• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 202009100 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 202009100 Full text"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION

TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 2 KLEDUNG SEMESTER

II TAHUN PELAJARAN 2012/2013

JURNAL

Oleh

Rahayu Setyorini

Nim 202009100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION

TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 2 KLEDUNG SEMESTER

II TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Rahayu Setyorini

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia

e-mail: 202009100_@student.uksw.edu

Abstract

This research aims to determine the effect of the significan implementation of cooperatif learning on a Class VII semester II academic year 2012/2013 at the Junior High School Guadrilateral Kledung. Subjects in this research is student class VIIA as a class control and class VIIB as a class experiment. Data collection techniques that use pre-test as the initial test and post-test before treatment is given as a final test after a given treatment. Data analysis techniques used is the t-test (independent sample t-test). The analysis of data obtained significan value 0,000 < 0,05, which means that there are differences in average math learning outcomes at 76,30, while the students are tought using cooperative learning modal group investigation (experimental class) of 89,60. Based on the above datait can be concluded that there is a significan effect of group investigation cooperative learning on learning outcomes math class VII semester II academic year 2012/2013 at the Junior High School Guadrilateral Kledung.

Keywords: group investigation (GI), the result of learning mathematics. A.PENDAHULUAN

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses

ini perubahan tidak terjadi sekaligus, namun secara bertahap tergantung pada

faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Faktor ini umumnya dapat dibagi

menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal faktor internal berhubungan

dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti

intelegensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra, dan skema berpikir. Sedangkan

faktor eksternal merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang

mengkondisikan dalam pembelajarannya, seperti pengalaman, lingkungan sosial,

metode belajar mengajar, fasilitas belajar, serta dedikasi guru. Keberhasilannya

(8)

6

tahap selanjutnya. Secara umum prestasi belajar siswa ditentukan oleh kemampuan

kognitif dalam memahami materi yang telah diajarkan (Dimyati: 2002).

Group Investigation merupakan sebuah model pembelajran kooperatif yang

kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran

yang berbasis konstruktivisme dan pembelajaran demokrasi. Pembelajaran kooperatif

model tipe Group Investigation ini sangat bermanfaat untuk para siswa yang heterogen.

Pada model ini siswa dibagi menjadi 2-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan

perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa melanggar

ciri-ciri pembelajaran kooperatif. Pada model ini siswa memilih sub topik yang ingin

mereka pelajari dan topik yang biasanya telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan

guru merencanakan tujuan, langkah-langkah belajar berdasarkan sub topik dan materi

yang dipilih. Kemudian siswa mulai belajar dengan berbagai sumber belajar baik di

dalam atau pun di luar sekolah, setelah proses pelaksanaan belajar selesai mereka

menganalisis, menyimpulkan, dan membuat kesimpulan untuk mempresentasikan hasil

belajar mereka di kelas (Isjoni: 87-88).

Penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2006) dengan judul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap hasil belajar matematika SMP Negeri 5 Semarang”menyatakan bahwa hasil belajar matematika dengan model Group Investigation lebih baik daripada model pembelajaran konvensional dan ada

pengaruh yang signifikan antara kemampuan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Aslu Wahidah (2008) dengan judul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap prestasi belajar matematika pada materi segiempat SMP Negeri 8 Jember” menyatakan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran Group Investigation terhadap prestasi belajar matematika. (Pada taraf signifikan 5%, Fobs =

7,9964 > 3,9867 = Ftabel dan rata-rata baris a1 = 4,8684 > 4,0658 = a2). Titis (2011)

dengan judul “Meningkatkan hasil belajar matematika materi luas bangun melalui model Group Investigation pada siswa kelas III SD Senden II Kabupaten Kediri”

menyatakan bahwa model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, serta melatih siswa untuk bekerja secara berkelompok dengan temannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Kirana (2011) dengan judul “Pengaruh

cooperative lea rning dengan model Group Investigation terhadap sikap belajar dan

(9)

7

Krembung” menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif

tipe Group Investigation tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

tentang Group Investigation. Melihat kemampuan siswa di SMP Negeri 2 Kledung

yang masih kurang daya serap dalam menyelesaikan soal segiempat, maka diadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Segiempat SMP Negeri 2

Kledung Kelas VII Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013?”

B.KAJIAN PUSTAKA

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak

digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh banyak para ahli pendidikan.

Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995)

dinyatakan bahwa: (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai orang lain, (2)

pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis,

memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan

alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang

melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi

(Nurulhayati, 2002: 25).

Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan

secara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya 2006: 239).

Pembelajaran kooperatif adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa

bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya

terdiri dari 4-5 orang. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam

pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan

belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Johnson dalam

(10)

8

kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk

bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh dosen atau diarahkan oleh dosen.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Group Investigation adalah sebuah perencanaan sebuah kelas secara umum dimana

siswa bekerja dalam kelompok kecil dengan menggunakan inkuiri kooperatif diskusi

kelompok, dan perencanaan kooperatif (Slavin: 1995a).

Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Budimansyah dkk dalam Maimunah

(2007: 7) bahwa group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari

perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Supandi dalam

Huna (2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah tipe yang dirancang untuk

mengakomodasi level kemampuan siswa yang beragam, baik melalui pengelolmpokan

heterogen maupun pengelompokan homogen.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai

dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam

kegiatan ini guru adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang

keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2009: 13).

Menurut Winkel (1996) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan salah satu

bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan

proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya.

Abdurrahman (2003: 37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh siswa setelah mereka melalui kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan dalam aspek afektif, termasuk

perubahan aspek emosional. Perubahan-perubahan pada aspek ini umumnya tidak

mudah dilihat pada kurun waktu yang singkat, akan tetapi seringkali dalam kurun waktu

yang relatif lama (Aunurrahman, 2011: 37).

Kingsley dalam Sudjana (2010: 22) membagi 3 macam hasil belajar, yaitu: (1)

keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita

(11)

9

Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan mororis. Hasil

belajar yang diperoleh siswa dalah sebab akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh

siswa. Apabila semakin tinggi proses belajar yang dilakukan siswa, harus semakin

tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil

belajar yang dicapai siswa (Sudjana, 2010: 3).

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan

mengajar (Dimyati, 2006). Dilihat dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya

puncak proses belajar. Bukti dan usaha dari hasil belajar bisa diukur melalui tes atau

ulangan harian setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran, dalam hal ini yang diukur

adalah ranah kognitif siswa.

C.METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian

eksperimen semu ini tidak dapat melakukan kontrol terhadap variabel luaran yang

mungkin berpengaruh terhadap variabel yang dibahas.

Tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 2 Kledung di Jln. Raya Km 7

Wonosobo, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung dengan jumlah siswa

keseluruhan sebanyak 148 siswa. Pelaksanaan penelitian eksperimen ini yaitu pada

semester II tahun pelajaran 2012/2013 dalam rentang 4 bulan yaitu Februari-Mei 2013.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kledung tahun ajaran

2012/2013. Kelas VII SMP Negeri 2 Kledung terdiri atas lima kelas yaitu VIIA, VIIB,

VIIC, VIID, dan VIIE.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini atas dasar ciri-ciri atau sifat-sifat

tertentu yaitu memilih dua kelas yang memiliki nilai rata-rata yang seimbang pada mata

(12)

10

Pelaksanaan uji homogenitas dilakukan dengan menganalisis hasil pretest. Kemudian

hasilnya dianalisis dengan statistik Independent T-Test atau dengan perbedaan mean

untuk mencari dua kelas yang memiliki rata-rata yang mendekati.

Dalam penelitian ini desain eksperimen yang digunakan adalah Qua si Eksperimental

Design yaitu Nonequivalent Control Grop Design. Penelitian ini menggunakan dua

kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji prasyarat yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas sedangkan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh hasil belajar matematika antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran

Group Investigation menggunakan uji t (independent sample t-test) dengan bantuan

SPSS 16.00 for Windows.

D.HASIL dan PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kledung yang beralamat di Jln. Raya Km

7 Wonosobo. Penelitian ini mengambil subjek penelitian sebanyak 2 kelas yang akan

dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah

kelas VII A dan kelas eksperimen adalah kelas VII B. Jumlah siswa untuk kelas VII A

adalah 27 yang terdiri dari laki-laki 12, perempuan 15 dan jumlah siswa untuk kelas VII

B adalah 25 yang terdiri dari laki-laki 13, dan perempuan 12. Hasil pengolahan data

deskriptif pretest dan posttest baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1 . Deskriptif Awal dan Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pretest N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Kontrol

Eksperimen

27 68.67 16.201 12 100

25 74.72 20.420 16 100

Posttest N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Kontrol

Eksperimen

27 76.30 10.978 52 92

25 89.60 7.211 76 100

Hasil pengolahan pretest yang diperoleh dari hasil uji normalitas kedua kelompok

kontrol dan eksperimen yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dan

pembelajaran Group Investigation sebaran berdistribusi normal, karena besar signifikan

(13)

11

Tabel 2. Hasil Uji Normalirtas Pretest

Kontrol Eksperimen

N 27 25

Normal Parametersa Mean 68.67 74.72

Std. Deviation 16.201 20.420

Most Extreme Differences Absolute .185 .247

Positive .168 .119

Negative -.185 -.247

Kolmogorov-Smirnov Z .962 1.235

Asymp. Sig. (2-tailed) .312 .095

a. Test distribution is Normal.

Hasil uji homogenitas antara model pembelajaran konvensional dan pembelajaran

Group Investigation dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.366 1 50 .248

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diperoleh nilai signifikan 0,248. Nilai

signifikan = 0,248 > 0,05 sehingga H0 diterima dapat disimpulkan bahwa variansi dari

kedua kelompok tersebut adalah sama. Oleh karena itu, antara kelas VIIA dan VIIB

bersifat homogen.

Hasil pengolahan posttest (tes kemampuan akhir) pada kelompok kontrol dan

eksperimen dalam sabaran berdistribusi normal karena nilai signifikan > 0,05. Hasil uji

normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Posttest

Kontrol Eksperimen

N 27 25

Normal Parametersa Mean 76.30 89.60

Std. Deviation 10.978 7.211

Most Extreme Differences Absolute .119 .230

Positive .076 .181

Negative -.119 -.230

Kolmogorov-Smirnov Z .618 1.152

Asymp. Sig. (2-tailed) .840 .141

(14)

12

Hasil analisis uji beda rata-rata menggunakan uji t (independent sample t test),

untuk mengetahui ada tau tidaknya pengaruh hasil belajar dengan menggunakan

pembelajaran konvensional dan pembelajaran Group Investigation dengan pada siswa

Kelas VII SMP Negeri 2 Kledung. Hasil uji independent sample t test dapat dilihat pada

tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Beda Rata-Rata

Nilai Posttest

Mean Difference 13.624 13.624

Std. Error Difference 2.590 2.549 95% Confidence

dengan signifikan 0,077 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas homogen.

Analisis uji t-test menggunakan asumsi equal va riance assumed karena data tersebut

homogen. Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai t adalah 5,260 dengan signifikan

(2-tailed) 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai posttest kelas kontrol

dan kelas eksperimen berbeda. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Susanto (2006), dalam penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hasil

penelitiannya yaitu ada pengaruh anatara model yang digunakan dalam pembelajaran.

Hasil belajar matematika dengan pembelajaran Group Investigation lebih baik daripada

pembelajaran konvensional dan ada pengaruh yang signifikan antara tingkat

kemampuan siswa terhadap hasil belajar matematika siswa.

E.KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran

(15)

13

VII SMP Negeri 2 Kledung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dibuktikan

dengan adanya perbedaan hasil belajar antara dua kelas.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Affabeta CV.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. 2006.Penilaian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

. 2010. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo Offset.

Supandi. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Model Group Investigation

Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X

SMAN 8 Trawai. Malang: Universitas Negeri Malang.

Susanto. 2006. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Terhadap Hasil Belajar Matematika SMP Negeri 5 Semarang. Skripsi: IKIP PGRI

Semarang.

Wahidah, Aslu. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Segiempat SMP Negeri 8

Jember. SKripsi: Universitas Jember.

Gambar

Tabel 1 . Deskriptif Awal dan Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 2. Hasil Uji Normalirtas Pretest
tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Beda Rata-Rata

Referensi

Dokumen terkait

They’re pounding, and it sounds to me like music, like singing of which I’ve always dreamt—all my life—and I didn’t know who it was that I loved with such a boundless love,

a) Pada kotak Decimal Places, dapat ditentukan jumlah angka desimal. Pada keadaan aslinya, Excel menggunakan koma sebagai pemisah ribuan dan titik sebagai titik

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DISTANNAK-06/POKJA/2015 tanggal 07 Juli 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembuatan Pagar BRC

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/CK-06/POKJA/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor

ata yang diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa random dapat disusun menjadi data yang berurutan satu per satu atau berkelompok, yaitu data yang

JKT48 Surakarta adalah salah satu fanbase yang berasal dari

Hubungan saling tergantung antara dua sistem ekonomi atau lebih, dan hubungan antara sistem-sistem ekonomi ini dengan perdagangan dunia, menjadi hubungan

Klarifikasi dan Negosiasi aspek Harga/Biaya dilakukan terhadap: - Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya; - Volume kegiatan dan jenis pengeluaran;. - Biaya