• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia, Partisipasi Anggota dan Sistem Pelayanan Terhadap Keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia, Partisipasi Anggota dan Sistem Pelayanan Terhadap Keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota Medan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu lembaga yang sesuai dengan pembangunan masyarakat dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi memiliki prinsip kebersamaan dan rasa kekeluargaan.

Pembangunan koperasi identik dengan mengatasi kemiskinan. Menurut Bung Hatta, koperasi yang berazaskan pasal 33 UUD 1945 merupakan satu-satunya jalan untuk mendekatkan jurang perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin (Mubyarto 2003).

Secara makro dapat dilihat peranan koperasi yang semakin meningkat dalam perekonomian yaitu dari:

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor,

2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar,

3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat,

4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang.

(2)

pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.

Sebagai soko guru perekonomian, koperasi memungkinkan untuk berkembang secara ekonomis, mampu memberikan pelayanan secara terus menerus dan meningkat kepada anggotanya serta masyarakat sekitarnya, juga dapat memberikan sumbangan yang mendasar kepada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Akan tetapi pada masa sekarang ini, banyak masyarakat menilai koperasi sebagai badan sosial yang mencoba bergerak di bidang ekonomi dan beranggapan bahwa usaha yang dilakukan koperasi merupakan usaha kecil-kecilan, padahal jika dikaji secara mendalam, koperasi sangat penting dalam perekonomian. Koperasi dianggap mampu memberikan berbagai kelebihan pada anggota dan masyarakat luas yang memanfaatkan koperasi. Ditambah lagi koperasi mempunyai tujuan yang sangat mulia, yakni memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

(3)

Daerah. Penyebab ketertinggalan ini, karena banyaknya persoalan yang harus dihadapi oleh koperasi dalam pengelolaannya.

Secara kuantitatif, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan koperasi memang luar biasa. Jumlah, jenis, keanggotaan, maupun kapasitas permodalannya tumbuh pesat. Akan tetapi perkembangan tersebut belum mampu mencapai target yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah karena koperasi itu sendiri belum memasyarakat. Masih banyak anggota masyarakat yang belum memahami secara komprehensif, apa, mengapa dan bagaimana sesungguhnya koperasi. Rendahnya pemahaman masyarakat tersebut pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap minat masyarakat untuk menjadi anggota dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan koperasi.

Di sisi lain, pertumbuhan kuantitas juga belum diimbangi dengan peningkatan kualitas. Masih banyak koperasi yang mengalami stagnasi atau bahkan gulung tikar. Kurang maksimalnya kinerja sebagian koperasi pada umumnya disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia pengelolanya. Dan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia tidak lain adalah karena rendahnya pengetahuan pengelola terhadap koperasi.

(4)

dengan jumlah anggota 135.330 orang, kemudian pada tahun 2010 meningkat 8.96 persen menjadi 502 unit dengan jumlah anggota 150.367 orang. Dan pada tahun 2011 meningkat sebesar 9.71 persen menjadi 556 unit dengan jumlah anggota 170.750 orang. Demikian juga halnya dengan SHU, pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 10 persen menjadi Rp. 1.036.800.000 dan tahun 2011 juga meningkat sebesar 10 persen menjadi Rp.1.280.000.000.

N a m u n d e m i k i a n , d a r i s i s i k u a l i t a s

Tabel 1.1 Pertumbuhan Koperasi di Kota Medan

pertumbuhan kuantitas KSU tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas KSU yang baik. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase jumlah KSU yang hanya 8 hingga 10 persen dari tahun 2009 hingga 2011 dan meningkatnya jumlah koperasi tidak aktif, dimana pada tahun 2009 sampai tahun 2011 jumlah koperasi yang tidak aktif meningkat sebanyak 6.29 persen dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 6.98 persen.

Tahun 2009-2011 7. Volume Usaha Rp.000 121.320.000 134.800.000 150.000.000 8. SHU Rp.000 1.036.800 1.152.000 1.280.000 Sumber: Dinas Koperasi UMKM Kota Medan, (2012)

(5)

Penyebab utama kurang berhasilnya koperasi termasuk KSU yang ada di Kota Medan, diantaranya keterbatasan sumber daya manusia pengurus koperasi yang berkualitas. Keberadaan sumber daya manusia KSU di Kota Medan khususnya pengurus dari sisi pendidikan dan kemampuan masih belum menggembirakan. Fakta menunjukkan masih rendahnya kualitas sumber daya koperasi khususnya dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi dan pemasaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (2008), yang menyebutkan bahwa, permasalahan yang dihadapi dalam membangun koperasi adalah masalah struktural dengan berbagai cirinya, misalnya masalah kelemahan pengelolaan/manajemen dan kelangkaan akan modal. Kelemahan manajemen tersebut biasanya disebabkan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masyarakat, dalam hal ini pengurus koperasi, masih terbatas, sedangkan kelangkaan akan modal disebabkan oleh kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang umumnya masi

Disamping itu adalah rendahnya tingkat kompetensi kewirausahaan sumber daya manusia koperasi. Rendahnya tingkat pendidikan sumber daya manusia tersebut ternyata tidak diimbangi dengan upaya-upaya peningkatan kemampuan (capacity building) baik melalui pelatihan, pendidikan, maupun studi banding secara terprogram. Pada umumnya sumber daya manusia yang ada lebih fokus pada pengalaman dalam menjalankan usaha. Upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan masih belum merupakan prioritas. Lemahnya tingkat pendidikan dan kemampuan dari SDM koperasi memberi berbagai dampak,

(6)

diantaranya: rendahnya inovasi, lemahnya manajemen usaha, rendahnya produktivitas, rendahnya kualitas produk dan lemahnya kemampuan mengakses modal usaha.

Dengan demikian dalam memilih pengurus koperasi sangat diutamakan bagi mereka yang memiliki berbagai macam kemampuan atau potensi agar dapat mengelola koperasi menuju keberhasilan. Rendahnya kualitas dari pengurus koperasi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain rendahnya kemampuannya sebagai seorang wirausaha dalam mengelola koperasi. Hal ini yang mengakibatkan proses manajemen koperasi lemah sehingga arah dan tujuan yang hendak di capai koperasi tidak bisa diraih terutama dalam peningkatan perkembangan usaha dari koperasi.

Dalam hal ini partisipasi dari para anggota koperasi dalam memilih pengurus koperasi yang profesional sangat dibutuhkan. Partisipasi merupakan kebutuhan dasar bagi usaha koperasi, karena maju mundurnya suatu koperasi sangat tergantung pada partisipasi anggota dalam berbagai aspek seperti pendidikan dan penyuluhan, pertemuan, pembentukan modal, pengembangan usaha dan komunikasi pembuatan program. Semakin besar partisipasi anggota, semakin mudah koperasi berkembang.

(7)

Pada kenyataan yang ada partisipasi anggota koperasi saat ini masih rendah, disebabkan para anggota belum sepenuhnya mengerti lingkup kegiatan koperasi yang sebenarnya sehingga anggota koperasi tidak menunjukkan partisipasinya baik itu secara kontributif maupun insentif terhadap kegiatan koperasi sendiri. Kurangnya pendidikan serta pelatihan yang diberikan oleh pengurus kepada para anggota koperasi ditengarai menjadi faktor utamanya, karena para pengurus beranggapan hal tersebut tidak akan menghasilkan manfaat bagi diri mereka pribadi. Kegiatan koperasi yang tidak berkembang membuat sumber modal menjadi terbatas. Terbatasnya usaha ini akibat kurangnya dukungan serta kontribusi dari para anggotanya untuk berpartisipasi membuat koperasi seperti stagnan. Oleh karena itu, semua masalah berpangkal pada partisipasi anggota dalam mendukung terbentuknya koperasi yang tangguh, dan memberikan manfaat bagi seluruh anggotanya, serta masyarakat sekitar.

(8)

Selain itu rendahnya partisipasi anggota mungkin pula disebabkan oleh kurang mampunya koperasi dalam meningkatkan dan pelayanan yang baik kepada anggota.

Pelayanan yang baik dan berkualitas juga penting karena dapat menarik simpati pelanggan dan juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang dalam hal ini adalah para anggota koperasi. Dengan adanya kualitas pelayanan yang optimal, dapat menarik pelanggan yang loyal, maka diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan koperasi terutama dalam hal pertumbuhan Sisa Hasil Usaha (SHU).

Namun pada kenyataannya kualitas pelayanan koperasi dinilai masih rendah. Rendahnya pelayanan koperasi juga disebabkan kurang mampunya koperasi dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Koperasi pada umumnya belum dapat meningkatkan pelayanan yang prima terutama kepada anggota yang merupakan unsur penting dan salah satu pihak yang berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaan usaha koperasi.

(9)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kemampuan SDM Koperasi Serba Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota Medan?

2. Apakah partisipasi anggota SDM Koperasi Serba Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota Medan?

3. Apakah sistem pelayanan SDM Koperasi Serba Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Koperasi Serba Usaha di Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui pengaruh kemampuan SDM Koperasi Serba Usaha (KSU), partisipasi anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) dan sistem pelayanan Koperasi Serba Usaha (KSU) terhadap keberhasilan pengelolaan Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(10)

mendatang.

b. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, penelitian ini merupakan tambahan kekayaan penelitian untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan di masa mendatang.

c. Bagi Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar alat disolusi (Merk Hanson Type Vision G2 Elite 8TM). Gambar alat spektrofotometer

[r]

Alhamdulillahi robbil alamin,puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Sangat ban yak kegiatan ilmiah berdasarkan hagan "Research Life Cycle ", untuk itu perlu adanya layanan perpustakaan yang mendukung kegiatan ilmiah tersebut, antara

[r]

6 Menyerahkan tembusan BA serah terima MP/hasil perikanan dan KI-D9 kepada pemilik (kuasa pemilik). BA Serah Terima MP

Diharapkan Bahan Kajian Pembelajaran Bentuk Kriteria Penilaian Bobot Nilai. 6

Dapat menjadi sumber informasi bagi masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.. Dapat melakukan koordinasi dan usaha-usaha