BAB VI PENUTUP
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Teknik Sinematograpi Video Wedding Adat Melayu Dalam Mendukung Kegiatan Promosi Studio AR Photography Pekanbaru maka peneliti memberikan saran untuk lebih baik kedepannya sebagai berikut :
1. Diharapakan Studio AR Photography Pekanbaru terus mempertahankan teknik-teknik pengambilan gambar shotting Cinematography yang sudah diterapkan kemudian juga berupaya meningkatkan hasil karya yang bagus agar konsumen terus berlangganan.
2. Dalam meningkatkan kegiatan promosi, sebaiknya Studio AR Photography Pekanbaru menambah media sosial seperti channel youtube dan media lainnya agar karya–karyanya dapat memperluas pemasarannya.
3. Diharapkan adanya penambahan karyawan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang tetap dengan demikian akan mempercepat perkembangan Studio AR Photography Pekanbaru kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A Spencer. The Focal Dictionary of Photographic Technologies. London: Oxford University Press,1901.
A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Al Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisyabuir, Shohih Muslim Juz II, (Beirut: Darul Kutub Al-Alamiyah, tp.th.
Andi Fachruddin, Dasar Dasar Produksi Televisi Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Antonio Criminisi et al., Foreground and background image segmentation, United States US8625897B2, filed May 28, 2010, and issued January 7, 2014, https://patents.google.com/patent/US8625897B2/en.
Ardianto and Elvinaro, Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan Kualitatif Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010.
Arif Bw, Mari Mengenal Video Editing Semarang: Yescom, 2009
Audry Fachrozy and Sri Wahyuni, “Penerapan Sinematografi Pada Penciptaan Film Fiksi Berjudul “ Juara “,” Jurnal Mahasiswa Fakultas Seni dan Desain 1, no. 1 April 21, 2020.
Bambang Semedhi, Cinematography Videografi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Blain Brown, CINEMATOGRAPHY Theory and Practice. (S.l.: ROUTLEDGE, 2022),
https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&scope=site&db=nlebk
&db=nlabk&AN=2915593.
Bonne & Kurtz, Pengantar Bisnis Jilid 2, Jakarta : Erlangga, 2002.
Bordwell Thompson, K., & Smith, J, “Film art: An introduction”, (New York: McGraw-hill education, 2017).
Danang Sunyoto, Ekonomi Manajerial Konsep Terapan Bisnis, Yogyakarta:
Center For Academic Pubhlising Service, 2013.
Ebbert & Griffin, Pengantar Bisnis Edisi Ke Sepuluh, Erlangga:Jakarta, 2014.
Ely Purnawati, “Perancangan Periklanan Multimedia Dengan Teknik Cinematography”,Vol 9 No. 1 2016, h.20
Erlyana, “Kajian Teknik Wedding Photography Dalam Bentuk Video Tutorial.”
Erlyana, “Kajian Teknik Wedding Photography Dalam Bentuk Video Tutorial.”
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen Edisi Pertama, Jakarta: Prenamedia Group, 2005.
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen Edisi Pertama, Jakarta: Prenamedia Group, 2005.
Etsa Indra, Cinematography, Bandung: Penerbit Yrama Widya, 2013.
Fulgensius Livinus, “Perancangan Video Dokumenter Pernikahan Tioghoa Alkuturasi Dengan Agama Kristen Di Surabaya” (Jurnal DKV Adiwarna 01, no. 12, Jakarta, Universitas Kristen Petra, 2018.
Gideon O Burton, “Establishing Shot: The Scope of Mormon Cinema” 46 (2007:
9.
Hartarto Junaedi, Mochamad Hariadi, and I Ketut Eddy Purnama, “Penerapan Sinematografi Dalam Penempatan Posisi Kamera Dengan Menggunakan Logika Fuzzy,” Khazanah Informatika: Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika 4, no. 2 (December 27, 2018): 55, https://doi.org/10.23917/khif.v4i2.7028.
Hatta Maulana and Mukhammad Nurzadi, “Penerapan Animasi Dan Sinematografi Dalam Film Animasi Stopmotion Jendral Soedirman” 2 (2016)
I Chernetsov, L Oren, O. Lapko, “History of Cinematography”, (Belarus:
Belarusian National Technical University, 2016).
J. Lexy Moelong, Prosedur Penelitian Bandung: PT Rineka Cipta, 2004.
Jamil Nazami, Pedoman Aadat Perkawinan Melayu Siak, Siak: Sri Indrapura, 2006.
Kotler & Susanto, Manajemen Pemasaran Di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2007.
M Fad Yanuar Lubis, “Application Of Cinematography To Pillar Films,”, Surabaya: Uviversitas Kristen Indonesia, 2018.
Mahyudin Al Mudra, Redefinisi Melayu, Upaya Menjembatani Perbedaan Konsep Kemelayuan Bangsa Serumpun, Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2008.
Mahyudin Al Mudra, Redefinisi Melayu, Upaya Menjembatani Perbedaan Konsep Kemelayuan Bangsa Serumpun, Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2008.
Mahyudin Al Mudra, Redefinisi Melayu, Upaya Menjembatani Perbedaan Konsep Kemelayuan Bangsa Serumpun, Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2008.
Monle Lee & Charla Jhonson, Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta: Kencana, 2011.
Nugroho, Teknik Dasar Videografi, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2014).
Patrick Keating, “Cinematography,” in The International Encyclopedia of Communication, ed. Wolfgang Donsbach (Chichester, UK: John Wiley &
Sons, Ltd, 2008), wbiecc024,
https://doi.org/10.1002/9781405186407.wbiecc024.
Philip Kotler Dan Gery Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1 Jakarta: Erlangga, 2006.
Ricky W Griffin Dan Ronal J Ebert, Bisnis Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta:
Erlangga, 2007.
Rika Permata Sari and Assyari Abdullah, “Analisis Isi Penerapan Teknik Sinematografi Video Klip Monokrom,” Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi 1, no. 6 (January 25, 2020): 418–23, https://doi.org/10.24014/jrmdk.v2i1.9236.
Robert G. Krestakos et al., Video conferencing lighting system, United States US7893953B2, filed June 19, 2006, and issued February 22, 2011, https://patents.google.com/patent/US7893953B2/en.
Sarwo Nugroho, Teknik Dasar Videografi, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014.
Severin J Werner dan Tankard James, Teori Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
Siti Rahma Harahap, “Teknik Sinematografi Dalam Menggambarkan Pesan Optimisme Melalui Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,” Pena
Cendikia 2, no. 1 (March 30, 2019),
https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/pena/article/view/43.
Spancer, D A, The Focal Dictionary of Photography Tehnologies.
Sudaryanto and Sabjan Badio, Keteknikan Videografi: Membuat Film Pendek Dan Video Iklan, 2013.
Syamsu Dhuha Firman Ridho, “Teknik Sinematografi Dalam Melukiskan Figur K.H. Ahmad Dahlan (Studi Deskriptif Pada Film Sang Pencerah)” (skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014), https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13834/.
T. Lah Husny, Butir-Butir Adat Melayu, Jakarta: Depdikbud, 1984.
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka, 2006.
Yana Erlyana, “Kajian Teknik Wedding Photography Dalam Bentuk Video Tutorial,” Desember 2014.
Zakaria Syahputra and Triadi Sya’dian, “Analisis Teknik 5’C Cinematography Pada Penciptaan Film Jabang,”, (Medan: Universitas Potensi Utama, 2020).
PEDOMAN WAWANCARATEKNIK SINEMATOGRAFI VIDEO WEDDING ADAT MELAYU DALAM MENDUKUNG KEGIATAN
PROMOSI STUDIO AR PHOTOGRAPHY PEKANBARU
Informan Penelitian : 1. Arif Hidayatullah (Owner AR Photography Pekanbaru) 2. Aisyah (Admin AR Photography Pekanbaru)
3. Randi Pratama (Vidiographer AR Photography Pekanbaru) 4. Wahyu (Vidographer AR Photography Pekanbaru)
5. Tyo Kuswara (Photographer AR Photography Pekanbaru) 6. Wanda (Photographer AR Photography Pekanbaru) 7. Nanda Tama (EditorVidio AR Photography Pekanbaru) 8. Aulia Rahman (EditorPhoto AR Photography Pekanbaru)
1. Kapan berdirinya studio AR Photography Pekanbaru?
Jawab: Tangal 09 April 2018
2. Bagaimana sejarah berdirinya studio AR Photography Pekanbaru?
Jawab: AR Photography didirikan karena melihat peluang bisnis studio photo yang menjanjikan.
3. Apa visi dan misi studio AR Photography Pekanbaru?
Jawab: Visi = Untuk menjadi salah satu perusahaan jasa photography dan videography.
Mempunyai pelayanan serta produk yang lengkap khususnya dalam bidang prewedding dan wedding di Indonesia. Serta AR Photography lebih mengumatakan pedoman wedding film dan merangkum karya dengan baik atau bisa disebut ( Sineas ) yang berpedoman dari berbagai vendor ternama yang membuat aksa lebih leluasa kedepan nya memajukan dunia cinematography wedding film juga seni photography nya.
Misi = a. Lebih mengutamakan kejujuran dalam berkarya demi hasil yang
c. Di dalam dunia photography lebih mengutamakan kreativitas dalam membuat sesuatu yang berbeda tertentu nya.
d. Menciptakan talenta baru di dunia foto dan video yang baik.
e. Mencapai target photo dan video yang luar biasa di mata kami dan tentunya sesuai dengan karakter yang kami punya dan pasti berbeda.
4. Apa saja bentuk kegiatan studio AR Photography Pekanbaru?
Jawab: Prewedding, tunangan, acara tradisional, wedding, foto studio, foto maternity, foto melahirkan, pembuatan video clip, dan video company profil
5. Apa pengertian dari cinematography?
Jawab: Teknik menangkap gambar dan menggabung- gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengartikan cerita)
6. Bagaimana teknik dalam pengambilan video cinematography wedding?
Jawab: angle shot, type shot, composition, continuity dan cutting 7. Bagaimanakah pengambilan video cinematography wedding?
Jawab: 1. Mengarahkan sudut pengambilan gambar untuk menghasilkan perekaman visual, sehingga tercapai kualitas teknik, artistik, dan dramatik sesuai konsep visual.
2. Mengarahkan dan menjaga kesinambungan visual/ continuity.
3. Memeriksa laporan kamera (camera report) dan kesinambungan tata cahaya.
4. Mengkoordinasikan teknik perekaman visual kepada tim departemen kamera.
8. apa yang menjadi standar dari teknik pengambilan gambar sinematografi video adat melayu ?
Jawab: extream long shoot, very long shot dan long shot
9. Apa sajakah composition yang sering digunakan saat proses produksi video cinematography wedding?
Jawab: the rule of thirds, walking room, looking room, head room dan object in frame
10. Kenapa memilih composition tersebut dalam proses produksi video cinematography wedding?
Jawab: Pemilihan komposisi dalam cinematography sudah diatur dengan kaidah yang baik dan memiliki arti dari setiap pengambilannya. Komposisi ini dipilih agar objek bisa lebih terfokuskan dalam pembingkaian gambar. Tetapi selama proses produksi wedding cinematography tidak semua komposisi dapat digunakan, sehingga faktor pemilihannya dilatarbelakangi oleh konsep yang sebelumnya telah disepakati dan lokasi peliputan yang mendukung.
11. Apa sajakah angle shot yang sering digunakan saat proses produksi video cinematography wedding?
Jawab: Low angle, high angle dan normal angle
12. Kenapa memilih angle shot tersebut dalam proses produksi video cinematography wedding?
Jawab: Setiap sudut menentukan sifat dari sebuah objek atau subjek. Saya memilih low angle untuk menampilkan sisi gagah dari sebuah objek atau subjek, memilih eye level agar menampilkan posisi objek atau subjek yang nantinya akan setara dengan mata penonton, lalu high angle yang menampilkan sisi lemah dari objek apabila dibutuhkan konsep yang seperti itu.
13. Apa sajakah type shot yang sering digunakan saat proses produksi video cinematography wedding?
Jawab: Close up, medium shot, long shot, medium close up, medium long shot, full shot.
14. Kenapa memilih type shot tersebut dalam proses produksi video cinematography wedding?
Jawab: Agar penonton lebih menikmati hasil video yang beragam, dan melihat hasil video lebih menarik. Karena dalam pengambilan video harus menghasilkan hasil yang optimal dalam pengambilan sebuah objek dan subjek
15. Apa sajakah continuity yang sering digunakan saat proses produksi video cinematography wedding?
Jawab: Three shot continuity action two one moment
dalam cerita yang kita bangun tanpa kita harus terganggu oleh perpindahan dari satu shot ke shot lain yang tidak berkesinambungan. Inti dari sebuah film, baik itu documenter maupun fiksi adalah agar penonton betah menyaksikan film dari awal hingga akhir
17. Apa sajakah cutting yang sering digunakan saat pasca produksi video cinematography wedding?
Jawab: Jump Cutting
18. Kenapa memilih cutting tersebut dalam pasca produksi video cinematography wedding?
Jawab: Masalah yang sering kami alami dalam pembuatan video cinematography wedding, seperti pada saat melakukan pengambilan video yang di lakukan di tempat resepsi, yang mana sudut pandang dan tempat yang sempit di karenakan ramainya pengunjung, dan pada saat melakukan pengambilan gambar outdoor atau daerah terbuka biasanya cuaca adalah factor penghambat yang sering di alami videographer, kurangnya persiapan yang matang di saat pra produksi, kamera mati dan cart memory penuh. Hal ini menyebabkan proses produksi menjadi lama dari waktu yang sudah di targetkan dan kualitas video menjadi tidak maksimal.
19. Apakah video wedding adat melayu ini juga digunakan sebagai media promosi studio AR Photography Pekanbaru?
Jawab: Ya, studio AR mengikuti event-event foto/video sinematografi sebagai media promosi
20. Siapa yang menjadi targer promosi studio AR Photography Pekanbaru?
Jawab: Remaja hingga dewasa, seperti wisudawan, prewed, nikahan dan lain-lainnya
DOKUMENTASI Gambar 1
Foto Bersama Bapak Arif Hidayatullah selaku Owner Ar Photography Pekanbaru
Gambar 2
Foto Bersama Aisyah selaku Admin Ar Photography Pekanbaru