• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

6.2. Saran

STIKOM

Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama kegiatan Kerja Praktik berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar referensi yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan Kerja Praktik, bisa berupa buku, koran, majalah, e-book dan lain-lain.

STIKOM

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Media

Media merupakan sarana penghubung ataupun alat komunikasi, kata media berasal dari bahasa latin yang secara harafiah mempunyai arti sebagai perantara atau pengantar. Menurut Ratna Lislie. J. Briggs (dalam buku Dasar-dasar In-teraksi Belajar Mengajar 1993),Media merupakan sarana fisik untuk menyam-paikan materi atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide, dsb.

Jadi,Media adalah alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, dan televisi. Alat atau media tersebut dapat berupa alat-alat elektronika, gambar, buku, dan sebagainya. Semua pengertian media mengacu kepada pengertian media secara umum, sedangkan fungsinya menyalurkan informasi atau pesan dari sumber ke penerima.

2.2Televisi

Televisi merupakan sarana telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu layar hitam putih ataupun layar berwarna. Kata televisi adalah penggabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Televisi secara tidak formal dapat disebut dengan TV, tivi,

STIKOM

teve, atau tipi. Dikutip dari Berkarier di Dunia Broadcast (Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi, 2011: 3).

Dalam Buku Jurnalistik Televisi, Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa:

“Televisi merupakan hasil dari produk teknologi tinggi (hi-tech) yang mampu

menyampaikan berbagai informasi dalam bentuk audio visual gerak”. Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.

Dari beberapa pemahaman diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa televisi merupakan sebuah bentuk penyampaian informasi yang dituangkan dalam bentuk audio dan visual. Untuk itulah, sebuah audi dan visual dalam media seperti televi-si perlu saling melengkapi. Seperti halnya saat proses produktelevi-si ataupun televi-siaran, sebuah acara televisi perlu diberi tempat atau lembaga penyiaran dengan banyak sumber daya manusia yang memiliki keahlian dibidang masing-masing.

2.2.1Jenis-Jenis Televisi

Jenis televisi terbagi ke dalam beberapa jenis menurut kamus istilah televisi dan film yang dikutip oleh Ilham Z (2010: 256-257) yaitu:

1. Televisi Digital

Merupakan jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi.

STIKOM

2. Televisi Analog

Merupakan jenis televisi yang mengkodekan informasi gambar dengan menvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal.

3. Televisi Berlangganan

Merupakan jenis televisi yang menggunakan satelit, jadi pesawat penerima dilengkapi dengan alat dekoder yang berfungsi sebagai penerima sinyal dari satelit dan dilaksanakan dengan sistem sewa dan membayar iuran tiap bulannya (berlangganan).

4. Televisi Lokal

Merupakan jenis televisi yang jangkauannya terbatas di suatu daerah. 5. Televisi komunitas

Merupakan jenis televisi yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat indipenden dan tidak komersial dengan daya pancar yang rendah, dan luas jangkuan frekuensi wilayahnya terbatas, serta hanya untuk melayani kepentingan komunitasnya.

2.2.2 Karakteristik Televisi

Karakteristik televisi terbagi dalam beberapa hal dalam buku jurnalistik televisi karya Adi Badjuri (2010: 39-40) yaitu:

1. Mengutamakan gambar. 2. Mengutamakan kecepatan.

STIKOM

3. Bersifat sekilas. 4. Bersifat satu arah. 5. Daya jangkauan luas.

2.3.2 Stasiun Televisi

Sebuah televisi berpengaruh besar terhadap sebuah stasiun, karena stasiun yang merupakan tempat untuk menghasilkan siaran yang terbaik, dengan melibat-kan banyak orang agar informasi yang amelibat-kan dipublikasimelibat-kan bisa tersampaimelibat-kan dengan baik. Umumnya siaran televisi bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima di kalangan masyarakat, menurut Morissan (2004: 2) bahwa:

“Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.

Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa siaran televisi merupakan penggabungan unsur audio, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Audio, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, dan efektif. Visual lebih mengarah kepada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, dan kualitas gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

STIKOM

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa siaran televisi ada-lah sebuah pemancar yang diproyeksikan dengan pendekatan system lensa, suara, serta memberikan hasil gambar yang bergerak dan berisi sebuah informasi yang bermacam-macam, hingga akhirnya dapat diterima banyak kalangan masyarakat. Stasiun televisi yang pertama berdiri di Indonesia adalah TVRI. Siaran pertama dari stasiun televisi TVRI adalah siaran langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.

2.3.4 Perkembangan Televisi di Indonesia

Sejak penemuan televisi, diberbagai Negara mulai diperkenalkan televisi sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum. Tel-evisi diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1962, yaitu bertepatan pada pelaksanaan olahraga Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta. Peresmian televisi dengan nama TVRI (Televisi Republik Indonesia) dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1962, dengan tujuan untuk meliput semua kejuaraan dan pertandingan selama pesta olahraga berlangsung.

Perkembangan dunia pertelevisian Indonesia mulai marak sejak pihak pemerintah memberikan izin kehadiran televisi swasta untuk mengudara pada ta-hun 1989. Stasiun televisi swasta pertama adalah RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan RCTI pun mulai diresmikan mengudara pada 24 Agustus 1989. Stasiun televisi swasta lainnya, seperti SCTV (Surya Citra Televisi) mulai men-gudara pada bulan Agustus 1989, kemudian TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) mulai mengudara pada 23 Januari 1991, ANTV (1993), Indosiar (Januari 1995).

STIKOM

Sejak tahun 2001, mulai banyak stasiun televisi swasta yang ikut men-gudara, seperti Metro TV, Trans TV, Trans7, Global TV, LAtivi, TV One,dsb.Munculnya televisi di Indonesia berdampak sangat besar dalam ke-hidupan manusia, terutama bidang politik, ekonomi, social, budaya, dan pertahan-an keampertahan-anpertahan-an negara. Televisi berperpertahan-an sebagai sarpertahan-ana ypertahan-ang spertahan-angat penting untuk menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembangunan nasional. Selain itu, media televisi berperan sebagai media pendidikan, karena melalui pe-nayangan yang beragam acara akan dapat memberi pendidikan atau mengedukasi masyarakat secara luas. Untuk itu, dengan adanya televisi diharapkan masyarakat mampu diajak berpikir kritis dan menyaring hal-hal positif untuk kemajuan ke-hidupan manusia.

2.3.5 Perkembangan Televisi Lokal

Definisi televisi lokal sendiri adalah stasiun penyiaran yang memiliki wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten. Undang-undang penyiaran menyebutkan, bahwa stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Republik Indonesia dengan jangkuan siaranterbatas pada lokasi tersebut. Berikut ini merupakan beberapa stasiun televisi lokal yang ada di berbagai daerah di Indonesia, antara lain:

1. Aceh: Aceh TV, TVRI Aceh, Koetaraja TV.

2. Medan: TV Medan, Deli Medan, DAAI Medan, Spacetoon Medan.

3. Bandung: TVRI Jawa Barat, Bandung TV, Depok TV, CB Channel, CT Channel, Garuda TV, IMTV, Green TV IPB, Jatiluhur TV, Megaswara TV.

STIKOM

4. Bali: TVRI Bali, Indo TV, Alam TV, Bali Music Channel, Dewata TV, Bali TV,

Untuk wilayah Surabaya sendiri juga terdapat beberapa stasiun televisi lokal seperti: TV 9 Surabaya (Tempo TV), TVRI Jawa Timur, Arek TV, JTV (Jawa Pos Televisi), SBO TV, Surabaya TV, MNTV (B-Channel), BBS TV, MHTV (Sindo TV), BCTV (Kompas TV). Walaupun stasiun televisi-televisi lokal memilik nama dan segmentasi pasar yang berbeda-beda, namun mereka tetap memilik satu kesamaan yaitu setiap stasiun televisi selalu memiliki sebuah program berita.

2.4Pra Produksi Program Televisi

Pra produksi merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan sebuah ta-yangan, diantaranya meliputi perencanaan, ide acara, penentuan jadwal/rundown, survey lokasi, penyusunan anggaran biaya, mencari pemeran yang memeriahkan acara, mengurus perizinan, penentuan kru produksi, mengurus penyewaan peralatan produksi film, dsb.

1. Ide/Gagasan untuk acara.

Berawal dari produser yang berorientasi pada beberapa calon pemirsanya, atau dari suatu pihak yang terkait mengajak kerjasama untuk melakukan liputan di tempat terkait. Untuk membicarakan ide tersebut, perlu adanya rapat perencanaan produksi tahap awal. Pemaparan konsep perlu di-jelaskan oleh produser kepada tim kreatif acara. Kemudian, masing-masing penanggung jawab menyiapkan segala keperluannya seperti Art Director yang bertanggung jawab atas tata letak panggung, Program Director atau

STIKOM

pengarah acara menjeleaskan detail dari jalannya acara tersebut. Jadi, inti dari rapat perencanaan adalah agar tim mengerti konsep acara, tujuan acara, serta sasaran yang ingin dicapai.

2. Script

a.Semi Script Show

Dalam semi-script ini hanya mencakup keterangan tentang apa yang ha-rus dilakukan oleh pengisi acara, fasilitas yang digunakan dalam acara, serta VT (video tape).

b.Fully Script Show

Dalam fully script, keterangan dijelaskan lebih detail, seperti setting, dialog pengisi acara, camera script, durasi, perubahan setting, audio, dsb. Ketika dialog, para pengisi acara perlu benar-benar mengikuti teks yang sudah disusun. Tentunya semisal pembawa acara, perlu berlatih dahulu untuk membaca skrip atau teks yang ada di teleprompter. Kemudian per-lu diperhatikannya saat perpindahan pengisi acara, mulai dari satu posisi ke posisi lainnya. Hal tersebut untuk mempermudah kameraman dalam pengambilan gambar. Penayangan VT (video tape) juga perlu benar-benar diperhatikan. Durasi waktupun juga sangat perlu diperhatikan. 3. Casting/Penentuan pemeran maupun pengisi acara.

Dalam mencari pengisi acara/pemain acara dilakukan oleh cast depart-ment dan dituntun oleh casting director. Pemilihan pengisi acara disesuaikan oleh tema atau konsep yang sudah disusun untuk acara tersebut.

STIKOM

2.5 Program Acara Munajat Malam 1000 Bulan

Program acara ini adalah salah satu bentuk acara yang dirancang untuk menyambut hari ramadhan. Menyajikan kegiatan acara seperti buka puasa bersa-ma, penampilan music religi, ngabuburit bersama sejumlah anak yatim, dakwah religi, bazaar ramadhan, fashion show busana muslimah, dsb. Acara ini diadakan pada 3 Agustus 2013 di Masjid Al-Akbar dengan konsep Malam 1000 Bulan. Un-tuk penayangannya ditampilkan secara LIVE, sehingga perlu kematangan konsep dan kreatifitas yang mendukung kemeriahan acara tersebut, untuk hasil tayang yang baik dan mampu dinikmati kalangan masyarakat umum.

STIKOM

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

3.1 Metodologi Penelitian

Dalam bab ini, menggunakan metodologi penilitian kualitatif sebagai prosedur penelitian ini. Hal tersebut berdasarkan dari pentingnya mengetahui informasi lebih dalam mengenai suatu proses pra produksi ataupun bentuk kerja tim off-air saat menangani event-event di lapangan. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2004:4) menjelaskan bahwa metodologi kualitatif sebagai bentuk penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang.

3.2Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka, serta dokumentasi dalam bentuk visual.

1. Wawancara

Menurut Prabowo (1996), wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang responden, caranya dengan bercakap serta bertatap muka, untuk metode tersebut perlu adanya kedekatan dengan narasumber. Metode wawancara ini dilakukan untuk memperkuat informasi mengenai dunia pertelevisian, khususnya mengenai sebuah pra produksi acara televisi. Berikut hasil wawancara di tunjukkan dalam sebuah tulisan dari catatan di lapangan:

STIKOM

a. Bapak Abduh Abbas, beliau adalah Event Manager di JTV Surabaya. Beliau juga menjelaskan mengenai cara tata kerja tim dalam membagi tugas untuk pra produksi sebuah event, serta menjadi pembimbing saya dalam kerja praktik. Penjelasan dimulai dari pencarian dana, sponsor, hingga perijinan tempat event tersebut berlangsung.

b. Bapak Halim, beliau adalah Produser Off-Air di JTV Surabaya. Beliau menjelaskan mengenai program acara tim off-air itu sendiri, sekaligus menjadi pembimbing saya saat melakukan kerja praktik.

2. Observasi

Observasi yang diterapkan disini yaitu dengan cara mengamati kerja-kerja dari tim off-air dalam menyiapkan pra produksi sebuah event di lapangan. Observasi ini untuk melihat lebih dalam tentang karakteristik dari para tim off-air sendiri.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan dengan cara mendokumentasikan saat event Munajat Malam 1000 Bulan sedang berlangsung. File dokumentasi berupa foto dan juga video serta bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan program acara tersebut.

3. Studi Pustaka

Untuk mendukung data laporan ini, dilakukan studi pustaka melalui konsep-konsep yang disusun untuk terselenggaranya program acara Munajat Malam 1000 Bulan tersebut. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari

STIKOM

referensi dalam pustaka yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka ini penting untuk mendukung data yang akan dijadikan dasar pembuatan laporan ini.

3.3Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data ini akan dilakukan pengamatan terfokus pada program acara itu, kemudian hasil dari data tersebut akan dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat di buku lampiran.

Selanjutnya dibuat simpulan mengenai penjelasan yang didapat dari hasil pengamatan itu. Kesimpulan disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

3.3.1 Hasil dan Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di JTV Surabaya pada tanggal 03 Agustus 2013 kepada Bapak Abduh Abbas selaku salah satu dari tim off-air yang mengurus pra produksi acara tersebut bahwa acara tersebut diadakan dengan tujuan sebagai partisipasi pihak JTV untuk ikut merayakan Bulan Ramadhan bagi masyarakat wilayah Surabaya dan sekitarnya. Untuk proses persiapan acara tersebut dibutuhkan kerjasama dengan tim on-air yang nantinya akan menyiapkan alat-alat produksi, selain itu juga dibutuhkan kerjasama dari pihak luar yang terkait. Seperti pihak sponsor ataupun tempat perijinan serta pihak keamanan tempat dimana acara itu berlangsung.

STIKOM

3.4Konsep Perancangan

Televisi merupakan salah satu media yang menampilkan gambar visual serta audio, yang bisa disaksikan dengan baik oleh khalayak umum. Tahapan dalam perancangan sebuah tayangan program televisi, yaitu:

3.4.1 Pra Produksi

Pra produksi merupakan sebuah proses untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk memulai sebuah produksi program acara televisi. Dalam pra produksi, perlu adanya beberapa pilihan ide ataupun konsep yang berkaitan dengan acara yang akan diadakan dalam tahap produksi itu sendiri. Ide-ide itu nantinya dibahas dalam sebuah rapat tim produksi. Rapat tersebut merupakan rapat yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait, mulai dari tim off-air hingga tim on-off-air. Rapat tersebut bertujuan untuk membahas mengenai apa yang akan ditayangkan. Rapat redaksi ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Rapat Proyeksi

Pada rapat proyeksi ini akan dihasilkan sebuah keputusan bersama antar tim mengenai tema acara secara keseluruhan ataupun tema yang akan dikerjakan dan dilanjutkan koordinasi dengan pihak-pihak luar yang terkait untuk ikut bekerjasama berpartisipasi dalam acara Munajat Malam 1000 Bulan di Masjid Al-Akbar Surabaya.

2. Rapat Produksi

Hasil dalam rapat produksi tersebut nantinya akan ditayangkan dalam bentuk VO (voice over), SOT (Sound and Tape), PKG (Package), LOT (Life on Tape), dsb.

STIKOM

3. Koordinasi dan Briefing

Sebelum acara dimulai, produser perlu melakukan koordinasi dan briefing kepada seluruh tim yang terdiri dari:

a. PD (program director/seorang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara televisi).

b. Cameraman (seseorang yang bertanggung jawab secara teknis atas gambar yang terlihat di monitor televisi).

c. FD (Floor Director/seseorang yang bertugas untuk mengontrol keadaan saat acara sedang dimulai, sebagai asisten atau penyambung informasi dari produser director).

d. Time Keeper (seseorang yang bertugas untuk mengawasi dan menghitung durasi), dsb.

Dalam rapat redaksi tersebut, sebuah ide ataupun konsep acara dituangkan dalam bentuk laporan untuk di publikasikan ke bagian pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dalam terlaksananya acara Munajat Malam 1000 Bulan. Prosedur penyampaian proposal tersebut yaitu dengan cara:

a. Proposal dibuat, ditujukan kepada client (pihak sponsor/pihak yang ikut bekerjasama) dan juga pihak venue (pemilik tempat yang akan disewa untuk berlangsungnya acara tersebut).

b. Selain proposal, dilampirkan juga surat pengajuan ataupun surat pengantar proposal tersebut.

STIKOM

c. Setelah itu membuat surat untuk perijinan dan keamanan, di lampiri dengan surat pernyataan pihak venue.

Dalam acara Munajat Malam 1000 Bulan ini, venue (tempat) diadakannya acara yaitu di Masjid Al-Akbar, Surabaya. Kemudian untuk pihak sponsor (client) yang dituju adalah Campina Ice Cream & Speedy. Pada pihak sponsor nantinya akan difasilitasi beberapa stand untuk mereka sebagai promosi produk yang mereka tawarkan. Sehingga, dari big event tersebut, diharapkan tingkat penjualan produk mereka bisa meningkat.

STIKOM

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sekilas Sejarah dan Profil BBS TV Surabaya

JTV (PT. Jawa Pos Media Televisi), adalah sebuah stasiun televisi swasta regional di Kota Surabaya, Jawa Timur. JTV adalah televisi swasta regional pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar hingga saat ini. Jangkauan JTV meliputi hampir seluruh provinsi Jawa Timur secara terestrial, juga bisa diterima diseluruh Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan sebagian Australia dengan parabola melalui satelit Telkom 1, dan fasilitas televisi berlangganan TelkomVision.

Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan JPMC dan dimiliki oleh Grup Jawa Pos, yang juga memiliki afiliasi surat kabar dan stasiun televisi di Indonesia seperti SBO TV (Surabaya TV), Malioboro TV (Yogyakarta), PJTV (Padjajaran TV) (Bandung), Semarang TV, Bogor TV, Jak TV (Jakarta) dan MKTV (Mahkamah Konstitusi Televisi) (Jakarta), PAL TV (Palembang), Padang TV (Padang), Jambi TV (Jambi), dan Jek TV (Jambi). Sedangkan biro JTV di Jawa Timur ada 7 yaitu Malang, Jember, Banyuwangi, Kediri, Madiun, Bojonegoro dan Madura. Dahlan Iskan (CEO Grup Jawa Pos) menargetkan JTV untuk melahirkan 20 TV lokal setiap tahunnya.

STIKOM

Gambar 4.1 LogoJTVSurabaya

Gambar 4.2 Logo JTV Surabaya Baru

STIKOM

a. Wilayah Jangkauan & Komposisi Program JTV Surabaya

Gbr. 4.3 Wilayah Jangkauan JTV Surabaya

Gbr. 4.4 Komposisi Program JTV Surabaya

STIKOM

b. Jenis Promosi melalui JTV Surabaya

Gbr 4.5 Promosi melalui JTV Surabaya

STIKOM

BAB V

IMPLEMENTASI KARYA

Pada bab implementasi karya ini, penulis akan menjelaskan proses pra produksi dari acara Munajat Malam 1000 Bulan tersebut, sesuai dengan yang telah terencana, yaitu:

5.1Pra Produksi

Pra produksi adalah tahap dimana para produser akan menyiapkan bebera-pa kebutuhan saat produksi seperti rundown, dsb. Selain itu Produser juga akanmencari ide-ide baru baik untuk berita maupun features apa yang akan di-angkat ketika produksi.

a. Persiapan

Dalam tahap ini, tim off-air perlu menyiapkan format susunan acara dengan bentuk tertulis, denah panggung untuk acara tersebut, desain banner, dsb. Untuk menjalin kerjasama dengan beberapa pihak luar yang terkait sep-erti pihak sponsor dan pihak perijinan tempat acara tersebu, tim off-air me-nyiapkan surat pengajuan kerjasama serta lampiran deskripsi acara Munajat Malam 1000 Bulan. Setelah itu, produser pun perlu memberikan brief yang detail kepada tim produksi, seperti jobdesk juru kamera, audioman, CG, VTR, dsb.

STIKOM

b. Proposal

Proposal ini ditujukan kepada pihak venue (tempat yang akan disewa untuk berlangsungnya acara) dan pihak client (pihak sponsor yang ikut bekerjasama da-lam acara tersebut). Proposal itu akan disertakan dengan da-lampiran surat pengantar kepada pihak venue dan pihak client. Berikut adalah contoh format proposal dari ide dan konsep yang terkumpul untuk acara Munajat Malam 1000 Bulan.

Gbr 5.2.1 cover dari proposalacara Munajat Malam 1000 Bulan

Gbr 5.2.2 Pembuka (Konsep, Waktu, Lokasi) proposal

STIKOM

Gbr 5.2.3 Konsep acara secara keseluruhan

Gbr 5.2.4 Keterangan Bazaar pada acara Munajat Malam 1000 Bulan.

STIKOM

Gbr 5.2.5 Keterangan acara ngabuburit di Munajat Malam 1000 Bulan.

STIKOM

Gbr 5.2.6 Keterangan Layout Denah Munajat Malam 1000 Bulan.

c. Surat Pengantar & Deskripsi Acara

Untuk penyampaian proposal ke pihak client, memerlukan prosedur penyampaian proposal seperti berikut:

d. Proposal dibuat, ditujukan kepada client (pihak sponsor/pihak yang ikut bekerjasama) dan juga pihak venue (pemilik tempat yang akan disewa untuk berlangsungnya acara tersebut).

e. Selain proposal, dilampirkan juga surat pengajuan ataupun surat pengantar proposal tersebut.

f. Setelah itu membuat surat untuk perijinan dan keamanan, di lampiri dengan surat pernyataan pihak venue.

STIKOM

Gbr 5.2.7 Contoh Surat ke Pihak KAPOLRES Gbr 5.2.8 Contoh Surat ke Pihak KAPOLSEK

STIKOM

SURABAYA

Setelah proposal dan surat-surat pengajuan dibuat, ide yang tersusun terse-but dituangkan ke bentuk banner untuk mempublikasikannya ke masyarakat di Surabaya dan sekitarnya. Pada banner tersebut, ditampilkan beberapa poin acara, seperti tema acara, susunan acara, waktu & tempat acara dilaksanakan, disertakan juga logo dari JTV sebagai media yang meliput acara tersebut. Berikut adalah contoh banner yang telah dibuat untuk mempublikasikan acara Munajat Malam 1000 Bulan ini.

STIKOM

Gbr. Banner Acara Munajat Malam 1000 Bulan (option 1)

Gbr. Banner Acara Munajat Malam 1000 Bulan (option 2)

STIKOM

BAB VI

Dokumen terkait