kalangan pembimbing yang ada diantara mereka

berusaha untuk mencari keuntungan dari kegiatan usaha koperasi.

4) Apabila praktik berkoperasi tersebut dijalankan dengan baik oleh

para siswa tentu akan memperoleh keuntungan atau Sisa Hasil

Usaha (SHU).

5) Untuk menanamkan rasa harga diri, untuk menanamkan kesamaan

derajat, dan untuk menumbuhkan ajaran demokrasi serta

membangkitkan sikap berani mengemukakan pendapat terhadap

(43)

koperasi sekolah dapat dijadikan ajang pembinaan mental yang

cukup baik.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945.

Menurut Subyakto & Bambang (1983: 100) ada keunikan

tersendiri dengan dilakukannya kegiatan koperasi pada suatu sekolah.

Kalau kegiatan-kegiatan yang lain mungkin hanya menyangkut

masalah sosial saja, atau ekonomi saja, maupun edukatif saja. Tetapi

dalam koperasi ketiga-tiganya aspek tersebut dapat diperoleh.

Dalam aspek sosial, dapat tercermin dari sistem kerja dalam

koperasi itu sendiri, di mana anggota-anggotanya mempunyai

kedudukan sama, begitu pula haknya. Tidak memandang siapa dia, apa

pekerjaan orang tuanya, kalau sekolah pakai apa, jumlah simpananya

berapa, dan hal-hal lain yang biasanya merupakan sebab timbulnya gap

antara golongan kaya dan miskin. Dari sini diharapkan timbul rasa

persamaan tanpa membedakan anak yang satu dengan anak yang lain,

dan jika ini berkembang akan menumbuhkan sikap gotong royong

(44)

d. Modal Koperasi Sekolah

Pada koperasi sekolah modal didapatkan dari berbagai sumber

(Suwandi, 1982 : 28) yaitu :

1) Simpanan pokok.

2) Simpnan wajib.

3) Simpanan sukarela.

Menurut Suwandi (1982 : 29) modal koperasi sekolah dapat

diperolehdari sumber lain yaitu :

1) Pinjaman dari bank dapat diperoleh bila ada yang menanggung dan

dipercaya oleh pihak bank sehingga dapat memperoleh kredit dari

bank.

2) Hibah dapat diperoleh dari sekolah dan dari pemerintah dapat

digunakan sebagai modal usaha koperasi sekolah dalam bentuk

modal kerja dan juga bias sebagai barang investasi.

3) Pinjaman dari pihak ketiga biasanya di dapat dari guru atau POM

(Persatuan Orang tua Murid) yang menaruh simpati pada koperasi

sekolah.

e. Ketatalaksanaan Koperasi Sekolah

Setiap organisasi memerlukan ketatalaksanan termasuk di dalam

koperasi sekolah (Suwandi, 1982 : 18) yaitu:

1) Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi yang memutuskan

(45)

koperasi sekolah pada dasarnya ada dua kelompok yaitu bidang

organisasi ideal yang berkaitan dengan peningkatan anggota dan

bidang ekonomi yang memperjualbelikan buku dan peralatan

sekolah lainya yang dibutuhkan siswa.

2) Pengurus

Pengurus koperasi sekolah berasal dari anggotanya yang dipilih oleh

anggotanya sendiri .

3) Pengawas

Peranan pengawas ini sangat penting sekali sebab merupakan mata

rantai penghubung teori dengan praktek koperasi sekolah

sehari-hari. Mengingat guru telah dewasa maka biasanya pengawas

koperasi sekolah ini diambil dari guru yang tugasnya mengawasi

jalanya koperasi sekolah.

4) Badan Pemeriksa

Badan pemeriksa koperasi sekolah sama halnya dengan koperasi

pada umumnya yang keanggotaanya terdiri dari dan dipilih dari

kalangan murid sekolah yang bersangkutan dengan rapat anggota.

Sebaiknya badan pemeriksa terdiri dari 3 orang dan dipimpin oleh

guru yang dipilih.

5) Penasihat

Penasihat perlu ada di dalam koperasi sekolah keanggotaan

(46)

murid. Penasihat ini bertugas memberikan bimbingan, dorongan,

dan memberikan penyuluhan pada pengurus koperasi sekolah.

6) Pelaksana

Pada koperasi sekolah mengingat tujuanya sebagai alat belajar,

manajer pelaksana usaha koperasi belum dibutuhkan .

B. Partisipasi Anggota dalam Koperasi (Partisipasi Berkoperasi)

1. Pengertian Partisipasi Berkoperasi

Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing

participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan (Hendar & Kusnadi, 2005: 91). Menurut jurnal yang

ditulis oleh Achmad Hendra Setiawan (2004:39), partisipasi adalah

keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok

yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan

kelompok dan ikut berbagi tanggung jawab atas tercapainya tujuan

tersebut. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau

menunjukkan peran serta (keikutsertaan) seseorang atau sekelompok

orang dalam aktivitas tertentu. Partisipasi anggota dalam koperasi

berarti mengikut sertakan anggota koperasi itu dalam kegiatan

operasional dan pencapaian tujuan bersama.

Partisipasi anggota koperasi berarti anggota memiliki

keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi, memiliki motivasi

(47)

pencapaian tujuan organisasi maupun usaha koperasi. Partisipasi

anggota dalam koperasi dapat dirumuskan sebagai keterlibatan para

anggota secara aktif dan menyeluruh dalam pengambilan keputusan,

penetapan kebijakan, arah dan langkah usaha, pengawasan terhadap

jalannya usaha koperasi, penyertaan modal usaha, dalam pemanfaatan

usaha, serta dalam menikmati sisa hasil usaha.

Partisipasi anggota juga dapat diartikan sebagai keikutsertaan

anggota dalam berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh

koperasi, baik kedudukan anggota sebagai pemilik maupun sebagai

pengguna atau pelanggan. Keikutsertaan anggota ini diwujudkan dalam

bentuk pencurahan pendapat dan pikiran dalam pengambilan keputusan,

dalam pengawasan, kehadiran dan keaktifan dalam rapat anggota,

pemberian kontirbusi modal keuangan, serta pemanfaatan pelayanan

yang diberikan oleh koperasi. Secara umum, partisipasi anggota

koperasi menyangkut partisipasi terhadap sumberdaya, pengambilan

keputusan, dan pemanfaatan, atau seringkali dibuat kategori partisipasi

kontributif, partisipasi insentif (Hendar&Kusnadi, 2005: 91).

Jadi, menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional

orang-orang dalan kelompok tertentu yang mendorong mereka untuk

memberikan kontribusi keaktifan dalam kegiatan koperasi, berpendapat,

pemanfaatan pelayanan serta memberikan kritik dan saran dalam rangka

(48)

2. Dimensi Partisipasi

Hendar & Kusnadi (2005: 92-93) mengklasifikasikan partisipasi

berdasarkan 4 dimensi, yaitu dipandang dari sifatnya, bentuknya,

pelaksanaannya dan peran serta perorangan/sekelompok orang.

Dimensi-dimensi partisipasi dijelaskan sebagai berikut:

a. Dimensi partisipasi dimandang dari sifatnya

Dipandang dari sifatnya, partisipasi dapat berupa, partisipasi

yang dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (foluntary). Jika tidak dipaksa oleh situasi dan kondisi, partisipasi yang dipaksakan

(forced) tidak sesuai dengan prinsip koperasi keanggotaan terbuka dan sukarela serta manajemen yang demokratis. Partisipasi yang

sesuai pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela. Sifat

kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen koperasi dalam

merangsang aktivitas partisipasi anggota. Tanpa rangsangan

partisipasi yang efektif, partisipasi dalam koperasi tidak akan

berjalan.

b. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya

Dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat

bersifat formal (formal participation) dan dapat pula bersifat informal (informal participation). Pada partisipasi yang bersifat formal biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam

pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan

(49)

bersifat informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara

atasan dan bawahan dalam bidang-bidang partisipasi.

Pada koperasi, kedua bentuk partisipasi ini bisa

dilaksanakan secara bersama-sama. Manajemen partisipasi bisa

merangsang partisipasi anggota secara formal maupun informal,

tergantung situasi dan kondisi serta aturan-aturan partisipasi yang

diberlakukan.

c. Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya

Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat

dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung.

Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan

pandangan, menyampaikan ide-ide, informasi, keinginan, harapan,

saran, dan lain-lain kepada pihak yang menjadi pimpinannya tanpa

harus melalui dewan perwakilan. Sedangkan partisipasi tidak

langsung terjadi apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang

lain, misalnya karyawan atau anggota.

Pada koperasi, partisipasi langsung dan partisipasi tidak

langsung dapat dilaksanakan secara bersama-sama tergantung pada

situasi dan kondisi serta aturan yang berlaku. Partisipasi langsung

dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas koperasi (membeli

atau menjual kepada koperasi), memberikan saran-saran atau

informasi dalam rapat-rapat, memberikan kontribusi modal,

(50)

apabila jumlah anggota terlalu banyak, anggota tersebar di wilayah

kerja koperasi yang begitu luas, atau koperasi yang terintegrasi,

sehingga diperlukan perwakilan-perwakilan untuk menyampaikan

aspirasinya.

d. Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya

Dari segi kepentingannya, partisipasi dalam koperasi dapat

berupa partisipasi kontributif (contributif participation) dan partisipasi intensif (incentif participation). Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan

sekaligus sebagai pelanggan.

Dalam kedudukannya sebagai pemilik, (a) para anggota

memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan

perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (penyerahan

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau

dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi), dan (b) mengambil

bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses

pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi

semacam ini disebut partisipasi kontributif.

Dalam kedudukannya sebagai pelanggan atau pemakai, para

anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan

oleh perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya.

Partisipasi semacam ini disebut partisipasi insentif. Para anggota

(51)

transasksi dengan perusahaan koperasi apabila mereka memperoleh

manfaat, artinya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya,

yaitu memperoleh barang dan jasa yang harganya, mutu, dan

syarat-syaratnya lebih menguntungkan daripada yang diperoleh dari pihak

lain yang bukan koperasi. Para anggota harus ikut serta membiayai

perusahaan koperasi yang diperlukan untuk menunjang usaha dan

rumah tangga para anggotanya secara efisien sesuai dengan

kebutuhan dan tujuannya. Di samping itu, mereka harus memiliki

hak, kemungkinan bertindak, motivasi dan kesanggupan

berpartisipasi dalam menentukan tujuan, mengambil keputusan, dan

pengawasan terhadap usaha-usaha koperasi.

3. Upaya Meningkatkan Partisipasi Anggota

Dalam buku saku Koperasi (2010) yang ditulis oleh Deputi

Pengembangan SDM terdapat berbagai cara untuk dapat meningkatkan

partisipasi anggota baik menggunakan pendekatan materi maupun non

materi. Pendekatan materi yang dimaksud adalah memberikan komisi

dan insentif, pemberian bonus, maupun pemberian tunjangan atas

aktivitas keterlibatan anggota berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan

organisasi maupun layanan barang/jasa yang disediakan koperasi.

Selanjutnya pendekatan non materi yaitu memberikan motivasi kepada

semua komponen, dengan jalan mengikutsertakan seluruh anggota

(52)

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang

indikator untuk mengukur partisipasi anggota, yaitu:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota

(kehadiran, keaktifan, dan penyampain atau mengemukakan

pendapat, saran, ide, gagasan, kritik bagi koperasi).

b. Partisipasi dalam kontribusi modal (dalam berbagai jenis

simpanan, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

sukarela/manasuka, jumlah dan frekuensi menyimpan simpanan,

penyertaan modal).

c. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis

unit usaha, jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap

unit usaha koperasi, besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit

usaha yang dimanfaatkan, besaran pembelian atau penjualan

barang maupu jasa yang dimanfaatkan, cara pembayaran atau cara

pengambilan, bentuk transaksi, waktu layanan).

d. Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan

kritik, tata cara penyampaian kritik, ikut serta melakukan

(53)

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota (Siswa) Dalam Berkoperasi

1. Pengetahuan Anggota Tentang Koperasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1121)

“Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan

hal (mata pelajaran)”. Dalam hal ini, segala sesuatu yang diketahui

oleh siswa adalah pengetahuan tentang koperasi.

Anggota yang memiliki pengetahuan cukup mengenai koperasi

dan gerak langkahnya, manfaat berkoperasi, tujuan koperasi sehingga

anggota ikhlas melaksanakan kewajiban serta haknya untuk melakukan

berbagai upaya untuk mengembangkan koperasi. Pemahaman anggota

tersebut diharapkan dapat meningkatkan keaktifan anggota, sehingga

anggota bersama-sama akan dapat memanfaatkan koperasi untuk

meningkatkan kesejahteraan bersama (Widiyanti, 1999: 53).

Widiyanti (1999: 72) juga menjelaskan bahwa Koperasi sering

diartikan sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela

mempersatukan diri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya

dengan menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu

perkumpulan yang diawasi secara demokratis.

Dari pengertian tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa

Koperasi itu mempunyai 2 (dua) aspek utama, aspek perkumpulan

orang-orang yang tergabung di dalam Koperasi adalah mereka yang

tentunya sudah memahami benar arti dan tujuan Koperasi serta asas

(54)

kesadaran bahwa bukan kepentingan diri pribadi yang diutamakan,

melainkan kepentingan bersama. Kemudian apabila dilihat dari aspek

usahanya, maka pengelolaan usaha Koperasi pada prinsipnya tidak

berbeda dengan usaha bukan koperasi, yaitu harus efisien dan lugas

serta dilandasi dengan hukum-hukum ekonomi. Dengan kata lain usaha

Koperasi harus dikelola secara professional.

Dari uraian tersebut di atas, maka tingkat partisipasi berkoperasi

dapat dipengaruhi oleh pengetahuan berkoperasi para anggotanya. Hal

ini hanya mungkin dicapai melalui pendidikan anggota. Pembinaan

pengetahuan koperasi dapat dilakukan dengan materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru dan program penyuluhan tentang koperasi yang

diadakan oleh sekolah. Sehingga tolak ukur untuk mengetahui seberapa

jauh pengetahuan siswa tentang koperasi yaitu sebagai anggota dan

pengurus harus mengetahui tentang koperasi. Antara lain, siswa harus

mengetahui tentang arti, tujuan dan asas koperasi, landasan dan tujuan

koperasi, fungsi dan peran serta prinsip koperasi, organisasi koperasi

(permodalan dan perangkat koperasi), hak dan kewajiban anggota, arti

dan fungsi koperasi sekolah, tujuan dan ciri koperasi sekolah, lapangan

(55)

2. Persepsi Anggota Terhadap Pelayanan koperasi

a. Pengertian persepsi

Presepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami

oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkunganya,

baik lewat perasaan, penglihatan, dan penciuman

Pengertian tentang persepsi menurut Chaplin (2002) yang dikutip

oleh Desmita (2005: 108) yaitu : “Persepsi adalah proses

mengetahui objek dan kejadian objek dengan bantuan indera”.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses

penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris

(Walgito, 2004: 87).

Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan

seseorang tentang objek karena diterimanya stimulus melalui alat

inderanya. Oleh karena itu, pelayanan yang baik dari koperasi, akan

meningkatkan anggota untuk berpartisipasi secara aktif. Demikian

pula koperasi sekolah bisa diterima oleh anggota karena adanya

pelayanan yang diberikan sesuai dengan bentuk dan kebutuhan yang

diberikan oleh koperasi sehingga dapat meningkatkan partisipasi

anggota. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi persepsi anggota

tentang pelayanan, maka ditarik benang merah tentang tolak ukur

dalam mengukur persepsi anggota tentang pelayanan koperasi

Gambar

Gambar 1 Paradigma Penelitian……………………………………………… 44
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 1 : Paradigma Penelitian
Tabel 3.1  Populasi dan Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

skripsi dengan judul : “ Pengaruh Pendidikan Perkoperasian, Kreativitas Pengurus dan Motivasi Berkoperasi terhadap Partisipasi Anggota Primer Koperasi Angkatan

sehingga penulis dapat m enyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Motivasi Berkoperasi dan Loyalitas Anggota terhadap Partisipasi Anggota di KUD Mekar Ungaran Kabupaten

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1)Bagaimanakah pendidikan, pengetahuan perkoperasian, motivasi berkoperasi, dan minat masyarakat menjadi

Secara simultan, pendidikan perkoperasian, persepsi tentang koperasi dan motivasi berkoperasi mempengaruhi minat berkoperasi sebesar 0,595 atau sebesar 59,5%,

Mengacu pada hasil penelitian dimana diketahui bahwa pengetahuan anggota, motivasi anggota, kepuasan anggota, kualitas pelayanan, dan manfaat koperasi berpengaruh terhadap

Apabila rakyat memiliki pengetahuan dan persepsi yang baik terhadap koperasi, serta memiliki motivasi berkoperasi yang tinggi, tentu akan mendukung pemerintah dan rakyat dalam

Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi, Dan Motivasi Berkoperasi.. Terhadap Partisipasi Berkoperasi Di SMA Negeri 1

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Suadiarditha, dkk (2012) yang berjudul pengaruh pengetahuan anggota tentang koperasi dan kualitas pelayanan terhadap