• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangusn sistem informasi berbasis web untuk perencanaan pembudidayaan kelapa sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangusn sistem informasi berbasis web untuk perencanaan pembudidayaan kelapa sawit"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PERENCANAAN PEMBUDIDAYAAN KELAPA SAWIT

SKRIPSI

ABEDNEGO SURANTA KAROSEKALI F14060099

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

DESIGN OF WEB-BASED INFORMATION SYSTEM FOR OIL PALM PLANTATION PLAN

Abednego Suranta Karosekali

Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor West java, Indonesia

Phone: 62 852 143 88 267, e-mail: abednegosurantakarosekali@gmail.com

ABSTRACT

Palm oil is one of the leading plantation commodity in Indonesia. Area of palm oil plantations increased each year. This condition indicates the need of more man power supply with better understanding on palm oil cultivation. Web based information system was designed to improve the knowledge of people involving in palm cultivation. Web based information system has been developed with SDLC (System Development Life Cycle) which consists of five steps: System Investigation, System Analysis, System Design, System Implementation and System Maintenance. The system has been built with Joomla 1.5.2, which consist of four main menus : General Information, Cultivation Notes, Financial Analysis, and Community Forum. Results from the evaluation of information systems can be concluded that the information system meets users’ needs and ready for use.

(3)

Abednego Suranta Karosekali. F14060099. Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Perencanaan Pembudidayaan Kelapa Sawit. Di Bawah bimbingan Setyo Pertiwi. 2011.

RINGKASAN

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan di Indonesia yang berpeluang untuk mengubah Indonesia dari negara berkembang menjadi negara industri baru (Saragih dalam Pahan, 2008). Saat ini Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan luas areal 7,824,623 ha dan produksi 19,844,901 juta ton TBS. Perkembangan industri kelapa sawit terutama pada produksi TBS menimbulkan permasalahan, yaitu kurangnya tenaga pekebun yang berkualitas dan handal. Peningkatan sumberdaya manusia pada pekebun sawit dapat ditingkatkan dengan berbagai cara seperti pembentukan kelompok-kelompok pekebun kelapa sawit, penelitian-penelitian terpadu serta pembangunan sistem yang dapat memberikan informasi pembudidayaan kelapa sawit kepada para pekebun kelapa sawit.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem informasi berbasis web pada perencanaan pembudidayaan kelapa sawit yang dapat memenuhi kebutuhan informasi para pengguna, baik masyarakat umum maupun pelaku usaha kelapa sawit, khususnya pada tahap awal (perencanaan) usaha kelapa sawit. Pembangunan sistem dilakukan dengan langkah perancangan SDLC (System Development Life Cycle) yang terdiri dari lima langkah, yaitu Investigasi Sistem, Analisis Sistem, Desain Sistem, Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem.

Sistem informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi para praktisi kelapa sawit. Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada praktisi sawit. Hasil wawancara dianalisis dan dihasilkan spesifikasi yang harus dimiliki sistem, yakni sistem mampu menampilkan informasi umum kelapa sawit, menampilkan informasi teknis pelaksanaan budidaya kelapa sawit, menghitung kelayakan finansial pembudidayaan kelapa sawit serta menjadi wahana diskusi bagi komunitas praktisi kelapa sawit.

Sistem dibangun dengan perangkat Content Management System Joomla 1.5.2. Pemilihan CMS Joomla didasarkan pada kemudahan dan kehandalannya yang dapat memenuhi kebutuhan sistem pada proses perancangan, pembangunan dan pemeliharaan sistem informasi. Selain itu, CMS Joomla bersifat Open Source sehingga memungkinkan untuk modifikasi dan penyempurnaan sistem dengan gratis. CMS Joomla berbasis pemograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai Database Management System.

Perancangan dan pembangunan sistem informasi dilakukan pada server lokal kemudian diunggah (diupload ) pada jaringan internet. Sistem informasi diberi nama Solusi Sawit yang dapat diakses pada url www.solusisawit.com. Setelah diimplementasikan pada jaringan internet, sistem diuji aksesibilitasnya pada enam web browser yang populer. Secara umum sistem informasi dapat dijalankan pada seluruh web browser.

(4)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK

PERENCANAAN PEMBUDIDAYAAN KELAPA SAWIT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

ABEDNEGO SURANTA KAROSEKALI F14060099

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Perencanaan Pembudidayaan Kelapa Sawit

Nama : Abednego Suranta Karosekali

NIM : F14060099

Menyetujui, Pembimbing,

(Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr) NIP. 19600227 198503 2.001

Mengetahui :

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Desrial, M. Eng.) NIP 19661201 199103.1.004

(6)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Perencanaan Pembudidayaan Kelapa Sawit adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2011 Yang membuat pernyataan

(7)

Hak cipta milik Abednego Karosekali, tahun 2011 Hak cipta dilindungi

(8)

BIODATA PENULIS

Abednego Suranta Karosekali. Lahir di Kota Medan, 12 September 1988 dari ayah Pdt. L. Karosekali dan dr. Senang Ate Ginting, sebagai putera ketiga dari empat bersaudara. Penulis menamatkan SMA pada tahun 2006 dari SMAN 4 Medan dan pada tahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa (SPMB). Penulis Memilih Mayor (Program Studi) Teknik Pertanian di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.

(9)

iii

KATA

PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Bapa di surga yang memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Perencanaan Pembudidayaan Kelapa Sawit. Tulisan ini menjadi salah satu syarat kelulusan pada jenjang pendidikan Program Sarjana di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah banyak membantu proses penyelesaian skripsi ini antara lain:

1. Dr. Ir. Setyo Pertiwi M.Agr, selaku pembimbing yang telah membimbing penulis selama mengembangkan sistem informasi dan penulisan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc dan Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS yang telah menjadi penguji dan memberikan saran-saran perbaikan.

3. Kedua orang tua penulis, Pdt. Dr. Longge Karosekali, M.Th, dan dr. Senang Ate Ginting yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan dukungan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Paman penulis Martin Luther dan keluarga yang telah bersedia membantu dalam member ide dan membantu mengumpulkan responden untuk menyelesaikan sistem informasi ini.

5. Abang, kakak dan adik penulis, David Anderson Karosekali ST. M.Si, Drg. Theresia N. Tarigan, Immanuel Korselius Karosekali, ST., Mega Kartika Ginting SH. M.Hum, dan Grace Charoline Karosekali yang telah memberikan dukungan doa dan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Natalia Isura Perangin-angin, AMd yang selalu dengan sabar dan setia memberi doa dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Firman A. Perangin-angin, AMd dan Julbintor Kembaren, MBA, yang telah membantu penulis dalam mengembangkan sistem informasi berbasis web.

8. Iyung Pahan dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengeksplorasi buku karangannya sebagai sumber pustaka dalam menyelesaikan sistem informasi.

9. Para sahabat penulis, Monang Anugerah A.Md, Nehemia Sinaga SP, Benny G. Kaban SP, dr. Gratsia Oriza, Ampu Timotius, Berny Sembiring dan Boy Tarigan A.Md, yang selalu memberikan semangat dan masukan yang membangun untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman Teknik Pertanian angkatan 43 terutama Dymas Gonggo, Rizky Rambey, Angga

Perima dan Mada Hunter Pardede yang telah membantu dalam pengerjaan sistem informasi dan pengumpulan responden bagi pengembangan sistem informasi.

Bogor, Februari 2011

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii 

DAFTAR ISI ... iv 

DAFTAR GAMBAR... v 

DAFTAR TABEL ... vi 

DAFTAR LAMPIRAN ... vii 

I. PENDAHULUAN ... 1 

A. Latar Belakang ... 1 

B. Tujuan ... 3 

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4 

A. Kelapa Sawit ... 4 

B. Sistem Informasi ... 11 

C. World Wide Web ... 16 

D. Php (Hypertext Preprocessor) ... 17 

E. Content Management System (CMS) Joomla 1.5 ... 18 

F. Siklus Hidup Pembangunan Sistem (Systems Development Life Cycle) ... 19 

G. Sistem Informasi Kelapa Sawit ... 20 

III. METODE PENELITIAN ... 22 

A. Waktu dan Tempat ... 22 

B. Alat dan Bahan ... 22 

C. Prosedur Penelitian ... 23 

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26 

A. Investigasi Sistem ... 26 

B. Analisis Sistem ... 27 

C. Desain Sistem... 29 

D. Implementasi Sistem ... 36 

E. Pemeliharaan Sistem ... 41 

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 45 

A. Kesimpulan ... 45 

B. Saran ... 45 

DAFTAR PUSTAKA ... 46 

(11)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema perkawinan bibit kelapa sawit ... 5 

Gambar 2. Akar kelapa sawit kelapa sawit ... 6 

Gambar 3. Batang kelapa sawit kelapa sawit. ... 7 

Gambar 4. Daun kelapa sawit ... 7 

Gambar 5. Irisan daun kelapa sawit ... 8 

Gambar 6. Bunga kelapa sawit ... 9 

Gambar 7. Tandan buah segar ... 10 

Gambar 8. Prinsip kerja dari suatu website ... 17 

Gambar 9. Ruang posisi modul Template Palm One ... 30 

Gambar 10. Tampilan menu beranda ... 32 

Gambar 11. Tampilan index informasi umum ... 32 

Gambar 12. Tampilan informasi umum ... 32 

Gambar 13. Tampilan menu teknis pelaksanaan ... 33 

Gambar 14. Tampilan penyajian kegiatan pada menu teknis pelaksanaan ... 33 

Gambar 15. Tampilan menu analisis finansial ... 33 

Gambar 16. Tampilan menu forum komunitas ... 34 

Gambar 17. Diagram proses pada sistem informasi berbasis Joomla ... 35 

Gambar 18. Tampilan halaman administrator (back end) ... 36 

Gambar 19. Tampilan sistem informasi pada web browser Mozila Firefox 3.6.10 ... 38 

Gambar 21. Tampilan sistem informasi pada web browser Mozilla Flock 2.5.6 ... 39 

Gambar 22. Tampilan sistem informasi pada web browser Google Crome 8.0 ... 39 

Gambar 23. Tampilan sistem informasi pada web browser Opera 10.62 ... 39 

Gambar 24. Tampilan sistem informasi pada web browser Internet Explorer 6.0 ... 40 

Gambar 25. Tampilan informasi umum pada Mozila Firefox 3.6.10 ... 40 

Gambar 26. Tampilan teknis pelaksanaan pada Mozila Firefox 3.6.10 ... 40 

Gambar 27. Tampilan analisis finansial pada Mozila Firefox 3.6.10 ... 41 

Gambar 28. Tampilan forum komunitas pada Mozila Firefox 3.6.10 ... 41 

Gambar 29. Penilaian responden terhadap tampilan desain ... 42 

Gambar 30. Penilaian responden terhadap kemudahan penggunaan sistem informasi ... 42 

Gambar 31. Penilaian responden pada kemudahan pengaksesan data ... 43 

Gambar 32. Penilaian responden pada kelengkapan isi dari sistem informasi ... 43 

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas perkebunan kelapa sawit seluruh Indonesia ... 2 

Tabel 2. Produksi kelapa sawit di seluruh Indonesia ... 2 

Tabel 3. Perbedaan cangkang, pericarp, cangkang, mesocrap inti dari varetas kelapa sawit ... 5 

(13)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur penelitian sistem informasi berbasis web ... 48  Lampiran 2. Formulir Kuesioner Evaluasi Sistem Informasi ... 49  Lampiran 3. Daftar extension tambahan yang digunakan untuk mengembangkan sistem

(14)

I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kelapa sawit salah satu komoditas unggulan perkebunan di Indonesia yang berpeluang untuk mengubah Indonesia dari negara berkembang menjadi negara industri baru (Saragih dalam Pahan, 2008). Kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku industri dalam negeri. Selain itu, kelapa sawit juga dijadikan sebagai salah satu komoditas ekspor utama. Pada tahun 2007 total ekspor CPO Indonesia dan produk turunannya mencapai 11.8 juta ton dengan nilai US $ 7.8 milyar. Industri kelapa sawit terbukti mampu menyerap tenaga kerja langsung sebesar 3.3 juta kepala keluarga. Prospek pengembangan kelapa sawit tidak saja untuk bahan baku minyak makan, tapi juga digunakan sebagai bahan baku energi. Melihat prospek yang baik tersebut, pemerintah akan terus mendorong pengembangan kelapa sawit dengan menerapkan prinsip sustainable development.

Seperti yang dimuat dalam Portal Nasional Republik Indonesia, saat ini Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas areal 7,824,623 ha (Tabel 1) dan produksi 19,844,901 juta ton TBS (Tabel 2). Perkembangan kelapa sawit yang sangat pesat tersebut ternyata menimbulkan permasalahan yaitu kurangnya tenaga pekebun yang berkualitas dan handal (Rankine, 1999). Hal ini juga dirasakan oleh para pengusaha kelapa sawit. Bangun dalam Pahan (2008) selaku Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, berpendapat bahwa produksi kelapa sawit di Indonesia dapat ditingkatkan apabila para pelaku usaha kelapa sawit memiliki tingkat keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik.

Permasalahan keterampilan dan informasi ini sangat dirasakan oleh para pekebun kelapa sawit. Para praktisi perkebunan sering kali mencari sumber-sumber informasi tentang teknik pengelolaan kebun yang dapat membantu dalam mengelola pembudidayaan kelapa sawit (Rankine, 1999). Upaya peningkatan keterampilan dan pengetahuan para pelaku usaha kelapa sawit dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pembentukan kelompok-kelompok pekebun kelapa sawit, penelitian-penelitian terpadu tentang kelapa sawit serta penyediaan sistem yang dapat memberikan informasi kelapa sawit kepada pelaku usaha kelapa sawit.

Perancangan dan pembangunan Sistem Informasi Pembudidayaan Kelapa Sawit dibutuhkan seiring dengan peningkatan kebutuhan informasi pembudidayaan yang dipengaruhi perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Kebutuhan informasi membuat para praktisi kelapa sawit membutuhkan sumber informasi yang dapat menyajikan suatu informasi umum yang memperkenalkan pembudidayaan kelapa sawit, memberikan informasi teknis pelaksanaan pada tiap kegiatan pembudidayaan kelapa sawit, membantu merencanakan dan menganalisa kelayakan usaha pembudidayaan kelapa sawit serta sebagai wahana untuk berkomunikasi antar praktisi kelapa sawit.

(15)

2 web dipandang sebagai sistem informasi ideal yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi berbasis desktop.

Pada saat ini terdapat beberapa sistem informasi berbasis web sejenis yang tersedia pada jaringan internet. Informasi yang disediakan pada sistem informasi yang ada masih terbatas pada salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit sehingga diperlukan suatu sistem informasi berbasis web yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang secara lengkap yaitu, membahas memperkenalkan pembudidayaan kelapa sawit, memberikan informasi teknis pelaksanaan pada tiap kegiatan pembudidayaan kelapa sawit, membantu merencanakan dan menganalisa kelayakan usaha pembudidayaan kelapa sawit serta sebagai wahana untuk berkomunikasi antar praktisi kelapa sawit.

Tabel 1. Luas perkebunan kelapa sawit seluruh Indonesia

Tahun

Luas Areal (ha)

Perkebunan Rakyat

Perkebunan Negara

Perkebunan

Swasta Jumlah

2003 1,854,394 662,803 2,766,360 5,283,557

2004 2,220,338 605,865 2,458,520 5,284,723

2005 2,356,895 529,854 2,567,068 5,453,817

2006 2,549,572 687,428 3,357,914 6,594,914

2007 2,752,172 606,248 3,408,416 6,766,836

2008 2,881,898 602,963 3,878,986 7,363,847

2009 3,013,973 608,580 3,885,470 7,508,023

2010 3,314,663 616,575 3,893,385 7,824,623

Sumber : http://ditjenbun.deptan.go.id/cigraph/index.php/viewstat/komoditiutama/8-Kelapa%20Sawit (diakses tanggal 4 Februari 2011)

Tabel 2. Produksi kelapa sawit di seluruh Indonesia

Tahun

Produksi ( Ton)

Perkebunan Rakyat

Perkebunan Negara

Perkebunan

Swasta Jumlah

2003 3,517,324 1,750,651 5,172,859 10,440,834

2004 3,847,157 1,617,706 5,365,526 10,830,389

2005 4,500,769 1,449,254 5,911,592 11,861,615

2006 5,783,088 2,313,729 9,254,031 17,350,848

2007 6,358,389 2,117,035 9,189,301 17,664,725

2008 6,923,042 1,938,134 8,678,612 17,539,788

2009 7,247,979 1,961,813 9,431,089 18,640,881

2010 7,774,036 2,089,908 9,980,957 19,844,901

(16)

B.

Tujuan

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.

Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman kelapa sawit baru ditanam komersial pada tahun 1911. Kelapa sawit pertama kali dibawa ke Indonesia pada tahun 1848 dan ditanam pertama kali di Kebun Raya Bogor.

1.

Klasifikasi Kelapa Sawit

Klasifikasi adalah penggolongan suatu tanaman yang berguna untuk memudahkan penelitian. Seluruh tanaman di dunia diberikan nama berdasarkan kedekatannya (taksonomi). Taksonomi kelapa sawit (Lubis, 2008) adalah sebagai berikut:

Divisi : Tracheophyita. Subdivisi : Pteropsida

Kelas : Angiospermeae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cocoideae

Famili : Palmae

Subfamili : Cocoideae

Spesies : Elaeis guineensis Jacq

Untuk memudahkan identifikasi kelapa sawit, para peneliti dan praktisi menggolongkan kelapa sawit menjadi beberapa golongan. Biasanya penggolongan didasarkan pada fisik kelapa sawit yaitu warna buah dan tebal-tipisnya cangkang. Berdasarkan warna buah, kelapa sawit dibagi atas tiga jenis, antara lain (Lubis, 2008): a. Nigrescens yaitu golongan kelapa sawit yang buahnya berwarna violet sampai hitam

waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) sesudah matang.

b. Albescens yaitu golongan kelapa sawit yang pada waktu muda berwarna kuning pucat, tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein.

c. Virescens yaitu buahnya berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merah-kuning (orange).

Berdasarkan dari besar tipisnya cangkang, kelapa sawit dibagi atas tiga jenis yaitu (Vanderwemen, 1942 dalam Pahan, 2008):

a. Dura, merupakan kelapa sawit yang mempunyai cangkang tebal. Ketebalan cangkang tersebut dianggap dapat memperpendek umur mesin pengolah. Keunggulan dari jenis ini adalah ukuran tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya sekitar 18%. Kelapa sawit jenis dura mempunyai alela homosigot dominan yang membuatnya menghasilkan cangkang yang tebal.

(18)

c. T k k h d. M b a jenis varie pada indu cang dalam

Tabel 3. P

Var Du Pisi Ten Sumb

2.

Anat

diman sawit tanam

Tenera, merup ketebalan cang kandungan min heterozigot. Macrocarya, m buah hanya 0.7 ataupun penelit

Dari keemp s Tenera. Tene etas kelapa saw a Gambar 1. uknya baik teb gkang, pericarp

m Tabel 3.

Gamb

Perbedaan cang

ritas Cang (m

ura

2-ifera

-nera 1-2 ber : Adlin Lub

tomi Kelap

Tanaman kel na bunga jantan

terdiri dari b man dari kelapa

akan hasil per gkang di anta nyak paling ti

merupakan kelap 5 -2.5 mm saja tian.

pat jenis tanam era merupakan wit jenis dura

Dengan per bal cangkang,

p, cangkang, m

bar 1. Skem

gkang, pericarp

gkang mm) Peric (mm -5 2-- 52--1 2.5 3-1 bis (2008), Kel

pa Sawit

lapa sawit mer n dan betina te batang, daun, a sawit.

rkawinan anta ara keduanya inggi dari var

apa sawit denga a. Penggunaan

man tersebut, y n hasil pemulia dan pisifera. S rkawinan terse pericarp, can mesocrap dan

ma perkawinan

p, cangkang, m

carp m) Cangk (%/bu 6 25-5 10 -10 3-2

lapa Sawit di In

rupakan tanam erdapat pada sa akar. Beriku

ara dura dan . Selain itu rietas lainnya.

an tebal cangka n sangat jarang

yang paling se aan dengan ca Skema perkaw ebut dihasilkan ngkang, mesoc

inti dari varie

bibit kelapa sa

mesocrap inti da

kang uah) Mesoc (%/bu 50 20-6 92-9 20 60-9 ndonesia

man yang beru atu pohon (Pah ut ini dipapark

pisifera. Tene jenis Tenera

Tenera mem

ang 4 – 8.5 mm baik untuk tuj

ering dibudiday ara mengawink winan dari Ten

n perbedaan crap dan inti. etas kelapa saw

awit

ari varetas kela

carp uah) Inti (%/bua 65 3-20 97 3-8 90 3-15

umah satu atau han 2008). Tan kan secara sin

era memiliki mempunyai mpunyai alela

m dan daging uan komersil

yakan adalah kan dua jenis era disajikan sifat dengan Perbedaan wit disajikan apa sawit ah) 0 5

(19)

6 a. Akar (Radix)

Akar kelapa sawit (Gambar 2) pada dasarnya berfungsi sebagai penunjang struktur batang di atas tanah, menyerap air dan unsur-unsur hara pada tanah dan sebagai alat respirasi. Kelapa sawit termasuk dalam subkelas monokotil (akar serabut). Akar dari kelapa sawit terbentuk dalam beberapa tahap. Pertumbuhan dan percabangannya dapat dirangsang oleh konsentrasi hara dalam tanah (terutama N dan P). Kerapatan akar yang tinggi terjadi pada gawangan dimana daun-daun (hasil tunasan) tertumpuk dan terdekomposisi.

Gambar 2. Akar kelapa sawit kelapa sawit (Sumber : http://blogs.unpad.ac.id /algadelimaputra/ 2010/06/14/ apa-tu-kelapa-sawit/ akses pada 24 februari 2011)

b. Batang

Batang kelapa sawit (Gambar 3) berfungsi sebagai struktur pendukung daun, bunga dan buah. Batang juga berfungsi sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air, hara dan mineral dari akar ke seluruh tubuh. Selain itu, batang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian kelapa sawit. Batang kelapa sawit juga merupakan tempat penimbunan zat makanan.

Batang kelapa sawit tumbuh vertikal dengan laju 35-75 cm/tahun tergantung pada keadaan lingkungan tumbuh dan keragaman genetik (Pahan, 2008). Pertumbuhan panjang batang sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari. Apabila kekurangan cahaya, maka kelapa sawit akan tumbuh tinggi dengan diameter batang yang kecil (Lubis, 2008).

(20)

Gamba /algad c. D fo k d 1 2 3 4 5

Gambar 4.

ar 3. Batang

delimaputra/ 20

Daun (Folium) Daun k fotosintesis. D kemudian diiku daun kelapa saw 1) Kumpulan

anak daun ( 2) Rachis yan 3) Tangkai da 4) Seludang d memberi ke 5) Spin (duri) dan membe

Daun kelapa s

apa-g kelapa sawit

010/06/14/ apa

)

kelapa sawit Daun pertama uti dengan bifu wit terdiri dari

anak daun (le (midrib). g merupakan t aun (petiole) ya daun (sheath) y

ekuatan pada b ) ,yang merupa entuk barisan.

awit (Sumber

-tu-kelapa-sawi

kelapa sawit. (

a-tu-kelapa-saw

(Gambar 4) yang keluar furcate dan me beberapa bagia eaflets) yang m

empat anak da ang merupakan yang berfungsi batang.

akan serabut-s

: http://blogs.u it/ akses pada 2

(Sumber : http: wit/ akses pada

berfungsi se pada bibit a enyusul pinna an (Gambar 5) mempunyai he

aun melekat. n bagian antara

i sebagai perli

serabut seludan

unpad.ac.id /alg

24 februari 201

://blogs.unpad.

a 24 februari 20

ebagai tempat akan berbentuk

te. Menurut p , sebagai berik elaian (lamina

a daun dan bata indungan dari

ng yang robek

gadelimaputra/

11)

.ac.id

011)

t melakukan k lanceolate pahan (2008), kut :

a) dan tulang

ang.

kuncup serta

k dan tercerai

(21)

8 AD : permukaan adaksial (sebelah atas);

AB : permukaan abaksial (sebelah bawah); LF : Permukaan samping

SP : Duri tipe pertama RA : Rachis

PE : Petiole

TL : Sepasang leaflet bagian ujung VL : Leafleat vestigial

LB : Bagian dasar daun FL : Daun hijau sebenarnya

SH : Seludang daun yang sudah membungkus titik tumbuh daurn BS : Basal swelling (bagian bawah rachis yang melengkung LR : Bagian yang menyudut kebawah

Gambar 5. Irisan daun kelapa sawit (Sumber: Hartley (1988) dalam Pahan (2008))

Daun kelapa sawit dihasilkan dalam urutan-urutan yang teratur. Daun termuda yang sudah mengembang sempurna dinamakan daun nomor satu sedangkan yang masih terbungkus seludang disebut dengan daun nomor nol. Daun-daun yang lebih muda diberi nomor negatif. Penomoran ini ditujukan untuk mengetahui umur fisiologis tanaman kelapa sawit. Lingkaran atau spiralnya umumnya putar kanan, walaupun ada yang putar kiri.

Luas daun meningkat dengan cepat pada umur 8-10 tahun. Pada umumnya akan mencapai luas maksimum pada umur 10 -13 tahun setelah tanam. Luas daun biasanya sangat beragam tergantung pada daerah tanam, lingkungan, jarak tanam, umur dan persilangan yang dipakai. Luas permukaan daun mempunyai hubungan dengan produksi kelapa sawit. Produksi akan optimal jika permukaan daun 11 m2 (Lubis, 2008). Upaya peningkatan luas daun, biasanya dilakukan dengan pengaplikasian pupuk N dan K.

(22)

d. Bunga (Flos)

Bunga kelapa sawit akan muncul dari ketiak daun. Tanaman kelapa sawit akan berbunga pada umur 12-14 bulan. Namun akan bernilai ekonomis pada umur 29 bulan (Lubis 2008). Dari tiap ketiak pelepah daun akan keluar satu tandan bunga jantan atau betina (Gambar 6). Sebagian dari tandan bunga ini akan gugur sebelum atau sesudah anthesis (Pahan, 2008). Pada tanaman muda sering dijumpai bunga abnormal seperti bunga banci (hermaprodit). Hermaprodit berarti tandan bunga memiliki dua jenis kelamin (Lubis 2008).

Menurut Pahan 2008, tandan bunga jantan atau betina baru dapat diketahui pada umur 7 - 8 bulan sebelum matang atau 1 - 2 bulan sebelum anthesis. Menurut Lubis (2008), tandan dewasa menghasilkan 600 – 2,000 buah dan pohon kelapa sawit menghasilkan 15-20 tandan /pokok/tahun.

Bunga Betina Bunga Jantan

Gambar 6. Bunga kelapa sawit (Sumber Pahan, 2008)

e. Buah (Fructus)

Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang pada spikalet. Berat satu buah yang sudah matang tergantung pada tipe induknya. Pada tipe tertentu berat buahnya rata-rata 13 gram dan pada tipe lainnya ada yang mencapai 1 8 - 2 0 gram, bahkan ada yang dapat mencapai 30 gram dengan panjang buah 5 cm (Lubis,2008).

(23)

10 Gambar 7. Tandan buah segar (sumber : pahan 2008)

3.

Pembudidayaan Kelapa Sawit

a. Pembibitan

Pengembangan suatu pembudidayaan kelapa sawit dipengaruhi oleh tiga hal yaitu bahan tanam (bibit), campur tangan manusia dan keadaan lingkungan. Tanpa memadukan ketiganya maka produksi tidak menjadi maximal. Pembibitan merupakan kegiatan vital dalam suatu industri budidaya kelapa sawit. Suatu sistem pembibitan ditambah dengan benih yang baik akan mengjasilkan produksi yang baik. Suatu bibit yang baik adalah bibit yang dihasilkan dari badan/institusi penghasil benih yang dilegitimasi. Menurut SK mentri pertanian Nomor KB.320/261/Kpts/5/1984, institusi penjual kecambah yang berlegitimasi di Indonesia adalah Pusat Penelitian kelapa sawit (PPKS) medan, PT Socfindo, OPSG Topaz (asian Agri), Dami mas (smart) dan Sriwijaya (Selapan Jaya).

Besarnya pemesanan kecambah harus disesuaikan dengan kemampuan di lapangan. Pengiriman dilakukan sekali dalam seminggu. Sebelum bibit tiba maka kelengkapan pembibitan harus sudah siap pula seperti bedengan, pemagaran, tenaga kerja, peralatan seperti kantong plastik, pupuk, alat penyemprot dan lain-lain. Hal yang terpenting untuk diperhatikan adalah air dan alat penyiram.

Satu ha pembibitan cukup untuk memenuhi kebutuhan bibit 75 ha areal. Jika kita hendak memilih double stage, maka kita memerlukan 0.03 ha untuk pembibitan awal. Perhitungan ini dapat berlaku apabila jarak tanam di pembibitan 0.9x0.9X0.9 dengan kepadatan 130/ha dengan keberhasilan 75%. Sistem pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembibitan tunggal (single stage system) dan sistem pembibitan ganda (double stage system).

(24)

pengurangan naungan, pengendalian gulma, hama dan penyakit, pemupukan, serta pensensusan bibit kelapa sawit.

b. Tanaman Belum Menghasilkan

Tanaman belum menghasilkan merupakan masa dimana kelapa sawit belum menghasilkan buah yang dapat diambil manfaat ekonominya. TBM ini berlangsung selama 2.5 tahun atau 30 bulan yaitu sampai tanaman mulai dipanen. Kegiatan pada tanaman belum menghasilkan terdiri dari konsolidasi, pemeliharaan infrastruktur, penyisipan tanaman, pemberantasan hama, gulma dan penyakit, pemeliharaan penutup tanah, pemupukan, kartasi dan penyerbukan.

c. Tanaman Menghasilkan

Tanaman menghasilkan adalah tanaman kelapa sawit yang telah dieksploitasi untuk keuntungan ekonomi. Pada fase ini investasi yang telah ditanam akan dikembalikan setiap panen. Oleh karena itu, pada tanaman menghasilkan kita harus dapat menggali potensi dengan optimal. Kondisi kelapa sawit pada fase tanaman menghasilkan sangat bergantung pada perlakuan dan respon yang diberikan tanaman sewaktu tanaman pada fase TBM. Kegiatannya meliputi perawatan infrastruktur, pemberantasan gulma, pemangkasan pelepah daun, konsolidasi, penjarangan dan pemupukan.

B.

Sistem Informasi

1.

Informasi

Menurut Kadir (2003), data merupakan deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitasm dan transaksi yang tidak memunyai makna dan tidak berpengaruh langsung pada pemakai. Sedangkan Amsyah (2000) berpendapat bahwa data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media.

Menurut Gaol (2008) informasi merupakan segala suatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan/manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Kualitas informasi mempengaruhi kualitas keputusan yang akan diambil. Informasi yang baik dan siap pakai sangat diperlukan dalam setiap pembuatan keputusan. Menurut Nuraida (2008), karakteristik informasi yang baik dan siap pakai adalah :

a. Relevan

(25)

12 penyusunan target penjualan untuk tahun depan, maka informasi yang relevan adalah data target penjualan tahun sebelumnya, sehingga informasi mengenai kerusakan gedung atau kantor tidak relevan.

b. Akurat

Informasi yang diterima harus benar, merefleksikan realita/objektif, tepat, tidak bias, dan sebaiknya ada derajat kebenaran sebagai hasil analisis statistik.

c. Tepat waktu

Informasi harus tersedia pada saat dibutuhkan. Misalnya, bagian pemasaran dan bagian pemesanan barang harus mengetahui berapa jenis dan jumlah barang persediaan di gudang dari bagian pemasaran. Jangan sampai terjadi bagian pemasaran menjanjikan akan mengirimkan sejumlah barang pesanan kepada konsumen secepatnya sementara barang persediaan yang dipesan sudah habis di gudang. Bagian pemasaran perlu mengetahui berapa jumlah barang yang sedang dipesan dan estimasi pengiriman barang tersebut. Bagian pemesanan barang berkoordinasi dengan bagian gudang mengenai jenis dan jumlah barang yang di-pesan, berapa persediaan minimum yang diharuskan, kapan harus memesan kembali, dan lain sebagainya.

d. Lengkap dan memadai

Informasi yang diterima harus lengkap dan memadai dalam kuantitas dan kualitas sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pemegang saham ingin meninjau secara keseluruhan laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus menyediakan informasi neraca keuangan, laporan rugi laba. laporan arus kas, dan lain sebagainya.

e. Up to date

Lingkungan eksternal selalu berubah-ubah dan berbeda-beda setiap saat. Perubahan dapat mendatangkan threats dan opportunities. Perubahan tersebut tidak dapat dikendalikan melainkan harus diantisipasi secara proaktif. Dengan demikian, informasi yang diperoleh harus informasi terbaru yang mencakup dan mengakomodir perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat.

2.

Sistem

(26)

Tiga komponen atau fungsi dasar sistem yang saling berinteraksi antara lain (O’Brien, 2005):

a. Masukan (Input)

Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. Contohnya bahan mentah, energi dan data.

b. Pemrosesan (Process)

Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Contoh dari pemrosesan adalah proses manufaktur, proses bernafasnya manusia dan peritungan matematika.

c. Keluaran (Output)

Output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya. Contoh: barang jadi dan pelayanan mahasiswa.

3.

Sistem Informasi

Menurut Stair (2010), suatu sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarluaskan data dan informasi dan menyediakan mekanisme umpan balik untuk memenuhi tujuan. Gaol (2008) mengemukakan bahwa penggunaan program komputer (computer application) untuk pengolahan informasi dimulai pada tahun 1954 ketika satu program utama komputer pertama kali disusun untuk bidang akuntansi untuk mengolah daftar gaji (payroll) dan program ini disebut pemrosesan data akuntansi.

O’brien (2005) menjelaskan bahwa beberapa sumberdaya sistem informasi terdiri dari beberapa komponen seperti:

a. Sumberdaya Manusia

Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan seluruh sistem informasi. Sumberdaya manusia meliputi para pengembang (pakar SI) dan pemakai akhir. Pengembang merupakan orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi. Para pengembang sistem berperan dalam menganalisis sistem, membuat perangkat lunak, mengoperasikan sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir. Pengguna akhir merupakan orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

b. Sumberdaya Perangkat Keras

(27)

14 (CPU/Central Processing Unit) yang mengandung pengolah mikro (micro processor) dan penghubung peralatan (interconnected peripheral devices), seperti kabel dan modem. Peralatan komputer merupakan seperangkat alat yang mempunyai tugas dan fungsi spesifik. Pada proses memasukkan data diperlukan peralatan papan kunci (keyboard) atau penggerak elektronik (mouse). Sedangkan untuk menampilkan keluaran (output) informasi dilakukan oleh layar video (video screen) atau pencetak (printer) dan untuk menyimpan data yang ada digunakan kepingan magnetik (magnetic disk) ataupun kepingan optik (optical disk).

c. Sumberdaya Perangkat Lunak

Sumberdaya perangkat lunak meliputi perangkat perintah pengoperasian (program), yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan perangkat keras komputer, dan perintah-perintah pengolahan informasi yang diperlukan orang yang dinamakan tata cara (procedures). Contoh dari sumberdaya perangkat lunak adalah perangkat lunak pengatur sistem (sistem operasi), perangkat lunak aplikasi, dan perangkat lunak prosedural. Perangkat lunak pengatur sistem, merupakan program sistem operasi (windows, linux, dan unix,) yang fungsinya mengendalikan dan mendukung sistem operasi komputer. Aplikasi perangkat lunak, yaitu program yang mengarahkan untuk penggunaan khusus oleh pemakai akhir tertentu. Contohnya adalah sebuah program analisis penjualan, sebuah program penggajian dan sebuah program pengolahan kata (lotus, microsoft excel, microsoft word, dan lain-Iain). Perangkat lunak prosedural, yaitu pengoperasian perintah untuk orang-orang yang akan menggunakan sebuah sistem informasi atau sebuah perangkat lunak (Pascal, HTML, dan lain-lain).

d. Sumber Daya Data

Data mempunyai arti lebih dari sekadar bahan mentah sistem informasi. Konsep sumber daya data telah diperluas oleh manajer dan para ahli sistem informasi. Data merupakan sumber daya organisasi yang berharga. Data pada sistem informasi dipandang sebagai sumber daya yang harus dikelola dengan efektif untuk menguntungkan semua pemakai akhir dalam sebuah organisasi. Data dapat berupa gabungan huruf dan angka (alphanumeric), gabungan huruf abjad (alphabetical), dan jenis lainnya yang menggambarkan transaksi usaha dan kejadian lainnya, serta terbentuk kesatuan (entities) seperti data gambar, seperti bentuk grafik dan gambar; data suara (audio), suara manusia atau suara lainnya.

Sumber daya-sumber daya data sistem informasi secara khusus dikelompokkan sebagai berikut:

1) Basis data, yang mengendalikan pengolahan dan pengaturan data.

(28)

e. Sumber Daya Jaringan

Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa jaringan komunikasi merupakan bagian sumber daya yang mendasar dari seluruh sistem informasi. Sumber daya jaringan terdiri dari perantara komunikasi dan pendukung jaringan.

Beberapa contoh dari perantara komunikasi adalah kabel pasangan bersimpul (twisted-pair cable), kabel koaksial (coaxial cable), kabel serat optik (fiber-optic cable), sistem gelombang mikro (Microwave Systems) dan sistem satelit komunikasi (Communication Satellite Systems). Contoh dari pendukung jaringan adalah pengolah komunikasi yang terdiri atas modem dan pengolah kerja internet, dan perangkat lunak pengendali komunikasi yang terdiri atas sistem operasi jaringan dan paket penjelajah (browser) internet.

Kadir (2003), mengklasifikasi sistem informasi berdasarkan berberapa hal seperti, level organisasi, areal fungsional, dukungan yang diberikan dan arsitektur sistem informasi.

a. Tipe Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi

Berdasarkan level organisasi, sistem informasi dibagi atas sistem informasi departemen, sistem informasi perusahaan dan sistem informasi antarorganisasi. Sistem informasi departemen merupakan sistem informasi yang hanya bekerja dalam sebuah departemen. Sistem informasi perusahaan merupakan sistem informasi yang tidak terletak pada masing-masing departemen melainkan berupa sistem informasi terpadu yang dapat dipakai dalam sejumlah departemen secara bersama-sama. Sistem informasi antar organisasi (interrorganizational information system) merupakan jenis sistem informasi yang menguhubungkan banyak organisasi.

Disamping itu, dalam masyarakat juga berkembang sistem informasi yang disediakan, dikembangkan dan dikelola oleh suatu organisasi untuk digunakan oleh masyarakat di luar organisasi. Sistem informasi ini dikenal sebagai sistem informasi publik (Sundgren, 2005).

b. Tipe Sistem Informasi Berdasarkan Area Fungsional

Sistem informasi menurut area fungsional diklasifikasi menjadi sistem informasi akutansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi SDM. Sistem informasi jenis ini keseluruhannya dipakai dalam lingkup organisasi.

c. Tipe Sistem Informasi Berdasarkan Area Fungsional

(29)

16 yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan. SIM mengambil data dari sistem pemrosesan transaksi. Sistem informasi otamasi perkantoran (OAS) merupakan sistem yang melayani tugas pemrosesan informasi sehari-hari di kantor dan organisasi bisnis. Sistem OAS umumnya dikenal mendukung kantor tanpa kertas dimana semua dokumen kertas dihilangkan dan digantikan secara elektronis. Sistem pendukung keputusan (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi semiterstruktur dan situasi tidak tersturuktur dimana tak seoranpun tahu secara pasti bagaimana keputusan dibuat. Sistem informasi eksekutif (EIS) menyediakan fasilitas bagi para eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna bagi pengidetifikasian masalah. EIS tidak dirancang untuk menyelesaikan masalah tertentu, EIS dirancang membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan manakala mereka membutuhkannya. Sistem pendukung kelompok (GSS) merupakan jenis sistem informasi yang digunakan untuk mendukung sejumlah orang yang bekerja dalam suatu kelompok pada tempat yang berbeda yang saling melakukan sumbang saran, pemberian komentar, pemilihan suara, dan melakukan evaluasi terhadap alternetif-alternatif melalui sarana komunikasi. Sistem pendukung cerdas merupakan sistem yang memiliki kemampuan menyerupai kecerdasan manusia.

d. Tipe Sistem Informasi Berdasarkan Aktifitas Manajemen

Klasifikasi menurut aktifitas manajemen dikelompokkan menjadi sistem informasi pengetahuanm sistem informasi operasional, sistem informasi manajerial dan sistem informasi strategis. Sistem informasi pengetahuan adalah sistem informasi yang mendukung aktivitas pekerja berpengetahuan. Sistem informasi operasional merupakan sistem yang berhubungan dengan aktifitas operasi organisasasi sehari-hari. Sistem informasi manajerial merupakan sistem informasi yang menunjang kegiatan-kegiatan yang bersifat manajerial. Sistem ini menyediakan ringkasan statistic, laporan perkecualian, analisis perbandingan, proyeksi, deteksi dini, keputusan dini dan hubungan antar manajer. Sistem informasi strategis merupakan sistem informasi yang digunakan untuk menangani masalah-masalah strategis dalam organisasi.

e. Tipe Sistem Informasi Berdasarkan Arsitektur

Klasifikasi sistem informasi berdasar arsitekturnya dibagi menjadi tiga jenis sistem berbasis mainframe, sistem komputer pribadi dan sistem tersebar (sistem komputasi jaringan).

C.

World Wide Web

(30)

D

dituntun u web yang Gambar 8 tampilan p digunakan

Gam

D.

Php (

Hy

PH perancang diterjemah server-side untuk dap php dan d file-file p client. Sel halaman-h tidak dap penyimpan Ap Pada saat yaitu LAM Dengan pe dapat dan Selanjutny dan atau m

untuk menemuk ditampilkan d . Kini internet pada pada lay n juga untuk ko

mbar 8. Prin

ypertext Prep

HP merupakan gan halaman hkan oleh suatu

e-scripting (sc at menjalankan database. Selai permintaan dar

lain web Brow halaman yang pat digunakan nan data yang pache, MySQL ini tersedia pe MP, XAMPP, M

erangkat lunak n dikonfigura ya, programme mengevaluasi p

kan informasi d dalam browser t sangat identik yanan layanan omunikasi dan

nsip kerja dari

processor

)

n bahasa scr dinamis. PHP u webserver ya cript yang dip n fungsinya. W n tempat peny ri pengguna s

wser, PHP mem dibentuk secar n untuk mera dipakai untuk , dan PHP me erangkat lunak MAMP, dan W k tersebut, dala asi untuk ke er web hanya ti program yang

dengan mengik r web. Prinsip k dengan web, internet dari a bisnis.

suatu website (

ripting yang P dapat ditan ang telah diinst proses di sisi Webserver meru

yimpanan, web sekaligus untu

mbutuhkan me ra dinamis. Tan ancang web y PHP adalah M erupakan kesat k yang mengint WAMP. Paket i

am satu kali in eperluan ling inggal menulis ditulis tersebut

kuti link yanf kerja dari sua karena kepopu awalnya sebag

(dimodifikasi d

banyak digu namkan ke d talasi modul pr server). PHP rupakan tempat b server juga b uk menampilka

dia penyimpan npa suatu med yang dinamis MySQL.

uan yang haru tegrasikan ketig

integerasi ini d nstalasi, ketiga gkungan peng s program PHP t melalui web b

disediakan dal atu web diilust uleran web seb ai penyedia in

dari Sidik, 200

unakan dalam alam dokume rosesor PHP. P membutuhkan t untuk meleta berperan dalam an permintaan

nan data untuk dia penyimpana

. Pada umum

us diinstalasi be ga perangkat lu dapat diunduh a software yan gembangan ap P dan langsung

browser. lam dokumen trasikan pada bagai standart nformasi, kini 09) m melakukan en html dan PHP termasuk

n web server akkan file-file m memproses n di browser

(31)

18

E.

Content Management System (CMS) Joomla 1.5

Content Management System (CMS) adalah perangkat lunak yang diinstal ke dalam sebuah webserver sehingga memungkinkan para pengembang sistem untuk mempublikasikan halaman-halaman dalam sebuah website. Selain itu CMS dapat digunakan untuk mengatur features, isi, dan memungkinkan kita merancang sebuah website dengan lebih mudah dan cepat (Shreves, 2010). Pada saat ini telah tersedia banyak perangkat lunak management system yang ditawarkan oleh pengembang web baik berbayar maupun gratis. CMS juga telah dipakai di banyak website ternama seperti NASA, MIT, French Parliament, Nokia, The U.S. Navy, National Geografic dan website-website kementrian Indonesia.

Salah satu contentmanagement system yang sangat terkenal di kalangan pengembang web adalah Joomla. Joomla merupakan salah satu web CMS yang open source dan gratis. Sifat open source Joomla memungkinkan siapapun dapat menggunakan, menduplikasi, dan memodifikasi source yang telah tersedia. Joomla merupakan CMS yang mempunyai banyak fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Joomla mempunyai kemampuan dasar yang dapat dimanfaatkan untuk membangun sebuah sistem. Menurut Shreves (2010), kemampuan dasar Joomla, antara lain:

1. Joomla didukung oleh editor What You See Is What You Get (WYSIWYG) yang memungkinkan melakukan editing artikel dengan mudah.

2. Pengembang website dapat melakukan Content Scheduling, yakni mengatur kapan suatu berita (artikel) dimulai dan diberhentikan publikasinya.

3. Pengembang dapat melakukan pengaturan dan pengelompokan dari para pemakainya untuk kepentingan pengaksesan.

4. Joomla dapat mengidentifikasi pemakai dan batasan-batasan hak akses.

5. Joomla dapat melakukan pengunggahan dan mengatur multimedia yang ingin ditampilkan 6. Joomla juga dilengkapi oleh pengaturan bahasa sehingga dapat diatur dalam banyak

bahasa.

7. Joomla dapat melakukan pengaturan iklan-iklan yang dapat menjaga keberlangsungan suatu web.

Selain kemampuan dasar yang disediakan sewaktu pengembang sistem melakukan instalasi Joomla, Joomla juga dapat ditambah dengan berbagai extensions untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya. Extensions dibagi dalam 5 tipe yaitu Component, Modules, Plugins, Languanges, dan Template. Sebagian besar extentions Joomla dapat diunduh di http://extensions.joomla.org/ baik gratis maupun berbayar.

Marriot (2011) mendefenisikan extension Joomla sebagai berikut :

1. Komponen merupakan aplikasi mini yang terintegrasi dengan CMS joomla. Komponen mempunyai fungsi masing masing. Komponen joomla mempunyai struktur database sendiri dan mempunyai tampilan tersendiri. Contoh dari komponen adalah kunena forum, sistem pegunduhan dokumen dan komponen web link.

2. Modul merupakan elemen tampilan dari joomla 1.5. modul membawa informasi yang telah ada dan menampilkan dalam tampilan visual yang dapat dipindahkan dalam template secara fleksibel. Modul juga membantu untuk memperkaya komponen dengan menerima data dari komponen dan dipresentasikan secara visual.

(32)

berdasarkan apa yang dikirimkan oleh brower. Kemudian plugin bertindak sesuai dengan instruksi yang telah diprogramkan untuk dilakukan. Contoh dari plugin dapat dilihat pada saat kita memasukkan konten. Plugin merubah tulisan menjadi kode-kode html dan menyimpannya dalam database.

4. Template berfungsi untuk mengontrol tampilan dari website Joomla. Template dapat diganti dan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dengan mengunduh pada website yang menyediakan template seperti siteground (http://www.siteground.com/joomla-hosting/joomla-templates.htm), Joomla24 (http://www.joomla24.com/) dan website lain. Distribusi dan pengunduhan dapat dilakukan dengan gratis maupun berbayar. Untuk beberapa keperluan, template dapat diedit dengan mengubah CSS, PHP dan XMLnya. 5. Bahasa (Languanges) merupakan salah satu komponen penting dari suatu sistem. CMS

Joomla memiliki mekanisme perubahan dan terjemahan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari pengembang.

F.

Siklus Hidup Pembangunan Sistem (Systems Development Life Cycle)

1.

Investigasi Sistem

Terdapat dua hal yang perlu dilakukan pada tahap investigasi sistem, yakni menentukan dan merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Pada tahap ini juga ditentukan alternatif solusi penyelesaian masalah dan pengusulan sistem yang dapat digunakan untuk menangani permasalahan. Setelah informasi terkumpul maka dilakukan evaluasi kelayakan dalam 3 aspek yaitu: kelayakan operasional, kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Kelayakan organisasional berfokus pada sebaik apakah dukungan sistem yang diusulkan mendukung tujuan organisasasi dan rencana-rencana strategisnya. Kelayakan operasional berfokus pada kemauan dan kemampuan pengguna untuk mengoperasikan, menggunakan dan mendukung sistem yang diusulkan. Kelayakan teknis berfokus pada kemampuan, kehandalan serta ketersediaan perangkat lunak dan perangkat keras. Kelayakan ekonomi berhubungan dengan penghematan biaya peningkatan pendapatan, peningkatan keuntungan dan pengurangan investasi yang dapat dilakukan dengan membangun sistem informasi yang diusulkan.

2.

Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan kelanjutan dari studi kelayakan yang dilakukan sebelumnya. Analisis sistem adalah studi yang mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional. Persyaratan fungsional akan digunakan sebagai dasar perancangan sistem informasi yang baru maupun dasar pemodifikasian sistem yang ada. Pada tahap ini pengembang sistem menganalisis dan menentukan kebutuhan sistem informasi yang akan dirancang.

(33)

20 kemudahan melakukan navigasi, perhitungan otomatis yang cepat, kemampuan interaktif antar pengguna dan lain-lain.

3.

Desain Sistem

Desain sistem merupakan kegiatan menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan dan persyaratan yang telah dianalisis. Desain sistem berfokus pada tiga aktifitas utama yaitu desain interface, desain data, dan desain proses. Desain menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur database serta pemrosesan.

Aktifitas desain interface berfokus pada dukungan interaksi antara pengguna dan sistem informasi. Para pengembang sistem memfokuskan pada bentuk desain yang menarik dan efisien dari input maupun output pengguna akhir.

Desain data berfokus pada struktur basis data dan berkas yang digunakan oleh sistem informasi yang diusulkan. Produk dari desain basis data secara rinci merupakan deskripsi dari atribut/karakteristik entitas, hubungan yang dimiliki entitas, elemen data spesifik dan integeritas rules. Desain proses berfokus pada desain perangkat lunak yang dipadukan dengan spesifikasi user interface.

4.

Implementasi

Implementasi meliputi perolehan perangkat keras dan perangkat lunak, pengembangan perangkat lunak, pengujian, pengkonversian data, dan berbagai kegiatan pemrograman. Implementasi merupakan tahap/proses yang sulit dan memerlukan waktu yang panjang. Tahap implementasi menentukan kesuksesan dari pembangunan sistem informasi yang baru.

5.

Perawatan Sistem

Pada tahap perawatan sistem, pengembang sistem melakukan beberapa pekerjaan seperti pengawasan, evaluasi dan modifikasi. Kegiatan perawatan sistem bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna secara terus menerus. Perubahan-perubahan dimungkinkan terjadi karena Perubahan-perubahan perilaku dan Perubahan-perubahan struktur organisasi.

G.

Sistem Informasi Kelapa Sawit

(34)

informasi penjualan elektronik kelapa sawit, namun penelitian yang dilakukan selama ini tidak berbasis web. Sebagian besar sistem informasi masih menggunakan sistem informasi berbasis desktop.

Sistem informasi berbasis web dapat diamati pada internet. Setelah dilakukan penelusuran, terdapat beberapa web yang berisi informasi kelapa sawit. Situs-situs tersebut antara lain :

1. Situs Resmi pusat penelitian kelapa sawit (www.iopri.org). Pada situs resmi ini terdapat informasi tentang paket teknologi, riset produk, layanan, pelatihan, publikasi, perpustakaan, statistik, industri kelapa sawit.

2. Situs Indosawit (www.ifosawit.com). Situs ini memuat berita dan informasi sosial politik dari pengembangan sawit

3. Situs resmi badan pengawas perdagangan berjangka komoditi pada http://infoharga.bappebti.go.id/komoditi/harga.php yang menyajikan informasi harga CPO.

4. Blog perorangan yang menyajikan secara singkat teknis budidaya kelapa sawit http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kelapa-sawit.

(35)

III. METODE PENELITIAN

A.

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan mulai Februari 2010 sampai dengan Januari 2011 di Bagian Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

B.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Alat

a. Notebook Intel (R) Core (TM) Duo CPU T2450 (2.0 Ghz, Ram 1.49 GB). b. Adobe dreamweaver CS3 sebagai Editor Pemograman Web.

c. WampServer V2.0 yang telah terinstal Apache 2.28, MySQL 5.0.51b dan PHP 5.2.6 sebagai HostLocal untuk rancang bangun Web.

d. Joomla Content Management System V1.5 sebagai pengelola dan penyedia sistem pengelolaan web.

e. Adobe Photoshop CS3 sebagai pengolah gambar.

f. Spreadsheet Converter V.5 sebagai pengkonversi excel 2007 menjadi halaman HTML.

g. Microsoft Word 2007 sebagai perangkat lunak tambahan untuk mengatur halaman HTML.

h. Microsoft Excel 2007 sebagai perangkat lunak tambahan untk mengatur formulasi perhitungan.

2.

Bahan

(36)

C.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti System Development Life Cycle (SDLC) yang merujuk kepada O’Brien (2005). Prosedur penelitian disajikan pada Lampiran 1. SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

1.

Investigasi Sistem

Investigasi sistem bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang terjadi sehingga didapat alternatif solusi penyelesaian masalah. Hal ini dilakukan dengan wawancara terhadap calon pengguna. Dari hasil wawancara yang dilakukan langkah-langkah investigasi antara lain:

a. Memformulasikan permasalahan dan peluang dari sistem.

b. Melakukan studi kelayakan dalam empat aspek yakni aspek kelayakan organisasional, kelayakan teknis, aspek kelayakan operasional dan aspek kelayakan ekonomi.

2.

Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan studi yang mendalam mengenai investigasi. Pada tahap ini, analisa dilakukan tehadap hasil wawancara yang dilakukan pada tahap investigasi sistem. Analisa sistem bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan sistem. Kegiatan pada analisis sistem terdiri dari dua hal yaitu:

a. Identifikasi kebutuhan

Identifikasi kebutuhan terdiri dari beberapa aktifitas seperti deskripsi pengguna, tujuan dari pembangunan sistem informasi, dan pendeskripsian informasi-informasi yang akan ditampilkan pada sistem informasi baru.

Pengguna akhir dari sistem informasi ditentukan dari tujuan awal pembangunan sistem yaitu para pekebun kelapa sawit dan kebutuhan diidentifikasi berdasarkan hasil wawancara kepada pekebun sawit meliputi informasi yang diinginkan untuk ditampilkan, fasilitas (fiture) apa saja yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan informasi tersebut.

b. Identifikasi kebutuhan fungsional

(37)

24

3.

Desain Sistem

Desain sistem merupakan kegiatan menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan dan persyaratan yang telah dianalisis. Desain sistem berfokus pada tiga aktifitas utama yaitu desain interface, desain data, dan desain proses. Desain menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pengguna, struktur database serta pemrosesan data.

a. Desain Interface (Antar Muka)

Desain antar muka dari suatu website dirancang dengan memperhatikan beberapa hal seperti:

1) Menentukan hubungan antar tautan yang saling terintegrasi sehingga mempermudah pengguna melakukan akses ke setiap informasi yang dibutuhkan.

2) Web dapat diakses dengan berbagai browser.

3) Tidak mengandung muatan dan penampakan grafis yang berlebihan sehingga membuat waktu muat yang panjang.

4) Mempunyai layout yang konsisten dari halaman ke halaman.

5) Terdapat fasilitas masukan dari pengguna untuk memperkaya informasi yang terkandung di dalam web.

b. Desain Basis Data

Pada sistem informasi ini digunakan basis data yang ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar dan tulisan. Tabel yang akan ditampilkan dalam bentuk elemen data, record atau berkas sesuai dengan kebutuhan pengguna. Data dan informasi diperoleh dari literatur pembudidayaan kelapa sawit. Basis data yang dipakai adalah basis data relasional. Data ditampilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga akan mempercepat informasi yang dibutuhkan dan mempermudah pengambilan keputusan.

c. Desain Proses

Desain proses dilakukan dengan melakukan proses-proses yang terjadi pada sistem informasi baik proses pengaksesan, proses pemasukan dan proses output dari sistem informasi.

4.

Implementasi

(38)

a. Melakukan pengkodean (Coding)

Pengkodean dilakukan untuk mengkonversi seluruh desain menjadi perangkat sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna. Sistem informasi berbasis web pada pambudidayaan kelapa sawit dibangun dengan menggunakan Content Management Systems (CMS) Joomla yang berbasis pemograman PHP. Pada penyusunan konten (artikel) sistem informasi memakai pemograman HTML dan disimpan pada basis data. Seluruh kegiatan pemograman dan konstruksi basis data dilakukan pada sistem operasi Microsoft Windows XP professional. Pada jaringan intranet.

b. Melakukan instalasi untuk membangun sistem informasi (Instalation)

Setelah pengkodingan dilakukan, selanjutnya sistem diinstalasi ke jaringan internet sehingga dapat diuji aksebilitasnya.

c. Melakukan pengujian (Testing)

Setelah diinstal pada jaringan internet, sistem diuji kemampuan aksebilitasnya pada beberapa web browser yang popular seperti Mozila Firefox, Internet Explorer, Mozila Flock, Mozilla Wyzo, Google Crome, dan Opera.

5.

Pemeliharaan Sistem

(39)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Investigasi Sistem

Investigasi dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan dan menilai kelayakan dari sistem informasi. Investigasi permasalahan yang terjadi dilakukan dengan wawancara. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada 5 responden yang mempunyai profesi sebagai pekebun (praktisi sawit) di Medan, Sumatera Utara. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat permasalahan pada pencarian informasi di kalangan pekebun kelapa sawit. Informasi yang dibutuhkan oleh para pekebun kelapa sawit terdiri dari beberapa kategori, yaitu informasi umum tentang pembudidayaan kelapa sawit, teknis pelaksanaan kelapa sawit, analisis finansial kelapa sawit dan wahana komunikasi antar pekebun kelapa sawit. Kebutuhan para praktisi tersebut dapat dipenuhi dengan pembangunan sistem informasi berbasis web yang akan membantu para praktisi kelapa sawit untuk mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya.

Setelah mengetahui kebutuhan langkah selanjutnya dari investigasi sistem adalah melakukan studi kelayakan untuk menilai kelayakan pengembangan suatu sistem. Studi kelayakan meliputi kelayakan teknis, kelayakan ekonomis dan kelayakan operasional.

1.

Kelayakan Teknis

Sistem informasi berbasis web pada pembudidayaan kelapa sawit layak untuk dirancang dan dibangun secara teknis berdasarkan beberapa alasan seperti:

a. Sistem informasi berbasis web dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan para praktisi sawit. Sistem dapat dirancang untuk menampilkan informasi umum budidaya dan petunjuk teknis budidaya, melakukan analisa finansial dan menjadi wahana forum komunikasi bagi para praktisi kelapa sawit.

b. Perkembangan perangkat lunak pemograman dan penyimpanan untuk merancang sistem informasi telah memadai dan berkembang dengan baik. Hal ini membuat sistem informasi berbasis web dapat dirancang, dibangun dan dikembangkan dengan mudah dan menghasilkan sistem informasi yang handal.

c. Penggunaan jaringan internet telah berkembang dengan baik. Jaringan internet di Indonesia telah dipakai dalam banyak hal seperti hiburan, proses pertukaran informasi (formal maupun non formal), perdagangan dan sumber pustaka. Hal ini membuat jaringan internet telah menjangkau hampir semua daerah walaupun dalam kecepatan yang berbeda.

d. Bahasa pemograman web bersifat cross platform sehingga dapat dijalankan pada banyak perangkat lunak sistem operasi (operation system).

e. Sistem informasi berbasis web tidak membutuhkan spesifikasi perangkat keras (hardware) yang tinggi sehingga dapat dioperasikan pada sebagian besar komputer. f. Informasi yang dibutuhkan dari sistem sudah tersedia meskipun masih tersebar di

(40)

2.

Kelayakan Opersional

Sistem informasi berbasis web pada pembudidayaan kelapa sawit layak dikembangkan secara operasional karena beberapa alasan seperti:

a. Teknologi berbasis web merupakan teknologi yang telah dekat pada lingkungan masyarakat.

b. Sistem informasi berbasis web mempunyai tampilan yang sederhana dan dapat di operasikan dengan mudah. Sebagian besar kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan tetikus (mouse).

c. Sistem informasi berbasis web dengan menggunakan CMS Joomla dapat diperbaharui dan dipelihara dengan mudah.

3.

Kelayakan Ekonomis

Beberapa alasan yang membuat sistem Informasi Berbasis Web pada Pembudidayaan Kelapa Sawit layak dikembangkan secara ekonomis adalah sebagai berikut:

a. Sistem Informasi berbasis web tidak memerlukan investasi yang mahal dalam pengoperasiannya. Pada saat ini telah banyak web browser yang dapat diperoleh secara gratis.

b. Biaya yang dibutuhkan untuk mengakses informasi dari internet jauh lebih rendah apabila dibandingkan mencari informasi ke suatu tempat atau suatu media cetak. Biaya tersebut meliputi transportasi, pembelian buku dan pembayaran jasa konsultasi.

B.

Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan studi yang lebih mendalam mengenai sistem informasi yang dibutuhkan pengguna.

1.

Identifikasi Kebutuhan

Agar dapat melakukan analisa terhadap kebutuhan informasi maka dibutuhkan batasan calon pengguna sistem informasi. Sistem informasi yang akan dibangun ditujukan kepada para praktisi kelapa sawit seperti pekebun kelapa sawit, konsultan kelapa sawit, dan para pengembang studi kelapa sawit. Sistem dibangun sebagai sarana informasi yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengembangkan budidaya kelapa sawit.

(41)

28 a. Informasi Umum Kelapa Sawit

Informasi umum yang dibutuhkan adalah informasi tentang pengertian, aspek botani dan informasi-informasi yang penting dalam suatu kegiatan pembudidayaan kelapa sawit.

b. Teknis Pelaksanaan Pembudidayaan Kelapa Sawit

Kegiatan pembudidayaan kelapa sawit merupakan kegiatan yang berkesinambungan. Para praktisi pekebun sawit membutuhkan pedoman (teknis pelaksanaan) untuk melakukan rangkaian kegiatan pembudidayaan kelapa sawit sehingga produktifitas maksimal pada pembudidayaan kelapa sawit dapat tercapai. Pedoman yang dibutuhkan antara lain petunjuk lapangan pada masing-masing kegiatan budidaya kelapa sawit (pembibitan, pembukaan lahan, manajemen tanaman belum menghasilkan, manajemen tanaman menghasilkan, dan manajemen pemanenan).

c. Analisis Finansial

Dalam melakukan perencanaan suatu proyek pembudidayaan kelapa sawit dibutuhkan suatu metode untuk menghitung kelayakan suatu proyek pembudidayaan kelapa sawit. Sistem informasi perlu dilengkapi dengan aplikasi analisis kelayakan finansial dari suatu proyek pembangunan kelapa sawit. Metode yang dipergunakan adalah perhitungan NPV (Net Present Value), dan perhitungan IRR (Internal Rate of Return).

NPV (net present value) merupakan perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari mamfaat dan biaya. Apabila NPV bernilai positif, dapat diartikan juga sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh dari proyek. Sebaliknya, apabila NPV bernilai negatip menunjukkan kerugian dari suatu proyek.

NPV dapat dihitung dengan persamaan berikut:

NPV

Bt Ct

i

dimana: NPV = net present value (Rp.) n = umur proyek

t = tahun ke-t

Bt = pendapatan pada tahun ke-t Ct = pengeluaran pada tahun ke-t

Dari hasil perhitungan NPV yang diperoleh dapat diambil keputusan, yakni jika NPV ≥ 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Namun jika NPV < 0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

IRR (Internal Rate Return) merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek. Nilai IRR dinyatakan dalam persen per tahun. Suatu proyek yang layak dilaksanakan akan mempunyai nilai IRR yang lebih besar dari nilai discount rate. Nilai IRR merupakan nilai tingkat bunga, dimana nilai NPV-nya sama dengan nol.

(42)

Bt Ct

IRR

n

t

dimana: IRR = Internal Rate Return n = umur proyek t = tahun ke-t

Bt = pendapatan pada tahun ke-t Ct = pengeluaran pada tahun ke-t

Dari hasil perhitungan IRR yang diperoleh dapat diambil keputusan, yakni jika Nilai IRR ≥discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Namun jika IRR < discount rate, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

d. Forum Komunitas

Forum komunitas diperlukan untuk meningkatkan interaksi antara satu pengguna dan pengguna lain. Dalam forum komunitas para pengguna dapat bertukar informasi antara satu dan lainnya. Selain itu, forum komunitas juga dapat dipakai sebagai wahana jual beli antar pengguna.

2.

Identifikasi Fungsional

Identifikasi Fungsional dari sistem informasi merupakan kondisi yang diinginkan oleh para pengguna akhir. Beberapa syarat fungsional dari sistem informasi berbasis web antara lain:

a. Pengaksesan sistem informasi yang cepat sehingga dapat dapat membantu proses pengambilan keputusan tentang suatu kegiatan pembudidayaaan

b. Informasi disajikan ringkas dan mempunyai format yang dapat dimengerti.

c. Terdapat aplikasi sederhana yang dapat melakukan konversi dan perhitungan dari setiap kegiatan yang memerlukan perhitungan. Aplikasi ini diharapkan dapat melakukan perhitungan dengan cepat.

C.

Desain Sistem

Setelah sistem dinyatakan layak untuk dibangun, maka tahap selanjutnya adalah desain sistem dilakukan. Desain sistem terdiri dari desain interface, desain basis data dan desain proses.

1.

Desain Antarmuka

(43)

versi Palm dapat Temp dikoso dapat meng (Adob meng meng a. T s y m b. T

p d ru beber extens diund seluru disajik

Interface dar 1.5.8 dengan t One memiliki diakses pada a late Palm one ongkan sesuai diletakkan leb Template P gunakan edito be Photoshop C

gganti nama hasilkan dua te Template Inform

aat pengguna m yang dilakukan modul kiri (left Template Halam pengguna meng dilakukan pada

uang posisi mo

Gamba

Selain templ rapa extension sion yang dipa duh secara grat uh extension y kan pada Lamp

ri sistem infor template Palm i spesifikasi leb alamat http://s

disajikan pada dengan kebut bih dari satu mo alm One dim or bahasa pem

CS3). Modifik template d emplate yang d masi Umum d mengakses me n untuk mengha

) dengan cara man Depan dan

gakses menu h a template ini

odul kanan (rig

ar 9. Ruang

late, sistem inf n untuk mena akai dalam me tis pada halam yang dipakai u

piran 3.

rmasi diranca One, lisensi G bar 1100 px d solusisawit.com a Gambar 9. Ru tuhan. Selain i odul. modifikasi de mograman (Ad kasi dilakukan dan menggan disesuaikan den dan Teknis Pel enu informasi u

asilkan templa menhapus tag n Forum Komu halaman depan adalah menghi ght).

g posisi modul

formasi pembu ambah kualita embangun sist man pengemban

untuk memban

ang dengan m General Public dan memiliki 2 m/?tp=1. Layo uang posisi mo itu, pada setia

engan mengub dobe Dreamwe n dengan meng ndakan templa

ngan menu-me aksanaan. Tem umum dan tekn ate ini adalah m <filename> pa unitas. Templa n dan forum k ilangkan posis

Template Palm

udidayaan kela s dan mempe tem ini bersifa

ng masing-ma ngun sistem in

menggunakan C c Licence (GPL 22 ruang posisi out ruang posis odul dapat dim ap ruang posisi

bah dokumen eaver) dan pen gurangi ruang p ate. Modifik enu yang diranc mplate ini ditam

nis pelaksanaan menghilangkan

ada template de te ini ditampilk komunitas. Mo

si modul kiri (

m One

apa sawit ini di erindah tampi at non komersi asing extension formasi ini se

30 CMS Joomla L). Template i modul yang si modul pada modifikasi dan i modul juga

n defaultnya ngolah grafis posisi modul, kasi tersebut

cang, yaitu : mpilkan pada

n. Modifikasi n ruang posisi

etail.xml. kan pada saat difikasi yang (left) dan dan

idukung oleh ilan. Seluruh

(44)

Pada setiap halaman dari sistem informasi ditampilkan gambar bergerak pada ruang posisi modul User3 dan alat pencari yang ditempatkan pada ruang posisi modul User3. Gambar bergerak dirancang dengan menggunakan Modul Rokslideshow. Modul Rokslidehow berbasis JavaScript yang memungkinkan pemunculan gambar atau ilustrasi serta translasi yang disediakan pada website. Alternatif yang akan ditampilkan pada modul ini adalah advertensi (iklan) sebagai penyandang dana sistem informasi. Alat Pencari dirancang dengan menggunakan Modul AJ Article Listing. Modul ini melakukan list terhadap semua artike

Gambar

Tabel 1. Luas  perkebunan kelapa sawit seluruh Indonesia
Gambar  2.     Akar kelapa sawit kelapa sawit  (Sumber : http://blogs.unpad.ac.id /algadelimaputra/ 2010/06/14/ apa-tu-kelapa-sawit/ akses pada 24 februari 2011)
Gambar  4.     Daun kelapa sapa-awit (Sumber -tu-kelapa-sawi: http://blogs.uit/ akses pada 2unpad.ac.id /alg24 februari 201gadelimaputra/11) / 2010/06/14/
Gambar 5.      Irisan daun  kelapa sawit  (Sumber: Hartley (1988) dalam Pahan (2008))
+7

Referensi

Dokumen terkait

1.. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap ruang lingkup paket yang akan dikembangkan. Untuk itu dilakukan penelitian pendahuluan dengan melakukan wawancara

Menyusun model rambatan gelombang interferensi suara jantung dan paru melalui rongga torak hingga ke permukaan kulit dada.. Menyusun model matematis osilasi regangan dinding

Konsep yang digunakan untuk pekerja penuh adalah pekerja yang memiliki jam kerja minimal 35 jam selama seminggu yang lalu, sedangkan pekerja tidak penuh adalah

[r]

Hal ini menyebabkan fungsi pen- gawasan dalam perusahaan akan rendah, sedangkan nilai 11 pada nilai maksimum yang dimiliki oleh ASII (PT. Astra Inter- national

Produk final merupakan produk hasil penyempurnaan dari uji coba pemakaian dan revisi produk. Penelitian ini menghasilkan modul materi Ekosistem berbasis SETS

Raja Silahi Sabungan pitu ma ianakkon na sian parsonduk bolon na naparjolo sian boru Padang Batanghari ima, Loba Raja (Sihaloho), Tungkir Raja (Situngkir), Sondi Raja (Ruma

Beban terpasang dari suatu sistem adalah jumlah total daya dari seluruh peralatan sesuai dengan KW atau KVA yang tertulis pada papan nama (name plat) peralatan yang akan dilayani