• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi ``Perkasa`` : studi kasus PT. Sari Husada Jl. Kenari No. 19 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi ``Perkasa`` : studi kasus PT. Sari Husada Jl. Kenari No. 19 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI ANGGOPTA TENTANG KINERJA KEPEMIMPINAN PENGURUS, PELAYANAN KOPERASI DAN MINAT

ANGGOTA BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI “PERKASA”

Studi Kasus: PT. Sari Husada Jln. Kenari No. 19 Yogyakarta.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi

oleh Dini Panji Suhatno

NIM : 001324078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

K uper sembahkan kar ya ini, ter untuk kedua or ang tuaku, kedua adikku (T iar a dan R eni), yang ter cinta suamiku (kaulah pr aj ur it sejatiku), ser ta anakku ter sayang (kau pr ajur it

(5)
(6)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI ANGGOTA TENTANG KINERJA

KEPEMIMPINAN PENGURUS, PELAYANAN KOPERASI DAN MINAT ANGGOTA BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

KOPERASI “ PERKASA “

Studi Kasus Koperasi “ PERKASA “ PT. Sari Husada Jalan. Kenari No. 19 Yogyakarta

Dini Panji Suhatno 001324078

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2006

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi secara bersama-sama terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA” Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif faktor persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA”.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif danEx- Post Facto yang dilaksanakan di koperasi “PERKASA“ Yogyakarta pada bulan Mei – Juli 2006. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota koperasi “PERKASA“ Yogyakarta yang berjumlah 200 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diukur dengan skala likert, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengujian instrumen menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dengan rumus Alfa Cronbach. Teknik pengujian prasyarat untuk mengetahui normalitas data digunakan teknik uji Kolmogorov Smirnov sedangkan untuk mengetahui linieritas data digunakan teknik uji F. Teknik pengujian asumsi klasik untuk mengetahui multikolinieritas data dengan melihat nilai varianceinflation factor (VIF) dan nilaitolerancesedangkan untuk mengetahui heterosekdastisitas data digunakan teknik korelasi rank dari Spearman rank correlations. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis Regresi Ganda.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh positif dan signifikan kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA“

(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MEMBERS’ PERCEPTION OF THE BOARD ON WORKING ABILITY OF MANAGEMENT’S LEADERSHIP, CO-OPERATIVE SERVICE AND THE INTEREST OF CO-CO-OPERATIVE’S

MEMBERS TOWARD THE PARTICIPATION OFPERKASA CO-OPERATIVE

MEMBERS

A case study on PERKASA Co-operative of PT Sari Husada Jalan Kenari No. 19 Yogyakarta

Dini Panji Suhatno 001324078

Sanata Dharma University Yogyakarta

2006

The aims of this research are to examine and analyze the influence of members’ perception of the board on members’ perception of the board on working ability of management’s leadership, co-operative service and the interest of co-operative’s members toward the participation of Perkasa co-operative members. The hypothesis of this research states that there is positive influence toward the members’ perception of the board on working ability of management’s leadership, co-operative service and the interest of co-operative’s members toward the participation ofPerkasa co-operative members.

The type of this research is a quantitative study, andex post de factodone inPerkasa co-operative Yogyakarta from May – July 2006. The population of this research were 200 members of Perkasa Co-operative Yogyakarta. The samples were 50 people taken by applying random sampling technique. The techniques of collecting data were questionnaire measured by likert scale, interview, and documentation. The instrument test technique was validity test by applying the formula of Product Moment Correlation and reliability test by applying Alfa Cronbach. The prerequisite test technique to find out the normality of the datawas Kolmogorov Smirnov while to find out the linearity of the data, F test techniques was applied. Classical assumption technique was applied to find out multy colinearity by considering variance value of inflation factor (VIF) and tolerance point; whereas to find out heterosecdasticity data, Spearman rank correlation was used. Data analysis technique for examining hypothesis was Double Regression Analysis Technique.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah S. W. T atas segala berkat,

rahmat dan ridho-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Anggota

Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus, Pelayanan Koperasi dan Minat

Anggota Berkoperasi Terhadap Partisipasi Anggota Koperasi PERKASA” dapat

terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh.

Dalam penyusunan skipsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan,

bimbingan, dukungan, semangat dan doa yang melimpah. Semua yang penulis

terima sangat mendukung kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

OLeh karena itu perkenankanlah penulis menghaturkan banyak terima kasih

kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Sutarjo Adisusilo, J. R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Y. Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Koperasi Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. C. Wigati Retno Astuti , M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

sabar mengoreksi kesalahan, membimbing, memberikan bantuan, dukungan

dan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Maafkan

saya atas ucapan dan perbuatan yang tidak berkenan terutama pada saat

(9)

5. Drs. P. A. Rubiyanto, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar

membimbing, mengoreksi kesalahan dan mendorong penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kesempatan presentasi dalam

mempersiapkan skripsi.

6. Drs. Joko Wicoyo, selaku Dosen Pembimbing Abstrak. Terima kasih

koreksinya pak.

6. Yohanes. M. V. M. S. Pd., selaku Dosen tamu. Terima kasih pak waktunya.

7. Pak Teguh, Pak Markiswo, Pak Darno (almarhum), Bu Catur, Bu Cornel, Bu

Indah dan segenap dosen yang telah mengajar penulis selama menempuh

kuliah di USD sehingga penulis memperoleh pengetahuan untuk menyusun

skripsi ini.

8. Mbak Titin, Pak Wawiek dan Mbak Aris yang telah banyak membantu penulis

dalam masalah administrasi terutama pada saat menyusun skripsi.

9. Semua karyawan dan pengurus koperasi PERKASA yang mendukung

terselesainya skripsi ini.

10. Kedua orang tuaku yang selalu berdoa, membimbing, mendukung serta selalu

menyayangiku sehingga aku tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Spesial untuk suamiku terrrsayang terima kasih atas kebahagiaan yang selama

ini diberikan untukku, engkau memang prajurit sejatiku. Buat anakku

(10)

12. Untuk adikku Tiara Panji Suhatno dan Reni Panji Suhatno rajin belajarya.

13. Temen-temenku Deby, Banana, Lissa, Arum, Etik, Rini,

Deta Septi Thanks. Kenangan bersama kalian ga akan aku lupa kapan reunian?

Buat PDU Angkatan ’00 sukses selalu.

14. Mas Santo dan Septi semoga bahagia selalu makasih mas bantuannya.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam skripsi ini, oleh sebab itu

dengan senang hati penulis menerima berbagai kritik dan saran dari pembaca

skripsi ini, terima kasih.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR .... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Pengertian Koperasi... 7

B. Jenis-jenis Koperasi... 7

C. Organisasi Koperasi... 9

D. Partisipasi Anggota Dalam Berkoperasi... 11

1. Partisipasi Anggota Koperasi... 11

2. Usaha Untuk Meningkatkan Partisipasi... 12

(12)

E. Temuan Pendukung... 21

F. Kerangka Berfikir Dan Hepotesis... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Deskrepsi Data... 24

B. Jenis Penelitian... 29

C. Subjek dan Objek Serta Lokasi Penelitian... 30

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

E. Teknik Pengambilan Sampel... 31

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 31

G. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 36

H. Uji Instrumen Penelitian... 38

I. Teknik Analisis Data... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 54

A. Sejarah dan Perkembangan “ KOPERKASA” ... 54

B. Letak Geografis Koperasi ... 57

C. Struktur Organisasi Koperasi ... 57

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Analisis Data ... 63

B. Pembahasan ... 67

BAB VI PENUTUP... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 77

C. Keterbatasan ... 78

DAFTAR PUSTAKA ...79

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Hubungan Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja

Kepemimpinan Pengurus, Pelayanan Koperasi Dan Minat Anggota Berkoperasi Terhadap Partisipasi

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil Temuan Pendukung ... 22

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus ... 25

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ... 26

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Anggota Koperasi... 27

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Anggota Berkoperasi ... 28

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pengembangan Instrumen ... 35

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus ... 39

Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ... 40

Tabel 3.8 Uji Validitas Variabel Minat Anggota Berkoperasi ... 41

Tabel 3.9 Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota Berkoperasi ... 41

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Instrumen ... 43

Tabel 3.11 Hasil Uji Normalitas Data ... 45

Tabel 3.12 Hasil Uji Linieritas Data ... 47

Tabel 3.13 Hasil Uji Multikolinieritas Data ... 49

Tabel 3.14 Hasil Uji Heteroskesdastisitas Data ... 50

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang

seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas azas kekeluargaan ( UU No. 25 Tahun 1992 ). Hal ini merupakan

perwujudan dari pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas

kekeluargaan dan bangunan perusahaan yang sesuai adalah koperasi. Koperasi

merupakan bangun perusahaan yang sesuai dengan jiwa UUD 1945. Di

samping itu koperasi diharapkan mengembangkan dan meningkatkan taraf

perekonomian masyarakat dalam usaha merealisasikan kemakmuran dan

keadilan sosial yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dan

perkembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, berperan dan bertugas untuk mempersatukan, mengarahkan,

membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk

meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil

dan kemakmuran yang merata (Pasal 7 Ayat (1) UU No.12 Tahun 1967).

Koperasi di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan

(16)

mengarahkan, mengembangkan daya kreasi, daya cipta, daya usaha rakyat,

artinya bahwa koperasi mewadahi dan menyatukan daya-daya ekonomi rakyat,

membina dan mencarikan modal sehingga usaha rakyat dapat berkembang.

Koperasi juga meningkatkan pendapatan yang adil dan merata bagi

anggotanya. Adil berarti perolehan pendapatan sesuai dengan jumlah produk

anggota yang diserahkan/dipercayakan kepada koperasi. Merata berarti

penghargaan terhadap produk yang sesuai dengan kualitas dan standarnya

adalah sama bagi setiap anggota. Koperasi mampu mengembangkan usaha

anggotanya sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Berbagai bidang

usaha koperasi sesungguhnya telah menciptakan lapangan kerja baru atau

membuka lapangan kerja baru baik bagi para anggota dan keluarganya atau

anggota masyarakat umumnya. Hal ini akan terlihat paling menonjol pada

usaha koperasi produksi. Sebagai contoh Koperasi Tahu-Tempe di sini

lapangan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh pengangguran agak luas yang

dapat mengisi bagian administrasi, bagian produksi dan bagian pemasaran.

Bidang usaha koperasi yang besar tentunya akan menciptakan lapangan kerja

baru yang lebih luas.

Gerakan koperasi di Indonesia diharapkan akan dapat membangun dan

mengembangkan segenap potensi dan kemampuan ekonomi serta dapat

berperan secara aktif dalam usaha mempertinggi kualitas hidup masyarakat

dan dapat memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

(17)

perekonomian Indonesia sesuai fungsi dan peran koperasi yang tercantum

dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Koperasi mampu bertumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh beberapa

faktor, di antaranya: partisipasi anggota dalam koperasi, persepsi anggota

terhadap kinerja kepemimpinan pengurus koperasi, pelayanan koperasi

kepada anggotanya dan minat anggota untuk berkoperasi.

Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan

untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai

business entity dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Dasar pemanfaatan hasil-hasil

dan pelayanan koperasi yang adil dapat juga dilihat sebagai suatu tatanan di

dalam menanamkan partisipasi yang baik dari anggota sesuai dengan

kebutuhan yang dirasakan.

Cara pandang koperasi sebagai suatu sistem yang hidup, maka perlu

dipahami konsep partisipasi anggota sebagai suatu unsur yang paling utama.

Atas dasar itu, partisipasi anggota dalam koperasi diibaratkan darah dalam

tubuh manusia. Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk menempatkan

para anggota menjadi subyek dari pengembangan koperasi, anggota harus

terlibat di dalam setiap langkah proses pengembangan koperasi dari tingkat

penetapan tujuan, sasaran atau penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk

merealisasikan dan pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota.

(18)

memiliki dan rasa bertanggungjawab dengan tekanan tertentu pada pentingnya

pendapat bersama yang dihasilkan oleh para anggota.

Kepengurusan dalam koperasi harus didukung atau diisi oleh

anggota-anggota yang terpilih dalam Rapat Anggota, mereka harus cerdas, terampil,

mampu melaksanakan tugas-tugas kepengurusan dengan baik sehingga

koperasi yang dipimpinnya dapat berkembang, dapat meningkatkan

kesejahteraan hidup para anggotanya, dapat berfungsi sebagai alat

pembangunan ekonomi, pembangun masyarakat desa dilingkungan daerah

kerjanya.

Pelayanan apa dan bagaimana yang dapat diberikan oleh koperasi pada

anggotanya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan partisipasi

anggotanya. Pelayanan yang diberikan oleh koperasi pada anggota adalah

dengan terpenuhinya kebutuhan ekonomi anggota, sehingga anggota

benar-benar memperoleh manfaat dari koperasi. Hal ini diwujudkan oleh pengelola

koperasi dengan memberikan pelayanan kepada anggota secara efisien, ramah,

menyenangkan serta memuaskan anggota sehingga anggota memiliki

ketertarikan untuk ikut aktif dalam koperasi.

B. Identifikasi Masalah.

Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan

koperasi dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi.

Koperasi dapat tumbuh dan berkembang karena kebersamaan dan partisipasi

(19)

Dari latar belakang masalah tersebut di atas dapat diidentifikasikan

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi anggota koperasi yakni

persepsi anggota terhadap kinerja kepemimpinan pengurus, persepsi anggota

terhadap pelayanan koperasi dan minat anggota untuk berpartisipasi dalam

koperasi.

C. Batasan Masalah.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas ada beberapa faktor yang

mempengaruhi partisipasi anggota koperasi. Pada penelitian ini peneliti

mencoba mengupas faktor-faktor yang diduga cukup kuat dan penting dalam

mempengaruhi partisipasi anggota koperasi. Faktor-faktor tersebut antara lain

faktor persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan

koperasi dan minat anggota berkoperasi. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini dimaksudkan agar tidak terjadi ketidakpastian pada faktor-faktor

yang mempengaruhi partisipasi anggota.

D. Rumusan Masalah.

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini yakni: Bagaimana pengaruh persepsi

anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi kepada

anggota dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi

(20)

E. Tujuan Penelitian.

Untuk menguji dan menganalisis seberapa besar pengaruh persepsi

anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan

minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA”

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti.

Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti

perkuliahan di Universitas Sanata Dharma pada aspek ilmu pendidikan

dunia usaha khususnya bidang perkoperasian

2. Bagi Universitas

Untuk menambah kepustakaan dan keilmuan khususnya aplikasi Ilmu

Ekonomi yang berkaitan dengan koperasi.

3. Bagi Koperasi “PERKASA”

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi kantor

koperasi PERKASA dalam pelaksanaan kegiatan koperasi dan hasil ini

diharapkan dapat digunakan oleh pengurus koperasi sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata ko dan operasi, ko artinya bersama, operasi

artinya bekerja. Jadi koperasi berarti bekerja sama. Dalam UU No. 25 Tahun

1992 pasal 1 ayat 1

“Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

Peranan koperasi dalam perekonomian negara oleh banyak pihak ternyata

dirasakan terlalu lamban pertumbuhannya, sehingga pertumbuhan koperasi

menjadi kurang berkembang dan tidak dapat bekerja secara maksimal.

Selama ini koperasi tidak banyak mengalami kemajuan bahkan ada

koperasi yang tinggal namanya saja. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran

baik dari anggota maupun masyarakat. Mereka kurang mengetahui arti

pentingnya koperasi dalam menunjang perekonomian negara sehingga

koperasi tidak dapat berkembang secara maksimal dan perekonomian negara

menjadi terhambat pertumbuhannya.

B. Jenis-jenis Koperasi

Adapun jenis-jenis koperasi ada beberapa, diantaranya koperasi simpan

pinjam, koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi jasa.

(22)

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang menyediakan pendanaan

bagi anggotanya untuk melakukan simpanan uang maupun peminjaman

untuk usaha dan keperluan lainnya.

Contoh: KOSPIN JASA, Koppas (Koperasi Pasar)

b. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi adalah koperasi yang bergerak di bidang produksi, baik

produksi pangan maupun produksi barang, baik kebutuhan primer maupun

sekunder.

Contoh: Koperasi Unit Desa, Lumbung Desa, Kopti (koperasi Pengusaha

Tahu Tempe Indonesia), Koperasi Susu

c. Koperasi Konsumsi

Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang menyediakan bahan-bahan

konsumsi kebutuhan sehari-hari, yang usahanya berupa toko.

Contoh: Toko Koperasi bahan pokok.

d. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan,

koperasi yang menyediakan jasa layanan yang dibutuhkan anggota

maupun masyarakat umum.

Contoh: Koperasi Karyawan PLN, Kopegtel (Koperasi Pegawai Telkom).

Puskopkar ( Pusat Koperasi Karyawan) bidang transportasi bus kota.

C. Organisasi Koperasi

Struktur organisasi koperasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

(23)

Intern Organisasi Koperasi terdiri dari 3 unsur, yaitu:

a. Unsur alat-alat perlengkapan organisasi

- Rapat Anggota

Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak ditangan Rapat

anggota. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya sekali

setahun. Dalam Rapat Anggota hal-hal yang dibahas antara lain

memilih pengurus, Badan Pemeriksa dan Penasehat serta memilih

dan menilai pekerjaan pengurus dan para pelaksana.

- Pengurus

Dalam kepengurusan koperasi terdiri dari:

a) Ketua

b) Wakil Ketua

c) Sekretaris

d) Bendahara

e) Seksi-seksi

- Badan Pemeriksa

Dalam koperasi pengawasan pemeriksa sebagian dari manajaemen.

Tujuannya bukan mencari kesalahan, sehingga hubungan

pimpinan, karyawan dan anggota menjadi renggang. Pengawasan

dan pemeriksaan bertujuan untuk mendidik, membimbing, supaya

menjadi lebih teliti dan ahli sehingga koperasi lebih berkembang.

b. Unsur dewan penasehat

(24)

2) Segi Ekstern Organisasi Koperasi

Ekstern Organisasi Koperasi terdiri dari 4 tingkat organisasi, yaitu:

a. Koperasi Primer

Koperasi Primer adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari orang

perorang. Koperasi ini dapat dibentuk, apabila dapat dihimpun paling

sedikit 20 orang sebagai pendirinya.

b. Koperasi Pusat

Koperasi Pusat adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari

sekurang-kurangnya 5 koperasi primer.

c. Koperasi Gabungan

Koperasi Gabungan adalah koperasi yang anggotanay terdiri dari 3

koperasi pusat yang telah diakui sebagai badan hukum.

e. Koperasi Pusat

Koperasi Pusat adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari 3 koperasi

gabungan.

D. Partisipasi Anggota Dalam Berkoperasi 1. Partisipasi Anggota Koperasi

Secara etimologi partisipasi diambil dari bahasa asing “participation” yang merupakan serapan dari bahasa asing yang berarti mengikutsertakan

pihak lain dengan demikian partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu

adanya keterlibatan seseorang dalam suatu aktivitas. Partisipasi seseorang

terhadap sesuatu organisasi ditentukan oleh perilakunya dimana tindak

(25)

bahwa tinggi rendahnya partisipasi seseorang dipengaruhi oleh harapan

dan kemampuan memuaskan dan tersedianya kebutuhan tersebut pada

organisasi yang dimasukinya.

Seperti yang dikemukakan Suwardi (dalam Suhada, 1992: 18) bahwa

partisipasi yang ideal adalah:

keikutsertaan anggota secara menyeluruh dalam pengambil keputusan, penetapan kebijaksanaan arah dan langkah usaha dalam pemantapan pelayanan usaha dan dalam menikmati hasil usaha.

Untuk mengusahakan anggota agar berpartisipasi aktif, terlebih dahulu

mereka harus mengetahui tujuan koperasi, kegiatan apa saja yang harus

dilakukan, berapa biaya atau anggaran yang diperlukan untuk melakukan

kegiatan itu, kapan dimulai dan kapan selesai serta bagaimana pembagian

hasilnya. Dari penjelasan definisi partisipasi di atas dapat disimpulkan

bahwa partisipasi adalah keikutsertaan anggota secara menyeluruh dalam

semua aktifitas koperasi.

Partisipasi anggota dapat diwujudkan sebagai berikut : (a) membantu

modal koperasi sesuai dengan kemampuan masing-masing, (b) menjadi

langganan koperasi yang setia, (c) menghadiri rapat-rapat secara rutin dan

aktif dalam memberikan ide maupun gagasan-gagasan untuk koperasi, (d)

menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi menurut

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan lain dan

keputusan-keputusan bersama lain. Koperasi tidak mungkin maju jika

anggota-anggotanya belum menyadari akan arti dan cita-cita koperasi.

(26)

yakni hasrat untuk bersatu dan rasa sepenanggungan untuk memperbaiki

nasib bersama.

Rasa solidaritas saja belum cukup untuk mendirikan dan memajukan

koperasi, namun diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Jika

para anggota berpartisipasi dalam kegiatan koperasi, maka koperasi akan

tumbuh dan berkembang serta dijadikan tulang punggung bagi anggota

pada kususnya dan masyarakat pada umumnya.

Partisipasi anggota dalam koperasi sangat penting. Maju mundurnya

koperasi tergantung dari partisipasi anggota-anggotanya. Kegiatan dalam

koperasi tersebut tidak berjalan tanpa partisipasi anggotanya.

2. Usaha Untuk Meningkatkan Partisipasi

Menurut Panji dan Ninik (1993: 113) yang dilakukan agar anggota

dapat berpartisipasi secara aktif dalam koperasi yaitu dengan mengetahui

apa yang menjadi tujuan koperasi , kegiatan apa saja yang harus dilakukan

dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu, oleh

siapa, bilamana dimulai dan kapan selesai, bagaimana pembagian hasilnya.

Jika tidak dilakukan seperti apa yang sudah ditentukan, siapa yang

bertanggung jawab. Apa untung ruginya jika masuk atau tidak menjadi

anggota dan apa kegiatan yang akan dilakukan serta apa yang dapat

dilaksanakan.

Berdasarkan pengalaman di Indonesia, selanjutnya dikemukaan

beberapa hal dalam koperasi yang berhasil dalam meningkatkan partisipasi

(27)

berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota, (c) kunjungan

lapangan oleh penggerak koperasi secara berkesinambungan, (d)

menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang

baru/kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan aneka simpanan

pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk bekerja sama dalam

koperasi, (e) penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para

anggota koperasi, (f) memelihara pendanaan dari dalam secara teratur, (g)

para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah koperasi,

keadaan-keadaan, keterbatasan keuangan, kebutuhan-kebutuhan dan

kemajuannya.

3. Faktor-faktor Pengaruh Partisipasi Untuk Berkoperasi

a. Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus Koperasi

Persepsi pada hakikatnya adalah proseskognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik

lewat perasaan, penglihatan dan penciuman.

Persepsi merupakan proses seseorang mengorganisasikan dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoriknya agar memberi makna

terhadap lingkungannya.

Menurut Thoha (dalam Handayani, 2002: 14) ada tiga hal yang

mempengaruhi persepsi, yaitu objek atau peristiwa yang dipahami,

(28)

Setiap orang dapat mempunyai persepsi yang berbeda terhadap

stimulus yang sama. Hal ini disebabkan oleh diterimanya objek

rangsangan melalui penginderaan yaitu penglihatan, pendengaran,

pembauan, perabaan dan perasaan oleh masing–masing individu yang

selalu menanggapi, mengorganisasikan dan menafsirkan informasi

sensorisnya menurut cara masing–masing individu.

Menurut Jacobs dan Jacques yang dikutip oleh Gary A, Yuki

(dalam Handayani 2002: 16) mengemukakan kepemimpinan adalah:

Proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (dalam Handayani, 2002:16)

Sementara itu menurut Effendy (dalam Handayani, 2002: 16)

kepemimpinan adalah:

kegiatan si pemimpin untuk mengarahkan tingkah laku orang lain ke suatu tujuan tertentu. Sehingga dalam hal ini kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan dengan sebuah kelompok atau organisasi.

Kedua definisi tersebut mencerminkan asumsi bahwa

kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang

disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk

menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam

sebuah kelompok atau organisasi.

Walaupun demikian keberhasilan usaha koperasi tidak hanya

dipengaruhi oleh kepemimpinan pengurus saja melainkan peran serta

(29)

koperasi. Oleh karena itu pengurus harus mampu mengajak dan

memotivasi anggota untuk terus meningkatkan partisipasinya dalam

seluruh kegiatan koperasi.

Harapan untuk selalu meningkatkan partisipasi anggota hanya

dapat terwujud apabila anggota mempunyai persepsi yang baik

(positif) terhadap kepemimpinan pengurus dalam mengelola dan

mengembangkan usaha koperasi sesuai dengan cita – cita dan tujuan

bersama.

Keberadaan kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat penting.

Tanpa adanya kepemimpinan suatu organisasi hanyalah merupakan

kumpulan orang–orang yang tidak teratur.

Seperti yang dikemukakan Fiedler (dalam Handayani, 2002: 13)

bahwa persepsi kepemimpinan dapat dilihat sebagai :

Hubungan antara pemimpin dengan anggota, sebagian ditentukan oleh kepemimpinan dan tingkah laku pemimpin itu sendiri. Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seorang pemimpin dapat diterima dan diperhatikan oleh bawahannya, adalah seberapa luas ia mempunyai kewenangan informal.

Peranan pemimpin sangat penting dalam suatu koperasi dalam

mengatur segala kegiatan koperasi dalam mencapai tujuan namun ada

lagi hal lain yang juga penting dan berkenaan dengan masalah

kepemimpinan, yaitu mengenai orang-orang yang dipengaruhi

(30)

Kepengurusan dalam koperasi tidak ada bedanya dengan

kepemimpinan (leadership) dalam organisasi-organisasi pemerintahan

maupun swasta. Menurut Tead (dalam Handayani, 2002: 15) dalam

The Art of Leadership kepemimpinan itu merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang untuk bekerjasama ke arah berbagai

tujuan yang sama-sama mereka inginkan. Jadi kepemimpinan itu ialah

proses pengaruh mempengaruhi antar orang-orang dalam suatu situasi

tertentu, melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai

tujuan tertentu.

Bagaimanapun hebatnya seorang pengurus dalam memimpin

anggotanya, keberhasilannya tetap ditentukan lewat kerjasama antara

anggota dan pengurus. Keberhasilan seorang pengurus tergantung pada

tanggapan anggota atas segala sesuatu yang telah dikerjakan

pengurusnya, atau dengan kata lain berpangkal pada persepsi anggota

atas sikap dan kebijaksanaan pengurus. Dengan kemampuan pengurus

mempengaruhi anggotanya melalui kinerjanya maka anggota akan

merasa tertarik dan patuh terhadap kebijaksanaan koperasi selama

kebijaksanaan tersebut tidak merugikan salah satu pihak.

Anggota bekerja dan bersikap sesuai dengan persepsinya terhadap

kepemimpinan pengurus. Oleh karena itu pimpinan harus

menunjukkan sikap keteladanan yang baik, sehingga anggota akan

(31)

dalam prosedur kerja serta dapat menghindarkan dari

penyelewengan-penyelewengan.

Jadi dalam hubungannya dengan kepemimpinan pengurus koperasi

maka yang dimaksud dengan persepsi kepemimpinan pengurus di sini

adalah penilaian dan pemahaman para anggota terhadap kepemimpinan

yang dilakukan oleh pengurus kepada anggota dan karyawan koperasi.

b. Pelayanan Koperasi

Partisipasi anggota tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja

kepemimpinan pengurus saja tetapi bagaimana pelayanan koperasi itu

sendiri pada anggota juga menentukan seberapa besar partisipasi

anggota pada koperasi. Pelayanan koperasi pada anggota dapat dilihat

dari berbagai segi baik jumlah barang yang disediakan koperasi,

pelayanan koperasi kepada anggota yang berkaitan dengan kegiatan

koperasi dan lain-lain, semakin baik pelayanan yang diberikan

koperasi pada anggotanya maka ketertarikan atau minat anggota untuk

turut aktif dalam koperasi semakin baik.

Pelayanan koperasi adalah kegiatan jasa koperasi dalam rangka

memenuhi kebutuhan anggota di mana harga barang-barang yang

dijual lebih murah dari harga umum di pasar dengan mutu yang sama.

Diharapkan pelayanan dari koperasi diberikan secara lancar dan

memuaskan pada anggotanya. Hal ini terlihat dari tujuan koperasi

adalah untuk menunjang usaha atau meningkatkan daya beli anggota

(32)

Agar koperasi dapat memenuhi kebutuhannya secara lancar dan

baik maka barang-barang yang dibutuhkan anggota ataupun

kepentingan lainnya, seperti kebutuhan sembilan bahan pokok,

elektronik, simpan pinjam dan lain-lain hendaknya cukup tersedia di

koperasi dengan harga yang relatif murah sehingga mereka tidak perlu

mencarinya di luar koperasi.

Seperti yang dikatakan Widiyanti 1999: 59 Pada hakikatnya, koperasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anggota, maka tugas koperasi tidaklah lain adalah badan yang bertugas untuk memberi (service) kepada anggota-anggotanya dengan harga barang yang relatif lebih murah, selancar mungkin, dan sebaik mungkin.

Koperasi sebagai organisasi pelayanan yaitu organisasi yang

memenuhi kebutuhan anggota dan dimanfaatkan oleh anggotanya yang

sekaligus juga perlu dilayani dengan baik. Hal ini berarti pelayanan

koperasi pada anggota lebih penting dari pada pengambilan

keuntungan, sehingga anggota akan mempunyai dan merasakan

manfaat yang besar dari pelayanan koperasi.

Jadi arti persepsi anggota tentang pelayanan koperasi adalah

penilaian dan pemahaman terhadap pelayanan yang dilakukan oleh

pengurus koperasi dan karyawan koperasi kepada anggota.

c. Minat berkoperasi

Pengertian minat menurut Witherington (dalam Suhada, 1997: 26)

menyebutkan bahwa, minat adalah kesadaran seseorang terhadap

(33)

sangkut paut dengan dirinya dan dipandang sebagai sesuatu yang

sadar.

Sedang menurut Crow and Crow (dalam Suhada, 1997: 26) yang

dikutip oleh Supriyanto minat diartikan sebagai kekuatan yang

mendorong individu memberikan perhatian kapada seseorang, sesuatu,

atau aktivitas tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa minat

mengandung unsur-unsur sebagai berikut: (a) adanya perasaan tertarik

terhadap suatu objek, (b) adanya dorongan untuk terjun dalam

bidangnya, (c) adanya perhatian dan perasaan senang. Dapat

disimpulkan juga bahwa minat sebagai gejala psikis yang

menunjukkan kekuatan motif sebagai pendorong individu untuk

memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap objek yang bersangkutan.

Agar masyarakat tertarik dan terdorong untuk menjadi anggota

koperasi, maka terlebih dahulu koperasi itu harus mampu

menunjukkan kemampuannya dalam memberikan manfaat kepada

anggota maupun masyarakat. Minat berkoperasi dapat ditumbuhkan

dari seberapa jauh koperasi itu dapat memenuhi kebutuhan anggota

maupun masyarakat dengan harga yang relatif murah.

Dari uraian di atas yang dimaksud dengan minat berkoperasi

(34)

pendorong individu untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu

terhadap koperasi dengan disertai perasaan senang.

Minat untuk menjadi anggota sebuah koperasi menurut Super dan

Crites (dalam Suhada, 1997: 27) dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, umur, jenis kelamin,

pengalaman, kepribadian dan lingkungan.

Ketertarikan anggota pada koperasi untuk turut aktif dalam koperasi akan

terlaksana jika anggota tersebut sadar akan arti pentingnya koperasi dan

seberapa besar koperasi dapat mensejahterakan anggotanya melalui

kegiatan-kegiatannya. Dengan demikian kemajuan koperasi akan tercapai dengan baik

apabila terdapat kinerja pengurus yang berkualitas dan memenuhi kriteria

sebagai seorang pemimpin, tetapi anggota sebagai salah satu unsur dalam

koperasi juga memegang peranan yang cukup penting yang dapat

mempengaruhi kemajuan koperasi. Kemajuan tersebut selain ditentukan oleh

pengurus ditentukan juga oleh pelayanan yang diberikan koperasi kepada

anggota, bila anggota merasa puas dengan pelayanan koperasi maka minat atau

ketertarikan anggota untuk turut aktif dengan sendirinya akan terlaksana.

Dengan demikian partisipasi baik dari pengurus maupun anggota khususnya

akan mewujudkan koperasi yang benar-benar dapat mensejahterakan

anggotanya.

E. Temuan Pendukung

Ada beberapa penemuan dalam penelitian lain yang mendukung

(35)

dipengaruhi beberapa faktor di antaranya persepsi kepemimpinan pengurus,

pelayanan koperasi dan pengetahuan berkoperasi.

F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

Berdasarkan uraian sebelumnya dan temuan penelitian sebelumnya yang

mendukung penelitian ini, disebutkan bahwa persepsi anggota tentang kinerja

kepemimpinan pengurus berpengaruh terhadap partisipasi anggota koperasi

sangat besar. Faktor kepemimpinan berfungsi untuk mengarahkan,

mempengaruhi dan mengatur kegiatan-kegiatan koperasi, sehingga koperasi

akan berjalan dengan teratur dan menggerakkan anggota untuk berpartisipasi

dalam mengembangkan koperasi. Persepsi anggota tentang pelayanan koperasi

juga berpengaruh terhadap partisipasi anggota koperasi. Koperasi yang

mampu melayani dan memenuhi kebutuhan anggota dengan baik

menyebabkan rasa puas sehingga akan menimbulkan loyalitas kepada koperasi

tersebut dan akhirnya akan menggerakkan partisipasi anggota dalam

berkoperasi. Selain kedua faktor di atas ada faktor lain yang juga penting

yakni persepsi anggota tentang minat anggota koperasi.

Faktor ini juga berpengaruh signifikan terhadap partisipasi anggota

koperasi. Minat dan ketertarikan anggota koperasi dalam setiap kegiatan

koperasi yang semakin meningkat maka akan meningkatkan pula partisipasi

anggota dalam berkoperasi.

Atas dasar uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan

(36)

anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini tediri dari variabel persepsi anggota tentang kinerja

kepemimpinan pengurus yang terdiri dari 8 item, pelayanan koperasi yang

terdiri dari 6 item, minat anggota berkoperasi yang terdiri dari 5 item dan

partisipasi anggota koperasi PERKASA yang terdiri dari 6 item, dengan skor

minimal dan maksimal peritem 1 dan 5 sehingga diperoleh skor maksimal

untuk variabel persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus

sebesar 40, variabel pelayanan koperasi dan partisipasi anggota koperasi

sebesar 30 dan variabel minat anggota berkoperasi sebesar 25.

1. Untuk mengkategorikan persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan

pengurus digunakan acuan PAP I yang batasannya dapat diketahui melalui

perhitungan sebagai berikut:

90% x 40 = 36

80% x 40 = 32

65% x 40 = 26

55% x 40 = 22

Dari perhitungan di atas maka dapat dibuat batasan sebagai berikut:

Interval

Kategori persepsi anggota tentang kinerja

kepemimpinan pengurus

(38)

26 - 31 Sedang

8 - 25 Rendah

Deskripsi data variabel persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan

pengurus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja

Kepemimpinan Pengurus

Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

Tinggi 32 – 40 37 74%

Sedang 26 – 31 13 26%

Rendah 8 - 25 0 0%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 37 atau 74% responden

berada pada interval 32 – 40 dengan kategori tinggi , 13 atau 26%

responden berada pada interval 26 – 31 dengan kategori sedang, 0 atau 0%

responden berada pada interval 8 – 25 dengan kategori rendah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi anggota tentang kinerja

kepemimpinan pengurus dengan kategori tinggi.

2. Untuk mengkategorikan setiap skor perolehan pada variabel pelayanan

(39)

PAP I yang batasannya dapat diketahiu melalui perhitungan sebagai

berikut:

90% x 30 = 27

80% x 30 = 24

65% x 30 = 19,5 dibulatkan menjadi 20

55% x 30 = 16,5 dibulatkan menjadi 17

Dari perhitungan di atas maka dapat dibuat batasan sebagai berikut:

Interval

Kategori pelayanan koperasi dan

partisipasi anggota koperasi PERKASA

24 – 30 Tinggi

20 – 23 Sedang

6 – 19 Rendah

Deskripsi data variabel persepsi anggota tentang pelayanan koperasi dan

partisipasi anggota koperasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Distribusi Frekuensi Variabel Pelayanan Koperasi

Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

Tinggi 24 – 30 35 70%

Sedang 20 – 23 12 24%

Rendah 6 - 19 3 6%

(40)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 35 atau 70% responden

berada pada interval 24 – 30 dengan kategori tinggi , 12 atau 24%

responden berada pada interval 20 – 23 dengan kategori sedang, 3 atau 6%

responden berada pada interval 6 – 19 dengan kategori rendah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi anggota terhadap pelayanan

koperasi dengan kategori tinggi.

Tabel 3.3

Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Anggota Koperasi

Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

Tinggi 24 – 30 30 60%

Sedang 20 – 23 15 30%

Rendah 6 - 19 5 10%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30 atau 60% responden

berada pada interval 24 – 30 dengan kategori tinggi , 15 atau 30%

responden berada pada interval 20 – 23 dengan kategori sedang, 5 atau

10% responden berada pada interval 6 – 19 dengan kategori rendah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota koperasi

dengan kategori tinggi.

3. Untuk mengkategorikan setiap skor perolehan pada variabel minat anggota

berkoperasi digunakan acuan PAP I yang batasannya dapat diketahiu

(41)

90% x 25 = 22, 5 dibulatkan menjadi 23

80% x 25 = 20

65% x 25 = 16,25 dibulatkan menjadi 16,30

55% x 25 = 13,75 dibulatkan menjadi 14

Dari perhitungan di atas maka dapat dibuat batasan sebagai berikut:

Interval Kategori minat anggota berkoperasi

20 – 25 Tinggi

16, 40 – 19 Sedang

5 – 16,39 Rendah

Deskripsi data variabel minat anggota berkoperasi dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 3.4

Distribusi Frekuensi Variabel Minat Anggota Berkoperasi

Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

Tinggi 20 – 25 35 70%

Sedang 16, 40 – 19 7 14%

Rendah 5 – 16, 39 8 16%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 35 atau 70% responden

berada pada interval 20 – 25 dengan kategori tinggi , 7 atau 14%

(42)

16% responden berada pada interval 5 – 16, 39 dengan kategori rendah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat anggota berkoperasi

dengan kategori tinggi.

B. Jenis Penelitian

1. Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian tentang variabel-variabel yang

saling mempengaruhi atau berhubungan dan diukur dengan alat analisis

dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini termasuk dalam penelitian

kuantitatif karena meneliti pengaruh persepsi kepemimpinan pengurus,

pelayanan koperasi, dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi

anggota. Variabel yang saling mempengaruhi diukur dalam bentuk

angka-angka kemudian diolah dengan analisis statistik.

2. PenelitianEx-Post Facto.

PenelitianEx-Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang

melalui data tersebut untuk menemui faktor-faktor yang mendahului atau

menemukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.

C. Subjek dan Objek Serta Lokasi Penelitian 1) Subjek dan Objek.

Subjek Penelitian adalah orang-orang yang ikut terlibat di dalam

penelitian ini sebagai pemberi informasi yaitu anggota Koperasi Perkasa.

(43)

mempengaruhi baik variabel dependen maupun independen, variabel

tersebut meliputi:

a. Persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan koperasi

b. Pelayanan koperasi

c. Minat anggota berkoperasi

d. Partisipasi anggota koperasi

2) Lokasi Penelitian.

Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Koperasi

“PERKASA”. Pertimbangan yang melatarbelakangi pemilihan lokasi ini

karena Koperasi PERKASA yang anggotanya berasal dari karyawan PT.

Sari Husada, dimana PT. Sari Husada merupakan salah satu PT terbesar di

Yogyakarta sehingga penulis tertarik untuk mengetahui seberapa maju dan

berkembangnya koperasi yang ada dalam PT. Sari Husada, apakah selama

ini karyawan PT. Sari Husada telah berpartisipasi aktif untuk menjadi

anggota Koperasi PERKASA.

D. Populasi dan Sempel Penelitian 1. Populasi Penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Perkasa yang

berjumlah 200 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 25% dari populasi yang

(44)

tersebut sudah mewakili jumlah anggota keseluruhan (Arikunto, 2002:

111).

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah random sampling, yakni pengambilan sampel secara acak dengan meneliti sebagian dari populasi sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai hak yang

sama untuk dijadikan sampel. Cara pengambilan sampel tersebut dipandang

efektif dan efisien (Arikunto, 2002: 111).

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat variabel pokok, yaitu

persepsi anggota terhadap kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan

koperasi kepada anggota, minat anggota berkoperasi, ketiga variabel tersebut

adalah variabel bebas (independent variabel) dan partisipasi anggota dalam koperasi yang merupakan variabel terikat( dependent variabel ).

Gambar 3. 1

Hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :

X

1

X

2
(45)

Keterangan :

X1 = Persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan koperasi

X2 = Persepsi anggota tentang pelayanan koperasi

X3 = Persepsi anggota tentang minat anggota koperasi

Y = Partisipasi anggota koperasi

= Garis korelasi ( hubungan )

--- = Garis regresi ( pengaruh )

Variabel dalam penelitian ini akan dibagi menjadi:

a. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependent (terikat). Teknik pengukuran yang dilakukan dalam variabel bebas menggunakan skala likert dengan lima

alternatif jawaban dengan skor SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan STS = 1.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

1) Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus adalah

penilaian dan pemahaman anggota terhadap kepemimpinan yang

dilakukan oleh pengurus kepada anggota dan karyawan koperasi,

dalam hal berkomunikasi dengan anggota, pemberian bimbingan

dan pengarahan mengenai pelaksanaan tugas. Indikator yang

digunakan adalah: kemampuan pengurus menggerakkan anggota,

kemampuan pengurus membimbing anggota, kemampuan

pengurus memberi petunjuk, kemampuan pengurus memberi

(46)

kemampuan pengurus merencanakan kegiatan koperasi,

kemampuan pengurus mengkoordinir bagian-bagian koperasi, dan

kemampuan pengurus mengawasi hasil kerja anggota. Variabel ini

diukur dengan 8 item menggunakan skala likert dengan 5 alternatif

jawaban.

2) Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi adalah kegiatan jasa

yang diberikan koperasi dalam kegiatannya memenuhi kebutuhan

anggota terutama dalam bidang usaha, simpan pinjam dan

organisasi. Indikator yang digunakan adalah: jumlah barang dan

jasa yang disediakan oleh koperasi, harga barang yang relatif

murah dengan kualitas barang yang baik, letak kantor koperasi

yang relatif dekat, kemampuan koperasi memberi informasi dan

promosi tentang barang atau jasa yang disediakan, pelayanan

pegawai yang ramah, lancar, dan baik, dan hasil kerja pengurus

yang memuaskan anggota.

Variabel ini diukur dengan 6 item menggunakan skala likert

dengan 5 alternatif jawaban.

3) Minat Anggota berkoperasi adalah suatu pernyataan psikis yang

menyertakan adanya pemutusan pemikiran, perasaan, kemauan dan

perhatian terhadap koperasi, yang mana hal tersebut dapat menjadi

daya dorong anggota untuk melakukan kegiatan dalam koperasi.

Indikator yang digunakan adalah: motivasi individu untuk

(47)

koperasi sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan, prosedur

menjadi anggota yang mudah dan menguntungkan, dan koperasi

dapat meningkatkan ekonomi anggota. Variabel ini diukur dengan

5 item menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban.

b. Variabel terikat (dependent)

Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya

adalah partisipasi anggota koperasi.

Partisipasi Anggota Koperasi adalah keterlibatan anggota di dalam

kegiatan yang dijalankan oleh koperasi baik di bidang permodalan, usaha

maupun organisasi. Indikator yang digunakan meliputi: frekuensi anggota

mengikuti rapat anggota, frekuensi anggota memberikan ide-ide dan

gagasan pengambilan keputusan dalam rapat anggota, frekuensi anggota

menyetor simpanan sukarela, frekuensi anggota dalam mengajukan

pinjaman kepada koperasi, frekuensi melalui transaksi pembelian bahan

kebutuhan polok di koperasi, dan kedisiplinan dalam melunasi hutang

sesuai dengan kesepakatan.Variabel ini diukur dengan 6 item

menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban.

Tabel 3.5Kisi-kisi Pengembangan Instrumen

No. Variabel Indikator

Section 1.01 o. Butir 1 Kepemimpinan a. Kemampuan pengurus

menggerakan anggota

b. Kemampuan pengurus membimbing anggota

c. Kemampuan pengurus a

b

(48)

memberi petunjuk anggota d. Kemampuan pengurus

memberi motivasi anggota e. Kemampuan pengurus

memberi perintah

f. Kemampuan pengurus merencanakan kegiatan koperasi

g. Kemampuan pengurus mengkoordinir bagian-bagian koperasi

h. Kemampuan pengurus mengawasi hasil kerja anggota d e f g h

2 Pelayanan a. jumlah barang dan jasa yang disediakan dan dapat dipenuhi koperasi

b. harga barang yang relatif murah dengan kualitas barang yang baik

c. letak kantor koperasi yang relatif dekat

d. kemampaun koperasi memberi informasi dan promosi tentang barang yang disediakan

e. pelayanan pegawai yang ramah, lancar dan baik

f. hasil kerja pengurus yang dapat memuaskan anggota

a b c d e f

3 Minat a. motivasi untuk berkoperasi b. adanya perasaan aman untuk

ikut dalam koperasi

c. koperasi sebagai alternatif untuk pemenuhan kebutuhan d. prosedur menjadi anggota

yang mudah dan menguntungkan

e. koperasi dapat meningkatkan ekonomi anggota a b c d e 4 Partisipasi anggota

a. frekuensi anggota mengikuti rapat anggota

b. frekuensi anggota memberi a

(49)

ide-ide dan gagasan dalam rapat anggota

c. frekuensi anggota menyetor simpanan sukarela

d. frekuensi anggota dalam mengajukan pinjaman kepada koperasi

e. frekuensi melalui transaksi pembelian bahan kebutuhan pokok di koperasi

f. kedisiplinan dalam melunasi hutang sesuai dengan kesepakatan.

c

d

e

f

G. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1) Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya atau responden melalui daftar pertanyaan kuesioner sesuai

dengan tujuan dari penelitian.

Data ini terdiri dari :

a. Persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus.

b. Pelayanan koperasi.

c. Minat anggota berkoperasi

d. Partisipasi anggota koperasi .

Teknik yang digunakan melalui :

1) Wawancara atau interview

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden yang

dapat memberi informasi atau data yang diperlukan, khususnya

(50)

meliputi seberapa besar minat anggota dalam memanfaatkan

koperasi.

2) Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi

anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi

pada anggota, minat anggota berkoperasi dan partisipasi anggota

dalam koperasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan oleh orang lain

di luar peneliti ini sendiri.

Data ini diambil dari dokumen-dokumen yang terdiri dari: sejarah

perkembangan koperasi, buku daftar anggota, AD / ART koperasi yang

berkaitan derngan tujuan pendirian koperasi PERKASA dan laporan

pertanggungjawaban pengurus serta perkembangan usaha.

H. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum kuesioner penelitian tersebut digunakan, maka kuesioner diuji

coba terlebih dahulu. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah

instrumen yang disusun benar-benar baik. Baik buruknya instrumen akan

berpengaruh terhadap benar tidaknya data yang diperoleh.

Sedangkan benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya

(51)

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel.

a. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Validitas yang digunakan dalam menguji instrumen penelitian

adalah validitas konstruk. Konsep-konsep teori yang telah ada digunakan

sebagai dasar pertimbangan rasional untuk menyusun instrumen. Uji

validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product moment (Sugiyono, 2000: 271)

xy

r =

∑ ∑

− − − } ( }{ ( { ) )( (

)

)

2 2 2

2

Y

Y

X

X

r

N N Y X XY N xy Dimana: xy

r : koefisien korelasi antara variabel y dan x

x : skor total setiap item

y : skor total item n : jumlah responden

Setelah koefisien korelasi (rxy) ditemukan, perlu diuji dengan rtabel pada taraf signifikan 5% dengan derajad kebebasan (n-2). Jika rxy>dari rtabel

(52)

Pengujian validitas menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja

Kepemimpinan Pengurus

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja

Kepemimpinan Pengurus.

No. Item

Corrected

Item-Total Correlations

Nilai r Tabel

1 0, 3924 0, 279

2 0, 3848 0, 279

3 0, 4349 0, 279

4 0, 3514 0, 279

5 0, 5064 0, 279

6 0, 3772 0, 279

7 0, 3844 0, 279

8 0, 3703 0, 279

Sumber: data primer

Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r

tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =

n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r

hitung > r tabel untuk semua item. Jadi, dapat dikatakan bahwa seluruh

butir pertanyaan pada variabel persepsi anggota tentang kinerja

kepemimpinan pengurus adalah valid.

2. Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi

Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Pelayanan Koperasi.

(53)

Total Correlations

1 0, 3006 0, 279

2 0, 4081 0, 279

3 0, 4074 0, 279

4 0, 3994 0, 279

5 0, 3920 0, 279

6 0, 4146 0, 279

Sumber: data primer

Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r

tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =

n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r

hitung > r tabel untuk semua item. Jadi, dapat dikatakan bahwa seluruh

butir pertanyaan pada variabel pelayanan koperasi adalah valid.

3. Uji Validitas Variabel Minat Berkoperasi

Tabel 3.8 Uji Validitas Variabel Minat Berkoperasi.

Corrected

Item-Total Correlations

Nilai r Tabel

1 0, 3683 0, 279

2 0, 4973 0, 279

3 0, 4488 0, 279

(54)

5 0, 3130 0, 279

Sumber: data primer

Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r

tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =

n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r

hitung > r tabel untuk semua item. Jadi, dapat dikatakan bahwa seluruh

butir pertanyaan pada variabel minat berkoperasi adalah valid.

4. Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota Koperasi

Tabel 3.9 Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota Koperasi

No. Item

Corrected

Item-Total Correlations

Nilai r Tabel

1 0, 3697 0, 279

2 0, 3059 0, 279

3 0, 3309 0, 279

4 0, 5275 0, 279

5 0, 6451 0, 279

6 0, 4084 0, 279

Sumber: data primer

Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r

tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =

n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r

(55)

butir pertanyaan pada variabel partisipasi anggota koperasi adalah

valid

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya butir yang valid diuji

keandalannya atau reliabilitasnya. Uji reliabilitas dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus ini digunakan untuk menghitung data yang skalanya bertingkat.

( )





=

2 2

1

1

St

Si

k

k

ri

Keterangan :

ri : Reliabilitas instrumen K : Mean kuadrat antar subjek

2

Si : Mean kuadrat kesalahan

2

St : Varians total

Untuk pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara koefisien nilai alfa yang berasal dari pengujian reliabilitas variable yang diteliti dengan taraf signifikansi 0, 05 (5%), jika koefisien alfa lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel atau handal.

Pengujian reliabilitas menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Nilai Cronbach Alpha

(56)

X2 0, 6432

X3 0, 6416

Y 0,6938

Sumber: data primer

Dari tabel di atas terlihat bahwa semua variabel penelitian,

yaitu persepsi anggota terhadap kinerja kepemimpinan pengurus ( X1 ),

pelayanan koperasi ( X2 ), minat berkoperasi ( X3 ), dan partisipasi

anggota ( Y ) menghasilkan nilai Cronbach Alpha yang jauh di atas atau lebih besar dari 0, 60. Dengan perbandingan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa reliabilitas dari semua variabel adalah tinggi atau

jawaban seseorang atas kuesioner adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu.

I. Teknik Analisis Data

Pengujian persyaratan analisis digunakan sebelum analisis data. Uji

persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji asumsi klasik

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas. Hal ini dilakukan untuk memenuhi

persyaratan data dengan menggunakan analisis regresi ganda

1. Uji Prasyarat Analisis Regresi a) Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov

yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi sampel (skor observasi) dan

distribusi teoritisnya. Uji ini menentukan apakah skor dalam sampel

(57)

uji kolmogorov-smirnov mencakup perhitungan distribusi frekuensi

kumulatif yang akan terjadi di bawah distribusi teoritisnya, serta

membandingkannya dengan distribusi frekuensi kumulatif hasil

observasi.

Adapun rumus Uji Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas

sebagai berikut (Ghozali, 2002: 36)

D = Maximum F0 ( Xi ) – SN) Xi)

Keterangan :

D : Deviasi maksimum

F0 : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

SN: Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Pengujian ini dengan dua pihak dengan kesalahan = 5% pedoman

pengambilan keputusan (Ghozali, 2002: 37) adalah:

a. Nilai signifikan atau nilai probabilita < 0, 05, maka distribusia

adalah tidak normal.

b. Nilai signifikan atau nilai probabilita > 0, 05, maka distribusi

adalah normal.

Pengujian Normalitas menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.11 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Mean Standar

Devisiasi

Nilai Asymp.

Sig

Keterangan

X1 33, 74 3, 979 0, 661 Normal

(58)

X3 26, 02 2, 810 0, 169 Normal

Y 25, 48 2, 779 0, 407 Normal

Sumber: data primer

1) Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus ( X1 )

Dari tabel di atas untuk variabel X1, diperoleh Mean: 33,

74, Standar Devisiasi: 3, 979 dan nilai Asymp. Sig: 0, 661. Jadi,

probabilitas 0, 661 > 0, 05 yang artinya data untuk persepsi

anggota tantang kinerja kepemimpinan pengurus koperasi ( X1 )

berdistribusi normal.

2) Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ( X2 )

Dari tabel di atas untuk variabel X2, diperoleh Mean: 25,

52, Standar Devisiasi: 3, 005 dan nilai Asymp. Sig: 0, 518 Jadi,

probabilitas 0, 518 > 0, 05 yang artinya data untuk persepsi

anggota tantang pelayanan koperasi ( X2) berdistribusi normal.

3) Persepsi Anggota Tentang Minat Berkoperasi ( X3 )

Dari tabel di atas untuk variabel X3, diperoleh Mean: 26,

02 Standar Devisiasi: 2, 810 dan nilai Asymp. Sig: 0, 169 Jadi,

probabilitas 0, 169 > 0, 05 yang artinya data untuk persepsi

(59)

4) Partisipasi Anggota Koperasi ( Y )

Dari tabel di atas untuk variabel X4, diperoleh Mean: 25,

48 Standar Devisiasi: 2, 779 dan nilai Asymp. Sig: 0,407 Jadi,

probabilitas 0, 407 > 0, 05 yang artinya data untuk partisipasi

anggota koperasi ( Y ) berdistribusi normal.

Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa

data-data yang diperoleh baik untuk variabel bebas maupun variabel

terikat adalah berdistribusi normal. Sehingga penelitian ini dapat di

uji dengan menggunakan Regresi Linear Berganda.

b) Uji Lineritas

Uji lineritas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat, uji lineritas dilakukan dengan

menggunakan persamaan garis regresi dengan menguji nilai F.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F sebagai berikut:

G S TC S F 2 2 = keterangan :

F : Harga bilangan regresi

S²: Tuna corak dicari dengan cara

2

)

(

k

TC

JK

S²: Kekeliruan dicari dengan cara

n

k

G

JK

)

(

Setelah diperoleh f (F hitung) kemudian dikonsultasikan dangan taraf

(60)

hitung lebih besar f (1- ), (k-2),(2-k), hipotesis model regresi linear

ditolak. Apabila F hitung kurang f (1- ), (k-2), (2-k), maka hipotesis

variabel mempunyai hubungan.

Pengujian Lineritas menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.12 Hasil Uji Lineritas Data

Hubungan Antar

Variabel

Freg. Hitung Freg. Tabel

X1 dan Y 0, 747 3, 20

X2 dan Y 1, 099 3, 20

X3 dan Y 1, 485 3, 20

Sumber: data primer

1) Hubungan antara X1dan Y

Dari tabel di atas nilai Fhitung; 0, 747, sedangkan Ftabel

sebesar 3, 20 berasal dari nemurator ( jumlah variabel – 2 ) = 2,

dan denemurator ( jumlah kasus – 4 ) = 46, dan = 5%. Dengan

demikian perbandingan nilai F hitung 0, 747 < F tabel 3, 20, yang

artinya hubungan antara X1 dan Y bersifat linear.

2) Hubungan antara X2 dan Y

Dari tabel di atas nilai F hitung; 1, 099, sedangkan F tabel

sebesar 3, 20 berasal dari nemurator ( jumlah variabel – 2 ) = 2,

dan denemurator ( jumlah kasus – 4 ) = 46, dan = 5%. Dengan

demikian perbandingan nilai Fhitung 1, 099 < Ftabel 3, 20, yang

(61)

3) Hubungan antara X3 dan Y

Dari tabel di atas nilai F hitung; 1, 485, sedangkan F tabel

sebesar 3, 20 berasal dari nemurator ( jumlah variabel – 2 ) = 2,

dan denemurator ( jumlah kasus – 4 ) = 46, dan = 5%. Dengan

demikian perbandingan nilai F hitung 1, 485 < F tabel 3, 20, yang

artinya hubungan antara X3dan Y bersifat linear.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah hubungan variabel-variabel bebas diantara

satu dengan yang lainnya. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah dengan model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas

sama dengan nol (Ghozali, 2001: 57).

Cara Mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat juga dilihat

darivariance inflation factor (VIF).Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance

tidak kurang dari 10% dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Maka

dinyatakan model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik

statistic dan dapat digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2001: 59)

Pengujian Multikolinieritas menunjukkan hasil sebagai berikut:

(62)

Collinearity Statistics

Variabel Bebas Nilai Tolerance Nilai VIF

X1 , 779 1, 284

X2 , 712 1, 405

X3 , 852 1, 173

Sumber: data primer

Dari data di atas, menunjukkan tidak ada variabel bebas

yang memiliki nilai tolerance tidak kurang dari 10% dan nilai VIF

tidak lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan variabel bebas dalam

model bahwa semua variabel bebas yaitu persepsi anggota tentang

kinerja kepemimpinan pengurus ( X1), persepsi anggota tentang

pelayanan koperasi ( X2 ), dan minat berkoperasi ( X3 ), tidak terjadi

multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak

sama (konstan), konsekuensi adanya Heteroskedastisitas dalam model

regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik

dalam sampel kecil maupun sampel besar.

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

(63)

0.05 maka antara kedua variabel bebas tidak terjadi

heterosekdastisitas atau sebaliknya.

Pengujian Heterosekdastisitas menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data

Hubungan Variabel Bebas Probabilitas ( sig 2- Tailed)

X1 dan X2 0, 210

X1 dan X3 0, 200

X2 dan X3 0, 181

Sumber: data primer

1) Variabel X1 dan X2

Pada tabel di atas antara X1 dan X2 (

Gambar

Tabel 3.1Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI METODE SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN DASAR PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang

You will notice that the pointer to void named general is assigned an address of an int type in line 12 and the address of a float type in line 16 with no cast and no complaints

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “ Korelasi

smaller, subatomic particles (electron, protons, and neutrons), but the atom is still the smallest body that retains the unique identity of an element. z Atoms of one element

(4) Dalam hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dilarang menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris oleh Otoritas Jasa Keuangan sehingga