• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

D. Koperasi Berdasarkan Keanggotaannya

2.3 Kerangka Konseptual

Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang tumbuh di masyarakat saat ini masih dilirik sebagai lembaga keuangan yang dinomorduakan. Padahal, kebaradaan koperasi ini dapat membantu ekonomi masyarakat kecil maupun kelompok usaha kecil dan menengah yang sedang berkembang dalam mencari modal usahanya. Demikian juga halnya dengan koperasi serba usaha sebagai bagian dari koperasi yang menjalankan beberapa macam usaha yang sesuai dengan keperluan masyarakat dan lingkungan harus dikelola secara maksimal

karena dengan pengelolaan yang maksimal akan membawa pada keberhasilan usaha koperasi.

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya yang biasanya koperasi ini tidak terbentuk sekaligus untuk melakukan bermacam-macam usaha, melainkan makin luas karena kebutuhan anggota yang makin berkembang, kesempatan usaha yang terbuka dan lain-lain sebab. (Anoraga dan Widiyanti, 2003)

Namun realita dilapangan masih terdapat berbagai faktor penghambat dalam keberhasilan pengelolaan koperasi termasuk koperasi serba usaha, antara lain sumber daya manusia (pengelola) koperasi, manajemen, partisipasi dan pelayanan yang diberikan koperasi.

Menurut Subiakto dalam Limbong (2010), bahwa kegagalan koperasi disebabkan: 1) masih terbatasnya kualitas dan partisipasi anggota, 2) terbatasnya sumber daya manusia yang profesional, 3) belum berkembangnya perangkat lunak organisasi koperasi, 4) lemahnya komponen modal dalam struktur permodalan, dan 5) belum tumbuhnya kemampuan koperasi untuk menyatukan seluruh kemampuan yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat Subiakto, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu keberhasilan pengelolaan koperasi. Sumber daya manusia koperasi sebagaimana yang dijelaskan Hadipermana dalam Andriyani (2012) adalah sumber daya atau potensi, atau kemampuan atau kekuatan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan kualitas manusia koperasi

sehingga mampu berprestasi dan menjadikan koperasi efektif dan efisien dalam melayani anggota. Sumber daya manusia koperasi itu tidak terbatas pada karyawan atau pegawai koperasi, tetapi juga mencakup manajer, pengurus, pengawas dan bahkan para anggotanya.

Salah satu sumber daya manusia dalam koperasi adalah pengurus. Pengurus dalam koperasi memiliki peranan yang cukup penting dalam keberhasilan pengelolaan koperasi. Hal ini senada dengan pendapat Sumarsono (2003) bahwa “Pengurus koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial.

Dengan demikian dalam memilih pengurus koperasi sangat diutamakan bagi mereka yang memiliki berbagai macam kemampuan atau potensi agar dapat mengkelola koperasi menuju keberhasilan.

Secara normatif pengelola (pengurus) dalam organisasi koperasi memiliki fungsi yang amat strategis yaitu bertindak sebagai pengusaha yang menjaga kesinambungan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang efisien. Rendahnya kualitas dari pengurus koperasi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain rendahnya kemampuannya sebagai seorang wirausaha dalam mengelola koperasi. Hal ini yang mengakibatkan proses manajemen koperasi lemah sehingga arah dan tujuan yang hendak di capai koperasi tidak bisa diraih terutama dalam peningkatan perkembangan usaha dari koperasi.

Selain itu, partisipasi anggota juga memegang peranan penting dalam keberhasilan pengelolaan koperasi. Anggota Koperasi sebagai modal utama dari koperasi, berhasil atau tidaknya pengeolalaan koperasi akan ditentukan oleh peran

aktif anggota baik sebagai pemodal (pemilik), nasabah (konsumen) serta sebagai penerima manfaat atau dengan kata lain anggota adalah raja.

Ini adalah realita dalam perkoperasian karena anggota sebagai pemilik koperasi memberikan makna bahwa anggota memiliki hak penuh menentukan diterima atau disetujuinya perencanaan usaha yang diajukan oleh Pengurus dan Pengawas dalam forum Rapat Anggota.

Selanjutnya pelayanan koperasi juga merupakan unsur penting dalam mengelola koperasi. Koperasi akan berhasil apabila dikelola dengan menerapkan pelayanan yang optimal kepada anggota koperasi. Pelayanan Koperasi kepada anggota adalah jasa yang diberikan Koperasi dalam memajukan usaha anggotanya. Oleh karena itu, sebagian Koperasi adalah pemberi pelayanan yang bertugas memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada usaha anggota-nya.

Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang baik kepada anggota Koperasi harus mewujudkannya melalui penyediaan barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan anggota dengan penawaran harga, kualitas dan kondisi yang lebih menguntungkan anggota dari pada penawaran yang ditawarkan oleh pasar.

Karakteristik yang harus dimiliki oleh Koperasi agar dapat disebut sebagai pusat pelayanan, menurut Nasution (2008) adalah sebagai berikut :

1. Mampu menyediakan sarana dan bahan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan kodrat sebagai manusia baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk kegiatan produksi

2. Mampu berperan untuk membangkitkan inisiatif lokal agar semua masyarakat dapat meningkatkan peran sertanya dalam proses pembangunan dan menikmati hasil-hasil pem-bangunan tersebut

3. Dapat berperan sebagai sarana dalam proses transformasi struktural termasuk redistribusi faktor-faktor produksi dan pendapatan.

Oleh karena itu, pelayanan yang baik dari Koperasi, akan meningkatkan keberhasilan usaha koperasi. Demikian pula Koperasi sebagai organisasi ekonomi merupakan wadah berbagai kegiatan ekonomi masyarakat, bisa diterima oleh anggota karena adanya pelayanan yang diberikan sesuai dengan bentuk dan kebutuhan yang diberikan oleh anggota sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pengelolaan koperasi.

Keberhasilan pengelolaan koperasi adalah merupakan prestasi dalam melaksanakan kegiatan berbisnis dalam meningkatkan kesejahtraan anggotanya dan masyarakat pada umumnya.

Keberhasilan KSU antara lain bisa dilihat sebagai suatu peningkatan dalam kuantitas asset usaha, jasa, perolehan (pendapatan) atau hal-hal lain. Lebih khusus untuk koperasi, keberhasilan mungkin dapat ditinjau baik aspek peningkatan aktual atau relatif keanggotaan, simpan pinjam, SHU, kekayaan modal mandiri, jasa pelayanan dan sebagainya.

Rahardjo (2004) yang menyatakan kunci keberhasilan pemberdayaan koperasi terletak pada kemampuan manajemen yakni : a) Harus memiliki rencana usaha (corporate plan) yang mencakup rumusan mengenai visi,misi dan tujuan budaya bisnis, strategi pengembangan, target-target jangka pendek dan menengah,

dan rencana keuangan (cash flow); b) Pembinaan kelembagaan melalui proses profesionalisasi; dan c) Setiap unit koperasi mikro memiliki standar prosedur koperasi.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Burhannudin (2005) yang menyebutkan beberapa kriteria determinan keberhasilan koperasi adalah kemampuan manajemen pengelola koperasi yakni: a) Kelayakan ekonomis koperasi sebagai suatu perusahaan; b) Kapasitas koperasi untuk beradaptasi, tumbuh dan melakukan inovasi; c) Kemampuan koperasi untuk menyediakan jasa yang dibutuhkan anggotanya; d)Kemampuan koperasi untuk menumbuhkan partisipasi demokratis anggota perencanaan dan implementasi pengambilankeputusan termasuk dalam pembagian manfaat ekonomi dan risiko; dan e) Kemampuan koperasi meraih sasaran-sasaran sosial dan ekonomi yang telah dicanangkan.

Dari uraian sebelumnya, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat ditunjukkan pada Gambar:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Kemampuan SDM KSU

Partisipasi Anggota KSU

Sistem Pelayanan KSU

Dokumen terkait