• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LUAS

PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG

DI KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Kholidah Sitanggang NIM. 409411023

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ” Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menerapkan Metode Pembelajaran Inkuiri pada Materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang di Kelas VIII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 ” disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M. Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Juniati, S. Pd, selaku Kepala SMP Negeri 35 Medan, Dra. Ibu Dewi Ratna, S. Pd selaku guru matematika SMP Negeri 35 Medan, guru dan staf pegawai SMP Negeri 35 Medan yang namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

(4)

v

dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Serta kakak dan abang saya tersayang yaitu Yunita Khairani Sitanggang, Sihol Sihotang, Ronal Regen Sitanggang, Shelvi Monika Harahap, Ahmad Safii Sitanggang, dan adikku sipudan Rismaulina Sitanggang, yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis dan tak lupa juga kepada keponaanku yang selalu menghibur penulis pada saat mengerjakan skripsi yaitu Fadil (Tin) dan Sherin (Ndoro). Terima kasih juga buat sahabat saya : Desi Radaniyah Munte, Lidya Karmila Berutu dan Ira Ryana Siregar. Terima kasih juga buat teman-temaan seperjuanganku anak kos Mak Junet dan teman-teman kelas A Reguler 2009 terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran Inkuiri. Subjek dalam penelitian ini adalah 41 siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 35 Medan dan Objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Pada siklus I diperoleh rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan I sebesar 58,49% dan pada pertemuan II sebesar 64,19%. Karena rata-rata persentase aktivitas siswa belum mencapai 70% maka dilanjutkan dengan siklus II. Dari siklus II diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa pada pertemuan I sebesar 74,54% dan pada pertemuan II sebesar 79,61% . Berdasarkan kriteria aktivitas belajar maka pembelajaran ini telah mencapai target peningkatan aktivitas yaitu apabila skor aktivitas siswa minimal 70 %.

Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 7 dari 41 orang (17,07%) dengan rata-rata kelas 36,82. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan metode pembelajaran inkuiri, banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 29 dari 41 orang (70,73 %) dengan rata-rata kelas 67,83. Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan strategi pembelajaran yang sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 36 dari 41 orang (87,80%) dan rata-rata kelas 76,51. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari jumlah siswa mempunyai daya serap ≥ 65% maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh Karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan di dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari maupun yang akan datang.

Sehubungan dengan itu, Bukhori (dalam Trianto 2011 : 5) menyatakan

bahwa “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya

(7)

untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.

Menurut Trianto (2011 : 5) masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar siswa yang senantiasa sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentu merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendirinya, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu.

Pendidikan yang diberikan di sekolah dasar, sekolah lanjutan maupun di sekolah menengah meliputi beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran matematika.

Berdasarkan etimologis perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. (Elea Tinggih). Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen disamping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. (Suherman dan Winataputra, 1999 : 119).

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009 : 252) bahwa “Matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.”

(8)

Jadi, dapat disimpulkan matematika adalah ilmu universal yang dapat meningkatkan kemampuan bernalar, berpikir kritis, logis, sistematis, aktifitas kreatif, dan pemecahan masalah.

Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika menurut Cornelius (Abdurrahman, 2009 : 253) karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat disimpulkan karena masalah kehidupan sehari-hari. Suherman dan winataputra (1999: 134) mengemukakan bahwa:

Matematika sekolah berperan: (1) Untuk mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan keadaan dalam kehidupan dunia yang senantiasa berubah, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis dan rasional, kritis dan cermat, objektif, kreatif, efektif, dan diperhitungkan secara analitis-sintetis. (2) Untuk mempersiapkan anak didik agar menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam menghadapi ilmu pengetahuan.

Namun di lihat pada kenyataannya mutu pendidikan matematika di Indonesia sangatlah rendah, seperti hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke 34 dari 38 negara (data UNESCO). Sementara itu, menurut penelitia n

Leung,Frederick KS, (2003), (http://Rendah,Prestasi Matematika Indonesia-Topix .html) menyatakan bahwa:

(9)

Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia masih jauh dibawah rata-rata dibandingkan kemampuan matematika di negara lain di dunia.

Kondisi yang tidak jauh berbeda dapat dijumpai di kelas VIII-4 SMP Negeri 35 Medan. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 19 Februari 2013 berupa wawancara kepada guru mata pelajaran matematika ibu Dra.Dewi Ratna, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa:

Hasil belajar matematika di kelas VIII-4 sangatlah rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian mereka yang masih dibawah KKM (≤ 65 )dan nilai-nilai tugas mereka yang sangat rendah. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar tersebut adalah pada saat proses belajar mengajar berlangsung kebanyakan dari mereka yang kurang serius dalam belajar dan minat belajar mereka yang kurang.

Dari hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa secara umum kondisi siswa di kelas VIII-4 adalah memiliki pemahaman konsep yang masih kurang, motivasi belajar yang kurang, pasif dalam pembelajaran, sehingga di dalam proses belajar mengajar guru yang lebih berperan aktif.

Hal ini juga sejalan dengan tes yang diberikan kepada siswa kelas VIII-4 berupa soal-soal tentang luas permukaan dan volume kubus dan balok. Dari hasil tes awal tersebut diperoleh sebanyak 7 orang ( 17,07 %) siswa telah memenuhi KKM dan sebanyak 35 orang ( 82,93 %) siswa tidak memenuhi KKM. (Lampiran 24).

(10)

melibatkan siswa untuk mencari rumus tersebut, kemudian memberi contoh soal dan latihan kepada siswa. Hal ini akan menyebabkan aktivitas belajar siswa sangat rendah karena guru tidak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar dan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa.

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tradisional tidak efektif dan tidak seharusnya dilakukan lagi dalam pembelajaran matematika, karena dapat mengakibatkan siswa bosan, jenuh dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sementara itu menurut Sardiman (2011 : 97) dalam kegiatan belajar mengajar, subyek didik/siswa harus berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berjalan dengan baik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya sebagai pendengar saja melainkan siswa lebih aktif dan dapat mengetahui darimana didapat rumus yang diajarkannya. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa akan konsep matematika. Salah satunya adalah metode pembelajaran Inkuiri.

Metode pembelajaran inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prisip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Senada dengan hal tersebut, Piaget (dalam Mulyasa, 2009 :108) Mengemukakan bahwa:

(11)

Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskover, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuan, melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri.

Metode inkuiri ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Seperti yang dikatakan Sagala (2009 : 196) bahwa:

Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru.

Dengan penerapan pembelajaran inkuiri siswa secara aktif terlibat didalam menemukan suatu prinsip dasar matematika, sehingga siswa akan memahami konsep dengan baik, ingat lebih lama dan membuat siswa dapat berfikir secara abstrak. Dan diharapkan pada proses belajar mengajar tidak terjadi lagi pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) melainkan berpusat pada siswa (student centered) dan aktivitas siswa akan meningkat.

Bertolak dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.”

1.2 Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah yaitu :

(12)

2. Pembelajaran berpusat pada guru maka aktivitas siswa sangat rendah. 3. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar.

4. Siswa kurang memahami konsep matematika yang diajarkan.

5. Metode pembelajaran inkuiri belum pernah digunakan dalam proses belajar mengajar.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang di kelas VIII SMP negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah :

1. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang di kelas VIII SMP negeri 35 medan Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang di kelas VIII SMP negeri 35 medan Tahun Ajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa kelas

(13)

2. Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dengan penerapan metode inkuiri pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

 Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.  Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika,

khususnya pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang  Meningkatkan minat belajar matematika siswa.

 Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan metode pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Negeri 35 Medan

4. Bagi peneliti lain

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas belajar matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang di kelas VIII-4 SMP Negeri 35 Medan mengalami peningkatan sebesar 15,73%. Pada siklus I rata-rata persentasi aktivitas siswa sebesar 61,34% (kategori cukup baik) dan pada siklus II sebesar 77,07% (kategori baik). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentasi aktivitas siswa minimal 70% sudah dipenuhi.

2. Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang kelas VIII-4 SMP Negeri 35 Medan Meningkat sebesar 8,68. Pada tes Awal terdapat 7 orang siswa atau sebanyak 17,07% dari 41 siswa yang mencapai daya serap ≥ 65% dengan nilai rata-rata 36,82. Setelah diberikan tindakan I dengan menggunakan metode inkuiri diperoleh sebanyak 29 orang atau 70,73% dari 41 siswa yang mencapai daya serap ≥ 65% dengan nilai rata -rata 67,83. Namun, jumlah tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Klasikal yang telah ditentukan. Kemudian dilanjut dengan siklus II, diperoleh 36 orang siswa atau sebanyak 87,80% dari 41 siswa yang mempunyai daya serap ≥ 65% dengan rata-rata 76,51. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang telah dipenuhi.

5.2 Saran

Adapun saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian adalah :

(15)

1. Bagi guru matematika yang ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang dapat menerapkan metode pembelajaran inkuiri karena metode ini sangat cocok dalam penemuan rumus.

2. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan metode yang sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik dan dapat memodifikasi metode ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran yang lainnya.

3. Hendaknya guru mampu mengontrol waktu sehingga pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai feeding rate tertinggi menggunakan metode SNI adalah papan partikel sengon kerapatan rendah (78,33 µg/ekor/hari untuk SNI dan 16,67 µg/ekor/hari untuk JIS) dan feeding

Pengaruh Teknik Konservasi Air Terhadap Ketersediaan Air Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus : PT. SAWIT ASAHAN INDAH, Rokan Hulu, Riau). Dibimbing oleh

Diteruskan telapak tangan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-jari tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara ke arah putting susu gerakan diulang 20-30 kali untuk

Risk adjustment for in- hospital mortality of contemporary patients with acute myocardial infarc- tion: the Acute Coronary Treatment and Intervention Outcomes Network

Secara keseluruhan penggunaan dana pada KPRI Handayani sudah efisien tetapi koperasi masih perlu meningkatkan lagi kemampuan memperoleh laba dengan meningkatkan perputaran

Sukabumi. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan di Indonesia. Salah satu

Hal ini mengindikasikan bahwa ada sumber pencemar dari kegiatan lain yang belum mampu dikendalikan, serta belum diketahui kemampuan Sungai Cidurian dalam melakukan pembersihan

adalah proses menuju demokrasi dalam bidang pendidikan Islam yang. lebih humanistis dan beradab sesuai dengan cita-cita