1. Pengembangan sistem harus dilakukan secara berkesinambungan untuk memastikan informasi yang disampaikan aktual dan sesuai dengan kebutuhan yang selalu berubah. 2. Kelembagaan/ institusi diperlukan untuk pengelolaan sistem informasi secara
berkelanjutan.
3. Perlu diadakan sebuah sosialisasi sistem informasi ke berbagai lapisan masyarakat khususnya pada praktisi kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Alfatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keuntungan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Jogjakarta: Penerbit Andi
Amsyah Z. 2000. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Blog Resmi Unpad http://blogs.unpad.ac.id/algadelimaputra/2010/06/14/apa-tu-kelapa-sawit/ [24 Februari 2011]
Direktorat Jendral Perkebunan Departemen Pertanian Indonesia
http://ditjenbun.deptan.go.id/cigraph/index.php/viewstat/komoditiutama/8- Kelapa%20Sawit [ 4 Februari 2011]
Joseph L. 2007. Dreamweaver® CS3 Bible . Indiana: Wiley Publishing, Inc. Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. L.Gaol. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Lanham C. 2010. Mastering Joomla! 1.5 Extension and Framework Development. Birmingham: Packt Publishing Ltd.
Lubis A. 2008. Kelapa Sawit di Indonesia. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Marriot J.2011.The Official Joomla Book. Boston: Pearson Education
Nuraida I. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius,
O’Brien J. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Depok: Penebar Swadaya.
Rahmel D. 2009. Beginning Joomla! Second Edition. New York: Apress.
Sarkar S. 2010. Joomla! 1.5 Top Ekstensions Cookbook. Packt Publisher. Brimingham. Shreves R. 2010. Joomla! Bible. Indiana: Wiley Publishing.
Sidik B.2009. Pemograman Web dengan HTML. Bandung : Penerbit Informatika.
Stair R. 2010. Principles of Information Systems: A Managerial Appoach.. Ninth Edition. Boston: Cengage Lerning.
Sundgren B. 2005. What is a public information system. International Journal of Public Information Systems Vol. 2005 , pp. 81-99.
Tim Divisi Litbang. 2008. Aplikasi Web Database Menggunakan Adobe Dreamweaver CS3 dan pemograman PHP. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Lampiiran 1. Prossedur penelitian sistem informasi berbasis web
48 b
Lampiran 2. Formulir Kuesioner Evaluasi Sistem Informasi Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Kuesioner ini diisi untuk melakukan evaluasi pada sistem informasi budidaya kelapa sawit Solusi Sawit. Sistem informasi ini dapat diakses pada url www.solusisawit.com . Kami memohon kepada responden untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur sesuai dengan pilihan anda. Berilah centang pada masing-masing pertanyaan yang diberikan.
A. Tempat, Waktu dan Identitas Responden Tempat dan Waktu :
Nama Responden : Profesi Responden :
Jenis Kelamin : Laki-Laki/ Perempuan (Coret yang tidak perlu)
B. EVALUASI TAMPILAN
1. Menurut saya, tampilan desain sistem informasi ini : a. Menarik
b. Biasa-biasa saja c. Tidak menarik d. __________________ Alasan :
2. Kemudahan penggunaan sistem informasi ini : a. Mudah
b. Sedang c. Sulit
d. __________________ Alasan :
3. Kemudahan pencarian data dan informasi dalam sistem informasi ini : a. Mudah
b. Sedang c. Sulit
d. __________________ Alasan :
4. Kelengkapan sis dari sistem informasi : a. Lengkap
b. Sedang c. Tidak Lengkap d. __________________ Alasan :
5. Kejelasan data dan informasi yang disajikan: a. Jelas
b. Sedang
c. Membingungkan d. __________________ Alasan :
50 C. Saran (pertanyaan opsional)
Setelah melihat seluruh informasi ini, saya menyarankan beberapa pengembangan sistem informasi seperti:
Lampiran 3. Daftar extension tambahan yang digunakan untuk mengembangkan sistem pembudidayaan.
Komponen
No Nama Komponen Author Versi
1. Akeeba Backup Nicholas K. Dionysopoulos 3.1.2
2 JCE (Joomla Content Editor) Ryan Demmer 1.5.7.4
3 Kunena Kunena Team 1.6.0
Modul
No Nama Modul Author Versi
1. mod_aj_article_listing Luis Murcia / Stefan Hultman 3.1
2 mod_lofarticlesslideshow LandOfCoder 1.1.2
Plugin
No Nama Plugin Author Versi
1. Content - Iframe Plugin Nguyen Hoang Viet 1.5
52 Lampiran 4. Tabel saran responden sebagai pengembangan sistem selanjutnya
Aspek Saran Tampilan sistem informasi 1. Tampilan sistem informasi perlu ditambah dengan warna-
warna lain sehingga dapat lebih menarik.
2. Tampilan sistem informasi sebaiknya ditambahkan dengan flash sehingga lebih interaktif.
Kemudahan penggunaan sistem informasi
1. Perlu ditambah dengan menu dropdown pada menu utama sehingga dapat lebih mudah penggunaannya.
2. Hubungan antar halaman perlu dirancang agar pemakaian dapat dipermudah.
Kemudahan pencarian data dan informasi
-
Kelengkapan isi dari sistem informasi
1. Informasi pada sistem informasi masih terlalu padat. Sehingga diperlukan penambahan informasi secara rinci sehingga dapat dipakai oleh semua kalangan.
2. Informasi pada sistem informasi perlu diambil pada beberapa sumber yang lebih banyak sehingga pengguna dapat membandingkan satu refrensi dan lainnya. 3. Materi yang disajikan sebaiknya lebih spesifik sebagai
contoh kriteria fisik seleksi dan kriteria-kriteria lain. 4. Pengelolaan informasi sebaiknya diupdate dalam suatu
jangka waktu sehingga informasi tidak statis.
5. Informasi yang disajikan sebaiknya bersifat real time dan menyeluruh sehingga dapat dipakai oleh seluruh kalangan.
6. Perlu ditambahkan data-data original dari perusahaan perkebunan
Kejelasan Informasi -
Fitur tambahan 1. Perlu ditambahkan fitur-fitur seperti harga Tandan Buah segar dan CPO.
2. Space iklan perlu ditambahkan sehingga sistem informasi dapat bernilai ekonomi.
3. Sistem informasi hendaknya dapat mensinergikan dengan SEO agar dapat dicari pada search engine.
4. Perlu ditambah dengan aplikasi pendeteksi kesesuaian lahan.
5. Perlu dikembangkan kearah e-Commerce seperti jual beli tanah dan lahan kelapa sawit.
6. Perlu ditambahkan tautan ke pihak-pihak lain. 7. Perlu ditambah dengan format pdf, word dan lain-lain
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PERENCANAAN PEMBUDIDAYAAN KELAPA SAWIT
SKRIPSI
ABEDNEGO SURANTA KAROSEKALI F14060099
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DESIGN OF WEB-BASED INFORMATION SYSTEM FOR OIL PALM PLANTATION PLAN Abednego Suranta Karosekali
Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor West java, Indonesia
Phone: 62 852 143 88 267, e-mail: [email protected] ABSTRACT
Palm oil is one of the leading plantation commodity in Indonesia. Area of palm oil plantations increased each year. This condition indicates the need of more man power supply with better understanding on palm oil cultivation. Web based information system was designed to improve the knowledge of people involving in palm cultivation. Web based information system has been developed with SDLC (System Development Life Cycle) which consists of five steps: System Investigation, System Analysis, System Design, System Implementation and System Maintenance. The system has been built with Joomla 1.5.2, which consist of four main menus : General Information, Cultivation Notes, Financial Analysis, and Community Forum. Results from the evaluation of information systems can be concluded that the information system meets users’ needs and ready for use.
Abednego Suranta Karosekali. F14060099. Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Perencanaan Pembudidayaan Kelapa Sawit. Di Bawah bimbingan Setyo Pertiwi. 2011.
RINGKASAN
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan di Indonesia yang berpeluang untuk mengubah Indonesia dari negara berkembang menjadi negara industri baru (Saragih dalam Pahan, 2008). Saat ini Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan luas areal 7,824,623 ha dan produksi 19,844,901 juta ton TBS. Perkembangan industri kelapa sawit terutama pada produksi TBS menimbulkan permasalahan, yaitu kurangnya tenaga pekebun yang berkualitas dan handal. Peningkatan sumberdaya manusia pada pekebun sawit dapat ditingkatkan dengan berbagai cara seperti pembentukan kelompok-kelompok pekebun kelapa sawit, penelitian-penelitian terpadu serta pembangunan sistem yang dapat memberikan informasi pembudidayaan kelapa sawit kepada para pekebun kelapa sawit.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem informasi berbasis web pada perencanaan pembudidayaan kelapa sawit yang dapat memenuhi kebutuhan informasi para pengguna, baik masyarakat umum maupun pelaku usaha kelapa sawit, khususnya pada tahap awal (perencanaan) usaha kelapa sawit. Pembangunan sistem dilakukan dengan langkah perancangan SDLC (System Development Life Cycle) yang terdiri dari lima langkah, yaitu Investigasi Sistem, Analisis Sistem, Desain Sistem, Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem.
Sistem informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi para praktisi kelapa sawit. Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada praktisi sawit. Hasil wawancara dianalisis dan dihasilkan spesifikasi yang harus dimiliki sistem, yakni sistem mampu menampilkan informasi umum kelapa sawit, menampilkan informasi teknis pelaksanaan budidaya kelapa sawit, menghitung kelayakan finansial pembudidayaan kelapa sawit serta menjadi wahana diskusi bagi komunitas praktisi kelapa sawit.
Sistem dibangun dengan perangkat Content Management System Joomla 1.5.2. Pemilihan CMS Joomla didasarkan pada kemudahan dan kehandalannya yang dapat memenuhi kebutuhan sistem pada proses perancangan, pembangunan dan pemeliharaan sistem informasi. Selain itu, CMS Joomla bersifat Open Source sehingga memungkinkan untuk modifikasi dan penyempurnaan sistem dengan gratis. CMS Joomla berbasis pemograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai Database Management System.
Perancangan dan pembangunan sistem informasi dilakukan pada server lokal kemudian diunggah (diupload ) pada jaringan internet. Sistem informasi diberi nama Solusi Sawit yang dapat diakses pada url www.solusisawit.com. Setelah diimplementasikan pada jaringan internet, sistem diuji aksesibilitasnya pada enam web browser yang populer. Secara umum sistem informasi dapat dijalankan pada seluruh web browser.
Evaluasi sistem dilakukan dengan melibatkan 27 (dua puluh tujuh) responden melalui pengisian kuesioner. Responden terdiri dari praktisi kelapa sawit, agronom, mahasiswa kelapa sawit dan pemerhati sistem informasi berbasis web. Secara umum responden menilai tampilan sistem informasi menarik (70%), mudah digunakan (67%), informasi dapat diakses dengan mudah (74%), informasi disajikan dengan lengkap (44%) dan informasi terkandung dalam sistem disajikan dengan jelas (52%). Dengan demikian, secara umum sistem dinilai memadai untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelapa sawit salah satu komoditas unggulan perkebunan di Indonesia yang berpeluang untuk mengubah Indonesia dari negara berkembang menjadi negara industri baru (Saragih dalam Pahan, 2008). Kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku industri dalam negeri. Selain itu, kelapa sawit juga dijadikan sebagai salah satu komoditas ekspor utama. Pada tahun 2007 total ekspor CPO Indonesia dan produk turunannya mencapai 11.8 juta ton dengan nilai US $ 7.8 milyar. Industri kelapa sawit terbukti mampu menyerap tenaga kerja langsung sebesar 3.3 juta kepala keluarga. Prospek pengembangan kelapa sawit tidak saja untuk bahan baku minyak makan, tapi juga digunakan sebagai bahan baku energi. Melihat prospek yang baik tersebut, pemerintah akan terus mendorong pengembangan kelapa sawit dengan menerapkan prinsip sustainable development.
Seperti yang dimuat dalam Portal Nasional Republik Indonesia, saat ini Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas areal 7,824,623 ha (Tabel 1) dan produksi 19,844,901 juta ton TBS (Tabel 2). Perkembangan kelapa sawit yang sangat pesat tersebut ternyata menimbulkan permasalahan yaitu kurangnya tenaga pekebun yang berkualitas dan handal (Rankine, 1999). Hal ini juga dirasakan oleh para pengusaha kelapa sawit. Bangun dalam Pahan (2008) selaku Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, berpendapat bahwa produksi kelapa sawit di Indonesia dapat ditingkatkan apabila para pelaku usaha kelapa sawit memiliki tingkat keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik.
Permasalahan keterampilan dan informasi ini sangat dirasakan oleh para pekebun kelapa sawit. Para praktisi perkebunan sering kali mencari sumber-sumber informasi tentang teknik pengelolaan kebun yang dapat membantu dalam mengelola pembudidayaan kelapa sawit (Rankine, 1999). Upaya peningkatan keterampilan dan pengetahuan para pelaku usaha kelapa sawit dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pembentukan kelompok-kelompok pekebun kelapa sawit, penelitian-penelitian terpadu tentang kelapa sawit serta penyediaan sistem yang dapat memberikan informasi kelapa sawit kepada pelaku usaha kelapa sawit.
Perancangan dan pembangunan Sistem Informasi Pembudidayaan Kelapa Sawit dibutuhkan seiring dengan peningkatan kebutuhan informasi pembudidayaan yang dipengaruhi perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Kebutuhan informasi membuat para praktisi kelapa sawit membutuhkan sumber informasi yang dapat menyajikan suatu informasi umum yang memperkenalkan pembudidayaan kelapa sawit, memberikan informasi teknis pelaksanaan pada tiap kegiatan pembudidayaan kelapa sawit, membantu merencanakan dan menganalisa kelayakan usaha pembudidayaan kelapa sawit serta sebagai wahana untuk berkomunikasi antar praktisi kelapa sawit.
Perancangan sistem informasi berbasis komputer dapat dalam dalam dua bentuk yaitu sistem informasi berbasis desktop dan sistem informasi berbasis web. Sistem informasi berbasis desktop mempunyai beberapa kelemahan seperti, tidak dapat dioperasikan pada setiap sistem operasi, memerlukan proses instal sebelum pemakaian sistem dan seluruh data disimpan dalam suatu komputer sehingga mobilitasnya terbatas. Sistem informasi berbasis
web dipandang sebagai sistem informasi ideal yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi berbasis desktop.
Pada saat ini terdapat beberapa sistem informasi berbasis web sejenis yang tersedia pada jaringan internet. Informasi yang disediakan pada sistem informasi yang ada masih terbatas pada salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit sehingga diperlukan suatu sistem informasi berbasis web yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang secara lengkap yaitu, membahas memperkenalkan pembudidayaan kelapa sawit, memberikan informasi teknis pelaksanaan pada tiap kegiatan pembudidayaan kelapa sawit, membantu merencanakan dan menganalisa kelayakan usaha pembudidayaan kelapa sawit serta sebagai wahana untuk berkomunikasi antar praktisi kelapa sawit.
Tabel 1. Luas perkebunan kelapa sawit seluruh Indonesia
Tahun
Luas Areal (ha) Perkebunan Rakyat Perkebunan Negara Perkebunan Swasta Jumlah 2003 1,854,394 662,803 2,766,360 5,283,557 2004 2,220,338 605,865 2,458,520 5,284,723 2005 2,356,895 529,854 2,567,068 5,453,817 2006 2,549,572 687,428 3,357,914 6,594,914 2007 2,752,172 606,248 3,408,416 6,766,836 2008 2,881,898 602,963 3,878,986 7,363,847 2009 3,013,973 608,580 3,885,470 7,508,023 2010 3,314,663 616,575 3,893,385 7,824,623 Sumber : http://ditjenbun.deptan.go.id/cigraph/index.php/viewstat/komoditiutama/8- Kelapa%20Sawit (diakses tanggal 4 Februari 2011)
Tabel 2. Produksi kelapa sawit di seluruh Indonesia
Tahun Produksi ( Ton) Perkebunan Rakyat Perkebunan Negara Perkebunan Swasta Jumlah 2003 3,517,324 1,750,651 5,172,859 10,440,834 2004 3,847,157 1,617,706 5,365,526 10,830,389 2005 4,500,769 1,449,254 5,911,592 11,861,615 2006 5,783,088 2,313,729 9,254,031 17,350,848 2007 6,358,389 2,117,035 9,189,301 17,664,725 2008 6,923,042 1,938,134 8,678,612 17,539,788 2009 7,247,979 1,961,813 9,431,089 18,640,881 2010 7,774,036 2,089,908 9,980,957 19,844,901 Sumber: http://ditjenbun.deptan.go.id/cigraph/index.php/viewstat/komoditiutama/8- Kelapa%20Sawit (diakses tanggal 4 Februari 2011)
3
B.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem informasi pembudidayaan kelapa sawit berbasis web yang dapat memenuhi kebutuhan informasi para pengguna, baik masyarakat umum maupun pelaku usaha kelapa sawit, khususnya pada tahap awal (perencanaan) usaha kelapa sawit.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kelapa Sawit
Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman kelapa sawit baru ditanam komersial pada tahun 1911. Kelapa sawit pertama kali dibawa ke Indonesia pada tahun 1848 dan ditanam pertama kali di Kebun Raya Bogor.
1.
Klasifikasi Kelapa Sawit
Klasifikasi adalah penggolongan suatu tanaman yang berguna untuk memudahkan penelitian. Seluruh tanaman di dunia diberikan nama berdasarkan kedekatannya (taksonomi). Taksonomi kelapa sawit (Lubis, 2008) adalah sebagai berikut:
Divisi : Tracheophyita. Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermeae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Cocoideae Famili : Palmae Subfamili : Cocoideae
Spesies : Elaeis guineensis Jacq
Untuk memudahkan identifikasi kelapa sawit, para peneliti dan praktisi menggolongkan kelapa sawit menjadi beberapa golongan. Biasanya penggolongan didasarkan pada fisik kelapa sawit yaitu warna buah dan tebal-tipisnya cangkang. Berdasarkan warna buah, kelapa sawit dibagi atas tiga jenis, antara lain (Lubis, 2008): a. Nigrescens yaitu golongan kelapa sawit yang buahnya berwarna violet sampai hitam
waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) sesudah matang.
b. Albescens yaitu golongan kelapa sawit yang pada waktu muda berwarna kuning pucat, tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein.
c. Virescens yaitu buahnya berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merah-kuning (orange).
Berdasarkan dari besar tipisnya cangkang, kelapa sawit dibagi atas tiga jenis yaitu (Vanderwemen, 1942 dalam Pahan, 2008):
a. Dura, merupakan kelapa sawit yang mempunyai cangkang tebal. Ketebalan cangkang tersebut dianggap dapat memperpendek umur mesin pengolah. Keunggulan dari jenis ini adalah ukuran tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya sekitar 18%. Kelapa sawit jenis dura mempunyai alela homosigot dominan yang membuatnya menghasilkan cangkang yang tebal.
b. Pisifera, buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tanaman jenis ini mempunyai alela homozigot resesif sehingga tidak membentuk cangkang. Beberapa jenis pisifera mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi dan mampu berkembang baik.
c. T k k h d. M b a jenis varie pada indu cang dalam Tabel 3. P Var Du Pisi Ten Sumb
2.
Anat
diman sawit tanam Tenera, merup ketebalan cang kandungan min heterozigot. Macrocarya, m buah hanya 0.7 ataupun penelit Dari keemp s Tenera. Tene etas kelapa saw a Gambar 1. uknya baik teb gkang, pericarp m Tabel 3. Gamb Perbedaan cang ritas Cang (m ura 2- ifera - nera 1-2 ber : Adlin Lubtomi Kelap
Tanaman kel na bunga jantan
terdiri dari b man dari kelapa
akan hasil per gkang di anta nyak paling ti merupakan kelap
5 -2.5 mm saja tian.
pat jenis tanam era merupakan wit jenis dura
Dengan per bal cangkang, p, cangkang, m bar 1. Skem gkang, pericarp gkang mm) Peric (mm -5 2- - 5-1 2.5 3-1 bis (2008), Kel
pa Sawit
lapa sawit mer n dan betina te batang, daun, a sawit.
rkawinan anta ara keduanya inggi dari var apa sawit denga a. Penggunaan man tersebut, y n hasil pemulia dan pisifera. S rkawinan terse pericarp, can mesocrap dan ma perkawinan p, cangkang, m carp m) Cangk (%/bu 6 25-5 10 - 10 3-2 lapa Sawit di In rupakan tanam erdapat pada sa akar. Beriku
ara dura dan . Selain itu rietas lainnya. an tebal cangka n sangat jarang yang paling se aan dengan ca Skema perkaw ebut dihasilkan ngkang, mesoc
inti dari varie
bibit kelapa sa mesocrap inti da kang uah) Mesoc (%/bu 50 20-6 92-9 20 60-9 ndonesia
man yang beru atu pohon (Pah ut ini dipapark
pisifera. Tene jenis Tenera
Tenera mem
ang 4 – 8.5 mm baik untuk tuj
ering dibudiday ara mengawink winan dari Ten
n perbedaan crap dan inti. etas kelapa saw
awit
ari varetas kela carp uah) Inti (%/bua 65 3-20 97 3-8 90 3-15
umah satu atau han 2008). Tan kan secara sin
5 era memiliki mempunyai mpunyai alela m dan daging uan komersil yakan adalah kan dua jenis era disajikan sifat dengan Perbedaan wit disajikan apa sawit ah) 0 5 u monoecious naman kelapa ngkat bagian
a. Akar (Radix)
Akar kelapa sawit (Gambar 2) pada dasarnya berfungsi sebagai penunjang struktur batang di atas tanah, menyerap air dan unsur-unsur hara pada tanah dan sebagai alat respirasi. Kelapa sawit termasuk dalam subkelas monokotil (akar serabut). Akar dari kelapa sawit terbentuk dalam beberapa tahap. Pertumbuhan dan percabangannya dapat dirangsang oleh konsentrasi hara dalam tanah (terutama N dan P). Kerapatan akar yang tinggi terjadi pada gawangan dimana daun-daun (hasil tunasan) tertumpuk dan terdekomposisi.
Gambar 2. Akar kelapa sawit kelapa sawit (Sumber : http://blogs.unpad.ac.id /algadelimaputra/ 2010/06/14/ apa-tu-kelapa-sawit/ akses pada 24 februari 2011)
b. Batang
Batang kelapa sawit (Gambar 3) berfungsi sebagai struktur pendukung daun, bunga dan buah. Batang juga berfungsi sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air, hara dan mineral dari akar ke seluruh tubuh. Selain itu, batang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian kelapa sawit. Batang kelapa sawit juga merupakan tempat penimbunan zat makanan.
Batang kelapa sawit tumbuh vertikal dengan laju 35-75 cm/tahun tergantung pada keadaan lingkungan tumbuh dan keragaman genetik (Pahan, 2008). Pertumbuhan panjang batang sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari. Apabila kekurangan cahaya, maka kelapa sawit akan tumbuh tinggi dengan diameter batang yang kecil (Lubis, 2008).
Batang akan tampak setelah umur tiga tahun. Batang akan diselimuti oleh pelepah daun sampai setengah dari usia produktifnya (11-15 tahun). Setelah itu bekas pelepah daun akan rontok.
Gamba /algad c. D fo k d 1 2 3 4 5 Gambar 4. ar 3. Batang delimaputra/ 20 Daun (Folium) Daun k fotosintesis. D kemudian diiku daun kelapa saw 1) Kumpulan anak daun ( 2) Rachis yan 3) Tangkai da 4) Seludang d memberi ke 5) Spin (duri) dan membe Daun kelapa s apa- g kelapa sawit 010/06/14/ apa ) kelapa sawit Daun pertama uti dengan bifu wit terdiri dari
anak daun (le (midrib). g merupakan t aun (petiole) ya daun (sheath) y ekuatan pada b ) ,yang merupa entuk barisan. awit (Sumber -tu-kelapa-sawi kelapa sawit. ( a-tu-kelapa-saw (Gambar 4) yang keluar furcate dan me beberapa bagia eaflets) yang m empat anak da ang merupakan yang berfungsi batang. akan serabut-s : http://blogs.u it/ akses pada 2
(Sumber : http: wit/ akses pada
berfungsi se pada bibit a enyusul pinna an (Gambar 5) mempunyai he aun melekat. n bagian antara i sebagai perli serabut seludan unpad.ac.id /alg 24 februari 201 ://blogs.unpad. a 24 februari 20 ebagai tempat akan berbentuk te. Menurut p , sebagai berik elaian (lamina
a daun dan bata indungan dari ng yang robek gadelimaputra/ 11) 7 .ac.id 011) t melakukan k lanceolate pahan (2008), kut : a) dan tulang ang. kuncup serta k dan tercerai / 2010/06/14/
AD : permukaan adaksial (sebelah atas); AB : permukaan abaksial (sebelah bawah); LF : Permukaan samping
SP : Duri tipe pertama RA : Rachis
PE : Petiole
TL : Sepasang leaflet bagian ujung VL : Leafleat vestigial
LB : Bagian dasar daun FL : Daun hijau sebenarnya
SH : Seludang daun yang sudah membungkus titik tumbuh daurn BS : Basal swelling (bagian bawah rachis yang melengkung LR : Bagian yang menyudut kebawah
Gambar 5. Irisan daun kelapa sawit (Sumber: Hartley (1988) dalam Pahan (2008))
Daun kelapa sawit dihasilkan dalam urutan-urutan yang teratur. Daun termuda yang sudah mengembang sempurna dinamakan daun nomor satu sedangkan yang masih terbungkus seludang disebut dengan daun nomor nol. Daun-daun yang lebih muda diberi nomor negatif. Penomoran ini ditujukan untuk mengetahui umur fisiologis tanaman kelapa sawit. Lingkaran atau spiralnya umumnya putar kanan, walaupun ada yang putar kiri.
Luas daun meningkat dengan cepat pada umur 8-10 tahun. Pada umumnya akan mencapai luas maksimum pada umur 10 -13 tahun setelah tanam. Luas daun biasanya sangat beragam tergantung pada daerah tanam, lingkungan, jarak tanam, umur dan persilangan yang dipakai. Luas permukaan daun mempunyai hubungan dengan produksi kelapa sawit. Produksi akan optimal jika permukaan daun 11 m2 (Lubis, 2008). Upaya peningkatan luas daun, biasanya dilakukan dengan pengaplikasian pupuk N dan K.
Daun merupakan parameter pengidentifikasian kebutuhan dan kelayakan suatu lahan kelapa sawit. Warna dari daun juga dapat digunakan sebagai parameter kecukupan nutrisi dari kelapa sawit.
9 d. Bunga (Flos)
Bunga kelapa sawit akan muncul dari ketiak daun. Tanaman kelapa sawit