DI JTV SURABAYA
Oleh
Nama
: Deya Kartika Sidi
NIM
: 10.51016.0002
Program Studi
: DIV Komputer Multimedia
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER SURABAYA
2013
STIKOM
iii
Saat ini, banyaknya jumlah stasiun televisi-televisi local membuat perkembangan dunia televise tumbuh dengan cukup pesat. Pada akhirnya tiap stasiun perlu berkompetisi, dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam menghadirkan program acara mereka masing-masing. Tim kreatif selalu perlu menghadirkan bentuk acara yang baru, sehingga membuat para audience tidak cepat bosan.
Tiap stasiun televisi mempunya program acara yang mempunyai khas tersendiri. Untuk wilayah Surabaya sendiri terdapat beberapa stasiun televisi local, yaitu SBO TV, Arek TV, TV Sembilan, BBS TV, BCTV, Surabaya TV, MHTV, dan JTV. Sebagai salah satu televisi local wilayah Surabaya, JTV memiliki beberapa program acara-acara besar untuk menyambut hari-hari besar. Seperti halnya untuk menyambut hari raya ramadhan, JTV membuat acara, yaitu Munajat Malam 1000 Bulan. Acara tersebut disiarkan secara live dari Masjid Al-Akbar, Surabaya. Acara ini merupakan salah satu acara yang dibuat untuk memeriahkan hari raya ramadhan, dengan konsep sederet acara seperti, ceramah dari pendakwah, nyanyian dan musik-musik religi.
Penulis berkesempatan untuk bisa melakukan kerja praktek di JTV Surabaya, dan dari awal penulis ditempatkan di bagian divisi off-air. Untuk itu penulis dapat mengetahui lebih jelas mengenai proses pengolahan acara tersebut. Setelah mengetahui proses dari pengolahan acara tersebut, maka penulis mempunyai acuan untuk gambaran yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktek. Sehingga, untuk penulisan laporan Kerja Praktek ini, penulis mengambil judul
“Proses Pra Produksi Acara Munajat Malam 1000 Bulan di JTV Surabaya”.
Kata Kunci: Proses Pra Produksi, Acara Munajat Malam 1000 Bulan JTV Surabaya
STIKOM
vi
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Batasan Masalah ... 2
1.4. Tujuan Penelitian ... 3
1.5. Manfaat ... 3
1.6. Pelaksanaan ... 4
1.7. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Media ... 7
2.2. Multimedia ... 7
2.2.1. Element Multimedia ... 9
2.3. Televisi ... 10
2.3.1. Jenis Televisi ... 11
2.3.2. Karakteristik Televisi ... 12
2.3.3. Stasiun Televisi ... 13
STIKOM
vii
2.5. Program Acara Munajat Malam 1000 Bulan ... 23
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 24
3.1. Metode Penelitian ... 24
3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.3. Teknik Analisis Data ... 26
3.3.1. Hasil dan Analisis Data ... 26
3.4. Konsep Perancangan ... 27
3.4.1 Pra Produksi ... 27
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29
4.1. Sekilas Sejarah dan Profil JTV Surabaya ... 29
BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 33
5.1. Pra Produksi Acara Munajat Malam 1000 Bulan ... 68
BAB VI PENUTUP ... 42
6.1. Kesimpulan ... 42
6.2. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 45
STIKOM
viii
Halaman
Gambar 4.1 Logo JTV Surabaya ... 30
Gambar 4.2 Logo JTV Surabaya (Baru). ... 31
Gambar 4.3 Wilayah Jangkauan JTV Surabaya. ... 31
Gambar 4.4 Komposisi Program JTV ... 32
Gambar 4.5 Promosi melalui JTV ... 32
Gambar 5.2.1 Cover Proposal acara Munajat - JTV ... 35
Gambar 5.2.2 Pembuka proposal acara ... 36
Gambar 5.2.3 Konsep Acara Keseluruhan. ... 36
Gambar 5.2.4 Keterangan Baazar acara Munajat - JTV. ... 37
Gambar 5.2.3 Keterangan Ngabuburit acara Munajat - JTV. ... 37
Gambar 5.2.3 Keterangan Layout denah acara Munajat - JTV... 38
Gambar 5.2.7 Contoh Surat ke Pihak KAPOLRES. ... 39
Gambar 5.2.7 Contoh Surat ke Pihak KAPOLSEK. ... 40
Gambar 5.2.7 Contoh Surat ke Pihak KABAG POLRES. ... 40
Gambar 5.2.7 Contoh Banner Acara Munajat - JTV. ... 41
STIKOM
ix
Halaman
Lampiran 1 Dokumentasi Foto Acara Munajat - JTV ... 45
Lampiran 2 Surat Balasan Instansi/Perusahaan ... 49
Lampiran 3 Form Acuan Kerja ... 50
Lampiran 4 Form Garis Besar Rencana Kerja ... 51
Lampiran 5 Form Log Harian 1 ... 52
Lampiran 6 Form Kehadiran Kerja Praktek ... 53
Lampiran 7 Kartu Bimbingan (depan) ... 54
Lampiran 8 Kartu Bimbingan (belakang) ... 55
Lampiran 9 Form Penilaian ... 56
STIKOM
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan dari hasil kerja praktek ini nantinya adalah mengetahui proses
produksi dalam pembuatan sebuah program acara di JTV, khususnya acara
Mu-najat Malam 1000 Bulan. Tujuan tersebut dilatarbelakangi oleh perlunya untuk
menambah wawasan mengenai sebuah proses ataupun pra produksi sebuah acara
yang dilaksanakan diluar studio dari stasiun televisi tersebut.
Televisi merupakan salah satu media yang mampu menyampaikan berbagai
informasi dengan berbentuk visual dan audio. Seiring berkembangnya stasiun
tel-evisi swasta, berkembang pula stasiun teltel-evisi local, seperti halnya di wilayah
Su-rabaya sendiri terdapat Kompas TV, SBO TV, MHTV, JTV, dsb. JTV sendiri
merupakan salah satu stasiun local yang didirikan oleh PT. Jawa Pos Media
Tele-visi. Sebagai salah satu stasiun televisi di wilayah Surabaya, JTV menyajikan
be-berapa program televisi yang di produksi sendiri. Selain itu JTV juga memiliki
pembagian tim, yaitu divisi off-air yang bertugas untuk mengonsep acara kreatif
di luar studio. Tim di divisi off air ini perlu membuat program yang berkonsep
pada acara yang berlangsung di luar ruangan (outdoor). Salah satunya, untuk
me-meriahkan datangnya hari raya idul fitri, JTV mengadakan acara yang bertajuk “Munajat Malam 1000 Bulan”. Acara tersebut merupakan salah satu bagian dari
acara besar tim divisi off-air di JTV.
STIKOM
Dari penjelasan tersebut, penulis berkesempatan melakukan Kerja Praktek
di JTV Surabaya, dan ditempatkan di bagian divisi off-air. Untuk itu penulis dapat
mengetahui secara jelas mengenai proses pra produksi dalam penayangan acara
ini. Setelah mengetahui proses pra produksi acara di lapangan, maka penulis
mendapatkan sebuah gambaran mengenai apa yang akan dikerjakan dalam kerja
Praktek. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini, penulis menentukan
untuk mengambil judul, yaitu “Proses Pra Produksi Acara “Munajat Malam 1000 Bulan” di JTV Surabaya”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas yang berjudul “Proses Pra Produksi Acara “Munajat Malam 1000 Bulan” di JTV Surabaya”, maka rumusan masalah
yang diangkat, yaitu:
1. Bagaimana proses pra produksi program acara Live pada JTV Surabaya ?
2. Bagaimana mengemas sebuah tayangan Munajat Malam 1000 Bulan di JTV
Surabaya?
1.3Batasan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang akan dikerjakan
dalam kerja Praktik ini adalah:
1. Mencari dan mengumpulkan data-data seperti, pihak venue dan pihak sponsor
(client) yang nantinya ikut bekerjasama dari head of off-air division untuk program acara “Munajat Malam 1000 Bulan”
2. Melakukan pembuatan rundown, lead presenter, script, dsb.
STIKOM
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam kerja Praktik ini adalah:
1. Mengetahui proses pra produksi dalam penayangan sebuah program acara.
2. Mengerti cara melakukan produksi secara tahap demi tahap di luar studio.
3. Memahami cara penyusunan rundown, lead presenter, dsb.
4. Mengerti proses atau jalanya produksi di luar studio secara langsung.
5. Mengerti proses penayangan berita secara Live/Langsung sehingga bisa
dikonsumsi oleh masyarakat di Jawa Timur khususnya di Surabaya
1.5 Manfaat
1. Manfaat teoritis:
Manfaat teoritis yang didapat selama Kerja Praktik, yaitu cara-cara
penyusunan rundown, memonitor MC bagian off-air maupun on-air,
mengatur bentuk teknis dalam bekerjasama dengan beberapa pihak
sponsor ataupun pihak terkait yang diajak untuk mensukseskan program
acara tersebut.
2. Manfaat Praktis:
Manfaat praktisnya, yaitu untuk acara program lainnya, yang bertempat
di luar studio, tetap menerapkan adanya tim yang bekerja seperti halnya
divisi off-air. Sehingga acara-acara outdoor bisa tetap diadakan secara
rutin untuk memunculkan kreatifitas yang cukup beragam.
STIKOM
1.6 Pelaksanaan
Kerja Praktik ini dilaksanakan di JTV Surabaya pada off-air divison yang
beralamat di Jl. Ahmad Yani No.88, Surabaya. Waktu pelaksanaannya dari
tanggal 9 Juli sampai tanggal 18 Agustus Tahun 2013 dari hari Senin sampai Jum’at mulai dari pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB. Adapun kegiatan yang sudah
dilakukan adalah:
1. Membuat option untuk desain banner pada program acara tersebut.
2. Menata data-data ataupun file yang diperlukan untuk hal teknis lainnya.
3. Menata dan menyiapkan untuk pra produksi program acara tersebut.
4. Mencari lokasi dan mengurusi perijinan untuk produksi program acara.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai
beri-kut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu:
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.6 Pelaksanaan
1.7 Sistematika Penulisan
STIKOM
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada Bab II ini akan dijabarkan tentang berbagai macam teori yang menjadi
dasar dalam perancangan karya pada Kerja Praktik ini.
BAB III : METODE PERANCANGAN
Pada Bab III ini akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk
men-dukung metode perancangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab IV ini berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat di
Kerja Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang JTV Surabaya.
BAB V : IMPLEMENTASI KARYA
Bab V ini merupakan hasil implementasi hasil karya dari metode perancangan
pada Bab III.
BAB VI : PENUTUP
Pada Bab VI ini akan dijelaskan beberapa hal, meliputi:
6.1 Simpulan
Bagian ini akan dijelaskan inti sari dari seluruh kegiatan yang dilakukan
selama Kerja Praktik, khususnya akan dijabarkan secara singkat dari masalah
yang diangkat atau yang dikerjakan.
6.2 Saran
STIKOM
Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama
kegiatan Kerja Praktik berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi tentang daftar referensi yang digunakan sebagai dasar
dalam pelaksanaan Kerja Praktik, bisa berupa buku, koran, majalah, e-book dan
lain-lain.
STIKOM
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Media
Media merupakan sarana penghubung ataupun alat komunikasi, kata media
berasal dari bahasa latin yang secara harafiah mempunyai arti sebagai perantara
atau pengantar. Menurut Ratna Lislie. J. Briggs (dalam buku Dasar-dasar
In-teraksi Belajar Mengajar 1993),Media merupakan sarana fisik untuk
menyam-paikan materi atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide, dsb.
Jadi,Media adalah alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi,
seperti surat kabar, radio, dan televisi. Alat atau media tersebut dapat berupa
alat-alat elektronika, gambar, buku, dan sebagainya. Semua pengertian media mengacu
kepada pengertian media secara umum, sedangkan fungsinya menyalurkan
informasi atau pesan dari sumber ke penerima.
2.2Televisi
Televisi merupakan sarana telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu layar hitam putih ataupun
layar berwarna. Kata televisi adalah penggabungan dari kata tele ("jauh")
dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi
dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan. Televisi secara tidak formal dapat disebut dengan TV, tivi,
STIKOM
teve, atau tipi. Dikutip dari Berkarier di Dunia Broadcast (Indah Rahmawati dan
Dodoy Rusnandi, 2011: 3).
Dalam Buku Jurnalistik Televisi, Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa:
“Televisi merupakan hasil dari produk teknologi tinggi (hi-tech) yang mampu
menyampaikan berbagai informasi dalam bentuk audio visual gerak”. Menurut
ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa:
“Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali
gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi,
diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat
penerima”.
Dari beberapa pemahaman diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa televisi
merupakan sebuah bentuk penyampaian informasi yang dituangkan dalam bentuk
audio dan visual. Untuk itulah, sebuah audi dan visual dalam media seperti
televi-si perlu saling melengkapi. Seperti halnya saat proses produktelevi-si ataupun televi-siaran,
sebuah acara televisi perlu diberi tempat atau lembaga penyiaran dengan banyak
sumber daya manusia yang memiliki keahlian dibidang masing-masing.
2.2.1Jenis-Jenis Televisi
Jenis televisi terbagi ke dalam beberapa jenis menurut kamus istilah televisi
dan film yang dikutip oleh Ilham Z (2010: 256-257) yaitu:
1. Televisi Digital
Merupakan jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem
kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi.
STIKOM
2. Televisi Analog
Merupakan jenis televisi yang mengkodekan informasi gambar dengan
menvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal.
3. Televisi Berlangganan
Merupakan jenis televisi yang menggunakan satelit, jadi pesawat penerima
dilengkapi dengan alat dekoder yang berfungsi sebagai penerima sinyal dari
satelit dan dilaksanakan dengan sistem sewa dan membayar iuran tiap
bulannya (berlangganan).
4. Televisi Lokal
Merupakan jenis televisi yang jangkauannya terbatas di suatu daerah.
5. Televisi komunitas
Merupakan jenis televisi yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat
indipenden dan tidak komersial dengan daya pancar yang rendah, dan luas
jangkuan frekuensi wilayahnya terbatas, serta hanya untuk melayani
kepentingan komunitasnya.
2.2.2 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi terbagi dalam beberapa hal dalam buku jurnalistik
televisi karya Adi Badjuri (2010: 39-40) yaitu:
1. Mengutamakan gambar.
2. Mengutamakan kecepatan.
STIKOM
3. Bersifat sekilas.
4. Bersifat satu arah.
5. Daya jangkauan luas.
2.3.2 Stasiun Televisi
Sebuah televisi berpengaruh besar terhadap sebuah stasiun, karena stasiun
yang merupakan tempat untuk menghasilkan siaran yang terbaik, dengan
melibat-kan banyak orang agar informasi yang amelibat-kan dipublikasimelibat-kan bisa tersampaimelibat-kan
dengan baik. Umumnya siaran televisi bertujuan untuk memberi informasi yang
dapat dinikmati dan dapat diterima di kalangan masyarakat, menurut Morissan
(2004: 2) bahwa:
“Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.
Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa siaran televisi
merupakan penggabungan unsur audio, visual, teknologial, dan dimensi
dramatikal. Audio, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat,
padat, dan efektif. Visual lebih mengarah kepada bahasa gambar yang tajam, jelas,
hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas
suara, dan kualitas gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi di
rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai
dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara
simultan.
STIKOM
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa siaran televisi
ada-lah sebuah pemancar yang diproyeksikan dengan pendekatan system lensa, suara,
serta memberikan hasil gambar yang bergerak dan berisi sebuah informasi yang
bermacam-macam, hingga akhirnya dapat diterima banyak kalangan masyarakat.
Stasiun televisi yang pertama berdiri di Indonesia adalah TVRI. Siaran pertama
dari stasiun televisi TVRI adalah siaran langsung upacara pembukaan SEA Games
IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
2.3.4 Perkembangan Televisi di Indonesia
Sejak penemuan televisi, diberbagai Negara mulai diperkenalkan televisi
sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum.
Tel-evisi diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1962, yaitu bertepatan pada
pelaksanaan olahraga Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta. Peresmian televisi
dengan nama TVRI (Televisi Republik Indonesia) dibuka oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 24 Agustus 1962, dengan tujuan untuk meliput semua kejuaraan dan
pertandingan selama pesta olahraga berlangsung.
Perkembangan dunia pertelevisian Indonesia mulai marak sejak pihak
pemerintah memberikan izin kehadiran televisi swasta untuk mengudara pada
ta-hun 1989. Stasiun televisi swasta pertama adalah RCTI (Rajawali Citra Televisi
Indonesia) dan RCTI pun mulai diresmikan mengudara pada 24 Agustus 1989.
Stasiun televisi swasta lainnya, seperti SCTV (Surya Citra Televisi) mulai
men-gudara pada bulan Agustus 1989, kemudian TPI (Televisi Pendidikan Indonesia)
mulai mengudara pada 23 Januari 1991, ANTV (1993), Indosiar (Januari 1995).
STIKOM
Sejak tahun 2001, mulai banyak stasiun televisi swasta yang ikut
men-gudara, seperti Metro TV, Trans TV, Trans7, Global TV, LAtivi, TV
One,dsb.Munculnya televisi di Indonesia berdampak sangat besar dalam
ke-hidupan manusia, terutama bidang politik, ekonomi, social, budaya, dan
pertahan-an keampertahan-anpertahan-an negara. Televisi berperpertahan-an sebagai sarpertahan-ana ypertahan-ang spertahan-angat penting untuk
menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembangunan nasional.
Selain itu, media televisi berperan sebagai media pendidikan, karena melalui
pe-nayangan yang beragam acara akan dapat memberi pendidikan atau mengedukasi
masyarakat secara luas. Untuk itu, dengan adanya televisi diharapkan masyarakat
mampu diajak berpikir kritis dan menyaring hal-hal positif untuk kemajuan
ke-hidupan manusia.
2.3.5 Perkembangan Televisi Lokal
Definisi televisi lokal sendiri adalah stasiun penyiaran yang memiliki
wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten.
Undang-undang penyiaran menyebutkan, bahwa stasiun penyiaran lokal dapat
didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Republik Indonesia dengan jangkuan
siaranterbatas pada lokasi tersebut. Berikut ini merupakan beberapa stasiun
televisi lokal yang ada di berbagai daerah di Indonesia, antara lain:
1. Aceh: Aceh TV, TVRI Aceh, Koetaraja TV.
2. Medan: TV Medan, Deli Medan, DAAI Medan, Spacetoon Medan.
3. Bandung: TVRI Jawa Barat, Bandung TV, Depok TV, CB Channel, CT
Channel, Garuda TV, IMTV, Green TV IPB, Jatiluhur TV, Megaswara TV.
STIKOM
4. Bali: TVRI Bali, Indo TV, Alam TV, Bali Music Channel, Dewata TV, Bali
TV,
Untuk wilayah Surabaya sendiri juga terdapat beberapa stasiun televisi lokal
seperti: TV 9 Surabaya (Tempo TV), TVRI Jawa Timur, Arek TV, JTV (Jawa Pos
Televisi), SBO TV, Surabaya TV, MNTV (B-Channel), BBS TV, MHTV (Sindo
TV), BCTV (Kompas TV). Walaupun stasiun televisi-televisi lokal memilik nama
dan segmentasi pasar yang berbeda-beda, namun mereka tetap memilik satu
kesamaan yaitu setiap stasiun televisi selalu memiliki sebuah program berita.
2.4Pra Produksi Program Televisi
Pra produksi merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan sebuah
ta-yangan, diantaranya meliputi perencanaan, ide acara, penentuan jadwal/rundown,
survey lokasi, penyusunan anggaran biaya, mencari pemeran yang memeriahkan
acara, mengurus perizinan, penentuan kru produksi, mengurus penyewaan
peralatan produksi film, dsb.
1. Ide/Gagasan untuk acara.
Berawal dari produser yang berorientasi pada beberapa calon
pemirsanya, atau dari suatu pihak yang terkait mengajak kerjasama untuk
melakukan liputan di tempat terkait. Untuk membicarakan ide tersebut, perlu
adanya rapat perencanaan produksi tahap awal. Pemaparan konsep perlu
di-jelaskan oleh produser kepada tim kreatif acara. Kemudian, masing-masing
penanggung jawab menyiapkan segala keperluannya seperti Art Director
yang bertanggung jawab atas tata letak panggung, Program Director atau
STIKOM
pengarah acara menjeleaskan detail dari jalannya acara tersebut. Jadi, inti dari
rapat perencanaan adalah agar tim mengerti konsep acara, tujuan acara, serta
sasaran yang ingin dicapai.
2. Script
a.Semi Script Show
Dalam semi-script ini hanya mencakup keterangan tentang apa yang
ha-rus dilakukan oleh pengisi acara, fasilitas yang digunakan dalam acara,
serta VT (video tape).
b.Fully Script Show
Dalam fully script, keterangan dijelaskan lebih detail, seperti setting,
dialog pengisi acara, camera script, durasi, perubahan setting, audio, dsb.
Ketika dialog, para pengisi acara perlu benar-benar mengikuti teks yang
sudah disusun. Tentunya semisal pembawa acara, perlu berlatih dahulu
untuk membaca skrip atau teks yang ada di teleprompter. Kemudian
per-lu diperhatikannya saat perpindahan pengisi acara, mulai dari satu posisi
ke posisi lainnya. Hal tersebut untuk mempermudah kameraman dalam
pengambilan gambar. Penayangan VT (video tape) juga perlu
benar-benar diperhatikan. Durasi waktupun juga sangat perlu diperhatikan.
3. Casting/Penentuan pemeran maupun pengisi acara.
Dalam mencari pengisi acara/pemain acara dilakukan oleh cast
depart-ment dan dituntun oleh casting director. Pemilihan pengisi acara disesuaikan
oleh tema atau konsep yang sudah disusun untuk acara tersebut.
STIKOM
2.5 Program Acara Munajat Malam 1000 Bulan
Program acara ini adalah salah satu bentuk acara yang dirancang untuk
menyambut hari ramadhan. Menyajikan kegiatan acara seperti buka puasa
bersa-ma, penampilan music religi, ngabuburit bersama sejumlah anak yatim, dakwah
religi, bazaar ramadhan, fashion show busana muslimah, dsb. Acara ini diadakan
pada 3 Agustus 2013 di Masjid Al-Akbar dengan konsep Malam 1000 Bulan.
Un-tuk penayangannya ditampilkan secara LIVE, sehingga perlu kematangan konsep
dan kreatifitas yang mendukung kemeriahan acara tersebut, untuk hasil tayang
yang baik dan mampu dinikmati kalangan masyarakat umum.
STIKOM
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
3.1 Metodologi Penelitian
Dalam bab ini, menggunakan metodologi penilitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian ini. Hal tersebut berdasarkan dari pentingnya mengetahui
informasi lebih dalam mengenai suatu proses pra produksi ataupun bentuk kerja
tim off-air saat menangani event-event di lapangan. Bogdan dan Taylor dalam
Moleong (2004:4) menjelaskan bahwa metodologi kualitatif sebagai bentuk
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang.
3.2Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
studi pustaka, serta dokumentasi dalam bentuk visual.
1. Wawancara
Menurut Prabowo (1996), wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang responden, caranya dengan
bercakap serta bertatap muka, untuk metode tersebut perlu adanya kedekatan
dengan narasumber. Metode wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
informasi mengenai dunia pertelevisian, khususnya mengenai sebuah pra produksi
acara televisi. Berikut hasil wawancara di tunjukkan dalam sebuah tulisan dari
catatan di lapangan:
STIKOM
a. Bapak Abduh Abbas, beliau adalah Event Manager di JTV Surabaya. Beliau
juga menjelaskan mengenai cara tata kerja tim dalam membagi tugas untuk
pra produksi sebuah event, serta menjadi pembimbing saya dalam kerja
praktik. Penjelasan dimulai dari pencarian dana, sponsor, hingga perijinan
tempat event tersebut berlangsung.
b. Bapak Halim, beliau adalah Produser Off-Air di JTV Surabaya. Beliau
menjelaskan mengenai program acara tim off-air itu sendiri, sekaligus
menjadi pembimbing saya saat melakukan kerja praktik.
2. Observasi
Observasi yang diterapkan disini yaitu dengan cara mengamati kerja-kerja
dari tim off-air dalam menyiapkan pra produksi sebuah event di lapangan.
Observasi ini untuk melihat lebih dalam tentang karakteristik dari para tim off-air
sendiri.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini dilakukan dengan cara mendokumentasikan saat event
Munajat Malam 1000 Bulan sedang berlangsung. File dokumentasi berupa foto
dan juga video serta bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan program
acara tersebut.
3. Studi Pustaka
Untuk mendukung data laporan ini, dilakukan studi pustaka melalui
konsep-konsep yang disusun untuk terselenggaranya program acara Munajat
Malam 1000 Bulan tersebut. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari
STIKOM
referensi dalam pustaka yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka ini
penting untuk mendukung data yang akan dijadikan dasar pembuatan laporan ini.
3.3Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data ini akan dilakukan pengamatan terfokus pada
program acara itu, kemudian hasil dari data tersebut akan dimuat dalam catatan
lapangan yang terdapat di buku lampiran.
Selanjutnya dibuat simpulan mengenai penjelasan yang didapat dari hasil
pengamatan itu. Kesimpulan disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan
mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.
3.3.1 Hasil dan Analisis Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di JTV Surabaya pada
tanggal 03 Agustus 2013 kepada Bapak Abduh Abbas selaku salah satu dari tim
off-air yang mengurus pra produksi acara tersebut bahwa acara tersebut diadakan
dengan tujuan sebagai partisipasi pihak JTV untuk ikut merayakan Bulan
Ramadhan bagi masyarakat wilayah Surabaya dan sekitarnya. Untuk proses
persiapan acara tersebut dibutuhkan kerjasama dengan tim on-air yang nantinya
akan menyiapkan alat-alat produksi, selain itu juga dibutuhkan kerjasama dari
pihak luar yang terkait. Seperti pihak sponsor ataupun tempat perijinan serta pihak
keamanan tempat dimana acara itu berlangsung.
STIKOM
3.4Konsep Perancangan
Televisi merupakan salah satu media yang menampilkan gambar visual
serta audio, yang bisa disaksikan dengan baik oleh khalayak umum. Tahapan
dalam perancangan sebuah tayangan program televisi, yaitu:
3.4.1 Pra Produksi
Pra produksi merupakan sebuah proses untuk mempersiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan untuk memulai sebuah produksi program acara
televisi. Dalam pra produksi, perlu adanya beberapa pilihan ide ataupun konsep
yang berkaitan dengan acara yang akan diadakan dalam tahap produksi itu sendiri.
Ide-ide itu nantinya dibahas dalam sebuah rapat tim produksi. Rapat tersebut
merupakan rapat yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait, mulai dari tim
off-air hingga tim on-off-air. Rapat tersebut bertujuan untuk membahas mengenai apa
yang akan ditayangkan. Rapat redaksi ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Rapat Proyeksi
Pada rapat proyeksi ini akan dihasilkan sebuah keputusan bersama antar
tim mengenai tema acara secara keseluruhan ataupun tema yang akan dikerjakan
dan dilanjutkan koordinasi dengan pihak-pihak luar yang terkait untuk ikut
bekerjasama berpartisipasi dalam acara Munajat Malam 1000 Bulan di Masjid
Al-Akbar Surabaya.
2. Rapat Produksi
Hasil dalam rapat produksi tersebut nantinya akan ditayangkan dalam
bentuk VO (voice over), SOT (Sound and Tape), PKG (Package), LOT (Life
on Tape), dsb.
STIKOM
3. Koordinasi dan Briefing
Sebelum acara dimulai, produser perlu melakukan koordinasi dan
briefing kepada seluruh tim yang terdiri dari:
a. PD (program director/seorang yang bertanggung jawab secara teknis
atas kelancaran suatu acara televisi).
b. Cameraman (seseorang yang bertanggung jawab secara teknis atas gambar
yang terlihat di monitor televisi).
c. FD (Floor Director/seseorang yang bertugas untuk mengontrol keadaan
saat acara sedang dimulai, sebagai asisten atau penyambung informasi dari
produser director).
d. Time Keeper (seseorang yang bertugas untuk mengawasi dan menghitung
durasi), dsb.
Dalam rapat redaksi tersebut, sebuah ide ataupun konsep acara dituangkan
dalam bentuk laporan untuk di publikasikan ke bagian pihak luar yang tertarik
untuk bekerja sama dalam terlaksananya acara Munajat Malam 1000 Bulan.
Prosedur penyampaian proposal tersebut yaitu dengan cara:
a. Proposal dibuat, ditujukan kepada client (pihak sponsor/pihak yang
ikut bekerjasama) dan juga pihak venue (pemilik tempat yang akan
disewa untuk berlangsungnya acara tersebut).
b. Selain proposal, dilampirkan juga surat pengajuan ataupun surat
pengantar proposal tersebut.
STIKOM
c. Setelah itu membuat surat untuk perijinan dan keamanan, di lampiri
dengan surat pernyataan pihak venue.
Dalam acara Munajat Malam 1000 Bulan ini, venue (tempat) diadakannya
acara yaitu di Masjid Al-Akbar, Surabaya. Kemudian untuk pihak sponsor (client)
yang dituju adalah Campina Ice Cream & Speedy. Pada pihak sponsor nantinya
akan difasilitasi beberapa stand untuk mereka sebagai promosi produk yang
mereka tawarkan. Sehingga, dari big event tersebut, diharapkan tingkat penjualan
produk mereka bisa meningkat.
STIKOM
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sekilas Sejarah dan Profil BBS TV Surabaya
JTV (PT. Jawa Pos Media Televisi), adalah sebuah stasiun televisi
swasta regional di Kota Surabaya, Jawa Timur. JTV adalah televisi swasta
regional pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar hingga saat ini. Jangkauan
JTV meliputi hampir seluruh provinsi Jawa Timur secara terestrial, juga bisa
diterima diseluruh Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan sebagian
Australia dengan parabola melalui satelit Telkom 1, dan fasilitas televisi
berlangganan TelkomVision.
Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan JPMC dan dimiliki oleh
Grup Jawa Pos, yang juga memiliki afiliasi surat kabar dan stasiun televisi di
Indonesia seperti SBO TV (Surabaya TV), Malioboro TV (Yogyakarta), PJTV
(Padjajaran TV) (Bandung), Semarang TV, Bogor TV, Jak TV (Jakarta) dan
MKTV (Mahkamah Konstitusi Televisi) (Jakarta), PAL TV (Palembang), Padang
TV (Padang), Jambi TV (Jambi), dan Jek TV (Jambi). Sedangkan biro JTV di
Jawa Timur ada 7 yaitu Malang, Jember, Banyuwangi, Kediri, Madiun,
Bojonegoro dan Madura. Dahlan Iskan (CEO Grup Jawa Pos) menargetkan JTV
untuk melahirkan 20 TV lokal setiap tahunnya.
STIKOM
Gambar 4.1 LogoJTVSurabaya
Gambar 4.2 Logo JTV Surabaya Baru
STIKOM
a. Wilayah Jangkauan & Komposisi Program JTV Surabaya
Gbr. 4.3 Wilayah Jangkauan JTV Surabaya
Gbr. 4.4 Komposisi Program JTV Surabaya
STIKOM
b. Jenis Promosi melalui JTV Surabaya
Gbr 4.5 Promosi melalui JTV Surabaya
STIKOM
BAB V
IMPLEMENTASI KARYA
Pada bab implementasi karya ini, penulis akan menjelaskan proses pra
produksi dari acara Munajat Malam 1000 Bulan tersebut, sesuai dengan yang
telah terencana, yaitu:
5.1Pra Produksi
Pra produksi adalah tahap dimana para produser akan menyiapkan
bebera-pa kebutuhan saat produksi seperti rundown, dsb. Selain itu Produser juga
akanmencari ide-ide baru baik untuk berita maupun features apa yang akan
di-angkat ketika produksi.
a. Persiapan
Dalam tahap ini, tim off-air perlu menyiapkan format susunan acara
dengan bentuk tertulis, denah panggung untuk acara tersebut, desain banner,
dsb. Untuk menjalin kerjasama dengan beberapa pihak luar yang terkait
sep-erti pihak sponsor dan pihak perijinan tempat acara tersebu, tim off-air
me-nyiapkan surat pengajuan kerjasama serta lampiran deskripsi acara Munajat
Malam 1000 Bulan. Setelah itu, produser pun perlu memberikan brief yang
detail kepada tim produksi, seperti jobdesk juru kamera, audioman, CG,
VTR, dsb.
STIKOM
b. Proposal
Proposal ini ditujukan kepada pihak venue (tempat yang akan disewa untuk
berlangsungnya acara) dan pihak client (pihak sponsor yang ikut bekerjasama
da-lam acara tersebut). Proposal itu akan disertakan dengan da-lampiran surat pengantar
kepada pihak venue dan pihak client. Berikut adalah contoh format proposal dari
ide dan konsep yang terkumpul untuk acara Munajat Malam 1000 Bulan.
Gbr 5.2.1 cover dari proposalacara Munajat Malam 1000 Bulan
Gbr 5.2.2 Pembuka (Konsep, Waktu, Lokasi) proposal
STIKOM
Gbr 5.2.3 Konsep acara secara keseluruhan
Gbr 5.2.4 Keterangan Bazaar pada acara Munajat Malam 1000 Bulan.
STIKOM
Gbr 5.2.5 Keterangan acara ngabuburit di Munajat Malam 1000 Bulan.
STIKOM
Gbr 5.2.6 Keterangan Layout Denah Munajat Malam 1000 Bulan.
c. Surat Pengantar & Deskripsi Acara
Untuk penyampaian proposal ke pihak client, memerlukan prosedur
penyampaian proposal seperti berikut:
d. Proposal dibuat, ditujukan kepada client (pihak sponsor/pihak yang ikut
bekerjasama) dan juga pihak venue (pemilik tempat yang akan disewa untuk
berlangsungnya acara tersebut).
e. Selain proposal, dilampirkan juga surat pengajuan ataupun surat pengantar
proposal tersebut.
f. Setelah itu membuat surat untuk perijinan dan keamanan, di lampiri
dengan surat pernyataan pihak venue.
STIKOM
Gbr 5.2.7 Contoh Surat
ke Pihak KAPOLRES
Gbr 5.2.8 Contoh Surat
ke Pihak KAPOLSEK
STIKOM
Setelah proposal dan surat-surat pengajuan dibuat, ide yang tersusun
terse-but dituangkan ke bentuk banner untuk mempublikasikannya ke masyarakat di
Surabaya dan sekitarnya. Pada banner tersebut, ditampilkan beberapa poin acara,
seperti tema acara, susunan acara, waktu & tempat acara dilaksanakan, disertakan
juga logo dari JTV sebagai media yang meliput acara tersebut. Berikut adalah
contoh banner yang telah dibuat untuk mempublikasikan acara Munajat Malam
1000 Bulan ini.
STIKOM
Gbr. Banner Acara Munajat Malam 1000 Bulan (option 1)
Gbr. Banner Acara Munajat Malam 1000 Bulan (option 2)
STIKOM
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berikut yaitu kesimpulan yang dapat penulis ambil dari “Proses Pra
Produksi Program Acara Munajat Malam 1000 Bulan” di JTV Surabaya, adalah:
1. Untuk persiapan di balik layar tidak bisa dibilang mudah. Perlu persiapan
matang dan kerjasama yang baik antar kru ataupun pengisi acara. Supaya
hasil acara bisa menjadi satu pemikiran dari semua kru demi kesuksesan acara
tersebut. Untuk itu tiap orang dari kru acara tersebut perlu memahami dulu
tujuan dari diselenggarakannya acara tersebut, agar bisa menjalankan
tugasnya sesuai jobdesk masing-masing.
2. Kru off-air, yang mempersiapkan pra produksi acara tersebut, juga harus
memahami pentingnya peran dalam menjalani komunikasi yang baik dengan
pihak-pihak luar yang terlibat, seperti pihak sponsor, pihak persewaan lokasi,
dsb.
STIKOM
6.2 Saran
Setelah melakukan kerja praktik di JTV Surabaya, penulis memberikan
saran, yaitu:
1. Perlu diperhatikannya kesiapan sebelum produksi ataupun sesudah produksi,
seperti diadakannya briefing rutin dan evaluasi.
2. Perlu adanya orang khusus untuk mendampingi yang lainnya
(mahasiswa/teman-teman SMK) saat melakukan Kerja Praktik. Supaya
memahami dasar-dasar dari pemakaian alat-alat yang digunakan kru saat akan
mengadakan acara LIVE.
3. Bagi teman-teman yang melakukan Kerja Praktik, maksimalkan fasilitas yang
ada dan berikan hasil yang terbaik