PENGARUH PERSEPSI ANGGOPTA TENTANG KINERJA KEPEMIMPINAN PENGURUS, PELAYANAN KOPERASI DAN MINAT
ANGGOTA BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI “PERKASA”
Studi Kasus: PT. Sari Husada Jln. Kenari No. 19 Yogyakarta.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi
oleh Dini Panji Suhatno
NIM : 001324078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
K uper sembahkan kar ya ini, ter untuk kedua or ang tuaku, kedua adikku (T iar a dan R eni), yang ter cinta suamiku (kaulah pr aj ur it sejatiku), ser ta anakku ter sayang (kau pr ajur it
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI ANGGOTA TENTANG KINERJA
KEPEMIMPINAN PENGURUS, PELAYANAN KOPERASI DAN MINAT ANGGOTA BERKOPERASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
KOPERASI “ PERKASA “
Studi Kasus Koperasi “ PERKASA “ PT. Sari Husada Jalan. Kenari No. 19 Yogyakarta
Dini Panji Suhatno 001324078
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2006
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi secara bersama-sama terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA” Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif faktor persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA”.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif danEx- Post Facto yang dilaksanakan di koperasi “PERKASA“ Yogyakarta pada bulan Mei – Juli 2006. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota koperasi “PERKASA“ Yogyakarta yang berjumlah 200 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diukur dengan skala likert, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengujian instrumen menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dengan rumus Alfa Cronbach. Teknik pengujian prasyarat untuk mengetahui normalitas data digunakan teknik uji Kolmogorov Smirnov sedangkan untuk mengetahui linieritas data digunakan teknik uji F. Teknik pengujian asumsi klasik untuk mengetahui multikolinieritas data dengan melihat nilai varianceinflation factor (VIF) dan nilaitolerancesedangkan untuk mengetahui heterosekdastisitas data digunakan teknik korelasi rank dari Spearman rank correlations. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis Regresi Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh positif dan signifikan kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA“
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF MEMBERS’ PERCEPTION OF THE BOARD ON WORKING ABILITY OF MANAGEMENT’S LEADERSHIP, CO-OPERATIVE SERVICE AND THE INTEREST OF CO-CO-OPERATIVE’S
MEMBERS TOWARD THE PARTICIPATION OFPERKASA CO-OPERATIVE
MEMBERS
A case study on PERKASA Co-operative of PT Sari Husada Jalan Kenari No. 19 Yogyakarta
Dini Panji Suhatno 001324078
Sanata Dharma University Yogyakarta
2006
The aims of this research are to examine and analyze the influence of members’ perception of the board on members’ perception of the board on working ability of management’s leadership, co-operative service and the interest of co-operative’s members toward the participation of Perkasa co-operative members. The hypothesis of this research states that there is positive influence toward the members’ perception of the board on working ability of management’s leadership, co-operative service and the interest of co-operative’s members toward the participation ofPerkasa co-operative members.
The type of this research is a quantitative study, andex post de factodone inPerkasa co-operative Yogyakarta from May – July 2006. The population of this research were 200 members of Perkasa Co-operative Yogyakarta. The samples were 50 people taken by applying random sampling technique. The techniques of collecting data were questionnaire measured by likert scale, interview, and documentation. The instrument test technique was validity test by applying the formula of Product Moment Correlation and reliability test by applying Alfa Cronbach. The prerequisite test technique to find out the normality of the datawas Kolmogorov Smirnov while to find out the linearity of the data, F test techniques was applied. Classical assumption technique was applied to find out multy colinearity by considering variance value of inflation factor (VIF) and tolerance point; whereas to find out heterosecdasticity data, Spearman rank correlation was used. Data analysis technique for examining hypothesis was Double Regression Analysis Technique.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah S. W. T atas segala berkat,
rahmat dan ridho-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Anggota
Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus, Pelayanan Koperasi dan Minat
Anggota Berkoperasi Terhadap Partisipasi Anggota Koperasi PERKASA” dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh.
Dalam penyusunan skipsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa yang melimpah. Semua yang penulis
terima sangat mendukung kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
OLeh karena itu perkenankanlah penulis menghaturkan banyak terima kasih
kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo, J. R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Y. Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Koperasi Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. C. Wigati Retno Astuti , M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
sabar mengoreksi kesalahan, membimbing, memberikan bantuan, dukungan
dan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Maafkan
saya atas ucapan dan perbuatan yang tidak berkenan terutama pada saat
5. Drs. P. A. Rubiyanto, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar
membimbing, mengoreksi kesalahan dan mendorong penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kesempatan presentasi dalam
mempersiapkan skripsi.
6. Drs. Joko Wicoyo, selaku Dosen Pembimbing Abstrak. Terima kasih
koreksinya pak.
6. Yohanes. M. V. M. S. Pd., selaku Dosen tamu. Terima kasih pak waktunya.
7. Pak Teguh, Pak Markiswo, Pak Darno (almarhum), Bu Catur, Bu Cornel, Bu
Indah dan segenap dosen yang telah mengajar penulis selama menempuh
kuliah di USD sehingga penulis memperoleh pengetahuan untuk menyusun
skripsi ini.
8. Mbak Titin, Pak Wawiek dan Mbak Aris yang telah banyak membantu penulis
dalam masalah administrasi terutama pada saat menyusun skripsi.
9. Semua karyawan dan pengurus koperasi PERKASA yang mendukung
terselesainya skripsi ini.
10. Kedua orang tuaku yang selalu berdoa, membimbing, mendukung serta selalu
menyayangiku sehingga aku tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Spesial untuk suamiku terrrsayang terima kasih atas kebahagiaan yang selama
ini diberikan untukku, engkau memang prajurit sejatiku. Buat anakku
12. Untuk adikku Tiara Panji Suhatno dan Reni Panji Suhatno rajin belajarya.
13. Temen-temenku Deby, Banana, Lissa, Arum, Etik, Rini,
Deta Septi Thanks. Kenangan bersama kalian ga akan aku lupa kapan reunian?
Buat PDU Angkatan ’00 sukses selalu.
14. Mas Santo dan Septi semoga bahagia selalu makasih mas bantuannya.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam skripsi ini, oleh sebab itu
dengan senang hati penulis menerima berbagai kritik dan saran dari pembaca
skripsi ini, terima kasih.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR .... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Batasan masalah... 5
D. Rumusan Masalah... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
A. Pengertian Koperasi... 7
B. Jenis-jenis Koperasi... 7
C. Organisasi Koperasi... 9
D. Partisipasi Anggota Dalam Berkoperasi... 11
1. Partisipasi Anggota Koperasi... 11
2. Usaha Untuk Meningkatkan Partisipasi... 12
E. Temuan Pendukung... 21
F. Kerangka Berfikir Dan Hepotesis... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Deskrepsi Data... 24
B. Jenis Penelitian... 29
C. Subjek dan Objek Serta Lokasi Penelitian... 30
D. Populasi dan Sampel Penelitian... 31
E. Teknik Pengambilan Sampel... 31
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 31
G. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 36
H. Uji Instrumen Penelitian... 38
I. Teknik Analisis Data... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 54
A. Sejarah dan Perkembangan “ KOPERKASA” ... 54
B. Letak Geografis Koperasi ... 57
C. Struktur Organisasi Koperasi ... 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Analisis Data ... 63
B. Pembahasan ... 67
BAB VI PENUTUP... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 77
C. Keterbatasan ... 78
DAFTAR PUSTAKA ...79
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Hubungan Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja
Kepemimpinan Pengurus, Pelayanan Koperasi Dan Minat Anggota Berkoperasi Terhadap Partisipasi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Hasil Temuan Pendukung ... 22
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus ... 25
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ... 26
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Anggota Koperasi... 27
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Anggota Berkoperasi ... 28
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pengembangan Instrumen ... 35
Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus ... 39
Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ... 40
Tabel 3.8 Uji Validitas Variabel Minat Anggota Berkoperasi ... 41
Tabel 3.9 Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota Berkoperasi ... 41
Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Instrumen ... 43
Tabel 3.11 Hasil Uji Normalitas Data ... 45
Tabel 3.12 Hasil Uji Linieritas Data ... 47
Tabel 3.13 Hasil Uji Multikolinieritas Data ... 49
Tabel 3.14 Hasil Uji Heteroskesdastisitas Data ... 50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan ( UU No. 25 Tahun 1992 ). Hal ini merupakan
perwujudan dari pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan bangunan perusahaan yang sesuai adalah koperasi. Koperasi
merupakan bangun perusahaan yang sesuai dengan jiwa UUD 1945. Di
samping itu koperasi diharapkan mengembangkan dan meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat dalam usaha merealisasikan kemakmuran dan
keadilan sosial yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dan
perkembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, berperan dan bertugas untuk mempersatukan, mengarahkan,
membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk
meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil
dan kemakmuran yang merata (Pasal 7 Ayat (1) UU No.12 Tahun 1967).
Koperasi di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan
mengarahkan, mengembangkan daya kreasi, daya cipta, daya usaha rakyat,
artinya bahwa koperasi mewadahi dan menyatukan daya-daya ekonomi rakyat,
membina dan mencarikan modal sehingga usaha rakyat dapat berkembang.
Koperasi juga meningkatkan pendapatan yang adil dan merata bagi
anggotanya. Adil berarti perolehan pendapatan sesuai dengan jumlah produk
anggota yang diserahkan/dipercayakan kepada koperasi. Merata berarti
penghargaan terhadap produk yang sesuai dengan kualitas dan standarnya
adalah sama bagi setiap anggota. Koperasi mampu mengembangkan usaha
anggotanya sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Berbagai bidang
usaha koperasi sesungguhnya telah menciptakan lapangan kerja baru atau
membuka lapangan kerja baru baik bagi para anggota dan keluarganya atau
anggota masyarakat umumnya. Hal ini akan terlihat paling menonjol pada
usaha koperasi produksi. Sebagai contoh Koperasi Tahu-Tempe di sini
lapangan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh pengangguran agak luas yang
dapat mengisi bagian administrasi, bagian produksi dan bagian pemasaran.
Bidang usaha koperasi yang besar tentunya akan menciptakan lapangan kerja
baru yang lebih luas.
Gerakan koperasi di Indonesia diharapkan akan dapat membangun dan
mengembangkan segenap potensi dan kemampuan ekonomi serta dapat
berperan secara aktif dalam usaha mempertinggi kualitas hidup masyarakat
dan dapat memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
perekonomian Indonesia sesuai fungsi dan peran koperasi yang tercantum
dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Koperasi mampu bertumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya: partisipasi anggota dalam koperasi, persepsi anggota
terhadap kinerja kepemimpinan pengurus koperasi, pelayanan koperasi
kepada anggotanya dan minat anggota untuk berkoperasi.
Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan
untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai
business entity dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Dasar pemanfaatan hasil-hasil
dan pelayanan koperasi yang adil dapat juga dilihat sebagai suatu tatanan di
dalam menanamkan partisipasi yang baik dari anggota sesuai dengan
kebutuhan yang dirasakan.
Cara pandang koperasi sebagai suatu sistem yang hidup, maka perlu
dipahami konsep partisipasi anggota sebagai suatu unsur yang paling utama.
Atas dasar itu, partisipasi anggota dalam koperasi diibaratkan darah dalam
tubuh manusia. Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk menempatkan
para anggota menjadi subyek dari pengembangan koperasi, anggota harus
terlibat di dalam setiap langkah proses pengembangan koperasi dari tingkat
penetapan tujuan, sasaran atau penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk
merealisasikan dan pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota.
memiliki dan rasa bertanggungjawab dengan tekanan tertentu pada pentingnya
pendapat bersama yang dihasilkan oleh para anggota.
Kepengurusan dalam koperasi harus didukung atau diisi oleh
anggota-anggota yang terpilih dalam Rapat Anggota, mereka harus cerdas, terampil,
mampu melaksanakan tugas-tugas kepengurusan dengan baik sehingga
koperasi yang dipimpinnya dapat berkembang, dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup para anggotanya, dapat berfungsi sebagai alat
pembangunan ekonomi, pembangun masyarakat desa dilingkungan daerah
kerjanya.
Pelayanan apa dan bagaimana yang dapat diberikan oleh koperasi pada
anggotanya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan partisipasi
anggotanya. Pelayanan yang diberikan oleh koperasi pada anggota adalah
dengan terpenuhinya kebutuhan ekonomi anggota, sehingga anggota
benar-benar memperoleh manfaat dari koperasi. Hal ini diwujudkan oleh pengelola
koperasi dengan memberikan pelayanan kepada anggota secara efisien, ramah,
menyenangkan serta memuaskan anggota sehingga anggota memiliki
ketertarikan untuk ikut aktif dalam koperasi.
B. Identifikasi Masalah.
Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan
koperasi dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi.
Koperasi dapat tumbuh dan berkembang karena kebersamaan dan partisipasi
Dari latar belakang masalah tersebut di atas dapat diidentifikasikan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi anggota koperasi yakni
persepsi anggota terhadap kinerja kepemimpinan pengurus, persepsi anggota
terhadap pelayanan koperasi dan minat anggota untuk berpartisipasi dalam
koperasi.
C. Batasan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas ada beberapa faktor yang
mempengaruhi partisipasi anggota koperasi. Pada penelitian ini peneliti
mencoba mengupas faktor-faktor yang diduga cukup kuat dan penting dalam
mempengaruhi partisipasi anggota koperasi. Faktor-faktor tersebut antara lain
faktor persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan
koperasi dan minat anggota berkoperasi. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini dimaksudkan agar tidak terjadi ketidakpastian pada faktor-faktor
yang mempengaruhi partisipasi anggota.
D. Rumusan Masalah.
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yakni: Bagaimana pengaruh persepsi
anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi kepada
anggota dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi
E. Tujuan Penelitian.
Untuk menguji dan menganalisis seberapa besar pengaruh persepsi
anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan
minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi “PERKASA”
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti.
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma pada aspek ilmu pendidikan
dunia usaha khususnya bidang perkoperasian
2. Bagi Universitas
Untuk menambah kepustakaan dan keilmuan khususnya aplikasi Ilmu
Ekonomi yang berkaitan dengan koperasi.
3. Bagi Koperasi “PERKASA”
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi kantor
koperasi PERKASA dalam pelaksanaan kegiatan koperasi dan hasil ini
diharapkan dapat digunakan oleh pengurus koperasi sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata ko dan operasi, ko artinya bersama, operasi
artinya bekerja. Jadi koperasi berarti bekerja sama. Dalam UU No. 25 Tahun
1992 pasal 1 ayat 1
“Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
Peranan koperasi dalam perekonomian negara oleh banyak pihak ternyata
dirasakan terlalu lamban pertumbuhannya, sehingga pertumbuhan koperasi
menjadi kurang berkembang dan tidak dapat bekerja secara maksimal.
Selama ini koperasi tidak banyak mengalami kemajuan bahkan ada
koperasi yang tinggal namanya saja. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran
baik dari anggota maupun masyarakat. Mereka kurang mengetahui arti
pentingnya koperasi dalam menunjang perekonomian negara sehingga
koperasi tidak dapat berkembang secara maksimal dan perekonomian negara
menjadi terhambat pertumbuhannya.
B. Jenis-jenis Koperasi
Adapun jenis-jenis koperasi ada beberapa, diantaranya koperasi simpan
pinjam, koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi jasa.
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang menyediakan pendanaan
bagi anggotanya untuk melakukan simpanan uang maupun peminjaman
untuk usaha dan keperluan lainnya.
Contoh: KOSPIN JASA, Koppas (Koperasi Pasar)
b. Koperasi Produksi
Koperasi Produksi adalah koperasi yang bergerak di bidang produksi, baik
produksi pangan maupun produksi barang, baik kebutuhan primer maupun
sekunder.
Contoh: Koperasi Unit Desa, Lumbung Desa, Kopti (koperasi Pengusaha
Tahu Tempe Indonesia), Koperasi Susu
c. Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang menyediakan bahan-bahan
konsumsi kebutuhan sehari-hari, yang usahanya berupa toko.
Contoh: Toko Koperasi bahan pokok.
d. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan,
koperasi yang menyediakan jasa layanan yang dibutuhkan anggota
maupun masyarakat umum.
Contoh: Koperasi Karyawan PLN, Kopegtel (Koperasi Pegawai Telkom).
Puskopkar ( Pusat Koperasi Karyawan) bidang transportasi bus kota.
C. Organisasi Koperasi
Struktur organisasi koperasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
Intern Organisasi Koperasi terdiri dari 3 unsur, yaitu:
a. Unsur alat-alat perlengkapan organisasi
- Rapat Anggota
Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak ditangan Rapat
anggota. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya sekali
setahun. Dalam Rapat Anggota hal-hal yang dibahas antara lain
memilih pengurus, Badan Pemeriksa dan Penasehat serta memilih
dan menilai pekerjaan pengurus dan para pelaksana.
- Pengurus
Dalam kepengurusan koperasi terdiri dari:
a) Ketua
b) Wakil Ketua
c) Sekretaris
d) Bendahara
e) Seksi-seksi
- Badan Pemeriksa
Dalam koperasi pengawasan pemeriksa sebagian dari manajaemen.
Tujuannya bukan mencari kesalahan, sehingga hubungan
pimpinan, karyawan dan anggota menjadi renggang. Pengawasan
dan pemeriksaan bertujuan untuk mendidik, membimbing, supaya
menjadi lebih teliti dan ahli sehingga koperasi lebih berkembang.
b. Unsur dewan penasehat
2) Segi Ekstern Organisasi Koperasi
Ekstern Organisasi Koperasi terdiri dari 4 tingkat organisasi, yaitu:
a. Koperasi Primer
Koperasi Primer adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari orang
perorang. Koperasi ini dapat dibentuk, apabila dapat dihimpun paling
sedikit 20 orang sebagai pendirinya.
b. Koperasi Pusat
Koperasi Pusat adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari
sekurang-kurangnya 5 koperasi primer.
c. Koperasi Gabungan
Koperasi Gabungan adalah koperasi yang anggotanay terdiri dari 3
koperasi pusat yang telah diakui sebagai badan hukum.
e. Koperasi Pusat
Koperasi Pusat adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari 3 koperasi
gabungan.
D. Partisipasi Anggota Dalam Berkoperasi 1. Partisipasi Anggota Koperasi
Secara etimologi partisipasi diambil dari bahasa asing “participation” yang merupakan serapan dari bahasa asing yang berarti mengikutsertakan
pihak lain dengan demikian partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu
adanya keterlibatan seseorang dalam suatu aktivitas. Partisipasi seseorang
terhadap sesuatu organisasi ditentukan oleh perilakunya dimana tindak
bahwa tinggi rendahnya partisipasi seseorang dipengaruhi oleh harapan
dan kemampuan memuaskan dan tersedianya kebutuhan tersebut pada
organisasi yang dimasukinya.
Seperti yang dikemukakan Suwardi (dalam Suhada, 1992: 18) bahwa
partisipasi yang ideal adalah:
keikutsertaan anggota secara menyeluruh dalam pengambil keputusan, penetapan kebijaksanaan arah dan langkah usaha dalam pemantapan pelayanan usaha dan dalam menikmati hasil usaha.
Untuk mengusahakan anggota agar berpartisipasi aktif, terlebih dahulu
mereka harus mengetahui tujuan koperasi, kegiatan apa saja yang harus
dilakukan, berapa biaya atau anggaran yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan itu, kapan dimulai dan kapan selesai serta bagaimana pembagian
hasilnya. Dari penjelasan definisi partisipasi di atas dapat disimpulkan
bahwa partisipasi adalah keikutsertaan anggota secara menyeluruh dalam
semua aktifitas koperasi.
Partisipasi anggota dapat diwujudkan sebagai berikut : (a) membantu
modal koperasi sesuai dengan kemampuan masing-masing, (b) menjadi
langganan koperasi yang setia, (c) menghadiri rapat-rapat secara rutin dan
aktif dalam memberikan ide maupun gagasan-gagasan untuk koperasi, (d)
menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi menurut
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan lain dan
keputusan-keputusan bersama lain. Koperasi tidak mungkin maju jika
anggota-anggotanya belum menyadari akan arti dan cita-cita koperasi.
yakni hasrat untuk bersatu dan rasa sepenanggungan untuk memperbaiki
nasib bersama.
Rasa solidaritas saja belum cukup untuk mendirikan dan memajukan
koperasi, namun diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Jika
para anggota berpartisipasi dalam kegiatan koperasi, maka koperasi akan
tumbuh dan berkembang serta dijadikan tulang punggung bagi anggota
pada kususnya dan masyarakat pada umumnya.
Partisipasi anggota dalam koperasi sangat penting. Maju mundurnya
koperasi tergantung dari partisipasi anggota-anggotanya. Kegiatan dalam
koperasi tersebut tidak berjalan tanpa partisipasi anggotanya.
2. Usaha Untuk Meningkatkan Partisipasi
Menurut Panji dan Ninik (1993: 113) yang dilakukan agar anggota
dapat berpartisipasi secara aktif dalam koperasi yaitu dengan mengetahui
apa yang menjadi tujuan koperasi , kegiatan apa saja yang harus dilakukan
dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu, oleh
siapa, bilamana dimulai dan kapan selesai, bagaimana pembagian hasilnya.
Jika tidak dilakukan seperti apa yang sudah ditentukan, siapa yang
bertanggung jawab. Apa untung ruginya jika masuk atau tidak menjadi
anggota dan apa kegiatan yang akan dilakukan serta apa yang dapat
dilaksanakan.
Berdasarkan pengalaman di Indonesia, selanjutnya dikemukaan
beberapa hal dalam koperasi yang berhasil dalam meningkatkan partisipasi
berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota, (c) kunjungan
lapangan oleh penggerak koperasi secara berkesinambungan, (d)
menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang
baru/kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan aneka simpanan
pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk bekerja sama dalam
koperasi, (e) penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para
anggota koperasi, (f) memelihara pendanaan dari dalam secara teratur, (g)
para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah koperasi,
keadaan-keadaan, keterbatasan keuangan, kebutuhan-kebutuhan dan
kemajuannya.
3. Faktor-faktor Pengaruh Partisipasi Untuk Berkoperasi
a. Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus Koperasi
Persepsi pada hakikatnya adalah proseskognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik
lewat perasaan, penglihatan dan penciuman.
Persepsi merupakan proses seseorang mengorganisasikan dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoriknya agar memberi makna
terhadap lingkungannya.
Menurut Thoha (dalam Handayani, 2002: 14) ada tiga hal yang
mempengaruhi persepsi, yaitu objek atau peristiwa yang dipahami,
Setiap orang dapat mempunyai persepsi yang berbeda terhadap
stimulus yang sama. Hal ini disebabkan oleh diterimanya objek
rangsangan melalui penginderaan yaitu penglihatan, pendengaran,
pembauan, perabaan dan perasaan oleh masing–masing individu yang
selalu menanggapi, mengorganisasikan dan menafsirkan informasi
sensorisnya menurut cara masing–masing individu.
Menurut Jacobs dan Jacques yang dikutip oleh Gary A, Yuki
(dalam Handayani 2002: 16) mengemukakan kepemimpinan adalah:
Proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (dalam Handayani, 2002:16)
Sementara itu menurut Effendy (dalam Handayani, 2002: 16)
kepemimpinan adalah:
kegiatan si pemimpin untuk mengarahkan tingkah laku orang lain ke suatu tujuan tertentu. Sehingga dalam hal ini kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan dengan sebuah kelompok atau organisasi.
Kedua definisi tersebut mencerminkan asumsi bahwa
kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang
disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam
sebuah kelompok atau organisasi.
Walaupun demikian keberhasilan usaha koperasi tidak hanya
dipengaruhi oleh kepemimpinan pengurus saja melainkan peran serta
koperasi. Oleh karena itu pengurus harus mampu mengajak dan
memotivasi anggota untuk terus meningkatkan partisipasinya dalam
seluruh kegiatan koperasi.
Harapan untuk selalu meningkatkan partisipasi anggota hanya
dapat terwujud apabila anggota mempunyai persepsi yang baik
(positif) terhadap kepemimpinan pengurus dalam mengelola dan
mengembangkan usaha koperasi sesuai dengan cita – cita dan tujuan
bersama.
Keberadaan kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat penting.
Tanpa adanya kepemimpinan suatu organisasi hanyalah merupakan
kumpulan orang–orang yang tidak teratur.
Seperti yang dikemukakan Fiedler (dalam Handayani, 2002: 13)
bahwa persepsi kepemimpinan dapat dilihat sebagai :
Hubungan antara pemimpin dengan anggota, sebagian ditentukan oleh kepemimpinan dan tingkah laku pemimpin itu sendiri. Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seorang pemimpin dapat diterima dan diperhatikan oleh bawahannya, adalah seberapa luas ia mempunyai kewenangan informal.
Peranan pemimpin sangat penting dalam suatu koperasi dalam
mengatur segala kegiatan koperasi dalam mencapai tujuan namun ada
lagi hal lain yang juga penting dan berkenaan dengan masalah
kepemimpinan, yaitu mengenai orang-orang yang dipengaruhi
Kepengurusan dalam koperasi tidak ada bedanya dengan
kepemimpinan (leadership) dalam organisasi-organisasi pemerintahan
maupun swasta. Menurut Tead (dalam Handayani, 2002: 15) dalam
The Art of Leadership kepemimpinan itu merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang untuk bekerjasama ke arah berbagai
tujuan yang sama-sama mereka inginkan. Jadi kepemimpinan itu ialah
proses pengaruh mempengaruhi antar orang-orang dalam suatu situasi
tertentu, melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai
tujuan tertentu.
Bagaimanapun hebatnya seorang pengurus dalam memimpin
anggotanya, keberhasilannya tetap ditentukan lewat kerjasama antara
anggota dan pengurus. Keberhasilan seorang pengurus tergantung pada
tanggapan anggota atas segala sesuatu yang telah dikerjakan
pengurusnya, atau dengan kata lain berpangkal pada persepsi anggota
atas sikap dan kebijaksanaan pengurus. Dengan kemampuan pengurus
mempengaruhi anggotanya melalui kinerjanya maka anggota akan
merasa tertarik dan patuh terhadap kebijaksanaan koperasi selama
kebijaksanaan tersebut tidak merugikan salah satu pihak.
Anggota bekerja dan bersikap sesuai dengan persepsinya terhadap
kepemimpinan pengurus. Oleh karena itu pimpinan harus
menunjukkan sikap keteladanan yang baik, sehingga anggota akan
dalam prosedur kerja serta dapat menghindarkan dari
penyelewengan-penyelewengan.
Jadi dalam hubungannya dengan kepemimpinan pengurus koperasi
maka yang dimaksud dengan persepsi kepemimpinan pengurus di sini
adalah penilaian dan pemahaman para anggota terhadap kepemimpinan
yang dilakukan oleh pengurus kepada anggota dan karyawan koperasi.
b. Pelayanan Koperasi
Partisipasi anggota tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja
kepemimpinan pengurus saja tetapi bagaimana pelayanan koperasi itu
sendiri pada anggota juga menentukan seberapa besar partisipasi
anggota pada koperasi. Pelayanan koperasi pada anggota dapat dilihat
dari berbagai segi baik jumlah barang yang disediakan koperasi,
pelayanan koperasi kepada anggota yang berkaitan dengan kegiatan
koperasi dan lain-lain, semakin baik pelayanan yang diberikan
koperasi pada anggotanya maka ketertarikan atau minat anggota untuk
turut aktif dalam koperasi semakin baik.
Pelayanan koperasi adalah kegiatan jasa koperasi dalam rangka
memenuhi kebutuhan anggota di mana harga barang-barang yang
dijual lebih murah dari harga umum di pasar dengan mutu yang sama.
Diharapkan pelayanan dari koperasi diberikan secara lancar dan
memuaskan pada anggotanya. Hal ini terlihat dari tujuan koperasi
adalah untuk menunjang usaha atau meningkatkan daya beli anggota
Agar koperasi dapat memenuhi kebutuhannya secara lancar dan
baik maka barang-barang yang dibutuhkan anggota ataupun
kepentingan lainnya, seperti kebutuhan sembilan bahan pokok,
elektronik, simpan pinjam dan lain-lain hendaknya cukup tersedia di
koperasi dengan harga yang relatif murah sehingga mereka tidak perlu
mencarinya di luar koperasi.
Seperti yang dikatakan Widiyanti 1999: 59 Pada hakikatnya, koperasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anggota, maka tugas koperasi tidaklah lain adalah badan yang bertugas untuk memberi (service) kepada anggota-anggotanya dengan harga barang yang relatif lebih murah, selancar mungkin, dan sebaik mungkin.
Koperasi sebagai organisasi pelayanan yaitu organisasi yang
memenuhi kebutuhan anggota dan dimanfaatkan oleh anggotanya yang
sekaligus juga perlu dilayani dengan baik. Hal ini berarti pelayanan
koperasi pada anggota lebih penting dari pada pengambilan
keuntungan, sehingga anggota akan mempunyai dan merasakan
manfaat yang besar dari pelayanan koperasi.
Jadi arti persepsi anggota tentang pelayanan koperasi adalah
penilaian dan pemahaman terhadap pelayanan yang dilakukan oleh
pengurus koperasi dan karyawan koperasi kepada anggota.
c. Minat berkoperasi
Pengertian minat menurut Witherington (dalam Suhada, 1997: 26)
menyebutkan bahwa, minat adalah kesadaran seseorang terhadap
sangkut paut dengan dirinya dan dipandang sebagai sesuatu yang
sadar.
Sedang menurut Crow and Crow (dalam Suhada, 1997: 26) yang
dikutip oleh Supriyanto minat diartikan sebagai kekuatan yang
mendorong individu memberikan perhatian kapada seseorang, sesuatu,
atau aktivitas tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa minat
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: (a) adanya perasaan tertarik
terhadap suatu objek, (b) adanya dorongan untuk terjun dalam
bidangnya, (c) adanya perhatian dan perasaan senang. Dapat
disimpulkan juga bahwa minat sebagai gejala psikis yang
menunjukkan kekuatan motif sebagai pendorong individu untuk
memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap objek yang bersangkutan.
Agar masyarakat tertarik dan terdorong untuk menjadi anggota
koperasi, maka terlebih dahulu koperasi itu harus mampu
menunjukkan kemampuannya dalam memberikan manfaat kepada
anggota maupun masyarakat. Minat berkoperasi dapat ditumbuhkan
dari seberapa jauh koperasi itu dapat memenuhi kebutuhan anggota
maupun masyarakat dengan harga yang relatif murah.
Dari uraian di atas yang dimaksud dengan minat berkoperasi
pendorong individu untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu
terhadap koperasi dengan disertai perasaan senang.
Minat untuk menjadi anggota sebuah koperasi menurut Super dan
Crites (dalam Suhada, 1997: 27) dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, umur, jenis kelamin,
pengalaman, kepribadian dan lingkungan.
Ketertarikan anggota pada koperasi untuk turut aktif dalam koperasi akan
terlaksana jika anggota tersebut sadar akan arti pentingnya koperasi dan
seberapa besar koperasi dapat mensejahterakan anggotanya melalui
kegiatan-kegiatannya. Dengan demikian kemajuan koperasi akan tercapai dengan baik
apabila terdapat kinerja pengurus yang berkualitas dan memenuhi kriteria
sebagai seorang pemimpin, tetapi anggota sebagai salah satu unsur dalam
koperasi juga memegang peranan yang cukup penting yang dapat
mempengaruhi kemajuan koperasi. Kemajuan tersebut selain ditentukan oleh
pengurus ditentukan juga oleh pelayanan yang diberikan koperasi kepada
anggota, bila anggota merasa puas dengan pelayanan koperasi maka minat atau
ketertarikan anggota untuk turut aktif dengan sendirinya akan terlaksana.
Dengan demikian partisipasi baik dari pengurus maupun anggota khususnya
akan mewujudkan koperasi yang benar-benar dapat mensejahterakan
anggotanya.
E. Temuan Pendukung
Ada beberapa penemuan dalam penelitian lain yang mendukung
dipengaruhi beberapa faktor di antaranya persepsi kepemimpinan pengurus,
pelayanan koperasi dan pengetahuan berkoperasi.
F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
Berdasarkan uraian sebelumnya dan temuan penelitian sebelumnya yang
mendukung penelitian ini, disebutkan bahwa persepsi anggota tentang kinerja
kepemimpinan pengurus berpengaruh terhadap partisipasi anggota koperasi
sangat besar. Faktor kepemimpinan berfungsi untuk mengarahkan,
mempengaruhi dan mengatur kegiatan-kegiatan koperasi, sehingga koperasi
akan berjalan dengan teratur dan menggerakkan anggota untuk berpartisipasi
dalam mengembangkan koperasi. Persepsi anggota tentang pelayanan koperasi
juga berpengaruh terhadap partisipasi anggota koperasi. Koperasi yang
mampu melayani dan memenuhi kebutuhan anggota dengan baik
menyebabkan rasa puas sehingga akan menimbulkan loyalitas kepada koperasi
tersebut dan akhirnya akan menggerakkan partisipasi anggota dalam
berkoperasi. Selain kedua faktor di atas ada faktor lain yang juga penting
yakni persepsi anggota tentang minat anggota koperasi.
Faktor ini juga berpengaruh signifikan terhadap partisipasi anggota
koperasi. Minat dan ketertarikan anggota koperasi dalam setiap kegiatan
koperasi yang semakin meningkat maka akan meningkatkan pula partisipasi
anggota dalam berkoperasi.
Atas dasar uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan
anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini tediri dari variabel persepsi anggota tentang kinerja
kepemimpinan pengurus yang terdiri dari 8 item, pelayanan koperasi yang
terdiri dari 6 item, minat anggota berkoperasi yang terdiri dari 5 item dan
partisipasi anggota koperasi PERKASA yang terdiri dari 6 item, dengan skor
minimal dan maksimal peritem 1 dan 5 sehingga diperoleh skor maksimal
untuk variabel persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus
sebesar 40, variabel pelayanan koperasi dan partisipasi anggota koperasi
sebesar 30 dan variabel minat anggota berkoperasi sebesar 25.
1. Untuk mengkategorikan persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan
pengurus digunakan acuan PAP I yang batasannya dapat diketahui melalui
perhitungan sebagai berikut:
90% x 40 = 36
80% x 40 = 32
65% x 40 = 26
55% x 40 = 22
Dari perhitungan di atas maka dapat dibuat batasan sebagai berikut:
Interval
Kategori persepsi anggota tentang kinerja
kepemimpinan pengurus
26 - 31 Sedang
8 - 25 Rendah
Deskripsi data variabel persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan
pengurus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja
Kepemimpinan Pengurus
Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Tinggi 32 – 40 37 74%
Sedang 26 – 31 13 26%
Rendah 8 - 25 0 0%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 37 atau 74% responden
berada pada interval 32 – 40 dengan kategori tinggi , 13 atau 26%
responden berada pada interval 26 – 31 dengan kategori sedang, 0 atau 0%
responden berada pada interval 8 – 25 dengan kategori rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi anggota tentang kinerja
kepemimpinan pengurus dengan kategori tinggi.
2. Untuk mengkategorikan setiap skor perolehan pada variabel pelayanan
PAP I yang batasannya dapat diketahiu melalui perhitungan sebagai
berikut:
90% x 30 = 27
80% x 30 = 24
65% x 30 = 19,5 dibulatkan menjadi 20
55% x 30 = 16,5 dibulatkan menjadi 17
Dari perhitungan di atas maka dapat dibuat batasan sebagai berikut:
Interval
Kategori pelayanan koperasi dan
partisipasi anggota koperasi PERKASA
24 – 30 Tinggi
20 – 23 Sedang
6 – 19 Rendah
Deskripsi data variabel persepsi anggota tentang pelayanan koperasi dan
partisipasi anggota koperasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Variabel Pelayanan Koperasi
Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Tinggi 24 – 30 35 70%
Sedang 20 – 23 12 24%
Rendah 6 - 19 3 6%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 35 atau 70% responden
berada pada interval 24 – 30 dengan kategori tinggi , 12 atau 24%
responden berada pada interval 20 – 23 dengan kategori sedang, 3 atau 6%
responden berada pada interval 6 – 19 dengan kategori rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi anggota terhadap pelayanan
koperasi dengan kategori tinggi.
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Anggota Koperasi
Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Tinggi 24 – 30 30 60%
Sedang 20 – 23 15 30%
Rendah 6 - 19 5 10%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30 atau 60% responden
berada pada interval 24 – 30 dengan kategori tinggi , 15 atau 30%
responden berada pada interval 20 – 23 dengan kategori sedang, 5 atau
10% responden berada pada interval 6 – 19 dengan kategori rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota koperasi
dengan kategori tinggi.
3. Untuk mengkategorikan setiap skor perolehan pada variabel minat anggota
berkoperasi digunakan acuan PAP I yang batasannya dapat diketahiu
90% x 25 = 22, 5 dibulatkan menjadi 23
80% x 25 = 20
65% x 25 = 16,25 dibulatkan menjadi 16,30
55% x 25 = 13,75 dibulatkan menjadi 14
Dari perhitungan di atas maka dapat dibuat batasan sebagai berikut:
Interval Kategori minat anggota berkoperasi
20 – 25 Tinggi
16, 40 – 19 Sedang
5 – 16,39 Rendah
Deskripsi data variabel minat anggota berkoperasi dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Variabel Minat Anggota Berkoperasi
Kategori Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Tinggi 20 – 25 35 70%
Sedang 16, 40 – 19 7 14%
Rendah 5 – 16, 39 8 16%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 35 atau 70% responden
berada pada interval 20 – 25 dengan kategori tinggi , 7 atau 14%
16% responden berada pada interval 5 – 16, 39 dengan kategori rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat anggota berkoperasi
dengan kategori tinggi.
B. Jenis Penelitian
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian tentang variabel-variabel yang
saling mempengaruhi atau berhubungan dan diukur dengan alat analisis
dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini termasuk dalam penelitian
kuantitatif karena meneliti pengaruh persepsi kepemimpinan pengurus,
pelayanan koperasi, dan minat anggota berkoperasi terhadap partisipasi
anggota. Variabel yang saling mempengaruhi diukur dalam bentuk
angka-angka kemudian diolah dengan analisis statistik.
2. PenelitianEx-Post Facto.
PenelitianEx-Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang
melalui data tersebut untuk menemui faktor-faktor yang mendahului atau
menemukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.
C. Subjek dan Objek Serta Lokasi Penelitian 1) Subjek dan Objek.
Subjek Penelitian adalah orang-orang yang ikut terlibat di dalam
penelitian ini sebagai pemberi informasi yaitu anggota Koperasi Perkasa.
mempengaruhi baik variabel dependen maupun independen, variabel
tersebut meliputi:
a. Persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan koperasi
b. Pelayanan koperasi
c. Minat anggota berkoperasi
d. Partisipasi anggota koperasi
2) Lokasi Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Koperasi
“PERKASA”. Pertimbangan yang melatarbelakangi pemilihan lokasi ini
karena Koperasi PERKASA yang anggotanya berasal dari karyawan PT.
Sari Husada, dimana PT. Sari Husada merupakan salah satu PT terbesar di
Yogyakarta sehingga penulis tertarik untuk mengetahui seberapa maju dan
berkembangnya koperasi yang ada dalam PT. Sari Husada, apakah selama
ini karyawan PT. Sari Husada telah berpartisipasi aktif untuk menjadi
anggota Koperasi PERKASA.
D. Populasi dan Sempel Penelitian 1. Populasi Penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Perkasa yang
berjumlah 200 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 25% dari populasi yang
tersebut sudah mewakili jumlah anggota keseluruhan (Arikunto, 2002:
111).
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah random sampling, yakni pengambilan sampel secara acak dengan meneliti sebagian dari populasi sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai hak yang
sama untuk dijadikan sampel. Cara pengambilan sampel tersebut dipandang
efektif dan efisien (Arikunto, 2002: 111).
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat variabel pokok, yaitu
persepsi anggota terhadap kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan
koperasi kepada anggota, minat anggota berkoperasi, ketiga variabel tersebut
adalah variabel bebas (independent variabel) dan partisipasi anggota dalam koperasi yang merupakan variabel terikat( dependent variabel ).
Gambar 3. 1
Hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :
X
1X
2Keterangan :
X1 = Persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan koperasi
X2 = Persepsi anggota tentang pelayanan koperasi
X3 = Persepsi anggota tentang minat anggota koperasi
Y = Partisipasi anggota koperasi
= Garis korelasi ( hubungan )
--- = Garis regresi ( pengaruh )
Variabel dalam penelitian ini akan dibagi menjadi:
a. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependent (terikat). Teknik pengukuran yang dilakukan dalam variabel bebas menggunakan skala likert dengan lima
alternatif jawaban dengan skor SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan STS = 1.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
1) Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus adalah
penilaian dan pemahaman anggota terhadap kepemimpinan yang
dilakukan oleh pengurus kepada anggota dan karyawan koperasi,
dalam hal berkomunikasi dengan anggota, pemberian bimbingan
dan pengarahan mengenai pelaksanaan tugas. Indikator yang
digunakan adalah: kemampuan pengurus menggerakkan anggota,
kemampuan pengurus membimbing anggota, kemampuan
pengurus memberi petunjuk, kemampuan pengurus memberi
kemampuan pengurus merencanakan kegiatan koperasi,
kemampuan pengurus mengkoordinir bagian-bagian koperasi, dan
kemampuan pengurus mengawasi hasil kerja anggota. Variabel ini
diukur dengan 8 item menggunakan skala likert dengan 5 alternatif
jawaban.
2) Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi adalah kegiatan jasa
yang diberikan koperasi dalam kegiatannya memenuhi kebutuhan
anggota terutama dalam bidang usaha, simpan pinjam dan
organisasi. Indikator yang digunakan adalah: jumlah barang dan
jasa yang disediakan oleh koperasi, harga barang yang relatif
murah dengan kualitas barang yang baik, letak kantor koperasi
yang relatif dekat, kemampuan koperasi memberi informasi dan
promosi tentang barang atau jasa yang disediakan, pelayanan
pegawai yang ramah, lancar, dan baik, dan hasil kerja pengurus
yang memuaskan anggota.
Variabel ini diukur dengan 6 item menggunakan skala likert
dengan 5 alternatif jawaban.
3) Minat Anggota berkoperasi adalah suatu pernyataan psikis yang
menyertakan adanya pemutusan pemikiran, perasaan, kemauan dan
perhatian terhadap koperasi, yang mana hal tersebut dapat menjadi
daya dorong anggota untuk melakukan kegiatan dalam koperasi.
Indikator yang digunakan adalah: motivasi individu untuk
koperasi sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan, prosedur
menjadi anggota yang mudah dan menguntungkan, dan koperasi
dapat meningkatkan ekonomi anggota. Variabel ini diukur dengan
5 item menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban.
b. Variabel terikat (dependent)
Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya
adalah partisipasi anggota koperasi.
Partisipasi Anggota Koperasi adalah keterlibatan anggota di dalam
kegiatan yang dijalankan oleh koperasi baik di bidang permodalan, usaha
maupun organisasi. Indikator yang digunakan meliputi: frekuensi anggota
mengikuti rapat anggota, frekuensi anggota memberikan ide-ide dan
gagasan pengambilan keputusan dalam rapat anggota, frekuensi anggota
menyetor simpanan sukarela, frekuensi anggota dalam mengajukan
pinjaman kepada koperasi, frekuensi melalui transaksi pembelian bahan
kebutuhan polok di koperasi, dan kedisiplinan dalam melunasi hutang
sesuai dengan kesepakatan.Variabel ini diukur dengan 6 item
menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban.
Tabel 3.5Kisi-kisi Pengembangan Instrumen
No. Variabel Indikator
Section 1.01 o. Butir 1 Kepemimpinan a. Kemampuan pengurus
menggerakan anggota
b. Kemampuan pengurus membimbing anggota
c. Kemampuan pengurus a
b
memberi petunjuk anggota d. Kemampuan pengurus
memberi motivasi anggota e. Kemampuan pengurus
memberi perintah
f. Kemampuan pengurus merencanakan kegiatan koperasi
g. Kemampuan pengurus mengkoordinir bagian-bagian koperasi
h. Kemampuan pengurus mengawasi hasil kerja anggota d e f g h
2 Pelayanan a. jumlah barang dan jasa yang disediakan dan dapat dipenuhi koperasi
b. harga barang yang relatif murah dengan kualitas barang yang baik
c. letak kantor koperasi yang relatif dekat
d. kemampaun koperasi memberi informasi dan promosi tentang barang yang disediakan
e. pelayanan pegawai yang ramah, lancar dan baik
f. hasil kerja pengurus yang dapat memuaskan anggota
a b c d e f
3 Minat a. motivasi untuk berkoperasi b. adanya perasaan aman untuk
ikut dalam koperasi
c. koperasi sebagai alternatif untuk pemenuhan kebutuhan d. prosedur menjadi anggota
yang mudah dan menguntungkan
e. koperasi dapat meningkatkan ekonomi anggota a b c d e 4 Partisipasi anggota
a. frekuensi anggota mengikuti rapat anggota
b. frekuensi anggota memberi a
ide-ide dan gagasan dalam rapat anggota
c. frekuensi anggota menyetor simpanan sukarela
d. frekuensi anggota dalam mengajukan pinjaman kepada koperasi
e. frekuensi melalui transaksi pembelian bahan kebutuhan pokok di koperasi
f. kedisiplinan dalam melunasi hutang sesuai dengan kesepakatan.
c
d
e
f
G. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1) Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya atau responden melalui daftar pertanyaan kuesioner sesuai
dengan tujuan dari penelitian.
Data ini terdiri dari :
a. Persepsi anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus.
b. Pelayanan koperasi.
c. Minat anggota berkoperasi
d. Partisipasi anggota koperasi .
Teknik yang digunakan melalui :
1) Wawancara atau interview
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden yang
dapat memberi informasi atau data yang diperlukan, khususnya
meliputi seberapa besar minat anggota dalam memanfaatkan
koperasi.
2) Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi
anggota tentang kinerja kepemimpinan pengurus, pelayanan koperasi
pada anggota, minat anggota berkoperasi dan partisipasi anggota
dalam koperasi.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan oleh orang lain
di luar peneliti ini sendiri.
Data ini diambil dari dokumen-dokumen yang terdiri dari: sejarah
perkembangan koperasi, buku daftar anggota, AD / ART koperasi yang
berkaitan derngan tujuan pendirian koperasi PERKASA dan laporan
pertanggungjawaban pengurus serta perkembangan usaha.
H. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum kuesioner penelitian tersebut digunakan, maka kuesioner diuji
coba terlebih dahulu. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang disusun benar-benar baik. Baik buruknya instrumen akan
berpengaruh terhadap benar tidaknya data yang diperoleh.
Sedangkan benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan
reliabel.
a. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur. Validitas yang digunakan dalam menguji instrumen penelitian
adalah validitas konstruk. Konsep-konsep teori yang telah ada digunakan
sebagai dasar pertimbangan rasional untuk menyusun instrumen. Uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product moment (Sugiyono, 2000: 271)
xy
r =
∑
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
− − − } ( }{ ( { ) )( ()
)
2 2 22
Y
Y
X
X
r
N N Y X XY N xy Dimana: xyr : koefisien korelasi antara variabel y dan x
∑
x : skor total setiap item∑
y : skor total item n : jumlah respondenSetelah koefisien korelasi (rxy) ditemukan, perlu diuji dengan rtabel pada taraf signifikan 5% dengan derajad kebebasan (n-2). Jika rxy>dari rtabel
Pengujian validitas menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja
Kepemimpinan Pengurus
Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Kinerja
Kepemimpinan Pengurus.
No. Item
Corrected
Item-Total Correlations
Nilai r Tabel
1 0, 3924 0, 279
2 0, 3848 0, 279
3 0, 4349 0, 279
4 0, 3514 0, 279
5 0, 5064 0, 279
6 0, 3772 0, 279
7 0, 3844 0, 279
8 0, 3703 0, 279
Sumber: data primer
Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r
tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =
n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r
hitung > r tabel untuk semua item. Jadi, dapat dikatakan bahwa seluruh
butir pertanyaan pada variabel persepsi anggota tentang kinerja
kepemimpinan pengurus adalah valid.
2. Uji Validitas Variabel Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi
Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Pelayanan Koperasi.
Total Correlations
1 0, 3006 0, 279
2 0, 4081 0, 279
3 0, 4074 0, 279
4 0, 3994 0, 279
5 0, 3920 0, 279
6 0, 4146 0, 279
Sumber: data primer
Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r
tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =
n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r
hitung > r tabel untuk semua item. Jadi, dapat dikatakan bahwa seluruh
butir pertanyaan pada variabel pelayanan koperasi adalah valid.
3. Uji Validitas Variabel Minat Berkoperasi
Tabel 3.8 Uji Validitas Variabel Minat Berkoperasi.
Corrected
Item-Total Correlations
Nilai r Tabel
1 0, 3683 0, 279
2 0, 4973 0, 279
3 0, 4488 0, 279
5 0, 3130 0, 279
Sumber: data primer
Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r
tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =
n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r
hitung > r tabel untuk semua item. Jadi, dapat dikatakan bahwa seluruh
butir pertanyaan pada variabel minat berkoperasi adalah valid.
4. Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota Koperasi
Tabel 3.9 Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota Koperasi
No. Item
Corrected
Item-Total Correlations
Nilai r Tabel
1 0, 3697 0, 279
2 0, 3059 0, 279
3 0, 3309 0, 279
4 0, 5275 0, 279
5 0, 6451 0, 279
6 0, 4084 0, 279
Sumber: data primer
Dari tabel di atas terlihat perbandingan nilai r hitung dan r
tabel. Dimana r tabel diperoleh sebesar 0, 279, yang berasal dari df =
n-k (50-2), dengan = 5%. Dari perbandingan di atas diperoleh nilai r
butir pertanyaan pada variabel partisipasi anggota koperasi adalah
valid
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya butir yang valid diuji
keandalannya atau reliabilitasnya. Uji reliabilitas dihitung dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus ini digunakan untuk menghitung data yang skalanya bertingkat.
( )
−
−
=
∑
∑
2 2
1
1
St
Si
k
k
ri
Keterangan :
ri : Reliabilitas instrumen K : Mean kuadrat antar subjek
∑
2Si : Mean kuadrat kesalahan
2
St : Varians total
Untuk pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara koefisien nilai alfa yang berasal dari pengujian reliabilitas variable yang diteliti dengan taraf signifikansi 0, 05 (5%), jika koefisien alfa lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel atau handal.
Pengujian reliabilitas menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Nilai Cronbach Alpha
X2 0, 6432
X3 0, 6416
Y 0,6938
Sumber: data primer
Dari tabel di atas terlihat bahwa semua variabel penelitian,
yaitu persepsi anggota terhadap kinerja kepemimpinan pengurus ( X1 ),
pelayanan koperasi ( X2 ), minat berkoperasi ( X3 ), dan partisipasi
anggota ( Y ) menghasilkan nilai Cronbach Alpha yang jauh di atas atau lebih besar dari 0, 60. Dengan perbandingan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa reliabilitas dari semua variabel adalah tinggi atau
jawaban seseorang atas kuesioner adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.
I. Teknik Analisis Data
Pengujian persyaratan analisis digunakan sebelum analisis data. Uji
persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji asumsi klasik
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
persyaratan data dengan menggunakan analisis regresi ganda
1. Uji Prasyarat Analisis Regresi a) Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov
yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi sampel (skor observasi) dan
distribusi teoritisnya. Uji ini menentukan apakah skor dalam sampel
uji kolmogorov-smirnov mencakup perhitungan distribusi frekuensi
kumulatif yang akan terjadi di bawah distribusi teoritisnya, serta
membandingkannya dengan distribusi frekuensi kumulatif hasil
observasi.
Adapun rumus Uji Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas
sebagai berikut (Ghozali, 2002: 36)
D = Maximum F0 ( Xi ) – SN) Xi)
Keterangan :
D : Deviasi maksimum
F0 : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
SN: Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Pengujian ini dengan dua pihak dengan kesalahan = 5% pedoman
pengambilan keputusan (Ghozali, 2002: 37) adalah:
a. Nilai signifikan atau nilai probabilita < 0, 05, maka distribusia
adalah tidak normal.
b. Nilai signifikan atau nilai probabilita > 0, 05, maka distribusi
adalah normal.
Pengujian Normalitas menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Mean Standar
Devisiasi
Nilai Asymp.
Sig
Keterangan
X1 33, 74 3, 979 0, 661 Normal
X3 26, 02 2, 810 0, 169 Normal
Y 25, 48 2, 779 0, 407 Normal
Sumber: data primer
1) Persepsi Anggota Tentang Kinerja Kepemimpinan Pengurus ( X1 )
Dari tabel di atas untuk variabel X1, diperoleh Mean: 33,
74, Standar Devisiasi: 3, 979 dan nilai Asymp. Sig: 0, 661. Jadi,
probabilitas 0, 661 > 0, 05 yang artinya data untuk persepsi
anggota tantang kinerja kepemimpinan pengurus koperasi ( X1 )
berdistribusi normal.
2) Persepsi Anggota Tentang Pelayanan Koperasi ( X2 )
Dari tabel di atas untuk variabel X2, diperoleh Mean: 25,
52, Standar Devisiasi: 3, 005 dan nilai Asymp. Sig: 0, 518 Jadi,
probabilitas 0, 518 > 0, 05 yang artinya data untuk persepsi
anggota tantang pelayanan koperasi ( X2) berdistribusi normal.
3) Persepsi Anggota Tentang Minat Berkoperasi ( X3 )
Dari tabel di atas untuk variabel X3, diperoleh Mean: 26,
02 Standar Devisiasi: 2, 810 dan nilai Asymp. Sig: 0, 169 Jadi,
probabilitas 0, 169 > 0, 05 yang artinya data untuk persepsi
4) Partisipasi Anggota Koperasi ( Y )
Dari tabel di atas untuk variabel X4, diperoleh Mean: 25,
48 Standar Devisiasi: 2, 779 dan nilai Asymp. Sig: 0,407 Jadi,
probabilitas 0, 407 > 0, 05 yang artinya data untuk partisipasi
anggota koperasi ( Y ) berdistribusi normal.
Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa
data-data yang diperoleh baik untuk variabel bebas maupun variabel
terikat adalah berdistribusi normal. Sehingga penelitian ini dapat di
uji dengan menggunakan Regresi Linear Berganda.
b) Uji Lineritas
Uji lineritas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat, uji lineritas dilakukan dengan
menggunakan persamaan garis regresi dengan menguji nilai F.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F sebagai berikut:
G S TC S F 2 2 = keterangan :
F : Harga bilangan regresi
S²: Tuna corak dicari dengan cara
2
)
(
−
k
TC
JK
S²: Kekeliruan dicari dengan cara
n
k
G
JK
−
)
(
Setelah diperoleh f (F hitung) kemudian dikonsultasikan dangan taraf
hitung lebih besar f (1- ), (k-2),(2-k), hipotesis model regresi linear
ditolak. Apabila F hitung kurang f (1- ), (k-2), (2-k), maka hipotesis
variabel mempunyai hubungan.
Pengujian Lineritas menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.12 Hasil Uji Lineritas Data
Hubungan Antar
Variabel
Freg. Hitung Freg. Tabel
X1 dan Y 0, 747 3, 20
X2 dan Y 1, 099 3, 20
X3 dan Y 1, 485 3, 20
Sumber: data primer
1) Hubungan antara X1dan Y
Dari tabel di atas nilai Fhitung; 0, 747, sedangkan Ftabel
sebesar 3, 20 berasal dari nemurator ( jumlah variabel – 2 ) = 2,
dan denemurator ( jumlah kasus – 4 ) = 46, dan = 5%. Dengan
demikian perbandingan nilai F hitung 0, 747 < F tabel 3, 20, yang
artinya hubungan antara X1 dan Y bersifat linear.
2) Hubungan antara X2 dan Y
Dari tabel di atas nilai F hitung; 1, 099, sedangkan F tabel
sebesar 3, 20 berasal dari nemurator ( jumlah variabel – 2 ) = 2,
dan denemurator ( jumlah kasus – 4 ) = 46, dan = 5%. Dengan
demikian perbandingan nilai Fhitung 1, 099 < Ftabel 3, 20, yang
3) Hubungan antara X3 dan Y
Dari tabel di atas nilai F hitung; 1, 485, sedangkan F tabel
sebesar 3, 20 berasal dari nemurator ( jumlah variabel – 2 ) = 2,
dan denemurator ( jumlah kasus – 4 ) = 46, dan = 5%. Dengan
demikian perbandingan nilai F hitung 1, 485 < F tabel 3, 20, yang
artinya hubungan antara X3dan Y bersifat linear.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah hubungan variabel-variabel bebas diantara
satu dengan yang lainnya. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dengan model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas
sama dengan nol (Ghozali, 2001: 57).
Cara Mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat juga dilihat
darivariance inflation factor (VIF).Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance
tidak kurang dari 10% dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Maka
dinyatakan model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik
statistic dan dapat digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2001: 59)
Pengujian Multikolinieritas menunjukkan hasil sebagai berikut:
Collinearity Statistics
Variabel Bebas Nilai Tolerance Nilai VIF
X1 , 779 1, 284
X2 , 712 1, 405
X3 , 852 1, 173
Sumber: data primer
Dari data di atas, menunjukkan tidak ada variabel bebas
yang memiliki nilai tolerance tidak kurang dari 10% dan nilai VIF
tidak lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan variabel bebas dalam
model bahwa semua variabel bebas yaitu persepsi anggota tentang
kinerja kepemimpinan pengurus ( X1), persepsi anggota tentang
pelayanan koperasi ( X2 ), dan minat berkoperasi ( X3 ), tidak terjadi
multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak
sama (konstan), konsekuensi adanya Heteroskedastisitas dalam model
regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik
dalam sampel kecil maupun sampel besar.
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
0.05 maka antara kedua variabel bebas tidak terjadi
heterosekdastisitas atau sebaliknya.
Pengujian Heterosekdastisitas menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data
Hubungan Variabel Bebas Probabilitas ( sig 2- Tailed)
X1 dan X2 0, 210
X1 dan X3 0, 200
X2 dan X3 0, 181
Sumber: data primer
1) Variabel X1 dan X2
Pada tabel di atas antara X1 dan X2 (